EPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono
|
|
- Veronika Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EPIDEMIOLOGI GIZI Saptawati Bardosono
2 Pendahuluan Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari frekuensi penyakit pada manusia Epidemiologi mempelajari distribusi penyakit berdasarkan umur, jenis kelamin, geografi dll Epidemiologi mempelajari pola distribusi penyakit berdasarkan faktor2 penyebab
3 Epidemiologi Gizi: Adalah ilmu yang mempelajari determinan dari suatu masalah/kelainan gizi Mempelajari distribusi dan besarnya masalah gizi pada populasi manusia Menguraikan penyebab dari masalah gizi dan menentukan hubungan sebab-akibat Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan melaksanakan program pencegahan, kontrol dam penanggulangan masalah gizi di masyarakat
4 Menguraikan penyebab dari masalah gizi dan menentukan hubungan sebab-akibat: Masalah gizi dihubungkan dengan: 1. Faktor yang menyebabkan masalah gizi (agent) 2. Faktor yang ada pada pejamu (host) 3. Faktor yang ada di lingkungan pejamu (environment)
5 Menguraikan penyebab dari masalah gizi dan menentukan hubungan sebab-akibat: HOST MASALAH GIZI ENVIRONMENT AGENT
6 Menguraikan penyebab dari masalah gizi dan menentukan hubungan sebab-akibat: Masalah gizi: Kurang/Kelebihan zat gizi Agent: Asupan makanan dan penyakit yang dapat mempengaruhi status gizi serta faktor2 yang berkaitan Host: karakteristik individu yang ada kaitannya dengan masalah gizi (umur, jenis kelamin, suku bangsa dll) Environment: lingkungan (rumah, pekerjaan, pergaulan) yang ada kaitannya dengan masalah gizi
7 Penggunaan Epidemiologi Gizi: Secara deskriptif mempelajari: Siapa yang mempunyai masalah gizi Kapan dan pada situasi-kondisi apa yang bagaimana masalah gizi tersebut terjadi (biasanya digunakan data dari klinik, laporan rutin ataupun hasil survei khusus)
8 Penggunaan Epidemiologi Gizi: Secara analitik mempelajari: Hubungan kausal tertentu antara faktor penyebab dengan kejadian/kelainan yang diakibatkannya (biasanya diperlukan penelitian khusus dengan rancangan kohort ataupun kasus-kontrol)
9 Penggunaan Epidemiologi Gizi: Secara intervensi mempelajari: Dampak ataupun efek dari suatu program yang telah dilaksanakan untuk menanggulangi masalah gizi (biasanya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program/kebijakan gizi)
10 Rancangan Studi Epidemiologi Gizi: 1. Rancangan observasi: a. Deskriptif: 1) studi ekologi 2) studi cross sectional b. Analitik: 1) studi case-control 2) studi kohort 2. Rancangan eksperimen atau community trial: a. field trial b. clinical trial
11 Rancangan Studi Epidemiologi Gizi: Studi Ekologi, contohnya: Survei rumah tangga (asupan makanan) dikaitkan dengan data-data kesehatan oleh BPS Studi Cross-sectional atau studi prevalensi: Untuk mengetahui hubungan antara faktor2 penyebab dan kelainan gizi pada suatu waktu dengan cara cepat dan murah (hubungan kausal?)
