KONSEP DETERMINAN PADA MATRIKS NONBUJUR SANGKAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

Matriks Jawab:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKS MENGGUNAKAN METODE SALIHU

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks

KAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS

INVERS SUATU MATRIKS TOEPLITZ MENGGUNAKAN METODE ADJOIN

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos Perintis Kemerdekaan Street, Makassar, Indonesia, Post Code 90245

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

Generalized Inverse Pada Matriks Atas

Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut, disebut ordo matriks

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

BAB 3 : INVERS MATRIKS

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Modul Praktikum. Aljabar Linier. Disusun oleh: Machudor Yusman IR., M.Kom. Ucapan Terimakasih:

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1

MATRIKS BUJUR SANGKAR AJAIB ORDE GENAP KELIPATAN EMPAT MENGGUNAKAN METODE DURER

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

PENYELESAIAN INVERS MATRIKS MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED INVERSE TUGAS AKHIR

DIAGONALISASI MATRIKS HILBERT

KONSTRUKSI MATRIKS SINGULAR DARI SUATU MATRIKS YANG MEMENUHI SIFAT KHUSUS TUGAS AKHIR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2.

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

TUGAS MANDIRI MATRIKS. Mata Kuliah : Matematika ekonomi

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

Fadly Ramadhan, Thresye, Akhmad Yusuf

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS

DETERMINAN, INVERS, PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PERSAMAAN RELASI REKURENSI PADA PERHITUNGAN NILAI DETERMINAN MATRIKS MENGGUNAKAN METODE EKSPANSI LAPLACE DAN METODE CHIO

Definisi : det(a) Permutasi himpunan integer {1, 2, 3,, n}:

MATRIKS INVERS MOORE-PENROSE DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari objek yang diatur berdasarkan baris (row) dan kolom (column). Objek-objek dalam susunan tersebut

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE

METODE GREVILLE S UNTUK MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN C SKRIPSI. Oleh : Joko Saryono J2A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Trihastuti Agustinah

BAB II LANDASAN TEORI

MATRIKS INVERS TERGENERALISIR

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

Aljabar Linier & Matriks. Tatap Muka 2

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS

ALGORITMA ELIMINASI GAUSS INTERVAL DALAM MENDAPATKAN NILAI DETERMINAN MATRIKS INTERVAL DAN MENCARI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN INTERVAL LINEAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS

Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Invers Drazin Dari Matriks Sirkulan

MATRIKS. Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu sekolah Tabel Jumlah Siswa Kelas Laki-laki Wanita

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

Vektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor

Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini.

a11 a12 x1 b1 Lanjutan Mencari Matriks Balikan dengan OBE

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

MATRIK dan RUANG VEKTOR

Aljabar Linear Elementer MA SKS. 07/03/ :21 MA-1223 Aljabar Linear 1

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

Pertemuan 2 Matriks, part 2

MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR SKRIPSI. Disusun oleh : DINA MARIYA J2A

OPERASI MODIFIKASI ARITMATIKA INTERVAL TERHADAP INVERS MATRIKS INTERVAL

Menentukan Invers Drazin dari Matriks Singular Dengan Metode Leverrier Faddeev

SILABUS MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT304. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Matriks dan Operasinya. 1. Pengertian Matriks

MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT 304

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

IMPLEMENTASI SANDI HILL UNTUK PENYANDIAN CITRA

MATRIKS STOKASTIK GANDA DAN SIFAT-SIFATNYA. Suryoto Jurusan Matematika F-MIPA Universitas Diponegoro Semarang. Abstrak

Contoh. C. Determinan dan Invers Matriks. C. 1. Determinan

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

MODUL E LEARNING SEKSI -1 MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE MATA KULIAH : ESA 151 : 5099 : DRA ENDANG SUMARTINAH,MA

Matematika Teknik DETERMINAN

3 4y = a. 3x + 5y 1 5 x + 5y 5. c. 5x 6y 30 x + 2y 2. e. 4x + 3y 16 2x 3y 10 y = x x + 9y x + y 100

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI

Pasangan Baku Dalam Polinomial Monik

Transkripsi:

MAGISTRA, Volume 2 Nomor 1, Juli 2014 KONSEP DETERMINAN PADA MATRIKS NONBUJUR SANGKAR Andi Saparuddin Nur Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Musamus E-Mail: mei.safar@yahoo.co.id Abstrak: Dalam beberapa dekade terakhir, banyak cabang matematika yang berkembang begitu pesat. Sebagai contoh pada bidang aljabar linier elementer, determinan sebuah matriks mendapatkan perhatian luas dari para ahli matematika. Penerapan matriks dalam berbagai bidang ilmu membuat sebuah kajian yang sangat luas sehingga menjadikan matriks lebih diperumum. Konsep determinan, sebagaimana diketahui penerapannya hanya pada matriks bujur sangkar sekarang telah berkembang konsep determinan pada matriks non-bujur sangkar. Salah satunya adalah metode yang diperkenalkan oleh Mirko Radic pada tahun 2005 yang menemukan determinan untuk matriks non-bujur sangkar berordo, dengan. Pada artikel ini akan dibahas tentang matriks yang diperumum dan determinannya, definisi Radic, dan terkhusus mengenai determinan pada matriks non-bujur sangkar ordo. Juga ditambahkan penerapannya menggunakan Microsoft excel. Kata kunci: matriks nonbujur sangkar, determinan, definisi Radic. CONCEPT DETERMINANTS OF MATRICES NON-SQUARE Abstract: For a recent decades, many branches of mathematics is growing very rapidly. For example in the field of elementary linear algebra, the determinant of a matrix study received extensive attention from mathematicians. Matrix application in various fields of science makes a very broad study of the matrix becomes more generalized.. The concept of determinant, which is known only applies to square matrices has now developed the concept of the determinant on non-square matrix. One of the famous is the method presented by Mirko Radic in 2005 to find determinant for non-square matrix of size mxn, with m < n. In this article will discuss about the general matrix and determinant, Radic definition, and specifically addresses the determinants of nonsquare matrices 2xn. Also included in the aplication with Microsoft Excel. Keywords: non-square matrices, determinant, Radic definition. 176

Andi Saparuddin Nur, Konsep Determinan pada Matriks Nonbujur Sangkar Salah satu cabang matematika yang berkembang cukup pesat dalam beberapa dekade terakhir ini adalah bidang aljabar linier terutama konsep matriks. Aplikasi aljabar linier yang sangat luas misalnya dalam bidang ekonomi, statistik, goal programming, persamaan linier dan pemodelan menjadikan aljabar linier mendapat banyak perhatian dari para matematikawan terutama konsep matriks. Kajian terhadap matriks menjadi lebih luas dan diperumum. Konsep determinan yang selama ini dikenal hanya berlaku untuk matriks bujur sangkar kini telah dikembangkan konsep tentang determinan pada matriks non - bujur sangkar. Determinan merupakan suatu konsep penting dalam mencari invers suatu matriks bujur sangkar. Secara umum berkembang paradigma bahwa determinan merupakan selisih dari hasil kali diagonal diagonal pada suatu matriks sehingga determinan selalu dikaitkan dengan matriks bujur sangkar karena yang memiliki diagonal diagonal hanya pada matriks tersebut. Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana jika matriks tersebut non - bujur sangkar, adakah cara menentukan determinannya? Ternyata, melalui perluasan dari definisi formal, determinan matriks non bujur sangkar dapat ditentukan determinannya (Radic,2005; Stanimirovic & Stankovic,1997). Hal tersebut tentu saja menggugurkan paradigma yang memandang determinan sebagai selisih dari hasil kali diagonal-diagonal pada suatu matriks bujur sangkar. Walaupun dalam menentukan suatu determinan banyak pendekatan yang dapat digunakan di antaranya dengan aturan creamer, ekspansi kofaktor, definisi permutasi, bahkan dengan pendekatan geometri (Suherman, 2010). Namun dalam banyak referensi pembahasan determinan matriks masih banyak yang terfokus pada matriks bujur sangkar saja. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, bahwa penelitian secara detail tentang determinan untuk matriks non - bujur sangkar masih sangat jarang dilakukan. Dalam artikel ini secara khusus akan dikaji tentang determinan matriks non - bujur sangkar sebagai perluasan dari definisi formal determinan, Kajian dan pembahasan menentukan determinan matriks non bujur sangkar di fokuskan pada matriks non - bujur sangkar ordo METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi literatur yang berusaha mengkaji secara luas dan mendalam mengenai konsep determinan pada matriks non-bujur sangkar. Sumber data diperoleh dari berbagai referensi mengenai definisi determinan serta sifat-sifatnya. Data dikumpulkan dengan memperoleh definisi determinan baik dari karya ilmiah berupa buku, artikel, ataupun jurnal ilmiah. Melalui berbagai definisi determinan selanjutnya dikomparasikan dan digeneralisasi 177

