Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan"

Transkripsi

1 BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya

2 Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya Kajian Kesehatan Penyusun: Marnia Nes Penyunting Isu Gender : Leya Catelya Tata-letak & Illustrasi: Eddie B. Handono Cetakan Pertama, Januari 2008 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri - Perkotaan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya

3 1 Pemetaan Swadaya 4 Kajian Kesehatan Permasalahan kemiskinan, bukan hanya permasalahan ekonomi, seperti pada penyebab kemiskinan tingkat ke 4 yang sudah dibahas dalam refleksi kemiskinan, banyak masalah yang saling berkaitan. Kesehatan masyarakat menjadi salah satu ukuran kualitas sumberdaya manusia. Rentannya masyarakat miskin terhadap penyakit tentu saja akan menghambat produktivitas kerja dan meningkatkan biaya pengeluaran untuk kesehatan. Perlu kajian lebih jauh mengenai berbagai permasalahan kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat, terutama kualitas kesehatan dasar dari masyarakat miskin. Kajian yang dilakukan menyangkut kualitas dan fasilitas pelayanan kesehatan dasar serta pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat. Indeks kesehatan yang dicerminkan dari angka harapan hidup menjadi salah satu acuan perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi ukuran kesejahteraan. Di sisi lain, target peningkatan kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita, penurunan angka penyakit menular baik untuk kaum laki-laki maupun perempuan menjadi target nasional yang sejalan dengan kesepakatan Millienium (MDGs) di seluruh dunia, dimana Indonesia menjadi negara yang mendukung kesepakatan tersebut. Target peningkatan IPM dan MDG ini tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional dan RPJM Daerah (kota/kabupaten). Artinya target-target peningkatan kualitas kesehatan masyarakat menjadi sejalan antara di tingkat kelurahan/desa, tingkat kabupaten/kota dan nasional.

4 2 Guna kepentingan di atas diperlukan kajian-kajian pada tingkat basis terkecil, yang dilakukan oleh warga masyarakat sendiri mengenai persoalan kesehatan yang dihadapi berbagai kalangan masyarakat, baik kelompok miskin, perempuan dan laki-laki sehingga masyarakat menyadari permasalahannya, bisa mencari jalan keluar yang tepat, dan terlibat dalam pemecahannya. Dengan keterlibatan masyarakat, permasalahan benar-benar merupakan permasalahan yang dirasakan oleh mereka, bukan permasalahan dari sudut pandang 'orang luar' sehingga pemecahan masalah benar-benar atas dasar kebutuhan yang ada dan akan lebih tepat sasaran. Akan tetapi dalam menganalisa dan memilih alternatif pemecahan masalah tentu harus dibarengi dengan kesadaran kritis, bukan sekehendak hati, oleh karena itu fungsi fasilitator nmasih diperlukan untuk memberikan pendampingan (bimbingan) karena saat ini masyarakat dianggap masih belum mandiri. Pemecahan masalah tersebut akan dituangkan dalam Perencanaan Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) tingkat kelurahan/desa. Tujuan Kajian Memfasilitasi masyarakat untuk belajar mengenali berbagai permasalahan kesehatan yang dialami oleh mereka, baik perempuan maupun laki-laki serta faktor-faktor penyebabnya yang selama ini terjadi akan tetapi seringkali tidak disadari atau tidak dirasakan sebagai masalah bersama. Memfasilitasi terjadinya komunikasi yang setara di antara warga masyarakat, sehingga terjadi proses berbagi pengetahuan, pengalaman, nilai-nilai di antara mereka. Memfasilitasi tumbuhnya kepedulian masyarakat terhadap permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh pihak lain terutama warga. miskin.

5 3 Keluaran Daftar permasalahan kesehatan baik itu kesehatan perempuan, laki-laki, anak-anak dan balita. Daftar potensi untuk pemecahan permasalahan kesehatan, baik itu potensi yang ada di masyarakat, pemerintah maupun pihak luar Kepedulian dari warga masyarakat yaitu kemauan warga masyarakat untuk terlibat dalam upaya-upaya pemecahan masalah. Peta sebaran warga, perempuan dan laki-laki yang mengalami masalah kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan warga. Kesadaran warga masyarakat terhadap permasalahan kesehatan, faktorfaktor penyebab dan keterkaitan antar berbagai faktor sampai akar masalah kesehatan, di samping aspek gender dari permasalahan tersebut. (Pohon permasalahan kesehatan). Jenis Informasi Dalam kajian kesehatan ada beberapa hal yang bisa dikaji melalui proses pemetaan swadaya yaitu: 1. Mengkaji lembaga-lembaga pelayanan kesehatan, baik lembaga pemerintah, swata maupun lembaga masyarakat dan pemanfaatan pelayanan lembaga-lembaga tersebut oleh masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki dan kualitas pelayanannya. 2. Mengkaji masalah kesehatan dasar termasuk jenis penyakit, kualitas gizi masyarakat miskin, secara khusus menyangkut kualitas kesehatan dasar kaum perempuan, laki-laki, bayi dan balita. 3. Angka kematian ibu, bayi dan balita. 4. Mengkaji wabah penyakit yang sering terjadi, dan kelompok masyarakat

