MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

dokumen-dokumen yang mirip
Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

RANK MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

Aljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Aljabar Linear Elementer

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal MODUL FAKTOR YANG DIBENTUK DARI SUBMODUL Z 2. Ari Wardayani

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

BAB 5 RUANG VEKTOR A. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

Bab 2 Daerah Euclid. 2.1 Struktur Daerah Euclid

Aljabar Linier Elementer

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

SIFAT GELANGGANG NOETHERIAN DAN GELANGGANG PERLUASANNYA. ABSTRAK Suatu gelanggang R disebut gelanggang Noetherian jika memenuhi sifat :

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Pertama, daftarkan kedua himpunan vektor: himpunan yang merentang diikuti dengan himpunan yang bergantung linear, perhatikan:

STRUKTUR ALJABAR: RING

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

Teorema Jacobson Density

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

MODUL INJEKTIF. Diajukan sebagai syarat mengikuti sidang Sarjana Matematika Program Studi Matematika Institut Teknologi Bandung TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

SUBRUANG VEKTOR. Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Aljabar Linier. Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.Pd

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF TAHUN ANGGARAN 2017 KARAKTERISASI MODUL TIDAK TERDEKOMPOSISI ATAS DAERAH DEDEKIND

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

Modul Perkalian. Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 55281

SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN MODUL TERBANGKIT MODUL-R DAN TERBANGKIT MODUL-R [ S

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

MODUL FAKTOR DARI MODUL ENDOMORFISMA PADA HIMPUNAN BILANGAN BULAT ATAS GAUSSIAN INTEGER

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

Ruang Vektor. Kartika Firdausy UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Ruang Vektor. Syarat agar V disebut sebagai ruang vektor. Aljabar Linear dan Matriks 1

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

CHAPTER 6. Ruang Hasil Kali Dalam

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

II. LANDASAN TEORI ( ) =

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

1 SISTEM BILANGAN REAL

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

PROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT. Skripsi

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran Dan Terapannya

Chapter 5 GENERAL VECTOR SPACE 5.1. REAL VECTOR SPACES 5.2. SUB SPACES

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK UNTUK MENGATASI KESULITAN MAHASISWA DALAM MEMAHAMI DEFINISI DAN TEOREMA PADA STRUKTUR ALJABAR LANJUT 1

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

Syarat Perlu Suatu Modul Merupakan Modul Distributif Lemah dan Ring Endomorfisma dari Modul Distributif Lemah

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

Transkripsi:

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS MODULES AND BASES OF FREE MODULES Dian Mardiani Pendidikan Matematika, STKIP Garut Garut, Indonesia Alfid51@yahoo.com Abstrak Penelitian ini membahas beberapa sifat bagi modul. Modul merupakan perluasan dari ruang vektor. Sebarang ruang vektor atas lapangan, dapat dipandang sebagai modul atas gelanggang. Tetapi tidak semua sifat di ruang vektor dapat berlaku pada modul. Kontribusi utama yang dihasilkan penelitian ini adalah kajian pustaka tentang beberapa pengertian dan sifat pada modul. Dapat disimpulkan bahwa setiap ruang vektor adalah modul, tetapi tidak setiap modul adalah ruang vektor. Modul atas gelanggang yang bukan lapangan bukanlah ruang vektor. Berdasarkan keujudan basis, modul dikategorikan ke dalam modul bebas dan modul tak bebas. Kata Kunci: modul, modul bebas, ruang vektor. Abstract This project studies about properties of modules. Modules is an extension of a vector space. A vector space is a module over a field. Many of the basic concepts that we defined for vector spaces can also be defined for modules. The main contribution is studies about definition and properties of modules. These include every vector space is modules, but many of modules is vector space. Modules over ring is not vector space, because ring is not a field. There are free modules and not free modules. If the modules has basic, it is free modules. Keyword: modules, free modules, vector space. I. PENDAHULUAN Modul merupakan perluasan dari ruang vektor. Sebarang ruang vektor V atas lapangan F, dapat dipandang sebagai modul atas gelanggang F. Tetapi tidak semua sifat di ruang vektor dapat berlaku pada modul. Pada pengkajian ruang vektor, ada pengertian subruang. Di ruang vektor suatu subruang, B dikatakan suatu basis bagi ruang vektor V jika B bebas linier di V dan membangun V. Setiap ruang vektor yang tak kosong selalu memiliki basis. Ternyata pada modul, sifat ini juga berlaku. Ada beberapa sifat ruang vektor yang berlaku pada modul, Proyek ini bertujuan untuk mengkaji apakah pengertian dan sifat sekitar modul? Ini merupakan penelitian kajian pustaka. Pada Bab II akan dituliskan beberapa sifat dasar gelanggang dan daerah ideal utama. Hasil penelitian akan dipaparkan di Bab III. Bab III merupakan inti dari proyek ini. Pada bab ini akan diketengahkan beberapa pengertian dan sifat sekitar modul. Pada Bab IV akan dituliskan kesimpulan tentang pengertian dan sifat sekitar modul dan keujudan basis dalam modul bebas. Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016 195

