Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil.

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni...

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga.

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan.

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei...

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

1. Tinjauan Umum

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005

meningkat % (yoy) Feb'15

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009


Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002

Tinjauan Kebijakan Moneter

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007

Transkripsi:

Ikhtisar Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Bulan Januari mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung apresiasi. Sampai bulan Januari 2005, kondisi ekonomi makro Indonesia masih tetap stabil disertai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Kontribusi konsumsi swasta pada pertumbuhan ekonomi terlihat masih dominan, sedangkan kontribusi investasi dan ekspor terus menunjukkan peningkatan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2005 diperkirakan tetap tumbuh sebesar 5%-6% (y-o-y) meskipun terdapat bencana alam di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut). Dari sisi penawaran, tingginya permintaan domestik masih mendorong dunia usaha untuk meningkatkan produksinya, sehingga seluruh sektor ekonomi tumbuh cukup tinggi, kecuali sektor pertambangan. Selain itu, nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil dengan volatilitas yang rendah, suku bunga dalam negeri yang masih relatif rendah dan perkembangan positif di pasar modal dan perbankan telah menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan dunia usaha. Namun demikian, seiring dengan rencana Pemerintah untuk menurunkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) sehingga meningkatkan ekspektasi inflasi maka inflasi ke depan diperkirakan akan meningkat. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia akan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang cenderung ketat untuk mengendalikan inflasi dengan tetap memberikan iklim yang kondusif bagi upaya percepatan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan harga bulan Januari menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan Desember. Inflasi pada bulan Januari tercatat sebesar 1,43% (m-t-m) lebih tinggi 0,39% daripada inflasi bulan Desember dan secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 7,32% (y-o-y). Kenaikan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh faktor ekspektasi inflasi sebagai akibat rencana pemerintah mengurangi subsidi BBM, dampak bencana alam di NAD dan Sumut serta kenaikan bahan makanan khususnya beras. Berdasarkan kelompok makanan, kenaikan harga tertinggi dialami oleh kelompok bahan makanan sebesar 3,11% (m-t-m), disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,80% (m-t-m) serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,48% (m-t-m). Nilai tukar rupiah selama bulan Januari bergerak relatif stabil dengan kecenderungan apresiasi. Rupiah secara rata-rata menguat tipis 33 point menjadi Rp9201/USD dan secara point-to-point menguat 116 point menjadi Rp9167/USD dengan volatilitas yang relatif rendah. Derasnya aliran modal masuk (capital inflow) dan masih stabilnya permintaan domestik merupakan faktor utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Aliran modal asing tersebut didukung oleh faktor domestik serta faktor eksternal terkait dengan trend global melemahnya USD. Selain itu, pengumuman Fitch Rating yang telah menaikan rating utang jangka panjang mata uang valas dan mata uang lokal Pemerintah Indonesia dari B+ menjadi BB- juga turut memberikan sentimen positif pergerakan rupiah. 1

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Suku bunga instrumen moneter relatif stabil. Uang primer menurun......namun M2 dan M1 meningkat. Indikator perbankan masih membaik. Suku bunga instrumen moneter sampai bulan Januari masih belum berubah. Suku bunga SBI 1 bulan hanya menurun 1 bps menjadi 7,42% demikian pula SBI 3 bulan masih berada pada posisi 7,29% dan suku bunga FASBI masih tetap. Hal ini diikuti oleh suku bunga JIBOR 1 bulan yang menurun 2 bps menjadi 7,42%. Sementara itu, suku bunga deposito 1 bulan pada bulan Desember meningkat menjadi 6,43%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan meningkat menjadi 6,71%. Namun demikian, suku bunga kredit konsumsi, investasi dan modal kerja sampai dengan bulan Desember masih terus menunjukkan penurunan. Perkembangan ini menunjukkan indikasi yang positif bagi sektor riil. Selain itu, spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil seiring dengan penurunan suku bunga kredit yang diikuti kenaikan suku bunga deposito. Posisi uang primer pada akhir Januari menurun sebesar Rp15,7 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan pergerakan hariannya, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama adalah Rp163,66 triliun (target indikatif Rp164,66 triliun) dan dengan GWM baru tercatat Rp183,14 triliun (target indikatif Rp184,38 triliun). Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari turunnya uang kartal yang beradar di masyarakat dan di perbankan juga penurunan saldo positif bank di BI. Sedangkan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) dan kontraksi Operasi Pasar Terbuka (OPT). Posisi M2 pada akhir Desember mengalami peningkatan sebesar Rp33,2 triliun dan secara tahunan tumbuh sebesar 8,14%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp3,59 triliun menjadi Rp253,81 triliun demikian pula uang kuasi sebesar Rp29,59 triliun menjadi Rp779,71 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang kartal sebesar Rp4,59 triliun menjadi Rp109,26 triliun sedangkan uang giral mengalami penurunan Rp1 triliun menjadi Rp144,55 triliun. Beberapa indikator perbankan sampai bulan Desember masih membaik. Total aset perbankan mengalami peningkatan menjadi Rp1272 triliun, DPK naik menjadi Rp963 triliun demikian pula jumlah kredit yang disalurkan perbankan meningkat menjadi Rp595 triliun. Sementara itu, CAR relatif stabil, hanya menurun 0,3% menjadi 19,4% demikian pula NPL baik secara gross maupun net masih stabil. Perkembangan yang sama terjadi pula pada modal perbankan yang selama bulan Desember meningkat tipis Rp3 triliun dan berada pada posisi Rp118,6 triliun. Selain itu dari kredit perbankan, kredit modal kerja meningkat sebesar Rp13,04 triliun menjadi Rp285,74 triliun, kredit konsumsi juga meningkat sebesar Rp4,91 triliun menjadi Rp150,95 triliun demikian pula kredit investasi meningkat sebesar Rp3,91 triliun menjadi Rp116,86 triliun 2

Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang dan Pasar Modal Bulan Januari mencatat inflasi... Perkembangan harga bulan Januari menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan Desember. Inflasi pada bulan Januari tercatat sebesar 1,43% (m-t-m) lebih tinggi 0,39% daripada inflasi bulan Desember sebesar 1,04% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 7,32% (y-o-y) dengan perkiraan inflasi tahun 2005 ditetapkan sebesar 6% deviasi +/-1%. Kenaikan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh faktor ekspektasi inflasi terkait dengan rencana kenaikan harga BBM dan dampak bencana alam di NAD dan Sumut. Selain itu, kenaikan inflasi juga disumbangkan oleh kenaikan bahan makanan khususnya beras karena terdapat penurunan pasokan sejalan dengan mundurnya masa panen. % y-o-y % m-t-m 16,0 3,0 14,0 2,0 12,0 Transportasi & Komunikasi Kesehatan Perumahan Sumbangan Inflasi 1 1,0 Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. 8,0 6,0 y-o-y m-t-m 4,0-1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan 2002 2003 2004 2005 Sumber : BPS Grafik 1. Tingkat Inflasi Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Sandang Bahan Makanan -3,00-2,00-1,00 0 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Sumber : BPS Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang...terutama berasal dari kelompok bahan makanan. Apabila dilihat dari kelompok barang dan jasa, inflasi pada bulan Januari terjadi karena kenaikan harga pada semua kelompok barang dan jasa. Kenaikan tertinggi dialami oleh kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 3,11% (m-t-m), disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,80% (m-t-m) serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,48% (m-t-m). Sementara itu, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,82% dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,14%. % y-o-y 16,0 14,0 12,0 1 8,0 6,0 Headline Exclusion Rp/USD 10.000 9.500 9,142 9,067 9.000 8,890 8,922 8,803 8,921 8,895 8,508 8,439 8,487 8.500 8,419 8,337 8,455 8,501 8,230 8.000 7.500 8,386 8,432 8,570 8,620 9,382 9,246 9,172 9,234 9,003 9,032 9,022 9,180 9,201 4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 2002 2003 2004 2005 Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan 7.000 Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sept Nov Jan 2002 2003 2004 2005 Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 3

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi inti juga naik. Nilai tukar rupiah stabil dan volatilitasnya rendah......ditunjang oleh aliran modal masuk dan sentimen positif... Sementara itu, inflasi inti bulan Januari juga meningkat dibandingkan bulan Desember sebesar 0,53% (y-o-y) dari 6,62% (y-o-y) menjadi 7,15% (y-o-y). Kenaikan ini lebih disebabkan karena pengaruh naiknya ekspektasi inflasi sebagai akibat rencana Pemerintah untuk menurunkan subsidi BBM dalam waktu dekat ini. Nilai tukar rupiah selama bulan Januari bergerak stabil dengan kecenderungan apresiasi. Rupiah secara rata-rata menguat tipis 33 point dari Rp9233/USD menjadi Rp9201/USD dan secara point-to-point rupiah menguat 116 point dari Rp9283/ USD pada bulan Desember menjadi Rp9167/USD. Sementara itu, volatilitas pergerakan rata-rata rupiah relatif rendah dari 0,19% pada bulan Desember menjadi 0, 15% bulan Januari (Grafik 5). Derasnya aliran modal masuk (capital inflow) dan masih stabilnya permintaan domestik merupakan faktor utama yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Aliran modal asing yang terus berlanjut ini tidak terlepas dari dukungan faktor domestik terutama imbal hasil rupiah yang masih menarik dan menurunnya premi risiko, sementara dari faktor eksternal terutama terkait dengan trend global melemahnya USD. Sentimen positif yang mendukung penguatan rupiah antara lain realisasi komitmen utang luar negeri dan hibah dari negara-negara yang tergabung dalam CGI dan Paris Club dan pengumuman Fitch Rating yang telah menaikan rating utang Pemerintah Indonesia jangka panjang mata uang valas dan mata uang lokal dari B+ menjadi BB-. 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Okt Des 2002 Volatilitas Kurs Rp Rata-rata nilai tukar Rupiah 11,0 9,0 7,0 5,0 3,0 1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan 2003 2004 2005 2003 2004 2005 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Grafik 6. Premi SWAP..., kepercayaan investor masih positif. Stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah dan relatif terkendalinya inflasi menyebabkan kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan masih positif. Indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Januari tercatat masih menurun dibandingkan bulan Desember. Premi swap 1 dan 3 bulan masing-masing menurun sebesar 123 bps dan 73 bps menjadi 5,25% dan 5,75% demikian pula premi swap 6 dan 12 bulan masing-masing menurun 21 bps dan 10 bps menjadi 6,35% dan 6,65%. Indikasi positif lainnya nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Indonesian Global Bond dengan US T-Notes 1, yang cenderung menurun 4

