OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

MATERI : RUAS GARIS BERARAH (KELOMPOK V / VI.D) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

1 P E N D A H U L U A N

GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN

( A) RUAS GARIS BERARAH

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR. a. Unsur-Unsur Vektor. b. Notasi Vektor

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

LOGO JARAK DUA TITIK

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

TRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani


VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

OSN 2014 Matematika SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

Shortlist Soal OSN Matematika 2014

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

SOAL MATEMATIKA IPA UJIAN NASIONAL TRIGONOMETRI

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

MA5032 ANALISIS REAL

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E.

ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 6. LUAS DAN KELILING BANGUN DATARLatihan Soal 6.2

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GESERAN atau TRANSLASI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Kekongruenan Dalam Geometri Terhingga

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

Vektor dan Operasi Dasarnya

MATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E)

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

Sifat-Sifat Bangun Datar

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SD kelas 5 - MATEMATIKA BAB 6. BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANGLatihan Soal 6.2

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

KEGIATAN BELAJAR SISWA

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006

BAB I TITIK DAN GARIS

MAKALAH OLEH KELOMPOK I NAMA : 1. SHINTA JULIANTY 2. SITI HERLIZA 3. FATMALIZA 4. SUPRA ANTONI 5. JUNIANTY

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan.

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

TRANSLASI BANGUN RUANG BERSISI DATAR PADA RUANG BERDIMENSI TIGA

BAB III PENGURAIAN GAYA

BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

VEKTOR. maka a c a c b d b d. , maka panjang (besar/nilai) vector u ditentukan dengan rumus. maka panjang vector

Geometri Dimensi Dua

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Nasional Tutur Widodo

Geometri Insidensi. Modul 1 PENDAHULUAN

18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERKALIAN DUA VEKTOR & PROYEKSI VEKTOR

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008

LAMPIRAN 4. Kisi-kisi Soal dan Soal Tes

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A.

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII

MODUL MATEMATIKA VEKTOR

Transkripsi:

OLEH : 1. ASRIA HIRDA YANTI ( 4007014 ) 2. ANNIE RACHMAWATI ( 4006116 ) 3. RUPITA FITRIANI ( 4007036 ) 4. PERA HIJA TERISTIANA ( 4007001 ) 5. HARTATI SUSANTI ( 4007166 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU) 2010

RUAS GARIS BERARAH Definisi : Suatu ruas (garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu ujungnya dinamakan (titik) pangkal dan ujung yang lain dinamakan (titik) akhir. Apabila A dan B dua titik. Lambang kita gunakan sebagai ruas berarah dengan pangkal A dan titik akhir B. Definisi : apabila S A (A) = D dengan titik P titik tengah BC B D P A C Contoh : Diberikan titik A, B, C dan F pada bidang Euclid seperti berikut : B A Lukis : i) D sehingga ii) E sehingga Penyelesaian F C i. apabila S P (A) = D, dengan P titik tengah. Akibatnya titik D diperoleh dengan cara menarik titik tengah, anda namakan titik P, kemudian mencari D sehingga D = S P (A)

ii. apabila S Q (B) = E, dengan Q merupakan titik tengah. Karena S Q (A) = F maka Q merupakan titik tengah. Karena Q titik tengah maka S Q (B) = E. sehingga titik Q, kemudian mencari titik E sehingga E = S P (B) B D A C E F Teorema : Andaikan dan dua garis berarah yang tidak segaris, maka segi empat ABCD sebuah jajaran genjang jika dan hanya jika dan Bukti: 1. Andaikan dan. Jika P titik tengah, maka S p (A) = D menurut definisi ke-ekivalenan: diagonal segiempat ABDC membagi sama panjang di P. Ini berarti ABDC sebuah paralelogram. 2. Andaikan ABDC sebuah paralelogram maka diagonal-diagonal dan berpotongan dititik P. Sehingga S p (A) = D sebuah titk tengah maupun titik tengah. Jadi = Akibat : Jika = dan dan sejajar atau segaris. Contoh : Buktikan bahwa apabila maka AB = CD dan // atau =. Penyelesaian : Kita perhatikan dua kasus, yaitu i. Apabila A, B dan C kolinear, maka =, =

ii. Apabila A, B dan c tidak kolinear, maka //, =. Jadi apabila maka = dan // atau = Teorema : Diketahui ruas-ruas garis berarah,, dan maka Bukti : 1. ( sifat refleksi ) 2. Jika maka (simetrik) 3. Jika dan maka (transitif) 1. Namakanlah titik tengah dengan P, maka S p (A) = B. Jadi 2. Karena maka segiempat ABDC jajaran genjang. Karena segiempat CDBA = segiempat ABDC, maka segiempat CDBA jajaran genjang. Akibatnya 3. Karena maka segiempat ABDC jajaran genjang. Akibat lebih lanjut = dan //..... (1) Karena = maka segiempat CDEF jajaran genjang. Akibat lebih lanjut = dan //..... (2) Berdasarkan (1) dan (2) dapat disimppulkan bahwa : = dan // Jadi segiempat sebuah jajaran genjang. Akibatnya Teorema : Diketahui sebuah titik P dan suatu ruas berarah maka ada titik tunggal Q sehingga = B A R Q P

