PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BERITA RESMI STATISTIK

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015


Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN OKTOBER 2015

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

Transkripsi:

No. 19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) FEBRUARI 2016 SEBESAR 100,53 ATAU TURUN 0,97 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Februari 2016 mengalami penurunan 0,97 persen, yaitu dari posisi 101,52 menjadi 100,53. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,99 persen, dari posisi 123,89 pada bulan Januari 2016 menjadi 122,66 pada bulan Februari 2016. Sementara Ib mengalami penurunan 0,01 persen, dari posisi 122,03 menjadi 122,01. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 4 (empat) sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 1,93 persen, sub sektor Hortikultura turun 0,61 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,54 persen dan sub sektor Peternakan turun 0,50 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu sub sektor Perikanan naik 0,89 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,99 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 4 (empat) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 1,88 persen, sub sektor Hortikultura turun sebesar 0,62 persen, sub sektor Tanama Perkebunan Rakyat turun 0,50 persen dan sub sektor Peternakan turun sebesar 0,63 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor Perikanan naik sebesar 0,74 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Februari 2016 mengalami penurunan 0,01 persen bila dibandingkan dengan bulan Januari 2016. Kenaikan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,06 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 1,13 persen atau dari posisi 107,67 menjadi 106,45 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,06 persen. Deflasi terjadi disebabkan turunnya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 0,06 persen dan kelompoktransportasi dan Komunikasi sebesar 0,13 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan harga, yaitu : kelompok Makanan Jadi sebesar 0,28 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,23 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,19 persen, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,02 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Februari 2016 terhadap NTP Januari 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 13 provinsi, sedangkan 20 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,21 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 0,97 persen. 1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016 1

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di Gambar 1 NTP Jawa Tengah wilayah Jawa Tengah pada bulan Februari 2016, NTP Jawa Tengah mengalami penurunan indeks 0,97 persen dibanding NTP Januari 2016 yaitu dari posisi 101,52 menjadi 100,53. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. 101,60 101,20 100,80 100,40 100,00 101,52-0,97% 100,53 Januari 2016 Februari 2016 1,50 1,00 0,50 0,00-0,50-1,00-1,50-2,00-2,50 Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor -1,93-0,61-0,54-0,50 0,89 TP Horti TPR Ternak Ikan Penurunan NTP pada bulan Februari 2016 juga disebabkan oleh penurunan 4 (empat) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan turun 1,93 persen, NTP sub sektor Hortikultura turun 0,61 persen, dan NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,54 persen dan sub sektor Peternakan turun 0,50 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu : NTP sub sektor Perikanan naik 0,89 persen. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016

121,02 120,26 122,63 123,14 122,02 122,36 124,91 127,09 124,70 125,84 Pada Februari 2016, secara umum It mengalami penurunan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,99 persen dibandingkan dengan It Januari 2016, yaitu: dari 123,89 menjadi 122,66. Penurunan It terjadi pada 4(empat) sub sektor, yaitu : Tanaman Pangan turun 1,88 persen, sub sektor Hortikultura turun 0,62 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,50 persen dan sub sektor Peternakan turun 0,63 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan yaitu ; sub sektor Perikanan naik 0,74 persen. 128,00 Januari 2016 Februari 2016 126,00 124,00 122,00 120,00 118,00 116,00 Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) TP Horti TPR Ternak Ikan elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Februari 2016, Ib tercatat turun sebesar 0,01 persen bila dibandingkan Januari 2016, yaitu dari 122,03 menjadi 122,01. Penurunan Ib terjadi pada 3 (tiga) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Ib sub sektor Hortikultura turun 0,01 persen; Ib sub sektor Peternakan turun 0,13 Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor persen, dan Ib sub sektor Perikanan turun 0,14 persen. Sedangkan Ib sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 0,05 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,04 persen. 0,06 0,04 0,02 0,00-0,02-0,04-0,06-0,08-0,10-0,12-0,14-0,16 0,05-0,01 0,04 TP Horti TPR Ikan Ternak -0,14-0,13 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) ada bulan Februari 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 1,93 persen. Penurunan NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,88 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,05 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,76 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,33 persen. Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Januari Februari 2016 (2012 = 100) No Rincian Jan'16 Feb'16 (2) (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 127,09 124,70-1,88 1. Padi 118,63 115,17-2,91 2. Palawija 149,74 150,19 0,30 II. Indeks Dibayar Petani 124,55 124,61 0,05 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,52 126,46-0,05 2. BPPBM 119,40 119,79 0,33 III. Nilai Tukar Petani 102,04 100,07-1,93 1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016 3

