BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama
|
|
- Liana Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga tulang lebih padat, tidak rapuh dan tidak mudah terkena risiko osteoporosis pada saat usia lanjut. Agar tulang menjadi kuat, diperlukan asupan zat gizi yang cukup terutama kalsium. Kalsium merupakan zat utama yang diperlukan dalam pembentukan tulang, dan zat gizi ini antara lain dapat di peroleh dari susu. Pada susu juga terkandung zat-zat gizi yang berperan dalam pembentukan tulang seperti protein, fosfor, vitamin D, vitamin C dan besi. Selain zat-zat gizi tersebut, susu juga masih mengandung zat-zat gizi penting lainnya yang dapat meningkatkan status gizi. Tulang bukan hanya berfungsi sebagai pelindung organ vital dalam tubuh kita seperti jantung, ginjal dan paru-paru. Tulang berfungsi sebagai kerangka untuk menopang tubuh dan sebagai alat gerak. Sehingga menjaga kesehatan tulang dalam tubuh merupakan salah satu hal yang penting. Berbagai cara dilakukan agar kesehatan tulang selalu terjaga, dengan mengkonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu asupan gizi masyarakat yang membantu dalam kepadatan tulang adalah susu. Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka 1
2 2 dapat mencerna makanan padat. (Wikipedia, 2009). Di dalam susu, terdapat zat gizi mengandung karbohidrat berupa laktosa, protein, mineral, enzim-enzim, gas, serta vitamin A, C, dan D dalam jumlah yang memadai untuk kebutuhan tubuh. Susu juga menjadi sumber asam lemak esensial dan hormon. Mineral utama yang terkandung di dalam susu sapi adalah fosfor dan kalsium susu. Kedua mineral ini sangat berperan dalam keseimbangan metabolisme tubuh. Kalsium juga sangat berperan dalam menentukan tinggi badan bersama-sama dengan protein. Kalsium tidak hanya dibutuhkan oleh anakanak dan remaja, tetapi juga oleh orang dewasa terutama ibu-ibu. Kurangnya konsumsi kalsium dari bahan makanan untuk ibu-ibu khususnya saat hamil dan menyusui, akan mengakibatkan proses resorpsi yaitu pengambilan kalsium dari tulang ibu untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Dikemudian hari kondisi itu bisa menjurus pada terjadinya osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang, yang disertai dengan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan pada tulang (Endang Purwostuti, 2009). Sekitar 80 persen penderita osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi. Namun, karena gejala osteoporosis baru muncul setelah usia 50 tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini. Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu , sedangkan perempuan menopause di tahun 2000 yang diperkirakan mencapai 15, 5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun Diperkirakan akan sangat besar jumlah
3 3 penduduk yang dapat terancam penyakit osteoporosis (Rahman dan Setiyohadi, Tentang Osteoporosis). Meskipun penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria juga memiliki resiko terkena penyakit ini. Bedanya, karena laki-laki tidak mengalami menopause, penyakit tersebut umumnya datang lebih lambat dibanding pada wanita. Saat ini, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, meningkatkan pula jumlah permintaan akan susu. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat permintaan masyarakat terhadap produk berbasis susu yang terus meningkat sementara pasokan susu segar belum dapat memenuhi kebutuhan nasional. Hal ini menjadi peluang bagi industri persusuan Indonesia untuk memacu pertumbuhan produksi guna memenuhi kebutuhan susu nasional. Tabel 1.1 Perkembangan produksi dan konsumsi susu nasional Tahun di Indonesia Tahun Produksi (Ton) Konsumsi (Ton) , , , , , , , , , ,00 Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Saat ini, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, meningkatkan pula jumlah permintaan akan susu. Kecenderungan peningkatan konsumsi tersebut dapati dilihat pada Tabel 1.1 Peningkatan konsumsi susu yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2014, dimana peningkatannya mencapai 60 persen dari tahun Kondisi ini merupakan
4 4 peluang bisnis yang cukup baik dan menjadi daya tarik bagi para produsen susu, termasuk didalamnya susu berkalsium tinggi untuk masuk dan bersaing merebut pangsa pasar. Melihat potensi pasar atas perkembangan konsumsi susu sapi dari tahun ke tahun dan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi kalsium dalam jumlah yang mencukupi, industri susu terinspirasi untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan memproduksi susu berkalsium tinggi. Berbeda dengan susu biasa, susu berkalsium tinggi memiliki kandungan kalsium yang lebih banyak sekitar 100 persen. Perusahaan-perusahaan yang telah memproduksi susu berkalsium tinggi kini semakin banyak. Menurut data Kementerian Perdagangan tahun 2011, tercatat ada delapan produsen susu berkalsium tinggi. Dominasi yang paling kuat merebut pangsa pasar adalah PT Fonterra Brands Indonesia yang memproduksi susu Anlene dan Prolene, dengan penguasaan pangsa pasar sebesar 60 persen. Kemudian diurutan kedua 18 persen pangsa pasar susu berkalsium tinggi dikuasai oleh Tropicana Slim Hi-Lo, 5 persen oleh Calcimex, dan sisanya 17 persen untuk produk merek lain. Persaingan antar produsen susu berkalsium tinggi cukup ketat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya merek susu berkalsium tinggi yang beredar di pasaran. Berikut nama-nama produsen yang memproduksi susu berkalsium tinggi di Indonesia, beserta merek dagang dan perkiraan penguasaan pangsa pasarnya, dapat dilihat pada Tabel 1.2
5 5 Tabel 1.2 Nama Produsen Susu Berkalsium Tinggi, Merek Dagang, dan Perkiraan Penguasaan Pangsa Pasarnya Nama Perusahaan Merek Dagang Pangsa Pasar (%) PT Fonterra Brands indonesia Anlene 60 PT Nutrifood Indonesia Tropicana Slim Hi-Lo 18 PT Frisian Flag Indonesia Calcimex 5 PT Indomilk Calciskim 17 PT New Zeland Milk Prolene PT Tiga Raksa Satria Produgen PT Nestle Indonesia Omega PT Netania Kasih Stefit PT Sanghiang Perkasa Entrasol Gold Sumber : Kementerian Perdagangan 2011, Jakarta Semakin banyaknya produk yang beredar di pasaran yang berasal dari berbagai merek membuat konsumen berfikir semakin kritis dan mempertimbangkan produk manakah yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal utama yang menjadi pilihan dari konsumen adalah produk yang memang sudah mempunyai nama dan reputasi yang baik di pasar. Bila berpatokan kepada tabel 1.2 di atas, maka dapat kita lihat kalau saat ini produk susu yang mempunyai pangsa pasar paling besar adalah Anlene. Pangsa pasar yang besar juga mencerminkan kalau produk susu tersebut banyak dipilih oleh masyarakat karena sudah mempunyai nama di pasaran. Disamping itu, terdapat penilaian Top Brand Index yang menjadi patokan bagi sebuah produk bisa dikatakan berkualitas dan menjadi pilihan sebagian besar
6 6 masyarakat. Dan data Top Brand Index dalam kategori susu bubuk dewasa berkalsium adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Data Top Brand Index Tahun Merek Susu Dewasa Berkalsium Anlene Hi-Lo Produgen Calci Skim Indomilk Tahun 2013 TBI Tahun 2014 Tahun 2015 Keterangan 74,3% 61,5% 54.7% TOP 18,6% 28,1% 34.9% TOP 2,2% 3,0% 1.8% 1,4% 2,2% 1.5% Entrasol Gold 0,6% 1,9% 1.5% Sumber : Marketing/edisi Khusus/1/ TBI : Top Brand Index Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan TBI (Top Brand Index) yang disebabkan karena banyaknya pesaing-pesaing produk baru dan pertumbuhan pasar Anlene menjadi terhambat karena adanya produk yang sama saling memperebutkan pasar (market leader). Pada tahun terlihat bahwa Anlene pada tahun 2013 menunjukan nilai TBI sebesar 74,3% serta menurun mencapai angka 61,5% di tahun 2014, dan di tahun 2015 kembali menurun menunjukan angka 54,7%, namun demikian Anlene masih di posisi teratas untuk merek susu dewasa berkalsium tinggi dalam TBI (Top Brand Index). Hal ini bagi produsen Anlene dianggap bahwa Anlene memiliki potensi yang besar untuk melakukan ekspansi pasar.
7 7 Selain itu, peran informasi produk yang baik menjadi salah satu hal yang sangat berperan dalam keefektifan usaha untuk meningkatkan minat beli konsumen terhadap suatu produk. Seperti contohnya informasi nutrisi yang terdapat pada label, melalui informasi ini konsumen akan sangat terbantu dalam melakukan pilihan terhadap produk yang dibutuhkan. Dalam menghadapi persaingan pasar, setiap produk makanan dan minuman terutama produk kesehatan seperti susu harus mampu bahkan diwajibkan oleh undang-undang yang dibuat BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) untuk mencantumkan informasi tentang produknya dalam bentuk informasi nilai gizi atau label nutrisi yang menampilkan tentang kandungan gizi yang ada dalam produknya baik dalam ukuran per penyajian maupun per kemasan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pencantuman kadar nutrisi pada kemasan terhadap minat beli konsumen atas produk susu rendah lemak, dimana menurut pendapat penulis, konsumen yang mengkonsumsi susu rendah lemak merupakan konsumen yang peduli akan kesehatannya karena mereka mengkonsumsi susu yang rendah lemak atau bebas lemak yang akan berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan memberikan pertanyaan seputar tingkat penggunaan label makanan, sikap responden terhadap label yang terdapat pada produk-produk susu rendah lemak, pemahaman akan nutrisi yang terdapat pada label produk susu rendah lemak dan pengetahuan responden mengenai lemak dan energi yang terkandung pada produk-produk susu rendah lemak, penelitian ini nantinya
8 8 diharapkan dapat menggali informasi mengenai bagaimana respon konsumen atas produk susu rendah lemak dan dapat mengetahui faktor-faktor yang ada dalam pemilihan produk susu rendah lemak oleh konsumen. Produk olahan dari susu yang akan diteliti oleh penulis adalah produk susu dengan label rendah lemak tinggi kalsium merek Anlene, dimana menurut pendapat penulis, konsumen yang mengkonsumsi susu rendah lemak merupakan konsumen yang peduli akan kesehatannya karena mereka mengkonsumsi susu yang rendah lemak atau bebas lemak yang akan berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Menurut penulis, dua hal di atas adalah faktor-faktor yang paling mempengaruhi konsumen susu dalam menentukan pilihan mereka sebelum membeli sebuah produk susu. Maka berdasarkan itu penulis ingin mengangkat pengaruh yang ditimbulkan oleh label nutrisi dan brand image terhadap minat beli konsumen susu Anlene. Tertarik pada masalah-masalah tersebut, penulis hendak melakukan penelitian yang hasilnya disajikan dalam bentuk skripsi dengan judul : Pengaruh Label Nutrisi dan Citra Merek (Brand Image) terhadap Minat Beli Susu Anlene pada Karyawan di Jakarta Selatan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara label serta brand image terhadap minat beli dari konsumen. Untuk itu, permasalahan tersebut terangkum dalam pertanyaan penelitian di bawah ini :
9 9 1. Apakah label nutrisi berpengaruh terhadap minat beli dari konsumen susu Anlene? 2. Apakah brand image berpengaruh terhadap minat beli dari konsumen susu Anlene? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Merujuk pada pokok permasalahan diatas, adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tentang pengaruh antara label nutrisi terhadap minat beli dari konsumen susu Anlene. 2. Mengetahui tentang pengaruh antara brand image terhadap minat beli dari konsumen susu Anlene. 2. Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Praktik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi PT. Fonterra Brands Indonesia tentang seberapa kuat pengaruh terpaan iklan spot, sponsorship dan menjadi aware dibenak konsumen serta dapat menimbulkan sikap yang positif terhadap merek. 2. Kontribusi Akademik Dalam adanya penelitian Pengaruh label nutrisi dan citra merek terhadap minat beli susu Anlene pada karyawan di Jakarta Selatan dapat digunakan sebagai acuan penelitian yang akan datang.
I PENDAHULUAN Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu sapi merupakan bahan pangan yang dapat dikatakan memiliki kandungan gizi yang hampir sempurna kelengkapan gizinya. Selain air, susu sapi yang mengandung protein,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup untuk melakukan berbagai aktivitas. Kesadaran masyarakat akan kesehatan kini semakin tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani siklus hidupnya membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi bagi tubuh meliputi kebutuhan akan zat gizi makro dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran
30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Konsumsi pangan merupakan faktor penentu yang penting dalam menentukan status kepadatan tulang khususnya pada saat pertumbuhan seperti pada masa remaja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kurang gizi dan gizi buruk merupakan salah satu jenis penyakit yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Data tahun 2007 memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini menghadapi berbagai permasalahan yang mendesak/akut, yang memerlukan penanggulangan dengan seksama
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan produk cair berwarna putih yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina dengan tujuan utama untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Menurut Husodo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia dipicu oleh kenaikan jumlah
Lebih terperinci2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg
No.792, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Label Gizi. Acuan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN
Lebih terperinciANALISA PENGARUH LABEL NUTRISI TERHADAP MINAT BELI PRODUK SUSU RENDAH LEMAK TINGGI KALSIUM MEREK PRODUGEN DI SURABAYA SKRIPSI
ANALISA PENGARUH LABEL NUTRISI TERHADAP MINAT BELI PRODUK SUSU RENDAH LEMAK TINGGI KALSIUM MEREK PRODUGEN DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masa bayi dan balita merupakan masa paling baik untuk menerima asupan gizi, semakin baik asupan gizi yang diperoleh, maka semakin baik pula perkembangan fisik sang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembentukan tulang didalam tubuh disebut Osteogenesis. Pembentukan tulang terdiri dari penyerapan dan pembentukan yang terjadi secara terus menerus atau selalu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan telah mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Salah satu acuan dalam melihat kinerja suatu sektor adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Pada
Lebih terperinciCalcium Softgel Cegah Osteoporosis
Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan susu sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tentunya sangat berguna untuk kesehatan. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.710, 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Minuman. Khusus. Ibu Hamil. Menyusui. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian
I. PENDAHULUAN A. Latarbelakang Indonesia terus melaksanakan pembangunan dibidang perekonomian. Berbagai kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian tersebut. Bentuk-bentuk kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Produk 2.1.1 Susu Kita mengenal beberapa bahan makanan yang mengandung sedikit atau tidak sama sekali bagian-bagian yang sangat diperlukan (vital) untuk tubuh kita. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Titik berat dari pembangunan Bangsa Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN
No. BAK/TBB/BOG311 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2010 Hal 1 dari 9 BAB III ACUAN LABEL GIZI Jika kita membeli produk makanan atau minuman di supermarket, seringkali Informasi Nilai Gizi yang tercetak pada kemasan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label
PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di Indonesia. Asupan zat gizi yang mempunyai peran penting dalam masalah pangan dan gizi adalah kalsium.
Lebih terperinciIkan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. Ikan baik untuk tambahan diet karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat penting. Asupan gizi yang diterima anak pun harus yang terbaik karena akan mempengaruhi
Lebih terperinciPengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya
Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban dari suatu masyarakat ikut pula mendorong perkembangan dalam bidang perekonomian, salah satunya adalah bidang pemasaran. Untuk tetap mendapatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan. untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap sebagai makanan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu didefinisikan oleh Purnomo dan Adiono (1987) sebagai cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong rendah. Data yang dirilis FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan, pada 2007 angka
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu usaha peternakan yang digalakkan oleh pemerintah
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu usaha peternakan yang digalakkan oleh pemerintah adalah peternakan sapi perah. Tujuan utama dari upaya tersebut adalah meningkatkan kemampuan produksi susu sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997, ditambah perkembangan situasi politik yang kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh manusia guna memenuhi asupan gizi dan sebagai faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lalu. Di negara Swiss terdapat lukisan pada tahun 1850 yang memperlihatkan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Susu sebagai minuman kaya protein telah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu. Di negara Swiss terdapat lukisan pada tahun 1850 yang memperlihatkan bahwa
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne
No. 887, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Klaim. Pangan Olahan. Label dan Iklan. pengawasan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang disuplai dari makanan pokok tidak terpenuhi. Suplemen di pasaran dapat dibedakan berdasarkan kategori penggunaannya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daur hidup manusia akan melewati fase usia lanjut (proses penuaan). Proses penuaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari, dimana mulai terjadi perubahan fisik dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita pada umumnya untuk meningkatkan volume penjualan. Namun keadaan pasar dalam negeri beberapa tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa bertambah. Terjadi pula peningkatan penawaran produk
Lebih terperinciLampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum. A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan
Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menggunakan kata-kata
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 2.1. Pengertian Suplemen Makanan Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong rendah. Data yang dirilis FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan, pada 2007 angka
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai
PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sebesar 1,4 % kurun waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai dengan pertumbuhan pendapatan penduduk atau Produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik kasus menopause..., Herdiana Christanty Sihombing, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan dunia (global issue). Hal ini dikarenakan, meskipun prevalensi osteoporosis tertinggi diderita oleh wanita usia lanjut, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komoditi susu di masyarakat sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber energi. dan protein potensial yang berasal dari hewani.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu sebagai salah satu produk hasil pertanian merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Susu juga disebut sebagai bahan makanan yang hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden (Anak Sekolah Dasar)
37 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan, persepsi dan pengetahuan anak Sekolah Dasar terhadap susu kedelai fortifikasi, untuk mengetahui hubungan antara tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dan kesejahteraan rakyat adalah meningkatnya usia harapan hidup, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia 0-5 tahun mengalami tubuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua akan mendambakan anak yang sehat dan tumbuh dengan normal. Anak akan tumbuh optimal dan sehat menjadi seseorang yang dewasa bila semua asupan gizinya terpenuhi.
Lebih terperinciKEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta
KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN/ATAU IBU MENYUSUI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciLATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT
LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT Tulang yang kuat benar-benar tidak terpisahkan dalam keberhasilan Anda sebagai seorang atlet. Struktur kerangka Anda memberikan kekuatan dan kekakuan yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang
Lebih terperinciPedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2005 Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada
Lebih terperinci2013, No.710 6
6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN/ATAU IBU MENYUSUI PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha dan industri saat ini yang semakin maju, terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi, telah memacu pertumbuhan baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang yang sehat adalah tulang yang kuat dan tidak mudah patah. Kekuatan tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut. loyalitas pelanggan untuk menciptakan konsumen yang loyal.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis
Lebih terperinciMengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan
Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan
Lebih terperinciUNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI SUSU PADA SISWA-SISWI SMPN 181 JAKARTA PUSAT TAHUN 2013 Assallamualaikum Wr. Wb Perkenalkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa mulut. 1 Saliva terdiri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.11.11.09605 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.06.51.0475 TAHUN 2005 TENTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu hasil peternakan yang sering kita jumpai dengan sangat mudah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hasil peternakan yang sering kita jumpai dengan sangat mudah adalah telur. Telur adalah salah satu bahan makanan yang berasal dari hewan selain daging dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis organisme laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Berdasarkan data DKP (2005), ekspor rajungan beku sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat pembangunan nasional pada dasarnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani. Dalam membangun manusia Indonesia yang sehat jasmani,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daging Sapi Daging berasal dari hewan ternak yang sudah disembelih. Daging tersusun dari jaringan ikat, epitelial, jaringan-jaringan syaraf, pembuluh darah dan lemak. Jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis sering menyerang mereka yang telah berusia lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan
Lebih terperinciApakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?
Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat
Lebih terperinci