12 Rancangan Studi Epidemiologi Gizi: Studi case-control: Untuk membandingkan orang yang mengalami kelainan gizi (kasus) dengan orang yang bebas kelainan gizi (kontrol) berdasarkan faktor penyebab yang telah lalu Studi kohort: Dengan menentukan faktor penyebab terlebih dahulu kemudian mengikuti individu tersebut untuk waktu tertentu dan diukut akibat dari faktor penyebab tersebut pada interval waktu tertentu Studi eksperimen: Faktor penyebab ditentukan dan dilihat efeknya
13 Permasalahan pada Epidemiologi Gizi: Gizi atau status gizi sukar untuk ditentukan secara langsung sehingga selama ini digunakan beberapa indikator status gizi Indikator status gizi tersebut sering digunakan untuk bermacam tujuan Masalah gizi merupakan akibat dari banyak faktor sehingga program gizi dan penelitian gizi berkaitan dengan disiplin ilmu lainnya
14 Penggunaan Indikator Status Gizi: 1. Untuk melakukan penapisan individual dalam program pencegahan malnutrisi (indikator untuk memprediksi malnutrisi) 2. Untuk mendiagnosis malnutrisi (indikator untuk memprediksi risiko maupun manfaat dari intervensi gizi) 3. Untuk membandingkan hasil atau memposisikan suatu populasi terhadap nilai normal/rujukan tertentu
15 Penggunaan Indikator Status Gizi: 4. Untuk mengevaluasi terapi/intervensi gizi (indikator yang bereaksi terhadap terapi gizi) Pemilihan indikator yang terbaik bergantung pada tujuan yang ingin dicapai
16 Masalah Indikator Status Gizi: Validitas data: Mengukur apa yang ingin diukur (TB/U untuk masalah gizi kronis) Reliabilitas data: Seberapa baik pengukuran dapat diulang Sensitivitas data: Menentukan individu yang benar2 sakit (high risk) Spesifisitas data: Menentukan individu yang benar2 sehat Akurasi data: Pengukuran mendekati kebenaran
17 VALIDITY AND RELIABILITY Highly reliable but not valid Not reliable and not valid Not reliable but somehow valid Highly reliable and valid
18 Ukuran-ukuran dalam Epidemiologi Gizi 1. Ukuran untuk morbiditas dan mortalitas: a. rate, rasio dan proporsi b. rate insidens dan prevalens 2. Indikator kesehatan a. Indikator dari penyebab khusus b. mortalitas bayi dan bayi baru lahir c. mortalitas ibu d. Umur harapan hidup e. lain-lain
19 Rate, rasio dan proporsi Rate merupakan ukuran terpenting untuk suatu penyakit, namun rasio dan proporsi juga digunakan Rasio, menggambarkan hubungan antara 2 nilai dalam bentuk x : y atau x/y * k Contoh: rasio kelahiran bayi laki2 dan perempuan di negara tertentu tahun 1979 adalah : atau 1,052 : 1
20 Rate, rasio dan proporsi Proporsi, merupakan bentuk khusus dari rasio dimana pembilang diikutkan dalam penyebutnya dan hasil akhirnya dinyatakan dalam persen. Contoh: proporsi kelahiran bayi laki-laki adalah (kelahiran bayi laki2) / (kelahiran bayi laki2 dan perempuan) = ( ) ; ( ) = 51,3%
21 Rate, rasio dan proporsi Rate, merupakan bentuk khusus dari proporsi yang mengikutsertakan waktu Rate, merupakan ukuran dasar dari kejadian penyakit karena merupakan ukuran yang dengan jelas dapat menggambarkan probabilitas/kemungkinan ataupun risiko suatu penyakit pada suatu populasi tertentu pada suatu periode waktu tertentu
22 Rate, rasio dan proporsi Rate, dapat dituliskan sebagai (jumlah kejadian sakit dalam periode waktu tertentu) / (jumlah populasi berisiko sakit dalam periode tertentu) * k Contoh: rate kematian kanker di negara tertentu tahun 1980 adalah 186,3 per populasi yang didapat menurut rumus sbb (kematian akibat kanker di antara penduduk negara tsb tahun 1980) / (penduduk negara tsb tahun 1980) *
23 Rate insidens dan prevalens Ada beberapa rate untuk morbiditas yang digunakan dalam kesehatan masyarakat dan epidemiologi, namun semuanya dapat dikategorikan menjadi 2 bentuk dasar, yaitu rate insidens dan rate prevalens Rate insidens mengukur probabilitas bahwa orang sehat akan sakit dalam periode waktu tertentu atau kasus sakit baru dalam periode waktu tertentu Rate prevalens mengukur jumlah orang dalam populasi yang sakit dalam periode waktu tertentu
