Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Merancang Fungsi Keanggotaan Pada Kendali Logika Fuzzy

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

BAB 2 LANDASAN TEORI

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Lingkup Metode Optimasi

Implementasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Rute Berdasarkan Waktu Tercepat Objek Wisata Di Kabupaten Ngawi. Makalah

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE OPTIMUM OBJEK WISATA DI KABUPATEN PEMALANG

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTTMUM

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

Denny Hermawanto

Optimasi Gerakan Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

BAB III. Metode Penelitian

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

Optimasi Algoritma Genetika dalam Menentukan Rute Optimal Topologi Cincin pada Wide Area Network

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Implementasi Metode Simulated Annealing pada Robot Mobil untuk Mencari Rute Terpendek

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Routing Berbasis Algoritma Genetika Pada Sistem Komunikasi Bergerak

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2)

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENEMPATAN MAHASISWA PESERTA MATA KULIAH UMUM DENGAN ALGORITMA GENETIK DI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TRAVELING SALESMAN PROBLEM (STUDI KASUS: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN)

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA

Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD.

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

ISSN VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2011

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

Transkripsi:

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra e-mail: anies@petra.ac.id, thiang@petra.ac.id Abstrak Algoritma genetika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi yang kompleks seperti mencari rute paling optimum dengan memperhatikan kondisi jalan misalnya kepadatan lalulintas, jalan satu arah dan lain-lain. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang penerapan algoritma genetika untuk mencari rute yang paling optimum dari titik asal ke titik tujuan. Sistem algoritma genetika yang telah didisain menggunakan representasi kromosom dalam bentuk bit string. Karena itu jenis mutasi yang digunakan adalah mutasi bit. Sistem ini juga menggunakan beberapa metode seleksi yaitu roulette wheel, elitism dan gabungan antara metode roulette wheel dan elitism. Ada dua jenis crossover yang digunakan yaitu one cut point crossover dan two cut point crossover. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, algoritma genetika yang telah didisain dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan permasalahan. Kata kunci : algoritma genetika, kromoson, mutasi, seleksi, populasi, reproduksi. Abstract Genetic algorithm can be used to solve optimation problems, such as for finding optimal route, which may be influenced by many internal conditions. In this paper, genetic algorithm was implemented to search optimal route from the start point to the destination point. Genetic algorithm system was designed by using bit string - chromosome representation, thus the mutation used was bit mutation. The selection method used was roulette wheel, elitism and hybrid selection between roulette wheel and elitism. There were two kind of crossover points used - one and two cut point crossover. From the experiments, we could conclude that the genetic algorithm system design worked well and solved the optimation problems. Keywords : genetic algorithm, chromosome, mutation, selection, population, reproduction. Pendahuluan Ilmu pengetahuan dan teknologi pada akhir-akhir ini berkembang dengan begitu pesatnya. Seiring dengan itu muncul berbagai masalah-masalah yang baru, antara lain adalah masalah optimasi. Optimasi adalah pencarian nilai-nilai variabel yang dianggap optimal, efektif dan juga efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan. Masalah optimasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya, misalnya dalam industri antara lain pengaturan jam kerja karyawan, jumlah persediaan bahan baku, jalur distribusi yang optimal, dan sebagainya. Dalam penelitian ini masalah optimasi yang dipilih adalah masalah dalam bidang transportasi, dimana akan dicari optimasi dalam pencarian rute terpendek, waktu tercepat dan kondisi-kondisi yang timbul didalamnya untuk sebuah jalur perjalanan dari posisi awal menuju posisi tujuan pada suatu peta lokasi jalan/kota. Untuk itu diperlukan suatu Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 November 2002. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Elektro volume 3, nomor 1, Maret 2003. metode/cara untuk mendapatkan nilai-nilai variabel yang optimal dari perumusan masalahmasalah tersebut. Bermula dari tuntutan pemecahan masalah optimasi tersebut, pada tahun 70- an muncul sebuah algoritma baru yang dikenal dengan algoritma genetika yang berfungsi untuk memberikan solusi untuk masalah optimasi tersebut. Selanjutnya makalah ini akan diorganisasi sebagai berikut, bagian kedua akan menjelaskan secara singkat mengenai algoritma genetika secara umum. Berikutnya, akan dijelaskan mengenai disain sistem yang membahas mengenai perencanaan dan pembuatan perangkat lunak, diikuti dengan pengujian sistem dari perangkat lunak yang telah dibuat. Terakhir, akan disimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Algoritma Genetika [1,2] Algoritma genetika merupakan suatu metode pencarian yang didasarkan pada mekanisme dari seleksi dan genetika natural. Secara umum, blok 78

