PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

MODUL II WORK MEASUREMENT

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU KERJA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif

practicum apk industrial engineering 2012

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENJADWALAN JOB SHOP UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN (Studi Kasus di PT. Fuji Dharma Electric)

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

Seminar Tugas Akhir Statistika ITS, 12 Januari 2011

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO

practicum apk industrial engineering 2012

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis Efisiensi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas pada Divisi Pengemasan Line Box di PT. MAK

PENENTUAN WAKTU STANDAR PROSES PEMOTONGAN DAN PENGHALUSAN KAYU PADA PEMBUATAN FURNITURE KAYU JATI

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE TIME STUDY PADA PERUSAHAAN PERAKITAN SPEAKER ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

SIDANG TUGAS AKHIR PENGUKURAN WAKTU KERJA IPQC (IN PROCESS QUALITY CONTROL) DI PT. PHILIPS INDONESIA. Oleh : DIYAH SUCIYANTI ( )

EPSIKER LABORATORY 2016

IMPLEMENTASI METODE WORK SAMPLING GUNA MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV.SINAR KROM SEMARANG

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

ANALYSIS PROPOSAL OF PRODUCT QUALITY CONTROL ON WALLET USING (SPC) STATISCAL PROCESS CONTROL METHOD ON CV CARDINA

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MEMBANDINGKAN ANTARA PENAMBAHAN SHIFT DAN KERJA LEMBUR PADA UD. BAROKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

Analisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet

BAB 2 LANDASAN TEORI

Upaya Penurunan Tingkat Kecacatan Produk dengan Metode DMAIC di PT. X

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah:

Lamp n (menit) x/n

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan berupaya guna memenangkan persaingan yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

BAB 1 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI Retno Indriartiningtias artiningtias@yahoo.com Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK Industri alas kaki merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mempunyai tingkat persaingan yang tinggi. Dengan kondisi saat ini, yaitu pasar alas kaki lesu dan konsumen menuntut adanya mutu yang baik, maka membuat CV. XXX harus meningkatkan kualitas dan kuantitas agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk mendukung itu semua, CV. XXX membutuhkan suatu sistem tentang waktu standart dan metode perbaikan kualitas guna memperoleh suatu informasi yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan kebijakan baru. Pengukuran waktu standar menggunakan metode stop watch study (pengukuran langsung) karena sifat pekerjaannya yang repetitif, sedangkan pengendalian kualitas menggunakan metode seven tools. Dari penelitian diperoleh hasil waktu serta output standar dari masingmasing kegiatan pada departemen Upper, selain itu dari pengukuran kualitas dengan menggunakan seven tools diperoleh hasil dari sekian banyak penyebab cacat, ternyata faktor kulit uper berkerut dan tidak berpasangan merupakan faktor utama penyebab reject. Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan dapat membantu pihak manajemen untuk memperbaiki sistem yang baru dalam hal penjadwalan produksi dan pengendalian kualitas. Kata kunci : Pengukuran Waktu Standart, Kualitas, Stop Watch Study, Sevent tools PENDAHULUAN Industri alas kaki merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mempunyai tingkat persaingan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena industri alas kaki dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya baik dilihat dari segi kualitas, kuantitas maupun model dari alas kaki yang selalu berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Pada saat ini telah banyak berdiri produsen alas kaki yang menyebabkan persaingan pasar menjadi sangat ketat dan kompertitif. CV. XXX merupakan salah satu produsen alas kaki. Produk-produk yang dihasilka beranika ragam baik sepatu, sepatu sandal maupun sandal. Dalam proses produksinya CV. XXX menggunakan sistem job order dan make to order untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pelanggannya. Hal ini dilakukan karena model dan bentuk alas kaki sering berubah dari waktu ke waktu dalm periode terpendek.

