Path Tracking Pada Mobile Robot Dengan Umpan Balik Odometry

dokumen-dokumen yang mirip
PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Rijalul Haq 1), Endah Rahmawati 2)

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID

Penyelesaian Jalur Terpendek dengan menggunakan Algoritma Flood Fill pada Line Maze

PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PENCARI TARGET DAN PENGHINDAR RINTANGAN DENGAN METODE KONTROL PD MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA

Sistem Kontrol Inverted Pendulum Pada Balancing Mobile Robot

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

BAB II LANDASAN TEORI. dipaketkan bersama-sama dengan Visual C# 2008 dan Visual C dalam

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI)

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

BAB 4 ANALISA SISTEM

Rancang Bangun Program Visualisasi Pergerakan Differential Drive Mobile Robot

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis

Desain Dan Realisasi Robot Meja Dengan Kemampuan Rekonfigurasi Permukaan (Self-Reconfigurable Table-1)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Penerapan Algoritma Pledge Untuk Menyelesaikan Maze Pada Line Follower

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemetaan Posisi dan Sistem Navigasi Mobile Robot Dalam Ruang Menggunakan Sensor Perpindahan Jenis Optical Laser

BAB I PENDAHULUAN. dan bergerak kearah horizontal untuk menentukan arah dan menurunkan

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

Rancang Bangun Robot Leader Dan Robot Follower Dengan Sistem Navigasi Sensor Infra Merah

PENDEKATAN RANCANGAN. Kriteria Perancangan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

ABSTRAK. Inverted Pendulum, Proporsional Integral Derivative, Simulink Matlab. Kata kunci:

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Penerapan Algoritma Flood Fill untuk Menyelesaikan Maze pada Line Follower Robot [1]

Rancang Bangun Sistem Sensor Untuk Aplikasi Voice Recognition Pada Ayunan Bayi Otomatis

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER BERBEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Masalah

IV. PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALGORITMA FLOODFILL UNTUK MENENTUKAN TITIK KOORDINAT MAZE MAPPING PADA ROBOT LINEFOLLOWER

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. Abstract. viii BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyelesaian Jalur Terpendek dengan menggunakan Algoritma Flood Fill pada Line Maze

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

IMPLEMENTASI METODE VIRTUAL FORCE FIELD (VFF) YANG DISEDERHANAKAN UNTUK KONTROL PERGERAKAN SOCCER ROBOT

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KECEPATAN KURSI RODA LISTRIK BERBASIS DISTURBANCE OBSERVER

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor

Navigasi Mobile Robot Berbasis Trajektori dan Odometry dengan Pemulihan Jalur Secara Otomatis

Pada proyek akhir ini kita akan menggunakan mikrokontroller untuk kontrolnya. Mikrokontroller ini akan mendapatkan masukan berupa data dari sensor ult

KONTROL TRACKING FUZZY UNTUK SISTEM PENDULUM KERETA MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINEAR MATRIX INEQUALITIES

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu lingkungan tertentu. Mobile-robot tidak seperti manipulator robot yang

I. PENDAHULUAN.

NAVIGASI 4 WHEEL OMNI DRIVE ROBOT MANUAL PADA KRAI 2014 BERBASIS TRAJEKTORI i. JUDUL TUGAS AKHIR

OPTIMASI PERENCANAAN JALUR PADA MOBILE ROBOT BERBASIS ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POLA DISTRIBUSI NORMAL

Perancangan dan Implementasi Kontroler PID Optimal Untuk Tracking Lintasan Gerakan Lateral Pada UAV(Unmanned Aerial Vehicle)

TINJAUAN PUSTAKA. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

10 Grafik Sudut Deviasi Bangun Datar

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

SISTEM NAVIGASI DENGAN KONTROL PID PADA THREE WHEEL OMNI DIRECTIONAL MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ODOMETRY TUGAS AKHIR

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknik Elektronika Vol.2, No.2, 2015 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

SISTEM KONTROL INVERTED PENDULUM PADA BALANCING MOBILE ROBOT

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

BAB 2 KONSEP PENGOLAHAN DATA SIDE SCAN SONAR

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

IMPLEMENTASI PENGATURAN POSISI CERMIN DATAR SEBAGAI HELIOSTAT MENGGUNAKAN KONTROLER PID

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

Algoritma Rekursif Untuk Pemetaan Jalur Autonomous Line Follower

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 4 EVALUASI DAN ANALISA DATA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-47

Penjejakan Posisi Bola Pada Modul Phycore IMX31 Menggunakan Embedded OpenCV

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

PENGATURAN POSISI MOTOR SERVO DC DENGAN METODE P, PI, DAN PID

SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Path Tracking Pada Mobile Robot Dengan Umpan Balik Odometry Fernando Ardilla (1), Bayu Sandi Marta (2), A.R. Anom Besari (2) Prodi Teknik Komputer, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya nando@eepis-its.edu Abstrak Makalah ini meyajikan suatu model pergerakan dari suatu robot yang menggunakan sistem penggerak diferensial dengan sensor rotary encoder yang akan diolah dengan metode odometry sehingga menghasilkan titik koordinat (path) dari posisi relatif robot secara real time. Nantinya robot tersebut akan bergerak dari posisi awal ke path tujuan. Untuk bergerak menuju path tujuan, robot ini akan melewati banyak path sehingga penulis memadukan dengan metode PID sebagai kontroler dalam menjajaki setiap path yang dilewati Hasil yang didapat dengan mencoba pada model lintasan yang berbeda dengan kecepatan 0,25 m/s menunjukkan bahwa robot dapat mengikuti jalur yang dibuat dengan simpangan terjauh sebesar 10cm pada sumbu x negatif sampai 10cm pada sumbu x positif serta 14cm pada sumbu y positif dan 7cm pada sumbu y negatif serta dengan menggunakan kecepatan 0,38 m/s simpangan terjauhnya sebesar 10cm pada sumbu x positif sampai 10cm pada sumbu x negatif serta 10cm pada sumbu y positif serta 7cm pada sumbu y negatif. Kata kunci: Robot, Rotary encoder, Path, Real Time, Odometry, PID. diketahui error atau kesalahan dari arah hadap robot terhadap path tujuan. Untuk dapat menuju path tujuan, seharusnya error dari arah hadap robot ini adalah nol. Untuk itu maka penulis menggunakan kontrol Proportional-Integral-Detivative (PID) untuk menjaga agar error yang dihasilkan selama perjalanan dari robot tersebut mendekati dan atau sama dengan nol. Kontrol PID ini akan mengatur kecepatan dari roda kanan dan roda kiri dengan umpan balik error dari arah hadap (heading error) robot tersebut terhadap heading yang seharus berdasarkan perhitungan odometry. 2. Mencari Posisi Dan Tracking Path 2.1. Desain Robot Robot yang digunakan menggunakan sistem penggerak diferensial dan memiliki dua pasang roda yaitu roda penggerak utama dan roda encoder (gambar 1). Roda encoder dibuat lebih tipis sehingga mengurangi resiko ketidakpastian dari jarak antara roda encoder kanan dan roda encoder kiri (wheel base). roda encoder ini juga dibuat untuk dapat bergerak secara vertikal untuk meminimalkan faktor selip roda. parameter dalam odometry nantinya akan berasal dari roda encoder ini. 1. Pendahuluan Pada aplikasi robot dikenal istilah posisi relatif. Posisi relatif ini biasanya didasarkan pada perhitungan rotasi roda. Posisi relatif ini bukan untuk menentukan posisi absolut dari robot tetapi hanya memperkirakan saja. Sensor yang umum digunakan untuk mendapatkan data posisi dari suatu robot adalah rotary encoder yang mana data dari sensor ini akan dimasukkan dalam perhitungan odometry sehingga menghasilkan posisi relatif dari robot tersebut. Odometry adalah penggunaan data dari sensor pergerakan untuk memperkirakan perubahan posisi dari waktu ke waktu. Odometry ini akan memetakan posisi robot dalam sumbu Cartesian. Sehingga akan didapatkan data posisi berupa titik koordinat (path) dan arah hadap (heading) dari robot tersebut. David P. Anderson membuat robot yang dalam navigasinya tidak menggunakan referensi dari luar seperti GPS dan lainnya [1]. Dalam bergerak robot akan mengukur perubahan path atau posisi dari waktu ke waktu, sehingga akan Gambar 1. Desain robot 2.2. Odometry Odometry adalah penggunaan data dari pergerakan aktuator untuk memperkirakan perubahan posisi dari waktu ke waktu. odometry digunakan untuk memperkirakan posisi relatif terhadap posisi awal. Untuk memperkirakan posisi relatif robot, digunakan perhitungan jumlah pulsa yang dihasilkan oleh sensor rotary encoder setiap satuan ukuran yang kemudian ISBN: 978-979-8689-14-7 1

dikonversi menjadi satuan millimeter. Untuk mendapatlan jumlah pulsa setiap satu kali putaran roda digunakan rumus sebagai berikut: K roda = 2 π r (1) pulsa_per_mm = resolusi enc / K roda (2) target_distance = x + y (10) Heading dari robot yang telah diketahui sehingga kita dapat menghitung error arah hadap (heading error) robot terhadap titik tujuan. Pada sistem penggerak diferensial terdapat dua roda,yaitu roda kanan dan roda kiri dan dimisalkan jumlah pulsa_per_mm untuk roda kanan adalah right_encoder dan roda kiri adalah left_encoder dan jarak antara dua roda adalah wheel_base maka didapatkan jarak tempuh (distance) dan sudut orientasi (θ). Rumusnya adalah sebagai berikut. distance = (left_enc + right_enc) / 2 (3) θ = (left_enc - right_enc) / wheel_base (4) Karena θ adalah sudut dalam radian maka untuk mengetahui sudut dalam derajat (heading) digunakan rumus sebagai berikut : heading = θ Dari ketentuan diatas didapatkan bahwa nilai heading akan bernilai negatif (-) ketika robot berputar melawan arah jarum jam dan akan bernilai positif (+) ketika robot berputar searah dengan jarum jam. Dengan mengetahui jarak dan sudut (distance dan θ) maka kita dapat mengetahui koordinat X dan koordinat Y dengan persamaan trigonometri. Gambar 2. Ilustrasi pada sumbu cartesian Dari ilustrasi diatas maka koordinat dari robot dapat kita ketahui dengan rumus : (5) Xpos = distance sin (θ) (6) Ypos = distance cos (θ) (7) Untuk menentukan error arah hadap dari robot terhadap titik tujuan maka digunakan teorema phytagoras yang akan menghasilkan posisi (path) saat ini dan jarak terhadap titik tujuan, berikut perhitungannya: x = X_tujuan - Xpos (8) y = Y_tujuan - Ypos (9) Gambar 3. Sudut α, β, dan Pada gambar 3. menunjukkan ilustrasi untuk mencari heading error (α) dimana β adalah target bearing yaitu sudut antara posisi robot saat ini terhadap titik tujuan. Sedangkan garis berwarna biru adalah garis bantu yang masing-masing sejajar dengan sumbu X dan sumbu Y. Untuk mendapat nilai dari β, maka digunakan rumus sebagai berikut : ( ) β = arctan ( ) (11) sehingga α = β (12) 2.3. Penalaian kostanta PID Pada penelitian ini, dalam bergerak robot akan mencari heading-nya dan sudut terhadap posisi tujuan secara terus-menerus. sehingga akan didapatkan heading error.untuk mempertahankan agar heading error ini tetap bernilai nol maka digunakan kontrol PID. Sesuai dengan aturan Ziegler-Nichols yang kedua, untuk mendapatkan nilai konstanta Kp, Ki dan Kd maka sistem diberi kontroler P. nilai Kp ditambahkan sampai sistem tersebut berosilasi secara berkesinambungan. 3 2 1 0-1 -2 1 20 39 58 77 96 115 134 153 172 191 210 229 248 Gambar 4. Kurva Respon Dengan Nilai Kp 0,7. 2

