Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS PELAYANAN PAJAK TAHUN 2015

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS PELAYANAN PAJAK TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PELAYANAN PAJAK PEMERINTAH KOTA BANDUNG

PROFILE DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung KATA PENGANTAR

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

VISI DAN MISI DINAS PELAYANAN PAJAK PEMERINTAH KOTA BANDUNG. Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah menetapkan Visinya yaitu:

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

User [Pick the date]

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas Kinerja Sekretariat DPRD Kota Bandung. merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas Pokok dan Fungsi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita sampaikan ke hadirat Allah SWT, Atas. curahan rahmat dan hidayah-nya. Dokumen Rencana Strategis

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. b. Isu Strategis

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

Laporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

L A P O R A N K I N E R J A

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2015 sebagai pertanggungjawaban kinerja yang telah dihasilkan dalam tahun tersebut. LKIP tahun 2015 merupakan laporan hasil kerja atas pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang telah dilakukan pengukuran atas pencapaiannya, dilakukan evaluasi dan analisis kinerja sehingga memiliki nilai informasi yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaporan atas hasil kinerja berdasarkan pada perencanaan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang telah dirumuskan dalam dokumen Rencana Strategis Tahun 2013-2018, Rencana Kerja Tahun 2015, serta Anggaran Tahun 2015, dimaksudkan untuk memenuhi dua kebutuhan, Pertama, sebagai media pertanggungjawaban kinerja kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kedua, sebagai sarana untuk mengevaluasi dan menganalisis capaian kinerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung secara berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kinerja yang akan datang. i

Harapan kami semoga LKIP 2015 ini dapat menjadi pedoman dalam mensikapi berbagai tantangan kedepan, dan menjadi bahan evaluasi pimpinan Pemerintah Kota Bandung serta media bagi masyarakat untuk mengetahui kinerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Bandung, 25 Februari 2015 KEPALA DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG Drs.H. EMA SUMARNA.M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19661207 198603 1 006 ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Halaman i iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Gambaran Umum Organisasi... 1 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi. 3 1.3 Landasan Hukum.. 4 1.4 Ruang Lingkup 5 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 6 2.1 Renstra Disyanjak..... 6 2.2 Renstra Disyanjak Hasil Reviu 7 2.3 Indikator Kinerja Utama (Hasil Reviu). 13 2.4 PerjanjianKinerja (Hasil Reviu). 14 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 17 3.1 KerangkaPengukuran Kinerja.. 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama. 3.3 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 3.4 Analisis Pencapaian Kinerja 3.5 Akuntabilitas Keuangan Kinerja 3.6 Prestasi dan Penghargaan... 17 19 21 24 80 82 BAB IV PENUTUP... 83 iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Organisasi Pajak Daerah merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memberikan kontribusi besar bagi Penerimaan Daerah Kota Bandung. Dasar normatif dalam pengelolaan pajak daerah adalah Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Lahirnya undang-undang tersebut bertujuan memberikan kepastian hukum melalui penerapan closed-list pungutan daerah serta memperbaiki pengelolaan pajak daerah melalui pengaturan yang jelas tentang pemanfaatan hasil pungutan daerah. Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kota Bandung menerbitkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 20 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah yang di dalamnya mengatur mengenai 9 (Sembilan) jenis pajak yang dikelola meliputi : 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Parkir 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 7. Pajak Reklame 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Berlakunya Peraturan Daerah Kota Bandung No. 20 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah dan adanya penambahan kewenangan pengelolaan pajak daerah dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tentunya akan mengubah pola kerja Dinas Pelayanan Pajak. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sektor pajak daerah merupakan sumber pendapatan utama bagi Pemerintah Kota Bandung, dimana pajak daerah memberikan kontribusi seperempat dari total pendapatan pada tahun anggaran 2013, 2014, dan 2015, 1

dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.1 Perbandingan Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2013-2015 No TAHUN JUMLAH TOTAL PENDAPATAN (Rp) JUMLAH PAD (Rp) JUMLAH PENDAPATAN SEKTOR PAJAK (Rp) KET Terealisasi 112 % 1 2013 4.349.877.954.232,- 1.407.759.106.133,- (32,36 %) 1.194.159.468.709,- (27,45%) dari target pajak Rp.1,063 Trilyun Terealisasi 100,06 % 2 2014 5.255.142.559.331,- 1.762.952.227.000,- (33,55%) 1.400.863.922.385,- (26,65%) dari target pajak Rp.1,4 Trilyun Terealisasi 93,50 % 3 2015 5.330.912.166.992,- 2.093.200.000.000,- (39,27%) 1.484.397.682.504,- (27,85%) dari target pajak Rp.1,598 Trilyun Sumber : DPKAD 2015(sebelum rekonsiliasi antara DPKAD dan Disyanjak), diolah Data tersebut di atas, terlihat bahwa target pendapatan sektor pajak daerah dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Dalam rangka mencapai target penerimaan pajak tersebut, diperlukan strategi pengelolaan pajak daerah yang dipandang sebagai suatu pendekatan, metoda atau teknik pemanfaatan sumber daya manusia, dan atau teknologi untuk mencapai suatu tingkat kinerja melalui hubungan yang efektif antara sumber daya manusia, teknologi dan lingkungannya. 1.2. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 13 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah, struktur organisasi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung sebagai berikut: 2

KEPALA DINAS SEKRETARIS KA SUB BAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KA SUB BAG KEUANGAN KA SUB BAG PROGRAM & ANGGARAN KA BIDANG PERENCANAAN KA BIDANG PAJAK PENDAFTARAN KA BIDANG PAJAK PENETAPAN KA BIDANG PENGENDALIAN KA SEKSI PERENCANAAN PAJAK DAERAH KA SEKSI PENDAFTARAN DAN PENDATAN KA SEKSI PENILAIAN DAN PENGADUAN KA SEKSI PENYULUHAN KA SEKSI DATA & POTENSI KA SEKSI VERIFIKASI, OTORISASI & PEMBUKUAN... KA SEKSI PENETAPAN DAN PEMBUKUAN KA SEKSI PENGAWASAN KA SEKSI ANALISA & PELAPORAN KA SEKSI PENYELESAIA N PIUTANG... KA SEKSI PENAGIHAN KA SEKSI PENINDAKAN UPP Bandung Utara UPP Bandung Selatan UPP Bandung Timur UPP Bandung Barat UPP Bandung Tengah Gambar. 1. SOTK Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung (berdasarkan PERDA No. 05 Tanggal 07 Januari Tahun 2013) Tugas pokok Dinas Pelayanan Pajak adalah melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah di bidang pajak daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Pelayanan Pajak mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pelayanan pajak. b. Pelaksanaan tugas teknis pelayanan pajak yang meliputi: 3

perencanaan pajak, pemungutan pajak, dan pengendalian pajak daerah. c. Pelaksanaan teknis administrasi dinas. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas pokok dan fungsinya. 1.3. Landasan Hukum LKIP Kota Bandung ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan NegaraYang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. 4

1.4. Ruang Lingkup Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah KotaBandung Tahun 2015 ini menyesuaikan hasil reviu dengan Kemenpan RB dan konsultasi serta koordinasi dengan Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah Sekretariat daerah Kota Bandung, maka menggunakan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM ORGANISASI 1.2. TUPOKSI ORGANISASI BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENSTRA DISYANJAK 2.2. HASIL REVIU RENSTRA DISYANJAK (HASIL PENYELARASAN DARI IKU DAN PK DARI YANG LAMA KE YANG BARU) 2.3. IKU HASIL REVIU BARU 2.4. PK HASIL REVIU BARU BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA 3.2. CAPAIAN IKU 3.3. PENCAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS 3.4. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA 3.5. AKUNTABILITAS KEUANGAN KINERJA 3.6. PRESTASI DAN PENGHARGAAN BAB IV PENUTUP 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Renstra Disyanjak Berdasarkan Perda No 03 Tahun 2014tanggal 28 Mei 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018, Rencana Strategis Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung diterjemahkan ke dalam Rencana Kerja pada setiap tahunnya. Ketiga komponen yang terdiri dari RPJMD, Rencana Strategis dan Renja tersebut, saling terkait dan menghasilkan sinergi yang cukup kuat dalam menciptakan pedoman strategis bagi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung terutama dalam mendukung Visi Kota Bandung yaitu : Mewujudkan Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera dalam rangka pencapaian Misi ke-2 Kota Bandung yaitu MENGHADIRKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF, BERSIH, DAN MELAYANI, dan Misi ke-4 Kota Bandung yaitu MEMBANGUN PEREKONOMIAN YANG KOKOH, MAJU, DAN BERKEADILAN, sebagai wujud BANDUNG JUARA. Bertitik tolak dari kewenangan tugas dan fungsi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung sebagaimana diuraikan pada bab terdahulu, maka dirumuskan visi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang mempunyai peran dan fungsi dalam menjembatani keadaan masa kini dan masa datang yang diinginkan serta dapat menggerakkan unsur organisasi untuk bertindak lebih terarah sebagaimana diuraikan di atas terutama dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi yang secara mutlak harus didukung oleh sumberdaya manusia aparatur yang mampu mengelola unsur-unsur organisasi secara fungsional, efektif dan efisien serta mampu merumuskan kebijakan-kebijakan yang implementatif yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. 6

