BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (KTSP) mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang memegang peranan penting dalam

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Botubilotahu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan non formal, dilihat dari instansi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

Oleh Indah Fajrina

BAB III METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Jika dahulu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu program pemerintah

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah Peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan tokoh drama di kelas V SDN 12 Limboto Kabupaten Gorontalo, yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Untuk mendapatkan gambaran dan data yang akurat tentang penerapan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN 12 Limboto Kabupaten Gorontalo, peneliti melakukan pengamatan dengan cara menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa dalam belajar serta hasil wawancara kepada guru dan angket siswa. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode bermain peran, guru sebagai objek yang diamati dalam proses pembelajaran tersebut telah berupaya semaksimal mungkin untuk menerapkan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama. Salah satu gambaran yang membuktikan bahwa dengan menerapkan metode bermain peran, siswa mampu memerankan tokoh drama yakni setelah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, peneliti mengambil sampel hasil penilaian siswa. Dari 25 orang siswa yang dibelajarkan terdapat 17 orang siswa 45

2 dikategorikan sudah mampu, sedangkan 8 orang belum mampu dalam memerankan tokoh drama. Selain data di atas, dengan prosedur pengumpulan data yang dilakukan, yaitu angket serta hasil wawancara, peneliti menemukan beberapa temuan lainnya yang diklasifikasikan datanya sebagai temuan dalam proses pembelajaran. Adapun deskripsi dari data yang diperoleh sebagai hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut: 4.1.1 Temuan Umum Pembelajaran yang dilaksanakan dalam memerankan tokoh drama sebelum diterapkannya metode bermain peran, belum begitu optimal. Pelaksanaan pembelajaran belum terprogram dengan baik, guru melaksanakan kegiatan rutin pembelajaran dengan metode yang kurang bervariasi, seperti metode bercerita, bercakap-cakap dan tanya jawab. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru (teacher center), sehingga siswa tidak tertarik dengan bermain drama. Disamping itu siswa kurang percaya diri dan sulit memahami peran masing-masing. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama masih perlu ditingkatkan. Setelah diterapkan metode bermain peran sebagian besar siswa melakukannya dengan konsentrasi, walaupun ada beberapa yang masih kurang fokus dan melamun. 4.1.2 Temuan Khusus Dalam proses pembelajaran yang peneliti amati, guru menerapkan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama pada pelajaran bahasa Indonesia. Adapun langkah-langkah penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran memerankan tokoh drama yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut;

3 a) Guru meminta siswa untuk duduk berhadapan di sebelah kiri dan kanan sisi guru untuk memudahkan pengamatan dan penerimaan materi, setelah itu guru memberikan materi mengenai apa saja yang harus dilakukan dalam pembelajaran bermain drama. b) Siswa diajak berdiskusi tentang drama dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bermain drama, mulai dari persiapan hingga pementasannya. c) Guru memberi penjelasan kepada siswa terkait dengan metode bermain peran. d) Memberikan pelatihan akting yang pertama yaitu dimulai dari pemahaman naskah drama, pemahaman karakter tokoh yang diperankan. e) Melakukan diskusi dengan siswa tentang materi yang belum dipahami f) Siswa diminta untuk membaca naskah drama dan mengamati untuk aspek pemahaman karakter tokoh. g) Melakukan diskusi dengan siswa dan pengamat. h) Peneliti bersama guru mengamati keseriusan, keaktifan, keberanian, konsentrasi, dan keantusiasan siswa dalam memerankan drama. i) Melakukan refleksi bersama siswa dan pengamat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, semua informan baik guru maupun siswa yang diwawancarai memberikan jawaban yang hampir sama tentang penerapan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Berikut adalah analisis hasil wawancara yang telah dilakukan, yaitu; dengan metode bermain peran dalam pembelajaran bermain drama, guru tidak mengalami kesulitan, sebab metode ini sudah pernah diterapkan oleh guru pada materi yang sama. Demikian pula siswa mendapatkan manfaat yang cukup besar.

4 Siswa terlihat konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran ini. Siswa lebih mengerti persiapan seorang pemeran dalam bermain drama, yang semua itu dilakukan dengan beberapa tahap. Sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias, walaupun masih ada yang suka melamun dan kurang berani dalam memerankan drama. Berdasarkan pernyataan dari informan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa penerpaan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama di kelas V SDN 12 Limboto Kabupaten Gorontalo sudah berjalan secara optimal. Disamping itu informasi peneliti peroleh melalui angket yang dibagikan kepada siswa tentang pengalaman mereka dalam memerankan tokoh drama melalui metode bermain peran. Adapun hasil angket yang diperoleh adalah sebagai beriku: No Pernyataan Jawaban Ya Tidak 1 Apakah kamu memahami karakter tokoh yang 18 7 kamu perankan? (72%) (28%) 2 Apakah metode bermain peran dapat membantu 20 5 kamu dapat bermain drama dengan lebih baik. (80%) (20%) 3 Apakah melalui pembelajaran ini kamu lebih 15 10 percaya diri dalam bermain drama? (60%) (40%) 4 Apakah pembelajaran dengan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan kamu dalam bermain drama? 19 (76%) 6 (24%) 5 Apakah kamu senang dengan permainan drama? 12 13 (48%) (52%) 6 Apakah guru memberi kesempatan anda untuk 17 8 bertanya? (68%) (32%) 7 Apakah guru mengkondisikan anda untuk 20 5 melaksanakan bermain drama? (80%) (20%) 8 Apakah kamu diajak berdiskusi tentang kelebihan 15 10 dan kelemahan tentang metode bermain peran? (60%) (40%) 9 Apakah kamu sangat senang dengan penerapan 23 2 metode bermain peran? (92%) (8%) 10 Apakah kamu sudah menguasai cerita drama yang 17 8