METODOLOGI PENELITIAN M u la i S u r v e y L a p a n g a n T in ja u a n P u s t a k a P e r u m u s a n M a s a la h T u ju a n P e n e lit ia n S t u d i P u s t a k a S t u d i L a p a n g a n I d e n t if ik a s i M a s a la h P e n g u k u r a n W a k t u S t a n d a r t d a n P e n g e n d a lia n K u a lit a s M e n e n t u k a n M e t o d e P e n g u m p u la n D a t a P e n g u m p u la n D a n P e n g o la h a n D a t a A n a lis a D a n I n t e r p r e s t a s i D a t a K e s im p u la n D a n S a r a n S e le s a i PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Pengukuran Waktu Standart Untuk mendapatkan data waktu standart dalam pembuatan sepatu, kami melakukan pengamatan secara langsung dan secara random pada proses produksinya yaitu departemen Upper, mulai dari proses menggambar pola pada kulit hingga memasang aksesoris. Dari data yang diperoleh, kami mengolahnya dengan menggunakan SPSS 11 untuk menguji kenormalan, keseragaman agar data benar-benar berdiatribusi normal dan data yang diambil benar-benar seragam /tidak ada data yang berupa data pencilan. Hasil dapat dilihat pada Tabel 1. A-19-2

Departe men Upper Tabel 1. Pengujian Kenormalan dan Keseragaman Data Perhitungan Performance Rating No Kegiatan Nilai Batas Batas Asymp. Mean SD Atas Bawah Sig 1 Menggambar Pola 0.92 10.28 7.8134 129.757 82.803 2 Menggunting pola 0.524 154.04 22.39 205.722 103.48 Press timbul pada 3 kulit yang telah dipotong 0.055 23.582 2.12082 30.5074 1.9 4 Seset kulit 0.8 113.308 5.383 131.30 95.309 Melapisi perekat 5 latek pada bidang yang terseset 0.218 38.2 4.23047 52.8894 24.32 Assembly potongan pola sesuai desain 0.503 9..1089 117.343 75.858 proses menjahit 7 pola 0.154 30.92 4.59395 45.2114 1.40 8 Memasang akssoris 0.781 328.512 17.878 389.09 27.955 Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka dilakukan penyesuaian terhadap waktu rata-rata. Dengan menggunakan rumus : Waktu Normal = waktu observasi rata-rata x performance rating...(19) Untuk menentukan performance rating, maka digunakan tabel Westinghouse. Disini nilai untuk tiap-tiap kriteria adalah sama untuk setiap elemen kegiatan pada empat departemen kerja (asumsi bahwa semua operator yang diukur dan dipilih secara acak memiliki skill dan effort yang tidak jauh berbeda) Tabel 2. Performance Rating Departemen Upper Jadi performance rating untuk setiap operasi departemen Upper adalah 1.22 % Perhitungan waktu standart Kriteria Perhitungan waktu standart merupakan waktu yang diperlukan oleh pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. 100% Ws waktu normal x...(2.20) 100% - % allowance Output standart Nilai Excellent skill (B1) 0.11 Excellent effort (B2) 0.08 Good condition ( C ) 0.02 Good consistency (C ) 0.01 1 Waktu standart Total 0.22 ( unit / jam)...(2.21) A-19-3