Guna mewujudkan hal-hal tersebut, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah menetapkan Visinya yaitu: Professional dan Prima dalam Pengelolaan Pajak Daerah Menuju Bandung Unggul, Nyaman dan Sejahtera Pengelolaan Pajak Daerah yang dimaksud adalah sesuai dengan Undang - undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) dan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Misi Untuk mewujudkan visi yang telah disepakati dan ditetapkan, disusun misi organisasi yang merupakan dasarataualasan keberadaan suatu organisasi. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010, Misi DISYANJAK merupakan rumusan umum mengenai upayaupaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi DISYANJAK guna menggambarkan tindakan tersebut serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh DISYANJAK. 2.2. Renstra Disyanjak Hasil Reviu (Hasil Penyelarasan IKU Dan PK Lama Ke Hasil Reviu Tahun 2015) Penyempurnaan Visi dan Misi Disyanjak merupakan hasil reviu serta konsultasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi yang selanjutnya diuraikan dengan menentukan tujuan, sasaran dan indikator untuk memperjelas jalan, atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi, misi, 7

tujuan dan sasaran DISYANJAK. Atas dasar konsultasi dan arahan tersebut maka diadakan penyerderhanan dan penyempurnaan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas, dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan, dengan rincian perbaikan sebagai berikut: a. Rekomendasi Tim Reviu Kemempan-RB Terhadap Misi SKPD 1. Misi Ke 3 dan 4 bisa di drop karena bukan core business-nya Disyanjak. b. Uraian Misi Setelah Reviu 1. Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak Daerah 2.2.1 MISI Perubahan Misi Sebelum dan Setelah Reviu MISI (sebelum reviu) 1. Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak Daerah 3. Menumbuhkembangkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak 4. Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat, akuntabel dan pelaksanaan kinerja yang optimal MISI (setelah reviu) 1. Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak Daerah Di Drop Di Drop 8

2.2.2.TUJUAN Uraian Tujuan Sebelum dan Setelah Reviu TUJUAN (sebelum reviu) Optimalisasi penerimaan pajak daerah Melaksanakan kebijakan Insentif dan disinsentif Meningkatkan kepuasan atas Pelayanan Pajak Daerah Terwujudnya Partisipasi dan kepatuhan Masyarakat Terhadap Pentingnya Membayar Pajak Terwujudnya Laporan keuangan SKPD dan Laporan Akuntabilitas kinerja yang wajar dan akuntabel TUJUAN (setelah reviu) Optimalisasi penerimaan pajak daerah. Terpenuhinya aspek keadilan dan kemampuan masyarakat dalam pengenaan pajak daerah. Meningkatkan kepuasan atas Pelayanan Pajak Daerah. Di Drop Di Drop Tujuan dan Indikator Tujuan Uraian Optimalisasi penerimaan pajak daerah. Terpenuhinya aspek keadilan dan kemampuan masyarakat dalam pengenaan pajak daerah. TUJUAN Indikator Jumlah Penerimaan pajak daerah: 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Parkir 5. Pajak BPHTB 6. Pajak Penerangan Jalan 7. Pajak Reklame 8. Pajak Air Tanah 9. PBB Jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan insentif pajak Meningkatkan kepuasan atas Pelayanan Pajak Daerah. IKM bidang pelayanan pajak daerah 9

2.2.3.SASARAN Uraian Sasaran Sebelum dan Setelah Reviu SASARAN (sebelum reviu) Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah agar tercapainya Penerimaan pajak daerah sesuai potensi SASARAN (setelah reviu) Tercapainya target Penerimaan Pajak Daerah Mengembangkan insentif fiskal untuk menarik sektor swasta/masyarakat dalam pembiayaan dan penyediaan fasilitas publik Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik. Insentif (pengurangan) pajak bagi wajib pajak kategori tertentu sesuai dengan perundangan yang berlaku sebagai bentuk penghargaan. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat membayar pajak. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat membayar pajak. Meningkatnya atas pengelolaan daerah. pengawasan pelaksanaan perpajakan Di Drop Meningkatnya danakuntabilitas instansi (birokrasi). kapasitas kinerja pemerintah Meningkatnya kapasitas danakuntabilitas kinerja instansi pemerintah (birokrasi). 10

2.2.4.INDIKATOR KINERJA SASARAN Uraian Indikator Kinerja Sasaran Sebelum dan Setelah Reviu INDIKATOR KINERJA (sebelum reviu) Penerimaan pajak daerah Jumlah realisasi penerimaan pajak dibandingkan dengan target tahun berjalan dari 9 Mata Pajak Daerah yaitu : 1. Pajak Hotel 2. PajakRestoran 3. PajakHiburan 4. PajakParkir 5. Pajak BPHTB 6. PajakPeneranganJalan 7. PajakReklame 8. Pajak Air Tanah 9. PBB Jumlah kelompok sasaran/jenis yang mendapatkan insentif pajak IKM bidang pembayaran pajak daerah Prosentase Wajib Pajak yang taat membayar Pajak Daerah Prosentase jumlah Wajib Pajak (WP) yang ditindaklanjuti terhadap nota pengantar yang harus ditindaklanjuti. INDIKATOR KINERJA (setelah reviu) Jumlah Penerimaan pajak daerah: 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Parkir 5. Pajak BPHTB 6. Pajak Penerangan Jalan 7. Pajak Reklame 8. Pajak Air Tanah 9. PBB Di Drop Jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan insentif pajak IKM bidang pelayanan pajak daerah Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah secara tepat waktu Di Drop 11

INDIKATOR KINERJA (sebelum reviu) Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah pengaduan yang masuk. Prosentase Temuan BPK/ Inspektorat yang ditindaklanjuti. Penilaian AKIP/Lakip SKPD oleh Kementerian PAN /inspektorat. Prosentase tertib Administrasi Barang / Aset Daerah. INDIKATOR KINERJA (setelah reviu) Di Drop Prosentase Temuan BPK/ Inspektorat yang ditindaklanjuti. Nilai hasil evaluasi AKIP SKPD oleh Kemenpan RB /Inspektorat. Di Drop 2.2.5.TARGET KINERJA SASARAN Rincian Target Kinerja Sasaran Setelah Reviu INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI AWAL RENSTRA TARGET KINERJA PADA TAHUN HASIL REVIU TAHUN 2015 KONDISI AKHIR RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Jumlah Penerimaan Pajak Daerah : 1. Pajak Hotel Triliun Rp. 1,194 1,400 1,613 1,850 2,118 2,426 2,426 177,490 199,350 236 281 326 381 381 2. Pajak Restoran 118,700 135 156 181 216 261 261 3. Pajak Hiburan 37,767 45 56,5 66,5 76 87 87 4. Pajak Parkir 7,797 12 15 18 21 22,5 22,5 5. Pajak BPHTB Miliar Rp. 415,761 439,650 488 540 602 670 670 6. Pajak Penerangan 275,65 135,297 156 180 210 245 275,658 Jalan 8 7. Pajak Reklame 17,604 23 26,5 30 35,181 42 42 8. Pajak Air Tanah 3,566 30 33 36,5 40 45 45 9. PBB 280,104 360 422 487 557 642 642 Jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan insentif pajak Jumlah Kelompoks asaran 0 12 13 14 15 15 15 12

INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI AWAL RENSTRA TARGET KINERJA PADA TAHUN HASIL REVIU TAHUN 2015 KONDISI AKHIR RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah Prosentase Wajib Pajak yang membayar Pajak Daerah secara tepat waktu IKM bidang pelayanan pajak daerah Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Nilai Hasil Evaluasi AKIP SKPD oleh Kemenpan RB/ Inspektorat % 72.95 81.9 83 84 85 86 86 % 66.87 80.9 82 83 84 85 85 Nilai 86.78 516.14 75.5 79.5 83.5 87.5 87.5 % - 80 80 85 90 90 90 Nilai 53.41 63.89 65 68 70 76 76 2.3. INDIKATOR KINERJA UTAMA (HASIL REVIU) Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, oleh karena itu Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung melalui Surat Keputusan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung No. 050/119 Disyanjak tanggal 3 Maret 2015 menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Disyanjak sebagai berikut : NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 2 3 4 1 Jumlah Penerimaan Pajak Daerah : 1.598.000.000.000,- 1. Pajak Hotel 260.000.000.000,- 2. Pajak Restoran 170.000.000.000,- 3. Pajak Hiburan 60.000.000.000,- Rp. 4. Pajak Parkir 30.000.000.000,- 5. Pajak BPHTB 428.150.000.000,- 6. Pajak Penerangan Jalan 180.000.000.000,- 7. Pajak Reklame 15.000.000.000.- 8. Pajak Air Tanah 32.850.000.000,- 9. PBB 422.000.000.000,- 13

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 2 IKM Bidang Pelayanan Pajak Daerah 2 3 4 Nilai 75,5 2.4. PERJANJIAN KINERJA (HASIL REVIU) Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji yang penting dan perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Perjanjian Kinerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2015 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2013-2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2015, dengan uraian sebagai berikut: 14

Tabel. 2.1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 2 3 4 5 Jumlah Penerimaan Tercapainya target 1.598.000.000.000,00 Pajak Daerah : penerimaan pajak 1. Pajak Hotel 260.000.000.000,00 daerah 2. Pajak Restoran 170.000.000.000,00 3. Pajak Hiburan 60.000.000.000,00 1 4. Pajak Parkir Rp. 30.000.000.000,00 5. Pajak BPHTB 428.150.000.000,00 6. Pajak Penerangan Jalan 180.000.000.000,00 7. Pajak Reklame 15.000.000.000,00 8. Pajak Air Tanah 32.850.000.000,00 9. PBB 422.000.000.000,00 Prosentase Wajib Pajak Meningkatnya yang membayar Pajak % 83 Kesadaran dan Daerah 2 Kepatuhan Prosentase Wajib Pajak Masyarakat Dalam yang membayar Pajak Membayar Pajak Daerah secara tepat waktu. % 82 Insentif (pengurangan) pajak 3 4 5 bagi wajib pajak katagori tertentu sesuai dengan perundangan yang berlaku sebagai bentuk penghargaan Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (Birokrasi) Jumlah sasaran mendapatkan pajak kelompok yang insentif IKM bidang pelayanan pajak daerah Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Nilai Hasil Evaluasi AKIP SKPD oleh Kemenpan RB/ Inspektorat Jumlah Kelompok Sasaran 13 Nilai 75,5 % 100 Nilai 65 15

Program Anggaran 1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah. Rp. 135.984.500,- 2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Rp. 8.669.095.500,- 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Rp. 1.689.250.000,- 4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Rp. 438.600.000,- 5. 6. 7. 8. 9. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Program Peningkatan dan Pengembangan pengelolaan Keuangan Daerah. Program Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan. Program Perencanaan dan Pengembangan pengelolaan pajak Daerah. Rp. 944.500.000,- Rp. 130.650.000,- Rp. 14.152.331.426,- Rp. 111.500.000,- Rp. 2.717.449.000,- 16

LAKIP Tahun 2014 Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat telah melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2015. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. 3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah dengan melakukan pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. 17

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang seharusnya terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala triwulanan dan tahunan. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja dapat menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Indikator kinerja instansi pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi. Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu. Nilai capaian atas pengukuran kinerja dapat dikategorikan dan diinterprestasikan sebagai berikut: No. Capaian Kinerja Interprestasi 1 >100% Melebihi / melampaui target 2 =100% Tercapai 3 <100% Tidak Tercapai Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2013-2018 maupun Renja Tahun 2015. Sesuai ketentuan 18

tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Penetapan Kinerja SKPD Tahun 2015 dan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 dan hasil review atas Rencana Strategis Dinas Pelayanan Pajak Tahun 2013-2018, telah ditetapkan 5 (lima) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja dengan rincian sebagai berikut : Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator Sasaran 5 terdiri dari 2 indikator 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Mengukur dan peningkatan kinerja akan berpengaruh pada meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU akan menjadi ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas Pelayanan PajakKota Bandung juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Nomor: 050/119-Disyanjak Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dilingkungan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat 19

mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung tahun 2015 menunjukan hasil sebagai berikut: Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung NO INDIKATOR KINERJA SATUAN Jumlah Penerimaan pajak daerah : 1. Pajak Hotel TARGET TAHUN 2015 REALISASI TAHUN 2015 CAPAIAN (%) 1.598.000.000.000 1.485.256.084.807 92,94% 260.000.000.000 215.285.361.236 82,80% 2. Pajak Restoran 170.000.000.000 181.868.358.705 106,98% 1. 3. Pajak Hiburan 60.000.000.000 50.449.101.884 84,08% 4. Pajak Parkir Rp. 30.000.000.000 20.234.816.571 67,45% 5. Pajak BPHTB 428.150.000.000 399.885.860.295 93,40% 6. PPJ 180.000.000.000 178.144.137.262 98,97% 7. Pajak Reklame 15.000.000.000 18.107.052.336 120,71% 2. 8. Pajak Air Tanah 9. PBB IKM bidang pelayanan pajak daerah. 32.850.000.000 422.000.000.000 30.260.440.425 92,12% 391.020.956.093 92,66% Nilai 75,5 80,04 106,01% Rata-rata Capaian IKU 99,48% Kinerja Capaian Sasaran Tidak Tercapai Catatan: Data realisasi pendapatan Tahun 2015 merupakan data rekonsiliasi pendapatan pajak dengan DPKAD Kota Bandung sebelum pemeriksaan BPK. Rata-rata capaian IKU seperti terlihat dalam tabel diatas adalah 99,48% dengan Kinerja Capaian Sasaran tidak tercapai. Karena IKU merupakan ukuran keberhasilan dari suatu SKPD, maka bisa dikatakan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung tidak berhasil mencapai target yang ditetapkan. 3.3. Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Secara umum Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang 20

telah ditetapkan dalam Renstra 2013-2018. Jumlah Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2013-2018 sebanyak 5 (lima) sasaran. Pada tahun 2015 ditetapkan 5 (lima) sasaran strategis dengan 7 (tujuh) indikator kinerja yang ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2015. Dari 5 (lima) sasaran dengan indikator kinerja sebanyak 7 (tujuh) indikator kinerja, pencapaian kinerja sasaran Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Sasaran Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2015 NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN 1 Melebihi Target 2 2 Tercapai 0 3 Tidak Tercapai 3 Jumlah 5 21

Tabel 3.3 PENCAPAIAN TARGET SASARAN No A Sasaran Misi 1: Menjadikan Pajak Daerah sebagai Penopang Pembangunan Jumlah Indikator Sasaran Capaian rata-rata kinerja sasaran 00.00 s/d 49.99 Tidak Tercapai (<100%) 50.00 s/d 64.99 65.00 s/d 74.99 75.00 s/d 89.99 90.00 s/d 99.99 Tercapai (100%) Melebihi Target (>100%) 1 Tercapainya target penerimaan pajak daerah 1 92,94% 1 2 Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat membayar pajak daerah. 2 98,61% 1 1 3 B Insentif (pengurangan) pajak bagi Wajib Pajak kategori tertentu sesuai dengan perundangan yang berlaku sebagai bentuk penghargaan. Misi 2: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pajak Daerah. 1 92,31% 1 4 Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik. 1 106,01% 1 5 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (birokrasi). 2 100,18% 1 1 Jumlah 7 3 1 3 22