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algirotma Genetika [Anies Hannawati, et al.] diagram dari mekanisme kerja algoritma genetika ini adalah seperti yang terlihat pada Gambar 1. START PENENTUAN NILAI AWAL POPULASI AWAL PROSES REPRODUKSI PROSES KAWIN SILANG PROSES MUTASI PROSES SELEKSI EVALUASI & KRITERIA PENGHENTIAN REGENERASI END Y Gambar 1. Diagram Alir Algoritma Genetika Algoritma genetika dimulai dengan pembentukan sejumlah alternatif pemecahan yang disebut populasi.. Pembentukan populasi awal dalam algoritma genetika dilakukan secara acak. Dalam populasi tersebut terdapat anggota populasi yang disebut dengan kromosom, yang berisikan informasi solusi dari sekian banyak alternatif solusi masalah yang dihadapi. Kromosomkromosom akan mengalami evolusi melalui sejumlah iterasi yang disebut generasi. Dalam setiap perjalanan proses generasi, kromosomkromosom tersebut akan dievaluasi menggunakan suatu fungsi yang disebut dengan fungsi obyektif. Setiap generasi akan menghasilkan kromosom-kromosom yang baru yang dibentuk dari generasi sebelumnya dengan menggunakan operator reproduksi, kawin silang dan mutasi. T Kromosom-kromosom yang mempunyai nilai obyektif yang baik akan memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk terseleksi. Setelah beberapa kali proses generasi tersebut dilakukan, algoritma genetika akan menunjukkan kromosom yang terbaik, yang diharapkan merupakan solusi yang optimal ataupun mendekati optimal dari problem yang dihadapi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah representasi kromosom yaitu bagaimana mengkodekan suatu alternatif solusi itu menjadi kromosom yang akan diproses menggunakan algoritma genetika. Proses reproduksi merupakan suatu proses untuk membentuk keturunan baru dengan mewariskan sifat-sifat yang sama dari kromosom induk. Proses reproduksi sebenarnya merupakan proses duplikasi dan tidak menghilangkan sifat kromosom induk yang lama. Hal ini dilakukan dalam proses algoritma genetika untuk menjaga sifat-sifat induk yang baik tidak akan hilang begitu saja. Proses kawin silang memerlukan dua kromosom induk. Proses ini dilakukan dengan menukar sebagian informasi pada kromosom induk pertama dengan informasi dari kromosom induk kedua. Parameter yang penting dalam proses kawin silang adalah crossover rate yang merupakan nilai perbandingan jumlah kromosom yang diharapkan akan mengalami kawin silang terhadap jumlah kromosom dalam satu populasi. Crossover rate yang tinggi akan memungkinkan pencapaian alternatif solusi yang lebih bervariasi dan mengurangi kemungkinan menghasilkan nilai optimum yang tidak dikehendaki. Tetapi bila nilai ini terlalu tinggi akan mengakibatkan pemborosan waktu untuk melakukan perhitungan di daerah solusi yang tidak menjanjikan hasil yang optimal. Proses mutasi merupakan salah satu dari operator genetika untuk menghasilkan perubahan acak pada satu kromosom. Cara termudah untuk melakukan mutasi adalah dengan mengubah satu atau lebih bagian dalam kromosom dan hal ini tergantung pada mutation rate. Mutation rate menentukan probabilitas jumlah bit di dalam satu populasi yang diharapkan mengalami mutasi. Apabila nilai mutation rate terlalu kecil, banyak bit-bit yang berguna mungkin tidak akan muncul dalam populasi, tetapi apabila terlalu tinggi maka keturunan yang dihasilkan akan kehilangan sifatsifat yang mungkin saja merupakan sifat yang unggul dari orang tuanya dan algoritma genetika 79

