PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PROFIL DINAS KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

Profil Kesehatan Provinsi NTB

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

BAB I P E N D A H U L U A N

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

Juknis Operasional SPM

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

Transkripsi:

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya, kami telah menyelesaikan penyusunan buku " Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 ". Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali ini merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal bidang kesehatan yang ada di Kabupaten Boyolali selama tahun 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 ini berdasarkan Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2013 Edisi Revisi 2014 dengan beberapa perubahan. Data yang tersaji dalam buku profil ini berasal dari berbagai sumber baik data dari internal Dinas Kesehatan dan jajarannya maupun lintas sektor. Namun demikian dengan segala keterbatasannya diharapkan profil kesehatan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta digunakan sebagai rujukan data dan informasi resmi bidang kesehatan. Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan profil ini. Semoga buku Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 ini bermanfaat bagi semua pembaca dalam mengisi kebutuhan akan data dan informasi di bidang kesehatan. Boyolali, Mei 2015 Plt KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI dr. RATRI S. SURVIVALINA, MPA Pembina NIP. 19711009 200212 2 006 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 ii

DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iii vii viii xii BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. SISTEMATIKA PENYAJIAN 2 BAB II GAMBARAN UMUM 4 A. GEOGRAFIS 4 B. ADMINISTRATIF 5 C. PENDUDUK 7 1. Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk 7 2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 8 3. Komposisi Penduduk Menurut Umur 10 D. EKONOMI 11 E. PENDIDIKAN 12 F. SOSIAL BUDAYA 12 G. PERILAKU 13 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 13 2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat 14 (UKBM) H. LINGKUNGAN 16 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 18 A. ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS ) 18 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 iii

1. Angka Kematian Ibu (AKI) 19 2. Angka Kematian Bayi (AKB) 21 3. Angka Kematian Balita (AKABA) 22 B. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS ) 23 1. Penyakit Menular 23 a. TB BTA Positif 23 b. HIV / AIDS 27 c. ISPA 30 d. Diare 30 e. Kusta 31 f. Demam Berdarah Dengue ( DBD ) 32 g. Malaria 34 2. Penyakit Tidak Menular 34 3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi 38 ( PD3I ) C. STATUS GIZI 39 1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) 39 2. Persentase Balita dengan Berat Badan di Bawah 41 Garis Merah ( BGM/D ) 3. Balita dengan Gizi Buruk 41 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 43 A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 43 1. Pelayanan Kesehatan Ibu 44 a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 44 b. Pelayanan Ibu Nifas 45 c. Ibu Hamil Mendapat Fe 46 2. Pelayanan Kesehatan Bayi 49 a. Persentase Neonatal Resiko Tinggi 49 (Resti)/Komplikasi Ditangani b. Cakupan Kunjungan Neonatus 49 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 iv

c. Cakupan Kunjungan Bayi 50 3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 51 4. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan 51 Setingkat 5. Pelayanan Immunisasi 52 a. Cakupan Desa Yang Mencapai Universal Child Immunization (UCI) 52 b. Cakupan Immunisasi Bayi 53 c. Drop Out Immunisasi DPT-HB 1, Campak 54 d. Cakupan Immunisasi TT pada Wanta Usia Subur 54 (WUS ) 6. Pelayanan Kesehatan Gigi 55 a. Rasio Tambal-Cabut Gigi Tetap 55 b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan 56 Mulut 7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (USILA) 57 8. Upaya Promosi Kesehatan 58 9. Pelayanan Keluarga Berencana 59 a. Peserta KB Baru 59 b. Peserta KB aktif 60 B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 60 1. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 60 2. Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditangani 61 3. Pelayanan Gawat Darurat 62 C. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 63 1. Cakupan Rawat Jalan dan Rawat Inap 63 2. Kunjungan Kesehatan Jiwa 64 3. Indikator Pelayanan Rumah Sakit 64 4. Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 65 Masyarakat 5. Ketersediaan Obat 67 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 v

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 68 1. Pemberian ASI Eksklusif 68 2. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi, Balita dan 69 Ibu Nifas 3. Pemantauan Pertumbuhan Balita 71 4. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 75 5. Pemantauan Garam Beryodium Tingkat Masyarakat 77 E. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT 79 F. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR 80 BAB V SITUASI SUMBER DAYA MANUSIA 87 A. SARANA KESEHATAN 87 1. Puskesmas 87 2. Rumah Sakit 88 B. TENAGA KESEHATAN 88 1. Jenis Tenaga Kesehatan 88 2. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan 88 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 89 BAB VI PENUTUP 91 LAMPIRAN A. KESIMPULAN 91 B. SARAN 98 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 vi

DAFTAR TABEL Hal. Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Puskesmas, Desa dan Kelurahan. RT, RW dan Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Tahun 2013 6 Tabel 2.2 Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk di 7 kabupaten Boyolali Tahun 2013 Tabel 2.3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten 9 Boyolali tahun 2013 Tabel 4.1 Cakupan Ibu Hamil Mendapat Fe 46 Tabel 4.2 Cakupan ASI Eksklusif 68 Tabel 4.3 Cakupan Pemberian Vit. A Pada Anak Balita 70 Tabel 4.4 Hasil Penimbangan Bayi dan Anak Balita 72 Tabel 5.1 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Boyolali Tahun 2014 88 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 vii

DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 2.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur Kabupaten Boyolali 10 Tahun 2013 Gambar 2.2 Penduduk Kabupaten Boyolali Usia 10 Tahun Ke Atas 11 Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2013 Gambar 2.3 Penduduk Kabupaten Boyolali Usia 5 Tahun Ke Atas 12 Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Di Tamatkan Tahun 2013 Gambar 2.4 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten 13 Boyolali Tahun 2013 Gambar 2.5 Kondisi PHBS Rumah Tangga Kabupaten Boyolali Tahun 14 2014 Gambar 2.6 Proporsi Posyandu Aktif Kabupaten Boyolali Tahun 2014 16 Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu Kabupaten Boyolali Tahun 2009-19 2014 Gambar 3.2 Proporsi Kematian Ibu di Kabupaten Boyolali Tahun 2014 20 Gambar 3.3 Kematian Ibu Berdasarkan Penyebab di Kabupaten 20 Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.4 Kematian Ibu di Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 21 2014 Gambar 3.5 Angka Kematian Bayi Kabupaten Boyolali Tahun 2009-22 2014 Gambar 3.6 Angka Kematian Balita di Kabupaten Boyolali Tahun 2014 23 Gambar 3.7 CNR Kasus Baru TB Paru BTA (+) Per Puskesmas Tahun 2014 Gambar 3.8 CNR Seluruh Kasus TB Per Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.9 Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) (CDR) Per Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.10 Angka Kesembuhan ( CR ) TB Paru BTA (+) Per Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.11 Angka Keberhasialan Pengobatan ( SR ) TB Paru BTA (+) Per Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 24 24 25 26 27 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 viii

Gambar 3.12 Kasus Baru HIV AIDS Dan Kematian Per Tahun 28 Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.13 Proporsi Penderita HIV-AIDS Dan Sipilis Menurut Jenis 29 Kelamin Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.14 Proporsi Penderita HIV-AIDS Dan Sipilis Per Golongan 29 Umur Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.15 Cakupan Penemuan Diare Yang DitanganiPer Puskesmas 31 Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.16 Incident Rate (IR) DBD Per Puskesmas Kabupaten 32 Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.17 Angka Kematian (CFR) DBD Per Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 33 Gambar 3.18 Proporsi Penderita DBD Menurut Jenis Kelamin 34 Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.19 Jumlah Kasus PTM Terbanyak Kabupaten Boyolali Tahun 36 2014 Gambar 3.20 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 18 Tahun Per 36 Jenis Kelamin Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.21 Pemeriksaan Obesitas Penduduk 15 Tahun Per Jenis 37 Kelamin Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 3.22 Perbandingan Kasus Campak Kabupaten Boyolali Tahun 39 2011-2014 Gambar 3.23 Persentase Kasus BBLR Kabupaten Boyolali Tahun 2011 40 2014 Gambar 3.24 Persentase Kasus BBLR Di Puskesmas Kabupaten Boyolali 41 Tahun 2014 Gambar 4.1 Cakupan K4 Ibu Hamil Kabupaten Boyolali Tahun 2012-44 2014 Gambar 4.2 Cakupan K4 Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 45 Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Nifas Kabupaten Boyolali Tahun 46 2012 2014 Gambar 4.4 Cakupan Fe-1 Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 47 Gambar 4.5 Cakupan Fe-3 Puskesmas Kabupaten Boyolali Tahun 2014 48 Gambar 4.6 Cakupan Neonatal Resti Ditangani Kabupaten Boyolali 49 Tahun 2012-2014 Gambar 4.7 Cakupan KN 3 Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2014 50 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 ix

Gambar 4.8 Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Boyolali Tahun 51 2012-2014 Gambar 4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kabupaten 51 Boyolali Tahun 2012-2014 Gambar 4.10 Cakupan Desa UCI Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2014 53 Gambar 4.11 Cakupan Immunisasi Campak Pada Bayi Kabupaten 53 Boyolali Tahun 2011-2014 Gambar 4.12 Drop Out Immunisasi DPT-HB 1, Campak Kabupaten 54 Boyolali Tahun 2011-2014 Gambar 4.13 Cakupan Immunisasi TT pada WUS dan Ibu Hamil 55 Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2014 Gambar 4.14 Rasio Tambal - Cabut Gigi Tetap Kabupaten Boyolali 56 Tahun 2011-2014 Gambar 4.15 Cakupan Siswa SD Yang Mendapat Perawatan Gigi 57 Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2014 Gambar 4.16 Persentase Usia Lanjut Mendapat Pelayanan Kesehatan 58 Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2014 Gambar 4.17 Cakupan Peserta KB Baru MKJP dan Non MKJP 60 Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2014 Gambar 4.18 Cakupan Peserta KB Aktif Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2014 60 Gambar 4.19 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani 61 Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2014 Gambar 4.20 Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani Di 62 Kabupaten Boyolali Tahun 2012 2014 Gambar 4.21 Cakupan Kunjungan Kasus Gangguan Jiwa Kabupaten 64 Boyolali Tahun 2011-2014 Gambar 4.22 Proporsi Kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 67 Masyarakat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.23 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Bayi Per Puskesmas 69 Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.24 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Anak Balita 71 Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.25 Partisipasi Masyarakat D/S Di Posyandu Kabupaten 73 Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.26 Cakupan BGM/D Kabupaten Boyolali Tahun 2014 75 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 x

Gambar 4.27 Kasus Gizi Buruk Mendapat Perawatan Tahun 2014 77 Gambar 4.28 Hasil Pemantauan Garam Beryodium Tingkat Masyarakat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.29 Jumlah Rumah Dibina dan Rumah Memenuhi Syarat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.30 Proporsi Akses Penduduk Terhadap Air Minum Layak Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.31 Pengawasan Kualitas Air Minum Pada Penyelenggara Air Minum Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.32 Proporsi Akses Penduduk Buang Air Besar Di Jamban Sehat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.33 Desa Melaksanakan STBM Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.34 Tempat Tempat Umum Memenuhi Syarat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.35 Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Gambar 4.36 TPM Tidak Memenuhi Syarat Dibina dan TPM Memenuhi Syarat Diuji Petik Kabupaten Boyolali Tahun 2014 79 81 82 83 83 84 85 85 86 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 xi

DAFTAR LAMPIRAN RESUME RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE ( CNR ) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 xii

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0 14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT ( RELEASE FROM TREATMENT/RFT ) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Lanjutan TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 xiii

TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB3/DPT-HB-Hib3, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 45 JUMLAH ANAK 0 23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 xiv

