Solusi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota 2015 Bidang Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika

Pembahasan Matematika IPA SIMAK UI 2012 Kode 521. Oleh Tutur Widodo. 1. Misalkan x dan y bilangan bulat yang memenuhi sistem persamaan berikut :

Solusi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota 2016 Bidang Matematika

SOAL DAN SOLUSI PEREMPATFINAL KOMPETISI MATEMATIKA UNIVERSITAS TARUMANAGARA 2011

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Nasional Tutur Widodo

Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Kode 483

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2014 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Waktu : 210 Menit

Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA

Shortlist Soal OSN Matematika 2015

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012 Bidang Matematika

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2012 Jenjang SMP Bidang Matematika

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

Pelatihan-osn.com Konsultan Olimpiade Sains Nasional contact person : ALJABAR

Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Kode 132

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2009

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Jikax (2 x) = 57, maka jumlah semua bilangan bulat x yang memenuhi adalah A. -5 B. -1 C. 0 D. 1 E. 5

Pembahasan OSK Tahun 2011 Tingkat SMP Bidang Matematika

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Shortlist Soal OSN Matematika 2014

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA Bagian Pertama

Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 2012 Tingkat SMP

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012 Bidang Matematika

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

OSN 2014 Matematika SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

Kontes Terbuka Olimpiade Matematika

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA BAGIAN PERTAMA

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2006 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2007

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2008 MATEMATIKA SMA BAGIAN PERTAMA

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ENGLISH MEDIUM OF INSTRUCTION. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Jember. By: Risky Cahyo Purnomo ( )

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-25

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

SOAL Babak Penyisihan Olimpiade Matematika ITS 2013 (7 th OMITS) Tingkst SMP Se-derajat

SOAL MATEMATIKA - SMP

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

Pembahasan Soal Olimpiade Matematika SMP Babak 1 Persiapan Olimpiade Sains Provinsi dan Nasional

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2014

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2009 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2010

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2003 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

TEOREMA VIETA DAN JUMLAH NEWTON. 1. Pengenalan

Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

POLINOM (SUKU BANYAK) Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah.

1. Sebuah kawat yang panjangnya 10 meter akan dibuat bangun yang berbentuk 3 persegi panjang kongruen seperti pada gambar di bawah.

UN SMA IPA 2003 Matematika

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

didapat !!! BAGIAN Disusun oleh :

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-25

OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional)

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2010

1. Diketahui suatu polynomial 15. A B 3C D. Berapakah koefisien dari. A B C D Jawab :

SOAL MATEMATIKA - SMP

1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C.

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

1. Diketahui fungsi : f mempunyai sifat f x 1 1 f x untuk setiap x. Jika f 2. 2, maka nilai fungsi f B. 2 C. 3 D E.

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008

Pembahasan Matematika SMP IX

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2013 Bidang Matematika Oleh Tutur Widodo

BIDANG STUDI : MATEMATIKA TINGKAT : MADRASAH ALIYAH

E59 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

B21 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( )

PEMANTAPAN UJIAN NASIONAL Kerjakan dengan sungguh-sungguh dengan kejujuran hati!

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

PANDUAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL MATEMATIKA SMA/MA

SOLUSI SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 2015 BIDANG MATEMATIKA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

Ujian Nasional. Tahun Pelajaran 2010/2011 IPA MATEMATIKA (D10) UTAMA. SMA / MA Program Studi

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPA 2015

PEMANTAPAN UJIAN NASIONAL 2013 (SOAL DAN PENYELESAIAN)

A. 3 B. 1 C. 1 D. 2 E. 5 B. 320 C. 240 D. 200 E x Fungsi invers dari f x ( 1. adalah.

Transkripsi:

Solusi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota 01 Bidang Matematika Oleh : Tutur Widodo 1. Karena 01 = 13 31 maka banyaknya faktor positif dari 01 adalah (1 + 1) (1 + 1) (1 + 1) = 8. Untuk mencari banyak cara memperoleh jumlah mata dadu sama dengan 9 ekivalen dengan mencari koefisien x 9 dari (x + x + x 3 + x 4 + x + x 6 ) 6. Perhatikan bahwa x + x + x 3 + x 4 + x + x 6 = x(1 + x 3 )(1 + x + x ) sehingga (x + x + x 3 + x 4 + x + x 6 ) 6 = x 6 (1 + x 3 ) 6 (1 + x + x ) 6 x 9 dapat diperoleh dengan dua cara yaitu a. mengalikan x 6, suku x 3 dari penjabaran (1 + x 3 ) 6 dan suku konstan dari penjabaran (1 + x + x ) 6. Padahal koefisien x 3 dari penjabaran (1 + x 3 ) 6 adalah 6 dan konstanta dari (1 + x + x ) 6 adalah 1. Jadi, diperoleh koefisien x 9 adalah 1 6 1 = 6. b. mengalikan x 6, suku konstan dari penjabaran (1 + x 3 ) 6 dan suku x 3 dari penjabaran (1 + x + x ) 6. Mudah dilihat bahwa konstanta dari penjabaran (1 + x 3 ) 6 adalah 1 dan (dengan sedikit usaha dan bantuan binom newton) diperoleh koefisien x 3 dari penjabaran (1 + x + x ) 6 adalah 0. Jadi, diperoleh koefisien x 9 adalah 1 1 0 = 0. Total dari dua cara di atas diperoleh koefisien x 9 adalah 6. Oleh karena itu, peluang muncul jumlah mata dadu 9 adalah 6 ( ) 3. f() = f g(3) = 4 6 = 4 6 6 4. Misalkan lingkaran dalam menyinggung sisi-sisi trapesium ABCD berturut-turut di E, F, G, H, seperti terlihat pada gambar di bawah ini D G C H F A E B Halaman 1 dari 9

Dengan memanfaatkan sifat garis singgung diperoleh AE = AH, BE = BF, CG = CF dan DG = DH. Hal ini berakibat keliling trapesium ABCD sama dengan (AB + CD) = (84 + ) = 18. Misalkan a 1 = a dan rasio barisan geometri tersebut adalah r, sehingga diperoleh a+ar 3 = 0. Jika r = 1 diperoleh a = 10 dan jumlah a 1 + a + a 3 + a 4 + a + a 6 = 60. Untuk selanjutnya kita anggap r 1. a 1 + a + a 3 + a 4 + a + a 6 = a(r6 1) r 1 = a(r3 + 1)(r 1)(r + r + 1) r 1 = 0(r + r + 1) ( ( = 0 r + 1 ) ) + 3 4 0 3 4 = 1 Jadi, nilai minimum dari a 1 + a + a 3 + a 4 + a + a 6 adalah 1, diperoleh saat suku pertama sama dengan 160 7 dan rasio 1. 6. Dari keterangan soal diperoleh 100 < 11x < 000 137 x 181 970 < 7x < 17 139 x 18 690 < x < 900 139 x 179 Jadi, didapat 139 x 179. Sedangkan bilangan bulat yang habis dibagi 1 dalam interval [139, 179] adalah 179 1 139 = 11 9 = 1 7. Karena kondisi soal maka (mau tidak mau) tiap siswa dari masing-masing kelompok belajar harus duduk berdampingan. Oleh karena itu banyaknya cara menyusun cara duduk siswasiswa tersebut yaitu 8. Soal ini mah hajar aja pake analitik =) ( 1)!!!! 3! 3! = 691 Misalkan B(0, 0), A(0, ) dan C(1, 0), maka diperoleh persamaan lingkaran ( L 1 : x + y ) = 4 x + y y = 0 L : (x 6) + y = 36 x + y 1x = 0 Dari dua persamaan di atas diperoleh y = 1x. Substitusikan kembali hasil ini ke pers. Halaman dari 9