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 akan kehilangan kemampuan untuk belajar dari pencarian-pencarian sebelumnya. Proses seleksi adalah proses evolusi yang menghasilkan generasi baru dari generasigenerasi sebelumnya. Generasi-generasi yang baru dapat terdiri dari kromosom-kromosom induk dan turunan. Metode seleksi pada algoritma genetika ada bermacam-macam, antara lain Roulette-Wheel, Elitism, Sigma Scaling, Boltzmann, Rank Selection, Tournament Selection, Steady-State Selection, dan gabungan dari metode metode tersebut. Disain Sistem Dalam penelitian ini, algoritma genetika diimplementasikan untuk mencari rute paling optimum dari titik asal ke titik tujuan. Pengertian rute optimum disini adalah rute yang memiliki waktu tempuh dan total jaraknya paling minimal. Berikut akan dijelaskan sistem algoritma genetika yang telah didisain dan pembuatan prosedur untuk proses algoritma genetika. Disain Sistem Algoritma Genetika Representasi kromosom merupakan cara bagaimana mengkodekan suatu alternatif solusi itu menjadi kromosom yang akan diproses menggunakan algoritma genetika. Dalam penelitian ini, representasi kromosom yang digunakan dalam bentuk bit string. Panjang bit kromosom yang akan digunakan dapat ditentukan dari persamaan berikut: P = ( S 1)C (1) dimana P adalah panjang bit kromosom; S adalah jumlah spot/titik dan C adalah jumlah bit dari banyaknya percabangan maksimal yang dikodekan dalam biner. Panjang bit tersebut bukan merupakan nilai yang mutlak, melainkan nilai yang dianggap aman agar tidak terjadi unsolved condition, yaitu kromosom tidak memberikan solusi pemecahan masalah. Panjang kromosom itu sebenarnya merepresentasikan jumlah hop maksimal yang mampu dilakukan. Hop merupakan proses perpindahan dari satu titik ke titik lain yang merupakan tetangganya. Jumlah hop maksimal dapat diperoleh dari rumus: P H = (2) C dimana H adalah jumlah hop maksimal yang mampu dilakukan, P adalah panjang kromosom dan C adalah jumlah bit dari banyaknya percabangan maksimal yang dikodekan dalam biner Teknik dekode kromosom yang digunakan dalam representasi kromosom adalah sebagai berikut: 1. Pemberian ID/nomor, dilakukan agar dapat dikenali untuk setiap percabangan dari masing-masing spot pada gambar rute 2. Pemotongan kromosom, dilakukan sebesar jumlah bit dari maksimal banyaknya percabangan yang dikodekan ke dalam biner 3. Pendekodean bit-bit, dilakukan sesuai dengan nomor cabang menjadi sederet hop-hop yang akan menghasilkan sebuah rute perjalanan Dalam penelitian ini, permasalahan optimasi yang ingin dicapai adalah rute yang paling optimum dengan parameter waktu tempuh dan jarak yang paling minimal. Karena itu, fungsi obyektif yang digunakan dalam sistem ini adalah sebagai berikut: j j f ( x, t ) = (% D) xi + (% W )* ti * v (3) i= 1 i= 1 dimana f (x,t) adalah fungsi obyektif, j adalah jumlah hop yang diperlukan hingga mencapai titik tujuan ataupun jumlah hop maksimal apabila titik tujuan tidak dicapai, x adalah jarak antar titik, t adalah waktu antar titik, v adalah kecepatan konstan, %D adalah bobot persentase untuk jarak dan %W adalah bobot persentase untuk waktu. Berikut ini, Tabel 1 menunjukkan spesifikasi dari sistem algoritma genetika yang telah didisain dan parameter-parameter yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak untuk algoritma genetika. Tabel 1. Spesifikasi Sistem Algoritma Genetika dan Perangkat Lunak Jumlah Spot 32 Spot Maksimum 8 Percabangan Percabangan Jumlah Populasi Dapat diubah-ubah (1 400) Panjang Kromosom 96 Bit maksimum Jumlah Hop maksimum 32 Hop Metoded Seleksi yang 1. Seleksi Roulette-Wheel digunakan 2. Seleksi Elitism 3. Seleksi Gabungan Jenis Proses Sistim Duplikasi Reproduksi 80

