Tantangan dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif di Sulawesi Selatan
|
|
- Glenna Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tantangan dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif di Sulawesi Selatan the SMERU Research Institute Dipaparkan pada Forum Pembangunan Daerah Makassar, 8 Mei 2018
2 Garis Besar Presentasi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Ketimpangan di Sulawesi Selatan Memahami Dinamika dan Sumber-Sumber Ketimpangan Rekomendasi Kebijakan untuk Mengurangi Ketimpangan dan Kemiskinan 2
3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Ketimpangan di Sulawesi Selatan
4 Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan (%) Angka Pengangguran (%) Sulawesi Selatan perlu melakukan terobosan untuk mencapai target: pertumbuhan ekonomi 9,1%, angka kemiskinan 6,6%, dan pengangguran 4,4% pada Target dan Capaian Indikator Makro di Provinsi Sulawesi Selatan ( ) Pertumbuhan Ekonomi (Target) Pertumbuhan Ekonomi (Capaian) Tingkat Kemiskinan (Target) Tingkat Kemiskinan (Capaian) Angka Pengangguran (Target) Angka Pengangguran (Capaian) Sumber: BPS dan Bappenas. 4
5 Maluku Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah Gorontalo Sulawesi Barat Kalimantan Utara Sulawesi Utara DKI Jakarta Maluku Banten Bali Sumatera Selatan Jawa Timur Jawa Barat Kalimantan Selatan Sumatera Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Lampung Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Sumatera Utara Bengkulu Papua Jambi Kep. Bangka Belitung Aceh Papua Barat Kalimantan Timur Riau Kep. Riau Nusa Tenggara Barat Pertumbuhan (%).. tetapi Provinsi Sulawesi Selatan berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua pada Peringkat Pertumbuhan Ekonomi 2017 menurut Provinsi (Konstan 2010) Pertumbuhan PDRB (%) Pertumbuhan PDB Nasional (%) Sumber: BPS. 5
6 Bahkan laju pertumbuhan ekonominya selalu lebih tinggi dari Nasional di hampir semua sektor, sejak 2003 Pertumbuhan PDB dan PDRB Total (harga konstan 2000) 10.0% 9.4% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% -5.0% -10.0% -15.0% Migas Indonesia 15.0% Sektor Migas Migas Sulawesi Selatan Sektor Manufaktur 9.0% 8.0% 7.0% 6.0% 5.0% 4.0% 3.0% 2.0% 1.0% 0.0% 7.8% 6.7% 6.3% 6.0% 6.2% 5.2% 5.4% 5.3% 4.1% 5.6% 5.6% 5.4% 5.6% 5.2% 4.4% 4.5% 4.5% 3.4% 8.2% 7.6% 7.6% 7.5% 7.2% 6.1% 6.4% 6.0% 5.8% 5.2% 5.1% Indonesia Sulawesi Selatan 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% -5.0% 15.0% Sektor Pertanian Pertanian Indonesia Pertanian Sulawesi Selatan Sektor Jasa 10.0% 10.0% 5.0% 5.0% 0.0% % Manufaktur Indonesia Manufaktur Sulawesi Selatan Sumber: BPS, diolah. Jasa Indonesia Jasa Sulawesi Selatan 6
7 Persentase (%) Konsumsi rumah tangga menyumbang PDRB terbesar (53,8%), namun pertumbuhan investasi tinggi (8,18%) dan memberi kontribusi tertinggi pada pertumbuhan ekonomi (3,1%) 60 Distribusi, Pertumbuhan, dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan (2017) PMTDB Pengeluaran Konsumsi RT Lainnya Distribusi Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan 1.2 Sumber: BPS, diolah. 7
8 Perekonomian Sulawesi Selatan mengalami transformasi dari dominasi sektor pertanian ke sektor jasa, meskipun peralihan tenaga kerja lebih lamban daripada perkembangan PDRBnya 100% Proporsi Tenaga Kerja di Sulawesi Selatan menurut Sektor, % Proporsi PDRB Sulawesi Selatan menurut Sektor (Konstan 2000) 90% 80% 38% 43% 43% 47% 80% % 60% 50% 40% 10% 13% 14% 13% 60% 40% % 20% 49% 41% 41% 40% 20% % 0% % Pertanian Migas Manufaktur Jasa Pertanian Manufaktur Jasa Sumber: BPS dan Susenas 2016 (BPS), diolah. 8
9 IPM di Sulawesi Selatan sedikit lebih rendah dibandingkan angka nasional terutama karena rendahya pengeluaran per kapita Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nasional Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Selatan 80 11, ,000 IPM IPM Angka Harapan Hidup (Tahun) 10,000 10,000 Angka Harapan Hidup (Tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Harapan Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran per Kapita (Rp 000) 20 9, ,000 Harapan Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran per Kapita (Rp 000) , ,000 Sumber: BPS. 9