24 Rate insidens dan prevalens Rumus untuk menghitung rate insidens adalah (jumlah kasus sakit baru) / (jumlah populasi berisiko) dalam waktu tertentu Rumus untuk menghitung rate prevalens adalah (jumlah semua kasus yang ada) / (jumlah populasi) pada satu waktu tertentu
25 Hubungan antara insidens dan prevalens Insidens menunjukkan rate dari kasus baru yang terjadi pada kelompok orang tertentu yang sebelumnya bebas dari sakit Prevalens menunjukkan kemungkinan orang2 yang sakit pada suatu waktu tertentu Prevalens bergantung pada 2 faktor: 1) jumlah orang2 yang telah sakit pada masa lalu (insidens masa lalu) 2) lamanya sakit
26 Hubungan antara insidens dan prevalens Bila penyakit bersifat kronis, walaupun jumlah orang yang sakit hanya beberapa saja, namun jumlahnya akan menumpuk dan prevalens tetap lebih besar dari insidens Bila penyakit bersifat akut karena orang cepat sembuh atau segera meninggal ataupun si sakit pindah maka prevalens tetap lebih kecil dari insidens
27 Hubungan antara insidens dan prevalens Hubungan antara prevalens (P) dengan insidens (I) dan durasi (d) adalah P I * d, yang menunjukkan bahwa prevalens bervariasi terhadap insidens dan durasi Apabila insidens dan prevalens cukup stabil untuk waktu yang cukup lama maka P = I * d, sehingga bila P dan I sudah diketahui, maka d dapat dihitung
28 Hubungan antara insidens dan prevalens Terapi yang berhasil dapat memperpanjang hidup dapat berefek besar pada prevalens penyakit, contohnya insulin untuk diabetes dan kemoterapi untuk lekemia anak
29 Dari 100 orang pasien yang berkunjung ke rumah sakit A selama tahun 2005, ternyata ada beberapa pasien yang menderita hepatitis B. Berapa prevalens dan insidens dari penyakit hepatitis B selama tahun 2005? Januari Desember 05
30 Ukuran rate khusus Crude birth rate = (jumlah kelahiran hidup dari penduduk daerah tertentu pada suatu waktu tertentu) / (rerata jumlah penduduk daerah tersebut pada waktu tersebut) / 1000 Crude death rate = (jumlah kematian yang terjadi di antara penduduk daerah tertentu) / (rerata jumlah penduduk daerah tersebut pada waktu tersebut) / 1000
31 Ukuran rate khusus Age-specific death rate (usia tahun) = (jumlah kematian di antara penduduk usia tahun di daerah tertentu pada waktu tertentu) / (rerata jumlah penduduk usia tahun di daerah tersebut pada waktu tertentu) / 1000 atau Cause-specific death rate = (jumlah kematian akibat penyebab tertentu dalam 1 tahun) / (rerata jumlah penduduk tengah tahun tersebut) /
32 Ukuran rate khusus Infant mortality rate = (jumlah kematian anak usia kurang 1 tahun dalam 1 tahun) / (jumlah kelahiran hidup di tahun yang sama) / kelahiran hidup Neonatal mortality rate = (jumlah kematian bayi usia kurang 28 hari dalam 1 tahun) / (jumlah kelahiran hidup di tahun yang sama) / kelahiran hidup Fetal death ratio = (jumlah kematian janin dalam setahun) / (jumlah kelahiran hidup di tahun yang sama) / kelahiran hidup
33 Ukuran rate khusus Maternal (puerperal) mortality rate = (jumlah kematian akibat puerperal dalam setahun) / (jumlah kelahiran hidup di tahun yang sama) / atau kelahiran hidup Fetal death rate = (jumlah kematian janin dalam setahun) / (jumlah kelahiran hidup dan kematian janin di tahun yang sama) / kelahiran hidup dan kematian janin Perinatal mortality rate = (jumlah kematian janin usia 28 minggu atau lebih dan kematian bayi usia kurang 7 hari) / (jumlah kelahiran hidup dan kematian janin usia 28 minggu atau lebih di tahun yang sama) / kelahiran hidup dan kematian janin
34 Ukuran kematian di usia awal kehidupan Perinatal period 2 Perinatal period 1 20 mg 24 mg 28 mg 32 mg 36 mg 38 mg 40 mg 7 hr 42 mg 28 hr 1 th Early Intermediate B I R T h Late Neonatal death Postnatal death Fetal death Infant death
35 Ukuran rate khusus Umur harapan hidup, adalah rerata jumlah usia seseorang yang diharapkan untuk hidup Atau rerata usia dari bayi baru lahir diharapkan untuk hidup Dapat dihitung dari tabel demografik kehidupan yang dibuat berdasarkan agespecific death rate