6 4 Teknik yang terkena wabah, baik perempuan maupun laki-laki. 5. Mengkaji pola konsumsi yang mempengaruhi tingkat gizi masyarakat ( Laki-laki, perempuan, bayi dan balita) dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat. 6. Mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat, baik perempuan dan laki-laki, terhadap kesehatan dasar baik pencegahan maupun pengobatannya. 7. Memetakan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. 8. Mengkaji akses dan kontrol warga miskin dan perempuan terhadap pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizi. 9. Mengkaji hubungan sebab akibat terjadinya masalah kesehatan, termasuk yang dihadapi secara berbeda oleh perempuan dan laki-laki, sampai ke akarnya. 10. Mengkaji upaya-upaya yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah kesehatan, termasuk aspek gendernya. 11. Mengkaji potensi-potensi yang ada yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah. Bagan Kecenderungan dan Perubahan Salah satu teknik analisa yang bisa diterapkan untuk jenis-jenis penyakit dan kualitas kesehatan dasar yang banyak dialami oleh warga masyarakat adalah Bagan Kecenderungan dan Perubahan. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Dalam kajian kesehatan, teknik ini

7 5 dipakai untuk menggambarkan perubahan jenis-jenis penyakit, kualitas gizi yang dialami oleh warga masyarakat, baik itu oleh kaum perempuan, kaum laki-laki maupun oleh anak-anak dan bayi. Dengan melihat perkembangan kesehatan masyarakat, mereka bisa merenungkan dan menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi dari waktu ke waktu. Diagram Batang Teknik ini dipakai untuk membandingkan jumlah penderita penyakit dan masalah kesehatan yang sudah didapat dari hasil analisa bagan kecenderungan dan perubahan untuk masing-masing kelompok (perempuan, laki-laki, anak-anak dan bayi). Dengan perbandingan tersebut, masyarakat bisa menyadari penyakit dan masalah apa saja yang paling banyak dialami oleh warga miskin, perbedaan-perbedaan jenis penyakit yang diderita oleh perempuan dan laki-laki terutama menyangkut kesehatan reproduksi kaum perempuan, gambaran tingkat kematian ibu melahirkan, bayi dan balita dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut. Kalender Musim Permasalahan kesehatan, terutama yang menyangkut penyakit banyak dipengaruhi oleh siklus musim, seperti musim hujan, musim kemarau. Biasanya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan siklus musim merupakan wabah ( terjadi pada sebagian besar masyarakat pada lokasi tertentu) misal : diare, demam berdarah, dan sebagainya. Informasi dan kajian ini bisa bermanfaat untuk perencanaan dan pencegahan penyakit sehingga masyarakat, baik itu perempuan maupun laki-laki, bisa lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan wabah pada musim-musim tertentu Diagram Kelembagaan (Diagram Venn) Teknik diagram kelembagaan digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan antara lembaga-lembaga pelayanan kesehatan yang terdapat di lingkungan

8 6 warga masyarakat. Dengan memetakan lembaga-lembaga tersebut, masyarakat bisa menganalisis kembali peranan-peranan dari lembaga kesehatan tersebut, pola hubungan antara masyarakat dengan lembagalembaga tersebut, manfaat keberadaan lembaga, akses, partisipasi dan kontrol masyarakat terhadap pelayanan lembaga-lembaga tersebut, serta manfaat yang diperoleh masing-masing kelompok atas pelayanan lembaga kesehatan tersebut. Pemetaan Warga Miskin dan Sarana Pelayanan Kesehatan Pemetaan dipakai untuk mendapatkan gambaran warga miskin, perempuan dan laki-laki yang mempunyai persoalan kesehatan baik itu kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi dan balita, kesehatan perempuan dan laki-laki, lokasilokasi terjadinya wabah penyakit serta fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat. Dengan pemetaan tersebut akan didapat gambaran rumah tangga miskin yang mana yang paling parah tingkat kesehatannya, lingkungan mana yang harus diperhatikan dalam mengantisipasi terjadinya wabah dan akan menjadi dasar perencanaan untuk peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan pada lokasi-lokasi strategis bagi warga miskin, baik tiu perempuan maupun laki-laki yang mempunyai masalah. Kecenderungan pelayanan kesehatan tertentu pada kelompok tertentu atau jenis kelamin tertentu perlu diperhatikan dalam proses ini. Sumber Informasi Sumber informasi utama adalah warga masyarakat, terutama warga miskin baik laki-laki maupun perempuan. Petugas pelayanan kesehatan seperti bidan, petugas puskesmas, dan sebagainya. Perangkat pemerintahan desa/kelurahan