10 Angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan juga selalu lebih rendah dari angka Nasional, tetapi laju penurunan kemiskinan lebih lambat dan makin melambat dalam beberapa tahun terakhir 19.0% Persentase Penduduk Miskin di Indonesia dan Sulawesi Selatan, % 15.0% 13.0% 11.0% 10.7% 10.1% 9.0% 7.0% 9.2% 9.5% 5.0% Indonesia Sulawesi Selatan Sumber: BPS. 10
11 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) % Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Thousands Persentase Penduduk Miskin & Rentan Banyak penduduk yang berada sedikit di atas garis kemiskinan (jumlahnya meningkat lebih dari 2 kali lipat juga GKN dinaikkan 50%) dan sebagian besar berada di perdesaan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sulawesi Selatan menurut Desa-Kota Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin dan Rentan Miskin di Sulawesi Selatan September 2017 September Jumlah di perkotaan meningkat x GKN 1.25 x GKN 1.5 x GKN Jumlah Penduduk Miskin (Perkotaan) Jumlah Penduduk Miskin (Perdesaan) Jumlah Penduduk Miskin (Perkotaan) Jumlah Penduduk Miskin (Perdesaan) % Penduduk Miskin (Perkotaan) % Penduduk Miskin (Perdesaan) Angka Kemiskinan (Perkotaan) Angka Kemiskinan (Perdesaan) % Penduduk Miskin (Total) Sumber: Susenas (BPS), diolah. 11
12 Pola persebaran tingkat kemiskinan di kabupaten/kota relatif tidak berubah selama Beberapa wilayah dengan tingkat kemiskinan relatif tinggi ada di bagian Utara, Selatan dan kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan menurut Kabupaten/Kota 2010 Provinsi Sulawesi Selatan menurut Kabupaten/Kota 2015 % Tingkat Kemiskinan (GKN) % Tingkat Kemiskinan (GKN) Sumber: Peta Kemiskinan dan Penghidupan Indonesia 2010 & 2015 (SMERU). 12
13 Rasio Gini Ketimpangan Pengeluaran (Rasio Gini) di Sulawesi Selatan lebih tinggi dari Indonesia. Cenderung naik di 2017, tetapi masih lebih rendah daripada Rasio Gini - Desa+Kota Indonesia Sulawesi Selatan Sumber: BPS. 13
14 Rasio Gini Rasio Gini Ketimpangan di perkotaan hampir sama dengan angka Nasional, tetapi cenderung naik; Ketimpangan di perdesaan lebih tinggi, meskipun menurun drastis dalam 3 tahun terakhir Rasio Gini - Perkotaan Rasio Gini - Perdesaan Indonesia Sulawesi Selatan Indonesia Sulawesi Selatan Sumber: BPS. 14
15 Akses di beberapa layanan dasar juga masih timpang. Persentase masyarakat kelompok terbawah yang memiliki akses lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat kelompok teratas. Distribusi Rumah Tangga yang Memperoleh Air Minum Bersih, Toilet, dan Listrik (%) Distribusi Rumah Tangga yang Mencapai Pendidikan dan Menggunakan Internet (%) 20% Termiskin 64.1% 64.5% 94.8% 20% Termiskin 9.6% 12.0% 7.2% 20% Termiskin Ke-dua 76.1% 72.8% 97.6% 20% Termiskin Ke-dua 11.9% 16.6% 12.0% 20% Menengah 75.8% 78.3% 98.6% 20% Menengah 12.3% 18.9% 18.3% 20% Terkaya Ke-dua 83.9% 82.1% 99.1% 20% Terkaya Ke-dua 11.2% 23.5% 26.3% 20% Terkaya 95.2% 92.7% 99.7% 20% Terkaya 9.5% 28.8% 50.0% Air Minum Toilet Listrik Bersih Pribadi Tertinggi: Tertinggi: Memakai SMP SMA Internet Sumber: Susenas 2016 (BPS), diolah. 15
16 Memahami Dinamika dan Sumber-Sumber Ketimpangan
17 Theil Index Ketimpangan di Sulawesi Selatan lebih banyak disumbang oleh ketimpangan di dalam wilayah/sektor daripada antarwilayah/sektor Theil s (T): Perkotaan/Perdesaan Theil's (T): 24 Kabupaten/Kota Theil's (T): 3 Sektor Total Within Between Sumber: Susenas (BPS), diolah. 17
18 Penurunan ketimpangan di perdesaan selama disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi kelompok menengah, namun laju pertumbuhan konsumsi kelompok miskin terlalu kecil untuk mengurangi ketimpangan Gini naik dari 0,429 ke 0,444 Gini turun dari 0,429 ke 0,332 Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Sulawesi Selatan (Perkotaan) Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Prov. Sulawesi Selatan (Perkotaan) Laju Lajupertumbuhan Pertumbuhan pengeluaran Pengeluaran per per kapita, Kapita, (Harga (Hargakonstan Konstan2000) 2000) Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Sulawesi Selatan (Perdesaan) Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Prov. Sulawesi Selatan (Perdesaan) Laju Pertumbuhan Pengeluaran per Kapita, (Harga Konstan 2000) Laju pertumbuhan pengeluaran per kapita, (Harga konstan 2000) % Termiskin Desil pengeluaran per kapita % Terkaya Pertumbuhan konsumsi Rata-rata kenaikan tahunan (%) Rata-rata Prov. Sulawesi Selatan % Termiskin Desil pengeluaran per kapita % Terkaya Pertumbuhan konsumsi Rata-rata Prov. Sulawesi Selatan Sumber: Susenas (BPS), diolah. 18