Sesuai dengan aturan Ziegler-Nichols 2 maka : Kcr = 0,7 Pcr = 21 x 10ms = 210ms Grid berwarna merah pada gambar diatas memiliki ukuran 50 x 50 yang mana grid tersebut adalah gambaran dari lapangan robot pada kondisi nyata. T i = 0,5 x 210 = 105 T d = 0,125 x 210 = 26,25 Fungsi alih kontroler PID plant sebagai berikut: U = Kp(1 + + T s) (13) Kp = 0,6 x 0,7 = 0,42 Ki = 0,42 / 105 = 0,004 Kd = 0,42 x 26,25 Dalam aplikasinya, maka peran dari kontroler ini dapat diterapkan dalam program dengan formulasi seperti berikut: U = Kp err + Ki i + Kd d (14) 3. Pengujian Dan Analisa Pada pengujian ini robot akan diberi jalur berupa beberapa titik koordinat (X,Y) yang harus ditempuh. titik pertama yang diberikan akan menjadi titik acuan yang mana titik acuan ini selalu bernilai (0,0).dari titik awal ini secara umum seluruh lintasan robot memiliki empat kuadran yaitu kuadran satu, dua, tiga dan empat. berikut pemetaan koordinat berdasarkan kuadrannya : Tabel 1. Pembagian kuadran Kuadran X Y Letak terhadap titik awal 1 + + Kanan depan 2 - + Kiri depan 3 - - Kiri belakang 4 + - Kanan belakang Gambar 6. Posisi start pada lapangan Dari kedua gambar diatas maka robot jalur yang harus dilalaui robot adalah garis berwarna hitam sehingga setelah tiga kotak robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan berhenti.ukuran kotak pada gambar 5. adalah 50 x 50 dalam satuan centimeter. Berikut kondisi robot saat mencapai titik koordinat (path) kedua: Gambar 7. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path kedua Pengujian pertama dilakukan dengan memberikan empat titik yaitu (0,0), (0,150), (150,150) dan (151,0). satuan jaraknya dalam centimeter. Gambar 8. Kondisi robot pada path kedua Gambar 5. Koordinat input 3

Berikut kondisi robot saat mencapai path ketiga: Gambar 13. Koordinat input Gambar 9. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path ketiga Grid berwarna merah pada gambar diatas memiliki ukuran 50 x 50 yang mana grid tersebut adalah gambaran dari lapangan robot pada kondisi nyata. Gambar 10. Kondisi robot pada path ketiga Berikut kondisi robot saat mencapai path keempat: Gambar 14. Posisi start pada lapangan Dari kedua gambar diatas maka robot jalur yang harus dilalaui robot adalah garis berwarna hitam sehingga setelah tiga kotak robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan berhenti.ukuran kotak pada gambar 3.2. adalah 50 x 50 dalam satuan centimeter. Berikut kondisi robot saat mencapai titik koordinat (path) kedua: Gambar 11. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path keempat Gambar 15. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path kedua Gambar 12. Kondisi robot pada path keempat Pengujian kedua dilakukan dengan memberikan empat titik yaitu (0,0), (0,100), (50,150) dan (99,50). satuan jaraknya dalam centimeter. 4

Gambar 16. Kondisi robot pada path kedua Berikut kondisi robot saat mencapai path ketiga: Gambar 20. Kondisi robot pada path keempat Pengujian ketiga dilakukan dengan memberikan empat titik yaitu (0,0), (0,150), (-100,147), (-50,46) dan (- 149,-1). satuan jaraknya dalam centimeter. Gambar 17. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path ketiga Gambar 21. Koordinat input Grid berwarna merah pada gambar diatas memiliki ukuran 50 x 50 yang mana grid tersebut adalah gambaran dari lapangan robot pada kondisi nyata. Gambar 18. Kondisi robot pada path ketiga Berikut kondisi robot saat mencapai path keempat: Gambar 22. Posisi start pada lapangan Gambar 19. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path keempat Dari kedua gambar diatas maka robot jalur yang harus dilalaui robot adalah garis berwarna hitam sehingga setelah tiga kotak robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan berhenti.ukuran kotak pada gambar 3.2. adalah 50 x 50 dalam satuan centimeter. Berikut kondisi robot saat mencapai titik koordinat (path) kedua: 5