9600 450 Indeks 100 9400 Yield Spread 400 90 9200 9000 8800 350 300 80 70 8600 Rp/USD 250 60 8400 200 Mar Apr Mei Mei Jun Ags Sep Okt Okt Des Des Jan 50 Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber : CEIC dan blomberg (diolah) Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah 2 Grafik 8. Real Effective Exchange Rate dan pada Januari. Premi risiko tercatat menurun sebesar 21,8 point dari 244,6 bulan Desember menjadi 222,8 point (Grafik 6 dan 7). Indeks REER dan BRER meningkat. Relatif stabilnya nilai tukar rupiah ditengah mata uang partner dagang yang mengalami pelemahan telah menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Januari meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. REER meningkat 2,19 poin dari 80,64 menjadi 82,84 (Grafik 8). Perkembangan yang sama nampak pula pada indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER yang juga meningkat 1,55 poin dari 65,80 pada bulan Desember menjadi 67,31 (Grafik 9). Selain Indonesia, negara lain yang mengalami peningkatan indeks adalah China, Korea Selatan dan Thailand. Meskipun meningkat, tingkat competitiveness (daya saing) Indonesia secara riil di antara negara-negara partner dagang masih cukup kompetitif. Indeks 100 95 90 RRC 85 80 Korea Selatan Singapura 75 70 Malaysia 65 60 Thailand Indonesia 55 Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 2002 2003 2004 2005 Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah) Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate Percent 14 13 12 11 10 9 8 7 SBI 1 Bulan FASBI O/N JIBOR 1 Bulan 6 Jan Mar Jun Ags Okt Jan Mar Jun Ags Nop Jan 2003 2004 2005 Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang Suku bunga SBI dan FASBI relatif stabil... Suku bunga instrumen moneter sampai bulan Januari masih belum banyak berubah dimana suku bunga SBI 1 bulan hanya menurun 1 bps menjadi 7,42% dari 7,43% demikian pula SBI 3 bulan masih berada pada posisi 7,29%. Selain itu, suku bunga FASBI belum berubah dari posisi 7,00% sedangkan suku bunga JIBOR 1 bulan menurun 2 bps dari 7,44% bulan Desember menjadi 7,42% (Grafik 10). 1 Sejak bulan Januari 2005 menggunakan selisih antara Global Bond Indonesia dengan US T Notes yang lebih mencerminkan yield spread. 2 Selisih antara Global Bond Indonesia dengan US treasury bills berjangka waktu 10 tahun 5

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Volume Pasar Uang (Miliar Rp) 400 350 12,0 300 1 250 8,0 200 6,0 150 100 4,0 Volume PUAB Pagi Volume PUAB Sore 50 Sk. Bunga PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Sore 2,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore Suku Bunga (%) 2003 2004 2005 14,0 19 17 15 13 11 9 7 5 Jam Dep. 1 SBI 1 Bulan Dep 1 WA Mar Jul Nop Mar Jul Nop Mar Jul Nop Mar Jul Nop 2002 2003 2004 Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan..., diikuti stabilnya suku bunga PUAB O/N pagi dan sore......, serta suku bunga deposito meningkat namun tren penurunan suku bunga kredit masih berlanjut. Stabilnya suku bunga instrumen moneter sampai dengan bulan Januari, memberikan pengaruh kepada kestabilan rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore. Ratarata suku bunga PUAB O/N pagi hanya meningkat 23 bps dari 5,27% pada bulan Desember menjadi 5,50% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore meningkat tipis 8 bps dari 4,41% menjadi 4,48% (Grafik 11). Hal ini diikuti pula dengan rendahnya, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/N pagi dan sore. Rata-rata volume transaksi PUAB O/N pagi selama bulan Januari hanya meningkat sebesar Rp0,7 triliun dari Rp2,8 triliun menjadi Rp3,6 triliun demikian pula rata-rata volume transaksi PUAB O/N sore meningkat Rp0,9 triliun dari Rp1,5 triliun menjadi Rp2,4 triliun. Sementara itu, suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) sampai dengan bulan Desember 2005 menunjukkan peningkatan. Suku bunga deposito 1 bulan meningkat sebesar 7 bps dari 6,36% menjadi 6,43%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan meningkat 5 bps dari 6,66% menjadi 6,71% pada bulan Desember (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga tabungan relatif stabil pada posisi menjadi 4,30%. Namun demikian, suku bunga kredit sampai dengan bulan Desember masih terus menunjukkan penurunan. Suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-masing turun sebesar 16 bps, 13 bps dan 17 bps. Kredit modal kerja menurun dari 13,57% bulan Nopember menjadi 13,41%, kredit investasi menurun dari 14,18% bulan Nopember menjadi 14,05%, demikian pula kredit konsumsi menurun dari 16,74% bulan Nopember menjadi 16,57% (Grafik 13). Perkembangan ini menunjukkan indikasi yang positif bagi sektor riil. Selain itu, spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil seiring dengan penurunan suku bunga kredit yang diikuti kenaikan suku bunga deposito. 6

21 20 19 18 17 16 15 14 Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 13 Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des 2002 2003 2004 Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-1,0-2,0-3,0 2.19 0.73 0.51-0.06 Covered Interest Rate Parity Poly. (Covered Interest Rate Parity) 1.18 0.53 1.39 0.02 0.17 0.26 0.26-0.21-0.20-0.27-0.19-0.02-0.47-0.57-0.76 1.63 1.24 0.84 0.16 0.63 0.30 0.45 0.02 0.10-0.32-0.33-0.23-0.84 2002 2003 2004 Grafik 14. Covered Interest Rate Parity 4.44-1.81-1.97 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 0.54-1.42 Covered interest rate parity meningkat. Covered interest parity (CIP) pada bulan Januari tercatat meningkat dari posisi negatif 1,42% menjadi positif 0,54% atau meningkat 196 bps (Grafik 14) 3. Perkembangan ini didorong oleh masih lebih tingginya suku bunga dalam negeri yang diwakili oleh JIBOR 1 bulan dibandingkan SIBOR yang selama bulan Januari menurun 75 bps menjadi 1,63% dan penurunan yang juga terjadi pada swap rate 1 bulan menjadi 5,25%. Secara riil, perkembangan ini menunjukkan daya tarik penanaman dana di dalam negeri masih menjanjikan return yang menarik bagi investor. IHSG Kapitalisasi (Rp miliar) 1130 8000 1030 7000 930 830 IHSG 6000 730 Kapitalisasi 5000 630 4000 530 430 3000 330 2000 Jan Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Nop Jan Sumber : BEJ 2003 2004 Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi IHSG terus mengalami peningkatan... Perkembangan pasar modal di bulan Januari terus mengalami peningkatan dan kembali mencatat rekor tertinggi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada bulan Januari secara point to point ditutup meningkat 46,25 point menjadi 1046,48 dari posisi sebelumnya 1000,23. Transaksi di pasar modal cukup ramai meskipun telah melewati periode akhir tahun. Kenaikan tersebut diperkirakan sebagai akibat adanya sentimen positif dari pelaksanaan BUMN Summit 2005 dengan rencana modal asing yang akan masuk dan pengumuman Fitch Rating telah menaikan rating utang Pemerintah Indonesia dari B+ menjadi BB-. Pada pertengahan bulan Januari, investor asing sempat membukukan net beli sebesar 3 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) premi swap (1 bulan). 7