Dari 5 (lima) sasaran diatas, pencapaian realisasi indikator kinerja Misi terhadap target yang sudah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.4 PENCAPAIAN TARGET MISI Tingkat Pencapaian No. Misi Jumlah Indikator Sasaran Tidak Tercapai (<100%) Tercapai(100%) Melebihi Target (>100%) Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Menjadikan Pajak Daerah sebagai penopang pembangunan 4 3 94,62% 1 104,34% 2 Meningkatkan kualitas pelayanan Pajak Daerah 3 1 100% 2 103,18% Jumlah 7 3 94,62% 1 100% 3 103,76 % 23

Pencapaian Kinerja dari lima sasaran dan tujuh indikator kinerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung dapat dirinci sebagai berikut: No. A. B. Tabel 3.5 KATEGORI PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN Kategori Misi 1: Menjadikan Pajak Daerah sebagai penopang pembangunan Jumlah Indikator Persentase 4 100% 1 Melebihi Target 1 25% 2 Tercapai 0 0% 3 Tidak Tercapai 3 75% Misi 2: Meningkatkan kualitas pelayanan Pajak Daerah 3 100% 1 Melebihi Target 2 66,67% 2 Tercapai 1 33,33% 3 Tidak Tercapai 0 0% 3.4. Analisis Pencapaian Kinerja Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, sehingga dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. 24

Pernyataan kinerja sasaran strategis, dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2015 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 5 sasaran dan 7 indikator kinerja dari 2 Misi, sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung tahun 2014-2018, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : I. Sasaran 1: TERCAPAINYA TARGET PENERIMAAN PAJAK DAERAH Peraturan Daerah Nomor : 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah menyatakanbahwa Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan peraturan perundang-undangan, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah yang 25

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Daerah. Pajak dipungut karena adanya suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan yang menurut peraturan perundang-undangan dikenakan pajak. Pajak Daerah di Kota Bandung terdiri dari: A. Pajak Pendaftaran 1. Pajak Hotel, 2. Pajak Restoran, 3. Pajak Hiburan, 4. Pajak Penerangan Jalan, 5. Pajak Parkir, 6. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan B. Pajak Penetapan 1. Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan. 2. Pajak Reklame, 3. Pajak Air Tanah, Pajak-pajak daerah tersebut telah memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan pembangunan baik sarana maupun prasarana yang diperuntukan bagi kesejahteraan masyarakat Kota Bandung. Untuk anggaran tahun 2015 DPRD Kota Bandung telah menetapkan pendapatan pada APBD sebesar Rp. 5,330 Trilyun, dimana pendapatan tersebut digunakan untuk belanja pembangunan Kota Bandung yang besarnya Rp.6,4 trilyun. Dengan komposisinya pendapatan APBD tersebut yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) Rp. 2,093 triliun, dana perimbangan Rp. 1,847 triliun, dan pendapatan daerah lainnya yang sah Rp.1,390 triliun. Perbandingan komposisi di atas dapat dilihat bahwa PAD mempunyai porsi cukup besar yaitu hampir mencapai 39,27%, yang sebagian besarnya merupakan pendapatan dari Pajak Daerah sebagaimana telah ditetapkan target pendapatan Rp.1,4 trilyun dari pajak daerah untuk tahun 2014. 26

Adanya kenaikan target sebesar 31,7% dari target Tahun 2013 Rp.1,063 trilyun ke penetapan target Rp. 1,4 trilyun di tahun 2014. Dari data tersebut terlihat bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu pendukung penting pembangunan Kota Bandung. Dengan semakin tinggi pendapatan asli daerah, maka semakin tinggi kemampuan suatu daerah untuk membiayai sendiri penyelenggaraan pembangunan daerahnya. Mencapai target tersebut diperlukan optimalisasi penggalian potensi pajak daerah, serta peningkatan pelayanan terhadap wajib pajak. Pajak daerah seharusnya bersifat visible, dalam arti bahwa pajak seharusnya jelas bagi pembayar pajak daerah, objek dan subjek pajak dan besarnya pajak terutang dapat dengan mudah dihitung sehingga dapat mendorong akuntabilitas daerah. Pajak yang diserahkan kepada daerah seharusnya relatif mudah diadministrasikan atau dengan kata lain perlu pertimbangan efisiensi secara ekonomi berkaitan dengan kebutuhan data, seperti identifikasi jumlah pembayar pajak, penegakkan hukum (law-enforcement) dan sistem informasi. NO 1. INDIKATOR KINERJA Jumlah Penerimaan pajak daerah : Tabel 3.6 Capaian Target Sasaran I Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung SATUAN TARGET TRIWULAN IV REALISASI S/D TRIWULAN IV CAPAIAN (%) 1.598.000.000.000 1.485.256.084.807 92,94% 1. Pajak Hotel 260.000.000.000 215.285.361.236 82,80% 2. Pajak Restoran 170.000.000.000 181.868.358.705 106,98% 3. Pajak Hiburan 60.000.000.000 50.449.101.884 84,08% 4. Pajak Parkir Rp. 30.000.000.000 20.234.816.571 67,45% 5. Pajak BPHTB 428.150.000.000 399.885.860.295 93,40% 6. PPJ 180.000.000.000 178.144.137.262 98,97% 7. Pajak Reklame 15.000.000.000 18.107.052.336 120,71% 8. Pajak Air Tanah 32.850.000.000 30.260.440.425 92,12% 9. PBB 422.000.000.000 391.020.956.093 92,66% Capaian Indikator Kinerja 92,94% Kinerja Capaian Sasaran Tidak Tercapai 27

Secara keseluruhan target penerimaan pajak daerah tidak dapat tercapai dengan realiasi penerimaan Rp. 1.485.256.084.807,- dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.598.000.000.000,- atau sebesar 92,94%, dengan komposisi 2 (dua) mata pajak daerah dapat terpenuhi targetnya dan 7 (tujuh) mata pajak yang tidak dapat tercapai targetnya. Grafik dan penjelasan sebagai berikut: Realisasi Target Pendapatan Pajak Tahun 2015 500.000.000.000 400.000.000.000 300.000.000.000 200.000.000.000 100.000.000.000 0 Pajak Hotel Pajak Pajak Restoran Hiburan PPJ Pajak Parkir BPHTB Pajak Pajak Air Reklame Tanah PBB Target Realisasi Pajak Hotel Tabel 3.7 Realisasi Pajak Hotel Tahun 2014-2015 JENIS PAJAK REALISASI 2015 2014 JANUARI 18.810.452.648 20.630.821.514 FEBRUARI 15.372.722.952 13.172.845.784 MARET 14.242.383.741 12.838.771.221 APRIL 14.212.042.659 15.681.492.987 MEI 14.706.640.719 13.292.537.625 JUNI 17.666.694.686 18.922.936.523 JULI 15.083.356.918 17.638.818.292 AGUSTUS 17.241.136.752 14.334.483.916 SEPTEMBER 21.078.400.710 18.622.377.676 OKTOBER 20.544.973.376 17.668.895.659 NOVEMBER 21.667.057.359 19.321.228.125 DESEMBER 24.659.498.716 22.026.853.504 TOTAL 215.285.361.236 204.152.062.826 28