II. KAJIAN TEORI Tulisan ini merupakan suatu kajian pustaka. Diawali dengan mengkaji definisi dan sifat-sifat gelanggang. Pada bab ini akan dipaparkan pengertian gelanggang, lapangan, daerah integral, dan daerah ideal utama. Pengertian gelanggang sangat penting dituliskan pada bab ini karena modul tumpuannya merupakan gelanggang.lebih khusus ada modul yang tumpuannya merupakan gelanggang yang merupakan daerah ideal utama. Dapat dilihat bahwa setiap daerah ideal utama adalah daerah integral, tetapi tidak setiap daerah integral merupakan daerah ideal utama. Pembahasan tentang ideal dapat ditemukan dalam Arifin [1]. Definisi 2.1 Misalkan suatu himpunan tak kosong dan serta adalah operasi di. ( ) dan ( ) yang berturut-turut disebut operasi tambah dan operasi kali. Sistem matematika ( ) disebut gelanggang jika memenuhi aksioma-aksioma berikut: A. Sistem matematika ( ) membentuk grup abel, yaitu: 1. untuk setiap berlaku ( ) ( ) 2. terdapat unsur identitas yang bersifat untuk setiap 3. untuk setiap, terdapat sehingga 4. untuk setiap. B. Sistem matematika ( ) membentuk monoid, yaitu: 1. untuk setiap berlaku ( ) ( ) 2. terdapat unsur identitas sehingga untuk setiap C. Sistem matematika( ) bersifat distributif, untuk setiap berlaku ( ) dan ( ) Dalam pembicaraan selanjutnya gelanggang ( ) dinotasikan dengan Unsur dalam definisi diatas disebut unsur nol dan diberi notasi. Kemudian unsur balikan dari disebut negatif dari dan dinotasikan dengan Unsur identitas terhadap operasi kali yaitu pada definisi di atas disebut unsur kesatuan dan diberi notasi angka [2]. Definisi 2.2 Misalkan suatu sistem matematika dengan operasi tambah dan kali. Sistem disebut gelanggang komutatif jika gelanggang dan untuk setiap berlaku. Sistem bilangan real dan sistem bilangan bulat merupakan gelanggang komutatif. Definisi 2.3 Misalkan suatu sistem matematika dengan operasi tambah dan kali. Sistem disebut lapangan jika membentuk gelanggang komutatif dan setiap unsur tak nolnya merupakan unit, yaitu untuk setiap dengan terdapat sehingga. Sistem bilangan real merupakan lapangan.tetapi sistem bilangan bulat bukan lapangan, karena ada unsur tak nol di yaitu 2 yang bukan unit. 196 Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016

Definisi 2.4 Suatu sistem matematika( ) disebut daerah integral jika membentuk gelanggang komutatif dan untuk setiap berlaku jika maka atau. Sistem bilangan real dan sistem bilangan bulat merupakan daerah integral. Sistem bilangan bulat merupakan daerah integral tetapi bukan lapangan. Ini dapat dijadikan bukti bahwa tidak setiap daerah integral adalah lapangan. Namun dapat ditunjukkan bahwa setiap lapangan merupakan daerah integral. Teorema 2.1 Setiap lapangan merupakan suatu daerah integral. Misalkan ( ) lapangan maka untuk setiap * +, terdapat sehingga. Untuk membuktikan bahwa ( ) suatu daerah integral harus ditunjukkan bahwa untuk setiap berlaku jika maka atau. Ambil sebarang dengan. Jika, maka terdapat sehingga. Perhatikan fakta bahwa. Jika kedua ruas dikalikan dengan maka diperoleh (1+0)=. Ini ekivalen dengan + =. Artinya.Karena, maka ( ) Dengan demikian ( ) Jadi jika dan maka. Misalkan untuk setiap berlaku jika maka dapat dikatakan pada berlaku hukum pembatalan kiri. Hukum pembatalan kanan dapat didefinisikan serupa. Teorema 2.2 daerah integral jika dan hanya jika ring komutatif dan berlaku hukum pembatalan kiri/kanan. Bukti: Misalkan daerah integral maka ring komutatif. Ambil sebarang dengan dan maka, bentuk persamaan ini ekivalen dengan ( ) Karena dan daerah integral maka. Akibatnya. Misalkan ring komutatif dan di berlaku hukum pembatalan kiri. Ambil sembarang dengan Jika maka Karena hukum pembatalan kiri berlaku di maka diperoleh Sebarang daerah integral belum tentu merupakan lapangan, tetapi sebarang daerah integral yang memiliki berhingga unsur adalah lapangan. Untuk membuktikan sifat tersebut akan ditunjukkan terlebih dahulu bahwa jika daerah integral dengan berhingga unsur dan fungsi satu-satu maka fungsi pada. Definisi 2.5 Misalkan ada dua himpunan dan. Misalkan pula ada fungsi yang memetakan setiap unsur di ke unsur di. Himpunan peta dari dinotasikan * ( ) + Ini merupakan subhimpunan dari dan disebut ( ). Teorema 2.3 Jika himpunan berhingga dan fungsi satu-satu maka fungsi pada. Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016 197

Teorema 2.3 ini akan dibuktikan dengan menunjukkan bahwa ( ) danbanyaknya unsur di, sama dengan banyaknya unsur di range ( ). Berdasar definisinya, jelas Range ( ). Karena h fungsi satu-satu maka ( ) ( )untuk setiap Akibatnya banyaknya unsur di sama dengan banyaknya anggota himpunan * ( ) + Artinya banyaknya unsur di sama dengan banyaknya unsur di range ( ) Jadi fungsi pada. Selanjutnya dapat dilihat bahwa daerah integral yang berhingga merupakan lapangan. Teorema 2.4 Jika daerah integral yang berhingga maka lapangan. Misalkan ( ) daerah integral hingga. Akan ditunjukkan bahwa suatu lapangan dengan menunjukkan untuk setiap * + terdapat sehingga Untuk itu dibuat suatu pemetaan yang didefinisikan oleh ( ), untuk suatu. Ambil sembarang sehingga ( ) ( ) maka. Karena dan daerah integral maka berlaku hukum pembatalan sehingga. Jadi merupakan fungsi satu-satu. Menurut Teorema 2.3 hal ini mengakibatkan merupakan fungsi pada. Karena fungsi pada maka untuk setiap terdapat sehingga ( ). Untuk terdapat sehingga ( ) Jadi terdapat sehingga untuk setiap D\{0}. Jadi lapangan. Pengertian daerah ideal utama sangat penting karena tulisan ini bertujuan untuk menyelidiki sifat dari modul atas daerah ideal utama. Sebelum membahas mengenai daerah ideal utama, akan dibahas terlebih dahulu pengertian ideal. Definisi 2.6 Misalkan suatu subhimpunan tak hampa dari gelanggang. Maka suatu ideal jika dan hanya jika untuk setiap unsur dan di dan berlaku dan. Pada sistem bilangan bulat, adalah himpunan yang merupakan ideal di Karena setiap anggota jika dikalikan dengan anggota akan merupakan anggota. Ideal dibangun oleh satu unsur di yaitu. Karena itu, dapat dituliskan Artinya adalah ideal yang dibangun oleh satu unsur. Definisi 2.7 Misalkan daerah integral dan suatu ideal di Ideal dikatakan ideal utama di jika terdapat sehingga. Karena sifatnya yang dibangun oleh satu unsur, adalah suatu ideal utama di. Dapat dilihat pula bahwa setiap dengan adalah suatu ideal utama di. Beberapa daerah integral memiliki sifatbahwa setiap idealnya merupakan ideal utama, sehingga dapat dibangun pengertian daerah integral yang memenuhi sifat tersebut. Definisi 2.8 Misalkan daerah integral dan setiap ideal di merupakan ideal utama maka disebut daerah ideal utama. 198 Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016