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 48 CAKUPAN KASUS GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( BER-PHBS ) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 xv

TABEL 64 TABEL 65 TABEL 66 TABEL 67 TABEL 68 TABEL 69 TABEL 70 TABEL 71 TABEL 72 TABEL 73 TABEL 74 TABEL 75 TABEL 76 TABEL 77 TABEL 78 TABEL 79 TABEL 80 TABEL 81 TABEL 82 TABEL 83 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL I JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KECAMATAN KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 xvi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan data dan informasi pembangunan kesehatan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan terutama terhadap masalah - masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan masyarakat. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Kementerian Kesehatan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan dan dengan Misinya 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik diperlukan suatu indikator. Dalam perjalanannya, indikator kesehatan tersebut bersifat dinamis mengikuti situasi dan kondisi yang ada. Sistem informasi kesehatan diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu, untuk itu peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dalam manajemen pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali merupakan salah satu tolak ukur bagi kemajuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Boyolali. Sehingga profil ini juga dipergunakan sebagai bahan evaluasi atas pencapaian hasil program-program kesehatan yang telah dilaksanakan di Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 1

Kabupaten Boyolali sekaligus menjadi instrumen perencanaan pembangunan kesehatan di tahun yang akan datang. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 disusun untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Boyolali. Profil ini berisikan data dan informasi derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian indikator hasil pembangunan di Kabupaten Boyolali selama 1 tahun. Dengan telah disusunnya buku Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014, diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan acuan untuk semua pihak yang membutuhkan karena dalam proses penyusunannya telah melibatkan berbagai pihak terkait baik lintas program dan lintas sektor. B. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 terdiri dari 6 Bab sebagai berikut: BAB I. BAB II. Pendahuluan Bab ini secara ringkas menjelaskan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 serta sistematika dan penyajiannya berupa uraian bab demi bab secara berurutan. Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Boyolali. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku dan lingkungan. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 2

BAB III. Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. BAB IV. Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan di Kabupaten Boyolali. BAB V. Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, sumber daya masyarakat kesehatan serta pembiayaan kesehatan. BAB VI. Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2014. Selain keberhasilankeberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran. Pada lampiran ini berisi tabel resume / angka pencapaian Kabupaten Boyolali dan 83 tabel data kesehatan yang terkait kesehatan yang responsif gender. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 3

BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten / Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22' - 110 50' Bujur Timur dan 7 7' - 7 36' Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 75-1500 meter di atas permukaan laut. Adapun batas wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang. Sebelah Timur : Kab. Karanganyar, Kab. Sragen dan Kabupaten Sukoharjo. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Jarak bentang wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut: 1) Barat - Timur : 48 Km 2) Utara - Selatan : 54 Km Struktur tanah di wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari berbagai macam sebagai berikut : 1) Bagian timur laut sekitar wilayah Kecamatan Karanggede dan Simo pada umumnya tanah lempung. 2) Bagian tenggara sekitar wilayah Kecamatan Banyudono dan Sawit pada umumnya tanah galih. 3) Bagian barat laut sekitar wilayah Kecamatan Musuk dan Cepogo pada umumnya tanah berpasir. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 4

4) Bagian utara sepanjang perbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan pada umumnya tanah berkapur. Menurut ketinggiannya dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Boyolali dibagi dalam kelompok sebagai berikut: 1) 75-400 DPL : Kecamatan Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Simo, Nogosari, Karanggede, Andong,Klego, Kemusu, Wonosegoro, Juwangi dan sebagian Boyolali. 2) 400-700 DPL : Kecamatan Boyolali, Musuk, Ampel dan Cepogo. 3) 700-1000 DPL : Kecamatan Musuk, Ampel dan Cepogo. 4) 1000-1300 DPL : Sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. 5) 1300-1500 DPL : Sebagian Kecamatan Selo. Di Kabupaten Boyolali terdapat 2 gunung yang berada di wilayah kecamatan Selo, Cepogo, Ampel dan Musuk yaitu: 1) Gunung Merapi 2) Gunung Merbabu Luas wilayah Kabupaten Boyolali 101.510,1955 Ha, terdiri dari: 1) Tanah sawah : 22.710,1595 Ha 2) Tanah kering : 78.800,0360 Ha B. KEADAAN ADMINISTRATIF Data administratif Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2014 ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Boyolali Tahun 2013 yang sah dan diterbitkan oleh BPS Kabupaten Boyolali pada buku " KABUPATEN BOYOLALI DALAM ANGKA 2014 ". Di diskripsikan dalam nama dan jumlah kecamatan, jumlah Puskesmas, jumlah desa dan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 5

kelurahan, jumlah Rukun Warga ( RW ), jumlah Rukun Tetangga ( RT ) serta jumlah rumah tangga sebagaimana tampak pada tabel dibawah. Tabel 2.1. Jumlah Kecamatan, Puskesmas, Desa dan Kelurahan, RW, RT dan Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Tahun 2013. NO KECAMATAN JUMLAH PUSKESMAS JUMLAH DESA / KELURAHAN JUMLAH RW JUMLAH RT JUMLAH RUMAH TANGGA 1 Selo 1 10 52 214 7.782 2 Ampel 2 20 154 547 21.122 3 Cepogo 1 15 92 406 15.107 4 Musuk 2 20 93 513 16.548 5 Boyolali 3 9 114 487 19.104 6 Mojosongo 1 13 89 390 16.498 7 Teras 1 13 47 306 12.364 8 Sawit 2 12 43 180 9.026 9 Banyudono 2 15 57 260 13.266 10 Sambi 2 16 60 337 14.351 11 Ngemplak 1 12 109 445 21.497 12 Nogosari 1 13 67 405 18.025 13 Simo 1 13 77 300 13.019 14 Karanggede 1 16 64 275 14.462 15 Klego 2 13 67 294 12.006 16 Andong 1 16 79 343 17.484 17 Kemusu 2 13 62 282 11.390 18 Wonosegoro 2 18 92 364 13.834 19 Juwangi 1 10 43 219 8.109 Jumlah 29 267 1.461 6.567 275.241 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 6

C. KEADAAN PENDUDUK Data kependudukan yang digunakan dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 ini adalah data penduduk yang bersumber dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Boyolali Tahun 2013 dalam buku " KABUPATEN BOYOLALI DALAM ANGKA 2014 " 1. Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk Tabel 2.2. Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2013 NO 1 Selo KECAMATAN LUAS JUMLAH ( KM 2 ) PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK ( KM 2 ) PERTUMBUHAN PENDUDUK ( % ) 56,08 27.198 485 0.19 2 Ampel 90,39 69.861 773 0.73 3 Cepogo 53,00 54.033 1.020 0.35 4 Musuk 65,04 61.449 945 0.05 5 Boyolali 26,25 60.661 2.311 0.66 6 Mojosongo 43,41 52.007 1.198 0.54 7 Teras 29,94 46.895 1.566 0.77 8 Sawit 17,23 32.969 1.913 0.12 9 Banyudono 25,38 45.021 1.774 0.22 10 Sambi 46,49 48.825 1.050 0.43 11 Ngemplak 38,53 72.991 1.895 1.03 12 Nogosari 55,08 61.743 1.121 0.59 13 Simo 48,04 43.651 909 0.10 14 Karanggede 41,76 40.933 980 0.62 15 Klego 51,88 46.371 894 0.32 16 Andong 54,53 61.967 1.136 0.08 17 Kemusu 99,08 46.544 470 0.00 18 Wonosegoro 93,00 55.205 594 0.23 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 7

19 Juwangi 79,99 35.515 444 0.61 Jumlah 1.015,102 0 963.839 949 0.43 Berdasarkan data kepadatan penduduk dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Boyolali Tahun 2013, jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali tercatat sebesar 963.839 jiwa, dengan luas wilayah 1.015, 1020 km 2, artinya rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Boyolali adalah 949 jiwa/km 2. Persebaran penduduk di Kabupaten Boyolali tidak merata. Penduduk terpadat berada di Kecamatan Boyolali yaitu 2.311 jiwa/km 2 dan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Juwangi yaitu 444 jiwa/km 2 Pada tabel 2.2 di atas, terlihat bahwa Kecamatan Kemusu dengan wilayah paling luas daripada kecamatan yang lain, memiliki pertumbuhan penduduk yang paling kecil. Ini menunjukkan adanya pengaruh kelahiran, kematian dan migrasi. Dimana migrasi itu sendiri merupakan pencerminan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan pembangunan fasilitas antara daerah yang satu dengan yang lain. Penduduk dari daerah yang tingkat pertumbuhan ekonominya kurang menentu akan tertarik menuju ke daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, menggunakan sumber data Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Boyolali Tahun 2013. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu. Perbandingan antara jumlah Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 8

penduduk laki-laki dan perempuan di daerah / negara tertentu disebut dengan perbandingan jenis kelamin atau rasio jenis kelamin atau sex ratio. Tabel 2.3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Boyolali Tahun 2013 NO KECAMATAN LAKI-LAKI PENDUDUK PEREMPUAN SEX RATIO 1 Selo 13.367 13.831 96.65 2 Ampel 34.252 35.609 96.19 3 Cepogo 26.640 27.393 97.25 4 Musuk 29.813 31.636 94.24 5 Boyolali 29.910 30.751 97.27 6 Mojosongo 25.593 26.414 96.89 7 Teras 23.476 23.419 100.24 8 Sawit 16.332 16.637 98.17 9 Banyudono 21.843 23.178 94.24 10 Sambi 24.334 24.491 99.36 11 Ngemplak 36.270 36.721 98.77 12 Nogosari 30.155 31.588 95.46 13 Simo 21.056 22.595 93.19 14 Karanggede 19.775 21.158 93.46 15 Klego 22.853 23.518 97.17 16 Andong 30.492 31.475 96.88 17 Kemusu 22.941 23.603 97.20 18 Wonosegoro 27.270 27.935 97.62 19 Juwangi 17.616 17.899 98.42 Jumlah 473.988 489.851 96.76 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 9

Berdasarkan data di atas, di dapatkan sex ratio sebesar 96,76. Artinya, dalam setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 97 penduduk laki-laki. 3. Komposisi Penduduk Menurut Umur Komposisi penduduk menurut umur menunjukkan rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan yaitu angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif ( usia 15 64 tahun ) selain menanggung kebutuhan hidup dirinya, juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda ( usia 0 14 tahun ) dan golongan tua ( usia > 65 tahun ). Makin besar rasio ketergantungan, makin besar beban yang ditanggung oleh kelompok usia produktif. Gambar 2.1 KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT UMUR DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 Usia > 65 tahun= 101,304 jiwa Usia 0-14 tahun= 222,998 jiwa Usia 15-64 tahun= 639,537 jiwa Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk golongan usia muda sebesar 222.998 jiwa, golongan usia produktif sebesar 639.537 jiwa serta golongan usia tua sebesar 101.304 jiwa. Dari data tersebut dapat dihitung bahwa rasio ketergantungan muda sebesar 34,87 rasio ketergantungan tua sebesar 15,84 dan rasio ketergantungan total sebesar 50,71. Rasio ketergantungan total 50,71 artinya, setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif ) mempunyai tanggungan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 10

sebanyak 51 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. D. KEADAAN EKONOMI Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Faktor non ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku. Gambar 2.2 PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA TAHUN 2013 316.967 244.200 17.851 Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Perikanan Pertanian Lainnya Industri Pengolahan Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya 1.415 12.643 51.617 52.353 53.242 25.746 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 11

