BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I ILMU PELAYARAN DATAR

MENENTUKAN DAN MELUKIS GARIS POSISI Kompetensi : Navigasi Pantai. NPL-Prod/H03 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKMENJUR

MENENTUKAN NILAI DEVIASI DI KAPAL DENGAN BENDA BUMI ( DARAT ) PK. NPL. D. 03. M

NAVIGASI PELAYARAN PANTAI. Jhonny H. Tumiwa dan Yuli Purwanto

5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR

PENGGUNAAN KOMPAS MAGNIT

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

MENGGAMBAR TEKNIK I. Jl. Letjend Suprapto No.73 Kebumen - Jawa Tengah 54311

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

Menemukan Dalil Pythagoras

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

Geometri Ruang (Dimensi 3)

BAB IV ANALISA KECEPATAN

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh

Garis Singgung Lingkaran

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT


KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2005

BAB 3 TRIGONOMETRI. csc = sec = cos. cot = tan

Keliling segitiga ABC pada gambar adalah 8 cm. Panjang sisi AB =... A. 4

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Materi Pelajaran Pendahuluan

Dari data soal. Pembahasan Data dari soal di atas: r 1 = R r 2 = 2R g 1 = 10 m/s 2 g 2 =...

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

a. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop)

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

PERHITUNGAN POSISI SEJATI KAPAL DENGAN PENGAMATAN TERHADAP BENDA-BENDA ANGKASA

KEGIATAN BELAJAR SISWA

PERSAMAAN GARIS LURUS

PRACTICAL MATH 1 HOGA SARAGIH GEOMETRI TERAPAN. hogasaragih.wordpress.com 1

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

b. Merubah Sudut Kompas ( SK ) menjadi Sudut Peta ( SP )

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

melekat. Kemungkinan selalu ads bahwa karena beberapa konstruksi bangunan kapal seperti bang-bang cerobong dan sebagainya. Pandangan keliling sekitar

3.1. Sub Kompetensi Uraian Materi MODUL 3 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

SOAL DAN JAWAB ILMU PELAYARAN ASTRONOMI AHLI NAUTIKA TINGGKAT III

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Bab 6 - Segitiga dan Segi Empat

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

JARING-JARING BANGUN RUANG

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

Soal Ujian Nasional Tahun 2005 Bidang Matematika

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

Pelayaran Kapal Niaga. Paket Keahlian : Nautika Kapal Niaga

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

BAB JENIS DAN BESAR SUDUT

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

BAB I PERUM PENDAHULUAN

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada

Perkalian Titik dan Silang

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

PENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Gambar 3 Dimensi meliputi definisi, macam-macam gambar 3 Dimensi, dan teknik-teknik pembuatan gambar 3 Dimensi.

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Perkalian & Pembagian Pecahan

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

PEMBAHASAN TRANSFORMASI KEBALIKAN

BAB III MASALAH GEOMETRI DAN PEMECAHANNYA

1 Lembar Kerja Siswa LKS 1

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

D. 90 meter E. 95 meter

TRIGONOMETRI 3. A. Aturan Sinus dan Cosinus 11/20/2015. Peta Konsep. A. Aturan Sinus dan Kosinus. Nomor W4801 Aturan Sinus

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

UJIAN NASIONAL SMA/MA Tahun Pelajaran 2004/2005 MATEMATIKA (D10) PROGRAM STUDI IPA ( U T A M A )

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2005 TINGKAT PROVINSI

Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2015

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA

SOAL SUKSES ULANGAN SEMESTER KELAS 9

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

Transkripsi:

BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT Definisi-definisi Membaring ialah mengambil arahnya suatu benda dari kapal lalu arah tersebut dengan arah berlawanan dilukis sebuah garis dari titik yang dibaring dalam peta. Sinar baring ialah sebagai lingkaran besar yang ditarik dari titik baringan melalui pusat pedoman dari kapal. Lengkung baring ialah garis lengkung yang menghubungkan antara titik pusat pedoman di kapal dan benda yang dibaring yang memotong derajah atas sudut yang sama. Garis baringan ialah garis lurus dipeta laut yang pada titik yang dibaring menyinggung lengkungan baringan. Baringan ialah sudut yang dibentuk oleh arah utara dengan garis baringan. Ada 4 macam baringan : 1. Baringan Sejati (BS) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara Sejati (US) dengan garis baringan 2. Baringan Magnetis (BM) adalah sudut yang dibentuk oleh arah Utara magnetis (UT) dengan garis baringan. 3. Baringan pedoman (BP) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara pedoman (UP) dengan garis baringan. 4. Baringan relatip (Br) ialah sudut antara sinar baringan dan haluan kapal.