Sistem bilangan bulat adalah daerah ideal utama, karena setiap ideal di di bangun oleh satu unsur [2]. Pada bab berikutnya akan dibahas tentang pengertian modul atas gelanggang. Akan dibahas juga modul atas daerah ideal utama, modul torsi, modul primer dan modul yang dibangun secara hingga. III. PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan beberapa pengertian dan sifat modul. Akan diketengahkan pada bab ini bahwa setiap ruang vektor adalah modul tetapi tidak setiap modul merupakan ruang vektor. Berdasarkan keujudan basis, modul dikategorikan ke dalam modul bebas dan modul tidak bebas. Dijelaskan pula di bab ini mengenai pengertian modul yang dibangun secara hingga. Definisi 3.1 Modul atas gelanggang komutatif atau modul adalah sistem matematika ( ) yang dilengkapi dengan operasi skalar ( ) yang memenuhi sifat 1. ( ) membentuk grup komutatif 2. Untuk setiap dan di serta dan di berlaku: a) ( ) b) ( ) c) ( ) ( ) d) Ruang vektor atas lapangan adalah modul atas lapangan. Jika gelanggang, adalah modul atas Semua gelanggang komutatif dengan unsur kesatuan adalah modul. Pada ruang vektor dikenal pengertian subruang, demikian pula di teori modul, terdapat pengertian submodul [3]. Pembahasan tentang modul atas gelanggang, dapat ditemukan dalam Arifin [1]. Definisi 3.2 Suatu submodul dari modul adalah subhimpunan yang tak kosong dari yang merupakan modul dibawah operasi yang sama di Pandang sebagai modul, maka adalah submodul dari. Untuk menunjukkan adalah submodul dari, dapat digunakan sifat berikut ini. Teorema 3.1 Misalkan subhimpunan tak kosong dari -modul Himpunan dikatakan submodul dari jika dan hanya jika tertutup terhadap kombinasi linier berikut. Jika maka. Ambil sembarang. Karena submodul dari maka dan Jadi. Misalkan untuk setiap. Akan dibuktikan submodul dari. Pandang Jika kedua ruas kita kalikan dengan akan diperoleh sehingga Pandang ( ) Dapat ditunjukkan bahwa Selanjutnya ambil sembarang,. Pilih maka akan diperoleh. Ambil sembarang.pilih maka. Berikutnya ambil sembarang. Pilih dan maka diperoleh ( ). Ambil sembarang Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016 199