9 7 Satuan Analisa Alat & Bahan RW/Dusun Kertas plano Kertas roti/kertas minyak Spidol warna-warni Karton berwarna ( kertas warna) Lembar Balik Konsep dan Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Hasil Refleksi Kemiskinan Langkah-langkah Buatlah suasana lebih santai dan informal dengan terlebih dahulu menanyakan kabar kepada peserta, mulai dengan obrolan mengenai kehidupan sehari-hari mereka,baik itu berkenaan dengan kehidupan kelompok perempuan maupun laki-laki, agar peserta menjadi akrab dan tidak ada jarak dengan fasilitator/relawan, sehingga mereka menjadi lebih berani di dalam mengemukakan Berikan salam perkenalan kepada peserta, jelaskan maksud dan tujuan pertemuan. Sepakati bersama peserta, berapa lama waktu pertemuan akan berlangsung. Cek apakah terdapat perbedaan di antara kelompok perempuan dan laki-laki dalam menyepakati waktu pertemuan. Ajaklah peserta untuk merefleksikan pemahaman mereka terhadap PNPM-Mandiri Perkotaan Tanyakan kepada peserta apakah mereka sudah paham betul dengan maksud, tujuan dan tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan? Cek pada kelompok perempuan maupun laki-laki, Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Apabila peserta banyak yang belum paham, jelaskan kembali mengenai PNPM-Mandiri Perkotaan, pakailah lembar balik konsep dan siklus PNPM Mandiri Perkotaan sebagai alat bantu menjelaskan. Jelaskan kepada peserta bahwa kita sudah sampai pada siklus Pemetaan Swadaya. Terangkan mengenai maksud dan tujuan siklus pemetaan swadaya dan mengapa masyarakat harus terlibat dalam kegiatan ini.

10 8 Jelaskan kepada peserta bahwa kajian dalam pemetaan swadaya dilakukan berdasarkan kepada masalah yang sudah dihasilkan dalam refleksi kemiskinan. Ingatkan kembali kepada penyebab kemiskinan yang sudah dibahas dalam refleksi kemiskinan. Ingatkan pula persoalan kemiskinan dan kesehatan yang berbeda yang dihadapi perempuan dan yang dihadapi laki-laki. Informasikan bahwa kajian kesehatan ini merupakan lanjutan dari kajian pemetaan swadaya sebelumnya. Jelaskan secara ringkas hasil kajian lingkungan yang sudah dilakukan sebelumnya. Jelaskan pula perbedaan yang diangkat kelompok perempuan, yang mungkin berbeda dengan kelompok laki-laki. Ingatkan kepada peserta kepada penyebab kemiskinan yang sudah dibahas dalam refleksi kemiskinan, bahwa masalah kesehatan, baik itu yang terjadi pada perempuan maupun laki-laki, merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab kemiskinan. Jelaskan kepada peserta dalam pertemuan ini kita akan membahas dan menganalisis masalah kesehatan di lingkungan kita, dan akan dimulai dari mendiskusikan jenis-jenis penyakit yang sering dialami warga baik yang dialami oleh perempuan maupun oleh laki-laki. Bagilah peserta ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan perempuan dan mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan jensi-jenis penyakit yang sering terjadi dan dialami mereka. Pada saat mendampingi kelompok perempuan, cermati dan dorong peserta untuk mendiskusikan penyakit-penyakit khsusus yang hanya dialami oleh kaum perempuan termasuk kelainan-kelianan pada saat