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Rp862 miliar sementara di akhir bulan masih mencatat net beli sebesar Rp491 miliar. Kapitalisasi pasar juga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar Rp30,42 triliun dari Rp679,94 triliun bulan Desember menjadi Rp. Rp710,37 triliun (Grafik 15)....demikian pula nilai dan volume perdagangan. Di sisi lain, rata-rata nilai perdagangan di pasar saham secara point to point meningkat sebesar Rp0,7 triliun dari Rp0,8 triliun pada akhir bulan Desember menjadi Rp1,5 triliun. Demikian pula rata-rata volume perdagangan yang mengalami peningkatan sebesar 1,04 miliar lembar saham dari 1,13 miliar lembar saham pada akhir bulan Desember menjadi 2,17 miliar saham. Uang Primer Uang primer menurun... Posisi uang primer pada akhir Januari menurun sebesar Rp15,7 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp183,74 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp163,66 triliun (tumbuh 13,3%, y-o-y), di bawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp164,66 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp183,14 triliun, di bawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp184,38 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari turunnya uang kartal yang beradar di masyarakat dan di perbankan masing-masing sebesar Rp5,76 triliun dan Rp1,17 triliun demikian pula saldo positif bank di BI menurun sebesar Rp8,99 triliun. Trilion Rp 195,0 185,0 175,0 165,0 155,0 145,0 135,0 Target Indikatif Aktual Test Date 125,0 115,0 Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan 2002 2003 2004 2005 Grafik 16. Uang primer Miliar Rp 125.000 115.000 105.000 95.000 85.000 75.000 65.000 estimasi (2) = estimasi (1) + error Aktual estimasi (1) = trend+seasonal Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jun :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jun :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nov:III Des:II Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Jun :II Jul :I Jul 2002 2003 2004 Grafik 17. Pergerakan Musiman Uang Kartal Mei Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV...terutama karena kontraksi NCG dan OPT... Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) sebesar Rp8,36 triliun dan kontraksi Operasi Pasar Terbuka (OPT) sebesar Rp9,23 triliun yang utamanya bersumber dari kontraksi SBI sebesar Rp17,96 triliun sedangkan FASBI mengalami ekspansi sebesar Rp8,72 triliun. 8

Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya Des 2004 Januari 2005 Mg I Mg II Mg III Mg IV (Miliar Rp) Perubahan Bulanan 199.446 187.558 184.723 183.835 183.747-15.699 126.895 124.940 119.973 118.155 119.956-6.939 110.911 110.175 105.661 104.646 105.144-5.767 15.984 14.765 14.312 13.509 14.812-1.172 72.053 62.141 64.218 65.046 63.061-8.992 0 0 0 0 0 0 498 479 533 635 730 232 Cadangan Devisa Bersih (NIR) Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI) 170.846 171.542 170.863 172.474 172.476 1.630 28.600 16.016 13.860 11.361 11.271-17.329 226.620 221.958 213.521 222.719 218.253-8.367 16.037 16.038 16.037 16.055 16.034-3 12.349 12.350 12.349 12.367 12.346-3 0 0 0 0 0 0 3.688 3.688 3.688 3.688 3.688 0 33.654 33.653 33.653 33.654 33.674 20-144.548-156.089-150.648-156.637-153.785-9.237-103.825-114.836-114.365-122.015-121.788-17.963-40.723-41.253-36.283-34.622-31.997 8.726-103.163-99.544-98.703-104.430-102.905 258 Memorandum item GWM Kelebihan GWM *TPL = Third Party Liability 60.091 60.546 62.195 62.051 61.304 1.213 11.962 1.595 2.023 2.995 1.757-10.205..., NIR meningkat sedangkan NDA menurun. Cadangan devisa bersih (NIR) pada bulan Januari meningkat sebesar USD0,23 miliar dari USD24,40 miliar bulan Desember menjadi USD24,63 miliar (Grafik 18) sementara itu aktiva domestik bersih (NDA) menurun sebesar Rp17,33 triliun dari Rp28,60 triliun pada bulan Desember menjadi Rp11,27 triliun (Grafik 19). (Miliar USD) 27,0 26,0 25,0 24,0 23,0 22,0 21,0 2 19,0 NIR (aktual) NIR (adjusted target) 18,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Feb Apr Jun Ags Okt Des 2003 2004 Grafik 18. Posisi NIR (Trilliun Rp) 5 4 3 2 1-1 -2-3 -4-5 NDA (adjusted target) Jan Mar Mei Jul Sep Nov Feb Apr Jun Ags Okt Des 2003 2004 Grafik 19. Posisi NDA NDA (aktual) 9

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Likuiditas domestik M2 dan M1 meningkat Posisi M2 pada akhir Desember mengalami peningkatan sebesar Rp33,2 triliun dari Rp1000,33 triliun pada bulan Nopember menjadi Rp1033,52 triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 8,14%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp3,59 triliun menjadi Rp253,81 triliun demikian pula uang kuasi meningkat sebesar Rp29,59 triliun menjadi Rp779,71 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang kartal sebesar Rp4,59 triliun dari Rp104,66 triliun bulan Nopember menjadi Rp109,26 triliun sedangkan uang giral mengalami penurunan Rp1 triliun menjadi Rp144,55 triliun (Grafik 20). %, y-o-y 20 15 10 5 0 M1 Riil M2 Riil 25,0 2 15,0 1 5,0 (5) (10) Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2002 2003 2004-5,0 Growth Divisia M2 Growth M2 Poly. (Growth Divisia M2) Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des 2001 2002 2003 2004 Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2...disebabkan oleh ekspansi CBS, NCG dan NFA. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp21,05 triliun menjadi Rp615,80 triliun, ekspansi NCG sebesar Rp18,67 triliun menjadi Rp498,01 triliun dan peningkatan NFA sebesar Rp3,31 triliun menjadi Rp263,64 triliun. Peningkatan CBS tersebut bersumber dari kenaikan pada kredit rupiah sebesar Rp21,85 triliun yang utamanya bersumber dari kenaikan kredit rupiah sebesar Rp16,59 triliun menjadi Rp438,88 triliun (Tabel 2). 10

Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi) INDIKATOR BESARAN MONETER Des 2002 2003 2004 Ags Sep Des Mar Jun Jul Ags Sep Nop Des %,y-o-y KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca) 883.908 905.499 911.224 955.692 935.161 975.166 975.090 980.223 986.806 1.000.338 1.033.528 8,14 743.443 771.362 773.712 816.514 793.103 827.176 830.803 835.510 846.570 859.933 897.927 9,97 191.939 201.859 207.587 223.799 218.999 233.726 238.059 238.959 240.911 250.221 253.818 13,41 80.686 80.283 81.118 94.542 86.794 97.574 97.220 96.919 99.505 104.668 109.265 15,57 111.253 121.576 126.469 129.257 132.205 136.152 140.839 142.040 141.406 145.553 144.553 11,83 691.969 703.640 703.637 731.893 716.162 741.440 737.031 741.264 745.895 750.117 779.710 6,53 551.504 569.503 566.125 592.715 574.104 593.450 592.744 596.551 605.659 609.712 644.109 8,67 359.847 361.120 354.362 350.885 327.722 334.336 330.888 332.524 336.197 331.869 349.091-0,51 191.657 208.383 211.763 241.830 246.382 259.114 261.856 264.027 269.462 277.843 295.018 21,99 140.465 134.137 137.512 139.178 142.058 147.990 144.287 144.713 140.236 140.405 135.601-2,57 15.71 15.72 16.39 16.44 16.54 15.72 15.74 15.51 15.29 15.57 14.60-11,22 250.696 243.435 240.781 271.820 287.824 280.070 265.103 264.686 258.684 260.328 263.647-3,01 510.351 481.622 481.552 479.885 449.011 468.907 476.648 474.424 476.451 479.344 498.019 3,78 389.296 432.499 441.205 466.826 477.504 549.966 551.132 567.559 576.823 594.751 615.802 31,91 365.410 403.544 411.696 437.942 446.593 486.067 488.407 505.242 513.224 531.689 553.548 26,40 271.851 310.657 318.820 342.027 347.363 376.034 380.369 392.686 404.173 422.288 438.881 28,32 93.559 92.889 92.877 95.917 99.231 110.033 108.038 112.556 109.051 109.401 114.667 19,55 23.886 28.955 29.509 28.884 30.911 63.899 62.725 62.317 63.599 63.062 62.254 115,53-266.434-252.059-252.483-262.839-279.178-323.777-317.792-326.446-325.152-334.085-343.940 30,86 8.940 8.535 8.389 8.465 8.587 9.415 9.168 9.328 9.170 9.018 9.290 Indeks money divisia meningkat sedangkan APU menurun. Masih rendahnya insentif penempatan dana di perbankan mengakibatkan indeks money divisia bulan Desember meningkat sebesar 1,40% menjadi 9,76% dan secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sementara itu, selama bulan Desember uang primer di akhir tahun meningkat lebih tinggi daripada kenaikan M2 dan M1 sehingga hal ini menyebabkan proses penciptaan uang mengalami penurunan seperti yang nampak dari turunnya M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22). 13,0 12,0 11,0 1 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 C/DPK (%) APU2 (M2/M0) APU1 (M1/M0) Skala Kanan 2002 2003 2004 Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK 2,0 1,0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 1,8 1,6 1,4 1,2 11

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Sektor Eksternal Total ekspor meningkat... Nilai ekspor Indonesia selama bulan Desember tercatat sebesar USD6,44 miliar atau meningkat 24,58% dibandingkan USD5,17 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Peningkatan ekspor tersebut utamanya didorong oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 34,7%, yakni dari USD3,80 miliar pada bulan Nopember menjadi USD5,12 miliar. Sementara itu ekspor migas mengalami penurunan sebesar 3,5% menjadi USD1,3 miliar yang terutama disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 17,8% dari USD0,55 miliar pada bulan Nopember menjadi USD0,45 miliar sedngkan di sisi lain ekspor hasil minyak mengalami kenaikan sebesar 14,6% menjadi USD0,1 miliar. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD) Keterangan Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai FOB % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Des 2004 Thd Jan - Des Jan - Des Nopember Desember 2003 2004 Nop 2004 2004 thd 2003 total 2004 2004 2004 5.173,9 6.445,8 62.527,1 69.713,8 13,45 11,49 10 1.372,2 1.323,7 13.651,4 15.587,5-3,53 14,18 22,4 555,9 457,0 5.621,0 6.241,4-17,79 11,04 8,95 88,2 101,1 1.553,7 1.647,4 14,63 6,03 2,36 728,1 765,6 6.476,7 7.698,7 5,15 18,87 11,04 3.801,7 5.122,1 48.875,7 54.126,3 18,85 10,74 77,64 Sumber : BPS... begitu pula total impor. Sejalan dengan itu, nilai impor pada bulan Desember juga mengalami kenaikan sebesar 29,50% dari USD3,71 miliar menjadi USD4,80 miliar. Kenaikan impor tersebut terutama disebabkan oleh naiknya impor non migas sebesar 35,5% dari USD2,65 miliar menjadi USD3,59 miliar. Sementara impor migas juga meningkat walaupun tidak sebesar non migas yaitu dari USD1 miliar pada bulan Nopember menjadi USD1,21 miliar. Komponen utama migas yang mengalami kenaikan adalah impor minyak mentah yang meningkat 18,5% dari USD0,44 miliar pada bulan Nopember menjadi USD0,52 miliar. Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD) Total Impor Keterangan Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Des 2004 Thd Jan - Des Jan - Des Nopember Desember Nop 2004 2004 thd 2003 total 2004 2004 2004 2003 2004 3.714,1 4.809,2 33.085,9 46.179,7 29,48 39,58 100 1.065,0 1.218,2 7.630,3 11.625,2 14,38 52,36 25,17 440,2 521,8 4.027,4 5.831,4 18,54 44,79 12,62 624,8 694,8 3.581,3 5.785,7 11,20 61,55 12,53 1,6 21,6 8,1 0-62,50 2 2.649,1 3.591,0 25.455,6 34.554,5 35,56 35,74 74,83 Sumber : BPS 12

