Sistem Bilangan. Rudi Susanto

dokumen-dokumen yang mirip
Representasi Data. M. Subchan M

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD Maret 2018

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2-

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

Pokok Pokok Bahasan :

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

Sistem Bilangan & Kode Data

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

3/20/2013 SISTEM BILANGAN Jam 1

SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG

SISTEM BILANGAN. B. Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital, diantaranya yaitu

Bilangan Desimal bilangan yang memiliki basis 10. Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Bilangan Biner bilanganyang memilikibasis

Review Kuliah Sebelumnya

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL

SISTEM BILANGAN DIGITAL

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA

Dalam konvensi tersebut dijumpai bahwa suatu bilangan yang tidak disertai indeks berarti bilangan tersebut dinyatakan dalam desimal atau basis-10.

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI

II. Sistem Bilangan Outline : 31/10/2008. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

Sistem Bilangan dan Konversinya. Oleh : Agus Pribadi

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE

Pertemuan 2. sistem bilangan

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Hanif Fakhrurroja, MT

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

Sistem-Sistem Bilangan Sistem-Sistem Bilangan secara matematis: Contoh-2: desimal: biner (radiks=2, digit={0, 1}) Bilangan. Nilai

Sistem DIGITAL. Eka Maulana., ST, MT, M.Eng

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

SISTEM BILANGAN (NUMBER SYSTEM)

MAKALAH KONVERSI BILANGAN

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN

Materi #13. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

Hanif Fakhrurroja, MT

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN

DASAR SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN DAN SANDI

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL II ARITMATIKA BINER

Definisi Bilangan Biner, Desimal, Oktal, Heksadesimal

PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN

ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL

Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal

SILABUS MATA KULIAH MICROPROCESSOR I Nama Dosen: Yulius C. Wahyu Kurniawan, S.Kom.

MAKALAH. Mata Kuliah. Arsitektur dan Organisasi Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Sistem Bilangan. Desimal Biner Oktal Heksadesimal

Sasaran Pertemuan 2 PERTEMUAN 2 SISTEM BILANGAN

MATERI 2 SISTEM BILANGAN DAN REPRESENTASI DATA

SISTEM BILANGAN I. DEFINISI. II. Teori Bilangan

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN

BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.

PERANGKAT PEMBELAJARAN

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi).

MODUL I GERBANG LOGIKA

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A

SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal

DIKTAT SISTEM DIGITAL

Representasi Data Digital (Bagian 1)

PERCOBAAN 11. CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA

2. Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika 2.1. Data Analog Digital

SISTEM BILANGAN. TEKNIK DIGITAL Pertemuan 1 Oleh YUS NATALI, ST., MT. AkademiTelkom Jakarta 2011

Komputer yang dipakai saat ini adalah sebuah pemroses data. Fungsinya sangat sederhana Untuk memproses data, kemudian hasil prosesnya diselesaikan

FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

KONVERSI BILANGAN. Bilangan oktal adalah bilangan berbasis 8, yang menggunakan angka 0 sampai 7. Contoh penulisan : 17 8.

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

77 = (bilangan biner).

Definisi Gerbang Logika

BAB II Sistem Kode Dalam Bilangan Biner

TEKNIK DIGITAL Pertemuan 1 Oleh YUS NATALI, ST., MT Akademi Telkom Jakarta

Dr. novrina

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

Transkripsi:

Sistem Bilangan Rudi Susanto 1

Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal Sistem bilangan desimal merupakan sistem bilangan yang paling familier dengan kita karena berbagai kemudahannya yang kita pergunakan sehari hari. 2

Sistem Bilangan Secara matematis sistem bilangan bisa ditulis seperti contoh di bawah ini: 1 1 0 1 2 1 : Nilai,,,,,,, : Bilangan n n i i i r n n n r r d D d d d d d d D 3

Contoh: Bilangan desimal: 5185.68 10 = 5x10 3 + 1x10 2 + 8x10 1 + 5x10 0 + 6 x 10-1 + 8 x 10-2 = 5x1000 + 1x100 + 8x10 + 5 x 1 + 6x0.1 + 8x0.01 Bilangan biner (radiks=2, digit={0, 1}) 10011 2 = 1 16 + 0 8 + 0 4 + 1 2 + 1 1 = 19 10 MSB LSB 101.001 2 = 1x4 + 0x2 + 1x1 + 0x.5 + 0x.25 + 1x.125 = 5.125 10 4

Sistem Radiks Himpunan/elemen Digit Contoh Desimal r=10 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} 255 10 Biner r=2 {0,1} 11111111 2 Oktal r= 8 {0,1,2,3,4,5,6,7} 377 8 Heksadesimal r=16 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A, B, C, D, E, F} FF 16 Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Heksa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F Biner 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 5