MAGISTRA, Volume 2 Nomor 1, Juli 2014 sehingga diperoleh pemahaman yang utuh tentang definisi determinan. Analisis data dilakukan dengan mengkaji, mendalami, serta menafsirkan definisi determinan secara umum sehingga diperoleh konsep determinan untuk matriks non-bujur sangkar. Selanjutnya, manfaat dari penerapan konsep determinan matriks non-bujur sangkar secara aplikasi akan ditunjukkan melalui berbagai teorema dan bukti matematis. Sedangkan untuk pengembangan lanjutan penentuan nilai determinan non-bujur sangkar diterapkan pada aplikasi Microsoft excel. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk dapat memahami definisi determinan secara utuh, perlu diperhatikan bahwa determinan adalah suatu fungsi yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan suatu matriks X. Determinan atau fungsi determinan merupakan suatu fungsi bernilai real dari suatu peubah matriks dalam pengertian bahwa fungsi tersebut menghubungkan suatu bilangan real dengan suatu matriks X (Anton, 2000:109). Dengan kata lain, determinan merupakan suatu bilangan real tunggal yang mempunyai relasi khusus terhadap matriks X yang entri entrinya juga bernilai real. Menurut (Dingle, 2005) terdapat beberapa definisi yang dapat digunakan untuk menentukan determinan. Berikut ini beberapa definisi formal determinan berdasarkan pendekatan yang digunakan. 1. Pendekatan aljabar klasik; Dengan menggunakan hasil kali dasar bertanda melalui aturan permutasi kita dapat mendefinisikan fungsi determinan sebagai jumlah semua hasil kali dasar bertanda dari A, dengan simbol det (A). Hasil kali dasar merupakan perkalian dari setiap entri entri pada matriks A yang tidak terletak sebaris dan sekolom. Sedangkan tanda positif atau negatif diperoleh dari jumlah pembalikan dari setiap permutasi terkait, apabila jumlah pembalikan positif maka hasil kali dasar bertanda positif dan sebaliknya jika jumlah pembalikan negatif maka hasil kali dasar bertanda negatif. Jumlah pembalikan diperoleh dari jumlah bilangan bulat yang lebih kecil dari dan yang mengikuti dalam permutasi terkait. Permutasi terkait yang dimaksud adalah permutasi dari indeks kolom pada matriks. Definisi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut (Anton, 2000; Matthew,1998; Santoso, 2009). 2. Pendekatan Geometri; Secara umum dapat dikatakan bahwa matriks A berordo memetakan kubik dalam ke paralelogram (jajargenjang) berdimensi yang ditentukan oleh vektor vektor kolom dari A (Suherman, 2010:32; Holzmann,1997). Definisi formal 178