pertama diperoleh Sehingga Jadi, ( ) 1x x + 1x = 0 x = BP = x + y = 1x = 40 BP 1 169 = 40 13 60 = 1 169 = 1 13 = 60 13 9. Misalkan a + b = x dan ab = y, maka diperoleh dan Dari dua persamaan terakhir didapat a 4 + a b + b 4 = 6 (a + b ) a b = 6 ( (a + b) ab) a b = 6 (x y) y = 6 a + ab + b = 4 (a + b) ab = 4 x y = 4 x = y + 4 8y = 10 y = 4 Sehingga x = y + 4 = 1 4 = 1 1 10. Total segitiga ( ) yang dapat dibentuk dari 0 titik tanpa ada tiga titik yang segaris adalah 0 adalah = 1140. Namun pada kenyataannya, dari 0 titik yang diberikan banyak titik 3 yang segaris. Rinciannya sebagai berikut : a. titik segaris sebanyak ( ) 4 baris (garis warna merah). Kontribusi dalam membentuk segitiga ada sebanyak 4 = 40 3 b. 4 titik segaris sebanyak kolom (garis warna hijau). Kontribusi dalam membentuk segitiga Halaman 3 dari 9

ada sebanyak ( ) 4 = 0 3 c. Arah diagonal ke kanan juga ada beberapa titik yang( segaris ) (garis ( ) warna orange). Kontribusi dalam membentuk segitiga ada sebanyak + = 10 3 4 3 3 d. Arah diagonal ke kiri (garis warna ungu) jumlahnya sama dengan arah diagonal ke kanan. Jadi berkontribusi sebanyak 10. e. Empat garis penyelinap (saya bingung mau sebut apa, hehehe), (garis warna biru). Kontribusi dalam membentuk segitiga ada sebanyak 4. Oleh karena itu, total jumlah segitiga yang terbentuk dari susunan 4 titik tersebut adalah 1140 (40 + 0 + 10 + 10 + 4) = 106 11. Misalkan N n = 31 n + x 96 n, maka akan dicari bilangan bulat positif x sehingga N n 0 mod 01. Akan tetapi karena 01 = 13 31, maka cukup dicari bilangan bulat positif x sehingga dipenuhi N n 0 mod N n 0 mod 13 N n 0 mod 31 Dari N n 0 mod diperoleh 31 n + x 96 n 0 mod 1 + x 0 mod x 4 mod Sedangkan dari N n 0 mod 13 diperoleh 31 n + x 96 n 0 mod 13 n + x n 0 mod 13 n (1 + x) 0 mod 13 1 + x 0 mod 13 x 1 mod 13 Terakhir dari N n 0 mod 31 didapat 31 n + x 96 n 0 mod 31 x 0 mod 31 Halaman 4 dari 9

Pada akhirnya diperoleh persamaan kongruensi x 4 mod x 1 mod 13 x 0 mod 31 Silakan dicoba sendiri menyelesaikan persamaan di atas (tidak susah, relatif mudah). Nanti didapat x 1364 mod 01. Jadi, nilai terkecil dari x adalah 1364. 1. Gunakan pembagian polinom secara sintetik, diperoleh p(n) = n 6 + n + n 4 + n 3 + n + n + + 01 n n + 1 Mengingat n n+1 > 0 maka n n+1 adalah faktor positif dari 01. Ada 8 kemungkinan, silakan dikuli jaya, hehehe. Ada enam nilai n yang memenuhi yaitu {, 3, 0, 1, 4, 6} 13. Perhatikan bahwa P (a) + a = P (b) + b = P (c) + c = a + b + c = Misalkan Q(x) = P (x) + x = Ax 3 + Bx + (C + 1)x 00, maka a, b, c adalah akar-akar dari Q(x). Akibatnya Ax 3 + Bx + (C + 1)x 00 = A(x 3 x 9x + 10) Sehingga diperoleh A = 0. Selanjutnya diperoleh pula nilai B = 1010, C = 1817. Jadi, A + B + C = ( 0) + 1010 + 1817 = 6. 14. Berdasarkan teorema garis bagi diperoleh CE EA =. Dan berdasarkan Ceva didapat 4 AF F B BD DC CE EA = 1 BD DC = 4 Sehingga Jadi, m n = 3 =. CD = 9 = 9 = m n 1. Karena a b prima maka F P B(a, b) = 1. Di sisi lain, ab adalah kuadrat sempurna, sehingga a dan b keduanya juga bilangan kuadrat. Misalkan a = k dan b = m untuk suatu bilangan asli k, m. Mengingat a b = p dengan p prima ganjil, diperoleh p = k m = (k + m)(k m) sehingga k + m = p dan k m = 1 yang berarti k = p+1 dan m = p 1. Halaman dari 9