36 Indikator kesehatan yang berkaitan dengan siklus kehidupan Masa konsepsi sampai kelahiran Rate infertilitas Rate kehilangan janin Rate kehilangan perinatal Proporsi ibu dengan perawatan antenatal yang kurang atau tanpa perawatan antenatal
37 Indikator kesehatan yang berkaitan dengan siklus kehidupan Masa bayi sampai masa anak Kematian perinatal Kematian bayi Rate malformasi kongenital Rate BB lahir rendah
38 Indikator kesehatan yang berkaitan dengan siklus kehidupan Masa anak sampai dewasa Imunisasi dan kecelakaan Tumbuh dan kembang Gangguan belajar Gizi Rokok/alkohol/obat Rate kenakalan remaja Aktivitas seksual dan rate penyakit kelamin
39 Indikator kesehatan yang berkaitan dengan siklus kehidupan Masa dewasa Rate perkawinan dan perceraian Rate pengangguran Kriminalitas Penggunaan obat dan alkohol Status merokok Penggunaan fasilitas pelayanan gangguan jiwa Proporsi penduduk dengan rumah tak layak Proporsi penduduk dengan pendapatankurang
40 Indikator kesehatan yang berkaitan dengan siklus kehidupan Masa tua Status ekonomi Aktivitas kehidupan sehari-hari Proporsi yang tinggal sendiri Proporsi yang tinggal di panti
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2
Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro
Lebih terperinciOleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU
Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU Ukuran Frekuensi; Ukuran Asosiasi; Ukuran Dampak. Ukuran frekuensi merupakan ukuran dalam epidemiologi deskriptif; Ukuran
Lebih terperinci30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :
Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro
Lebih terperinciPENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT
PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT Dalam epidemiologi ukuran yg banyak digunakan dlm menentukan morbiditas dan mortalitas adalah: Angka, Rasio, dan Proporsi RASIO merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari
Lebih terperinci2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375
OLEH KELOMPOK IV 1. Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh: Keracunan makanan terdapat 32 orang
Lebih terperinciCARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN
CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN - Ukuran dasar epidemiologi RATE - Penyusunan rate perlu 3 hal: 1. Jumlah orang yang terserang penyakit / meninggal 2. Jumlah penduduk tempat asal penderita
Lebih terperinciTabel 2 X 2, RR dan OR. Saptawati Bardosono
Tabel 2 X 2, RR dan OR Saptawati Bardosono Uji coba vaksin influensa Suatu uji coba vaksin influensa dilaksanakan selama masa endemik: Ada 460 subyek dewasa yang berpartisipasi = n 240 subyek mendapatkan
Lebih terperinciMORTALITAS (KEMATIAN)
MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi
Lebih terperinciBAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI
BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Pendahuluan Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif. Contoh dampak negatif dari era globalisasi
Lebih terperinci06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi
TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;
Lebih terperinciPENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK Oleh : Dr. Edison, MPH Bagian Ilmu Kesehatan Masysarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari frekuensi
Lebih terperinciUKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
UKURAN FREKWENSI KEJADIAN PENYAKIT UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI FITRA YELDA Secara garis besar kejadian dapat berupa : Morbiditas /kesakitan Mortalitas / kematian Ada 3 macam parameter matematis yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Annissa Rizkianti, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di tengah munculnya new-emerging disease, penyakit infeksi tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh belahan dunia. Penyakit infeksi masih
Lebih terperinci1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.
JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI 1. PROPORSI Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi Rumus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan kesehatan anak merupakan suatu bentuk upaya guna menciptakan generasi muda masa depan yang sehat, cerdas, kreatif, dan inovatif. Upaya pemeliharaan kesehatan
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN DEMOGRAFI
UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex
Lebih terperinciStudi epidemiologi deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama siklus hidup manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan,
Lebih terperinciStudi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation
Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat
Lebih terperinciDASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &
DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA (UKURAN 2 EPIDEMIOLOGI) DALAM KEBIDANAN PENGUKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciMORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M
MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dapat dinilai dari indikator derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Lebih terperinciKegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)
Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 21) Mulyadi * ** ** ABSTRACT Keyword: PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan kaitannya dengan kemiskinan,
Lebih terperinciKONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns.
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Putri Ayu Utami S. Kep, Ns. Pengertian Epidemiologi berasal dari kata Yunani yaitu: Epi : Di antara / di atas / tentang Demos : Masyarakat Logos : Ilmu / Doktrin Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT ade.heryana24@gmail.com 6 Desember 2015 Universitas Esa Unggul - Jakarta Jenis Ukuran dalam Epidemiologi Tipe Matematik Dengan denominator Tanpa denominator Tipe Epidemiologik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan potensi dasar dan alami dari setiap individu yang sangat diperlukan pada awal kehidupan dan pertumbuhan manusia. Apabila unsur dasar tersebut tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator peningkatan kualitas kehidupan manusia dapat dilihat secara internasional dalam Millenium Development Goals (MDG s) yaitu bertujuan menurunkan kematian anak
Lebih terperinci6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies
Disampaikan oleh: Retna Siwi Padmawati KMPK-2009 Tujuan Memberi pengantar tentang disain metode penelitian Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analytic Mengidentifikasi hirarki disain penelitian,
Lebih terperinciMUSLIM, MPH 5/8/2010. Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
EPIDEMIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN MUSLIM, MPH Blog: muslimpinang.wordpress.com Blog: akbidanugrahbintan.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id HP. 081 27768269 Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA
Lebih terperinciMengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit
Mengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit Mengapa mengukur penyakit? Tujuannya adalah deskripsi dan komparasi Jenis pertanyaannya mencakup: Seperti apa mortalitas dan morbiditas yang khas pada kelompok unggas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan adalah periode kritis sekaligus unik dari seluruh daur hidup manusia. Ibu dan janin merupakan satu kesatuan yang erat, sejak konsepsi hingga masa kelahiran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Rawat inap ulang merupakan masalah kesehatan yang penting. Hal ini disebabkan karena morbiditas yang bermakna dan mempengaruhi pembiayaan kesehatan yang meningkat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diselenggarakan dalam upaya mencapai visi Indonesia Sehat 2010. Tujuan pembangunan kesehatan 2005 2009 diarahkan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli
Lebih terperinciPRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA
Epidemiologi Dasar RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ANDREAS W. SUKUR PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/ Email : andreaswoitila@gmail.com Riwayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronik yang tidak. umumnya berkembang lambat. Empat jenis PTM utama menurut WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronik yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berat badan (BB) adalah salah satu indikator kesehatan pada bayi baru lahir. BB lahir menjadi begitu penting dikarenakan bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah
Lebih terperinciMORTALITAS & MORBIDITAS
MORTALITAS & MORBIDITAS Angka Kematian o Death Rate (crude death rate) adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu o CDR= ΣD P tengah tahun x k o CDR=crude death rate o D= jumlah kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini angka kejadian beberapa penyakit non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang. Penyakit infeksi