Andi Saparuddin Nur, Konsep Determinan pada Matriks Nonbujur Sangkar determinan pada bidang geometri dapat dituliskan jika A adalah sebuah matriks berordo. Kita dapat memandang A sebagai transformasi linier dari ke yang diberikan oleh. Hal tersebut menyebabkan determinan dari matriks non - bujur sangkar tidak dapat ditentukan dengan menggunakan geometri. pendekatan 3. Pendekatan rekursif dengan menggunakan minor kofaktor; Definisi determinan dengan menggunakan minor kofaktor untuk matriks berordo adalah dimana adalah kofaktor yang bersesuaian dengan A (Petersen, Pedersen, 2006). Kofaktor dapat dituliskan sebagai. merupakan minor dari matriks A yang diperoleh dengan menghapus entri pada baris ke-i dan kolom ke-j sehingga ukuran matriks yang diperoleh pada minor adalah. Sedangkan jika matriks A berordo maka det (A) ditentukan oleh, sehingga untuk setiap bilangan real dapat dipandang sebagai suatu matriks yang determinannya adalah bilangan itu sendiri. Dengan kata lain, matriks tersebut diasumsikan bujur sangkar atau jumlah baris dan kolomnya sama (Buss, 2003). Pada pembahasan di atas, telah diketahui bahwa determinan suatu matriks dapat ditentukan melalui pendekatan aljabar klasik, pendekatan geometri, dan pendekatan rekursif. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jika matriks tersebut non - bujur sangkar dengan kata lain ordonya dengan? Apakah terdapat cara menentukan determinan matriks yang ordonya non - bujur sangkar? Dalam menentukan determinan matriks nonbujur sangkar dapat dilakukan melalui berbagai metode (Radic, 2005). Pada artikel ini determinan matriks nonbujur sangkar diselesaikan dengan menggunakan metode dari radic (Amiri, Fathy, Bayat, 2010) dengan definisi sebagai berikut. Definisi 1 (Definisi Radic) Jika dengan oleh: Det (A) = berordo. det (A) diberikan di mana Jika kita definisikan det (A) = 0. Pada prinsipnya definisi di atas merupakan perluasan dari definisi rekursif determinan yang memperlihatkan deret kofaktor dengan tanda berganti. Dengan adanya kofaktor maka mengharuskan kita memperoleh minor dengan menghasilkan matriks persegi yang berpadanan. Hal tersebut juga memberikan makna bahwa determinan pada matriks non-bujur sangkar tidak simetris dengan transposenya. Berdasarkan definisi 1, kita dapat memfokuskan perhatian kita 179

MAGISTRA, Volume 2 Nomor 1, Juli 2014 menentukan determinan matriks berordo, dengan sebagai berikut (Radic,2005). Definisi 2 Dimana Bukti 1. Pada suatu matriks baris diketahui bahwa ordo dari matriks ini adalah. Dengan menggunakan aturan radic, diperoleh: Det (A) = Untuk dapat lebih memahami definisi di atas, perhatikan contoh berikut. Contoh 1 Tentukan determinan dari matriks 2. Misal, suatu matriks baris dikali dengan suatu konstanta real maka:! Jawab: Secara umum, sifat-sifat determinan untuk matriks non-bujur sangkar hampir sama dengan matriks bujur sangkar. Hal tersebut dapat ditinjau melalui teorema berikut (Amir, Fathy, Bayat, 2010). Teorema 1 Jika suatu matriks A berordo dengan, maka: 1. Jika maka 2. Jika suatu matriks baris A dikalikan oleh, maka determinan yang diperoleh pada matriks baru adalah 3. Jika matriks A mempunyai dua baris yang identik maka det. (A) = 0 3. Misal, maka, det. A = 0 Det. A= Det. A = 0 Teorema 2 Jika matriks berukuran dengan maka, determinannya adalah Teorema 3 Jika dan merupakan matriks, serta merupakan matriks, maka Bukti: 180

Andi Saparuddin Nur, Konsep Determinan pada Matriks Nonbujur Sangkar Jika maka, Teorema di atas menunjukkan adanya kesamaan sifat determinan matriks non-bujur sangkar dengan determinan matriks bujur sangkar. Selanjutnya, determinan tersebut akan kita telusuri manfaatnya dalam menentukan invers matriks nonbujur sangkar. Seperti yang telah diketahui bahwa determinan merupakan instrumen penting dalam menentukan invers matriks bujur sangkar. Konsep determinan pada matriks non-bujur sangkar juga memiliki fungsi yang sama dalam menentukan inversnya (Stanimirovic & Stankovic, 1997). Berdasarkan definisi dalam menentukan determinan matriks non - bujur sangkar, dengan diketahui bahwa definisi tersebut juga berlaku untuk matriks bujur sangkar yaitu ketika. Dengan kata lain determinan yang didefinisikan tersebut merupakan perluasan dari definisi determinan matriks bujur sangkar. Jika dikaitkan dengan fungsi determinan matiks bujur sangkar yang merupakan instrumen penting dalam menentukan invers suatu matriks maka pada determinan matriks non bujur sangkar juga berlaku demikian. Hanya saja untuk kasus bukan sebagai syarat tunggal adanya invers matriks tersebut. Pada matriks non bujur sangkar inversnya disebut matriks invers moore penrose, dengan syarat sebagai berikut (Stanimirovic & Stankovic, 2005:42). (1) (2) (3) (4) Keempat syarat di atas harus dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai invers matriks moore penrose tergeneralisir. Jika hanya memenuhi satu atau lebih syarat di atas maka dikatakan sebagai invers matriks tergeneralisir. di atas merupakan conjugate transpose dari matriks A, jika elemen elemen dari maka ( serta di atas merupakan matriks invers dari A. Hal tersebut menyebabkan invers dari matriks A tidaklah tunggal kecuali matriks tersebut bujur sangkar dan non singular. Fungsi determinan yang diberikan oleh definisi radic dapat pula menentukan invers dari matriks non - bujur sangkar (Stanimirovic & Stankovic, 1997). Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan kesesuaian syarat yang diperoleh pada invers matriks tergeneralisir di atas. Berikut definisi yang mengkaitkan antara determinan dengan invers matriks non bujur sangkar. Definisi 3 Untuk, dengan. Invers tergeneralisir dari matriks A dimana entri entrinya ditentukan oleh persamaan berikut: 181

