MODEL GENERALIZED SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Dinamika, April 2015, halaman Vol. 06. No. 1 ISSN

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

PROSEDUR PEMBENTUKAN MODEL VARIASI KALENDER BERDASARKAN MODEL ARIMAX UNTUK PERAMALAN DATA DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

*Corresponding Author:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

Genteng. = 0,435 Barisan dari [Exp(-7, ,121*X3] Binomial Thinning Operator. Jika Yt-1sukses maka peluang kejadian = 0,435

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP :

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function)

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

PEMODELAN DATA DERET WAKTU YANG MENGANDUNG EFEK VARIASI KALENDER PADA KASUS PENJUALAN PRODUK DI PERUSAHAAN RITEL

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

Analisis Model dan Contoh Numerik

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

PENERAPAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH) DALAM PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR TERHADAP RUPIAH

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Peramalan Outflow Uang Pecahan di Jawa Timur Menggunakan Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR)

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS (ARIMA)

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PERAMALAN CURAH HUJAN DENGAN WAVELET

PENGEMBANGAN MODEL REGRESI DERET WAKTU UNTUK DATA YANG MENGANDUNG VARIASI KALENDER

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA

APLIKASI MODEL GSTAR PADA PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN EMPAT LOKASI WISATA DI BATU

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU

PERAMALAN JUMAH MOBIL PRIBADI YANG BERADA DI KOTA SURABAYA

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

PERAMALAN NILAI NAV RMF, EQUITY DAN FIXED FUND PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENGAN MODEL VARIMA DAN ARIMA

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

MA5182 Topik dalam Statistika I: Statistika Spasial 22 November 2012 Utriweni Mukhaiyar

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

Analisis Peramalan Jumlah Permintaan Kerudung di Industri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Metode Variasi Kalender

PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN KORAN HARIAN BERLANGGANAN DI PT. JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

Peramalan Return Saham Bank Central Asia Menggunakan Self Exciting Threshold Autoregressive Genetic Algorithm

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

Muhammad Firdaus, Ph.D

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH

Metode Regresi Linier

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III METODE PENELITIAN

PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

PERAMALAN YIELD DAN HARGA OBLIGASI PEMERINTAH DENGAN PENDEKATAN ARIMA DAN BACKPROPAGATION-ANN

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

Transkripsi:

MODEL GENERALIZED SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (GSARIMA) UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURABAYA GENERALIZED SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (GSARIMA) MODELS FOR FORECASTING THE NUMBER OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) PATIENTS IN SURABAYA Asrirawan 1 *, Heri Kuswano 2, Suharono 3 Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 1* enalmanovani@gmail.com dan Perumdos ITS jln. Teknik Geodesi Blok R 6, Surabaya Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 2 Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 3 ABSTRACT One of he main opics in he sudy of modeling ime series forecasing in he las hree decades is coun daa forecasing. The forecasing of coun daa based on sochasic model has no been applied and is normally Gaussian disribuion. One of sochasic models for coun daa forecasing, which has non-gaussian (negaive binomial) disribuion, is generalized auoregressive moving average (GARMA) models. GARMA models relae componens beween ARMA and predicor variable o a ransformaion of mean parameers of he daa disribuion using a link funcion bu hese models does no involve saionary and seasonal effecs. Generalized seasonal auoregressive inegraed moving average (GSARIMA) models are an exended version of GARMA involving saionary and seasonal effecs. The esimaion of GSARIMA models use an approach ieraively reweighed leas square (IRLS). This paper simulaes GSARIMA models and applies i o dengue hemorrhagic fever (DHF) in Surabaya. Morever, he comparison of he forecasing accuracy rae of hese models wih seasonal auoregressive inegraed moving average (SARIMA) models. Based on he analysis, he resuls of model and forecas using he model GSARIMA has no correc ou relaively beer han he SARIMA by using AIC and mean absolue relaive error (maref) value boh simulaion and DHF daa. Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, GSARIMA, IRLS, Negaive Binomial, SARIMA ABSTRAK Salah sau opik uama dalam kajian pemodelan peramalan dere waku (ime series) pada iga dekade erakhir ini adalah peramalan daa jumlahan (coun daa). Peramalan daa jumlahan berbasis model sokasik masih belum banyak dilakukan dan menggunakan disribusi Gaussian (normal). Salah sau model sokasik dan non- Gaussian (negaif binomial) unuk peramalan daa jumlahan adalah model generalized auoregressive moving average (GARMA). Model GARMA menghubungkan komponen ARMA dengan variabel predikor ke ransformasi parameer raa-raa dari disribusi daa dengan menggunakan fungsi link (link funcion) eapi idak melibakan efek sasioner dan musiman. Model generalized seasonal auoregressive inegraed moving average (GSARIMA) merupakan model pengembangan dari GARMA dengan melibakan efek