E. KEADAAN PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Gambar 2.3 PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA LIMA TAHUN KE ATAS MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN TAHUN 2013 TIDAK/ BELUM TAMAT SD 28,84% PT / D IV 2,57% AKADEMI / DIPLOMA 2,54% SLTA 14,42% SD 33,71% SLTP 17,66% Persentase penduduk umur 10 tahun yang melek huruf di Kabupaten Boyolali mencapai 99,74 % sedangkan sebagian kecil sisanya (0,26%) masih buta huruf. Untuk tingkat pendidikan dari 892.415 orang paling banyak adalah berpendidikan SD 33,71%, kemudian yang tidak / belum tamat SD sebanyak 28,84%, tamat SLTP 17,66%, tamat SLTA 14,42%, tamat Akademi / Diploma 2,54% dan tamat PT / D IV 2,57%. F. KEADAAN SOSIAL BUDAYA Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikapsikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Pengaruh pertumbuhan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 12

penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat diantaranya : meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan, berkurangnya lahan tempat tinggal, meningkatnya investor yang datang, meningkatnya angka pengangguran. Kondisi ini pun akan mempengaruhi kondisi sosial budaya di masyarakat. Berikut gambaran masalah sosial budaya berdasarkan data Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Boyolali Tahun 2013 terdapat Penyadang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) sejumlah 146.675 jiwa yang terdiri berbagai jenis masalah kesejahteraan sosial. Gambar 2.4 PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DIKABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 Keluarga Rentan; 1203 Korban Bencana Alam; 325 Anak Balita Terlantar; 334 Keluarga Berumah Tak Layak Huni; 7792 Anak Terlantar; 1348 Wanita Rawan Sosial Ekonomi; 1840 Pengemis; 23 Lanjut Usia Terlantar; 2439 Gelandangan; 2 Bekas Narapidana; 12 Keluarga Fakir Miskin; 131357 G. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan akan disajikan beberapa indikator sebagai berikut: 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran agar seseorang dapat menolong diri Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 13

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Ada 16 indikator tatanan PHBS rumah tangga, yaitu persalinan oleh tenaga kesehatan, memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan, ASI eksklusif, penimbangan balita dan gizi seimbang, air bersih, jamban sehat, sampah dan lantai kedap air, aktifitas fisik, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, menggosok gigi, tidak miras/narkoba, jaminan pemeliharaan kesehatan dan pemberantasan sarang nyamuk. Tahun 2014, terdapat 227.382 rumah tangga yang dipantau PHBS nya dari 275.241 rumah tangga ( 82,6 % ) yang tercatat di kabupaten Boyolali. Dari jumlah rumah tangga yang dipantau tersebut, terdapat 179.992 rumah tangga yang memenuhi syarat PHBS atau 79,2 % (strata utama dan paripurna). Dengan harapan tahun 2015 bisa mencapai target RPJMD untuk PBHS rumah tangga sebesar 80 %. Gambar 2.5 KONDISI PHBS RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 Ber-PHBS:179.992 % PHBS: 79,2 Jumlah Rumah Tangga: 275.241 % Dipantau: 82,6 Jumah Dipantau: 227.382 2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ) Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata dari bentuk peran serta masyarakat antara lain dengan muncul dan berkembangnya UKBM. Indikator peran serta masyarakat Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 14

dalam UKBM berupa desa siaga aktif, Posbindu, Posyandu dan PKD. Dalam desa siaga aktif, masyarakatnya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar yang difungsikan oleh PKD, mengembangkan UKBM dan menerapkan PHBS di rumah tangganya. Target SPM 2015 untuk desa siaga aktif (tabel 71) adalah 80%. Di Kabupaten Boyolali, terdapat 261 desa dan 6 kelurahan, untuk strata desa sudah 100% desa nya telah menjadi desa siaga aktif dengan rincian 104 desa/kelurahan (38,95%) aktif pratama, 90 desa/kelompok (33,71%) aktif madya, 34 desa/kelurahan (12,73%) aktif purnama dan 39 desa/kelurahan (14,61%) aktif mandiri. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu ) merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara terintegrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam upaya preventif dan promotif penyakit tidak menular. Saat ini Posbindu baru ada di Puskesmas Andong (1kelompok) dan Ngemplak (3 kelompok). Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) (tabel 71) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk serta bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Pada saat ini telah terdapat 1784 posyandu yang terbagi menjadi strata pratama berjumlah 219 posyandu (12,28%), strata madya berjumlah 493 posyandu (27,63%), strata purnama berjumlah 609 (34,14%), strata mandiri 463 posyandu (25,95%). Sehingga untuk Posyandu Aktif yang terdiri dari posyandu strata purnama dan mandiri di Kabupaten Boyolali berjumlah 1072 posyandu atau 60,09 % (tabel 69). Dengan demikian target RPJMD Kabupaten Boyolali sebesar 60 % sudah bisa tercapai. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 15

Gambar 2.6 PROPORSI POSYANDU AKTIF DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 Aktif Mandiri; 25,95% Aktif Pratama; 12,28% Aktif Purnama; 34,14% Aktif Madya; 27,63% H. KEADAAN LINGKUNGAN Dalam rangka memperkuat upaya penyehatan lingkungan guna mengurangi faktor risiko penyebaran penyakit berbasis lingkungan pada masyarakat, antara lain dengan upaya meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang layak. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Boyolali dengan meningkatkan lingkungan yang kondusif, peningkatan kebutuhan sanitasi dan peningkatan penyediaan akses sanitasi, penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) secara bertahap tercapainya Desa/Kalurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) hingga tercapainya Distric Wide melalui pemberdayaan masyarakat dengan pemicuan menggunakan metode Metodology Participatory Assesmant Participatory Hygiene And Santitation Transformasi (MPAPHAST), dan tahun 2014 telah dideklarasikan sebanyak 61 desa Stop Buang Air Besar Sembarang (S BABS). Kegiatan upaya penyehatan lingkungan guna mengetahui rumah sehat dilakukan inspeksi sanitasi dan dilakukan pembinaan khususnya pada rumah yang belum memenuhi syarat, demikian juga pada sarana sanitasi untuk akses air minum layak berkualitas, tempat tempat umum (TTU), tempat pengelolaan makanan (TPM) juga dilakukan uji petik dan pembinaan. Harapan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 16

pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 dapat tercapai. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 17

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan maupun yang berasal dari luar kesehatan seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Situasi derajad kesehatan dapat tercermin melalui angka mortalitas, morbiditas, dan status gizi. Ada kaitan yang erat antara situasi derajad kesehatan tersebut dengan tujuan tercapainya Millenium Development Goals ( MDGs ) atau Tujuan Pembangunan Millenium yang harus dicapai pada tahun 2015 mendatang. MDGs merupakan komitmen internasional untuk mencapai 8 tujuan pembangunan. 5 tujuan MDGs yang berkaitan dengan kesehatan adalah : 1. Tujuan 1 : mengurangi kemiskinan dan kelaparan (15,5 % ) 2. Tujuan 4 : menurunkan kematian bayi (23 per 1.000 KH) 3. Tujuan 5 : menurunkan kematian ibu (102 per 100.000 kelahiran hidup) 4. Tujuan 6 : mengurangi penyakit menular khususnya HIV AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya ( prevalensi tetap atau diturunkan ) 5. Tujuan 7 : mewujudkan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan ( penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih turun 50% ) Tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015 mendatang. A. ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS ) Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri sendiri atau bersama sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 18

Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat kematian dan penyakit utama yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut : 1. Angka Kematian Ibu ( AKI ) Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll. Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran MDGs dengan AKI sebesar 102/100.000 KH pada tahun 2015. Pada tahun 2014, jumlah kematian ibu di Kabupaten Boyolali sebesar 14 orang atau AKI 93,05/100.000 KH. Angka ini sudah memenuhi target MDGs. Dan jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2013 dengan 14 orang kematian ibu atau AKI 95/100.000 KH. 160 140 147,99 Gambar 3.1 ANGKA KEMATIAN IBU DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009-2014 120 100 80 60 114,8 116,23 97,97 95 93,06 40 20 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 19

Dominasi kematian ibu pada tahun 2014, terjadi pada ibu nifas yaitu 9 kasus atau 64,28%., kematian ibu hamil sebanyak 5 kasus atau 35,72%. Gambar 3.2 PROPORSI KEMATIAN IBU DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 Ibu nifas 64,28% Ibu hamil 35.72% Penyebab kematian ibu tertinggi tahun 2014 karena eklampsia (6), perdarahan 1, Infeksi 1, Lain-lain 6. Gambar 3.3 KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENYEBAB DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 PERDARAHAN : 1 LAIN-LAIN : 6 EKLAMPSIA :6 INFEKSI : 1 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 20

Pada tahun 2014 ini, kasus kematian ibu terbanyak dilaporkan oleh Puskesmas Mojosongo, Klego II, dan Nogosari masing masing 2 ibu. Gambar 3.4 KEMATIAN IBU DI PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 MOJOSONGO ANDONG KLEGO II KLEGO I WONOSEGORO I KEMUSU II BANYUDONO II NOGOSARI NGEMPLAK SAWIT II MUSUK I BOYOLALI III TERAS KARANGGEDE SIMO JUWANGI WONOSEGORO II KEMUSU I SAMBI II SAMBI I BANYUDONO I SAWIT I BOYOLALI II BOYOLALI I MUSUK II CEPOGO AMPEL II AMPEL I SELO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 0 1 1 2 2 3 2. Angka Kematian Bayi ( AKB ) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Target MDGs untuk AKB tahun 2015 sebesar 23/1.000 KH. Pada tahun 2014, jumlah kematian bayi di Kabupaten Boyolali sebesar 143 bayi atau AKB 9,5/1.000 KH. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 dengan 111 kematian bayi atau AKB 7,5/1.000 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 21

KH. Angka ini sudah memenuhi target MDGs dimana diharapkan AKB tahun 2015 sebesar 23/1.000 KH. Gambar 3.5 ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB ) DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009-2014 15 10 5 8,88 9,12 12,26 11,3 7,5 9,5 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Dari 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Boyolali, 28 Puskesmas diantaranya menyumbangkan kematian bayi. Kematian bayi terbanyak di Kabupaten Boyolali di laporkan oleh Puskesmas Ampel I sebanyak 19 kasus kematian bayi. Satu satunya Puskesmas yang tidak terdapat kasus kematian bayi adalah Puskesmas Sawit I. 3. Angka Kematian Balita ( AKABA ) Angka Kematian Balita ( AKABA ) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Target MDGs untuk AKABA tahun 2015 sebesar 32/1.000 KH Pada tahun 2014, jumlah kematian balita di Kabupaten Boyolali sebesar 158 balita atau AKABA 10,5/1.000 KH. Angka ini sudah memenuhi target MDGs. Jumlah ini mengalami kenaikan 2.3/1000 KH dibanding tahun 2013 dengan 120 kematian balita atau AKABA 8,1/1.000 KH. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 22

Gambar 3.6 ANGKA KEMATIAN BALITA ( AKABA ) DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009-2014 15 10 5 10,05 9,76 13,88 11,95 8,1 10.5 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Semua Puskesmas di Kabupaten Boyolali melaporkan kematian balita. Untuk kematian balita terbanyak di Kabupaten Boyolali di laporkan oleh Puskesmas Ampel 1 yaitu sebanyak 19 balita. Kematian balita terendah yaitu 1 kasus dilaporkan oleh Puskesmas Sambi 2, Boyolali I dan Musuk II. B. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS ) 1. Penyakit menular Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun perantara), yang disebabkan oleh sebuah agen biologi berupa virus, bakteria atau parasit ( seperti penyakit TBC dan Infulenza, tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya seperti penyakit Hepatitis, atau tifus, jarum suntik dan transfusi darah seperti HIV AIDS dan Hepatitis ), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). a. P2 TB BTA Positif 1) Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru TB Paru BTA positif Angka Kesakitan TB parubta positif Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 sebesar 20,73 per 100.000 penduduk (199 kasus baru), Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 23

sedangkan angka kesakitan TB seluruh kasus sebesar 25,53 per 100.000 penduduk (245 kasus) sebagaimana terlihat pada grafik berikut ini : Gambar 3.7 Gambar 3.8 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 24