Posisi pinjaman luar negeri stabil... Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Desember relatif stabil atau hanya meningkat USD73 juta dari USD136,06 miliar bulan Nopember menjadi USD136,14 miliar. Hal ini disebabkan karena berimbangnya kenaikan posisi utang LN pemerintah dan swasta dengan penurunan utang dari surat-surat berharga (Tabel 5). Utang LN pemerintah mengalami kenaikan sebesar USD287 juta menjadi USD80,27 miliar demikian pula utang LN swasta meningkat sebesar USD102 juta menjadi USD52,5 miliar. Sementara disisi lain, utang LN dari surat-surat berharga mengalami penurunan sebesar USD316 juta menjadi USD3,36 miliar. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total * Angka Sementara Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD) 2 0 0 3 2 0 0 4 Mar Jun Sep Des Jan Mar Jun Sep Nov*) Des*) 74.513 76.008 77.709 81.666 81.480 81.217 78.591 76.980 79.991 80.278 53.750 53.288 52.991 51.942 52.839 52.836 52.080 51.783 52.399 52.501 7.806 7.056 7.571 7.537 7.726 7.968 7.587 7.530 8.079 8.180 4.850 4.059 4.414 4.316 4.385 4.479 3.766 3.499 3.833 3.872 2.956 2.997 3.157 3.221 3.341 3.489 3.821 4.031 4.246 4.308 45.944 46.232 45.420 44.405 45.113 44.868 44.493 44.253 44.320 44321 1.203 1.290 1.253 1.794 1.759 2.626 2.467 3.075 3.677 3.361 129.466 130.586 131.953 135.402 136.078 136.679 133.138 131.838 136.067 136.140...sedangkan pembayaran pinjaman LN meningkat. Sementara itu, pembayaran pinjaman luar negeri pada bulan Desember meningkat USD1,01 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD2,75 miliar. Peningkatan tersebut utamanya berasal dari naiknya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD748 juta menjadi USD2,15 miliar dan pembayaran bunga pinjaman LN yang juga meningkat sebesar USD271 juta menjadi USD599 juta. Sedangkan berdasarkan pemiliknya, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya pembayaran pinjaman LN pemerintah sebesar USD700 juta menjadi USD1,37 miliar demikian pula pembayaran pinjaman LN swasta meningkat sebesar USD319 juta menjadi USD1,37 miliar (Tabel 6). 13

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Juta USD) Total 2 0 0 3 Total 2 0 0 4 Keterangan 2002 Mar Sep Des 2003 Jan Mar Jun Ags Nop* Des* Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest 20.983 1.293 1.717 1.966 18.900 1.464 1.990 2.697 1.529 1.732 2.751 16.950 1.135 1.524 1.471 15.669 1.216 1.788 2.123 1.268 1.404 2.152 4.033 158 193 496 3.231 248 203 574 261 328 599 A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 7.374 358 498 781 6.450 680 697 1.147 804 676 1.376 5.009 248 355 398 4.000 456 539 682 608 453 874 2.365 110 143 383 2.451 224 158 465 196 223 502 13.609 935 1.219 1.186 12.449 784 1.294 1.550 725 1.056 1.375 11.941 886 1.170 1.073 11.669 760 1.249 1.441 660 951 1.278 1.668 48 50 113 780 24 45 109 65 105 97 5.808 398 440 423 5.656 382 772 791 324 355 580 5.323 391 435 395 5.521 379 768 780 315 348 564 485 7 4 28 136 3 5 11 9 7 16 4.825 308 381 372 5.078 351 701 756 271 297 465 4.372 307 379 345 4.965 349 699 746 262 291 451 453 1 1 27 113 2 1 10 9 6 14 983 90 59 51 579 31 72 35 53 58 115 951 84 56 50 556 30 68 34 53 57 113 32 6 3 1 23 1 3 1 0 1 2 7.801 537 780 762 6.793 402 521 759 401 701 795 6.617 496 735 677 6.148 381 481 661 345 603 714 1.183 41 45 85 645 20 40 98 56 98 81 * Angka Sementara Sektor Riil Konsumsi swasta dalam PDB masih dominan......dari sisi konsumen, ekspektasi konsumen menurun... Dari sisi permintaan, kontribusi konsumsi swasta pada pertumbuhan masih dominan, sedangkan kontribusi investasi dan ekspor diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekspor dan investasi. Masih tingginya pertumbuhan konsumsi ditunjang oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi sehingga menaikkan disposable income, suku bunga kredit yang cenderung terus menurun dan kemudahan pembiayaan untuk konsumsi. Perkiraan pertumbuhan investasi terkait dengan rencana pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi utamanya rencana percepatan pengembangan infrastruktur melalui forum Infrastructure Summit. Namun demikian, berdasarkan hasil survei konsumen, optimisme konsumen menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini diperkirakan masih terkait dengan rencana kenaikan harga BBM dan ekspektasi inflasi. Indeks keyakinan konsumen bulan Januari menurun 11,9 poin dari 119,1 menjadi 107,1 diikuti indeks kondisi ekonomi saat ini yang menurun 10 poin dari 101,8 menjadi 91,8 demikian pula ekspektasi konsumen menurun 13,9 poin dari 136,3 menjadi 122,4 (Grafik 23). Hasil yang sama juga terlihat dari hasil survei perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO (Grafik 24). 14