sasioner dan musiman (seasonal). Esimasi model GSARIMA menggunakan pendekaan ieraively reweighed leas square (IRLS). Model GSARIMA dierapkan pada daa simulasi dan kasus demam berdarah dengue (DBD) di koa Surabaya dan membandingkan ingka akurasi peramalan model ersebu dengan model seasonal auoregressive inegraed moving average (SARIMA). Berdasarkan analisis yang dilakukan, baik simulasi maupun daa DBD, hasil model dan peramalan dengan menggunakan model GSARIMA relaif lebih baik dibandingkan dengan model SARIMA dengan menggunakan nilai AIC dan Maref. Kaakunci: Demam Berdarah Dengue, GSARIMA, IRLS, binomial negaif, SARIMA 1 PENDAHULUAN Salah sau opik uama dalam kajian pemodelan peramalan dere waku (ime series) pada iga dekade erakhir ini adalah peramalan daa jumlahan (coun daa). Hal ini juga seperi yang elah diuraikan oleh Gooijer dan Hyndman [1] yang elah melakukan kajian lieraur berkaian dengan perkembangan peramalan dere waku dalam kurun waku 25 ahun, yaiu mulai 1982 sampai dengan 2005, berdasarkan 940 makalah pada jurnal-jurnal bidang peramalan. Gooijer dan Hyndman menyaakan bahwa kajian enang peramalan daa jumlahan yang berbasis model sokasik masih belum banyak dilakukan oleh para penelii bidang peramalan. Yu, Chen, dan Wen [3] mengemukakan bahwa ada dua pendekaan yang sering digunakan unuk memodelkan daa dere waku non-gaussian. Pendekaan perama adalah menggunakan kombinasi linier pada variabel acak disribusi non-gaussian (Gaver & Lewis, 1980; Li & Mcleod, 1987) dan pendekaan yang kedua adalah menransformasi daa dere waku Gaussian kedalam disribusi marginal yang lebih spesifik sehingga mampu digunakan unuk pendekaan non-gaussian [2]. Hal ini juga digunakan oleh Benjamin, Rigby, dan Sasinopoulos [3]. Benjamin e al. mengembangkan model sokasik unuk daa-daa yang mengikui disribusi non-gaussian seperi disribusi Poisson dan binomial negaif. Model ersebu adalah model generalized auoregressive moving average (GARMA). Model GARMA menghubungkan komponen ARMA dengan variabel predikor ke ransformasi parameer raa-raa dari disribusi daa dengan menggunakan fungsi link (link funcion). Fungsi link ini digunakan unuk memasikan bahwa disribusi daa eap dalam domain bilangan riil posiif, sehingga memiliki keepaan prediksi yang lebih akura. Model GARMA sanga fleksibel unuk memodelkan daa jumlahan dengan srukur auoregressive dan aau moving average. Akan eapi, hanya dapa diaplikasikan pada daa yang dianggap sasioner dan idak musiman. Benjamin e al. menggunakan pendekaan ieraively reweighed leas square (IRLS) unuk mengesimasi parameerparameer model GARMA [3].