Tabel 3. Hasil Perhitungan Waktu dan Output Standar Departe men Upper No Kegiatan Mean Perfor Wn Allowa mance Wn (sec) (Jam) nce Rating Ws Os 1 Menggambar Pola 10.28 1.22 129.2 0.0302 17 0.04214 24 2 Menggunting pola 154.04 1.22 188.17 0.05239 17 0.013 1 Press timbul pada 3 kulit yang telah dipotong 23.582 1.22 28.77 0.00799 14 0.00911 110 4 Seset kulit 113.308 1.22 138.23 0.0384 12 0.04301 23 5 Melapisi perekat latek pada bidang 38.2 1.22 47.1237 0.01309 15 0.01505 yang terseset Assembly potongan pola sesuai desain 9. 1.22 117.852 0.03274 18 0.0383 2 proses menjahit 7 pola 30.92 1.22 37.7297 0.01048 1 0.0121 82 8 Memasang akssoris 328.512 1.22 400.785 0.11133 12 0.1249 8 Pada perhitungan ini hanya diberikan contoh pada kegiatan menggambar pola Tabel 4 Allowance Untuk Kebutuhan Pribadi Pada Kegiatan Menggambar Pola No. Jenis Allowance Allowance (%) 1 Kelonggaran dasar 4 2 Kondisi ruangan 0 3 Kelonggaran untuk mengembalikan peralatan/membersihkan meja 1 Tabel 5 Allowance Untuk Kelelahan Pada Kegiatan Menggambar Pola No. Jenis Allowance Klasifikasi Allowance (%) 1 Kelonggaran untuk Konsentrasi Pekerjaan memerlukan mental konsentrasi penuh 8 2 Kelonggaran untuk posisi operator Duduk 1 3 Kelonggaran faktor pengamatan 2.5 menit - lebih 0 4 Kelonggaran untuk alat-alat pengaman 0 Kelonggaran untuk delay Unit kerja terisolasi, 5 (keterlambatan) kurang ada koordinasi 1 Kelonggaran untuk faktor perpindahan operator ke unit kerja yang berdekatan dengan unit y ang Perpindahan setiap 0 menit 2 Sehingga total allowance = 17 % A-19-4

Dari pengukuran waktu rata-rata yang telah dilakukan dibutuhkan waktu 10.28 detik sehingga : Waktu Normal = 10.28 x 1,22 = 129.2 dtk = 0.0302 jam 100% Waktu standart = 0.030 x ( jam / unit) = 0.0421 100% -17% 1 Output standart = ( unit / jam) = 24 unit/jam 0.0421 Pengendaliaan Kualitas Pengumpulan data mengenai pengendalian kualitas ini diambil sebanyak 50 data, hal ini karena terbatasnya waktu pengambilan data pada saat melakukan kerja praktek di CV. XXX. Selain itu, pengambilan data dilakukan secara random agar hasil yang didapat menjadi lebih mendekati kenyataan yang ada. Pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat jumlah cacat sepatu dengan mengambil satu kardus yang berisi 10 pasang sepatu dan dipilih secara random pada produksi untuk hari itu juga. Sehingga untuk dalam satu hari dapat melakukan 2 hingga 4 pengamatan langsung dengan menggunakan waktu pengamatan secara acak. Adapun untuk cacat sepatu dibagi lagi menjadi beberapa kriteria, dimana kriteria itu adalah : 1. Kulit Upper sobek 2. Kulit Upper berkerut 3. Kulit Upper pori-pori kulitnya rusak 4. Tidak pasangan 5. Aksesoris Upper kurang lengkap Dari kriteria umum diatas kami membedakan menjadi dua jenis cacat yaitu : 1. Cacat Mayor Adalah cacat yang menyebabkan produk tidak bisa diperbaiki lagi (tidak bisa di rework) atau meskipun dapat di rework ulang membutuhkan biaya yang hampir sama dengan membuat baru. Contoh : tidak berpasangan 2. Cacat Minor Adalah cacat yang mernyebabkan produk masih dapat diperbaiki lagi, sehinggga masih dapat dijual kembali. Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal Contoh : kulit Upper sobek, kulit Upper berkerut, kulit Upper pori-pori kulitnya rusak, aksesoris Upper kurang lengkap A-19-5