Bukti : Untuk membuktikan keberadaan Q andaikan R titik tengah. Jika Q S r (A) maka atau. Untuk membuktikan ketunggalan titik Q. Andaikan. Jadi S R (A) = T oleh karena R titik tengah. Berhubung peta A oleh S R tunggal, maka T = Q. Jadi ini berarti satu-satunya ruas garis berarah dengan pangkal P dan titik akhir Q yang ekivalen dengan. Akibat I : Jika P 1 = (x 1, y 1 ), P 2 = (x 2, y 2 ) dan P 3 P = (x 3, y 3 ) titik- titik yang diketahui maka titik P (x 3 + x 2 x 1, y 3 + y 2 y 1 ) adalah titik tunggal sehingga Akibat II : Jika P n = (x n, y n ), n = 1, 2, 3, 4 maka jika dan hanya jika x 2 x 1 = x 4 - x 3 dan y 2 y 1 = y 4 - y 3 Bukti akibat I : Misalkan P = (x, y), karena dan misal R titik tengah maka S R (P 3 ) = P 2 atau R titik tengah. Akibatnya diperoleh hubungan R =, =, Jadi, x = x 3 + x 2 x 1 dan y = y 3 + y 2 y 1 P = (x 3 + x 2 x 1, y 3 + y 2 y 1 ) Bukti akibat II : Karena, misalkan titik tengah, maka R titik tengah akibatnya R =, =, Sehingga x 2 + x 3 = x 1 + x 4 dan y 2 + y 3 = y 1 + y 4

Atau x 2 - x 1 = x 4 - x 3 dan y 2 - y 1 = y 4 - y 3 Karena x 2 x 1 = x 4 - x 3 dan y 2 y 1 = y 4 - y 3 dan x x y y x x y y.... (1) Karena x 2 x 1 = x 4 - x 3 dan y 2 - y 1 = y 4 - y 3 dan koefisien arah dari adalah Koefisien arah dari adalah //....(2) Berdasarkan (1) dan (2) dapat disimpulkan Definisi : Andaikan sebuah garis berarah dan k suatu bilangan real. Apabila k > 0, maka k adalah ruas garis berarah sehingga P dan AP = k (AB). Apabila k > 0 maka k adalah ruas gari berarah dengan P anggota sinar yang berlawanan arah dengan sedangkan AP = k AB. Dikatakan bahwa adalah kelipatan. Contoh : Apabila diberikan titik-titik A dan B seperti dibawah ini, lukislah : i. ii. Penyelesaian : i. Karena K = > 0, maka adalah sehinggga P dengan AP = (AB).

ii. Karena k = < 0, maka adalah sehingga Q anggota sinar yang berlawanan dengan, dengan AQ = AB = AB. B P A Q Soal : 1. Diketahui titik A, B, C, D tiap tiga titik tak ada yang segaris. Lukislah : a) Titik E sehingga b) Titik F sehingga c) S A ( ) 2. Diketahui A = (2,1), B = (3,4) dan C = (-1,5). Tentukan a) D sehingga b) E sehingga c) F sehingga 3. Jika A = (1, 3), B = (2, 7) dan C = (-1, 4) adalah titik-titik sudut Penyelesaian : parallelogram ABCD. Tentukan koordinat-koordinat titik D. 1. Karena maka. Akibatnya S P (A) = E dengan titik tengah dari. Sehingga titik E diperoleh dengan cara mencari titik P sebagai titik tengah dari, kemudian mencari E sehingga E = S P (A). Karena maka. Akibatnya S P (B) = F dengan Q titik tengah. Sehingga titik F diperoleh dengan cara mencari titik Q sebagai titik tengah dari, kemudian mencari titik F sehingga F = S P (B). Karena S A (A) = A dan B I = S P (B) dengan A titik tengah dari, maka S P ( ) =

D C P B A B 1 Q E F 2. Karena, dimisalkan D = (x, y) didapat hubungan x 2 - x 1 = x 4 x 3 dan y 2 - y 1 = y 4 y 3 x (-1) = 3 2 dan y 5 = -4 1. Sehingga x = 0 dan y = 0. Jadi D = (0, 0). Karena, dimisalkan E = (x, y) didapat hubungan x 2 - x 1 = x 4 x 3 dan y 2 - y 1 = y 4 y 3 x 2 = -1 3 dan y 1 = 5 + 4. Sehingga x = -2 dan y = 10. Jadi D = (-2, 10). Karena, k > 0, maka F dan AF = AC. Jadi F titik tengah. Jadi D = (, 3) 3. Karena ABCD suatu jajaran genjang, maka. Misalkan D = (x, y) maka didapat hubungan x 2 - x 1 = x 4 x 3 dan y 2 - y 1 = y 4 y 3 2 1 = -1 x dan 7 3 = 4 y. sehingga x = -2 dan y = 0. Jadi D = (-2, 0)