1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

Transkripsi

1 Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi UCAPAN TERIMAKASIH... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 TINJAUAN PUSTAKA 5.1 Itik Sejarah itik di Indonesia Sistem kekebalan itik Avian Influenza (AI) Etiologi Epidemiologi Gejala klinis Diagnosa Diagnosa banding Pengendalian dan pencegahan Vaksin MATERI DAN METODE 3.1. Objek Penelitian Bahan-Bahan Peralatan Rancangan Penelitian Variabel Penelitian Sumber Data Prosedur Penelitian Pemeliharaan itik Pengambilan darah pravaksinasi Vaksinasi Pengambilan darah pasca vaksinasi i

2 3.8. Analisis Data Lokasi dan Waktu Penelitian BAB IV BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembahasan Pengujian Hipotesis SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

3 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Hasil uji BNT rataan titer antibodi AI (HI unit) Hasil analisis sidik ragam waktu pengamatan terhadap peningkatan titer antibodi iii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Kerangka konsep Alur penelitian Grafik waktu pengamatan terhadap peningkatan titer antibodi AI iv

5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Hasil pemeriksaan titer antibodi terhadap AI (log 2) Analisis deskriptif Analisi sidik ragam Uji beda nyata terkecil (BNT) Analisi regresi Dokumentasi penelitian v

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ternak itik semakin digemari masyarakat sebagai alternatif sumber pendapatan di daerah pedesaan maupun disekitar perkotaan. Ternak itik merupakan salah satu jenis ternak unggas penghasil telur dan daging yang potensial. Daging dan telur itik cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Semakin terbukanya pasar produk itik ikut mendorong berkembangan peternakan itik di Indonesia. Pasar telur itik yang selama ini telah terbentuk masih sangat terbuka bagi peningkatan produksi karena permintaan yang adapun belum bisa terpenuhi semuanya, sedangkan pasar daging itik selama ini dipenuhi secara terbatas oleh daging itik peking yang masih diimpor. Banyak jenis itik yang terdapat di Indonesia umumnya penamaan itik disesuaikan dengan daerah pengembangnya, misalnya : itik mojosari, alabio, tegal, dan itik bali. Jika dibandingkan dengan peternakan ayam ras maupun ayam buras peternakan itik lebih diunggulkan dalam beberapa hal, seperti nilai jual telur itik yang lebih mahal dari pada telur ayam, ternak itik lebih mampu mencerna ransum dengan serat kasar yang lebih tinggi sehingga harga pakan bisa lebih murah dan produktivitas telur lebih tinggi dibandingkan dengan ayam buras (Prasetyo et al., 2010). Kendala yang sering dihadapi dalam usaha peternakan itik, adalah serangan penyakit yang salah satunya adalah penyakit Avian Influenza (AI). Penyakit AI merupakan penyakit yang sangat merugikan bagi industri peternakan unggas, mengingat tingkat morbiditas dan mortalitas AI dapat mencapai 100%. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh virus AI ditaksir mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya (Soejoedono et al., 2005). Sifat alami unggas air yang berperan utama sebagai reservoir virus AI juga menjadi masalah serius. Menurut Stephenson dan Zanbon (2002) virus AI tersebut tidak menyebabkan penyakit yang nyata pada unggas air, namun virus AI pada unggas air dapat menjadi 6

7 sumber penyebaran penyakit AI yang efektif sehingga dapat bertahan lama di alam. Hal ini sangat berengaruh terhadap penyebaran virus AI. Cara pemeliharaan itik di Bali kebanyakan dilakukan dengan sistem semi intensif. Sistem pemeliharaan semi intensif merupakan pemeliharaan dengan cara mengembalakan itik secara berpindah pindah dari satu hamparan sawah pasca panen ke hamparan sawah pasca panen lainnya (Alexander, 2001). Cara pemeliharaan seperti ini berpotensi untuk menyebarkan virus AI dari satu daerah ke daerah yang lainnya mengingat itik merupakan reservoir alami virus AI. Pada peternakan ayam umumnya telah dilakukan vaksinasi AI untuk mencegah penyebaran virus AI. Mengingat pentingnya peran itik sebagai penyimpan dalam penyebar VAI, maka untuk menekan sekresi dan replikasi virus AI khususnya subtipe H5N1, program vaksinasi pada unggas ini perlu dilakukan. Akan tetapi, penelitian tentang respon imun itik terhadap pemberian vaksin influenza belum banyak dilakukan (Suardana et al., 2009). Maka dari permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai respon imun itik bali terhadap vaksin AI polivalen, serta waktu yang diperlukan pasca vaksinasi hingga terbentuknya titer antibodi yang protektif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah vaksinasi polivalen ND-AI pada itik menghasilkan titer antibodi yang protektif terhadap penyakit Avian Influenza (AI)? 2. Apakah terjadi peningkatan titer antibodi terhadap penyakit Avian Influenza (AI) pasca vaksinasi polivalen ND-AI? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui titer antibodi yang protektif terhadap penyakit Avian Influenza (AI) pasca vaksinasi polivalen ND-AI. 2. Untuk mengetahui peningkatan titer antibodi terhadap penyakit Avian Influenza (AI) pasca vaksinasi polivalen ND-AI. 7

8 1.4 Manfaat Penelitian Dengan diketahui titer antibodi yang protektif dan perubahan titer antibodi terhadap penyakit Avian Influenza (AI) pasca vaksinasi polivalen ND-AI maka manfaat yang bisa diperoleh adalah ternak itik tidak akan menyebarkan AI walaupun dilakukan pengembalaan secara berpindah pindah. 8