. Karena subhimpunan dari maka. Karena modul atas gelanggang maka berlaku ( ) ( ) ( ) ( ) dan Jadi submodul dari Jika ada dua himpunan yang merupakan submodul dari -modul maka dapat ditunjukkan bahwa irisan dua himpunan tersebut merupakan submodul dari - modul. Selain itu, misalkan dan dua himpunan submodul dari, maka * + juga submodul dari. Teorema 3.2 Misalkan dan submodul dari -modul dan merupakan submodul dari -modul Misalkan dan submodul dari -modul. Ambil sembarang di dan di. Karena di maka dan. Karena dan submodul dari maka dan. Artinya Jadi submodul dari -modul. Ambil sembarang. Tulis dengan dan,dan dengan dan Maka diperoleh ( )+p( )= +. Jadi submodul dari - modul. Pandang gelanggang komutatif dengan unsur identitas sebagai modul atas dirinya sendiri. Modul atas membawa implikasi penting. Jika adalah submodul dari, maka tertutup terhadap perkalian dengan semua anggota, artinya sebuah ideal dari gelanggang. Jadi submodul dari -modul adalah ideal dari gelanggang. Setiap modul memiliki pembangun. Setidaknya pembangun dari adalah sendiri. Tetapi tidak semua pembangun dari berhingga. Pada ruang vektor berdimensi hingga berlaku setiap subruangnya juga berdimensi hingga. Tetapi pada modul tidak demikian. Misalkan, -adalah himpunan polinom dengan tak hingga variabel. Himpunan ini dapat dipandang sebagai modul atas dirinya sendiri yang dibangun oleh pembangun berhingga, yaitu. Tetapi himpunan ini memiliki subhimpunan yang dibangun oleh pembangun tak hingga yaitusubhimpunan dengan konstanta sama dengan nol, * ( ) ( ), -+. Definisi 3.3 Misalkan subhimpunan tak kosong dari modul Himpunan dikatakan membangun jika setiap unsur di dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari unsur-unsur di Pandang sebagai modul atas. Pembagun dari modul tersebut adalah {( ) ( ) ( )}. Pembangun dari suatu modul dapat saja berupa himpunan yang terdiri atas satu unsur. Modul yang dibangun oleh satu unsur disebut modul siklik. Definisi 3.4 Misalkan submodul dari modul Submodul dikatakan submodul siklik 200 Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016

di jika terdapat sehingga Pandang sebagai modul, maka merupakan submodul siklik di Dapat ditunjukkan bahwa. Modul atas daerah ideal utama merupakan modul. Pada tulisan ini akan dikaji tentang modul yang dibangun secara hingga. Karena itu, perlu dipahami pengertian modul yang dibangun secara hingga. Definisi 3.5 Misalkan adalah modul. Modul dikatakan dibangun secara hingga jika dan hanya jika terdapat * +subhimpunan tak kosong dari, sehingga untuk setiap, berlaku untuk suatu. Jadi dibangun secara hingga berarti pembangun dari adalah himpunan berhingga. Setiap ruang vektor tak nol, adalah modul atas lapangan yang dibangun secara hingga oleh himpunan yang merupakan basisnya. Pada ruang vektor dikenal pengertian bebas linier. Pada modul, pengertian bebas linier diperluas menjadi pengertian bebas. Pada ruang vektor, tidak sulit untuk menunjukkan bahwa subhimpunan yang bebas di adalah bebas linier. Karena setiap modul selalu memiliki pembangun, maka jika pembangunnya bebas di modul tersebut, maka dikatakan modul ini memiliki basis. Modul dapat dikategorikan menjadi modul yang memiliki basis dan yang tidak memiliki basis. Modul yang memiliki basis diebut modul bebas. Definisi 3.6 Misalkan * + subhimpunan dari ruang vektor. Subhimpunan B dikatakan bebas linier jika, hanya dipenuhi oleh Definisi 3.7 Misalkan suatu modul. dikatakan modul bebas jika * + atau memiliki basis. Sistem bilangan bulat suatu modul, memiliki basis * + Himpunan modul atas memiliki basis {. /. /}. Karena memiliki basis, kedua modul tersebut merupakan modul bebas. Himpunan atas bukan merupakan modul bebas. Terlebih dahulu akan dibuktikan bahwa misalkan * + subhimpunan dari modul bergantung linier maka * + dengan juga bergantung linier. Pandang kombinasi linier untuk suatu. Kasus 1: Jika maka terdapat skalar tak nol yang memenuhi kombinasi linier artinya * + bergantung linier. Kasus 2: Jika maka Karena bergantung linier maka terdapat, untuk suatu * + sehingga memenuhi kombinasi linier artinya * + bergantung linier. Jadi jika bergantung linier maka * + juga bergantung linier. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa bukan modul bebas. Ambil sebarang { }, maka. dan. Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016 201