Konversi Radiks-r ke desimal Rumus konversi radiks-r ke desimal: D n 1 i n Contoh: 1101 2 = 1 2 3 + 1 2 2 + 0 2 1 + 1 2 0 = 8 + 4 + 1 = 13 10 572 8 = 5 8 2 + 7 8 1 + 2 8 0 = 320 + 56 + 2 = 378 10 2A 16 = 2 16 1 + 10 16 0 r d i r i = 32 + 10 = 42 10 6

Konversi Bilangan Desimal ke Biner Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan Biner: Gunakan pembagian dgn 2 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB). 7

Contoh: Konersi 179 10 ke biner: 179 / 2 = 89 sisa 1 (LSB) / 2 = 44 sisa 1 / 2 = 22 sisa 0 / 2 = 11 sisa 0 / 2 = 5 sisa 1 / 2 = 2 sisa 1 / 2 = 1 sisa 0 / 2 = 0 sisa 1 (MSB) 179 10 = 10110011 2 MSB LSB 8

Konversikan ke biner 1. 100 2. 64 3. 59 4. 25 9

Konversi Bilangan Desimal ke Oktal Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan oktal: Gunakan pembagian dgn 8 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB). 10

Contoh: Konversi 179 10 ke oktal: 179 / 8 = 22 sisa 3 (LSB) / 8 = 2 sisa 6 / 8 = 0 sisa 2 (MSB) 179 10 = 263 8 MSB LSB 11

Konversi Bilangan Desimal ke Hexadesimal Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan hexadesimal: Gunakan pembagian dgn 16 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB). 12

Contoh: Konversi 179 10 ke hexadesimal: 179 / 16 = 11 sisa 3 (LSB) / 16 = 0 sisa 11 (dalam bilangan hexadesimal berarti B )MSB 179 10 = B3 16 MSB LSB 13

14

Konversi Bilangan Biner ke Oktal Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan oktal, lakukan pengelompokan 3 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB 15

Biner Oktal 000 0 001 1 010 2 011 3 100 4 101 5 110 6 111 7 16

Contoh: Konversikan 10110011 2 ke bilangan oktal Jawab : 10 110 011 2 6 3 Jadi 10110011 2 = 263 8 17

Konversi Bilangan Oktal ke Biner Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Oktal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan oktal ke 3 digit bilangan biner 18

Contoh : Konversikan 263 8 ke bilangan biner. Jawab: 2 6 3 010 110 011 Jadi 263 8 = 010110011 2 Karena 0 didepan tidak ada artinya kita bisa menuliskan 10110011 2 19

Konversi Bilangan Biner ke Hexadesimal Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan hexadesimal, lakukan pengelompokan 4 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB 20

Biner Heksa 0000 0 1000 8 0001 1 1001 9 0010 2 1010 A 0011 3 1011 B 0100 4 1100 C 0101 5 1101 D 0110 6 1110 E 0111 7 1111 F 21

Contoh: konversikan 10110011 2 ke bilangan heksadesimal Jawab : 1011 0011 B 3 Jadi 10110011 2 = B3 16 22

Konversi Bilangan Hexadesimal ke Biner Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Hexadesimal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan Hexadesimal ke 4 digit bilangan biner 23

Contoh : Konversikan B3 16 ke bilangan biner. Jawab: B 3 1011 0011 Jadi B3 16 = 10110011 2 24

Format Basis Bilangan Suatu bilangan yang dinyatakan dalam basis k ditulis dalam bentuk jumlah dari perkalian koefisien dengan k dipangkatkan derajad koefisien tersebut Derajat koefisien dihitung mulai dari 0 naik ke kiri untuk bilangan bulat, dan dihitung mulai -1 menurun ke kanan untuk pecahan 25

Format Basis Bilangan (a n a n-1 a n-2 a 1 a 0, a -1 a -2 a -m ) k Nilainya adalah: (a n.k n +a n-1.k n-1 +a n-2.k n-2 + + a 1.k 1 +a 0.k 0 + a - 1.k -1 +a -2.k -2 + +a -m.k -m 26

Contoh (502,31) 8 ------------------> n = 2 ; m = 2 5.8 2 +0.8 1 +2.8 0 +3.8-1 +1.8-2 320 + 0 + 2 + 0,375 + 0,015625 322,39 10 27

Berapa? (1AB2,8) 16 (1AB2,8) 16 ------------------> n = 3 ; m = 1 1.16 3 +10.16 2 +11.16 1 +2.16 0 +8.16-1 4096 + 2560 + 176 + 2 + 0,5 6834,5 28

Berapa? (1011,01) 2 (1011,01) 2 ------------------> n = 3 ; m = 2 1.2 3 +0.2 2 +1.2 1 +1.2 0 +0.2-1 + 1.2-2 8 + 0 + 2 + 1 + 0 + 0,25 11,25 29

Konversi Bilangan Bulat Bilangan bulat : dilakukan pembagian dengan basis bilangan k secara berulang sampai hasilnya 0. Sisa hasil setiap pembagian menjadi koefisien bilangan baru dengan Least Significant Bit (LSB) sebagai nilai terkecil dan Most Significant Bit sebagai nilai terbesar 30

Contoh Mengubah 45 10 ke biner 45/2 = 22 sisa 1 ---------a 0 = 1 LSB 22/2 = 11 sisa 0 ---------a 1 =0 11/2 = 5 sisa 1 --------- a 2 =1 5/2 = 2 sisa 1 ----------- a 3 =1 2/2 = 1 sisa 0 -----------a 4 =0 1/2 = 0 sisa 1 -----------a 5 =1 MSB Jadi 45 10 = 101101 2 31

Konversi Bilangan Pecahan Pecahan : dilakukan perkalian dengan basis bilangan k, hasilnya dipisahkan dalam bentuk integer dan pecahan. Bagian Pecahan dikalikan berulang dengan basis bilangan k sampai bagian pecahan menjadi 0,00 atau yang disepakati sebagai batas. Bagian integer menjadi koefisien dengan bagian pertama sebagai MSB dan yang terakhir sebagai LSB 32

Contoh Mengubah 0,432 10 ke basis 4 dengan 4 angka dibelakang koma 0,432 x 4 = 1,728 ------------ a -1 = 1 (MSB) 0,728 x 4 = 2,912 ------------ a -2 = 2 0,912 x 4 = 3,648 ------------ a -3 = 3 0,648 x 4 = 2,592 ------------ a -4 = 2 (LSB) Jadi 0,432 10 = 0,1232 4 33

Berapa? (167,28) 10 =... 8 167/8 = 20 sisa 7 --- a 0 = 7 LSB 20/8 = 2 sisa 4 --- a 1 = 4 2/8 = 0 sisa 2 --- a 2 = 2 MSB 0,28 x 8 = 2,24 --- a -1 = 2 MSB 0,24 x 8 = 1,92 --- a -2 = 1 0,92 x 8 = 7,96 --- a -3 = 7 LSB 247,217 8 34

Oktal <->Biner <-> Heksa Untuk integer : Kelompokkan dari kanan ke kiri sebanyak 3 angka untuk oktal dan sebanyak 4 angka untuk heksa. Kelompok paling kiri boleh kurang dari 3 (oktal) / 4 (heksa) Untuk Pecahan : Kelompokkan dari kiri ke kanan sebanyak 3 angka untuk oktal dan sebanyak 4 angka untuk heksa. Jika kelompok paling kanan kurang dari 3 (oktal)/4 (heksa) maka tambahkan nol dibelakangnya. 0,11 2 = 8 0,11 2 = 0,110 = 0,6 8 0,11 2 = 16 0,11 2 = 0,1100 = 0,C 16 35

FUNGSI ARITMATIKA BINER 36

Topik Penjumlahan Pengurangan Perkalian Pembagian Sistem Bilangan Lain 37

Penjumlahan Penjumlahan dasar pada kolom LSB 38

Penjumlahan Penjumlahan lanjut selain kolom LSB 39

Penjumlahan Contoh 40

Pengurangan Pengurangan dasar pada kolom LSB 41

Pengurangan Pengurangan lanjut selain kolom LSB 42

Pengurangan Contoh 43

Perkalian Perkalian biner pada dasarnya sama dengan perkalian desimal, nilai yang dihasilkan hanya 0 dan 1 Bergeser satu ke kanan setiap dikalikan 1 bit pengali Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, lakukan penjumlahan masing-masing kolom bit hasil 44

Pembagian Pembagian biner pada dasarnya sama dengan pembagian desimal, nilai yang dihasilkan hanya 0 dan 1 Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari sebelah kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit nilainya masih di bawah nilai pembagi, maka hasil bagi = 0. 45

Sistem Bilangan Lain Untuk operasi aritmatika selain bilangan biner bisa dilakukan dengan cara/acuan yang sama dengan bilangan biner. Atau bisa juga dikonversikan dulu ke bilangan biner, baru dioperasikan secara biner 46

Kerjakan! 1. Jumlahkanlah bilangan biner 01010111 dan 00110101! Jawab : 1 1 1 1 1 1 Bit-bit carry 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 + 1 0 0 0 1 1 0 0 2. Pecahkanlah pengurangan-pengurang berikut ini, dan lakukan juga pengurangan dalam bilangan biner! (a) 27 10 (b) 9 4 Jawab : 27 10 = 17 9 4 = 5 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 17 0 0 0 0 0 1 0 1 5 47

Kerjakan! 3. Kalikan bilangan biner berikut 101 x 11 =. (2) Jawab: 101 11 ----- x 101 101 ------- + 3. Lakukan operasi pembangian bilangan biner berikut 11001 : 101 Jawab: 48

Kode Bilangan 49

Kode Bilangan BCD, panjang 4 bit dengan bobot tiap bilangan biner penyusun adalah 8,4,2,1 Excess-3, panjang 4 bit dengan menambah desimal dengan 3 (0 3, 1 4) dll 50

Tabel Kode Bilangan Desimal BCD Excess-3 0 0000 0011 1 0001 0100 2 0010 0101 3 0011 0110 4 0100 0111 5 0101 1000 6 0110 1001 7 0111 1010 8 1000 1011 9 1001 1100 51

Contoh 24 dalam BCD : 0010 0100 24 dalam Excess-3 : 0101 0111 52

Kode ASCII American Standart Code for Information Interchange Kode komputer untuk bilangan, simbol, dan huruf Terdiri dari 8 bit sehingga memiliki 256 karakter 53

Contoh kode ascii Karakter ASCII Karakter ASCII 0 0011 000 < 0011 0010 1 0011 0001 = 0011 0011 A 0100 0001 a 0110 0001 54

D3 TKJ STMIK DUTA BANGSA? 55

EWB dan Gerbang Logika 56

Brief Gerbang Logika Harga peubah (variabel) logika, pada dasarnya hanya dua, yaitu benar (true) atau salah (false). Dalam persamaan logika, umumnya simbol 1 dipakai untukmenyatakan benar dan simbol 0 dipakai untuk untuk menyatakan salah. Dengan memakai simbol ini, maka keadaan suatu logika hanya mempunyai dua kemungkinan, 1 dan 0. Kalau tidak 1, maka keadaan itu harus 0 dan kalau tidak 0 makakeadaan itu harus 1. 57

GERBANG NOT/INVERTER Operasi NOT : Jika Input A HIGH, maka output X akan LOW Jika Input A LOW,mak aoutput X akan HIGH 58

GERBANG OR Operasi OR : Jika Input A OR B atau keduanya HIGH, maka output X akan HIGH Jika Input A dan B keduanya LOW maka output X akan LOW 59

CARA KERJA GERBANG OR 60

GERBANG AND Operasi AND: Jika Input A AND B keduanya HIGH, maka output X akan HIGH Jika Input A atau B salah satu atau keduanya LOW maka output X Akan LOW 61

CARA KERJA GERBANG AND 62

Dasar EWB Sources Gates Diodes VCC : nilai 1 and nand LED Ground : nilai 0 or nor not 63

Pengujian Rangkaian Sederhana 64

MEMBUAT RANGKAIAN DIGITAL Langkah-langkah : 1. Diskripsikan permasalah manjadi sistem digital 2. Buatlah table kebenaranya 3. Tentukan Persamaan Aljabarnya 4. Buat rangkaian logikanya 5. Buat rangkaian elektronikanya mengunakan simulasi electronic workbench 65

Contoh Penerapan Ada Tungku A dan tungku B, jika ada salah satu tungku tersebut terlalu panas maka alarm akan berbunyi. 66

Diskripsi menjadi sistem digital 67

Tabel kebenaran Bentuk ekspresi aljabar boolenya X=A+B adalah sebuah gerbang OR 68

Rangkaian 69

CONTOH Kasus: Suatu Bank HAFINA menerapkan sistem keamanan untuk membuka brangkas penyimpan uang dengan sistem tiga kunci. Pintu brangkas dapat dibuka jika paling sedikit ada dua orang yang memasukkan kunci. Kunci dipegang oleh tiga orang yaitu Kepala Bank (A), Manager Keuangan (B) dan Manager Perkreditan (C). Pintu brangkas tidak akan terbuka jika hanya satu orang yang memasukkan kunci. Dengan menerapkan sistem digital maka perancangan dapat kita diskripsikan sbb: 1. Ada tiga masukan (A, B, C) 2. Kunci masuk = "1", kunci tdk masuk = "0" 3. Pintu brangkas membuka = "1", pintu brangkas tertutup = "0" 70

Tabel kebenaran 71

Persamaan Aljabar Cara penyederhanaan mengunakan K Map, aljabar boolean, gambar dll Baris warna kuning menunjukkan bahwa paling tidak ada 2 orang yang mambawa kunci dan memasukkannya sehingga pintu brangkas terbuka (F=1), Kaidah penyelesaian logika yang kita pakai adalah, kita fokus pada baris yang manghasilkan output F=1, yaitu jika untuk masukan A, B, C yang kondisinya adalah: 72

Rangkaian logika 73

Rangkaian elektronika digital 74

Terima Kasih 75