11 9 Jenis Penyakit Penting diingat: setiap kelompok harus didampingi oleh pemandu (relawan/fasilitator) dan pastikan teridentifikasi penyakit-penyakit yang khusus dialami oleh perempuan berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Penderita Laki-laki Perempuan Bayi Balita Total Jumlah penderita TB (batuk berdarah) DB (Demam Berdarah) Diare Malaria Kurang gizi Penyakit lainnya khusus perempuan Kanker rahim Kanker payudara Pendarahan ketika melahirkan lainnya Jumlah penduduk Dalam pembahasan tumbuhkan kesadaran peserta pada perbedaan-perbedaan jenis penyakit yang dialami oleh kaum perempuan dan laki-laki, terutama yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. kehamilan, keguguran kandungan dan pada saat melahirkan. Setelah selesai diskusi kelompok, mintalah kepada wakil setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya. Kemudian bahas bersama. Ajaklah peserta untuk menganalisa penyakit apa saja yang paling banyak diderita oleh warga masyarakat baik itu laki-laki, perempuan, anak-anak maupun bayi. Gunakan tabel di samping ini sebagai alat bantu. Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan melihat hal tersebut dengan membuat perbandingan jenis penyakit yang dialami laki-laki dan perempuan dan jumlah penderita secara umum dengan membuat diagram batang. Buatlah diagram batang seperti contoh di samping ini. Untuk memudahkan masyarakat bagilah garis vertikal menjadi bagian-bagian yang menunjukkan angka 10. Garis horisontal menunjukkan jenis penyakit

12 10 Dalam membuat diagram, mulailah dengan satu contoh jenis penyakit, untuk penyakit selanjutnya biarlah masyarakat yang membuat diagram, fasilitator atau relawan hanya memberi penjelasan apabila diperlukan. Tanyakan kepada peserta : Apakah ada penyakit-penyakit yang menular? Beri tanda khusus. Apakah ada penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian? Beri tanda khusus Kelompok mana (laki-laki, perempuan, bayi, balita) yang paling banyak menderita penyakit-penyakit tertentu? Mengapa hal itu terjadi? Untuk melihat perbandingan jumlah penderita penyakit di masing-masing kelompok laki-laki, bayi, balita dan perempuan, ajaklah peserta untuk membuat diagram batang perbandingan tersebut. Beri tanda untuk penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian dan menular. Diagram batang perbandingan dibuat untuk masing-masing kelompok. Dengan visual diagram ini masyarakat akan lebih mudah melihat, berapa besarnya perbandingan penderita penyakit untuk masing-masing kelompok. Misalnya berapa bayi yang menderita demam berdarah dibandingkan dengan jumlah bayi yang ada, sehingga dengan mudah bisa dilihat penyakit apa yang paling penting untuk dipecahkan untuk masing-masing kelompok. Analisa bersama Penyakit apa saja yang paling banyak diderita oleh warga? Penyakit apa saja yang paling banyak diderita oleh kelompok laki-laki? Penyakit apa saja yang paling banyak diderita oleh perempuan? Penyakit apa saja yang paling banyak diderita oleh bayi dan balita? Penyakit apa saja yang menular? Penyakit apa saja yang paling banyak menyebabkan kematian untuk masing-masing kelompok baik itu laki-laki, perempuan termasuk ibu hamil/melahirkan, bayi dan balita?

13 11 Jelaskan kepada peserta, bahwa kita akan mencoba melihat apakah ada jenis-jenis penyakit yang hanya terjadi pada musim-musim tertentu, dengan membuat kalender musim. Hubungkan dengan kalender musim yang sudah didapatkan pada saat kajian lingkungan.

14 12 Mengapa kondisi di tersebut terjadi? Apa saja upaya-upaya pengobatan yang pernah dilakukan? Siapakah dalam keluarga yang mengambil keputusan untuk upayaupaya yang dilakukan? (suami saja, istri saja, mertua, keluarga besar atau yang lain).

15 13 Contoh Kalender Musim Penyakit Tanyakan kepada peserta, penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada musim kemarau? Pada bulan-bulan tertentu? Dan penyakit yang terjadi disepanjang musim. Tuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalender yang sudah dibuat pada langkah sebelumnya. Ajaklah peserta untuk menganalisa bersama: Apakah ada wabah penyakit pada musim tertentu yang selalu terjadi setiap tahun? Mengapa hal itu terjadi? Siapa yang terkena wabah tersebut, laki-laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi? Apa akibat dari wabah tersebut? Apakah ada yang sampai menyebabkan kematian?