MAGISTRA, Volume 2 Nomor 1, Juli 2014 Dengan menggunakan definisi 4 kita memperoleh, dan Dengan adalah bilangan bulat terbesar. Elemen elemen pada didefinisikan sebagai berikut. Definisi 4. [ ] Jadi, menurut definisi 3 invers dari matriks A adalah ( ) ( ) di atas merupakan adjoin dari matriks dengan. Entri entri yang terdapat pada matriks merupakan kofaktor kofaktor dari minor matriks. Selain itu, identitas untuk determinan matriks non singular dengan hubungan juga dapat diberlakukan untuk matriks non bujur sangkar (Stanimirovic & Stankovic, 1997:57). Agar kita mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang hubungan determinan dengan invers matriks non-bujur sangkar perhatikan contoh berikut. Contoh 2 Tentukan invers dari matriks berikut Jawab: memenuhi Jika ditelusuri lebih jauh di atas adalah hubungan yang juga. Dengan kata lain, invers dari matriks A merupakan generalisasi dari perluasan konsep determinan. Selanjutnya, hal yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah manfaat menentukan determinan pada matriks non-bujur sangkar serta mengetahui maknanya. Efektifitas dan efisiensi pada definisi determinan non - bujur sangkar sangat menarik dalam apikasi aljabar linier dan aplikasi statistika. Definisi radic yang digunakan dalam menentukan determinan matriks non bujur sangkar memberikan beberapa sifat yang sangat penting untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam aljabar linier yang tidak dapat diselesaikan oleh matriks bujur sangkar. Dalam aplikasi statistika, kolom kolom pada matriks non bujur sangkar sering digunakan untuk mewakili peubah peubah acak yang saling bebas. Dalam mencari determinan suatu mariks (bujur sangkar maupun non-bujur sangkar) yang berukuran 182

Andi Saparuddin Nur, Konsep Determinan pada Matriks Nonbujur Sangkar kecil tentu sangat sederhana dalam perhitungannya karena tidak memerlukan banyak sub matriks ketika menghitung minor dan kofaktornya. Namun mencari determinan matriks yang berukuran cukup besar, maka dalam menghitung minor dan kofaktor akan melibatkan banyak sub matriks berukuran lebih kecil dan menuntut ketelitian dalam perhitungannya. Begitu juga dalam mencari determinan suatu mariks non - bujur sangkar berukuran untuk n cukup besar (misalnya n=15), maka akan melibatkan banyak submatriks dalam perhitungannya. Pada kondisi seperti ini penggunaan bantuan program komputer akan sangat memudahkan dan membantu dalam perhitungan determinan. Microsoft excel telah lama dikenal sebagai salah satu program komputasi yang diandalkan oleh kalangan mayarakat ilmiah. Penggunannya yang multifungsi dan ditunjang dengan kemampuan formulasi telah banyak memberikan akses kemudahan dalam proses perhitungan. Microsoft excel sebagai program yang dapat membantu menentukan nilai determinan matriks non-bujur sangkar akan sangat membantu dalam hal efisiensi waktu. Pemrograman determinan matriks non-bujur sangkar ke dalam Microsoft excel mengikuti rumus definisi dari Radic. Berikut ini dikemukaan algoritma komputasi dengan aplikasi Microsoft excel dalam mencari nilai determinan suatu matriks non - bujur sangkar berukuran. Algoritma mencari determinan dengan aplikasi Microsoft excel adalah sebagai berikut. Gambar 1. Tampilan muka (interface) aplikasi Microsoft Excel untuk simulasi mencari nilai determinan pada matriks non bujur sangkar 183