Angka penemuan kasus baru TB paru BTA positif sebesar 8,63% (199 kasus) dari 2.306 suspek. CDR Kabupaten Boyolali tahun 2014 target 40% (Nasional >70%) belum tercapai, bila dilihat CDR per Puskesmas dan Rumah Sakit masih dibawah target Renstra Dinas Kesehatan adalah Puskesmas Wonosegoro II (33,33%), Puskesmas Klego II (25%) dan Mojosongo (16,67%). Sedangkan CDR 0% untuk Puskesmas Selo, Musuk II, Boyolali 1 dan Sawit II; sebagaimana terlihat pada grafik dibawah ini : Gambar 3.9 2) Angka Kesembuhan (CR) dan angka keberhasilanpengobatan (SR) Keberhasilan pengobatan penderita TB diukur berdasarkan hasil pencapaian Angka Kesembuhan (Cure Rate) dan Angka Sukses Pengobatan (Succes Rate). Target angka kesembuhan TB adalah sebesar 85% dan angka sukses pengobatan sebesar 90%. Pencapaian angka kesembuhan TB Kabupaten Boyolali tahun 2014 sebesar 58,67% (2013 : 58,2%), masih dibawah target Renstra yaitu 85%, bila dibandingkan tahun sebelumnya mengalami peningkatan. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 25

Distribusi per Puskesmas dan Rumah Sakit sebagaimana terlihat pada grafik dibawah ini : Gambar 3.10 Sedangkan angka sukses pengobatan tahun 2014 sebesar 87,24% (2013: 72,0%), masih dibawah target Renstra. Bila dibandingkan tahun sebelumnya mengalami peningkatan. Sedangkan angka kematian selama pengobatan sebesar 0,83 per 100.000 penduduk (8 orang). Distribusi per Puskesmas dan Rumah sakit sebagaimana terlihat pada grafik dibawah ini : Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 26

Gambar 3.11 b. P2 HIV/AIDS Penemuan kasus baru HIV/AIDS tahun 2014 sebanyak 73 kasus, mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2013 sebanyak 36 kasus. Pada tahun 2014 dilaporkan kasus baru HIV sebanyak 51, kasus baru AIDS sebanyak 22, dengan jumlah kematian karena AIDS sebanyak 21 serta jumlah kasus sipilis sebanyak 93 kasus. Diharapkan penemuan kasus HIV lebih banyak dari AIDS, sehingga kematian karena AIDS bisa dicegah dengan pemberian obat ARV sedini mungkin. Tersedianya Layanan VCT, CST pada RSUD Pandan Arang, RSUD Banyudono, RSUD Simo serta Klinik IMS Puskesmas Boyolali 1, Ampel 1, Ngemplak, Karanggede, Banyudono 1; serta tersedianya SDM yang telah dilatih VCT sebanyak 7 orang serta adanya dukungan penjangkauan oleh LSM ( SPEKHAM dan Peduli Kasih) dan dukungan dana hibah Global Fund for AIDS, penemuan kasus baru HIV semakin banyak. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 27

Gambar 3.12 Bila dilihat dari grafik dibawah ini, proporsi penderita HIV/AIDS didominasi kaum laki-laki 65,75% perempuan 34,25%. Sedangkan penderita sipilis laki- laki 29,03% dan perempuan 70,97%. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 28

Gambar 3.13 Gambar 3.14 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 29

Bila dilihat dari golongan umur, sebagian besar penderita baik HIV- AIDS dan Sipilis didominasi pada usia produktif 25-49 tahun. c. P2 ISPA Pada tahun 2014 perkiraan penderita pneumonia pada balita sebesar 9.597 balita sementara cakupan penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani sebesar 1,1 % (106 kasus). Bila dibandingkan pada tahun sebelumnya, tahun 2013 sebesar 1,4%. Cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita masih rendah, hal ini disebabkan karena belum semua kasus dilaporkan, belum diterapkannya pendekatan MTBS sehingga dalam pendeteksian dini penderita pneumonia masih kurang yang berakibat penanganan yang dilakukan petugas sering terlambat/ kurang pasti. d. P2 Diare Pada tahun 2014 perkiraan penderita diare seluruh penduduk Kabupaten Boyolali sebesar 20.538 kasus sementara cakupan penemuan penderita yang ditangani sebesar 51,7% ( 10.624 kasus). Bila dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2013 sebesar 32,2% mengalami peningkatan. Rendahnya cakupan penemuan diare, antara lain disebabkan karena belum semua kasus diare dilaporkan baik dari Rumah Sakit Negeri/Swasta, laporan dokter praktek serta laporan dari kader. Distribusi cakupan penemuan diare per Puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 30

Gambar 3.15 e. Kusta Kabupaten Boyolali termasuk daerah Endemis rendah (LE) Kusta, angka penemuan kasus baru kusta tahun 2014 NCDR sebesar 2,4/100.000 penduduk (23 kasus), bila di banding pada tahun 2013 sebesar 1,77/100.000 penduduk mengalami peningkatan. Kasus kusta yang ditemukan dominan jenis MB dibanding PB, pada golongan umur 15 tahun sementara proporsi laki-laki (82,61%) lebih banyak dibanding perempuan (17,39%). Angka cacat tingkat 2 sebesar 0,1/100.000 penduduk dengan Release From Treatment / RFT 86%. Indonesia pada tahun 2000 dinyatakan Eliminasi Kusta dengan prevalensi <1/10.000 penduduk, demikian juga untuk Kabupaten Boyolali tahun 2014 prevalensi kusta sebesar 0,24/10.000 penduduk. Namun demikian kegiatan case finding tetap dilakukan selain surveilans kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 31

f. Demam Berdarah Dengue (DBD) Angka kesakitan (IR) dan angka kematian (CFR) DBD di Kabupaten Boyolali, target IR < 50/100.000 pendudukdan CFR < 2% adalah IR DBD pada tahun 2014 sebesar 39,7/100.000 penduduk (381 kasus), tahun 2013 sebesar 29,4/100.000 penduduk (282 kasus), sedangkan CFR DBD pada tahun 2014sebesar 3,15% (12 orang) tahun 2013 sebesar 2,5% (7orang). Insident Rate dan CFR per Puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 3.16 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 32

Gambar 3.17 Pada tahun 2014 terjadi peningkatan kasus DBD maupun kasus yang meninggal. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian vektor dalam memutus mata rantai penularan DBD perlu ditingkatkan, salah satu program intervensi yang dilaksanakan dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk, PJB serta Abatisasi oleh kader, selain kegiatan fogging dalam upaya penaggulangan kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 33

Gambar 3.18 g. Malaria Kasus Malaria di Kabupaten Boyolali jarang ditemukan, laporan kasus yang ada berasal dari kasus import, penderita habis melakukan perjalanan dari luar jawa. Pada tahun 2014 dilaporkan sebanyak 7 kasus malaria, dengan angka kesakitan (Annual Parasite Incidense/API sebesar 0,01/1000 penduduk. Dari penderita yang ditemukan semua berjenis kelamin laki-laki 7 orang. 2. Penyakit Tidak Menular ( PTM ) Ruang lingkup kegiatan P2TM sebagai berikut : a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah meliputi : 1) Angina Pektoris 2) Infark Miokard Akut 3) Dekompensasio kordis 4) Hipertensi 5) Stroke Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 34

b. Penyakit Diabetus Melitus meliputi: 1) DM tergantung insulin 2) DM tidak tergantung insulin c. Penyakit Kanker meliputi : 1) Kanker hati 2) Kanker Bronkus 3) Kanker Mammae 4) Kanker Cervic d. Penyakit Kronik meliputi : 1) PPOK 2) Asma Bronkilae e. Kecelakaan Lalu Lintas Upaya pengendalian deteksi dini faktor resiko PTM dilakukan melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular/ PTM, dengan melibatkan peran aktif masyarakat untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam deteksi dini faktor resiko PTM. Data Penyakit Tidak Menular yang dilaporkan pada tahun 2014 sebanyak 45.515 kasus (2013 : 13.988 kasus ). Penyakit Tidak Menular yang dilaporkan terpilih 6 PTM yaitu Hipertensi, Diabetus Melitus, Stroke, Kanker, PPOK dan Asma Bronkiale. Jumlah kasus baru PTM terpilih sebagaimana pada diagram dibawah ini : Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 35

Gambar 3.19 Gambar 3.20 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 36

Bila dilihat dari grafik di atas, jumlah penduduk umur 18 tahun yang dilaporkan sebanyak 481.039 orang, proporsi pengukuran tekanan darah untuk laki-laki 48,59% sedangkan perempuan 51,41%. Proporsi hipertensi penduduk laki-laki sebesar 38,38% penduduk perempuan sebesar 61,62%. Cakupan pengukuran tekanan darah sebesar 35,69% (171.667 orang), cakupan hipertensi sebesar 14,61% (25.082 orang) Gambar 3.21 Bila dilihat dari grafik diatas, jumlah penduduk umur 15 tahun yang dilaporkan sebanyak 493.848 orang, proporsi pemeriksaan obesitas penduduk laki-laki 43,97% sedangkan perempuan 56,03%. Proporsi obesitas untuk penduduk laki-laki sebanyak 42,68% penduduk perempuan sebanyak 57,32%. Sedangkan cakupan pemeriksaan obesitas sebesar 7,35% (36.300 orang), cakupan obesitas sebesar 8,13% (2.952 orang). Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 37

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi ( PD3I ) Penyakit yang termasuk dalam PD3I antara lain yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak, Hepatitis B dan Polio. Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas. Pertusis adalah penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair dan batuk kering. Tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi yang mengakibatkan trismus ( rahang terkunci ), spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis. Tetanus Neonatorum adalah suatu bentuk tetanus infeksius yang berat dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir, disebabkan oleh faktor faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, kekurangan imunisasi maternal. Tahun 2014 di Kabupaten Boyolali tidak terdapat kasus diphteri, pertusis, tetanus neonatorum, polio maupun hepatitis B, namun terdapat kasus campak sebanyak 11 kasus ( 2 laki-laki dan 9 perempuan ) dengan Case Fatality Rate / CFR 0%. Terdapat penurunan kasus campak di tahun 2014, dibandingkan dengan kasus campak yang dilaporkan pada tahun 2013 yaitu 42 kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 38

140 120 100 80 60 40 20 0 Gambar 3.22 PERBANDINGAN JUMLAH KASUS CAMPAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 70 122 2011 2012 2013 2014 42 11 Adapun kasus campak di Kabupaten Boyolali dilaporkan oleh Puskesmas Ampel II, Boyolali I, Teras, Sawit II dan Ngemplak. Kasus campak terbanyak dilaporkan oleh Puskesmas Teras yaitu 4 kasus. C. STATUS GIZI MASYARAKAT 1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR ) Bayi berat lahir rendah merupakan kondisi bayi dengan komplikasi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Data BBLR tahun 2014 Kabupaten Boyolali, di laporkan jumlah BBLR sebanyak 241 kasus atau 1,7% dari total 14.378 bayi lahir yang di timbang. Tahun 2013 dilaporkan 226 kasus atau 1,54% dari total 14.689 bayi lahir yang ditimbang. Dari data diatas maka terdapat kenaikan kasus BBLR pada tahun 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 39