Indeks 12 10 8 6 optimis pesimis Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 4 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan 2002 2003 2004 2005 Grafik 23. Survei Konsumen Difussion 50 40 30 20 10 0-10 -20-30 -40-50 Permintaan: domestik Inventory Grafik 24. Survei JETRO Permintaan:ekspor Harga jual:domestik Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb 2001 2002 2003 2004 2005...namun dari sisi produsen indeks produksi mengalami peningkatan. Sementara itu, dari sisi penawaran, total indeks produksi bulan Desember menunjukkan peningkatan. Seluruh industri yang tercakup dalam perhitungan angka indeks produksi menunjukkan peningkatan produksi kecuali industri logam dasar. Indeks industri makanan, minuman dan tembakau meningkat 8,4 poin menjadi 91,6 disusul indeks industri tekstil, pakaian jadi dan kulit meningkat 1,7 poin menjadi 104 dan indeks kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik yang meningkat 10,3 menjadi 117,3 (Grafik 25). Hal ini dikonfirmasi pula oleh total indeks utilisasi kapasitas produksi yang selama bulan Desember meningkat sebesar 4 poin dari 64,9 menjadi 68,9. Kenaikan indeks tersebut terutama didorong oleh industri kertas, percetakan dan penerbitan, industri tekstil dan industri makanan (Grafik 26). Indeks 200 180 160 140 120 100 80 60 40 Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2002 2003 2004 Grafik 25. Indeks Produksi 100 80 60 40 20 0 Total Makanan Tekstil Kimia Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2002 2003 2004 Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi 15

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Kondisi Perbankan Secara umum indikator perbankan membaik... Beberapa indikator perbankan sampai bulan Desember masih terus menunjukkan perbaikan khususnya total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), total penyaluran kredit, NIM dan LDR. Sementara itu CAR, modal dan NPL relatif stabil (Tabel 7). Total aset perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp43,90 triliun menjadi Rp1272 triliun, DPK naik Rp30,5 triliun menjadi Rp963 triliun demikian pula jumlah kredit yang disalurkan perbankan meningkat Rp21,60 triliun menjadi Rp595 triliun (Grafik 28). Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan B a n k (Triliun Rp) Des-02 Des-03 Jan-04 Mar-04 Jun-04 Sept-04 Nop-04 Des-04 1.112,2 1.068,4 1.157,2 1.15 1185,7 1213,0 1228,1 1272,0 835,8 902,3 889,1 881,6 912,8 926,4 932,5 963,0 410,3 477,2 475,0 485,9 528,7 555,0 573,4 595,0 38,4 43,2 40,1 43,7 46,4 48,2 49,5 5 23,0 19,3 23,8 23,5 20,9 20,5 19,7 19,4 8,1 8,2 8,2 7,8 7,6 6,9 6,6 5,8 2,1 3,0 2,8 2,7 2,1 2,1 2,0 1,7 4,0 3,2 5,2 5,7 5,4 5,3 5,0 6,3 93,0 110,8 117,9 120,9 108,6 114,0 115,6 118,6...CAR, NPL dan modal masih relatif stabil. CAR pada bulan Desember relatif stabil, hanya menurun 0,3% menjadi 19,4% demikian pula NPL baik secara gross maupun net masih stabil dan berada pada posisi 5,80% (NPL gross) dan 1,70% (NPL net). Perkembangan yang sama terjadi pula pada modal perbankan yang selama bulan Desember meningkat tipis Rp3 triliun dan berada pada posisi Rp118,6 triliun (Grafik 27). Triliun Rp 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 Giro Tabungan Deposito Total 200 0 0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2002 2003 2004 Grafik 27. Dana Pihak Ketiga Total DPK (Triliun Rp) 1200 1000 800 600 400 Miliar Rp Proporsi (%) 56.538 7 Persetujuan Realisasi Proporsi 6 28.269 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep NovDes 2002 2003 2004 5 4 3 2 1 Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru 16

Ketiga tipe kredit masih meningkat. Meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan atas, utamanya berasal dari naiknya 3 tipe kredit baik modal kerja, konsumsi maupun investasi selama bulan Desember. Kredit modal kerja meningkat sebesar Rp13,04 triliun dari Rp272,70 triliun bulan Nopember menjadi Rp285,74 triliun sementara konsumsi juga meningkat sebesar Rp4,91 triliun dari Rp146,04 triliun di bulan Nopember menjadi Rp150,95 triliun. Hal yang sama terjadi pada kredit investasi yang meningkat sebesar Rp3,91 triliun dari Rp112,95 triliun menjadi Rp116,86 triliun (Grafik 29). Kredit Per jenis (Triliun Rp) 35 Modal Kerja 30 25 20 15 10 5 Investasi Total Kredit (Triliun Rp) Konsumsi Channeling Total Kredit Total Adjst Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop 2002 2003 2004 Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan 660 630 600 570 540 510 480 450 420 390 360 330 300 Des LDR dan NIM membaik. Indikator lainnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bulan Desember membaik dengan posisi terakhir pada 50% demikian pula Net Interest Margin (NIM) meningkat 1,3% dari 5,0% pada bulan Nopember menjadi 6,4% (Grafik 31). 14,0 12,0 1 8,0 6,0 4,0 2,0 feb kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri) Triliun Rp 600 500 400 300 200 100 Triliun Rp 6,5 6,0 5,89 6,4 6,3 5,89 5,5 5,20 5,35,40 5,45,30 5,10 5,0 4,90 5,3 5 4,5 4,69 4,39 4,48 4,47 4,0 3,82 3,85 4,01 3,95 3,93 4,12 3,78 3,65 3,63 3,96 3,5 3,42 3,30 3,35 3,55 3,71 3,66 3,38 3,0 3,21 3,20 2,5 0 2,0 Apr Jun Ags Okt Des feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des feb Apr Jun Ags Okt Des feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2002 2003 2004 2002 2003 2004 Grafik 30. Perkembangan NPL Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan 17