19 Ciri-ciri masing-masing tingkat kesejahteraan menurut masyarakat (hasil FGD) CIRI KESEJAHTERAAN Pekerjaan Penghasilan Rumah Kepemilikan asset Alat transportasi Pendidikan Pengusaha Banyak usaha sampingan Pegawai tetap (PNS) Rata-rata Rp5 juta/hari (Maros) Double gardan (Gowa) Mewah, permanen, luas, bertingkat Kepemilikan lebih dari satu Status kepemilikan milik sendiri Banyak, dimana-mana, luas Sawah >1Ha (Maros) Mobil, truck, motor, sepeda Merk mewah Jumlah banyak Baru Anak S1-S2 Ortu SMA (Maros) KAYA SEDANG MISKIN Pegawai Petani penyewa Pedagang Nelayan Rp2-3juta/bulan (Maros) Permanen, Semi permanen, luas sedang, satu lantai Kepemilikan biasanya satu Status kepemilikan ada yang milik sendiri, menyewa Terbatas Sawah Ha (Maros) Mobil, motor Anak SMA-S1(Maros) Buruh tani Buruh cuci Buruh bangunan Nelayan Pedagang kecil Harian dan tidak menentu Semi permanen dan tidak permanen, rapuh, dinding seng, pagar bambu, lantai tanah Status kepemilikan milik sendiri, menyewa/kost, menumpang Terbatas atau bahkan tidak punya Sawah <0.5 Ha (Maros) Motor, sepeda Kesehatan Ke dokter, RS besar Ke dokter, puskesmas puskesmas Anak SD-SMP, putus sekolah Ortu tidak sekolah atau SD (Maros) Sanitasi dan air bersih Sumur bor, toilet pribadi, Aqua galon WC umum, toilet sendiri, sumur WC umum, tadah hujan Gaya hidup Makan di restaurant Rekreasi ke tempat yang jauh Rekreasi dekat Rekreasi dekat, jarang/tidak pernah rekreasi Sumber: Studi Dinamika Ketimpangan Desa-Kota: Studi Kasus di Solo Raya dan Makassar Raya The SMERU Research Institute dengan dukungan Ford Foundation,
20 Manfaat pembangunan yang dirasakan masing-masing kelompok kesejahteraan berbeda-beda Bagi kelompok perempuan (di Makassar), banyaknya pembangunan mall membuka lapangan kerja bagi kelompok miskin perempuan. Begitu juga dengan adanya program pemerintah seperti PNPM yang banyak dirasakan manfaatnya oleh kelompok miskin. Sumber: Studi Dinamika Ketimpangan Desa-Kota: Studi Kasus di Solo Raya dan Makassar Raya The SMERU Research Institute dengan dukungan Ford Foundation,
21 Peningkatan kesejahteraan kelompok menengah, banyak terjadi di daerah semi-urban Desa studi kasus terletak di perbatasan dengan Makassar. Perekonomian awalnya didominasi oleh pertanian dan tambak ikan darat. Sejak 2012 marak pembebasan lahan untuk dialihfungsikan menjadi kawasan pergudangan Kelompok kaya dan sedang pemilik lahan lah yang paling banyak mendapat manfaat ganti rugi tanah Kesejahteraan kelompok miskin stagnan karena ketiadaan asset dan modal, serta rendahnya skill/pendidikan membuat mereka tidak bisa banyak terserap oleh industri baru, kecuali menjadi pekerja lepas. Sumber: Studi Dinamika Ketimpangan Desa-Kota: Studi Kasus di Solo Raya dan Makassar Raya The SMERU Research Institute dengan dukungan Ford Foundation,
22 Persentase penerima Persentase penerima Cakupan penerima program bantuan sosial (PKH dan Raskin/Rastra) diantara kelompok miskin di Sulawesi Selatan lebih rendah daripada Nasional, tetapi cakupan BSM lebih tinggi 100 Penerima program berdasarkan desil pengeluaran, Nasional 100 Penerima program berdasarkan desil pengeluaran, Provinsi Sulawesi Selatan Desil pengeluaran rumah tangga Desil pengeluaran rumah tangga BLSM BSM RASKIN/RASTRA PKH BLSM BSM RASKIN/RASTRA PKH Sumber: Susenas 2014 &
23 Program Bantuan Sosial juga masih kurang terintegrasi 100% 90% Persentase penerima manfaat program per desil, Nasional 100% 90% Persentase penerima per desil 80% 80% 70% 70% 60% 60% 50% 50% 40% 40% 30% 30% 20% 20% 10% 10% 0% Desil pengeluaran rumah tangga 0% Menerima 1 program Menerima 2 program Menerima 3 program Tidak menerima program Menerima 1 program Menerima 3 program Menerima 2 program Tidak menerima program Sumber: Susenas 2014 &
24 Peningkatan infrastruktur jalan cenderung meningkatkan ketimpangan dalam jangka pendek Perbaikan jalan nasional EINRIP (baseline 2009 setelah konstruksi 2016) Bulukumba Angka kemiskinan: 10,5% (2009) 8,4% (2016) Rasio Gini: 0,27 (2009) 0,39 (2014) 0,32 (2017) Sektor jasa dan manufaktur berkembang pesat Sinjai Angka kemiskinan: 11,4% (2009) 9,6% (2014) Rasio Gini: 0,31 (2009) 0,38 (2014) 0,37 (2017) Masih tetap didominasi sektor pertanian, perkembangan sektor jasa dan manufaktur sangat kecil Sumber: Qualitative Social Monitoring and Impact Evaluation Study for EINRIP Road Improvemen Studi The SMERU Research Institute dengan dukungan EINRIP-DFAT, 2009 & 2016 Industri Manufaktur (Bulukumba) Peningkatan/perbaikan jalan nasional Transport Perdagangan Kesehatan Pendidikan Perumahan & property (Bulukumba) Mobilitas & kegiatan sosial (perempuan 24
25 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tidak merata dan didominasi oleh Makassar dan Sinjai Proporsi PDRB menurut Kabupaten/Kota (2016) Lainnya, 27.05% Makassar, 29.68% Gowa, 3.46% Wajo, 3.60% Maros, 3.71% Pangkajene Kepulauan, 4.50% Luwu Timur, 4.61% Bone, 5.42% Sinjai, 17.97% Sumber: BPS, diolah. 25
26 Rasio Gini Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan ketimpangan ( ), termasuk Makassar; sedangkan ketimpangan di Sinjai tidak berubah 0.6 Rasio Gini Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, 2014 dan Sumber: Susenas (BPS), diolah. 26
27 Tingkat pengangguran tertinggi ada di kota besar seperti Makassar, Pare Pare, dan Palopo serta di kabupaten dengan tingkat kemiskinan relatif tinggi: Pangkajene & Kepulauan dan Luwu Timur. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten / Kota Kabupaten / Kota Kepulauan Selayar Wajo Bulukumba Sidrap Bantaeng Pinrang Jeneponto Enrekang Takalar Luwu Gowa Tana Toraja Sinjai Luwu Utara Maros Luwu Timur Pangkajene & Kep Toraja Utara Barru Makassar Bone Pare Pare Soppeng Palopo Sumber: BPS. 27
28 Rasio Gini Diantara ke-3 sektor perekonomian, sektor jasa memiliki tingkat ketimpangan tertinggi walaupun cenderung menurun 0.42 Rasio Gini Sektoral Pertanian Manufaktur Jasa Sumber: Susenas (BPS), diolah. 28
29 Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pertumbuhan sektor jasa perlu didukung peningkatan pendidikan dan ketrampilan tenaga kerja agar tidak meningkatkan kesenjangan Penyebab mobilitas naik dan mobilitas turun/stagnan (pengalaman rumah tangga & individu) Mobilitas naik Pengetahuan/ketrampilan/kemauan belajar Networking/akses terhadap dukungan (modal, pelatihan, informasi) Jiwa wirausaha (termasuk kemampuan mejaga kepercayaan dan kreativitas) Diversifikasi usaha/penghasilan Melakukan investasi/menabung/akumulasi aset Melakukan investasi pendidikan anak Berkurangnya beban dari dependent Kebijakan pemerintah : program bantuan, infrastruktur, pro-investasi masif, layanan dasar Mobilitas turun/stagnan usia lanjut Sakit pendidikan (rendah: orang tua dan/atau anak) Penghidupan: kehilangan mata pencaharian masalah pada usaha/bisnis (pemasaran, bahan baku dan tenaga kerja, diversifikasi/regenerasi) ketrampilan terbatas Lack of financial awareness Intergenerational poverty (warisan hutang, investasi pendidikan anak) bencana budaya yang membawa implikasi pada keuangan keluarga (contoh: mahar perkawinan) 29
30 Rekomendasi Kebijakan Pengurangan Ketimpangan dan Kemiskinan
31 Diperlukan kebijakan dan program terpadu untuk mengatasi ketimpangan Kurva Distribusi danpertumbuhan kemiskinan (GIC) Prov. Sulawesi Selatan (Perkotaan) Laju pertumbuhan pengeluaran per kapita, (Harga konstan 2000) % Termiskin Desil pengeluaran per kapita % Terkaya Pertumbuhan konsumsi Bantuan sosial Rata-rata Prov. Sulawesi Selatan Ketaatan Pajak & social responsibility Pengembangan Penghidupan Iklim Usaha, Keamanan, Kepastian Hukum 31
32 PENTINGNYA BANTUAN SOSIAL BAGI KELOMPOK TERMISKIN
33 Nilai manfaat program bantuan sosial (dalam menurunkan beban pengeluaran) bagi penduduk miskin dan rentan di Sulawesi Selatan lebih tinggi daripada rata-rata Nasional Proporsi manfaat terhadap median pengeluaran rumah tangga, Nasional Proporsi manfaat terhadap median pengeluaran rumah tangga, Sulawesi Selatan 16% 20% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 11.1% 12.6% 5.5% 1.6% 7.0% 11.0% 5.5% 9.8% 8.6% 7.8% 6.4% 5.9% 4.5% 4.5% 3.7% 3.8% 3.2% 3.3% 3.0% 2.6% 2.7% 2.2% 2.2% 1.9% 2.1% 1.7% 1.7% 1.4% 1.1% 0.8% 1.1% 0.7% 1.0% 0.6% 0.5% 0.5% 0.4% 0.6% 0.3% 0.2% Desil pengeluaran rumah tangga 18% 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 12% 16% 15% 12% 10% 8% 8% 7% 6.1% 6% 6% 5% 4% 5% 4.1% 3.5% 4% 3.0% 3% 2.6% 3% 2.0% 2% 1.4% 1.7% 1.4% 2% 1% 0.9% 0.7% 1.0% 0.6% 1% 0.5% 0.4% 0.3% 0.3% 0.6% 0.2% 0.1% Desil pengeluaran rumah tangga BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA Sumber: Susenas 2014 & 2015 BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA 33