Gambar. 1 Untuk menentukan posisi kapal di atas peta laut dipakai bermacammacam cara tergantung jumlah benda-benda yang dapat dibaring dari kapal. 1. Jika disekeliling kapal hanya terdapat satu benda baringan saja : a. Satu benda dibaring 1 kali 1. Baringan dengan jarak 2. Baringan dengan peruman 3. Baringan dengan lingkaran suar b. Satu benda dibaring 2 kali 1. Baringan dengan geseran 2. Baringan dengan sudut berganda 3. Baringan 4 surat 4. Baringan istimewa 5. Baringan dengan surat berganda

2. Jika disekeliling kapal terdapat dua benda yang dapat dibaring Baringan silang Gambar. 2 1) Bar I dan Bar II diambil dalam waktu hampir bersamaan, didapat baringan pedoman. 2) Baringan pedoman yang diperoleh, dijabarkan dengan sembir dan diperoleh baringan saja. 3) Lukis kedua baringan sejati tersebut dari benda yang dibaring dalam peta. 4) Perpotongan kedua garis baringan sejati tersebut adalah posisi kapal (K) 1.a.1 Baringan dengan peruman

Gambar. 3 Pelaksanaan : 1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp), bersamaan dengan itu kedalam air diukur dengan perum (25m) 2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta 3. Jabarkan hasil peruman sampai muka serutan peta( lihat daftar Pasang Surut ) 4. Carilah pada garis baringan suatu kedalaman yang jatuh sama dengan garis baringan (25m). 5. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut. 1.a.2. Baringan Lingkar suar ( Baringan dengan jarak )

Gambar. 4 Pelaksanaan : 1. Terlebih dahulu buatlah lingkaran jarak nampak suar dengan suar sebagai titik pusatnya dan jari-jarinya = jarak geografis suar ( lihat, daftar suar ) 2. Pada saat suar tersebut mulai nampak/hilang di cakrawala baringlah suar tersebut denagn pedoman (Bp) 3. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta 4. Perpotongan antara Bs dangan lingkaran adalah posisi kapal (K) 1.b.1. Baringan dengan Geseran Gambar. 5

Pelaksanaan : 1. Baringkah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktu. 2. Jabarkan Bp menjadi Bs 1 dan lukis garis baringnya dipeta 3. Setelah selang beberapa waktu kemudian benda tersebut dibaring lagi dengan pedoman (Bp) dan dicatat waktunya. 4. Jabarkan Bp menjadi Bs II dan lukis garis baringnya di peta. 5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI dan bs II dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan sesuai dengan jarak tersebut. 6. Perpotongan antara Bs II dengan BsI yang digeserkan adalah posisi kapal (K) Catatan : Jarak yang ditempuh dari bar I ke bar II = Selisih waktu dalam menit X kecepatan atau / jam = d 60 1.b.2 Baringan dengan sudut berganda Gambar. 6

Catatan : I. Benda kiri Baringan = H - < perpotongan II. Benda kanan Baringan = Haluan ( H) + < perpotongan Pelaksanaan: 1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktunya. 2. Lukiskan Bs II sedemikian rupa sehingga sudut ytang dibentuk oleh BsII dengan haluan 2x sudut yang dibentuk oleh Bs I dengan haluan 3. Pada saat terjadinya Bs II, catat waktunya 4. Hitunglah jarak waktu yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI-BsII (misalnya = d mil ) dan ukurkan pada BD dari benda 7/8 di (BE) 5. Tarik dari E garis // garis keluar yang memotong bar II di K 6. Posisi kapal (K) terlertak pada titik tersebut. 1.b.3 Baringan Empat Surat AC = BC ( segitiga siku-siku sama kaki ) Gambar. 7