MAGISTRA, Volume 2 Nomor 1, Juli 2014 1. Memasukkan ordo matriks dalam hal ini menentukan banyaknya kolom. 2. Menghitung sub matriks yang berbeda yang diperoleh dari matriks tersebut dengan bentuk umum:, dengan 1,2 masing masing menunjukkan baris pertama dan baris kedua sedangkan i dan j masing masing menunjukkan kolom ke-i dan kolom ke-j, dengan i<j,j=2,3, n. Dari matriks, n 2 maka banyaknya sub matriks yang diperoleh dapat ditentukan banyaknya dengan menggunakan rumus rekursif, sebanyak. 3. Menghitung nilai determinan semua sub matriks yang telah diperoleh dari langkah 2. 4. Menghitung indeks tiap sub matriks tersebut dengan rumus: (-1) (1+2)+(i+j) untuk tiap matriks 5. Mengalikan tiap determinan sub matriks dengan indeks yang bersesuaian (hasil dari langkah 3 dan 4). 6. Dengan menggunakan teorema 2, menjumlahkan semua nilai determinan sub matriks dari langkah 5, sebagai nilai determinan matriks. nonbujur sangkar maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, definisi formal determinan dapat diselidiki melalui berbagai pendekatan, di antaranya pendekatan aljabar klasik, pendekatan geometris, dan pendekatan rekursif. Dari semua pendekatan tersebut hanya berlaku untuk matriks bujur sangkar. Kedua, determinan matriks nonbujur sangkar didefinisikan oleh Jika berorde dengan. det (A) diberikan oleh: Det (A) = di mana Jika (A) = 0 kita definisikan det Ketiga, untuk matriks non - bujur sangkar berukuran maka determinannya adalah: Keempat, banyaknya submatriks yang diperoleh dari mencari determinan matriks non - bujursangkar adalah sebanyak. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian pada pembahasan mengenai determinan 184

Andi Saparuddin Nur, Konsep Determinan pada Matriks Nonbujur Sangkar DAFTAR RUJUKAN Anton, Howard. 2000. Dasar-Dasar Aljabar Linear (terj. Hari Suminto). Interaksara: Jakarta. Amiri, A. Fathy, M. Bayat, M. 2010. Generalization of Some Determinantal Identities for Non-Square Matrices Based on Radic s Definition. TWMS Journal Pure Applications Mathematic. Vol.1. No.2 Hal. 163 175. Buss, Samuel. 2003. Some Proofs about Determinants. Online: http://www.math.ucsd.edu/~sb uss/courseweb/math20f_2003 S/determinants.pdf. Diakses, 25 Juli 2014. Dingle, Brent. 2005. Calculating Determinants of Symbolic and Numeric Matrices. Austin: Texas University. Holzmann, W. 1997. Determinants. Online:http://www.cs.uleth.ca/ ~holzmann/notes/det.pdf. Diakses, 25 Juli 2014. Matthews,KR. 1998. Elementary Linear Algebra. Brisbane: University of Queensland. Petersen, & Pedersen. 2006. The Matrix Cookbook. Online: http://www.mit.edu/~wingated /stuff_i_use/matrix_cookbook. pdf. Diakses, 25 Juli 2014. Radic, Mirko. 2005. About Determinant of Rectangular Matrix and its Geometric Intrepretasion. Beitr ge zur Algebra und Geometrie. Vol. 46. No. 1. Hal 321 349. Stanimirovic, Predrag & Stankovic, Miomir. 1997. Determinant of Rectangular Matrices and Moore Penrose Inverse. Novi sad J. Math. Vol. 27. No.1. Hal 53 69. Suherman. 2010. Pendekatan geometri untuk determinan. Jurnal Mutiara Ilmu. Vol. 5. No. 1. Hal 30 34. Santoso, Gunawan. 2009. Aljabar Linier Dasar. Andi : Yogyakarta. 185