16 14 Apakah ada hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi lingkungan (hubungkan dengan hasil kajian lingkungan) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan mencoba untuk mencermati perkembangan dan perubahan jenis-jenis penyakit tadi dari tahun ke tahun. Ajaklah peserta untuk membuat bagan kecenderungan dan perubahan. Beri peserta contoh untuk mengisi bagan. Tanyakan kepada peserta kita akan mulai dari tahun berapa? Tuliskan tahun tersebut ke dalam bagan sebagai titik awal perkembangan penyakit yang diderita masyarakat, misal tahun Kemudian isilah kolom jenis penyakit oleh salah satu jenis penyakit. Apakah jenis penyakit tersebut diderita oleh kaum laki-laki, perempuan, anak-anak ataukah bayi? Beri tanda di bawah kolom penderita. Agar lebih mudah dilihat perkembangan jenis-jenis penyakit dan penderita tersebut, ajaklah peserta untuk membuat grafik kecenderungan dan perubahan penyakit-penyakit yang menular, penyakit yang menyebabkan kematian, penyakit khusus perempuan, kekurangan gizi, dan penyakitpenyakit yang merupakan wabah. Untuk penyakit yang menyebabkan kematian dan kekurangan gizi lanjutkan pembuatan grafik-grafik khusus untuk masing-masing kelompok laki-laki, perempuan (ibu hamil), bayi dan balita. Setelah selesai, berdasarkan pada bagan dan grafik yang sudah dibuat ajaklah peserta untuk menganalisa: Apakah ada perubahan jenis penyakit yang banyak diderita oleh warga dari tahun ke tahun baik itu penyakit yang diderita oleh kaum laki-laki, perempuan, bayi dan balita?

17 15 Apakah ada perubahan tingkat kematian ibu hamil/melahirkan dari tahun ke tahun? Apakah perubahan itu menurun atau meningkat? Apakah ada jenis-jenis penyakit baru yang berbahaya? Mengapa perubahan-perubahan tersebut terjadi? Apa dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan tersebut? Siapakah yang paling banyak terkena dampak : laki-laki, perempuan, bayi dan balita? (bandingkan grafik-grafik untuk masing-masing kelompok). Bagaimana kemungkinan perkembangan penyakit di masa yang akan datang apabila tidak ditangani? Bagaimana caranya menangani kondisi (masalah) yang ada? Lanjutkanlah kegiatan dengan mengkaji lembaga-lembaga pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Pakailah Kajian kelembagaan (diagram venn) sebagai alat bantu diskusi. Tanyakan kepada peserta apa saja lembaga pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan kita? Tuliskan jawaban peserta ke dalam kertas plano. Ajaklah peserta untuk menentukan simbol-simbol dari lembaga pelayanan kesehatan tersebut. Bila simbol yang digunakan adalah lingkaran, maka besar kecilnya lingkaran bisa dipakai untuk simbol besar kecilnya manfaat lembaga tersebut bagi masyarakat. Tulislah nama-nama lembaga pelayanan kesehatan pada simbol yang sudah dipilih. Buatlah lingkaran yang bertuliskan masyarakat, dan tempelkan lingkaran tersebut pada kertas plano atau media lainnya.

18 16 Contoh Diagram Penyakit Khusus Perempuan dan jumlah penderita dan Grafik Tingkat Kematian Ibu Hamil/melahirkan

19 17 kemudian mintalah peserta untuk menempelkan simbol-simbol yang lain, jauh-dekatnya simbol lembaga kesehatan dari lingkaran warga miskin menunjukkan tingkat interaksi lembaga tersebut dengan warga. Setelah selesai lanjutkan analisa kelembagaan dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut : Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut? Beri tanda Apakah perempuan mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut? Beri tanda Siapa yang memimpin dan mengambil keputusan untuk kegiatan pada lembaga tersebut? Apakah ada warga miskin yang memimpin kegiatan pada lembaga tersebut? Beri tanda apabila ada Apakah ada warga miskin yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam lembaga tersebut? Beri tanda apabila ada. Apakah ada perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam lembaga tersebut? Beri tanda apabila ada Apa manfaat dari lembaga-lembaga tersebut? Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam berhubungan dengan lembaga-lembaga tersebut? Bagaimana kualitas pelayanan lembaga-lembaga tersebut?

20 18 Contoh Kajian Lembaga Kesehatan Tanyakan kepada peserta kemana mereka, laki-laki dan perempuan, mengobati penyakit yang diderita? Mintalah kepada peserta untuk menuliskan dalam kertas metaplan (apabila banyak peserta yang tidak biasa menulis, fasilitator/relawan) membantu untuk menuliskan jawaban peserta. Satu kartu dipakai untuk satu jenis upaya pengobatan. Tempelkan kartu tersebut dalam kertas plano berurutan ke bawah.