5 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 kamu mainkan? (68%) (32%) Apakah kamu sudah menguasai lafal drama yang 14 11 kamu mainkan? (56%) (44%) Apakah kamu sudah hafal dialog yang kamu 14 11 mainkan? (56%) (44%) Apakah kamu sudah menguasai kelenturan tubuh 12 13 pada drama yang kamu mainkan? (48%) (52%) Apakah kamu menyukai peranmu? 16 9 (64%) (36%) Apakah tempat yang dijadikan pementasan drama 22 3 menurutmu telah cocok? (88%) (12%) Apakah kamu merasa kesulitan dengan peran 20 5 tersebut? (80%) (20%) Apakah kamu bisa mengembangkan nilai-nilai 15 10 dalam pementasan drama ke dalam kehidupan (60%) (40%) sehari-hari? Apakah karakter yang kamu mainkan sudah kamu 15 10 kuasai? (60%) (40%) Apakah kamu sudah puas dengan drama yang 20 5 kamu mainkan? (80%) (20%) Apakah kamu merasa kesulitan dalam menghafal 17 8 dialog? (68%) (32%) Apakah kamu sudah mimik pada drama yang 15 10 kamu mainkan? (60%) (40%) Apakah menurutmu penampilan fisikmu sudah 14 11 baik? (56%) (44%) Apakah menurutmu penampilan vokalmu atau 15 10 intonasi sudah baik? (60%) (40%) Apakah menurutmu kamu sudah berkonsentrasi? 21 4 Menurutmu, perlukah drama tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari? (85%) 20 (80%) (16%) 5 (20%) Berdasarkan angket tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menyukai pembelajaran bahasa Indonesia, namun kesukaan mereka dalam mempelajari bahasa Indonesia tidak menjamin kegemaran mereka dalam pembelajaran bermain drama. Tetapi masih ada sebagian siswa menganggap bahwa pembelajaran bermain drama kurang menyenangkan, hal ini menjadi alasan mereka kurang menyukai pembelajaran bermain drama. Pernyataan

6 tersebut diperkuat dari presentase bahwa sebanyak 52% siswa kurang menyukai pembelajaran bermain drama. Kondisi tersebut menuntut guru untuk memberikan pembelajaran yang menarik, inovatif, dan kreatif. Semua itu dapat diwujudkan dengan pemanfaatan metode yang mampu menumbuh kembangkan minat siswa dalam pembelajaran bermain drama. Selain dorongan dari pengajaran guru, dorongan dari diri sendiri juga sangat diperlukan untuk menciptakan ketertarikan dalam bermain drama dengan cara menyadari bahwa pembelajaran drama sangat bermanfaat bagi perkembangan pribadi. Secara umum berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa proses pembelajaran bermain drama sesuai dengan harapan ideal peneliti. Sebagian besar siswa sangat serius selama mengikuti pembelajaran, siswa sangat aktif dalam pembelajaran, siswa sudah berani dalam mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan kelas, siswa sangat konsentrasi selama mengikuti pembelajaran. 4.1.3 Penerapan Metode Bermain Peran terhadap Kemampuan Siswa dalam Memerankan Tokoh Drama Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa metode bermain peran sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran bermain drama pada siswa kelas V. Kemampuan siswa dalam bermain drama tampak pada kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh keaktifan dan antusias siswa ketika memerankan tokoh dalam bermain drama sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, siswa merasa tidak bosan karena