Berdasarkan uraian di aas maka dalam peneliian ini akan dilakukan kajian enang esimasi model GSARIMA dengan menggunakan IRLS dan membandingkan ingka akurasi peramalan model GSARIMA dan SARIMA dengan predikor dan anpa predikor pada daa jumlah penderia Demam Berdarah Dengue (DBD) di koa Surabaya. 2 METODE PENELITIAN 2.4 Daa Simulasi dan DBD Model GSARIMA akan diaplikasikan pada daa jumlah penderia Demam Berdarah Dengue (DBD). Daa yang digunakan pada peneliian ini merupakan daa sekunder yang diperoleh di Dinas Kesehaan Propinsi Jawa Timur. Jumlah daa jumlahan yang digunakan adalah 420 yang diambil mulai bulan januari 1973 sampai bulan desember 2012. Unuk daa simulasi, ada dua simulasi yang dilakukan. Simulasi perama adalah simulasi perbandingan esimasi model GSARIMA dengan ransformasi ZQ1 dan ZQ2 [2]. Sedangkan pada simulasi kedua dilakukan perbandingan ingka akurasi peramalan model GSARIMA dan model ARIMA musiman. Program yang digunakan unuk esimasi baik simulasi maupun daa riil adalah R, SAS dan MATLAB. 2.1 Model Binomial Negaif Daa Jumlahan Regresi binomial negaif merupakan salah sau model regresi erapan dari GLM Disribusi binomial negaif memiliki keiga komponen yaiu komponen random, komponen sisemaik dan fungsi link [2]. Adapun benuk fungsi massa peluang binomial negaif adalah: dengan, dan. saa maka disribusi negaif binomial memiliki variansi. Disribusi binomial negaif akan mendekai suau disribusi Poisson yang mengasumsikan mean dan variansi sama yaiu. Konribusi variabel predikor dalam model regresi binomial negaif dinyaakan dalam benuk kombinasi linier anara parameer dengan parameer regresi yang akan diesimasi yaiu:

aau dalam mariks diuliskan dalam benuk dengan adalah vekor dari observasi, adalah mariks dari variabel bebas, adalah mariks dari koefisien regresi, dengan. Nilai ekspeasi dari variabel respon Y adalah diskri dan bernilai posiif. Maka, unuk menransformasikan nilai (bilangan riil) ke renang yang sesuai dengan renang pada respon diperlukan suau fungsi link yaiu: 2.2 Model GSARIMA Model GSARIMA dikembangkan berdasarkan model GARMA dengan melibakan efek musiman dan differencing. Diberikan adalah model daa dere waku. Misalkan dengan E y maka dan. Jika y akan mengikui disribusi Poisson. Adapun model GARMA p, q dapa diliha pada model (2):, -, - dimana adalah fungsi link, dan d. B merupakan operaor backshif dengan B y y d dan vekor adalah koefisien unuk vekor dengan x 0 merupakan inercep yang biasanya digunakan nilai x 0 1. Pada kasus GARMA, daa jumlahan dimodelkan dengan menggunakan sebuah fungsi link logarihmic aau ideniy [2]. Jika y mengikui disribusi Poisson dengan nilai mean sebagai beriku:, - Maka ada dua meode ransformasi sebagai beriku yang dapa digunakan: a. Transformasi ZQ1 yang mempunyai benuk: [ ] T dimana y max y, c,0 c 1. b. Transformasi ZQ2 yang mempunyai benuk: [ [ ]]

Sehingga model GSARIMA binomial negaif unuk ZQ1 diberikan persamaan 3: * + Sedangkan unuk ZQ2 adalah *, - + 2.3 Algorima IRLS Model GARMA menggunakan IRLS elah dilakukan oleh Benjamin e al. [1] berdasarkan proses yang dilakukan oleh Green [5]. Misalnya parameer yang akan diesimasi dinoasikan sebagai beriku. Keiga Parameer ersebu diesimasi menggunakan MLE sehingga log-likelihood unuk daa observasi, dan. Adapun fungsi log-likelihood model GARMA dapa diliha pada persamaan (4) Berdasarkan fungsi score persamaan (2.29). / yang diberikan sebagai beriku: dimana v y Var b'', Var D (McCullagh & Nelder, 1989). Kemudian langkah selanjunya adalah memaksimumkan fungsi log-likelihood dengan menggunakan algorima Fisher Scoring yaiu: ( ) ( ) dimana dan. / yang disebu dengan mariks informasi Fisher, dengan Adapun langkah-langkah algorima IRLS secara umum sebagai beriku: a. Diberikan kemudian hiung nilai:

. /. / dimana nilai dan dikonsruksi berdasarkan variabel dependen yang disesuaikan dengan persamaan beriku: unuk. b. Esimasi dengan meregresikan pada. / dengan bobo, ( ) c. Updae ke dan ulangi langkah a dan b sampai esimasi parameer konvergen. Unuk dihiung dengan proses rekursif semenara urunan dari. / dihiung dari proses rekursif parameer regresi, auoregressive dan moving average. * + * + 3 LAYOUT DAN SPESIFIKASI 3.1 Esimasi Parameer Model GSARIMA Seperi elah disebukan dibagian sebelumnya bahwa meode yang digunakan dalam esimasi parameer model GSARIMA binomial negaif adalah IRLS.