REALISASI PENDAPATAN PAJAK HOTEL 2015 2014 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 - J A N FEB M A R A P R M E I J U N J U L A G U SEP O K T NOV D E S Pada Tahun 2015 realisasi pendapatan pajak hotel adalah sebesar Rp.215.285.361.236,- dimana target pendapatannya Rp.260.000.000.000,-. Melihat realisasi pendapatan pajak hotel masih berada di bawah targetnya, atau capaian kinerjanya masih sangat rendah yaitu hanya sebesar 82,80%. Pajak hotel yang merupakan objek pajak Dinas Pelayanan Pajak ini terdiri dari hotel bintang yang terbagi dalam klasifikasi hotel bintang lima, hotel bintang empat, hotel bintang tiga, hotel bintang dua dan hotel bintang satu. Selain itu terdapat pula hotel melati yang terdiri dari hotel melati tiga, hotel melati dua dan hotel melati satu, serta Rumah Kos. Dari semua klasifiksi pajak hotel/rumah kos, maka hotel bintang 4 memiliki beban target paling besar dari keseluruhan target Pajak Hotel yang telah ditetapkan. Tahun 2015, apabila di lihat dari realisasi bulanan maka perolehan pajak hotel berada pada puncaknya di Bulan Desember pada kisaran 24 Milyar dan pendapatan terendah berada pada bulan April di kisaran 14 Milyar. Hal ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya, bahwa puncak penerimaan pajak hotel berada pada Bulan Desember. Salah satu faktor penyebabnya adalah banyak pendatang yang ingin menghabiskan waktu akhir tahunnya di kota Bandung dimana Bandung dikenal sebagai salah satu kota tujuan wisata baik bagi wisatawan domestik maupun bagi wisatawan mancanegara. Untuk besarnya realisasi sub mata pajak hotel, terlihat pada tabel 29

dan grafik berikut ini: Tabel 3.8 CAPAIAN KINERJA REALISASI PAJAK HOTEL TAHUN 2015 Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Kinerja Hotel Bintang 5 64.215.974.527 51.622.215.662 80,39% Hotel Bintang 4 99.297.083.101 77.023.964.973 77,57% Hotel Bintang 3 35.015.851.929 35.426.256.718 101,17% Hotel Bintang 2 22.985.717.985 21.714.374.939 94,47% Hotel Bintang 1 2.400.597.179 1.555.867.110 64,81% Hotel Melati 3 25.056.886.887 18.239.306.775 72,79% Hotel Melati 2 6.964.982.143 5.052.152.418 72,54% Hotel Melati 1 2.902.075.893 3.373.403.909 116,24% Rumah Kos 1.160.830.356 1.277.818.732 110,08% JUMLAH 260.000.000.000 215.285.361.236 82,80% 120.000.000.000 Capaian Kinerja Realisasi Pajak Hotel Tahun 2015 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000-80,39% 77,57% 101,17% 94,47% 64,81% 72,79% 72,54% 116,24% 110,08% Hotel Bintang 5 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 1 Hotel Melati 3 Hotel Melati 2 Hotel Melati 1 Rumah Kos Target Realisasi Capaian Dilihat dari grafik capaian kinerja per sub pajak hotel diatas, terlihat sub pajak hotel yang berhasil mencapai targetnya atau lebih tinggi dari target pendapatannya yaitu hanya pajak Hotel Bintang 3, Hotel Melati 1, dan Rumah Kos yang pencapaiannya berada diatas 100%, sedangkan untuk 30

Sub Pajak Hotel lainnya masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Berikut ini alasan ketidaktercapaian target pendapatan Pajak Hotel: 1. Surat Edaran (SE) Menpan Nomor 11/2014 tentang larangan PNS rapat di hotel atau melarang rapat di luar Kantor sejak Bulan November 2014 sampai dengan direvisinya dengan Peraturan Men PAN-RB Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembatasan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor yang baru diterbitkan per tanggal 1 April 2015. Sehingga banyak instansi pemerintah yang tidak menganggarkan kegiatan tersebut dan baru dianggarkan di anggaran perubahan instansi pemerintah. Pelaksanaan rapat-rapat Dinas dihotel menyumbangkan rata-rata 40 % dari ocupansi hotel, sehingga dengan adanya pelarangan tersebut maka terjadi penurunan okupansi hotel. 2. Penurunan tingkat hunian hotel menurut riset properti komersial Bank Indonesia (BI) terjadi sejak kuartal I tahun 2015. saat itu tingkat hunian mencapai 77,29% atau 2,27% lebih rendah dibanding pencapaian kuartal IV tahun 2014 yakni 79,08. Merosotnya tingkat hunian, berpengaruh terhadap tarif kamar per malam. dalam catatan BI, tarif rata-rata kamar hotel sekitar Rp. 986.542,- per malam. Anjlok 14,41% dibandingkan dengan tarif rata-rata per malamkuartal sebelumnya yakni Rp. 1.152.635,- 3. Penurunan kunjungan wisatawan Malaysia yang masuk melalui Bandara Husen Sastranegara sebanyak 57% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat. 4. Adanya denda/tunggakan pajak daerah dari piutang pajak hotel yang belum dibayarkan oleh wajib pajak hotel. 31

Pajak Restoran Tabel 3.9 Realisasi Pendapatan Pajak Tahun 2014 dan 2015 JENIS PAJAK REALISASI 2014 2015 JANUARI 12.070.573.753 13.411.105.521 FEBRUARI 10.294.465.651 12.852.207.474 MARET 9.756.653.139 12.340.673.278 APRIL 11.223.031.509 12.872.280.466 MEI 10.918.499.172 13.746.230.514 JUNI 12.663.166.279 15.051.328.785 JULI 11.965.282.575 14.469.948.075 AGUSTUS 13.481.292.318 18.860.961.004 SEPTEMBER 12.800.621.605 15.382.321.604 OKTOBER 10.962.265.043 15.212.369.248 NOVEMBER 11.884.532.159 18.022.983.229 DESEMBER 14.377.532.688 19.645.949.507 TOTAL 142.397.915.891 181.868.358.705 Realisasi Pendapatan Pajak Tahun 2014-2015 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2014 2015 32

Tabel 3.10 CAPAIAN KINERJA REALISASI PENDAPATAN SUB PAJAK RESTORAN TAHUN 2015 Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Kinerja Restoran 154,600,000,000 171,380,861,375 110.85% Katering 15,400,000,000 10,487,497,330 68.10% JUMLAH 170,000,000,000 181,868,358,705 106.98% Komposisi Realisasi Pendapatan Pajak Restoran Tahun 2015 6% Pajak Restoran 94% Pajak Katering Pada tahun 2015 perolehan pajak restoran adalah sebesar Rp.181.868.358.705,- dapat melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp.170.000.000.000,- atau capaian kinerjanya sebesar 106,98%. Pajak restoran terdiri dari sub pajak restoran, dan pajak katering, dimana pendapatan terbesar pajak restoran ini disumbang oleh sub pajak restoran sebesar 94%. Bila dilihat dari pendapatan per bulan maka perolehan pajak restoran terbesar berada pada bulan Desember yaitu sebesar ±19 Milyar, hal ini dapat terjadi dengan keterkaitan antara tingginya tingkat hunian hotel di Kota Bandung pada akhir tahun yang diikuti dengan tingginya pendapatan pajak restoran pada bulan Desember, disamping itu pada Bulan Desember bertepatan dengan Libur Natal dan Tahun Baru sehingga banyak masyarakat yang ingin menikmati santapan di luar rumah. Tren ini dapat dilihat dari pendapatan Tahun 2014 yang menunjukkan tren yang 33

sama yaitu puncak pendapatan pajak tahunannya berada pada Bulan Desember. Pajak Hiburan JENIS PAJAK Tabel 3.11 Realisasi Pendapatan Pajak Hiburan Tahun 2014-2015 REALISASI 2014 2015 JANUARI 3.885.641.317 3.844.249.652 FEBRUARI 2.745.201.606 3.717.406.150 MARET 3.176.600.050 3.257.396.633 APRIL 3.355.721.424 4.070.359.239 MEI 3.393.045.054 5.265.254.249 JUNI 3.607.998.861 4.278.061.927 JULI 3.278.511.583 4.162.258.957 AGUSTUS 2.296.908.287 3.578.120.206 SEPTEMBER 3.457.772.242 4.682.474.032 OKTOBER 3.324.057.945 4.363.426.376 NOVEMBER 3.567.519.833 4.573.672.139 DESEMBER 4.641.173.009 4.656.422.324 TOTAL 40.730.151.211 50.449.101.884 6.000.000.000 Realisasi Pendapatan Pajak Hiburan Tahun 2014-2015 5.000.000.000 4.000.000.000 3.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des 2014 2015 34