b. Subsektor Hortikultura (NTPH) ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada Februari 2016 dilaporkan terjadi penurunan indeks sebesar 0,61 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,62 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami penurunan sebesar Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya No Rincian Jan'16 Feb'16 (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 121,02 120,26-0,62 1. Sayur-sayuran 108,93 107,30-1,49 2. Buah-buahan 135,51 135,66 0,12 3. Tanaman Obat 123,85 125,40 1,25 0,01 persen. II. Indeks Dibayar Petani 123,16 123,15-0,01 Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,98 126,90-0,06 perubahan indeks harga pada kelompok Sayursayuran turun sebesar 1,49 persen. Sedangkan 2. BPPBM 114,11 114,28 0,14 III. Nilai Tukar Petani 98,26 97,65-0,61 kelompok yang mengalami kenaikan It yaitu: kelompok Buah-buahan naik 0,12 persen dan kelompok Tanaman Obat naik 1,25 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,06 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya ada Februari 2016 NTPR mengalami penurunan indeks sebesar 0,54 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,50 persen, lebih rendah dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, yaitu sebesar 0,04 persen. Kenaikan pada Ib terjadi karena turunnya indeks sub kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar No Rincian Jan'16 Feb'16 (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 122,63 122,02-0,50 1. T PR 122,63 122,02-0,50 II. Indeks Dibayar Petani 122,45 122,50 0,04 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,90 126,80-0,08 2. BPPBM 114,00 114,34 0,30 III. Nilai Tukar Petani 100,15 99,61-0,54 0,08 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,30 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan Februari 2016 dilaporkan mengalami penurunan sebesar 0,50 persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani turun 0,63 persen sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,13 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok 3(tiga) sub sektor Peternakan yaitu: ternak besar turun 0,19 persen, Ternak kecil turun 0,77 persen, Unggas turun 1,67 persen dan Hasil ternak turun 1,00 persen. Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya No Rincian Jan'16 Feb'16 (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 123,14 122,36-0,63 1 T ernak Besar 125,93 125,69-0,19 2 T ernak Kecil 111,34 110,49-0,77 3 Unggas 124,90 122,81-1,67 4 Hasil Ternak 125,69 124,43-1,00 II. Indeks Dibayar Petani 117,65 117,50-0,13 1. Konsumsi Rumah Tangga 127,10 127,03-0,05 2. BPPBM 111,34 111,14-0,19 III. Nilai Tukar Petani 104,66 104,14-0,50 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016

Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena penurunan pada BPPM sebesar 0,19 persen yaitu dari 111,34 persen menjadi 111,14 persen dan IKRT mengalami penurunan sebesar 0,05 persen yaitu dari 127,10 persen menjadi 127,03 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN) ada bulan Februari 2016, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,89 persen. Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,74 persen lebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,14 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang naik 1,43 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,18 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,09 persen. Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya No Rincian Jan'16 Feb'16 (2) (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 124,91 125,84 0,74 1 T angkap 131,71 133,59 1,43 2 Budidaya 123,40 124,11 0,58 II. Indeks Dibayar Petani 121,30 121,13-0,14 1. Konsumsi Rumah Tangga 127,66 127,43-0,18 2. BPPBM 112,86 112,76-0,09 III. Nilai Tukar Petani 102,97 103,89 0,89 5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Februari 2016 (2012=100) Sub Sektor Jan'16 Feb'16 (1) (2) (3) (4) 1.Tanaman Pangan 106,44 104,09-2,21 2.Hortikultura 106,05 105,24-0,77 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 107,57 106,71-0,80 4.Peternakan 110,59 110,10-0,44 5. Perikanan 110,68 111,60 0,84 a. Tangkap 113,77 116,34 2,26 b. Budidaya 109,97 110,52 0,51 Jawa Tengah 107,67 106,45-1,13 Pada Februari 2016 terjadi penurunan NTUP sebesar 1,13 persen dari posisi 107,67 menjadi 106,45. Hal ini karena penurunan It sebesar 0,99 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,14 persen. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP di 4 (empat) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 2,21 persen, subsektor Hortikultura turun sebesar 0,77 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,80 persen dan subsektor Peternakan turun sebesar 0,44 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu : subsektor Perikanan sebesar 0,84 persen. 1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016 5

