Mengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT. Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit

UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

PENGUKURAN KEJADIAN PENYAKIT ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB

UKURAN-UKURAN FREKUENSI EPIDEMIOLOGI

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

TUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN

Tutorial Epidemiologi : 1. Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran

EPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono

Proses Penyakit Menular

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375

UU kes no 36 tahun 1992 NILUH WINDA ANGGRIANI

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

Food-borne Outbreak. Saptawati Bardosono

EPIDEMIOLOGI VETERINER. Screening dan diagnostic test

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN

BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGY

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns.

Monitoring penyakit usaha untuk

UKURAN DAMPAK DALAM EPIDEMIOLOGI. Putri Handayani, M.KKK

Tabel 2 X 2, RR dan OR. Saptawati Bardosono

KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 2009

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

METODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

Perencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI K3 UKURAN-UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

1. PENDAHULUAN Tahun

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

BAHAN AJAR MATA KULIAH: PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI. (Frekuensi Masalah Kesehatan)

Odds ratio = a/b = ad/bc c/d

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Avian Influenza di Provinsi Lampung

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I P E N D A H U L U A N. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

TRANSISI EPIDEMIOLOGI

Biosecurity. Biosecurity: Pandangan Baru Terhadap Konsep Lama. Perspektif Saat Ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

MUSLIM, MPH 5/8/2010. Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA MEDAN Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor - Medan

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

SCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan.

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

MORTALITAS & MORBIDITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2

Ukuran-Ukuran dalam Kesehatan dan Epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

Bahan Kuliah Epidemiologi (IPH 516)

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah. satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENELITIAN OBSERVASIONAL. DR. Titiek Sumarawati,MKes

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

LAMPIRAN III PEMANFAATAN DATA

Transkripsi:

Mengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit Mengapa mengukur penyakit? Tujuannya adalah deskripsi dan komparasi Jenis pertanyaannya mencakup: Seperti apa mortalitas dan morbiditas yang khas pada kelompok unggas yang terserang HPAI? Apakah lebih banyak AI pada kelompok umbaran daripada jenis unggas produksi lainnya? Apakah terjadi lebih banyak AI di tahun 2006 dari pada tahun 2005? Daerah mana di Indonesia yang memiliki risiko AI terbesar? Rasio, proporsi dan rate: Pengukuran penyakit secara umum Rasio a b a dan b adalah dua frekuensi yang berdiri sendiri Contoh: odds penyakit rasio jumlah individu berpenyakit (kasus): jumlah individu yang tidak sakit (bukan kasus) a:b - Dapat dirubah ke dalam proporsi: a/(a+b) 1

Rasio, proporsi dan rate: Pengukuran penyakit secara umum Rasio a b a dan b adalah dua frekuensi yang berdiri sendiri Contoh lain Rasio pakan terhadap berat badan Rasio jantan terhadap betina Klinis: rasio subklinis (klinis: tidak tampak) dari kasus penyakit Proporsi Merupakan sebuah pecahan dimana pembilang (frekuensi penyakit atau kondisi, contoh: jumlah kasus) merupakan bagian dari penyebut (populasi berisiko) Proporsi = a a+b Persentase = a x 100 = % a+b Proporsi Beberapa rasio dapat diubah menjadi proporsi Contoh: Jika rasio klinis terhadap subklinis pada penyakit adalah 1:4 maka proporsi kasus klinis adalah 1/(1+4) = 1/5 atau 20% 2

Rate Menghitung hubungan antara kasus (mis. penyakit) dengan populasi terancam tertentu dalam jangka waktu yang ditetapkan Rate = a ( a termasuk dalam x ) x ( x merepresentasikan waktupopulasi) Menunjukkan laju rata-rata kemunculan kasus dalam populasi seiring dengan waktu Definisi kasus Kasus penyakit dapat diukur (dan didefinisikan) dengan berbagai cara Mortalitas (disebabkan oleh penyakit) Morbiditas (penyakit) berdasarkan tandatanda khas atau gejala keparahan Hasil uji diagnostik mis.: uji deteksi antigen atau antibodi Kombinasi di atas Definisi kasus Memiliki kemungkinan untuk mempunyai beberapa definisi dan merubahnya seiring waktu sesuai munculnya pengetahuan baru Kasus diteguhkan (pasti) versus kasus yang mungkin Kriteria yang berbeda dibutuhkan untuk setiap definisi Penting untuk memakai definisi kasus yang sama (meskipun tidak sempurna) supaya dapat membandingkan antar kelompok atau mengikuti jalannya perkembangan dari epidemik. Perlu membedakan apel dengan apel 3

Tingkat individu Definisi kasus Tingkat populasi Kelompok unggas atau ternak Bangunan/kandang pemeliharaan dalam suatu peternakan Biasanya keberadaan 1 atau lebih unggas terinfeksi sudah cukup untuk memutuskan bahwa populasi itu positif Definisi kasus untuk AI Tingkat individu? Tingkat populasi? Populasi terancam Secara biologis populasi mendukung berkembangnya penyakit tertentu Contoh: infeksi uterine (hanya betina) Seringkali tidak jelas Contoh: unggas yang terinfeksi? Contoh: individu yang sebelumnya terpapar agen penyakit? Contoh: unggas di pedesaan (sulit dihitung; kemungkinan bercampur) Pembahasan lebih lanjut dapat dilihat di investigasi wabah penyakit 4