Gambar 3.23 PERSENTASE KASUS BBLR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 2,50% 2,00% 1,50% 1,80% 1,96% 1,54% 1,70% 1,00% 0,50% 0,00% 2011 2012 2013 2014 Persentase BBLR terbanyak di laporkan oleh Puskesmas Ampel II yaitu sebesar 6,4% atau 26 kasus, dan tidak di dapatkan laporan kasus BBLR di Puskesmas Ampel I, Boyolali I, Boyolali II, Teras, Sawit II,Sambi II, Simo, Wonosegoro II dan Juwangi. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 40

Gambar 3.24 PERSENTASE KASUS BBLR DI PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 KABUPATEN 1,70 AMPEL II ANDONG KLEGO I SELO BOYOLALI III BANYUDONO II CEPOGO NOGOSARI MUSUK II KARANGGEDE SAMBI I MUSUK I WONOSEGORO I SAWIT I BANYUDONO I MOJOSONGO KLEGO II KEMUSU I KEMUSU II NGEMPLAK JUWANGI WONOSEGORO II SIMO SAMBI II SAWITII TERAS BOYOLALI II BOYOLALI I AMPEL I 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,80 4,50 4,20 3,80 3,60 3,20 3,00 2,60 2,60 2,40 2,40 2,40 2,20 2,20 2,00 1,80 1,50 1,30 6,40 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 2. Persentase Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM/D) Tahun 2014, dilaporkan sejumlah 526 (0,9%) balita dengan berat badan di bawah garis merah dari 60.480 balita yang ditimbang. dilaporkan sebesar 1.005 kasus balita gizi kurang atau 5,45%. Kasus yang paling banyak terdapat di Puskesmas Boyolali II yaitu sebesar 3,3% atau 44 kasus. 3. Balita dengan Gizi Buruk Dengan dasar penghitungan Berat Badan dibanding Umur ( BB/U ) tahun 2014, ditemukan balita mengalami gizi buruk 23 kasus. Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 41

2013 di laporkan 17 kasus balita gizi buruk. Sehingga pada tahun 2014 terjadi kenaikan kasus balita gizi buruk. Penemuan balita gizi buruk terbanyak di laporkan oleh Puskesmas Ampel II dan Nogosari yaitu sebanyak 3 kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 42

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Upaya kesehatan yang dilaksanakan terdiri dari 2 unsur utama yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) dan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ). Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya Kesehatan Masyarakat mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan zat adiktif dan bahan berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya Kesehatan Perorangan mencakup upaya upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 43

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan kesehatan secara holistik dari sejak hamil sampai dengan melahirkan, mendapat perhatian prioritas guna mencetak bayi yang sehat pula. a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Standar pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan guna menjamin perlindungan terhadap ibu hamil, untuk mendeteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Terdapat indikator cakupan K1 sebagai pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dan K4 untuk jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali. Target SPM 2015 untuk K4 adalah 95%. Cakupan K4 di Kabupaten Boyolali tahun 2014 di laporkan sebesar 94,3%. Terjadi kenaikan 1.84 % dari Tahun 2013 92,40%. Meskipun terdapat kenaikan cakupan K4 di tahun 2014. Gambar 4.1 CAKUPAN K4 IBU HAMIL DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 95,00% 94,00% 93,00% 92,00% 91,00% 90,00% 89,00% 88,00% 94,30% 92,46% 90,38% 2012 2013 2014 Cakupan K4 tertinggi tahun 2014, dilaporkan oleh Puskesmas Selo yaitu 104% dan cakupan terendah adalah Puskesmas Musuk 2 sebesar 76%. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 44

Gambar 4.2 CAKUPAN K4 PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 KABUPATEN KEMUSU I MOJOSONGO BANYUDONO I SAMBI II BOYOLALI III KARANGGEDE SELO NGEMPLAK BOYOLALI II NOGOSARI BOYOLALI I KEMUSU II KLEGO II SAWIT II AMPEL I WONOSEGORO II SAWIT I CEPOGO ANDONG AMPEL II MUSUK I SAMBI I KLEGO I SIMO MUSUK II WONOSEGORO I BANYUDONO II TERAS JUWANGI 76,10 92,46 96,80 96,00 91,60 101,70 98,10 93,10 104,00 89,80 92,70 91,10 96,90 89,00 90,10 91,50 96,90 102,20 96,10 98,50 100,00 92,60 100,00 96,60 94,70 90,10 86,50 91,60 94,60 85,20 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 b. Pelayanan Ibu Nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu hamil mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas, diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak minimal 3 kali. Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Boyolali tahun 2014 sebesar 97,70% dari 15.114 ibu nifas, lebih tinggi 6,88% dibanding tahun 2013 dengan capaian cakupan 90,82%. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 45

100,00% 95,00% Gambar 4.3 CAKUPAN PELAYANAN NIFAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 97,70% 90,00% 85,00% 88,75% 90,82% 80,00% 2012 2013 2014 c. Ibu Hamil Mendapat Fe Program penanggulangan anemia gizi besi pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet besi (Fe) kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Cakupan pemberian tablet besi (Fe) dapat dihitung berdasarkan cakupan pemberian tablet besi pertama (Fe1) adalah ibu hamil pada masa tri mester I (pertama) yang sudah mendapatkan paling sedikit 30 tablet besi (Fe) dan tablet besi ke-3 (Fe3) adalah ibu hamil sampai dengan tri mester III (ketiga) yang sudah mendapatkan paling sedikit 90 tablet besi (Fe). NO INDIKATOR Tabel 4.1 TAHUN 2012 2013 2014 Dibandingkan Dgn Thn Sebelumnya 1 Fe 1 ( 30 ) 90,96 94,51 101,99 ( 7,48%) 2 Fe 3 ( 90 ) 85,88 90,29 94,56 ( 3,25%) Pada tahun 2014 cakupan pemberian tablet besi pertama (Fe1) dibandingkan tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 7,48 %. Dari 29 puskesmas terdapat 23 puskesmas yang mempunyai cakupan Fe-1 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 46

lebih dari 95 %, 6 Puskesmas dibawah target, adapun cakupan paling rendah di Puskesmas Sawit II (85,0%). Gambar 4.4 Grafik Cakupan Pemberian Tablet Besi Pertama (Fe-1) KAB. SAWIT II MUSUK II TERAS NOGOSARI SIMO NGEMPLAK BOYOLALI II KEMUSU II WONOSEGORO I KLEGO I SAWIT I MOJOSONGO KEMUSU I BOYOLALI I AMPEL II SAMBI II BOYOLALI III AMPEL I BANYUDONO I MUSUK I SAMBI I ANDONG BANYUDONO II WONOSEGORO II KLEGO II SELO CEPOGO KARANGGEDE JUWANGI 101,99000 85 85 87 88 90 93 97 100 102 102 102 103 104 104 104 105 105 105 106 106 108 109 109 110 110 110 111 113 125 Target pemberian tablet besi 90 tablet ( Fe 3) selama kehamilan sebesar 95% hasil cakupan pemberian tablet besi ke-3 (Fe-3) pada tahun 2014 sebesar 94,56% seperti terlihat pada tabel di bawah ini, yang masih dibawah target ada 9 Puskesmas (Teras, Musuk II, Juwangi, Wonosegoro I, Boyolali II, Kemusu II, Klego I, Sawit II dan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 47

Nogosari) capaian terendah pada Puskesmas Nogosari (54%), serta 16 Puskesmas sudah di atas target. Gambar 4.5 Grafik Cakupan Pemberian Tablet Besi Ke-3 (Fe-3) Kab. NOGOSARI TERAS MUSUK II JUWANGI WONOSEGORO I BOYOLALI II KEMUSU II KLEGO I SAWIT II ANDONG SIMO BANYUDONO I MUSUK I BANYUDONO II AMPEL II SAWIT I NGEMPLAK SAMBI II KEMUSU I MOJOSONGO BOYOLALI I KARANGGEDE AMPEL I KLEGO II BOYOLALI III CEPOGO WONOSEGORO II SAMBI I SELO 54 76 80 94,56000 90 91 92 94 94 94 95 95 95 95 97 97 98 100 100 101 101 101 102 102 104 104 104 107 108 110 Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 48

2. Pelayanan Kesehatan Bayi Indikator kesehatan bayi meliputi kunjungan neonatal, kunjungan bayi dan neonatal dengan komplikasi yang ditangani. a. Persentase Neonatal Resiko Tinggi( Resti) Komplikasi Ditangani Neonatal komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian, dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Cakupan neonatal resiko tinggi yang ditangani tahun 2014 sebesar 71,80% dari 1.529 perkiraan jumlah neonatal resti. Cakupan ini lebih rendah 19.4 % dibanding tahun 2013 sebesar 91,20%. 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% Gambar 4.6 CAKUPAN NEONATAL RESTI DITANGANI DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 91,20% 87,91% 71,80% 0,00% 2012 2013 2014 b. Cakupan Kunjungan Neonatal Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatal sedikitnya 3 kali selama periode 0-28 hari setelah lahir. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 49

Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN 3) di Kabupaten Boyolali tahun 2014 dilaporkan sebesar 96,10% naik 2,2 % dibanding tahun 2013 yang dilaporkan sebesar 93,90%. Gambar 4.7 CAKUPAN KN 3 KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 98,00% 97,00% 96,00% 95,00% 94,00% 93,00% 92,00% 97,33% 96,10% 93,90% 2012 2013 2014 c. Cakupan Kunjungan Bayi Kunjungan Bayi adalah kunjungan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan kesehatan bayi meliputi pemberian immunisasi dasar ( BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang ( SDIDTK ) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi ( meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit /MTBS, pemantauan pertmbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan ). Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Boyolali tahun 2014 dilaporkan sebesar 97,40%. Cakupan kunjungan bayi tahun 2013 dilaporkan sebesar 96,46% dan tahun 2012 sebesar 67,47%. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 50

120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Gambar 4.8 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 67,47% 96,46% 97,40% 2012 2013 2014 3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Cakupan pelayanan anak balita adalah jumlah anak balita ( usia 12-59 bulan ) yang memperoleh pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Kabupaten Boyolali tahun 2014 dilaporkan sebesar 96,33%. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita tahun 2013 dilaporkan sebesar 78,61%. 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Gambar 4.9 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 98,79% 78,61% 96,33% 2012 2013 2014 4. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 51

melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Tahun 2014, data hasil penjaringan menunjukkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 100% ( 15.507 siswa ). Tahun 2013 hasil cakupan menunjukkan 95,81%. Terdapat peningkatan cakupan penjaringan siswa SD pada tahun 2013 sebesar 4,19%. 5. Pelayanan Imunisasi a. Cakupan Desa yang Mencapai Universal Child Immunization ( UCI ) Pencapaian Universal Child Immunization ( UCI ) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi ( 0 11 bulan ). Desa UCI merupakan gambaran desa / kelurahan dengan cakupan minimal 80 % jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan menetapkan target 100 % desa / kelurahan UCI untuk setiap kabupaten / kota. Cakupan desa / kelurahan UCI di Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 mencapai 98,1 %. Terjadi kenaikan dibandingkan pada tahun 2013 yaitu 97 %. Puskesmas yang belum mencapai desa UCI antara lain Puskesmas Musuk II, Ngemplak dan Wonosegoro I. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 52