34 Tingkat kemiskinan (%) Tingkat kemiskinan (%) Angka kemiskinan akan lebih tinggi jika tidak ada bantuan sosial -0.3% -0.2% -0.03% -0.4% 12% 12% Nasional 11.5% 11.4% 11.2% 11.2% 11.2% 11.2% 11.2% 11.7% 12.0% 11.5% Sulawesi Selatan 11% 11.0% -0.45% -0.47% -0.04% -0.45% 11% 10.5% 10% 10.0% 9.8% 9.9% 9.8% 10% 9.5% 9.4% 9.4% 9.4% 9.4% 9.4% 9% BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA 9.0% BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA Baseline Counterfactual Baseline Counterfactual Sumber: Susenas 2014 &
35 Tingkat kemiskinan (%) Tingkat kemiskinan (%) Perluasan cakupan bantuan sosial akan menurunkan kemiskinan secara signifikan menurunkan ketimpangan Nasional Sulawesi Selatan 14% 14.0% 13% 13.0% 12% 11% 11.6% 11.5% 11.6% 11.5% 11.4% 11.2% 11.2% 11.1% 10.9% 10.5% 10.6% 10.5% 10.4% 12.0% 11.0% 10% 9% 9.6% 9.8% 9.9% 9.8% 8.8% 8.7% 10.0% 9.0% 9.9% 9.8% 9.8% 9.6% 9.7% 9.7% 9.4% 9.5% 9.4% 9.2% 9.3% 8.7% 9.2% 8.9% 8.5% 8.7% 8.6% 8% 8.0% 7.5% 8.0% 7% 7.0% 6.6% 6% 6.0% Baseline Counterfactual Percentile 5 Percentile 10 Percentile 25 Percentile 40 Baseline Counterfactual Percentile 5 Percentile 10 Percentile 25 Percentile 40 BLSM BSM PKH RASKIN BLSM BSM PKH RASKIN Sumber: Susenas 2014 &
36 DUKUNGAN UNTUK PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN
37 Aktor yang berperan dan upaya yang diperlukan untuk pengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan Kesinambungan pendampingan & monitoring Ketepatan identifikasi kebutuhan Orientasi output/outcome Sinergi antarprogram Pemda Desa Kegiatan afirmasi untuk masyarakat miskin & rentan NGO, CSR, Donor Pendampingan dan pelatihan Peningkatan akses keuangan dan peningkatan literasi keuangan Pendampingan dan pelatihan Perguruan Tinggi Sumber: Studi Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Upaya Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan: Kasus Kabupaten Bantaeng, Pacitan dan Lombok Timur SMERU dengan dukungan KOMPAK, Masyarakat (local Champion) Mengajak dan memberi dukungan usaha (keterampilan, pemasaran, dll.) 37
38 Diversifikasi Usaha Pertanian ke non-pertanian untuk petani dengan sumberdaya terbatas Memberdayakan petani untuk memulai pekerjaan sampingan di sektor non-pertanian yang terkait dengan pertanian Hilirisasi produksi pertanian Pemasaran berbasis kawasan dan kesesuaian dengan keunggulan lokal Sumber: Diskusi Penyusunan Catatan Kebijakan: Strategi Percepatan Pengurangan Kemiskinan di Perdesaan, Nila Warda (2018) 38
39 Optimalisasi usaha pertanian untuk petani dengan sumberdaya memadai Pengkonsolidasian dan dukungan pada Kelompok Tani Peningkatan akses terhadap sumberdaya keuangan Peningkatan akses terhadap pengetahuan dan pemasaran Mitigasi resiko perubahan iklim dan kegagalan pasar Sumber: Diskusi Penyusunan Catatan Kebijakan: Strategi Percepatan Pengurangan Kemiskinan di Perdesaan, Nila Warda (2018) 39
40 Meningkatkan peran Pemerintah Daerah untuk menurunkan ketimpangan di daerahnya masing-masing Menurunkan Beban Pengeluaran (khususnya untuk kelompok miskin) Pemantauan dan Evaluasi memastikan tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat sasaran Mereplika Program Nasional meningkatkan cakupan kepesertaan Inovasi Program Daerah Mendorong Sinergi Prioritas Nasional Meningkatkan Pendapatan (untuk kelompok miskin dan rentan) Menyiapkan Unit Usaha agar dapat dijangkau oleh perbankan Menyiapkan Sumber Daya Manusia agar dapat berkompetisi dan lebih produktif Menyiapkan Regulasi untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan UU Desa (Pemanfaatan DD dan ADD) Inovasi Program Daerah Mendorong Sinergi Prioritas Nasional 40
41 41
Dinamika Ketimpangan Desa-Kota di Makassar Raya: Sebuah Perspektif Kebijakan
Dinamika Ketimpangan Desa-Kota di Makassar Raya: Sebuah Perspektif Kebijakan Athia Yumna - The SMERU Research Institute Dipaparkan pada Seminar Nasional Berbagi Hasil Penelitian Sosial-Ekonomi, Lembaga
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
71 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Ketimpangan dan Tingkat Perkembangan Wilayah Adanya ketimpangan (disparitas) pembangunan antarwilayah di Indonesia salah satunya ditandai dengan adanya wilayah-wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah Daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciMengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data
Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data Disampaikan oleh: DeputiMenteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan pada Peluncuran Peta Kemiskinan dan Penghidupan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKesenjangan Sektor Riil dan Keuangan di Sulsel
Pokok Pikiran: Marsuki Kesenjangan Sektor Riil dan Keuangan di Sulsel Disampaikan pada Seminar Nasional (LP2M Unhas, Yayasan Bakti dan SMERU Reseach Institute) Gedung IPTEKS UNHAS, 9 Mei 2018 Pertumbuhan
Lebih terperinciPengantar Diskusi Kinerja APBD Sulsel. Oleh. Syamsuddin Alimsyah Koor. KOPEL Indonesia
04/03/2012 Pengantar Diskusi Kinerja APBD Sulsel Oleh Syamsuddin Alimsyah Koor. KOPEL Indonesia Latar Belakang Provinsi Sulsel sebagai pintu gerbang Indonesia Timur?? Dari segi kesehatan keuangan suatu
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.46/07/52/Th.I, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,371 Pada
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada
Lebih terperinciSIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan
SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT http://simpadu-pk.bappenas.go.id Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Materi Paparan OVERVIEW SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN AGENDA
Lebih terperinciIV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN
BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,
Lebih terperinciPenanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak Presented by Yaury Tetanel Strategic Alliance for Poverty Alleviation Disampaikan Dalam Diskusi Publik Akuntabilitas Sosial CSR Industri
Lebih terperinciCATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,
CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan kenaikan setiap tahun. Jumlah penduduk
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciEVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH
EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN
No.54/9/13/Th. XIX, 1 ember 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,331 Pada 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciPERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (INDONESIAN NUTRITION ASSOCIATION) PROVINSI SULAWESI SELATAN
rektur RS. Kab/Kota Se-Sulsel (daftar terlampir) dalam kegiatan Akreditasi Pelayanan RS dan khususnya yang Pelayanan Kesehatan, : Gedung Fajar, Graha Pena Makassar Narasumber : 1. DR. Minarto, MPS ( DPP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang berkembang, masalah yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena melibatkan seluruh sistem yang terlibat dalam suatu negara. Di negara-negara berkembang modifikasi kebijakan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN
No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017
2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT
Lebih terperinciTinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi SULAWESI Selatan Peta Sulawesi Selatan 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah
Lebih terperinciEfektivitas Program Perlindungan Sosial (PPS)
Efektivitas Program Perlindungan Sosial (PPS) Asep Suryahadi, Niken Kusumawardhani, Ridho Al Izzati The SMERU Research Institute Outline Pengantar Dampak terhadap Kemiskinan dan Ketimpangan Kinerja Penargetan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017
No. 41/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 GINI RATIO PROVINSI BANTEN MARET 2017 MENURUN Pada 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Banten yang diukur
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan
4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciSURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016
SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo
Lebih terperinciPROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT
No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciDINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
IV. DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Bertambahnya jumlah penduduk berarti pula bertambahnya kebutuhan konsumsi secara agregat. Peningkatan pendapatan diperlukan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Selatan Agustus 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Selatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,61 persen Jumlah angkatan kerja pada sebanyak 3.812.358 orang, berkurang