Terakhir didapat ( ) p + 1 ( ) p 1 n = a + b = + = p + 1 01 sehingga p 63. Oleh karena itu, banyaknya bilangan asli n yang memenuhi sama dengan banyaknya bilangan prima ganjil kurang dari 63 yaitu ada 17. 16. Misalkan BAC = α, AB = AC = CD = x dan BC = y. Dari diperoleh 1 CD 1 BD = 1 CD + BD 1 x 1 x + y = 1 x + y y + xy = x Bagi dengan y dan misalkan x y = a, diperoleh 1 + a = a a = 1 + Dengan aturan cosinus pada ABC diperoleh Jadi, BAC = α = 36 y = x + x x cos α 1 = a a cos α cos α = 1 1 a cos α = 1 + 4 17. Untuk bilangan-bilangan 1,, 3, masing-masing ambil mod 3 sehingga kita dapatkan 1, 1, 0. Ada 4 cara untuk mengatur bilangan-bilangan ini dalam baris/kolom, yaitu 0, 0, 0 1, 1, 1 1, 1, 1 1, 0, 1 Selanjutnya kita ambil dua-dua untuk digunakan sebagai pengisi baris satu dan dua. Ada 10 kemungkinan (buset, sejauh ini tetap saja nguli) a. Ambil 0, 0, 0 dan 0, 0, 0 untuk mengisi baris satu dan dua. Obviously, baris tiga ya 0, 0, 0. Ada 1 cara. Halaman 6 dari 9

b. Ambil 1, 1, 1 dan 1, 1, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Obviously, baris tiga ya 1, 1, 1. Ada 1 cara. c. Ambil 1, 1, 1 dan 1, 1, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Obviously, baris tiga ya 1, 1, 1. Ada 1 cara. d. Ambil 0, 0, 0 dan 1, 1, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Tentu saja, baris tiga ya 1, 1, 1. Namun, karena posisi antara 0, 0, 0 dan 1, 1, 1 dapat ditukar antara baris satu dan dua maka ada cara. e. Ambil 0, 0, 0 dan 1, 1, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Dan pasti, baris tiga ya 1, 1, 1. Sekali lagi, karena posisi antara 0, 0, 0 dan 1, 1, 1 dapat ditukar antara baris satu dan dua maka ada cara. f. Ambil 1, 1, 1 dan 1, 1, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Sedang baris tiga ya pasti 0, 0, 0. Sekali lagi, karena posisi antara 1, 1, 1 dan 1, 1, 1 dapat ditukar antara baris satu dan dua maka ada cara. g. Ambil 0, 0, 0 dan 1, 0, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Untuk mengisi baris tiga akan tepat ada satu cara untuk setiap cara pengisian baris satu dan baris dua yang diberikan. Untuk kasus ini banyaknya cara ada sebanyak 3! = 1 cara. h. Ambil 1, 1, 1 dan 1, 0, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Untuk mengisi baris tiga akan tepat ada satu cara untuk setiap cara pengisian baris satu dan baris dua yang diberikan. Untuk kasus ini banyaknya cara ada sebanyak 3! = 1 cara. i. Ambil 1, 1, 1 dan 1, 0, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Untuk mengisi baris tiga akan tepat ada satu cara untuk setiap cara pengisian baris satu dan baris dua yang diberikan. Untuk kasus ini banyaknya cara ada sebanyak 3! = 1 cara. j. Ambil 1, 0, 1 dan 1, 0, 1 untuk mengisi baris satu dan dua. Untuk mengisi baris tiga akan tepat ada satu cara untuk setiap cara pengisian baris satu dan baris dua yang diberikan. Untuk kasus ini banyaknya cara ada sebanyak 3! 3! = 36 cara. Jadi, total ada 1 + 1 + 1 + + + + 1 + 1 + 1 + 36 = 81 cara. 18. Perhatikan gambar di bawah ini! E D G H A O F I K J C B Halaman 7 dari 9