Artinya setiap subhimpunan dari yang memuat satu unsur tidak bebas linier, sehingga tidak memiliki subhimpunan yang bebas linier. Artinya bukan modul bebas. Teorema 3.3 Misalkan suatu modul, subhimpunan dari adalah basis bagi jika dan hanya jika untuk setiap, merupakan kombinasi linier dari vektor-vektor di secara tunggal. Misalkan * + basis dari modul yang dibangun secara hingga. Ambil sebarang. Misalkan dan. Maka artinya ( ). Karena bebas linier di maka kombinasi linier ini hanya dipenuhi oleh jadi,. Misalkan untuk setiap, merupakan kombinasi linier dari vektorvektor di secara tunggal. Pandang kombinasi linier untuk suatu. Diketahui. Karena maka kombinasi linier hanya dipenuhi oleh, untuk setiap.jadi bebas linier di. Karena membangun dan bebas linier di maka basis bagi. Pada ruang vektor berlaku jika basis, maka membangun minimal dan bebas linier maksimal. Ternyata sifat ini berlaku pula pada modul. Teorema 3.4 Misalkan suatu modul. Jika basis maka membangun minimal dan bebas linier maksimal. Misalkan * + basis bagi modul Ambil sembarang. Andaikan membangun maka untuk setiap, untuk suatu dengan hampir semua nol.karena maka, akibatnya untuk suatu dengan hampir semua nol. Ini mengakibatkan = 0 artinya terdapat skalar tak nol yaitu yang menyebabkan sehingga bergantung linier. Ini kontradiksi dengan basis dari. Jadi pengandaian salah. Haruslah membangun minimal. Misalkan * + basis bagi R- modul M. ambil sebarang, karena membangun maka untuk suatu dengan hampir semua nol. Karena itu. Ini berarti terdapat skalar tak nol yaitu sehingga Jadi * +bergantung linier untuk setiap. Jadi B bebas linier maksimum. IV. PENUTUP Setiap ruang vektor adalah modul, tetapi tidak setiap modul adalah ruang vektor. Ruang vektor atas lapangan merupakan modul atas lapangan. Setiap lapangan adalah gelanggang, maka jika modul atas gelanggang yang bukan lapangan, maka modul tersebut bukan ruang vektor. Berdasarkan keujudan basis, modul dikategorikan ke dalam modul 202 Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016

bebas dan modul tak bebas. Modul bebas adalah modul yang memiliki basis. DAFTAR PUSTAKA [1] A. Arifin, Aljabar. ITB, 2000. [2] A. Muchlis dan P. Astuti, Aljabar I, Edisi 1, Universitas Terbuka, 2007. [3] S. Roman, Advanced linear algebra, 3rd. Ed., Springer-Verlag, 1992. RIWAYAT HIDUP PENULIS Dian Mardiani, M. PMat. Lahir di Garut, 30 Oktober 1978.Staf pengajar di STKIP Garut. Studi S1 (Bidang Pendidikan Matematika) (UNY), (Yogyakarta), lulus tahun (2002); S2 (Bidang Pengajaran Matematika) (ITB), (Bandung), lulus tahun (2011). Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016 203

This page is intentionally left blank 204 Jurnal Mosharafa, Volume 5 Nomor 3 September 2016