Pajak hiburan pada tahun 2015 ini mengalami kenaikan realisasi pendapatan dari Tahun 2014 yaitu sekitar 9,7 Milyar, walaupun demikian hasil tersebut tidak dapat membantu dalam perolehan sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada tahun 2015, dengan kata lain target kinerja untuk pajak hiburan tidak dapat tercapai dan hanya mampu berada pada capaian 84,05% dari target sebesar 60 Milyar. Pajak hiburan terdiri dari 14 sub mata pajak dengan perolehan tertinggi berasal dari pajak Bioskop sebesar 19,7 Milyar, dimana realisasi sub mata pajak hiburan seperti terlihat pada tabel dan grafik berikut ini: Tabel 3.12 Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Hiburan Tahun 2015 Uraian Target Realisasi Capaian (%) Bioskop 18.768.550.348 19.727.871.082 105,11% Insidentil 278.749.750 159.166.280 57,10% Pameran - 136.290.000 - Diskotik 1.476.623.845 280.158.879 18,97% Karaoke 22.822.531.250 16.066.361.543 70,40% Klab Malam 1.845.779.807 1.549.673.656 83,96% Billiard 469.650.000 477.163.215 101,60% Bowling 53.965.000 41.899.500 77,64% MPA 5.511.850.000 4.587.419.844 83,23% Panti Pijat 6.713.700.000 4.374.341.183 65,16% Mandi Uap / Spa - 59.290.080 - Fitnes 2.058.600.000 2.880.978.522 139,95% Olahraga - 60.816.100 - Gedung Kesenian - 47.672.000 - JUMLAH 60.000.000.000 50.449.101.884 84,08% 35

Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Hiburan Tahun 2015 Gedung Kesenian Olahraga Fitnes Mandi Uap / Spa Panti Pijat MPA Bowling Billiard Klab Malam Karaoke Diskotik Pameran Insidentil Bioskop 0,00% 0,00% 139,95% 0,00% 65,16% 83,23% 77,64% 101,60% 83,96% 70,40% 18,97% 0,00% 57,10% 105,11% - 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 Capaian Realisasi Target Alasan Ketidaktercapaian Penerimaan Pajak Hiburan: 1. Himbauan Kapolda Jawa Barat dan Kapolrestabes Bandung tentang pembatasan jam operasional dari yang tercantum di Perda tutup jam 03.00 menjadi tutup jam 00.00. himbauan tersebut baru melonggar setelah Idul Fitri 2015; 2. Pajak Hiburan merupakan pajak self assestment atau wajib pajak yang melaporkan dan menghitung pendapatan/omzet untuk dihitung pajaknya sehingga kita perlu mengadakan verifikasi dan pemeriksaan dari pengenaan tarif pajak hiburan sebesar 35% dari omzet, yang mana dianggap terlalu memberatkan pengusaha; 3. Belum adanya data potensi pajak hiburan untuk menentukan target yang real sesuai dengan realisasi pendapatan pajak Hiburan; 4. Adanya denda/tunggakan pajak daerah dari piutang pajak hiburan yang belum dibayarkan oleh wajib pajak hiburan. 36

Pajak Reklame Tabel 3.13 Realisasi Pajak Reklame Tahun 2015 Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Kinerja Reklame Papan 9.000.000.000 17.033.008.604 189,26% Reklame Kain 600.000.000 593.416.052 98,90% Reklame Berjalan 3.300.000.000 277.544.805 8,41% Reklame Bando Jalan 2.100.000.000 203.082.875 9,67% JUMLAH 15.000.000.000 18.107.052.336 120,71% 18.000.000.000 16.000.000.000 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 - Capaian Kinerja Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Tahun 2015 17.033.008.604 593.416.052 277.544.805 203.082.875 Reklame Papan Reklame Kain Reklame Berjalan Reklame Bando Jalan Target (Rp) Realisasi (Rp) Column1 37

Tabel 3.14 Perbandingan Realisasi Tahun 2014-2015 Uraian Realisasi (Rp) 2014 2015 Kenaikan / Penurunan Reklame Papan Reklame Kain Reklame Berjalan 21.760.647.373 17.033.008.604 (4.727.638.769) 500.523.224 593.416.052 92.892.828 563.938.933 277.544.805 (286.394.128) Balon Udara 16.190.000 - (16.190.000) Reklame Bando Jalan JUMLAH 800.104.555 203.082.875 (597.021.680) 23.641.404.085 18.107.052.336 (5.534.351.749) Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Tahun 2014-2015 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 - REKLAME PAPAN REKLAME KAIN REKLAME BERJALAN BALON UDARA REKLAME BANDO JALAN 2014 2015 38

Pajak Reklame merupakan satu dari dua mata pajak yang pada tahun 2015 ini berhasil mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 15 Milyar, dimana realisasi pendapatan untuk pajak reklame ini sebesar Rp.18.107.052.336,- atau terealisasikan sebesar 120,71%. Sayangnya pencapaian target Tahun 2015 ini tidak diikuti dengan kenaikan realisasi pendapatan dari tahun sebelumnya. Pada Anggaran Perubahan Dinas Pelayanan Pajak yang disahkan Bulan November 2015, terdapat penurunan target pendapatan pajak reklame sebesar 15 Milyar, yang awalnya 30 Milyar menjadi 15 Milyar. Hal ini terjadi karena adanya rasionalisasi penetapan target pendapatan pajak reklame yang disebabkan adanya kebijakan dalam penataan estetika kota yang dikeluarkan oleh Walikota Bandung tentang moratorium pemberian ijin reklame baru di tanah Pemerintah Kota. Pajak reklame terdiri dari lima sub mata pajak dimana perolehan terbesar berasal dari sub pajak reklame papan sebesar 17 Milyar seperti yang tergambarkan pada table sebelumnya. Pajak Penerangan Jalan Pajak penerangan jalan pada tahun 2015 dalam realisasi di akhir triwulan ke empat menghasilkan pendapatan sebesar Rp.178.144.137.262,- atau tidak mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 180 Milyar, bila dilihat dari capaian kinerjanya hanya sebesar 98,97%. Untuk pajak penerangan jalan Dinas Pelayanan Pajak hanya menerima pembayaran dari pihak otoritas kelistrikan nasional yaitu PLN yang besaran pajaknya telah ditetapkan oleh pihak PLN, adapun kenaikan realisasi pajak penerangan jalan selain dari besar/kecilnya listrik yang dikonsumsi oleh warga Bandung pada bulan/tahun tersebut juga dipengaruhi oleh kenaikan tarif daftar listrik, sehingga selama tidak ada kebijakan baru mengenai kenaikan tarif dasar listrik maka realisasi pajak penerangan jalan akan tetap sama/stagnan. Besarnya realisasi mata pajak penerangan jalan, terlihat pada tabel dan grafik berikut ini: 39

JENIS PAJAK Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Pendapatan PPJ Tahun 2014-2015 REALISASI 2014 2015 JANUARI 12.667.061.594 15.211.847.082 FEBRUARI 12.642.692.275 15.084.442.627 MARET 12.375.291.368 14.506.965.687 APRIL 11.913.177.314 13.791.125.304 MEI 12.804.552.181 14.556.990.560 JUNI 12.714.989.557 14.444.006.972 JULI 13.721.817.409 15.183.666.207 AGUSTUS 13.427.226.203 14.769.346.124 SEPTEMBER 13.420.973.133 14.461.663.207 OKTOBER 13.959.658.837 15.312.552.775 NOVEMBER 14.590.321.280 15.255.100.617 DESEMBER 14.885.919.872 15.566.430.100 TOTAL 159.123.681.023 178.144.137.262 Realisasi Bulanan PPJ Tahun 2014-2015 16.000.000.000 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des 2014 2015 40

Alasan Ketidaktercapaian Penerimaan Pajak Penerangan Jalan: 1. Penentuan tarif dan pemungutan pajak penerangan jalan dilakukan oleh PT. PLN sehingga penetapan hasil target berdasarkan pelaporan penerimaan dari PT.PLN saja; 2. Adanya himbauan pemerintah tentang penghematan energi termasuk hemat pemakaian listrik. Pajak Parkir Tabel 3.16 Realisasi Pendapatan Pajak Parkir Tahun 2014-2015 JENIS PAJAK REALISASI 2014 2015 JANUARI 1.239.966.716 1.481.340.666 FEBRUARI 818.055.283 1.377.846.944 MARET 835.350.554 1.412.140.161 APRIL 901.531.781 1.529.425.996 MEI 914.138.699 1.712.617.493 JUNI 1.001.095.415 1.671.345.550 JULI 947.683.155 1.703.110.644 AGUSTUS 1.161.653.910 1.856.666.826 SEPTEMBER 1.087.663.455 1.881.332.554 OKTOBER 1.050.305.947 1.750.859.661 NOVEMBER 1.064.626.322 1.845.167.756 DESEMBER 1.133.008.538 2.012.962.320 TOTAL 12.155.079.775 20.234.816.571 41