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Elvi Nola Gerungan 1, Meildy Pascoal 2, Anita Lontaan 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT. Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit Seberapa besar masalah flu burung di Indonesia? Tidak terlalu banyak Mulai banyak? Tentu Tidak Paling sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk usia lanjut diproyeksikan meningkat setiap tahun diperkirakan mencapai 67 juta orang atau sekitar 24% dari seluruh populasi Indonesia pada tahun 2035.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka morbiditas, namun angka mortalitas leukemia juga dilaporkan di Amerika. Sampai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami perubahan di banyak bidang dari waktu ke waktu termasuk gaya hidup masyarakat yang ada di dalamnya. Perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan Millenium (MDG s), tepatnya pada tujuan ke-4 dan tujuan ke-5, yaitu menurunkan angka kematian anak dan
Lebih terperinciASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir dengan berat lahir adalah bayi berat badan lahir rendah (BBLR, kurang dari 2.500 gram), bayi berat lahir yang normal (2.500 sampai 3.999
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibu hamil mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diawali dari proses konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan calon bayi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah dibuktikan dari berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan kesehatan. Pentingnya pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat
Lebih terperinciMORTALITAS. 1. Pengantar
MORTALITAS 1. Pengantar Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan
Lebih terperinciKELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA
KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA Ika Setya P 1, Krisnawati Bantas 2 1 Stikes Wira Medika PPNI Bali, 2 FKM Universitas Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di negara maju. Sebagai contoh di Singapura 11,9% (2001), Taiwan 11,9% (2007), Jepang 13% (2005)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi perhatian, baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut Barker (2011), malnutrisi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menilai proses tumbuh kembang pasca kelahiran ditinjau dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berat badan pada saat lahir adalah indikator yang penting dan reliabel dalam menilai proses tumbuh kembang pasca kelahiran ditinjau dari segi pertumbuhan fisik dan perkembangan
Lebih terperinciTUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN
TUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan preterm menurut The American College of. Obstreticians and Gynecologists (ACOG), 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan preterm menurut The American College of Obstreticians and Gynecologists (ACOG), 2014 didefinisikan sebagai kontraksi teratur dari uterus yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BBLR penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. BBLR akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciPERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA
PERTEMUAN 9 : MORTALITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju maupun negara berkembang. 1 Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinci4203002 2 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 PROFIL KESEHATAN ffiu DAN ANAK 2012 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 ISSN: 2087-4480 No. Publikasi: 04230.1202 Katalog BPS: 4203002 Ukuran Buku: 18,2 cm x
Lebih terperinciPertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)
Pertumbuhan Populasi Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Aritmetik populasi 0 5000 10000 15000 20000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diare merupakan salah satu penyakit infeksi pada saluran pencernaan yang sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal. Komplesitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai
Lebih terperinciTutorial Epidemiologi : 1. Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran
Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan : incidence rate vs prevalence Point prevalence vs period prevalence
Lebih terperinciPerencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode
Perencanaan Program Kesehatan: Analisis i Masalah Kesehatan Bintari Dwihardiani 1 Tujuan Menganalisis masalah kesehatan secara rasional dan sistematik Mengidentifikasi aktivitas dan strategi yang relevan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciLATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN
Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDGs) 4 menargetkan penurunan angka kematian balita (AKBa) hingga dua per tiganya di tahun 2015. Berdasarkan laporan terdapat penurunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
Lebih terperinciBESAR SAMPEL. Saptawati Bardosono
BESAR SAMPEL Saptawati Bardosono Mengapa perlu menentukan besar sampel? Tujuan utama penelitian: Estimasi nilai tertentu pada populasi (rerata, total, rasio), misal: Mengetahui proporsi penyakit ISPA pada
Lebih terperinciJUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciPENGANTAR BIOSTATISIK SAPTAWATI BARDOSONO
PENGANTAR BIOSTATISIK SAPTAWATI BARDOSONO PERKENALAN Perkuliahan 14 tatap muka @ 1 jam Diskusi kelompok 14 kali @ 1 jam Praktikum statistik 2 kali @ 4 jam Penanggungjawab mata ajaran: Saptawati Bardosono
Lebih terperinci