21 19 Ajaklah peserta untuk menganalisa: Jenis upaya pengobatan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok (laki-laki, perempuan, balita dan bayi) Jenis pelayanan yang diberikan oleh masing-masing pelayanan kesehatan kepada kelompok laki-laki dan perempuan. Kualiatas pelayanan kesehatan Berapa besar biaya pengobatan Siapakah yang mengambil keputusan jenis pelayanan kesehatan dan pengobatan bagi laki-laki dan perempuan dalam keluarga? Apakah ada pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dalam menentukan jenis pelayanan bagi laki-laki dan perempuan?. Siapakah yang mengambil keputusan dalam menentukan biaya pengobatan dalam keluarga, apakah suami atau istri ataukah anggota keluarga yang lain?. Beri tanda khusus Apa masalah-masalah yang dihadapi dan apa penyebab masalahmasalah terwsebut. Apakah ada perbedaan masalah yang dihadapi oelh laki-laki dan perempuan? Diskusikan: Apakah pernah dilakukan upaya-upaya pencegahan penyakit bagi lakilaki, perempuan, bayi dan balita? Apa upaya pencegahan yang dilakukan? (misal imunisasi untuk ibu hamil, imunisasi untuk bayi dan balita, pencegahan demam berdarah dengan membersihkan lingkungan, dan sebagainya). Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan upaya-upaya tersebut? Apa perbedaan masalah yang dihadapi oleh perempuan dan laki-laki?

22 20 Informasikan kepada peserta bahwa kita akan melanjutkan kegiatan dengan memetakan siapa saja warga miskin, laki-laki dan perempuan yang mengalami masalah-masalah kesehatan tadi dan sumberdaya yang tersedia untuk memecahkan masalah tersebut. Perlihatkan peta sebaran warga miskin yang dihasilkan pada pemetaan sebelumnya dan ingatkan kembali peserta pada peta itu. Mintalah peserta untuk memindahkan peta tersebut ke dalam kertas yang lain (jiplak peta dengan memakai kertas roti atau kertas minyak supaya lebih mudah). Peta yang dipindahkan terutama menyangkut rumah-rumah warga miskin, jalan, batas RT/RW/Dusun.

23 21 Mintalah kepada peserta untuk memberikan tanda pada: Rumah warga yang mempunyai ibu hamil, beri tanda khusus Rumah warga yang Mempunyai bayi dan balita, beri tanda khusus Rumah warga yang mempunyai bayi/balita kurang gizi,beri tanda khusus Rumah warga yang mempunyai penyakit kronis dan tidak sembuhsembuh, beri tanda khusus, laki-laki dan perempuan Wilayah-wilayah terjadinya wabah penyakit, beri tanda khusus Ingatkan kepada peserta mengenai lembaga-lembaga pelayanan kesehatan yang sudah diidentifikasi dalam diagram venn. Jelaskan bahwa kita akan mencoba melihat jarak antara lembaga-lembaga tersebut dengan permukiman warga miskin. Ajaklah peserta untuk menentukan simbol-simbol dari lembaga pelayanan kesehatan tersebut yang akan dipakai dalam peta. Mintalah kepada peserta untuk menempatkan letak lembaga pelayanan kesehatan tersebut ke dalam peta. Apakah ada lembaga pelayanan kesehatan khusus untuk kesehatan perempuan, apabila ada beri tanda khusus. Berdasarkan pada peta tersebut diskusikan dengan peserta mengenai: Sebaran warga masyarakat, laki-laki dan perempuan, bayi dan balita yang mempunyai masalah-masalah kesehatan Berapa banyak warga miskin yang mempunyai lebih dari satu masalah kesehatan (lihat dalam peta yang palin banyak mempunyai tanda). Berapa jauh Jarak antara warga miskin dengan lembaga pelayanan kesehatan yang ada? Apakah jarak menjadi masalah?

24 22 Apakah ada hubungan antara penyakit-penyakit yang diderita dengan sanitasi lingkungan (masalah sampah, drainase, banjir, dan sebagainya). Masalah-masalah yang dihadapi? Apakah ada masalah yang berbeda yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan?

25 23 Akan lebih mudah kalau masalah kesehatan dikelompokkan dalam misal: masalah kesehatan ibu, kesehatan bayi /balita, masalah kesehatan umum, masalah penyakit menular, masalah penyakit musiman (wabah) dan sebagainya tergantung kepada kesepakatan. Ajaklah peserta untuk memetakan keseluruhan masalah kesehatan yang dihadapi berdasarkan kepada hasil keseluruhan kajian yang sudah dilakukan. Bagilah peserta ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok perempuan dan kelompok laki-laki. Mintalah masing-masing kelompok untuk merumuskan: Masalah-masalah kesehatan yang terjadi, Penyebab masalah Kondisi ideal yang diharapkan Upaya-upaya yang bisa dilakukan (gagasan awal) untuk mencapai kondisi ideal (memecahkan masalah) Potensi dari diri sendiri yang bisa disumbangkan untuk memecahkan masalah. Potensi dari luar untuk memecahkan masalah Potensi yang diidentifikasi menyangkut sumberdaya manusia, dana dan alam. Dalam kaitan dengan sumberdaya manusia, identifikasi harus dilakukan mencakup siapa orang-orang atau kelompok yang mempunyai kepedulian, pengetahuan, keterampilan yang bisa dipakai untuk membantu memecahkan masalah baik laki-laki maupun perempuan. Gunakan matrik seperti contoh di bawah ini untuk memudahkan. Identifikasi persoalan yang berbeda yang dialami perempuan dan laki-laki