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algirotma Genetika [Anies Hannawati, et al.] Jenis Proses Mutasi Sistim Bit Nilai Mutasi 0 1 Jenis Proses Kawin 1. Sistim satu titik potong Silang 2. Sistim dua titik potong Nilai crossover rate 0 1 Kriteria Penghentian Regenerasi Syarat 10000 generasi berikut tidak ada yang lebih optimum 1. Rute harus dilewati 2. Rute tidak boleh dilewati Pembuatan Prosedur Algoritma Genetika Perangkat lunak algoritma genetika didisain dengan menggunakan bahasa program pascal. Prosedur-prosedur yang dibutuhkan oleh algoritma genetika ini, antara lain: Prosedur Angka Acak Angka acak/random yang digunakan dalam algoritma genetika ini memakai fungsi yang telah disediakan oleh bahasa program pascal. Prosedur Reproduksi Prosedur ini akan menduplikasi ulang kromosom induk secara lengkap sehingga menghasilkan turunan baru yang sama dengan induknya. Prosedur Kawin Silang Prosedur ini akan memilih dua kromosom induk yang akan mengalami proses kawin silang secara acak, kemudian menetukan satu atau dua titik potong secara acak pula. Setelah titik potong ini terpilih maka dilakukan proses penukaran informasi dari kedua kromosom itu berdasarkan titik potong yang telah ditentukan. Probabilitas sebuah kromosom akan mengalami kawin silang atau tidak, bergantung pada nilai crossover rate yang diinputkan melalui PC. Prosedur Mutasi Prosedur mutasi yang akan digunakan adalah mutasi bit. Setiap bit dari kromosom tersebut akan mempunyai peluang sendiri untuk mengalami mutasi. Probabilitas terjadinya mutasi pada setiap bit ditentukan oleh nilai mutation rate yang diinputkan melalui PC. Prosedur Seleksi Seleksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode roulette-wheel, metode elitism dan gabungan kedua metode tersebut. Dalam metode roulette-wheel, peluang setiap kromosom untuk terseleksi sebanding dengan nilai obyektifnya. Semakin besar nilai obyektif, maka semakin besar peluang untuk terseleksi. Karena permasalahan optimasi yang ingin dicapai adalah mencari waktu tempuh dan jarak yang paling minimal, maka untuk metode seleksi roulette-wheel, fungsi obyektif masing-masing kromosom akan diubah dengan menggunakan persamaan berikut: f ' x f x + f x f (4) ( i ) = ( ) max ( ) min ( x i ) dimana f '( x i ) f ( x) max f ( x) min ( ) adalah nilai obyektif baru, adalah nilai obyektif maksimum, adalah nilai obyektif minimum dan f x i adalah nilai obyektif sebelumnya. Metode elitism melakukan proses seleksi dengan mengambil kromosom terbaik sebanyak jumlah populasinya. Metode gabungan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan komposisi 30% populasi diperoleh dari metode elitsm dan sisanya dengan memakai metode roulette-wheel. Prosedur Populasi Awal Prosedur ini akan membangkitkan sejumlah kromosom secara acak untuk membentuk populasi awal. Jumlah kromosom dalam satu polulasi dapat bervariasi sesuai dengan setting awal yang telah ditentukan. Prosedur Penghitungan Generasi Prosedur ini dibuat untuk memeriksa apakah kriteria berhenti dari algoritma genetika sudah dipenuhi atau tidak. Hal ini dilakukan dengan menghitung jumlah generasi sampai batas maksimum yang diberikan. Bila dalam jumlah generasi yang ditentukan tidak ada kromosom yang lebih baik maka algoritma genetika akan berhenti melakukan proses iterasi. Semakin besar nilai batas maksimum generasi tersebut maka hasilnya dapat menjadi lebih baik, namun akan memerlukan proses yang lebih lama. Prosedur Pengukuran Jarak Prosedur ini untuk mengukur jarak dengan menggunakan persamaan Pythagoras. Prosedur Pengukuran Waktu Prosedur pengukuran waktu ini dibagi menjadi dua bagian yaitu waktu untuk jamjam sibuk dan waktu untuk jam-jam normal. Prosedur Syarat Prosedur syarat merupakan prosedur untuk memeriksa apakah syarat yang diberikan sudah tercapai atau belum, yaitu syarat rute yang harus dilewati dan tidak boleh dilewati. Jika syarat yang diberikan sudah tercapai, maka kromosom tersebut akan menjadi kromosom yang valid, sedangkan jika syarat yang diberikan tidak tercapai, maka kromosom tersebut dianggap invalid. 81

