MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF

dokumen-dokumen yang mirip
Mengelola Pelatihan Partisipatif

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA SAAT MEMFASILITASI PEMBELAJARAN

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

PENDAHULUAN. Manjilala

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala

VISUAL DESIGN. Media Pendidikan Ponco WP FT UNY

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

ARTI PENTING DAN BENTUK-BENTUK SBM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT)

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

Mengapa kita menggunakan visual?

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Modul 4 Gagasan KSM Ideal

Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif

Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp.

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1

UNIT 6 : MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

Perumusan Isu Strategis

MAKALAH JENIS METODE PROMOSI KESEHATAN. dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan keperawatan dimana saja ia

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

Pencarian Bilangan Pecahan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

MODUL GENDER UNTUK ANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN TEKNIK PENYULUHAN KESEHATAN PADA KADER POSYANDU RW 06 GEDONGKIWO MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer:

DINAMIKA KELOMPOK. DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV BADAN DIKLAT DIY LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan baha

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kemampuan peserta. Daya Serap Peserta. Kemampuan pengajar. Efektifitas alat bantu pengajaran. Alat Bantu Pengajaran

Fighting Inequality for Better Growth

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

Pengenalan komputer, mengajarkan bagaimana cara kerja computer, antara kesinambungan perangkat satu dengan yang lainnya.

PERTEMUAN 10. Prepered By. N. Dody Zakki, SE., M.SM

Tahapan Pemetaan Swadaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

TEKNIK FASILITASI PETANI

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan

Modul 7 Membangun KSM Harapan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

Kurikulum Circuit. Minggu 4

METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP

INFORMASI PRA KEGIATAN PELATIHAN PEKERTI DAN AA

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

SIAPA YANG MENJALANKAN MANAJEMEN DI KOPERASI?

BAB VIII METODE DAN TEKNIK FASILITASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan. (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN: PEMILIHAN, PENGGUNAAN, DAN EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Biografi. Jadwal Penilaian

Bahan Pelatihan ini telah disiapkan untuk menunjang pelatihan sekolah dan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh beberapa hal. Guru sebagai pendidik, fasilitas, metode pembelajaran,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan

Transkripsi:

MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF Pengertian dan Manfaat Media belajar adalah alat bantu dalam kegiatan pembelajaran yang jenis dan bentuknya bermacam macam. Dalam menyiapkan dan merancang media belajar, fasilitator perlu menyesuaikan metode yang dipergunakan. Sedangkan metode belajar ini, disesuaikan dengan tujuan belajar. Di dalam pembahasan satu topik (materi) belajar, biasanya : Dipergunakan variasi metode belajar Dipergunakan variasi media belajar yang sesuai Media belajar bermnafaat untuk : Alat bantu Pemandu untuk memberi penjelasan kepada warga belajar. Meningkatkan dan mendorong partisipasi dan keaktifan peserta belajar, artinya : media sebaiknya dibuat sederhana dan mudah dipergunakan oleh peserta. Menimbulkan daya tarik belajar, artinya : media belajar sebaiknya bervariasi, menarik dan kalau perlu dengan menggunakan visualisasi (gambar) Meningkatkan pemahaman peserta, artinya : media belajar sebaiknya membentu memperjelas materi yang sedang dibahas, khususnya hal hal abstrak yang sulit dijelaskan dengan kata kata. Jenis Media Belajar Media belajar yang biasa dipergunakan, terdiri dari banyak jenis dan bentuk. Seorang Pemandu, perlu memiliki kreativitas dan keterampilan untuk membuat media belajarnya sendiri. Jenia media belajar antara lain : Lembar penugasan (kelompok/perorangan) Lembar kasus/cerita Lembar praktek (panduan praktek) Skenario bermain peran (role play/drama/frgamen) Bahan permainan/teka teki Gambar sederhana Plastik transparansi Kartu metapaln (yang sudah diisi tulisan Komik/cerita bergambar Gambar/foto/poster Tayangan Video 1

Kaset cerita Boneka/wayang (puppet show) Lembar balik (flip chart) Dan sebagainya Beberapa jenis media seperti modul, buklet, buku, komik, fotonovela yang isinya lebih panjang (banyak), bisa dianjurkan sebagai bahan bacaan untuk peserta belajar, apabila diperlukan. Media seperti leaflet, bosur, jarang dipergunakan sebagai media pelatihan karena biasanya juga bersifat informasional (bahan bacaan). Bahan dan Alat Pelatihan Bahan dan alat peltihan terkadang merupakan media belajar, tetapi terkadang hanya merupakan perlengkapan belajar saja. Contohnya : Dalam bermain peran, diperlukan sayur-sayuran hijau untuk tokoh ibu yang sedang menyampaikan contoh makanan berzat besi tinggi; sayur sayuran hijau dalam kegiatan ini merupakan bahan atau perlengkapan saja, bukan media belajar. Tetapi dalam pembahasan materi tentang makanan bergizi, contoh sayursayuran menjadi media belajar (bahan peragaan) untuk membahas jenis zat gizi yang terkandung di dalamnya. Apabila alat/bahan tidak dipergunakan sebagai sarana langsung dalam proses pembelajaran, maka tidak termasuk ke dalam media pembelajaran. Beberapa bahan/alat pembelajaran yang biasanya dipergunakan adalah : Papan tulis biasa, white board, magentic board Kertas plano Kuda kuda flip chart Proyektor (slide, film,video) Kartu kartu metaplan (dibuat dari karton manila bermacam warna dengan - bn ukuran tertentu Bahan bahan praktek/peragaan Ruangan yang cukup luas untuk 25-30 orang (bisa bergerak leluasa, melakukan diskusi kelompok, permainan yang tidak dinamis, dsb) Kursi dan meja yang tidak mengganggu ruang gerak peserta. Dalam pelatihan partisipatif, sebaiknya digunakan kursi yang memiliki meja lengan, sehingga tidak perlu pakai meja lagi, dan peserta leluasa berpindah atau bergerak. Kalaupun tidak ada kursi bermeja lengan, jangan pakai meja besar/panjang yang menghabiskan tempat dan menghalangi. 2

Buku tulis, bolpoint, penghapus, supidol, selotip, gunting, paper-clip (penjepit kertas), stapler dan sebagainya. Menentukan dan Mempersiapkan Media Belajar Dalam menentukan media belajar untuk pelatihan, Pemandu menyesuaikan dengan kebutuhan setiap materi belajar. Seperti yang telah disampaikan di atas, setiap metode yang dipergunakan akan membutuhkan media tertentu. Karena itu, buatlah tabel check list kebutuhan media untuk seluruh pelatihan agar tidak ada yang terlupa. Karena di dalam pelatihan biasanya Pemandu merupakan tim, maka untuk mempersiapkannya bisa dibagi tugas. Koordinator tim Pemandu kemudian mencek apakah masing masing pemandu sudah siap dengan media yang perlu digunakan untuk masing masing topik bahasan. Dalam mempersiapkan media belajar, Pemandu perlu mempertimbangkan hal hal sebagai berikut : Media gambar; apabila digunakan di dalam diskusi umum (pleno), sebaiknya ukurannya cukup besar (ukuran poster), supaya bisa dilihat dengan jelas oleh seluruh peserta di dalam kelas. Media gambar yang dibuat sendiri, bisa dibuat dengan kertas lebar (plano). Apabila ukurannya kecil (ukuran kartu atau kertas HVS), hanya cocok digunakan dalam diskusi keplompok atau tugas perorangan. Media tulisan; apabila digunakan di dalam diskusi umum (pleno), tulisan sebaiknya dibuat dalam bentuk huruf balok, dengan ukuran besar, supaya bisa dibaca oleh seluruh peserta di dalam kelas. Tulisan bisa dibuat di atas papan tulis atau kertas lebar (plano). Apabila tersedia overhead proyektor, tulisan bisa dibuat di atas plastik transparans dan diperbesar oleh proyektor.saat ini juga biasa digunakan alat bantu LCD (In focus) yang diasmbungkan ke komputer sebagai media bantu. Hanya perhatikan prisnsip-prinsip pembuatan media transparan baik memakai OHP maupun LCD, bentuk huruf sebaiknya balok, ukuran paling sedikit (paling kecil) 18 font (menurut ukuran komputer) dan isinya hanya point pointnya saja (kalimat kunci). Media audio-visual; sebelum dipergunakan dalam pembahasan materi di kelas, media sudah dipersiapkan dan dicoba terlebih dahulu. Yang perlu diperhatikan adalah jarak pandangan peserta terhadap gambar, dan volume suara, agar seluruh peserta bisa melihat dan mendengar secara jelas. Semakin canggih media yang diperlukan, Pemandu juga semakin memerlukan fasilitas pendukung (listrik, layar, proyektor, kabel dan sebagainya). 3

PENGGUNAAN MEDIA Apa Kegiatan Belajar? Kegiatan belajar merupakan kegiatan sehari hari yang dilaksanakan oleh fasilitator atau bersama masyarakat sasaran untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan kesadaran dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Kegiatan belajar seperti ini tidak sama dengan kegiatan belajar di sekolah, karena bahan belajarnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan kelompok yang benar benar bermanfaat dalam kehidupan praktis sehari hari. Begitu juga dengan cara belajarnya, dilaksanakan lebih informal, santai dan bebas, sesuai dengan kreativitas kelomok itu sendiri. Tidak ada yang bertindak sebagai guru dalam kegiatan belajar ini karena pengetahuan dan pengalaman setiap peserta bisa disumbangkan. Sebagai fasilitator, pendamping atau kader perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan baru karena seringkali mereka diharapkan juga untuk menjadi narasumber oleh kelompok belajar. Mengapa Menggunakan Media dalam Kegiatan Belajar Berkomunikasi dengan masyarakat ( kelompok dampingan) merupakan pekerjaan terpenting pendamping atau kader. Proses komunikasi terutama terjadi dalam kegiatan kegiatan belajar, baik berupa pertemuan perencanaan program, diskusi mengenai suatu materi atau permasalahan, praktek maupun pelatihan. Media yang dipilih untuk suatu kegiatan belajar harus sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tetapi selain memilih media yang tepat, perlu juga diperhatikan cara menggunakan media secara baik dan benar. Sebab bentuk media apapun yang digunakan, meskipun dirancang dengan baik, tanpa difasilitasi dengan baik proses diskusinya, media media tidak akan mengsilkan dampak seperti yang diharapkan. Untuk itu, keterampilan memfasilitasi diskusi dengan menggunakan media merupakan faktor yang menentukan bagi pengguna media. 4

Langkah Langkah Menggunakan Media Berikut ini pedoman umum yang dapat dijadikan acuan dalam menggunakan media secara tepat : Persiapan Langkah langkah persiapan : Mempelajari dan menguasai materi dan tujuan belajarnya sendiri, karena media hanyalah alat Bantu dari kegiatan belajar. Tidak ada salahnya fasilitator mempersiapkan catatan-catatan singkat mengenai isu isu kunci yang akan diajukan sebagai penggerak diskusi. Mempelajari fungsi media berdasarkan tujuan belajar yang bersangkutan, apakah media yang akan disajikan itu untuk motivasi, penyadaran atau instruksi teknis. Memperhatikan bentuk media yang akan digunakan, apakah akan menggunakan poster, poster seri, atau brosur. Ini akan berhubungan dengan kemampuan kelompok diskusi dalam menyimak kajian diskusi. Misalnya, media brosur atau buklet kurang tepat digunakan untuk kelompok yang terbatas kemampuan membacanya. Untuk kelompok ini, poster tunggal atau postr seri akan lebih tepat. Memperhatikan jumlah peserta yang dianjurkan dan tata ruang yang tepat dalam menggunakan media tersebut. Misalnya tayangan video/slide dapat disajikan untuk semua peserta dalam sebuah kelas belajar 20 orang, tetapi fotonovela berbentuk buklet hanya bisa dipergunakan dalam kelompokkelompok kecil. Untuk kebutuhan ini, tata ruang yang tepat perlu dipersiapkan sejak awal. Mempelajari cara menggunakan media tersebut. Sebaiknya media itu dicoba terlebih dahulu sebelum dipergunakan dalam kelompok belajar, terutama media yang memerlukan alat Bantu seperti tayangan slide/video misalnya. Catatan : Persiapan akan lebih mudah apabila media yang akan digunakan memiliki pedoman penggunaannya. Pedoman ini biasanya menjelaskan mengenai 5

fungsi media, jumlah pesera maksimal yang dianjurkan, langkah langkah dan cara menggunakannya serta tata ruang yang dianjurkan. Bahan/materi belajar harus disusun oleh fasilitator karena biasanya mediamedia diskusi memuat hanya informasi-informasi secara tebatas (yang pentingpenting saja). Banyak media mencantumkan materi, karena media dipergunakan untuk membahas satu kasus setelah materi dari fasilitator didiskusikan. Pelaksanaan Sebelum memulai pertemuan/diskusi, ciptakan suasana yang santai, sehingga peserta tidak merasa berada dalam sebuah kelas belajar, melainkan dalam kelompok diskusi informal. Bisa juga dimulai dengan permainan atau crita lucu. Kemudian sampaikan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegatan belajar serta topik yang akan dibahas. Sampaikan dan sepakati bersama dengan peserta mengenai perkiraan waktu yang diperlukan untuk kegiaatan ini. Mulailah kegiatan belajar sesuai dengan langkah langkah yang dipersiapkan. Pergunakan media yang telah dipersiapkan untuk menyampaikan informasi belajar. Media akan lebih baik bila dipergunakan sebagai bahan diskusi sehingga kegiatan belajar lebih ontraktif ( timabl balik) Fsilitator harus selalu menjaga agar media dapat dilihat secara jelas oleh seluruh peserta. Fasilitator yang menyajikan media agar selalu dalam posisi berhadapan dengan peserta diskusi dan tidak menghalangi pandangan peserta kepada media. Fasilitator memancing diskusi dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berkisar pada tanggapan mengenai isi/pesan yang terkandung dalam media. Misalnya : apa yang dapat kita lihat dari poster ini? Mengapa hal itu terjadi? Apa akibat dari hal tersebut? Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi? Apakah hal seperti itu terjadi di kampung ini? Tips praktis 6

Jangan sampai media dipergunakan alat ceramah atau penyuluhan sebab fungsi utama media adalah untuk membantu peserta terlibat dalam kegiatan belajar yang interaktif. Fasilitor sebaiknya berusaha agar setiap peserta dapat turut aktif dalam diskusi. Usahakan agar fasilitator tidak memonopoli pembicaraan, sehingga dapat mengemukakan tanggapan atau pendapatnya. Tanggapan atau jawaban dari peserta sebaiknya ditulis di papan tulis atau pada kertas plano ( ditempel di tembok ), karena peserta akan bisa mengingat dengan lebih baik apabila mereka melihat dan membaca daripada hanya mendengarkan saja. Selain itu hasil tersebut akan memancing peserta untuk lebih berpartisipasi dalam diskusi, karena usulan atau tanggapan mereka dianggap penting/diperhatikan. Setelah diskusi Apabila kita menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis, akan lebih mudah memahaminya langsung dengan praktek daripada hanya membahas teori saja. Namun perlu diingat pula bahwa praktik yang dilakukan tanpa dasar dasar atau teori yang kuat, bisa menjadi kacau. Untuk itu diskusikan terlebih dahulu teori dengan alat Bantu media, baru kemudian mempraktekan di lapangan. Sepakati waktu yang tepat untuk melakukan praktek ini. Lakukan evaluasi kegiatan setelah diskusi dan praktek di lapangan. Cobalah untuk mengkaji apakah peserta mempraktikan seperti yang telah didiskusikan dan yang disarankan dalam media? mengapa demikian? Hasil evaluasi dapat menjadi bahan pertimbangan bagi rencana belajar/kerja selanjutnya. Bisa jadi pada pertemuan berikutnya masih diperlukan media dalam bentuk dan jenis yang berbeda. Jika demikian, maka kita perlu membuat rencana lagi dan mengembangkan alat Bantu yang sesuai dengan kebutuhan. 7