Januari 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Prospek PDB Tw I-2005 diperkirakan tumbuh 5%-6% (y-o-y)......tekanan harga diperkirakan meningkat......nilai tukar rupiah di awal 2005 diperkirakan menguat. Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2005 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5%-6% (y-o-y) 4 dengan sumbangan ekspor dan investasi yang meningkat secara bertahap. Sejalan dengan berbagai upaya pemulihan ekonomi yang akan terus diperkuat disertai dengan ekspansi ekonomi yang lebih seimbang di tahun 2005, kestabilan ekonomi makro diperkirakan akan berlanjut di tahun 2005. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2005 diperkirakan akan berkisar antara 5,0%-6,0% (yoy). Hal ini seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekspor dan investasi terutama investasi non bangunan. Kontribusi konsumsi swasta pada PDB masih dominan sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, suku bunga yang mendukung, meningkatnya kepercayaan asing dan kinerja neraca pembayaran yang diyakini masih cukup baik. Dari sisi harga, tekanan terhadap inflasi diperkirakan meningkat. Tekanan inflasi khususnya di triwulan I-2005 diperkirakan akan meningkat terutama terkait dengan rencana untuk menaikkan harga BBM oleh Pemerintah serta meningkatnya permintaan barang dan jasa dalam rangka produksi dan konsumsi. Walaupun hal ini dapat mempengaruhi pencapaian target inflasi tahun 2005 yang ditetapkan Pemerintah sebesar 6% + 1% namun demikian pengaruhnya diupayakan untuk dapat diminimalkan. Pergerakan nilai tukar rupiah pada triwulan I-2005 diperkirakan masih akan sedikit menguat dibanding kondisi akhir tahun. Secara umum, optimisme pergerakan rupiah tersebut didukung oleh cukup kondusifnya kondisi eksternal dan internal. Permintaan valas dari kegiatan impor diperkirakan meningkat sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi dan konsumsi. Namun demikian, pasokan valas dari ekspor dan aliran modal asing (capital inflows) terutama yang berjangka pendek juga diperkirakan meningkat. Naiknya perkiraan pasokan valas dari ekspor sejalan dengan membaiknya kinerja ekspor non-migas. Selain itu, berbagai faktor positif dari dalam maupun luar negeri akan mempengaruhi insentif penanaman dana di Indonesia oleh investor asing seperti masih cukup menariknya imbal hasil rupiah dan meningkatnya rating serta outlook utang Indonesi oleh beberapa lembaga selama tahun 2004. 4 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi 2000. 18

Indikator Terkini SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % Jan Mar Des Jan Mar Jun Sep Des Jan 2 0 0 3 2 0 0 4 2005 12,69 11,40 8,31 7,86 7,42 7,34 7,39 7,43 7,42 12,94 11,97 8,34 8,15 7,33 7,25 7,31 7,29 7,29 12,64 11,90 6,62 6,27 5,86 6,23 6,31 6,43 na 13,49 12,90 7,14 6,68 6,11 6,31 6,61 6,71 na 12,71 11,72 8,35 7,99 7,38 7,15 7,1 7,14 7,13 425 398 692 753 736 730 816 1.004 1.046 127.407 125.211 166.474 147.039 142.730 166.474 175.325 199.446 183.747 180.111 181.239 223.799 216.343 218.821 233.717 239.299 253.818 183.747 75.908 72.323 94.542 90.619 86.616 97.565 97.893 109.265 105.144 104.203 108.916 129.257 125.724 132.205 136.152 141.406 144.553 na 873.683 877.776 955.692 947.277 934.983 975.157 985.194 1.033.528 na 693.572 696.537 731.893 730.934 716.162 741.440 745.895 779.710 na 550.357 558.977 592.715 588.946 574.104 593.450 605.659 644.109 na 362.553 370.692 350.885 346.347 327.722 334.336 336.197 349.091 na 187.804 188.285 241.830 242.599 246.382 259.114 269.462 295.018 na 143.215 137.560 139.178 141.988 142.058 147.990 140.236 135.601 na 730.468 740.216 816.514 805.289 792.925 827.176 846.570 897.927 na 382.536 400.353 466.826 461.827 477.504 549.966 576.823 615.802 na 358.084 376.141 437.942 432.738 446.593 486.067 513.223 553.548 na 0,80-0,23 0,94 0,57 0,36 0,48 2 1,04 1,43 8,74 7,12 5,06 4,82 5,11 6,83 6,27 6,4 7,32 SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD) INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor 8.940 8.908 8.465 8.441 8.587 9.400 9.155 9.270 9.167 3.936 4.008 3.717 3.837 3.871 4.340 5.685 5.122 na 2.322 2.267 2.335 2.049 2.183 2.721 3.091 3.591 na 21,81 22,68 24,20 24,00 25,70 23,70 23,66 24,40 24,63 Tw. IV Tw.I Tw. III Tw. IV 2 0 03 2 0 0 4 4,35 4,46 5,03 5,13 5,01 6,43 4,30 6,89 0,68 4,24 13,09 15,71 6,48 0,85 19,85 8,47 1,78 6,54 29,87 24,95 * angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata 2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPSw. I 2004*) 19