26 24 Penting diingat: Dampingi masingmasing kelompok oleh satu orang pemandu proses (relawan/fasilitator) Ajaklah peserta untuk kembali mengkaji semua masalah kesehatan yang terjadi dengan menggunakan pohon masalah.tuliskan masalah-masalah yang sudah ditemukan dalam analisa sebelumnya, kemudian ajakalah mereka untuk membuat pohon masalah lingkungan (lihat panduan RK) sampai kepada akar penyebab terjadinya masalah-masalah tersebut. (penyebab masalah tingkat 1 sampai dengan tingkat 4). Perhatikan persoalan yang berbeda yang dihadapi kelompok perempuan dan laki-laki. Apabila ada narasumber dari bidang kesehatan, misal dari puskesmas dan narasumber lain yang paham mengenai permasalahan kesehatan, mintalah mereka untuk membahas permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat dan pencegahan-pencegahan yang seharusnya dilakukan untuk meminimalkan permasalahan tersebut. Masalah (Kondisi saat ini) Penyebab Masalah (kondisi saat ini) Kondisi ideal (yang diharapkan) Upaya-upaya yang bisa dilakukan (gagasan awal) Potensi yang ada untuk memecahkan masalah L P L P L P L P SDM Dana Alam

27 25 Jelaskan kepada peserta, bahwa hasil diskusi ini akan menjadi masukan dalam lokakarya tingkat kelurahan. Doronglah mereka untuk datang pada lokakarya PS di tingkat kelurahan. Mintalah pencatat proses untuk mencatat hasil diskusi, pindahkan petapeta, garfik dan bagan-bagan ke dalam kertas lain. Catatan ini digunakan sebagai dokumentasi Tim PS (masyarakat), akan dibahas dan menjadi masukan dalam lokakarya perencanaan PJM Pronangkis bersama BKM/LKM.

28 Direktorat Jenderal Cipta Karya Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan BUKU 4f SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri

Lebih terperinci

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) BUKU 3 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung

Lebih terperinci

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

Review Pelaksanaan Siklus

Review Pelaksanaan Siklus DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM C48 Review Pelaksanaan Siklus Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F17. Pelatihan Dasar 3. PJM Pronangkis. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F17. Pelatihan Dasar 3. PJM Pronangkis. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 3 F17 PJM Pronangkis PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami PJM Pronangkis 1 Kegiatan 1: Kaji Ulang Keterkaitan

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

Tata Cara Siklus PNPM MP

Tata Cara Siklus PNPM MP DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F02 Tata Cara Siklus PNPM MP Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM 4 Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.03 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 4 Modul

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood)

Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) 1. Peserta mampu mempertajam data PS dan baseline data 100-0-100 yang terkait dengan kegiatan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN Modul 1 Orientasi Belajar 1 Kegiatan 1 Perkenalan 3 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 3 Modul 2 Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis 7 Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Analisa

Lebih terperinci

Modul 4 Gagasan KSM Ideal

Modul 4 Gagasan KSM Ideal Modul 4 Gagasan KSM Ideal Peserta mampu merumuskan pengertian dan kriteria suatu KSM yang siap mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat KSM yang ideal Kegiatan 2 : Diskusi definisi dan kriteria

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

Penyusunan PJM Pronangkis

Penyusunan PJM Pronangkis DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C12 Penyusunan PJM Pronangkis PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami PJM Pronangkis 1 Kegiatan 1 Belajar dari Pengalaman

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

PROGRAM JANGKA MENENGAH. Kawasan prioritas PLUS

PROGRAM JANGKA MENENGAH. Kawasan prioritas PLUS PROGRAM JANGKA MENENGAH Kawasan prioritas PLUS LATAR BELAKANG PERLUNYA PJM PLUS: REALITA PERSOALAN PEMBANGUNAN (1) PERENCANAAN PEMBANGUNAN (DEVELOPMENT PLAN) PENATAAN RUANG (SPATIAL PLAN) PENCAPAIAN TUJUAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah

Lebih terperinci

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT PROGRAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K TO R AT J E N D E R A L C I P TA K A RYA NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O T A A N 1 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan Refleksi

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

Modul 7 Membangun KSM Harapan

Modul 7 Membangun KSM Harapan Modul 7 Membangun KSM Harapan Peserta memahami tahapan perkembangan KSM Peserta memahami tata cara membangun KSM harapan (yang mampu mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan) Peserta mampu membangun

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

Lembaga. Sistem produksi. Ekonomi. Sistem. pemasaran. Perilaku. ekonomi. Kelompok sosial. Kualitas Pendidikan pengangguran Modal sosial

Lembaga. Sistem produksi. Ekonomi. Sistem. pemasaran. Perilaku. ekonomi. Kelompok sosial. Kualitas Pendidikan pengangguran Modal sosial Teknik Kajian PS Ekonomi Lingkungan Kajian kepemimpinan Kajian Lembaga Pengambil keputusan Lembaga ekonomi Mata pencaharian Perilaku ekonomi produksi pemasaran Kelompok sosial Kualitas Pendidikan pengangguran

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN

TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN HILDA AGUSTINA TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN PENGERTIAN TEKNIK PENELUSURAN LOKASI / TRANSEK ADALAH TEKNIK PRA UNTUK MELAKUKAN PENGAMATAN LANGSUNG LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA MASYARAKAT

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA

PERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA PERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA Pembentukkan Tim Perencanaan Partisipatif ( 3 Desember 2013 ) Lokakarya Partisipatif Perencanaan - Presentasi oleh Tim PS tentang hasil PS - Menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan seperti masalah yang tanpa ujung pangkal. Barangkali, peribahasa yang tepat untuk menggambarkan masalah kemiskinan adalah mati satu tumbuh seribu. Kemiskinan

Lebih terperinci

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi : ACCESS Profil Masyarakat Petunjuk 5 Sesi : 1. Analisa Organisasi Pengelola 2. Analisa Pengambilan Keputusan: Matrik Pengambilan Keputusan 3. Analisa Partisipasi : Matrik Partisipasi 4. Analisa Hubungan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C06 Pembangunan BKM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT Membangun BKM/LKM 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan

Lebih terperinci

Rembuk Kesiapan Masyarakat

Rembuk Kesiapan Masyarakat DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F08 Rembuk Kesiapan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Mengelola Musyawarah dan RKM 1 Kegiatan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F06. Pelatihan Dasar 1. Pemetaan Sosial. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F06. Pelatihan Dasar 1. Pemetaan Sosial. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F06 Pemetaan Sosial PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Pemetaan Sosial 1 Kegiatan 1: Penjelasan dan Tanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010.

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS)

Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS) Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS) 1. Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial (persiapan & pelaksanaan kegiatan) 2. Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.02 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 3 Modul

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

Panduan Teknis Pra-Musrenbang Kelurahan Percontohan

Panduan Teknis Pra-Musrenbang Kelurahan Percontohan Kata Pengantar Puji syukur dipanjatkan ke khadirat Alloh SWT, berkat ridha serta petunjuknya bahwa Panduan Teknis Pra Musrenbang tahun 2015 telah selesai dan disajikan. Panduan Teknis Pra Musrenbang tahun

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH. Manjilala

PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH. Manjilala MATERI 9 PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan cara-cara menggerakkan masyarakat Peserta dapat menjelaskan tujuan kunjungan rumah Peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

PB 2. Undang-undang Desa dan Promosi Inklusi Sosial

PB 2. Undang-undang Desa dan Promosi Inklusi Sosial PB 2 Undang-undang Desa dan Promosi Inklusi Sosial SPB 2.1. Inklusi Sosial Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan konsep dasar, prinsip dan indikator inklusi sosial 2.

Lebih terperinci

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 MDGs dalam Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 1 Cakupan Paparan I. MDGs sebagai suatu Kerangka untuk

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F14 Pengembangan KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Kaji Ulang Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Identifikasi

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2

Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2 Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2 Modul 2 Topik : Konsep Gender 7 Kegiatan 1 Curah Pendapat Perbedaan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN & MEDIA PERDAMAIAN

MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN & MEDIA PERDAMAIAN MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN & MEDIA PERDAMAIAN 1 MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN DAN MEDIA PERDAMAIAN MODUL 1 Perkenalan Antar Anak SASARAN: Anak-anak dapat mengenal teman-temannya satu dengan yang lain Anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat kompleks. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci