BAB III SOLUSI BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

II. PENGETAHUAN RESPONDEN Petunjuk pengisian: Berilah tanda (x) pada jawaban yang saudara anggap benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yaitu 373 per

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

Gizi Keluarga di Masa Krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

Informed Consent Persetujuan menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan nomor dua di dunia seperti yang dinyatakan oleh WHO (World Health

Mitos dan Fakta Kolesterol

Apa itu Kalsium (Ca)?

Eko Winarti, SST.,M.Kes

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. lalu. Di negara Swiss terdapat lukisan pada tahun 1850 yang memperlihatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kita sebagai bangsa yang dijajah, serba kekurangan dan miskin menggangap

Osteoporosis. Anita's Personal Blog Osteoporosis Copyright anita handayani

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT

MAKALAH GIZI KALSIUM

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Kanker - Makanan Utama yang melawan Kanker

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan osteoporosis di kehidupan selanjutnya (Greer et al,2006)

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi gizi dan aktivitas fisik

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi kalsium..., Endang Mulyani, FKM UI, 2009

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

GAYA HIDUP SEHAT. Faktor Mempengaruhi Kesehatan Usia Dewasa

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nutrisi Berbasis Tumbuhan. Pola makan sehat tanpa produk hewani

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

BAB I PENDAHULUAN. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI MANFAAT SUSU ULTRA DALAM MENCEGAH OSTEOPOROSIS

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa dimulai pada usia 8-14

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Transkripsi:

BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan di Bab II, dapat disimpulkan bahwa permasalahan bagi PT Ultrajaya pada saat ini adalah minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai manfaat dan keunggulan produk susu cair. Dimana hal ini menimbulkan persepsi yang salah terhadap produk susu cair. Berdasarkan Tabel 2.8 dapat ditarik kesimpulan mengenai persepsi mahasiswi terhadap produk susu cair sebagai berikut : Susu cair dianggap memiliki kandungan gizi yang lebih rendah daripada susu bubuk. Susu cair mengandung lebih banyak pengawet dibandingkan susu bubuk. Susu cair dianggap tidak terlalu mampu dalam hal mencegah osteoporosis. Susu cair dianggap lebih dapat memicu kegemukan dibandingkan susu bubuk. Susu cair kurang dapat bermanfaat bagi kecerdasan otak dibandingkan susu bubuk. Susu cair kurang dapat bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dibandingkan susu bubuk. Oleh sebab itu, solusi bisnis yang tepat bagi PT Ultrajaya adalah melakukan edukasi terhadap mahasiswi sebagai calon ibu yang nantinya akan menjadi decision maker dalam pembelian susu. Dalam projek akhir ini, akan dibahas mengenai edukasi untuk mengubah persepsi mahasiswi terhadap kemampuan susu cair dalam mencegah osteoporosis. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, persepsi yang berkembang di masyarakat pada saat ini adalah bahwa susu cair tidak terlalu mampu dalam mencegah osteoporosis. Ibu-ibu mah paling minum Anlene, untuk mencegah osteoporosis. (FGD Kelompok I, 2007) 79

Pada hasil FGD di atas dapat dilihat bahwa ibu-ibu cenderung memilih susu bubuk untuk mencegah osteoporosis. Hasil FGD tersebut diperkuat lagi oleh kuesioner seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Padahal sebenarnya susu memiliki kandungan kalsium yang tinggi. Kandungan kalsium yang terdapat dalam 250 ml susu adalah 358 mg (indomedia.com,2005). Kandungan kalsium dalam makanan lain dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1. Kandungan Kalsium dalam Makanan Jenis Makanan Ukuran Kalsium (mg) Kentang, tanpa kulit 200 g 20 Kecambah dari kedelai 50 g 20 Biji bunga matahari 20 g 20 Havermout 50 g 28 Biji gandum 50 g 35 Kacang kenari 50 g 125 Roti dari tepung asli (tidak dipucatkan) 200 g 130 Bawang daun 200 g 170 Brokoli 200 g 210 Bayam 200 g 250 Kol hijau 200 g 420 (members.tripod.com, 1998) Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk memenuhi kalsium yang setara dengan 250 ml susu cair, maka sebagai contoh alternatifnya seseorang harus menyantap : kentang, tanpa kulit (1200 g) kalsium = 120 mg brokoli (200 g) kalsium = 210 mg havermouth (50 g) kalsium = 28 mg + kalsium total = 358 mg Jadi susu dalam hal ini memang bukanlah satu-satunya sumber kalsium bagi tubuh, namun merupakan cara yang paling mudah dan cepat untuk memenuhi kebutuhan kalsium. 80

Berikut adalah fakta-fakta seputar kalsium dan osteoporosis : Osteoporosis atau silent killer dalam orthopedics.about.com didefinisikan sebagai hilangnya massa tulang sejak tercapainya puncak pembentukan tulang pada usia 30 tahunan. (Cluett, Jonathan, 2006) Mengingat puncak pembentukan tulang berlangsung pada usia 30 tahunan maka osteoporosis dapat dicegah apabila sejak dini rajin menabung kalsium untuk tulang. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari sebagai berikut. Keropos tulang bisa ditunda atau dicegah sejak pembentukan tulang dalam kandungan dan anak usia balita. Sayangnya, pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan osteoporosis masih rendah. Ini ditandai rendahnya konsumsi kalsium, yakni rata-rata 254 miligram, hanya seperempat dari standar internasional 1.000-1.200 miligram untuk dewasa. (kompas.com, 2006) Kebutuhan kalsium setiap orang berbeda, tergantung pada umur, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2. Kebutuhan Kalsium Kategori Usia Kebutuhan Kalsium per Hari Bayi 0-6 bulan 210 mg 7 bulan - 1 tahun 270 mg Anak-Anak 1-3 tahun 500 mg 4-8 tahun 800 mg Wanita 9-18 tahun 1300 mg 19-50 tahun 1000 mg > 51 tahun 1200 mg Wanita Hamil < 19 tahun 1300 mg 19 tahun 1000 mg Wanita Menyusui < 19 tahun 1300 mg 19 tahun 1000 mg Pria 9-18 tahun 1300 mg 19-50 tahun 1000 mg > 51 tahun 1200 mg (orthopedics.about.com, 2007) Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada usia mahasiswi dibutuhkan 1000 mg kalsium per hari. Kebutuhan kalsium tersebut dapat dipenuhi 81

dengan minum susu tiga gelas atau mengkombinasikan susu dengan makanan lain yang mengandung kalsium. Adapun faktor-faktor yang mendukung terjadinya osteoporosis seperti yang disebutkan dalam orthopedics.about.com, 2003, adalah : - Wanita, usia lanjut - Keturunan Caucasian atau Asia - Memiliki bentuk tubuh yang kurus - Gaya hidup yang sering makan makanan siap saji dan minum soft drink - Tidak aktif (sangat kurang bergerak) - Faktor genetis (ada anggota keluarga yang terkena osteoporosis) - Hormon estrogen yang menurun karena proses menopause - Gangguan dalam makan (Anorexia nervosa) - Merokok dan minum alkohol dalam jumlah berlebihan - Menggunakan obat-obatan tertentu yang mengandung steroid (bagi penderita asma dan batu ginjal) - Tidak minum susu dan produk susu Fakta-fakta di atas merupakan hal-hal yang dapat disampaikan dalam mengedukasi mahasiswi bahwa susu cair bermanfaat dalam mencegah osteoporosis. Pada sub bab Alternatif Solusi Bisnis berikut akan dibahas mengenai alternatif apa saja yang ada dan dapat digunakan dalam proses edukasi ini. 3.1. Alternatif Solusi Bisnis Produk susu merupakan produk yang berhubungan dengan kesehatan, sehingga tentu saja evaluasi dalam pembelian produk susu akan berbeda dengan evaluasi dalam pembelian produk lain. Pada produk susu, faktor kepercayaan akan sangat berpengaruh pada proses evaluasi pembelian susu. Oleh sebab itu, agar dapat melakukan edukasi yang efektif, maka proses edukasi ini harus dilakukan berdasarkan atribut-atribut yang menjadi pembentuk kepercayaan target edukasi. Dari hasil FGD dan brainstorming, terdapat 14 buah atribut yang dapat membentuk kepercayaan seseorang dalam pemilihan produk susu. Namun, tidak 82

semua atribut tersebut dapat membentuk kepercayaan mahasiswi terhadap produk susu. Untuk segmen mahasiswi ini, atribut-atribut yang dapat membentuk kepercayaan dalam pemilihan produk susu dapat dilihat pada subbab 2.4.1.4 sebelumnya. Urutan atribut-atribut yang dipercaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3. Atribut-Atribut Pembentuk Kepercayaan Urutan Atribut yang Dipercaya 1 Pengalaman pribadi 2 Ada pembuktian secara langsung 3 Pendapat ahli 4 Pengalaman orang lain 5 Brand/merek ternama 6 Reputasi produsen yang baik 7 Banyak yang mengkonsumsi Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat tujuh atribut yang dapat membentuk kepercayaan mahasiswi terhadap produk susu. Dimana ketujuh atribut tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam melakukan edukasi terhadap persepsi-persepsi susu cair yang tidak tepat. 3.2. Analisis Solusi Bisnis Berdasarkan atribut-atribut yang dapat membentuk kepercayaan mahasiswi diatas, terdapat tujuh alternatif pelaksanaan edukasi. Ketujuh alternatif akan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat dipilih alternatif mana yang paling efektif untuk menyampaikan pesan edukasi bahwa susu cair bermanfaat dalam mencegah osteoporosis. Analisis dari masing-masing alternatif yaitu : 1. Pengalaman pribadi Atribut yang paling dipercaya oleh mahasiswi adalah pengalaman pribadi. Berdasarkan atribut ini, dapat dikatakan bahwa mahasiswi baru akan percaya terhadap suatu brand atau produk susu tertentu jika sudah merasakan sendiri manfaat brand atau produk susu tersebut. Walaupun atribut ini yang paling dipercaya oleh mahasiwi, namun pengalaman pribadi ini tidak dapat 83

dimanfaatkan dalam mengedukasi mahasiswi. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak faktor yang menyebabkan osteoporosis. Sehingga walaupun mahasiswi tersebut minum susu cair namun tidak disertai dengan pola hidup sehat maka manfaat susu cair dalam mencegah osteoporosis tidak dapat dirasakan. Dalam hal ini PT Ultrajaya tidak dapat mengontrol pola hidup seseorang sehingga atribut pengalaman pribadi ini tidak dapat dimanfaatkan. 2. Ada pembuktian secara langsung Atribut pembentuk kepercayaan ini dapat dimanfaatkan oleh PT Ultrajaya dalam mengedukasi mahasiswi. Namun pembuktian langsung ini hanya terbatas pada pembuktian bahwa adanya kandungan kalsium yang tinggi dalam susu cair. Sedangkan untuk memberikan informasi bahwa kandungan kalsium pada susu cair sudah cukup dalam mencegah osteoporosis harus didukung oleh pendapat ahli. Jadi atribut pembuktian secara langsung ini tidak dapat terlepas dengan atribut pendapat ahli. 3. Pendapat ahli Atribut pendapat ahli dalam hal ini berarti seorang mahasiswi akan mempercayai suatu pesan atau informasi jika disampaikan oleh seseorang yang kompeten di bidangnya. Atribut pembentuk kepercayaan ini dapat dimanfaatkan oleh PT Ultrajaya dalam mengedukasi mahasiswi. PT Ultrajaya dalam hal ini harus mencari dan melakukan kerjasama dengan seseorang yang kompeten di bidang osteoporosis. Beberapa contoh para ahli yang dapat diajak bekerjasama yaitu ahli gizi, departemen kesehatan, ataupun dokter spesialis tulang. Para ahli akan memberikan pengetahuan kepada para mahasiswi mengenai fakta sebenarnya, seperti yang telah disebutkan di atas. Atribut pendapat ahli dalam kaitannya dengan osteoporosis dapat digunakan untuk mendukung atribut pembuktian langsung ataupun dapat berdiri sendiri. 84

4. Pengalaman orang lain Atribut pengalaman orang lain dalam hal ini berarti seorang mahasiswi akan mempercayai suatu produk susu jika ada testimony dari orang lain yang telah merasakan benefit dari produk susu tersebut. Atribut pembentuk kepercayaan ini dapat dimanfaatkan oleh PT Ultrajaya dalam mengedukasi mahasiswi. PT Ultrajaya dalam hal ini harus mencari dan melakukan kerjasama dengan seseorang yang sejak kecil mengkonsumsi susu cair dan hingga kini memiliki tulang yang kuat. Sebagai contoh, testimony ini dapat dilakukan oleh atlit wanita. 5. Brand/merek ternama Atribut brand ternama dalam hal ini berarti seorang mahasiswi akan mempercayai suatu produk susu jika brand-nya sudah terkenal. Berkaitan dengan brand ternama, produk PT Ultrajaya memiliki brand yang telah ternama. Hal ini dapat dilihat dari Superbrands Asia Platinum Award yang diraih PT Ultrajaya pada tahun 2007. Namun atribut brand ternama ini tidak dapat dimanfaatkan dalam mengedukasi mahasiswi. Hal ini disebabkan karena brand ternama tidak dapat membuktikan bahwa susu cair dapat mencegah osteoporosis. 6. Reputasi produsen yang baik Atribut ini menunjukkan bahwa seorang mahasiswi akan mempercayai suatu produk susu jika diproduksi oleh produsen yang memiliki reputasi yang baik. Reputasi perusahaan dalam hal ini adalah prestasi dari segi kinerja perusahaan seperti penghargaan mengenai kepuasan pelanggan, keterjaminan kualitas, teknologi yang modern, sertifikasi ISO, dan sebagainya. Seperti atribut brand ternama, atribut reputasi produsen yang baik ini pun tidak dapat dimanfaatkan dalam mengedukasi mahasiswi. Reputasi produsen yang baik dalam hal ini hanya membentuk kepercayaan mahasiswi akan suatu produk susu namun tidak dapat membuktikan bahwa susu cair dapat mencegah osteoporosis. 85

7. Banyak yang mengkonsumsi Atribut ini menunjukkan bahwa seorang mahasiswi akan mempercayai suatu produk susu jika brand tersebut sudah dikonsumsi oleh banyak orang. Atribut banyak yang mengkonsumsi ini akan sulit untuk dimanfaatkan dalam mengedukasi mahasiswi. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor yang dapat memicu terjadinya osteoporosis seperti yang telah dijelaskan di atas. Sebagai contoh, jka seseorang minum susu cair sejak kecil namun pola hidupnya tidak sehat seperti merokok atau tidak pernah berolahraga maka orang tersebut tetap beresiko terkena osteoporosis. Bahkan di Amerika Serikat, negara yang tingkat konsumsi susu cair-nya tinggi tetap saja memiliki tingkat osteoporosis yang tinggi. Countries with the highest rates of osteoporosis, such as the United States, England, and Sweden, consume the most milk. (milk.elehost.com, n.d.) Jadi banyak yang mengkonsumsi susu cair tidak dapat serta merta membuktikan bahwa susu cair memiliki manfaat dalam mencegah osteoporosis. Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa tidak semua atribut pembentuk kepercayaan dapat digunakan oleh PT Ultrajaya dalam tujuannya mengedukasi mahasiswi mengenai manfaat susu cair dalam mencegah osteoporosis. Adapun atribut yang dapat dimanfaatkan oleh PT Ultrajaya adalah atribut pembuktian secara langsung, pendapat ahli, dan pengalaman orang lain. Penggunaan dari setiap atribut dalam mengedukasi mahasiswi ini akan dibahas lebih lanjut pada bab implementasi. 86