100,00% 99,00% 98,00% 97,00% 96,00% 95,00% Gambar 4.10 CAKUPAN DESA UCI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 97,80% 99,25% 97,00% 2011 2012 2013 2014 98,10% b. Cakupan Imunisasi Bayi Program imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi adalah BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak yang diberikan saat bayi berusia 9 bulan. Indikator imunisasi dasar lengkap adalah tercapainya imunisasi campak. Renstra Kabupaten Boyolali tahun 2015 untuk cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi 0-11 bulan adalah 95%. Cakupan imunisasi campak pada bayi di Kabupaten Boyolali tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 105,22%. Tahun 2013 hasil cakupan imunisasi campak pada bayi sebesar 99,68%. Terjadi kenaikan cakupan imunisasi campak pada tahun 2014 sebesar 5,54%. Puskesmas dengan cakupan immunisasi dasar lengkap bayi di bawah 95% dilaporkan oleh Puskesmas Boyolali I dan Simo. 106,00% 104,00% 102,00% 100,00% 98,00% 96,00% Gambar 4.11 CAKUPAN IMMUNISASI CAMPAK PADA BAYI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 103,70% 101,58% 99,68% 2011 2012 2013 2014 105,22% Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 53

c. Drop Out Immunisasi DPT-HB 1, Campak Drop Out ( DO ) immunisasi bayi adalah bayi yang tidak mendapatkan/berhenti imunisasi sesuai jadwal dan vaksin berikutnya.. Aksesbilitas pelayanan dilihat dari hasil cakupan imunisasi DPT -1, efektifitas program dengan melihat hasil cakupan imunisasi campak dan efisiensi program dengan melihat angka drop out antara hasil cakupan immunisasi DPT-1 dan campak. Indikator drop out di Jawa Tengah adalah 5% atau -5%. Tahun 2014 drop out Immunisasi DPT-HB 1, Campak di Kabupaten Boyolali sebesar -1,1%. Lebih tinggi dibanding tahun 2013, dimana drop out Immunisasi DPT-HB 1, Campak sebesar 0,61%. Namun demikian angka tersebut sudah memenuhi standar maksimal yang disepakati di Provinsi Jawa Tengah. Gambar 4.12 DROP OUT IMMUNISASI DPT-HB 1, CAMPAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 0,8 0,6 0,4 0,2 0-0,2-0,4-0,6-0,8-1 -1,2 0,6-0,2 2011 2012 2013 2014-0,3-1,1 d. Cakupan Immunisasi TT pada Wanita Usia Subur ( WUS ) Immunisasi TT ( Tetanus Toksoid ) bertujuan terutama untuk melindungi bayi baru lahir dari kemungkinan terkena kejang akibat infeksi pada tali pusat ( Tetanus Neonaorum ). Immunisasi ini harus diberikan melalui ibunya, karena janin belum dapat membentuk Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 54

kekebalan sendiri. Pemberian immunisasi TT dianjurkan pada pasangan yang hendak menikah atau ibu hamil. Tahun 2014, cakupan immunisasi TT pada WUS dan ibu hamil di Kabupaten Boyolali dilaporkan TT1 ( 44,4%), TT2 ( 44,3%), TT3 ( 15,4%), TT4 (9,2%), TT5 (12,44%), TT2+ (76,20% ). Tahun 2013, TT1 dilaporkan (52,10% ), TT2 ( 44,30%), TT3 (21,80%), TT4 (10,6%), TT5 (8,3%), TT2+ ( 92,54%). Gambar 4.13 CAKUPAN IMMUNISASI TT PADA WUS DAN IBU HAMIL DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 50,45 88,75 51,28 51,8 52,1 92,54 44,3 44,4 76,2 19,6 21,8 15,4 10,07 10,6 7,8 8,3 9,2 7,3 2012 2013 2014 TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 TT2+ 6. Pelayanan Kesehatan Gigi a. Rasio Tambal-Cabut Gigi Tetap Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas meliputi kegiatan pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Indikasi perhatian dari masyarakat adalah bila tumpatan gigi tetap semakin bertambah, berarti banyak masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi yang merupakan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 55

preventif sebelum gigi tetap betul-betul rusak dan harus dicabut. Sedang pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitative yang merupakan tindakan terakhir yang harus diambil oleh seorang pasien. Target program kesehatan gigi yaitu perbandingan tumpatan gigi dibandingkan pencabutan gigi tetap adalah >1. Tahun 2014 Rasio Tambal-Cabut Gigi Tetap di Kabupaten Boyolali sebesar 0,68. Menurun 0,32% di banding tahun 2013 yang dilaporkan sebesar 1,00%. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan masyarakat lebih banyak melakukan pencabutan gigi di banding tumpatan gigi tetap. 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 Gambar 4.14 RASIO TAMBAL-CABUT GIGI TETAP KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 0,60 0,77 1,00 2011 2012 2013 2014 0,68 b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah Upaya Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ) yang merupakan upaya promotif dan preventif kesehatan gigi khususnya untuk anak sekolah. Kegiatan UKGS berupa pendidikan / penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gigi pada seluruh murid untuk mendapatkan murid yang perlu perawatan gigi serta rujukan kesehatan gigi dan mulut bagi yang memerlukan. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 56

Jumlah murid SD/MI di Kabupaten Boyolali tahun 2014 yang diperiksa sebanyak 20.664 anak. Cakupan siswa SD/MI yang mendapat perawatan gigi sebesar 44,3% ( 2.738 anak ) dari 6.178 anak yang perlu perawatan gigi, artinya masih terdapat 3.440 anak atau 55,7% yang mestinya perlu perawatan, tetapi belum mendapat perawatan. Capaian tahun 2014 mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 yang dilaporkan 42,18% siswa mendapat perawatan gigi 80,00% 60,00% Gambar 4.15 CAKUPAN SISWA SD YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 68,15% 40,00% 20,00% 52,30% 42,18% 44,30% 0,00% 2011 2012 2013 2014 7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut ( Usila ) Pelayanan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kegiatan Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut yang dilakukan melalui Puskesmas adalah pendataan sasaran usia lanjut yang dilakukan paling tidak 2 kali setahun, penyuluhan kesehatan usia lanjut, pembinaan kebugaran melalui senam usia lanjut maupun rekreasi bersama, deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tahun 2014, lanjut usia di Kabupaten Boyolali yang mendapat pelayanan kesehatan 43,41% atau 56.944 dari total 131.170 lanjut usia. Pelayanan kesehatan lanjut usia tahun 2013 sebesar 68,52%. Terdapat penurunan pelayanan kesehatan pada lansia 25,11%. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 57

80,00% Gambar 4.16 PERSENTASE LANJUT USIA MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 60,00% 40,00% 20,00% 43,48% 68,52% 43,41% 0,00% 2012 2013 2014 8. Upaya Promosi Kesehatan Kesehatan sebagai hak asasi manusia merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang menjadi tanggung jawab setiap orang, keluarga dan masyarakat serta didukung oleh pemerintah. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatanmasyarakat yang setinggi tingginya sebagai investasi bagi pembanguanan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu upaya kesehatan harus ditingkatkan secara terus menerus untuk memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Promosi kesehatan merupakan upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan untuk bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri dan mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan yang diselenggarakan diantaranya melalui penyuluhan. Kegiatan penyuluhan adalah kegiatan intervensi sosial melalui proses belajar bersama yang partisipatif dengan melibatkan penggunaan komunikasi informasi pada perorangan atau kelompok untuk Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 58

membantu masyarakat agar sadar, mengerti dan bisa melakukan perubahan perilaku di bidang kesehatan. Upaya penyuluhan pada tahun 2014 dilakukan oleh petugas/tenaga kesehatan di Puskesmas. Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten mengadakan penyuluhan secara perorangan, kelompok, penyuluhan massa yang dilaksanakan pada saat pengumpulan massa seperti Car Free Day, peringatan Hari Kesehatan, pemasangan Billboard di tempat-tempat strategis, pembagian leaflet pada saat hari AIDS sedunia. 9. Pelayanan Keluarga Berencana ( KB ) a. Peserta KB Baru Peserta/Akseptor KB baru adalah Pasangan Usia Subur ( PUS ) yang pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau kelahiran. Target nasional untuk peserta KB baru sebesar 80%. Cakupan peserta KB baru tahun 2014 sebanyak 18.755 ( 10,96% ) dari jumlah PUS yang ada yaitu 171.119. Peserta KB baru tersebut sebagian besar menggunakan kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang / Non MKJP sebanyak 61,8% dan sebagian lagi menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang / MKJP sebanyak 38,2% dengan rincian sebagai berikut : MKJP : IUD (15,1%), MOP (0,1%), MOW (4%), Implant (19%) NON MKJP : suntik (55,4%), pil (4,1%), kondom (2,4%) Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 59

70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Gambar 4.17 CAKUPAN PESERTA KB BARU MKJP DAN NON MKJP KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 60,30% 62,23% 61,80% 57,1% 39,70% 37,77% 42,9% 38,20% 2011 2012 2013 2014 MKJP NON MKJP b. Peserta KB Aktif Peserta/Akseptor KB aktif adalah peserta KB Pasangan Usia Subur ( PUS ) yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara alat kontrasepsi. Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi diantara PUS Tahun 2014, cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Boyolali sebesar 80,10% dari total PUS 171.119 yang ada. Hasil ini lebih tinggi daripada tahun 2013 yang menunjukkan angka sebesar 75,76%. Gambar 4.18 CAKUPAN PESERTA KB AKTIF DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 90,00% 85,00% 85,63% 80,00% 75,00% 75,76% 80,10% 70,00% 2012 2013 2014 B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 1. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 60

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi. Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Target SPM tahun 2015 untuk cakupan penanganan ibu hamil dengan komplikasi adalah 80%. Tahun 2014, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Boyolali mencapai 121% atau 3.945 komplikasi dari seluruh perkiraan 3.260 ibu hamil dengan komplikasi. Ini artinya, capaian cakupan penanganan komplikasi kebidanan sudah di atas SPM. Tahun 2013, cakupan ini mencapai 110,87% dan tahun 2012 mencapai 99,96%. Gambar 4.19 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 150,00% 99,96% 110,87% 100,00% 121,00% 50,00% 0,00% 2012 2013 2014 2. Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani Neonatal adalah bayi berumur 0 28 hari. Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Target SPM 2015 untuk neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar 80%. Tahun 2014, cakupan neonatal dengan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 61

komplikasi yang ditangani mencapai 71,80% atau 1.529 neonatal dari seluruh perkiraan 2.130 neonatal dengan komplikasi. Ini artinya, capaian cakupan penanganan neonatal dengan komplikasi sudah di atas SPM. Tahun 2012, cakupan ini mencapai 91,20% dan tahun 2012 mencapai 87,41%. Gambar 4.21 di bawah menunjukkan kecenderungan meningkatnya penanganan neonatal dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Boyolali tahun 2012-2014. Tahun 2012-2014 mengalami penurunan. 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% Gambar 4.20 CAKUPAN NEONATAL DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2014 87,91% 91,20% 71,80% 0,00% 2012 2013 2014 3. Pelayanan Gawat Darurat Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS dan / atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Kemampuan gawat darurat yang dimaksud adalah upaya cepat dan tepat untuk segera mengatasi puncak kegawatan yaitu henti jantung dengan Resusitasi Jantung Paru Otak agar kerusakan organ yang terjadi dapat dihindarkan atau ditekan sampai minimal dengan menggunakan Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Lanjut. Sarana kesehatan yang dimaksud Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 62

dalam hal ini adalah rumah bersalin, puskesmas dan rumah sakit baik rumah sakit umum maupun khusus. Seluruh Puskesmas perawatan (14 Puskesmas) di Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 sudah memiliki kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat. Sedangkan rumah sakit yang mempunyai pelayanan gawat darurat sebanyak 11 rumah sakit (100%) dari 11 rumah sakit yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali. C. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Cakupan Rawat Jalan dan Rawat Inap Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan yang dimaksud meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan, praktek bersama dan perorangan. Sedangkan cakupan total kunjungan rawat jalan dihitung berdasarkan jumlah seluruh kunjungan baik lama maupun baru di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan total kunjungan rawat jalan di Kabupaten Boyolali sepanjang tahun 2014 tercatat sebanyak 753.179 kunjungan atau sebesar 78,1 % dari jumlah penduduk, mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya dimana jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 522.961 kunjungan (54,5 %). Kenaikan ini kemungkinan disebabkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan meningkat dengan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada baik pemerintah ataupun swasta. Di samping itu data yang berasal dari sarana kesehatan swasta sudah bisa diolah dan direkapitulasi di Dinas Kesehatan. Dalam satu tahun jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, jumlah kunjungan pasien perempuan (83,7%) lebih banyak dibandingkan kunjungan pasien laki-laki (72,4%). Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 63