Menghitung populasi terancam Jumlah populasi biasanya berubah seiring waktu Contoh (hanya menghitung pada awal dan akhir tahun): 1 Jan 2006 = 1.000 unggas 31 Des 2006 = 800 unggas Rataan populasi unggas dalam setahun = (1.000 + 800)/ 2 = 900 Menghitung populasi terancam Jika populasi dihitung beberapa kali dalam satu periode akan meningkatkan akurasi perkiraan Contoh: 1 Jan, 2006 hingga 31 Des 2006 Perhitungan bulanan = 1.000, 900, 800, 800, 800, 800, 800, 800, 800, 800, 800, 800 Rataan populasi unggas dalam setahun = 9.900 / 12 = 825 Kasus Kasus prevalen Kasus pada satu waktu(campuran kasus baru dan kasus yang sudah ada) Kasus insiden Kasus baru terjadi selama kurun waktu tertentu. Individu harus bebas penyakit pada saat periode tindak lanjut dimulai. Memerlukan surveilans populasi 5

Kasus prevalen vs. insiden Mengapa dibedakan? Incident adalah besaran risiko dari kasus baru, contoh: risiko dengan atau tanpa pencegahan dan/atau langkah-langkah pengendalian Prevalent adalah fungsi incident, tingkat kesakitan penyakit dan risiko mortalitasnya, serta ketersediaan penanganan atau intervensi yang efektif Pengukuran penyakit (input dan output) Insiden (kasus baru) Penyembuhan Gagal ditindaklanjuti prevalens (kasus yang ada) Kematian Prevalens Prevalens vs. incidens = Jumlah kasus yang diteliti pada waktu t Jumlah total individu berisiko pada waktu t Prevalens Incidens x Durasi Catatan: prevalens adalah proporsi bukan rate (Karena tidak melibatkan kecepatan munculnya penyakit) 6

Prevalens Seperti foto dari semua penyakit yang ada pada satu waktu tertentu (kasus lama + baru) Ukuran statik penyakit, bukan laju Proporsi (0 hingga 1) atau persentase (0 hingga 100%) Untuk individu, prevalens mengukur risiko keberadaan kasus daripada menjadi kasus Tergantung pada intervensi pengendalian penyakit Stamping out akan mengurangi prevalens dibandingkan dengan tanpa kebijakan stamping out Laju insidens Mengukur laju terjadinya kasus baru (incident) Proporsi (0 hingga 1) atau persentase (0 hingga 100%) per kurun waktu, atau kasus/waktu terancam Penting dalam memprediksikan dampak penyakit di masa datang Biasanya lebih sulit diukur daripada prevalens Dua jenis utama: Cumulative incidence (CI) Incidence density rate (IDR) Cumulative Incidence (CI) = Jumlah individu baru yang sakit selama kurun waktu tertentu Populasi terancam pada kurun waktu yang sama Mengukur risiko rata-rata yaitu, probabilitas suatu individu menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu Berkisar dari 0 hingga 1 dan harus disertai kurun waktu tertentu 7

CI vs. IDR Cumulative Incidence (CI) Ketika populasi statik atau terancam sesaat contoh: mortalitas pada ayam pedaging Incidence Density Rate (IDR) Ketika populasi dinamik (termasuk pengeluaran kehilangan, kematian akibat kasus lain, hilangnya status terancam atau kelayakan) atau masa terancam yang panjang Contoh: ternak umbaran dimana banyak unggas dibawa masuk atau dijual Waktu yang digunakan oleh hewan atau manusia yang berpartisipasi dalam studi; contoh: hewan-tahun terancam Crude vs. Specific Rate Crude Rate: mencerminkan total kasus yang diteliti dan total waktu terancam yang dialami populasi Specific Rate: menunjukkan frekuensi penyakit untuk sub-populasi atau kelompok tertentu; contoh: laju spesifik-umur atau spesifik-jenis kelamin, atau laju spesifikgeografi Contoh: : crude vs. specific rate Pada sebuah peternakan unggas umbaran, 10 dari 100 unggas ditemukan mati: crude mortality rate = 10% Dari 100 unggas, 50 muda dan 50 tua. Sembilan unggas yang mati adalah unggas muda laju mortalitas spesifik-unggas muda= 9/50 = 18% laju mortalitas spesifik-unggas tua= 1/50 = 2% 8

Besaran insiden penting lainnya: Case-fatality rate - proporsi dari individu terinfeksi yang mati karena penyakit. Merupakan ukuran keparahan penyakit dan/atau virulensi agen infeksi Attack rate atau attack risk : jumlah individu terinfeksi dibagi dengan populasi terancam, digunakan dalam investigasi wabah penyakit Rangkuman Kasus (pembilang) dan populasi terancam (penyebut) adalah komponen penting dari pengukuran kemunculan penyakit Aplikasi Evaluasi kemunculan penyakit dalam waktu dan tempat memprediksi kejadian masa depan Perbandingan beberapa intervensi, contoh: uji coba vaksin Studi faktor risiko, contoh: evaluasi jenis tempat pemeliharaan 9

Latihan Contoh perhitungan besaran dasar penyakit yang terkait dengan HPAI pada kelompok unggas umbaran Merupakan contoh epidemiologi mikro (tingkat kelompok) vs. epidemiologi makro (tingkat nasional) 10