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 Pengujian Sistem Pengujian proses algoritma genetika dilakukan dengan melakukan perubahan nilai parameter yang digunakan, yaitu nilai crossover rate, nilai mutation rate maupun nilai jumlah kromosom per populasi. Selain itu, pengujian juga dilakukan dengan memberikan beberapa syarat-syarat untuk melihat tingkat keberhasilannya. Percobaan dilakukan dengan mencari rute terpendek dan waktu tersingkat berdasarkan kondisi rute, yang akan dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan ada atau tidaknya syarat untuk pengujian jarak saja dan pengujian jarak dan waktu. Bentuk rute pengujian dapat dilihat pada Gambar 2. Pengujian yang dilakukan adalah mencari rute paling optimum dari titik spot menuju ke titik spot 32. Secara ringkas, spesifikasi pengujian dapat dilihat pada Table 2. Populasi Awal Tabel 2. Spesifikasi Rute Pengujian Rute/Peta Gambar 2 Spot Awal Spot No. 1 Spot Akhir Spot No. 32 Metoded Seleksi yang digunakan Nilai Mutasi 0 1 Jenis Proses Kawin Silang Nilai crossover rate Kriteria Penghentian Regenerasi Syarat N Populasi (N dapat diubah) 1. Seleksi Roulette-Wheel 2. Seleksi Elitism 3. Seleksi Gabungan 1. Sistim satu titik potong 2. Sistim dua titik potong 0 1 10000 generasi berikut tidak ada yang lebih optimum Ada/Tidak ada Melalui perhitungan secara manual didapatkan nilai obyektif yang terbaik adalah 569.52 km dan rute yang terpendek adalah rute dari spot 1 2 18 21 27 28 32. Hasil pengujian sistem yang paling sederhana, tanpa menggunakan syarat, juga menghasilkan nilai yang sama dengan perhitungan manual. Beberapa hal yang didapat dari hasil pengujian, meliputi perbandingan antara metode metode seleksi yang dipakai dan perbandingan nilai parameter-parameter yang diuji, adalah sebagai berikut: Berdasarkan metode seleksi yang digunakan (seleksi roulette-wheel, seleksi elitism, seleksi gabungan) dalam tiap pengujian, maka terlihat bahwa metode seleksi yang terbaik didalam pengujian ini adalah metode roulettewheel. Berdasarkan perbandingan jumlah titik potong (satu titik potong dan dua titik potong) dalam proses kawin silang maka terlihat bahwa satu titik potong lebih baik daripada dua titik potong. Nilai mutation rate yang besar (0.3 1) memberikan hasil optimal yang lebih cepat daripada nilai yang kecil, sedangkan perbedaan nilai crossover rate tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap proses perhitungan algoritma genetika pada penelitian ini. Waktu proses yang dibutuhkan rata-rata untuk masing-masing metode seleksi berdasarkan pengujian di atas sangat tergantung terhadap jumlah kromosom yang dipakai dan juga banyaknya syarat yang dimasukkan. Kesimpulan Gambar 2. Rute Pengujian Dari hasil pengujian dapat ditarik beberapa kesimpulan menarik mengenai metode ini. Algoritma genetika cukup efektif dan mudah digunakan khususnya dalam hal mencari rute terpendek dan waktu tersingkat berdasarkan kondisi rute. Algoritma ini menunjukkan keunggulannya pada saat dilakukan perhitungan dengan memakai bobot jarak terhadap waktu. Hal ini akan memakan waktu lebih lama untuk perhitungan matematika biasa. Semakin kompleks bentuk rutenya, maka makin sulit dilakukan perhitungan dengan metode matematika biasa. Secara keseluruhan, algoritma genetika yang telah didisain dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan permasalahan. 82

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algirotma Genetika [Anies Hannawati, et al.] Daftar Pustaka [1] Gen, Mitsuo,and Cheng, Runwei. Genetic Algorithms And Engineering Design. Edited by Hamid R.Parsaei. United States Of America: John Wiley and Sons,1997 [2] Goldberg, David E., Genetic Algorithms in Search, Optimization, and Machine Learning. Addison-Wesley Publishing Company, 1989. [3] Mitchell, Melanie, An Introduction To Genetic Algorithm, Massachusetts, 1996. [4] Davis, Lawrence, Handbook Of Genetic Algorithms. New York: Van Nostrand Reinhold,1991 [5] Man,K.F, et al., Genetic Algorithms For Control And Signal Processing. London: Springer,1997. [6] Thiang, Ronald Kurniawan, Hany Ferdinando, Implementation of Genetic Algorithm on MCS51 Microcontroller for Finding the Shortest Path. Prosiding Seminar of Intelligent Technology and Its Applications (SITIA 2001), ITS-Surabaya, Mei 2001 83