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu September 2017 No. 06/01/17/Th. XII, 2 Januari 2018 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BENGKULU Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu September 2017 Persentase Penduduk Miskin
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 65/1/73/Th. VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan pada Agustus 2014 mencapai 3.715.801
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 43/07/Th. XII, 1 Juli 2009 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan :
57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan pembahasan terhadap Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan : 1. Pada periode pengamatan
Lebih terperinciIndikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015
Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015 Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015 ISBN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1301001.7315 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciRUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam yang berlimpah pada suatu daerah umumnya akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada sumber daya alam yang tidak
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KESEHATAN PADA ACARA FORUM NASIONAL II: JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA. Makasar, 28 September 2011
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN PADA ACARA FORUM NASIONAL II: JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA Makasar, 28 September 2011 Assalammu alaikum warrohmatullahi wabarokatuh Selamat pagi, salam sejahtera untuk
Lebih terperinciIPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014
IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
41 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1.Profil Umum Provinsi Sulawesi Selatan 4.1.1 Keadaan Fisik Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara 0 0 12 8 0 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciTIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
1 indikator kesejahteraan DAERAH provinsi sulawesi selatan sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015
No. 10/02/14/Th. XVII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 0,22 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016
No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan
Lebih terperinciBOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN
BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN PENDAHULUAN Dalam mendorong ekonomi kerakyatan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengembangkan Gerakan Pembangunan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 22/04/73/Th.II, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sulawesi Selatan Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Selatan pada tahun 2016 terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama di Negara berkembang, artinya kemiskinan menjadi masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten
Lebih terperinciKINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI SULAWESI SELATAN. Armiati dan Yusmasari
KINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI SULAWESI SELATAN Armiati dan Yusmasari ABSTRAK Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jln. Perintis Kemerdekaan Km.17,5
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XV, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 MENCAPAI 29,89 JUTA ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan
Lebih terperinci1. Perkembangan Umum dan Arah Perencanaan
Ringkasan Eksekutif Analisis Keuangan Publik Provinsi Sulawesi Selatan 2012 Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik dan Pengelolaan Keuangan Daerah di Gerbang Indonesia Timur 1. Perkembangan Umum dan Arah
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/06/73/Th. I, 15Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sulawesi Selatan Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sulawesi Selatan pada tahun 2015 terus mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN
No.12/02/Th.XI, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,392 Pada ember 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciBAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL
BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Sulawesi Selatan No. 31/05/Th., 24 Mei 2017 BERTA RESM STATSTK BADAN PUSAT STATSTK PROVNS SULAWES SELATAN Hasil Pendaftaran (Listing)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor lainnya. Sejalan dengan itu, sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan perhatian khusus pada kualitas sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah tidak terlepas dari sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, untuk membangun suatu wilayah diperlukan perhatian khusus pada
Lebih terperinciSURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016
SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk
Lebih terperinciDISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012
DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012 DKI JAKARTA BALI KALIMANTAN SELATAN BANGKA BELITUNG BANTEN KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN RIAU SULAWESI UTARA KALIMANTAN BARAT SUMATERA
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2015 MENGALAMI KONTRAKSI 0,09 PERSEN,
Lebih terperinciRapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018
REPUBLIK INDONESIA Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 Januari 2017 1 OUTLINE (1) Ruang Lingkup Kementerian Desa,
Lebih terperinciEfektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan
Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan Asep Suryahadi, Niken Kusumawardhani, Ridho Al Izzati The SMERU Research Institute % Ekonomi terus tumbuh, kemiskinan menurun,
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN
No.39/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,335 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017 Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan III- 2017 Tumbuh 5,21 Persen Melambat Dibandingkan Triwulan III- 2016 Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sharp et al. (1996) mengatakan kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai negara maju dan merupakan
Lebih terperinciSTRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
STRATEGI NASIONAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENGURANGAN KEMISKINAN TAHUN 2019 Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jakarta, 11 Februaru 2016 TARGET PEMBANGUNAN TPT Kondisi Terkini
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XVI, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 28,59 JUTA ORANG Pada bulan September 2012, jumlah penduduk
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014
BADAN PUSAT STATISTIK No. 52/07/Th. XVII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 28,28 JUTA ORANG Pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak negara di dunia dan menjadi masalah sosial yang bersifat global. Hampir semua negara berkembang memiliki
Lebih terperinciLampiran 1. Nilai Indeks Williamson PDRB per. (fi/ fi)/(yi- ỳ)^2. Kabupaten/K ota PDRB (000) (fi/ fi) (yi-ỳ) (yi-ỳ)^2.
Lampiran 1. Nilai Indeks Williamson 2004 Kabupaten/K ota PDRB (000) 2004 PDRB per Jumlah kapita Penduduk (fi/ fi) (yi-ỳ) (yi-ỳ)^2 (fi/ fi)/(yi- ỳ)^2 Selayar 317.241 111.458 2,8463 0,0151-0,9043 0,8178
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2008
BADAN PUSAT STATISTIK No. 37/07/Th. XI, 1 Juli 2008 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2008 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada bulan Maret 2008 sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2010 MENCAPAI 31,02 JUTA Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013
No., 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014 Agustus 2007 PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada di bawah Garis Kemiskinan) di Maluku
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI DKI JAKARTA 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Indikasi adanya ledakan penduduk di Indonesia yang ditunjukkan beberapa indikator demografi menjadikan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK
No. 35/07/91 Th. XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,390 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciFORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF
FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF oleh: A. M. YAMIN, SE., MS. Kepala DPM-PTSP Prov. Sulawesi Selatan Makassar, 8 Mei 2018 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses untuk melakukan
Lebih terperinci