Cakupan kunjungan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan total kunjungan rawat inap dihitung berdasarkan jumlah seluruh kunjungan baik lama maupun baru di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2014 jumlah total kunjungan rawat inap di wilayah Kabupaten Boyolali tercatat sebanyak 86,239 kunjungan (8,9%). 2. Kunjungan Kesehatan Jiwa Pelayanan gangguan jiwa adalah pelayanan pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Cakupan kunjungan kasus gangguan jiwa tahun 2014 di Kabupaten Boyolali sebesar 0,18%. Cakupan ini lebih rendah dari tahun 2013 yang dilaporkan sebesar 0,54%. 1,00% Gambar 4.21 CAKUPAN KUNJUNGAN KASUS GANGGUAN JIWA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011-2014 0,50% 0,66% 0,44% 0,54% 0,00% 2011 2012 2013 2014 0,18% 3. Indikator Pelayanan Rumah sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan efisisensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate / BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 64

of Stay / LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over / BTO), ratarata selang waktu pemakain tempat tidur (Turn of Interval / TOR), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate / GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam (Net Death Rate / NDR). Pada tahun 2014 di Kabupaten Boyolali diketahui indikator pelayanan kesehatan di rumah sakit menunjukkan angka BOR rata-rata sebesar 64,97% sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya (65,95%) tetapi masih berada dalam kategori angka ideal yang diharapkan (60 85%). Angka LOS sebesar 3,52 hari meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2,13 hari). Untuk angka TOI sebesar 2,06 hari sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2 hari) tetapi masih berada dalam kategori ideal (1 3 hari). Untuk angka GDR dan NDR masing-masing sebesar 2,1 dan 1,0 orang relatif hampr sama dengan tahun sebelumnya sebesar 1,7 dan 0,99 orang. 4. Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Jaminan Pemeliharaan adalah upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu. Jaminan pemeliharaan kesehatan di Kabupaten Boyolali sesuai dengan adanya Program JKN dengan melalui kepesertaan BPJS Kesehatan terdiri dari beberapa unsur yaitu PBI APBN, PBI APBD, POLRI, Pemerintah Non PNS, Swasta, Pejabat Negara, Mandiri/ PBPU, Pensiunan PNS/ TNI/POLRI/Pejabat, Veteran dan Perintis Kemerdekaan, PNS, TNI, WNA. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 65

Peserta BPJS di Kabupaten Boyolali adalah 462.349 jiwa, angka ini berdasarkan sumber data dari BPJS Kesehatan Cab. Boyolali namun tidak diperoleh data secara pilah gender di karenakan tidak ada pemilahan data secara pilah gender. PBI APBN adalah Program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya, berdasarkan pendistribusian kartu Tahun 2012 peserta Jamkesmas ( PBI APBN ) di Kabupaten Boyolali adalah 339.138 jiwa. Swasta adalah Program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial, untuk angka peserta swata adalah 29.262 jiwa. Asuransi swasta diluar kepesertaan BPJS Kesehatan tidak dapat di peroleh data karena sulitnya memperoleh data secara riil berapa banyak yang menjadi peserta Asuransi Swasta. Sedangkan peserta PBI APBD di Kabupaten Boyolali sebanyak 9.523 jiwa, peserta PBI APBD adalah penduduk miskin yang merupakan penduduk Kabupaten Boyolali yang tidak mendapatkan kepesertaan Jamkesmas dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali. POLRI sebanyak 2.983 jiwa, Pemerintah Non PNS sebanyak 95 jiwa, Pejabat Negara sebanyak 4 jiwa. Peserta Mandiri adalah masyarakat yang membayarkan iuran kepesertaan BPJS Kesehatan secara mandiri karena untuk mendapatkan pemeliharaan kesehatannya. Peserta Mandiri di Kabupaten Boyolali sebanyak 14.930 jiwa. PNS sebanyak 38.185 jiwa,dan TNI sebanyak 2.179 jiwa. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 66

Gambar 4.22 PROPORSI KEPESERTAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 MANDIRI; 1,55% BUKAN PEKERJA; 2,70% JAMKESDA, 33.70% PBI APBN; 35,19% PPU; 7,54% PBI APBD; 0,99% 5. Ketersediaan Obat Ketersediaan obat di Puskesmas untuk pelayanan primer, baik yang dibeayai oleh anggaran pusat (vaksin dan obat kesehatan ibu dan anak), maupun yang dibiayai oleh anggaran dinas kesehatan di tingkat kabupaten, kota dan propinsi dijamin oleh sistem supplai publik. Dengan sistem monitoring terpadu (LPLPO) ditingkat kabupaten dan propinsi, ketersediaan obat di Puskesmas diupayakan selalu di atas 90 % setiap waktu. Secara garis besar, ketersediaan, keterjangkauan dan supplai obat ditentukan oleh pemilihan rasional (rational selection), harga terjangkau (affordable pricing), pembiayaan yang cukup (adequate financing) dan sistem supplai yang handal (reliable supply system). Tidak semua obat yang beredar harus disediakan dalam sistem pelayanan. Penyediaan obat di unit pelayanan didasarkan pada jenis obat yang memenuhi kebutuhan pasien, yang memberikan manfaat klinik paling optimal, dengan efek samping paling minimal serta paling cost effective. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 67

Indikator yang digunakan dalam lingkup ketersediaan obat adalah ketersediaan obat itu sendiri ( stok obat), pemakaian rata-rata obat per bulan, tingkat kecukupan obat dan persentase tingkat kecukupan obat. Tingkat kecukupan obat didefinisikan sebagai jumlah satuan waktu (bulan) dimana jenis obat tertentu tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai pemakaian untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah tertentu. Ketersediaan obat di Puskesmas Kabupaten Boyolali tahun 2014 di tunjukkan pada lampiran Tabel 69. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Pemberian ASI Eksklusif Target cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2014 di Kabupaten Boyolali 70%, dari grafik cakupan pemberian ASI Eksklusif dibawah Puskesmas yang sudah mencapai target ada 10 Puskesmas dan yang masih di bawah target ada 19 Puskesmas, adapun Puskesmas dengan cakupan terendah dari 10 Puskesmas yang masih di bawah target antara lain Puskesmas Boyolali I, Nogosari, Banyudono II, Banyudono I dan Cepogo. NO INDIKATOR Tabel 4.2 Cakupan ASI Eksklusif TAHUN 2012 2013 2014 Dibandingkan Dgn Thn Sebelumnya 1 ASI Eksklusif 41,60 51,2 62 ( 10,8%) Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 68

Gambar 4.23 Grafik Cakupan Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) Eksklusif Bayi (0-6 Bulan) KAB. BOYOLALI I NOGOSARI BANYUDONO II BANYUDONO I CEPOGO SAMBI II SAWIT II SELO SAWIT I SIMO ANDONG KLEGO I SAMBI I KARANGGEDE AMPEL II MOJOSONGO WONOSEGORO II TERAS BOYOLALI III JUWANGI MUSUK I KEMUSU I NGEMPLAK WONOSEGORO I KLEGO II KEMUSU II AMPEL I MUSUK II BOYOLALI II 61,700 29,800 30,500 38,600 41,600 42,200 46,600 47,400 48,300 51,900 53,600 56,800 57,100 57,700 60,800 62,300 64,200 66,900 67,400 68,600 69,900 73,100 76,300 77,500 77,600 78,600 83,400 88,00 88,700 89,300 2. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi, Balita dan Ibu Nifas Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada anak balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila cakupannya > 90%. Bukti-bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan secara bermakna angka kesakitan dan kematian Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 69

anak, maka selain untuk mencegah kebutaan pentingnya pemberiaan vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan serta meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6 11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1 4 tahun) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan 2 kali kapsul vitamin A 200.000 SI sehinggga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Vitamin A pada bayi (umur 6-11 bulan) diberikan sekali pada bulan Februari atau Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian Kapsul vitamin A pada ibu nifas diharapkan dapat dilakukan terintregasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum mendapatkan kapsul vitamin A. NO Tabel 4.3 Cakupan Pemberian Vit. A Pada Anak Balita INDIKATOR TAHUN 2012 2013 2014 Dibandingkan Dgn Thn Sebelumnya 1 Vit A 99,62 98,79 98,30 Tetap Cakupan pemberian vitamin A di Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya tetap dan pada posisi mencapai target, tetapi masih ada 2 Puskesmas yang posisinya masih dibawah target (95%) yaitu Puskesmas Wonosegoro II dan Ampel I Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 70

dan ada 1 Puskesmas yang tak ada data/tak melaporkan yaitu Puskesmas Boyolali III. Gambar 4.24 Grafik Cakupan Pemberian Kapsul Vit. A Anak Balita (Umur 6-59 Bulan) Kab. BOYOLALI III WONOSEGORO II AMPEL I WONOSEGORO I MOJOSONGO SAMBI II KLEGO I NGEMPLAK NOGOSARI SAWIT II KARANGGEDE KEMUSU I TERAS CEPOGO JUWANGI KEMUSU II ANDONG KLEGO II SIMO SAMBI I BANYUDONO II BANYUDONO I SAWIT I BOYOLALI II BOYOLALI I MUSUK II MUSUK I AMPEL II SELO 076 098 090 095 096 097 099 099 099 099 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 3. Pemantauan Pertumbuhan Balita Salah satu upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat adalah melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG) yang sebagian kegiatannya dilaksanakan di Posyandu. Penimbangan terhadap bayi dan anak balita yang dilakukan di posyandu merupakan upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita yang diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar lain. Partisipasi Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 71

masayarakat dalam penimbangan di posyandu tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah balita yang ditimbang (D) dengan jumlah balita seluruhnya (S). Semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu maka semakin baik pula data yang dapat menggambarkan status gizi balita. Sedangkan bayi dan anak balita yang mengalami kurang dalam pertambahan berat badan (BB) pada grafik pertumbuhan dalam kartu menuju sehat ( KMS ) berada pada atau bawah garis merah (BGM). NO INDIKATOR Tabel 4.4 Hasil Penimbangan Bayi dan Anak Balita TAHUN 2012 2013 2014 Dibandingkan Dgn Thn Sebelumnya 1 D/S 85,46 82,10 82,00 Tetap 2 BGM 1,38 1,0 0,9 a. Partisipasi Masyarakat (D/S) dalam Penimbangan Anak Balita di Posyandu Partisipasi masyarakat dalam penimbangan (D/S) anak Balita di posyandu Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel diatas. Dari 29 Puskesmas yang dapat mencapai target (85%) ada 45% dan yang dibawah target 55%, serta masih ada Puskesmas yang cakupannya dibawah 80% ( 9 Puskesmas ), 3 diantaranya dibawah 70% yaitu Puskesmas Wonosegoro II, Kemusu I dan Banyudono II. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 72