Secara umum algorima IRLS unuk menenukan nilai esimaor adalah sebagai beriku: a. Menginpu daa sekunder variabel dan b. Membenuk fungsi regresi binomial negaif c. Membenuk fungsi parial likelihood d. Membenuk fungsi e. Menenukan nilai awal parameer yang akan diaksir, unuk berdasarkan model ARIMA yang erbenuk. f. Menenukan urunan perama dari ( ) sehingga diperoleh ( ) g. Menenukan urunan parsial kedua ( ) erhadap parameer sehingga diperoleh marik Hessian ( ) h. Menenukan ekspekasi negaif dari mariks ( ) sehingga diperoleh mariks informasi fisher ( ) kemudian menenukan invers mariks ersebu. i. Menenukan nilai esimasi parameer dengan rumus sebagai beriku: dengan ( ) ( ) ( ) j. Menenukan ierasi updae ke sampai diperoleh esimasi parameer yang konvergen yaiu, dimana adalah vekor yang nilai enri-enrinya sanga kecil. k. Jika belum didapakan nilai yang konvergen maka diulangi pada langkah 5.

3.2 Simulasi Perbandingan Transformasi Fungsi Link ZQ1 dan ZQ2 Model daa yang dibangkikan adalah model Poisson AR (1) dengan menggunakan dua ransformasi ZQ1 dan ZQ2. Daa series yang dibangkikan sebesar N=1000 dengan sebesar 5. Sedangkan nilai c ada iga yaiu 0,1;0,5; dan 1 sera nilai parameer AR -0,5 dan 0,5. Adapun hasil perbandingan anara fungsi link ZQ1 dan ZQ2 dapa diliha pada able 4.1 di bawah: Tabel 1 Simulasi Perbandingan Esimasi Fungsi Link ZQ1 dan ZQ2 dengan Menggunakan Model Poisson AR (1) pada, ; Model c inercep Maref DIC Log-ZQ1 0,1 101,37 0,48 0,079 7431,5 Log-ZQ1 1,0 100,45 0,47 0,081 7491,7 Log-ZQ2 0,1 99,93 0,49 0,081 7453,4 Log-ZQ2 1,0 101,04 0,49 0,080 7463,5 Berdasarkan Tabel 1 dapa diliha bahwa keika nilai 100 dengan nilai c=0,1 maka ransformasi fungsi link ZQ1 memiliki nilai maref dan DIC yang relaif kecil dibandingkan dengan ransformasi fungsi link ZQ2. Teapi sebaliknya keika nilai c lebih besar (c=1,0) maka nilai ransformasi dari ZQ2 memiliki nilai maref dan DIC yang relaif kecil. Selain iu jika nilai c lebih besar maka dari kedua fungsi link ersebu relaif menaikkan nilai DIC. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa unuk pada saa inercep yang kecil maka fungsi link ZQ1 relaif lebih baik dibandingkan dengan ZQ2. 3.2 Simulasi Perbandingan Esimasi Parameer Model GSARIMA Pada bagian ini akan dilakukan simulasi esimasi parameer pada model GSARIMA yang mengikui disribusi binomial negaif. Model GSARIMA yang dibangkikan erdiri aas dua model yaiu model GSARIMA dengan GSARIMA. Tabel 4.5 Simulasi Perbandingan Tingka Akurasi Peramalan GSARIMA dengan SARIMA Model Binomial Negaif ARIMA Model GSARIMA Maref SARIMA 0,525 4,623 11 % 0,493 198,241 9 % 0,542 15,154 13 % 0,449 74,44 8 % Keerangan : *) jumlah observasi nol Keerangan*) Dari hasil simulasi esimasi daa bangkian dengan menggunakan disribusi Poisson AR (1) maka diperoleh hasil pada Tabel 4.5. PadaTabel 4.5 dapa diliha bahwa dari