Gambar 23. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path kedua Gambar 27. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path keempat Gambar 24. Kondisi robot pada path kedua Berikut kondisi robot saat mencapai path ketiga: Gambar 28. Kondisi robot pada path keempat Berikut kondisi robot saat mencapai path kelima: Gambar 25. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path ketiga Gambar 29. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path kelima Gambar 26. Kondisi robot pada path ketiga Berikut kondisi robot saat mencapai path keempat: Gambar 30. Kondisi robot pada path kelima Pengujian keempat dilakukan dengan memberikan empat titik yaitu (0,0), (0,100), (50,150) dan (99,50). satuan jaraknya dalam centimeter. 6

Gambar 31. Koordinat input Grid berwarna merah pada gambar diatas memiliki ukuran 50 x 50 yang mana grid tersebut adalah gambaran dari lapangan robot pada kondisi nyata. Gambar 34. Kondisi robot pada path kedua Berikut kondisi robot saat mencapai path ketiga: Gambar 32. Posisi start pada lapangan Dari kedua gambar diatas maka robot jalur yang harus dilalaui robot adalah garis berwarna hitam sehingga setelah tiga kotak robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan belok kanan dan tiga kotak kemudian robot akan berhenti.ukuran kotak pada gambar 32. adalah 50 x 50 dalam satuan centimeter. Berikut kondisi robot saat mencapai titik koordinat (path) kedua: Gambar 35. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path ketiga Gambar 36. Kondisi robot pada path ketiga Berikut kondisi robot saat mencapai path keempat: Gambar 33. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path kedua Gambar 37. Jalur berdasarkan perhitungan odometry dari robot pada path keempat 7

[7] Tsukasa.Watanabe1, Hiroyuki.Fujimoto1, Tadashi.Masuda2, Self-Calibratable Rotary Encoder,2005 [8] Borenstein, J; Everett, H. R. and Feng, L, Contributing authors: S. W. Lee and R. H. Byrne, Where am I? Sensors and Methods for Robot Positioning, Michigan, 1996. Gambar 38. Kondisi robot pada path keempat Dari percobaan diatas secara perhitungan odometry pada robot jalur dibuat dari empat path diatas sama dengan jalur masukan pada gambar 4. namun secara riil, posisi robot masih memiliki error kurang lebih sekitar 3cm. hal ini lebih dikarenakan dalam satu siklus perhitungan odometry pada robot yang memerlukan waktu sehingga terkadang menyebabkan keterlambatan proses sampling rotary encoder. Percobaan diatas dilakukan di tempat yang rata agar perhitungan odometry pada robot tidak kacau. dari empat macam path yang telah dicoba tersebut, error titik akhir dari robot berkisar antara -3 sampai 3 cm. 4. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian dan analisa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Odometry memiliki batasan yaitu dapat bekerja dengan baik jika lintasan nya berupa bidang datar dan tidak menyebabkan rotary encoder selip. 2. Secara perhitungan di mikrokontroller (robot) hasil yang didapat mendekati 100% namun pada kondisi riil robot sering melenceng dari posisinya. hal ini dikarenakan keterlambatan dalam menyelesaikan satu siklus odometry dan PID sehingga mempengaruhi pembacaan rotary encoder. DAFTAR PUSTAKA [1] Anderson, David, IMU Odometry, http://www.geology.smu.edu/%7edpawww/ dpa.html, Texas, 2006 [2] P. Jim_enez, F. Thomas dan C. Torras, Research on 6-DOF motion platform on PMAC [3] Barış GÖKÇE, Odometry Motion Model and Motion Model with Map, File PPT [4] Kok Seng CHONG Lindsay KLEEMAN, Accurate Odometry and Error Modelling for a Mobile Robot,1997 [5] Ogata, Katsuhiko, Modern Control Engineering Third Edition,1997 [6] Rachmadyanti, Nita, Kontrol PID Untuk Pengaturan Kecepatan Motor Pada Prototype Ayunan Bayi Otomatis, Tugas Akhir PENS ITS 2010. 8