6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Tabel 7 IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi Rincian Jan'16 Feb'16 di wilayah perdesaan. Pada Februari 2016, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah (1) (2) (3) (4) perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami Konsumsi Rumah Tangga 126,87 126,79-0,06 penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,06 persen. a. Bahan Makanan 139,47 139,00-0,34 Deflasi dipicu oleh turunnya 2(dua) kelompok, yaitu: b. Makanan Jadi 118,38 118,71 0,28 kelompok Bahan Makanan sebesar 0,34 persen dan c. Perumahan 121,03 121,31 0,23 kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,13 d. Sandang 120,56 120,68 0,10 persen. Sedangkan kelompok lainnya yang mengalami e. Kesehatan 113,94 114,16 0,19 kenaikan, yaitu: kelompok Makanan Jadi sebesar 0,28 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah rag 110,86 110,89 0,02 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,23 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10 persen, kelompok g. Transportasi dan Komunikasi 121,18 121,01-0,13 Kesehatan sebesar 0,19 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga naik 0,02 persen. 7. Perbandingan Antar Provinsi ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Februari 2016 terhadap NTP Januari 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 13 provinsi, dan 20 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Februari 2016 terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,21 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 0,97 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) No Provinsi Jan'16 Feb'16 (1) (2) (3) (4) (5) 1 RIAU 95,65 96,82 1,21 2 SUMBAR 97,50 98,57 1,09 3 GORONTALO 104,65 105,30 0,62 4 BALI 104,96 105,42 0,44 5 JAMBI 96,21 96,58 0,38 6 DKI 99,30 99,57 0,27 7 MALUKU 103,55 103,83 0,27 8 PAPUA BARAT 99,14 99,29 0,15 9 KALTIM 97,46 97,60 0,14 10 KALTENG 96,94 97,06 0,13 11 PAPUA 95,89 95,98 0,09 12 MALUKU UTARA 104,14 104,18 0,04 13 SULSEL 106,24 106,27 0,03 14 SULBAR 106,05 106,04-0,01 15 SULTENG 99,09 99,08-0,01 16 YOGYAKARTA 103,94 103,90-0,04 17 BANTEN 106,61 106,57-0,04 18 BENGKULU 92,09 92,03-0,07 19 LAMPUNG 103,68 103,60-0,08 20 JABAR 107,54 107,42-0,10 21 NAD 98,06 97,89-0,17 22 SUMUT 99,39 99,21-0,18 23 SULTRA 100,08 99,87-0,21 24 KALSEL 99,04 98,82-0,22 25 SULUT 97,69 97,47-0,22 26 KEPRI 98,68 98,41-0,27 27 KALBAR 95,43 95,17-0,27 28 SUMSEL 95,37 94,99-0,39 29 JATIM 105,90 105,32-0,54 30 NTT 101,69 101,13-0,55 31 BABEL 102,01 101,38-0,62 32 NTB 105,53 104,85-0,64 33 JATENG 101,52 100,53-0,97 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016

Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Jawa Tengah Rincian Perub Jan'16 Feb'16 Feb'16 thd Jan'16 Feb'16 Jan'16 (%) Perub Feb'16 thd Jan'16 Feb'16 Jan'16 (%) Perub Feb'16 thd Jan'16 Feb'16 Jan'16 (%) Perub Feb'16 thd Jan'16 Feb'16 Jan'16 (%) thd Jan'16 Jan'16 Feb'16 (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) I. Indeks Diterima Petani 127,09 124,70-1,88 121,02 120,26-0,62 122,63 122,02-0,50 123,14 122,36-0,63 124,91 125,84 0,74 123,89 122,66-0,99 II. Indeks Dibayar Petani 124,55 124,61 0,05 123,16 123,15-0,01 122,45 122,50 0,04 117,65 117,50-0,13 121,30 121,13-0,14 122,03 122,01-0,01 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,52 126,46-0,05 126,98 126,90-0,06 126,90 126,80-0,08 127,10 127,03-0,05 127,66 127,43-0,18 126,87 126,79-0,06 a. Bahan Makanan 139,78 139,32-0,33 138,77 138,30-0,34 139,01 138,53-0,35 139,61 139,21-0,29 143,42 142,29-0,79 139,47 139,00-0,34 b. Makanan Jadi 118,37 118,74 0,31 118,53 118,89 0,31 118,47 118,76 0,25 118,31 118,58 0,23 117,41 117,73 0,27 118,38 118,71 0,28 c. Perumahan 120,41 120,68 0,22 120,73 120,99 0,21 120,63 120,89 0,22 122,48 122,78 0,25 119,61 119,95 0,28 121,03 121,31 0,23 d. Sandang 119,76 119,88 0,10 120,74 120,85 0,10 121,48 121,59 0,09 120,98 121,09 0,09 119,13 119,35 0,19 120,56 120,68 0,10 e. Kesehatan 115,74 115,97 0,20 112,94 113,15 0,18 112,89 113,09 0,18 113,08 113,29 0,18 115,45 115,83 0,33 113,94 114,16 0,19 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 110,53 110,54 0,01 111,10 111,12 0,02 110,13 110,19 0,05 111,17 111,19 0,02 114,33 114,37 0,04 110,86 110,89 0,02 g. Transportasi dan Komunikasi 119,41 119,22-0,15 122,14 121,99-0,13 120,35 120,24-0,09 121,75 121,56-0,15 133,98 133,97-0,01 121,18 121,01-0,13 2. BPPBM 119,40 119,79 0,33 114,11 114,28 0,14 114,00 114,34 0,30 111,34 111,14-0,19 112,86 112,76-0,09 115,06 115,23 0,14 a. Bibit 126,47 126,34-0,10 110,10 109,85-0,23 105,13 105,13 0,00 111,90 111,10-0,72 110,48 110,39-0,08 115,08 114,77-0,27 b. Obat-obatan & Pupuk 110,53 110,51-0,02 112,53 112,78 0,22 107,35 107,40 0,05 108,58 108,02-0,51 113,11 113,38 0,24 110,06 109,98-0,07 c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 119,74 120,10 0,31 118,89 119,30 0,35 109,77 110,26 0,45 108,45 108,68 0,22 112,18 112,17-0,01 114,85 115,21 0,31 d. T ransportasi 136,65 136,28-0,27 116,52 116,08-0,39 121,61 122,55 0,77 119,86 119,50-0,30 124,87 123,47-1,12 124,92 124,72-0,16 e. Penambahan Barang Modal 118,27 118,58 0,26 115,93 116,11 0,16 116,52 116,64 0,10 110,32 110,74 0,38 113,55 113,64 0,08 115,28 115,55 0,24 f. Upah Buruh Tani 123,10 123,97 0,71 113,61 114,09 0,42 119,01 119,43 0,35 118,57 119,55 0,82 111,83 111,98 0,13 118,77 119,49 0,60 III. Nilai Tukar Petani 102,04 100,07-1,93 98,26 97,65-0,61 100,15 99,61-0,54 104,66 104,14-0,50 102,97 103,89 0,89 101,52 100,53-0,97 IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian 106,44 104,09-2,21 106,05 105,24-0,77 107,57 106,71-0,80 110,59 110,10-0,44 110,68 111,60 0,84 107,67 106,45-1,13 1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016 7

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH FEBRUARI 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 0,01% DAN GKP TURUN 6,75% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Februari 2016 mencatat 85 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 41 observasi (48,24%) diikuti kelompok Gabah kualitas rendah sebanyak 30 observasi (35,29%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 14 observasi (16,47%). Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Februari 2016 tercatat Rp. 5.800,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal dan varietas Ciherang dengan kualitas GKP dan GKG di Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.300,00 per kg berasal dari kelompok Gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Februari 2016 tercatat Rp. 5.850,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dan GKP dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Untuk harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Pati Kabupaten Pati seharga Rp. 3.350,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dari Rp. 5.518,96/Kg pada Januari 2016 menjadi Rp.5.518,57/Kg pada Februari 2016. Demikian pula jika dibandingkan bulan Februari 2015 turun 0,85 persen dari angka Rp. 5.566,05/Kg. Untuk gabah kualitas GKP juga mengalami penurunan sebesar 6,75 persen dari Rp. 4.989,02/Kg pada Januari 2016 menjadi Rp. 4.652,44/Kg pada Februari 2016 yang jika dibandingkan Februari 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.797,37/Kg maka Februari tahun ini mengalami penurunan sebesar 3,02 persen. emasuki bulan kedua tahun 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 85 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih kecuali kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Kendal yang belum ditemukan transaksi penjualan gabah. Dari 85 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 41 observasi (48,24%) diikuti kelompok Gabah Kualitas Rendah sebanyak 30 observasi (35,29%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 14 (16,47%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Februari 2016 Harga di T ingkat Petani Harga di T ingkat Kelompok Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Kualitas Observasi T erendah T ertinggi HPP*) T erendah T ertinggi HPP*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) GKG 14 5,200.00 5,800.00-5,250.00 5,850.00 4,600.00 16.47 (Cilacap) ( Purworejo, T egal) (Cilacap) (Purworejo) GKP 41 3,800.00 5,800.00 3,700.00 3,815.00 5,850.00 3,750.00 48.24 (Sragen, Boyolali) (Purworejo) (Sragen) (Purworejo) Kualitas Rendah 30 3,300.00 4,300.00-3,350.00 4,400.00-35.29 (Pati) (Semarang) (Pati) (Semarang) Keterangan *) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016

Dari 85 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Februuari 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Demak sebanyak 11 observasi (12,94%), diikuti Kabupaten Blora dan Pati masing-masing sebanyak 9 observasi (10,59%), Kabupaten Kebumen dan Grobogan masing-masing sebanyak 8 observasi (9,41%), Kabupaten Pemalang sebanyak 6 observasi (7,06%), serta Kabupaten Sragen dan Tegal masing-masing sebanyak 5 observasi (5,88%) dan selebihnya 21,18 persen tersebar di 7 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 55 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Februari 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Februari 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan Kualitas Observasi observasi % observas % (1) (2) (3) (4) (5) (6) GKG 14 - - - - GKP 41 - - - - GKG dan GKP 55 - - - - 1. Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Februari 2016 menunjukkan kadar mutu yang kurang baik dibandingkan bulan sebelumnya karena curah hujan yang cukup tinggi. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan Januari 2015 yang tercatat sebesar 10,67 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,83 persen. Demikian pula untuk rata-rata KA kelompok GKP mengalami kenaikan dari 16,43 persen pada Januari menjadi 17,22 persen pada Februari 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Februari 2016 juga menunjukkan kualitas bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami kenaikan dari 2,51 persen pada Januari 2016 menjadi 2,69 persen pada Februari 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP bulan Februari turun dari angka 6,39 persen pada Januari 2016 menjadi 5,21 persen pada Februari 2016. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Januari Februari 2016 Kelompok Jumlah Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kualitas Observasi Januari Februari Januari Februari (1) (2) (3) (4) (5) (6) GKG 14 10.67 12.83 2.51 2.69 GKP 41 16.43 17.22 6.39 5.21 Kualitas Rendah 30 26.18 25.32 9.56 8.77 1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016 9

2. Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Februari 2016 megalami penurunan sebesar 0,01 persen dari Rp. 5.518,96/Kg pada Januari 2016 menjadi Rp. 5.518,57/Kg. Demikian pula jika dibandingkan bulan Februari 2015 turun 0,85 persen dari angka Rp. 5.566,05/Kg. Untuk gabah kualitas GKP juga mengalami penurunan sebesar 6,75 persen dari Rp. 4.989,02/Kg pada Januari 2016 menjadi Rp. 4.652,44/Kg pada Februari 2016 yang jika dibandingkan Februari 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.797,37/Kg maka Februari tahun ini mengalami penurunan sebesar 3,02 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Februari 2016 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 0,05 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 5.581,67/Kg menjadi Rp. 5.578,93/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami penurunan 6,76 persen dari Rp. 5.049,76/Kg pada Januari 2016 menjadi Rp.4.708,41/Kg pada Februari 2016. Adapun jika dibandingkan Februari 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami penurunan 0,84 persen dari harga Rp. 5.626,05/Kg dan kelompok GKP turun 3,13 persen dari dari Rp. 4.860,44/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Januari Februari 2016 Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Perubahan Kualitas Februari'15 Januari'16 Februari'16 Jan'16- Feb'16 Feb'15- Feb'16 Februari'15 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan Januari'16 Februari'16 Jan'16- Feb'16 Feb'15- Feb'16 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (4) GKG 5,566.05 5,518.96 5,518.57-0.01-0.85 5,626.05 5,581.67 5,578.93-0.05-0.84 GKP 4,797.37 4,989.02 4,652.44-6.75-3.02 4,860.44 5,049.76 4,708.41-6.76-3.13 Kualitas Rendah 4,606.20 4,412.50 3,741.67-15.20-18.77 4,660.20 4,500.00 3,799.67-15.56-18.47 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.19/03/33/Th.X, 01 Maret 2016