Gambar 4.25 Grafik Partisipasi Masyarakat (D/S) di Posyandu KAB. WONOSEGORO II KEMUSU I BANYUDONO II NOGOSARI KEMUSU II BOYOLALI II BANYUDONO I BOYOLALI III KARANGGEDE BOYOLALI I WONOSEGORO I MUSUK II JUWANGI MOJOSONGO NGEMPLAK SAMBI I CEPOGO SELO AMPEL I MUSUK I ANDONG AMPEL II SAWIT II SAWIT I TERAS SAMBI II KLEGO II KLEGO I 55,10 82,40 64,70 69,40 73,90 74,10 77,10 78,0 78,0 79,40 81,20 81,40 81,70 82,70 82,80 84,10 84,40 84,50 84,60 85,70 85,90 86,30 86,60 87,90 88,20 89,50 90,90 91,20 91,40 b. Balita dengan Berat Badan ada di Bawah Garis Merah (BGM) pada Kartu Menuju Sehat (KMS) BGM merupakan hasil penimbangan dimana berat badan balita berada di bawah garis merah pada KMS. Dengan menggunakan KMS yang baru semua anak dengan berat badan (BB) BGM berstatus gizi buruk menurut indikator BB berdasarkan Umur pada anak balita, hal ini masih harus dilihat tinggi badannya, jika tinggi badan sesuai Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 73

umur masuk katagori normal maka keadaan ini merupakan titik waspada bagi orang tua untuk tidak terlanjur menjadi lebih buruk lagi, namun jika balita ternyata pendek maka belum tentu anak tersebut berstatus gizi buruk. Pada tahun 2014 jumlah anak dengan berat badan di bawah garis merah berkisar pada angka 1 %, dari 29 Puskesmas ada 16 Puskesmas dengan angka BGM di bawah 1%, 10 Puskesmas diatas 1%, 2 Puskesmas lebih dari 3% yaitu Puskesmas Klego I dan Boyolali II serta 1 Puskesmas tak ada data yaitu Puskesmas Sawit I. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 74

Gambar 4.26 Grafik Anak Balita Dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM/D) di Posyandu KAB. SAWIT I SIMO MOJOSONGO BOYOLALI III SAMBI I TERAS NOGOSARI KEMUSU II KEMUSU I NGEMPLAK MUSUK I AMPEL I MUSUK II WONOSEGORO I KLEGO II CEPOGO AMPEL II JUWANGI ANDONG SAWIT II SELO KARANGGEDE SAMBI II BOYOLALI I WONOSEGORO II BANYUDONO II BANYUDONO I KLEGO I BOYOLALI II - 01 00 00 00 00 00 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 02 02 02 02 02 03 03 4. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Kasus gizi buruk pada tahun 2014 sebanyak 19 anak terdiri dari 13 kasus baru kambuhan dan 6 kasus murni baru yang ditemukan pada tahun 2014 (kasus baru), sedangkan pada tahun 2012 jumlah kasus ada 16 anak (kasus baru), berdasarkan jumlah kasus terjadi kenaikan kasus sebanyak 12 kasus, jumlah kasus gizi buruk selama tahun 2014 sebanyak 32 kasus terdiri dari 13 kasus sisa tahun 2013 dan 19 kasus yang Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 75

ditemukan pada tahun 2014, semua kasus yang ada / ditemukan mendapat perawatan (100%) baik perawatan di rumah, rawat jalan maupun yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Dari hasil perawatan 32 kasus gizi buruk tersebut ; 1 (3,1%) kasus meninggal, 18 (56,3%) kasus sembuh dan 1 (3,1%) kasus lulus dari anak balita serta 12 (37,5%) sisa kasus di tahun 2014. Dari semua kasus yang ada terdapat di 14 Puskesmas, adapun nama-nama Puskesmas tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 76

Gambar 4.27 Grafik Kasus Gizi Buruk Mendapat Perawatan KAB. WONOSEGORO II WONOSEGORO I KEMUSU II KARANGGEDE SAMBI II BANYUDONO I SELO KEMUSU I ANDONG KLEGO I NGEMPLAK MUSUK I NOGOSARI AMPEL I 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 5. Pemantauan Garam Beryodium Tingkat Masyarakat Dalam rangka mengeliminir penyakit gondok sebagai akibat dari kurangnya konsumsi Yodium pada makanan sehari hari maka pemerintah mengadakan Program Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( GAKY ) dengan Universal Salt Yodin ( USY ) dengan target 90 % garam yang beredar dan di konsumsi masyarakat. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 77

Pemantauan konsumsi garam Yodium di tingkat masyarakat dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu yang ada di desa dengan cara memeriksa kandungan yodium pada garam yang dikonsumsi oleh masyarakat dengan menggunakan tester Yodium/Yodina test. Dari 29 Puskesmas ada 10 Puskesmas telah mencapai Desa USY, 2 Puskesmas 90%, 12 Puskesmas kurang dari 90% dan ada 5 Puskesmas tidak ada data/melaporkan ( Kemusu I, Simo, Nogosari, Boyolali II dan Boyolali III). Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 78

Gambar 4.28 Grafik Hasil Pemantauan Garam Beryodium Tingkat Masyarakat KAB. KEMUSU I SIMO NOGOSARI BOYOLALI III BOYOLALI II JUWANGI MUSUK II KLEGO II KEMUSU II SAMBI II MUSUK I ANDONG WONOSEGORO I TERAS KLEGO I AMPEL II BANYUDONO I AMPEL I KARANGGEDE WONOSEGORO II NGEMPLAK SAMBI I BANYUDONO II SAWIT II SAWIT I MOJOSONGO BOYOLALI I CEPOGO SELO 50,0 87,340 62,50 66,670 71,430 71,430 75,0 81,250 81,820 84,620 85,710 85,710 88,890 92,310 93,750 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 E. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penularan penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan, Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 79

kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang ditanggulangi adalah malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta, tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, asma dan kanker. Kegiatan pokok program ini meliputi pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; peningkatan imunisasi, penemuan dan tatalaksana penderita; peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah; peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); pencegahan dan pemberantasan penyakit F. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Upaya terwujudnya kondisi kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar di Kabupaten Boyolali dilakukan pembinaan, gambaran hasil pencapaian kegiatan sebagai berikut : 1. Rumah sehat (tabel 58) tahun 2014 sebesar 67,18 % naik 1,08 % jika dibanding tahun 2013 (66,10 %). Penentuan rumah sehat dilakukan melalui inspeksi sanitasi rumah dan rumah yang belum memenuhi syarat dilakukan pembinaan secara berkelanjutan, baik melalui kegiatan Klinik Sanitasi, kunjungan rumah dsb. Berdasarkan per wilayah kerja Puskesmas rumah sehat tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Boyolali I (75,37%) dan terendah di wilayah Puskesmas Juwangi (62,35%). Meningkatnya kondisi rumah yang sehat akan mengurangi faktor risiko terjadinya penularan penyakit bagi penghuninya. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 80

Gambar 4.29 Jumlah Rumah dibina dan Rumah Memenuhi Syarat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 244.465 250.000 200.000 164.228 150.000 100.000 50.000 2.733 - Jml Rumah Dibina Memenuhi Syarat 2. Akses penduduk terhadap air minum yang layak sebesar 79,87 % (tabel 59) yang berasal dari bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindung, penampungan air hujan dan jaringan perpipaan. Akses air minum layak bagi penduduk terbanyak menggunakan Sumur Gali terlindung (40,1%) dan perpipaan (37,6%). Upaya peningkatan akses terhadap air minum yang dilakukan antara lain melalui program pamsimas, pembinaan dan peningkatan kualitas sarana. Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak akan menurunkan faktor resiko penyakit berbasis lingkungan. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 81

Gambar 4.30 Proporsi Akses Penduduk Terhadap Air Minum Layak Kabupaten Boyolali, Tahun 2014 50,0 40,0 40,1 37,59 30,0 20,0 10,0 0,86 0,35 0,1 0,83 - SGL Terlindung SGL dg Pompa SGL dg Pompa MA Terlindung PAH Perpipaan 3. Pengawasan kualitas air minum bagi penyelenggara air minum dilakukan guna meningkatkan kualitas air minum agar air minum yang diproduksi penyelenggara air minum dapat memenuhi syarat kesehatan (sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum). Pengawasan dilakukan dengan inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sebanyak 111 sampel, hasil pemeriksaan laboratorium yang memenuhi syarat fisik, bakteriologi dan kimia sebesar 98,20 % (tabel 60). Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 82

Gambar 4.31 Pengawasan Kualitas Air Minum pada Penyelenggara Air Minum Kabupaten Boyolali, Tahun 2014 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 165 Penyelenggara Air Minum Sampel diperiksa 111 109 Memenuhi Syarat 4. Penduduk dengan akses terhadap sanitasi layak sebesar 88,3 % (tabel 61), upaya yang dilakukan dengan strategi peningkatan frekuensi pemicuan, wirausaha sanitasi, pemberian stimulant bahan baku bangunan jamban bagi masyarakat miskin, pemberdayaan BPSPAMS, pembinaan dsb. Gambar 4.32 Proporsi Akses penduduk Buang Air Besar di Jamban Sehat Kabupaten Boyolali, Tahun 2014 0 16,8 71,5 LA Plengsengan Cemplung Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 83

5. Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Jumlah desa yang telah dilakukan pemicuan sebanyak 267 desa (100%). Pelaksanaan STBM (5 pilar) agar tercapai Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas sudah tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Kondisi ini akan menurunkan angka penyakit diare dan penyakit yang berbasis lingkungan lainnya. Hasil telah dicapai desa stop buang air besar (SBS) sebanyak 61 desa (22,8 %) dan 2 Kecamatan SBS (tabel 62) Gambar 4.33 Desa Melaksanakan STBM Kabupaten Boyolali Tahun 2014 300 267 250 200 150 100 61 50 0 0 Desa Melaksanakan STBM Desa STBM Desa Stop BABS 6. Capaian tempat tempat umum yang memenuhi syarat hasil pemeriksaan inspeksi sanitasi yang meliputi Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan dan Hotel sebesar 88,7 % (tabel63). Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 84

SD SLTP SLTA Puskesmas RS Bintang Non Bintang Gambar 4.34 Tempat Tempat Umum Memenuhi Syarat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 800 700 600 500 400 300 200 100 0 793 707 135110 86 76 29 29 11 11 2 2 14 14 Sarana Pendidikan Sarana Kesehatan Hotel Jumlah MS 7. Tempat pengolahan makanan (TPM) yang terdaftar meliputi jasa boga, rumah makan, depot air minum dan makanan jajanan, hasil inspeksi sanitasi yang memenuhi syarat 74,73% (tabel 64) Gambar 4.35 Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat Kabupaten Boyolali Tahun 2014 250 214 200 162 150 100 50 75 63 12 52 87 79 60 55 27 24 0 Jasa Boga RM/Restoran DAM Makanan Jajanan Jumlah MS TMS Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 85

Jasa Boga RM/Restoran DAM Makanan Jajanan Jasa Boga RM/Restoran DAM Makanan Jajanan 8. TPM yang dibina meliputi jasa boga, rumah makan/restoran, depot air minum, dan makanan jajanan sebanyak 75,44 % dan yang dilakukan uji petik sebesar 44,12% (tabel 65) Gambar 4.36 TPM Tidak Memenuhi Syarat Dibinan dan TPM Memenuhi Syarat diuji Petik Kabupaten Boyolali Tahun 2014 60 59 50 40 30 20 10 12 27 22 11 35 39 17 0 TPM TM Dibina TPM MS Diuji Petik Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali 2014 86