Histrogram Menginterprestasikan tentang variabilitas data 1 14 12 10 8 4 2 Std. Dev = 1.54 Mean = 4.7 0 N = 50.00 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0.0 7.0 8.0 CACAT Check Sheet Menginterprestasikan tentang berbagai macam tipe kerusakan atau cacat yang berbeda dan mungkin terjadi. Dari hasil pengamatan terdapat ada beberapa cacat yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas produk sepatu karena dapat langsung diperbaiki dan tanpa membutuhkan waktu maupun biaya. Diagram Pareto diatasi Menginterprestasikan persoalan utama yang dominan dan perlu untuk segera Diagram Cause and Effect Menampilkan hubungan antara sebab dan akibat yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecacatan pada produksi sepatu. Hasil diagram Cause and effect dari kelima kriteria cacat yaitu : pareto 0 100 Count 50 40 30 20 10 0 80 0 40 20 0 Percent Defect 5 4 7 3 2 Others Count Percent Cum % 20 32.8 32.8 1 2.2 59.0 11 18.0 77.0 5 8.2 85.2 4. 91.8 2 3.3 95.1 3 4.9 100.0 Gambar 1 Pareto Diagram A-19-

Kulit Upper Sobek Machine Method Peralatan Menggunting banyak yang pola yang sudah tua tidak benar Jarang Kurang teliti Gunting dibersihkan dalam memilih terlalu tajam bahan atau terlalu tumpul Kurang Kurang Kualitas teliti hati-hati bahan Pengalaman kulit Kelelahan operator Perpindahan Banyak bahan kulit yang sudah tua Material Human Assembly yang tidak benar Epper yang terlalu lama dipanaskan Kulit Upper Sobek KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Gambar 2 Cause and Effect Kulit Upper Sobek Berdasarkan penjelasan dan pembahasan bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan 1. Secara umum sistem produksi pembuatan sepatu kulit, terdiri dari empat stasiun kerja dengan aktivitas pekerjaan 2. Kita dapat mengetahui beberapa output yang dapat dikerjakan oleh tiap pekerja pada setiap elemen kegiatan. Tiap pekerja tidak hanya mengerjakan satu elemen kegiatan saja, tatapi mengerjakan seluruh elemen kegiatan yang ada pada satu departemen kerja, sehingga output unit/jam tiap pekerja pada departemen kerja upper dapat dihitung. 3. Seluruh aktivitas pekerjaan pada Departemen kerja Upper pembuatan sepatu kulit di CV. XXX mempunyai Asymp. Sig (2-tailed) 0.025, maka Ho diterima. hal ini menyatakan bahwa aktivitas pekerjaan pada setiap stasiun kerja menganut distribusi normal. 4. Dalam pengendalian kualitas produk sepatu kulit, kriteria cacat pada produk sepatu kulit terdiri dari : Cacat Mayor Adalah cacat yang menyebabkan produk tidak bisa diperbaiki lagi (tidak bisa di rework) atau meskipun dapat di rework ulang membutuhkan biaya yang hampir sama dengan membuat baru. Contoh : tidak berpasangan Cacat Minor Adalah cacat yang mernyebabkan produk masih dapat diperbaiki lagi, sehinggga masih dapat dijual kembali. Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal Contoh : kulit Upper sobek, kulit Upper berkerut, kulit Upper pori-pori kulitnya rusak, aksesoris Upper kurang lengkap Dari sekian banyak penyebab cacat, ternyata faktor kulit uper berkerut dan tidak berpasangan merupakan faktor utama penyebab reject. A-19-7

Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan ke manajemen perusahaan berkaitan dengan permasalahan yang ada yaitu : 1. Perlu dilakukan pengukuran waktu standart kerja untuk pertimbangan kebijaksanaan selanjutnya, seperti masalah upah kerja, jadwal produksi, dan jumlah karyawan. 2. Perlunya perbaikan metode kerja terutama dalam metode pemilihan kulit dan ketelitian pekerja agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan permintaan pasar. 3. Perusahaan hendaknya melakukan pelatihan, inspeksi atau kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan skill karyawannya. DAFTAR PUSTAKA Gaspel, Vicent, Statistical Process Control, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, 1998. International Labour Office, Introduction to Work Study, Revised Edition, Geneva Montgomery, Douglas C, Pengantar Kualitas Statistik. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 199 Walpole, Ronald E dan Meyers, Raymond E, Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan Ilmuwan, Edisi ke-4, ITB Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisa Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja, edisi pertama, PT. Guna Widya, Jakarta, 1995 A-19-8

A-19-9