Realisasi Pendapatan Pajak Parkir Tahun 2014-2015 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2014 2015 Realisasi Pajak Parkir Tahun 2015 sebesar Rp.20.234.816.571,- dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 30.000.000.000,-,. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan target pajak parkir ini tidak tercapai, diantaranya: 1. Meskipun adanya kenaikan tarif parkir sekitar 50% tetapi kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan terhadap penerimaan pajak daerah karena tidak dibarengi penambahan luas/lahan parkir; 2. Pajak Parkir merupakan pajak self assestment atau wajib pajak yang melaporkan dan menghitung pendapatan/omzet untuk dihitung pajaknya sehingga kita perlu mengadakan verifikasi dan pemeriksaan lebih mendalam; 3. Belum adanya data potensi pajak parkir untuk menentukan target yang real sesuai dengan realisasi pendapatan pajak parkir; 4. Adanya denda/tunggakan pajak daerah dari piutang pajak parkir yang belum dibayarkan oleh wajib pajak parkir. 42

Pajak Air Tanah Tabel 3.17 Realisasi Pendapatan Pajak Air Tanah Tahun 2014-2015 JENIS PAJAK REALISASI 2014 2015 JANUARI 324.165.994 2.547.728.466 FEBRUARI 118.864.572 1.817.617.893 MARET 720.509.063 3.668.013.266 APRIL 2.396.097.435 2.403.733.388 MEI 2.239.803.388 1.713.477.427 JUNI 2.990.953.500 3.008.204.991 JULI 2.498.050.534 2.271.459.460 AGUSTUS 2.420.770.919 2.305.278.881 SEPTEMBER 2.811.548.434 2.974.883.857 OKTOBER 2.162.008.912 2.406.462.582 NOVEMBER 2.626.646.981 2.336.051.919 DESEMBER 4.719.815.013 2.807.528.295 TOTAL 26.029.234.745 30.260.440.425 Realisasi Pendapatan PAT Tahun 2014-2015 5.000.000.000 4.500.000.000 4.000.000.000 3.500.000.000 3.000.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2014 2015 43

Tahun 2015 Pajak Air Tanah tidak dapat merealisasikan target pendapatannya sebesar Rp. 32.850.000.000,-. Dinas Pelayanan Pajak hanya dapat merealisasikan pajak ini sebesar Rp. 30.260.440.425,-, atau capaian kinerjanya sebesar 92,12%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini: 1. Tidak semua objek pajak PAT menggunakan meteran digital yang terintegrasi dengan penetapan NPA di BPLH; 2. Belum optimalnya sinergitas data antara disyanjak dan BPLH, berkaitan dengan monitoring data yang dapat memudahkan dan mempercepat proses penetapan NPA menjadi SKPD, serta dapat mempercepat proses pembayaran oleh WP. Pajak Bumi dan Bangunan Tabel 3.18 Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2015 Jenis Pajak Realisasi JANUARI 5.753.650.959 FEBRUARI 5.647.012.704 MARET 9.897.179.522 APRIL 8.584.548.101 MEI 18.377.146.407 JUNI 25.947.490.306 JULI 16.869.934.820 AGUSTUS 84.036.106.283 SEPTEMBER 182.358.157.818 OKTOBER 12.749.534.064 NOVEMBER 8.710.041.516 DESEMBER 12.090.153.593 TOTAL 391.020.956.093 44

Realisasi pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada Tahun 2015tidak dapat melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp.422.000.000.000,-. Dinas Pelayanan Pajak hanya dapat merealisasikan pendapatan PBB Rp. 391.020.956.093,- atau pencapaian kinerjanya hanya sebesar 92,66%. Raihan pendapatan tertinggi yaitu pada bulan September, di saat waktu jatuh tempo pembayaran PBB. Hal ini bisa diprediksi karena masyarakat cenderung membayar PBB-nya pada akhir jatuh tempo. Ketidaktercapaian target penerimaan PBB dikarenakan oleh: 1. Loket pembayaran PBB yang sangat terbatas, baik cara pembayarannya maupun lokasi-lokasi tempat pembayarannya; 2. Adanya wacana penghapusan PBB, yang menyebabkan WP menunda pembayarannya dan lebih memiih menunggu perkembangan dari wacana penghapusan PBB tersebut; 3. Adanya distorsi data dari hasil pemutakhiran data Tahun 2014, yang ternyata tidak sesuai dengan data dan fakta sebenarnya di lapangan. BPHTB Tabel 3.19 Realisasi Pendapatan BPHTB Tahun 2014-2015 JENIS PAJAK REALISASI 2014 2015 JANUARI 9.160.166.333 12.800.713.745 FEBRUARI 25.040.029.325 36.824.509.350 MARET 33.233.655.408 41.285.214.583 APRIL 35.318.856.204 30.056.098.526 MEI 24.693.714.122 23.824.175.972 JUNI 34.367.578.928 30.367.910.589 JULI 34.242.030.465 17.110.863.399 AGUSTUS 30.861.225.430 30.433.691.904 SEPTEMBER 36.543.584.301 32.337.544.575 OKTOBER 33.075.884.121 45.013.173.873 NOVEMBER 37.747.453.680 36.108.470.852 DESEMBER 84.501.340.051 63.723.492.927 TOTAL 418.785.518.368 399.885.860.295 45

Perolehan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan pada tahun 2015 tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp.428.150.000.000,- pencapaian realisasi hingga triwulan ke IV adalah sebesar Rp. 399.885.860.295,- atau sebesar 93,40%. Berikut ini alasan ketidaktercapaian target pendapatan BPHTB: 1. Pajak BPHTB merupakan penerimaan pajak hasil dari transaksi jual beli/transaksional properti yang dilakukan masyarakat yang tidak bisa diprediksi kejadiannya; 2. Harga transaski hanya Berdasarkan Pelaporan dari pihak Notaris, PPAT atau BPN. 3. Harga jual beli selama ini hanya berdasarkan pada harga NJOP tidak berdasarkan pada harga NOP. Tabel 3.20 Perbandingan Capaian Pendapatan Pajak Daerah Tahun 2015 dengan Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA Jumlah Penerimaan pajak daerah : S A T U A N TAHUN 2015 TAHUN 2014 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.598.000.000.000 1.485.256.084.807 92,94% 1.400.000.000.000 1.400.939.931.884 100,07% 1. Pajak Hotel 260.000.000.000 215.285.361.236 82,80% 202.850.000.000 204.674.481.155 100,90% 2. Pajak Restoran 170.000.000.000 181.868.358.705 106,98% 140.000.000.000 142.676.225.418 101,91% 3. Pajak Hiburan R 60.000.000.000 50.449.101.884 84,08% 45.000.000.000 40.980.498.102 91,07% 4. Pajak Parkir p. 30.000.000.000 20.234.816.571 67,45% 12.000.000.000 12.198.543.998 101,65% 5. Pajak BPHTB 428.150.000.000 399.885.860.295 93,40% 428.150.000.000 418.786.427.368 97,81% 6. PPJ 180.000.000.000 178.144.137.262 98,97% 158.000.000.000 159.123.681.023 100,71% 7. Pajak Reklame 8. Pajak Air Tanah 15.000.000.000 18.107.052.336 120,71% 24.000.000.000 23.694.034.638 98,73% 32.850.000.000 30.260.440.425 92,12% 30.000.000.000 26.230.430.978 87,43% 9. PBB 422.000.000.000 391.020.956.093 92,66% 360.000.000.000 372.575.609.204 103,49% 46