Catatan : I. Benda kiri Baringan = H - < perpotongan II. Benda kanan Baringan = Haluan + < perpotongan Catatan Benda dikiri Bar I = H 45 Bar II = H - 90 Karena baringan menggunakan pedoman magnet maka sembir harus diperhitungkan. Jika selama dalam pelayaran terdapat arus dari muka/belakang maka letak kapal (K) lebih dekat /jauh dari benda sesuai dengan arah dan kekuatan arus. Pelaksaan : 1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I dan Bs II sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut 45 dan 90 dengan garis haluan (Hs) 2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya. 3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I Bs II ( misalnya = d mil ) BD = a AC//ED 4. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut.

1.b.4 Baringan Istimewa Gambar. 8 Catatan : I. Benda kiri Baringan = H - < perpotongan II. Benda kanan Baringan = Haluan + < perpotongan Pelaksanaan : 1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I, Bs II dan Bs III sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut-sudut 26,5, 45 dan 90 dengan garis haluan (Hs) 2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya. 3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I Bs II ( misalnya = d mil ) dan geserkan Hs sepanjang Bs III sehingga jaraknya dari benda tersebut = jarak yang telah dihitung, 4. Posisi kapal (K) pada perpotongan antara BS II dengan Hs yang digeser.

Catatan : Benda kiri Bar I = H 26,5 Bar II = H - 45 Sembir harus diperhitungkan Keistimewaan daripada baringan istimewa ini adalah sebelum benda tersebut melintang haluan, penilik sudah mengetahui saat dan jarak kapal terhadap benda pada waktu melintang, sehingga jika jarak tersebut dipandang kurang aman, kapal masih dapat dirubah haluannya untuk menghindari bahaya navigasi. Hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam melaksanakan baringan silang 1. Waktu antara baringan yang satu dengan yang lain jangan terlalu lama 2. Benda-benda yang perubahan sudut baringannya lambat dibaring lebih dahulu. 3. Jika disekeliling kapal terdapat banyak benda yang dapat dibaring, pilihlah benda-benda yang garis baringnya berpotongan tegak lurus dan baringlah benda ketiga untuk pemeriksa.jika pelaksanaan baringan silang baik, ketiga garis baringan tersebut akan berpotongan pada satu titik atau merupakan segitiga yang kecil. Pelaksanaan : 1. Baringlah kedua benda tersebut dalam waktu yang hampir bersamaan. 2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis-garis baringannya di peta ( BsI dan Bs II) 3. Perpotongan antara Bs I dan BS II adalah posisi kapal (K)

2.a. Baringan silang dengan geseran. Gambar. 9 Pelaksanaan : 1. Baringlah n\benda yang satu (K) derngan pedoman (Bp) dan catat waktunya 2. Jabarkan Bp I menjadi Bs I dan lukis garis baringnya di peta 3. Selang beberapa waktu kemudian baringlah benda yang lain (B) dengan pedoman (Bp I) dan catat waktunya. 4. Jabarkan Bp II menjadi BS II dan lukis garis baringnya di peta. 5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BSI- BS II ( misal = d mil ) dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan dengan jarak = jarak yang telah dihitung. 6. Perpotongan antara Bs II dengan Bs I yang digeser adalah posisi kapal (K)

Menggunakan garis-garis merkah (garis-garis penuntun) Untuk memudahkan navigasi seringkali dipasang merkah-merkah (menara suar, suar penuntun, rambu-rambu dll ), sehingga kapal terhindar dari bahaya navigasi dengan jalan menahan merkah-merkah tersebut menjadi satu (berimpit). Pada umumnya arah sejati telah diberikan. Disamping mengarahkan haluan, garis penuntun juga digunakan untuk menentukan deviasi (lihat transit) Gambar. 10 Soal : 1. Apa yang dimaksud dengan deviasi, dan jelaskan? 2. Bagaimana cara mengetahui bahaya-bahaya navigasi dalam berlayar,? 3. Apa fungsi dari garis-garis merkah ( penuntun ).? 4. Sebutkan macam2 baringan, dan jelaskan? 5. Bagaimana cara menentukan posisi kapal,?