Auocorrelaion Parial Auocorrelaion keempa simulasi daa yang dibangkikan ernyaa ingka akurasi peramalan model binomial negaif GSARIMA lebih baik dibandingkan dengan model ARIMA. Raa-raa nilai maref unuk keempa simulasi daa unuk model GSARIMA adalah sebesar 0,502 sedangkan raa-raa nilai maref unuk model SARIMA sebesar 73,11. 3.3 Aplikasi pada Daa Jumlah Penderia DBD di Koa Surabaya Tahap awal pemodelan GSARIMA pada kasus jumlah penderia DBD adalah mengidenifikasi orde musiman dan non musiman pada model ARIMA. Berdasarkan hasil analisis daa bahwa daa idak sasioner dalam raa-raa maupun dalam variansi shingga dilakukan ransformasi dan differencing pada lag 1 dan 12. Hasil differencing pada lag 1 dan 12 mengakibakan daa elah menunjukkan sasioner dalam mean. Hal ini dapa diunjukkan plo ACF dan PACF pada Gambar 1. Auocorrelaion Funcion for DiffLag12 (wih 5% significance limis for he auocorrelaions) Parial Auocorrelaion Funcion for DiffLag12 (wih 5% significance limis for he parial auocorrelaions) 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0-0.2-0.4-0.6-0.8-1.0 1 5 10 15 20 25 30 35 Lag 40 45 50 55 60 65 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0-0.2-0.4-0.6-0.8-1.0 1 5 10 15 20 25 30 35 Lag 40 45 50 55 60 65 Gambar 1 Plo fungsi auokorelasi dan fungsi auokorelasi parsial seelah dilakukan differencing pada lag 12 Tabel 4.14 Perbandingan Kebaikan Model dan Peramalan GSARIMA dan ARIMA Model AIC Maref SARIMA (, -) 5198,985 0,954 GSARIMA (, -) 4832,300 0,351 Hasil perbandingan model menunjukkan bahwa model GSARIMA relaif lebih baik jika dibandingkan dengan model SARIMA. Selain iu juga bias dilha dari plo analisis residual dari kedua model perbandingan ersebu. Berdasarkan Gambar 4.7 erliha bahwa nilai residual absolue dari model GSARIMA (raw residual) relaif mendekai iik nol dibandingkan dengan model SARIMA.

Gambar 4.7 Plo Raw Residual Model GSARIMA dan Residual Model SARIMA. 4. PUSTAKA [1] Benjamin,M. A., Rigby R. A., dan Sasinopoulos, D. M. (1998) Fiing Non-Gaussian Time Series Models.COMPSTAT Proceedings in Compuaionel Saisics, eds. R. Payne dan P.Green, Heldelburg: Physica-Verlag, 191-196. [2] Benjamin,M. A., Rigby R. A., dan Sasinopoulos, D. M. (2003). Generalized Auoregressive Moving Average Models.Journal of he American Saisical Associaion, 98, 214-224. [3] Bowerman, B. L., dan O Connell, R. T. (2003). Forecasing and Time Series: An Applied Approach, 3 h eds. New Jersey: Prenice Hall. [4] Brie, J. T. O., (2009). Toward Malaria Predicion in Sri Lanka: Modelling Spaial and Temporal Variabiliy of Malaria Case Couns. Diserasi Dokor. Neherland: Universias Basel. [5] Brie, J. T. O., Amerasinghe, H. P., dan Vounasou, P. (2013). Generalized Seasonal Auoregressive Inegraed Moving Average Models for Coun Daa wih Applicaion o Malaria Time Series wih Low Case Numbers. Malaria Journal, PLoS ONE, 8(6): e65761.

[6] Croson, J. D. (1972). Forecasing and Sock Conrol for Inermien Demands. Operaional Research Quarerly, 23, 289 303. [7] Cryer, J. D. (1986). Time Series Analysis. Boson: PWS-KENT Publishing Company. [8] Enders, W. (2004). Applied Economeric Time Series, 2 nd eds. John Wiley & Sons, Inc., New York. [9] Garbhi, M., Quenel, P., dan Marrama, L. (2011). Time Series Analysis of Dengue Incidence in Guadeloupe, French Wes Indies: Forecasing Models Using Climae Variables as Predicors. BMC Infec Disease, 11, 166. [10] Gooijer, G. J., Hyndman, J. R. (2006). 25 Years of Time Series Forecasing. Inernaional Journal of Forecasing, 22, 443-473. [1] Alexander GJ, Resnick BG. 1985. Using linear and goal programming o immunize bond porfolios. Journal of Banking and Finance 9 (1): 35-54. [2] Bierwag GO, Khang C. 1979. An immunizaion sraegy is a minimax sraegy. Journal of Finance 34: 389-399. [3] Wiggins S. 1990. Inroducion o Applied Nonlinear Dynamical Sysem and Chaos. New York: Springer-Verlag.