7 mereka terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa menjadi lebih mandiri dan tidak terlalu banyak bergantung pada guru. Berdasarkan hasil wawancara serta dokumentasi juga diperoleh bahwa penerapan metode bermain peran sangat berdampak pada kemampuan siswa dalam bermain drama. Hal ini ditunjukkan dari kegiatan siswa saat memerankan tokoh drama yang ditampilkan selama proses pembelajaran. Metode bermain peran membantu siswa untuk lebih mudah memahami naskah drama ketika bermain drama. Metode bermain peran membantu siswa untuk lebih mengetahui mengenai persiapan seorang pemeran sebelum bermain drama. Disamping pembelajaran bermain drama sudah sangat baik, namun guru masih mengalami kendala dalam pembelajaran. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan metode bermain peran (role playing), akan diuraikan berikut ini: 4.1.4 Kendala-Kendala dalam Penerapan Metode Bermain Peran Dari hasil pengamatan proses pembelajaran khususnya penerapan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama, ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran serta cara guru mengatasi permasalahan dalam penerapan metode bermain peran. Hal ini berdasarkan angket dan instrumen penilaian yang dibagikan kepada responden. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan yang ditemui oleh guru dan menjadi kendala dalam proses pembelajaran, yaitu; a. Waktu yang disiapkan masih kurang. b. Materi/bahan drama yang sangat panjang sehingga tidak semua kelompok bisa bermain drama karena waktu yang tidak cukup.

8 c. Kurangnya kekompakan setiap anggota kelompok yang disebabkan oleh ketidak cocokan anggotanya. d. Kesiapan siswa yang sangat kurang, sehingga pada saat bermain drama ada beberapa siswa yang tidak bisa berbicara. 4.1.5Upaya Guru dalam Mengatasi Masalah dalam Penerapan Metode Bermain Peran Kendala- kendala tersebut bisa diatasi oleh guru dengan cara ; a. Menambah alokasi waktu di luar jam pelajaran, sehingga semua siswa bisa memerankan drama sesuai dengan perannya masing-masing. b. Memilih materi teks-teks drama yang tidak terlalu panjang, sehingga waktu yang dipersiapkan bisa terpenuhi. c. Guru mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengajar, d. Melatih siswa dengan baik dan sering mengadakan kegiatan bermain drama di luar jam belajar efektif. Dengan demikian jelas bahwa penerapan metode bermain peran dapat mengatasi masalah belajar siswa kelas V SDN 12 Limboto Kabupaten Gorontalo dalam memerankan tokoh drama. 4.2 Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan bahwa metode bermain sangat tepat diterapkan untuk memerankan tokoh drama pada siswa. Kemampuan siswa dalam bermain drama tampak pada kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh keaktifan dan antusias siswa ketika memerankan tokoh dalam bermain drama sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, siswa merasa tidak bosan karena mereka harus terlibat aktif dan pembelajaran yang diajarkan secara bervariatif. Dalam hal ini siswa menjadi lebih mandiri dan tidak terlalu banyak bergantung pada guru.

9 Dalam proses pembelajaran sangat diperlukan kesiapan guru, sehingga siswa dapat memahami materi yang dibelajarkan. Oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran membutuhkan metode belajar sebagai salah satu teknik yang digunakan dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satunya adalah dengan penerapan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama. Adapun langkah-langkah penerapan metode bermain peran dalam memerankan tokoh drama yaitu; (1) Guru meminta siswa untuk duduk berhadapan di sebelah kiri dan kanan sisi guru untuk memudahkan pengamatan dan penerimaan materi, setelah itu guru memberikan materi mengenai apa saja yang harus dilakukan dalam pembelajaran bermain drama, (2) Siswa diajak berdiskusi tentang drama dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bermain drama, mulai dari persiapan hingga pementasannya, (3) Guru memberi penjelasan kepada siswa terkait dengan metode bermain peran, (4) Memberikan pelatihan akting yang pertama yaitu tentang pemahaman karakter. Dimulai dari pengenalan diri sendiri, pemahaman karakter khususnya karakter pribadi, (5) Melakukan diskusi dengan siswa dan pengamat terkait degan pelatihan yang baru saja dilakukan, (6) Siswa diminta untuk membaca naskah drama dan mengamati untuk aspek pemahaman karakter, (7) Melakukan diskusi dengan siswa tentang drama yang akan diperankan, (8) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Dalam penerapan metode bermain peran, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh guru, yaitu; (1) Waktu yang kurang tepat, (2) Materi/bahan drama yang sangat panjang sehingga tidak semua kelompok bisa bermain drama karena waktu yang tidak cukup, (3) Kurangnya kerjasama setiap anggota kelompok yang

10 disebabkan oleh ketidak cocokan anggotanya, (4) Kesiapan siswa yang sangat kurang, sehingga pada saat bermain drama ada beberapa siswa yang tidak bisa berbicara. Namun kendala tersebut dapat diatasi dengan cara: (1) Menambah alokasi waktu di luar jam pelajaran, sehingga semua siswa bisa memerankan drama sesuai dengan perannya masing-masing, (2) Memilih materi teks-teks drama yang tidak terlalu panjang, sehingga waktu yang dipersiapkan bisa terpenuhi, (3) Guru mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengajar, (4) Melatih siswa dengan baik dan sering mengadakan kegiatan bermain drama di luar jam belajar efektif. Berdasarkan deskripsi data tersebut, jelaslah bahwa dengan penerapan metode bermain peran dapat berdampak sangat baik terhadap kemampuan siswa kelas V dalam memerankan tokoh drama.