Tanpa mengurangi keumuman misalkan OA = 4, karena AOK = 36 maka OK = 1 +. Dengan rumus pitagoras pada AOK diperoleh AK = 10. Namun karena IAK = 36 maka AI = 4 10 1 +. Dengan pitagoras sekali lagi pada AIK didapat IK = 10. 6 + Sehingga kita peroleh OI = (1 + ( 10 ) ) = 4 4 6 + 1 + akibatnya ( ) S 1 OA = S OI ( 1 + = 4 4 4 ( 1 + ) = 1 = 7 + 3 19. Misalkan pasangan (a i 1, a i ) dengan a i 1 > a i kita sebut sebagai pasangan cantik. Misalkan pula a i 1 = m dan a i = k dengan 1 k < m 10. Jelas bahwa bilangan-bilangan 1,,, (k 1) pada permutasi hampir naik harus ada di kiri pasangan cantik dan bilanganbilangan (m + 1), (m + ),, 10 ada di kanan pasangan cantik. Oleh karena itu kita tinggal perlu mengatur bilangan-bilangan (k + 1), (k + ),, (m 1), yang tentu saja bisa terletak di kiri maupun kanan pasangan cantik. Jadi, banyaknya cara mengatur penempatan bilangan-bilangan (k + 1), (k + ),, (m 1) adalah m k 1 yang sekaligus ini juga merupakan jumlah permutasi hampir naik yang bisa dibentuk untuk setiap pasangan cantik terpilih. Padahal dari bilangan-bilangan 1,, 3,, 10 kita bisa memilih pasangan cantik (m, k) sebanyak ( 10 ) = 4 dengan rincian : (a) Pasangan dengan m k 1 = 0 ada sebanyak 9 pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 9 0 = 9 (b) Pasangan dengan m k 1 = 1 ada sebanyak 8 pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 8 1 = 16 (c) Pasangan dengan m k 1 = ada sebanyak 7 pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 7 = 8 (d) Pasangan dengan m k 1 = 3 ada sebanyak 6 pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 6 3 = 48 (e) Pasangan dengan m k 1 = 4 ada sebanyak pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 4 = 80 ) Halaman 8 dari 9

(f) Pasangan dengan m k 1 = ada sebanyak 4 pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 4 = 18 (g) Pasangan dengan m k 1 = 6 ada sebanyak 3 pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 3 6 = 19 (h) Pasangan dengan m k 1 = 7 ada sebanyak pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 7 = 6 (i) Pasangan dengan m k 1 = 8 ada sebanyak 1 pasang. Permutasi hampir naik yang bisa dibentuk ada 1 8 = 6 Jadi, total permutasi hampir naik yang bisa dibentuk yaitu 9 + 16 + 8 + 48 + 80 + 18 + 19 + 6 + 6 = 1013. 0. Tanpa mengurangi keumuman kita cukup memperhatikan nilai untuk π x π. Perhatikan pada interval π x π, fungsi g(x) = sin x + 3+sin x adalah fungsi naik dengan 0 g(x) 3. Kita bagi kasus a. Untuk a 0, maka f(a) = 3 + a 3 b. Untuk 3 4 x < 0, maka f(a) = 3 + a 3 4 c. Untuk x 3 4, maka f(a) = a 3 4 Jadi, nilai terkecil dari f(a) adalah 3 4. Disusun oleh : Tutur Widodo Apabila ada saran, kritik maupun masukan silakan kirim via email ke tutur.w87@gmail.com Website : www.tuturwidodo.com Halaman 9 dari 9