Perbandingan Capaian Pendapatan Pajak Daerah Tahun 2015 dengan Tahun 2014 1.598.000.000.000 1.600.000.000.000 1.500.000.000.000 1.400.000.000.000 1.300.000.000.000 1.400.000.000.000 1.485.256.084.807 1.400.939.931.884 2014 2015 Realisasi Target Realisasi Target Dari hasil perbandingan realisasi penerimaan pajak daerah antara tahun 2014 dengan tahun 2015 maka dapat disimpulkan, capaian kinerja tahun 2015 ini masih berada dibawah capaian kinerja tahun 2014. Walaupun capaian kinerjanya tidak mencapai target yang ditetapkan, namun Dinas Pelayanan Pajak pada Tahun 2015 ini berhasil mencapai peningkatan realisasi penerimaan pajak daerah sebanyak 84 Milyar lebih tinggi dibandingkan realisasi penerimaan pajak daerah tahun 2014. INDIKATOR KINERJA Jumlah Penerimaan pajak daerah : S A T U A N Tabel 3.21 Perbandingan Capaian Pendapatan Pajak Daerah Tahun 2015 dengan Tahun 2018 TAHUN 2015 TAHUN 2018 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.598.000.000.000 1.485.256.084.807 92,94% 2.426.158.437.500 1.485.256.084.807 61,22% 1. Pajak Hotel 260.000.000.000 215.285.361.236 82,80% 381.000.000.000 215.285.361.236 56,51% 2. Pajak Restoran 170.000.000.000 181.868.358.705 106,98% 261.000.000.000 181.868.358.705 69,68% 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Parkir R p. 60.000.000.000 30.000.000.000 50.449.101.884 20.234.816.571 84,08% 67,45% 87.000.000.000 22.500.000.000 50.449.101.884 20.234.816.571 57,99% 89,93% 5. Pajak BPHTB 428.150.000.000 399.885.860.295 93,40% 670.000.000.000 399.885.860.295 59,68% 6. PPJ 180.000.000.000 178.144.137.262 98,97% 275.658.437.500 178.144.137.262 64,62% 7. Pajak Reklame 15.000.000.000 18.107.052.336 120,71% 42.000.000.000 18.107.052.336 43,11% 8. Pajak Air Tanah 32.850.000.000 30.260.440.425 92,12% 45.000.000.000 30.260.440.425 67,25% 9. PBB 422.000.000.000 391.020.956.093 92,66% 642.000.000.000 391.020.956.093 60,91% 47

Dapat dijelaskan bahwa Dinas Pelayanan Pajak pada akhir tahun Renstra (Tahun 2018) menetapkan Target Pendapatan Pajak sebesar Rp.2.426.158.437.500,-. Pencapaian kinerja di Tahun 2015 untuk sasaran pertama yaitu Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah apabila dibandingkan dengan Target Kinerja di akhir Tahun 2018 telah mencapai 61,22%. Apabila dilihat dari semua jenis pajak hanya ada satu jenis pajak yang capaiannya masih berada di bawah 50% yaitu Pajak Reklame, seperti terlihat pada tabel 3.21 diatas. Dalam meraih target pendapatan pajak Tahun 2018 sebesar Rp.2.426.158.437.500,- Dinas Pelayanan Pajak masih harus meningkatkan perolehan pendapatan pajaknya sebesar Rp.932.011.060.447,-. Tabel di bawah ini akan menggambarkan beban target yang harus diemban oleh tiap mata pajak untuk mencapai target tahun 2018: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Perbandingan realisasi pendapatan Tahun 2015 dibandingkan dengan sisa target pendapatan Tahun 2018 Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan PPJ Pajak Parkir BPHTB Pajak Reklame Pajak Air Tanah Sisa Target 43,49% 30,32% 42,01% 10,07% 40,32% 35,38% 56,89% 32,75% 39,09% Tahun 2015 56,51% 69,68% 57,99% 89,93% 59,68% 64,62% 43,11% 67,25% 60,91% PBB Tahun 2015 Sisa Target Dalam rangka mencapai target sasaran yang telah ditetapkan Perjanjian Kinerja, maka Dinas Pelayanan Pajak telah melakukan langkahlangkah intensifikasi penerimaan pajak daerah, sebagai berikut: 1. Sosialisasi dan pendataan yang dilakukan oleh Unit Pelayanan Pajak (UPP) Disyanjak dalam menjaring pelaku usaha untuk mendaftarkan diri 48

menjadi wajib pajak daerah. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan potensi yang hilang atas pajak daerah; 2. Membuat Surat Edaran yang ditandatangani oleh Walikota Bandung Nomor:973/SE.096-Disyanjak Tentang Pendaftaran Wajib Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, dan Parkir se-kota Bandung. Sosialisasi ini dilakukan selama satu bulan, semenjak tanggal 07 September 2015 hingga tanggal 07 Oktober 2015; 3. Membentuk Tim Penertiban Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2015 yang diperkuat oleh Keputusan Walikota Bandung Nomor: 973/Kep.996- Disyanjak/2015 Tentang Tim Penertiban Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2015. Tim yang dibentuk ini dengan tujuan: a. Melaksanakan penertiban terhadap pengusaha yang belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak; b. Melaksanakan penertiban terhadap Wajib Pajak yang diduga telah melakukan pelanggaran pajak sesuai dengan ketentuan perundang undangan. Semenjak dibentuknya Tim Penertiban Pajak Daerah Kota Bandung, TP4D telah menertibkan 39 usaha perhotelan, restoran, parkir, yang belum mendaftarkan usahanya untuk menjadi objek pajak. Upaya penertiban yang dilakukan ialah dengan memasang media peringatan berupa penempelan stiker. 4.Penindakan terhadap wajib pajak yang menunggak pajaknya dan telah diberikan surat teguran I, II, dan III. Terhadap 199 penunggak wajib pajak Disyanjak telah melakukan proses penindakan kepada 134 wajib pajak atau sebesar 67%; 5. Membangun Sistem Pajak Online dengan Disyanjak Command Centre (DCC) sebagai sumber informasi terpadu Dinas Pelayanan Pajak, di dalamnya terdapat aplikasi yang langsung berinteraksi dengan masyarakat sebagai Wajib Pajak diantaranya adalah aplikasi PEPES (Pelayanan PBB Elektronik Sistem), dimana masyarakat dapat mengakses kebutuhan data mengenai besaran nilai pajak bumi dan bangunan 49

berdasarkan Nomor Objek Pajak (NOP),selain itu pemasangan Tapping Box pada wajib pajak self assesment sebagai alat pembanding dengan DSR (Daily Sales Report)/laporan bulanan yang harus dilaporkan oleh wajib pajak sebagai dasar pengenaan pajak daerah. Usaha intensifikasi di atas telah membuahkan hasil berupa masuknya wajib pajak baru sepanjang tahun 2015 sebanyak 15.986, yang terdiri dari: OBJEK PAJAK Tabel 3.22 Wajib Pajak Baru Tahun 2015 JUMLAH DIKUKUHKAN Jumlah Realisasi Pendapatan Pajak WP Baru HOTEL 295 13.857.509.950 RESTORAN 735 13.735.524.784 HIBURAN 56 2.031.004.769 PARKIR 67 2.888.998.945 PBB 12.084 7.015.829.702 REKLAME 2.469 7.485.705.727 PAT 280 540.957.446 TOTAL WP BARU 15.986 47.555.531.323 Penambahan wajib pajak baru yang terdaftar di tahun 2015 ini terdiri dari 7 mata pajak, dengan penambahan tertinggi dicapai oleh PBB yaitu sebanyak 12.084 wajib pajak baru. Penambahan wajib pajak PBB ini disebabkan adanya kegiatan pemutakhiran basis data PBB untuk 5 wilayah UPP yang memungkinkan tersedianya data yang lebih akurat dari tiap objek pajak PBB. 50

Wajib Pajak Baru yang Terdaftar Tahun 2015 280 735 2.469 295 56 67 HOTEL RESTORAN HIBURAN PARKIR PBB 12.084 REKLAME PAT Jumlah Realisasi Pendapatan Pajak WP Baru 13.735.524.784 13.857.509.950 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 7.485.705.727 7.015.829.702 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 2.888.998.945 2.031.004.769 540.957.446 - HOTEL RESTORAN HIBURAN PARKIR PBB REKLAME PAT Jumlah Realisasi Pendapatan Pajak WP Baru Penambahan wajib pajak baru tentunya memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan pajak tahun 2015. Hal ini dibuktikan 51