BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami
|
|
- Glenna Yanti Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI Oleh: Hartini Sri Utami
2 Definisi Bias adalah kesalahan sistematis dalam memilih subjek penelitian atau mengumpulkan data yang menyebabkan taksiran yang salah (incorrect estimates) tentang hubungan antara paparan dan risiko mengalami penyakit, atau efek intervensi terhadap variabel hasil. Bterletak pada ketiadaan validitas internal, bukan validitas eksternal Bias OR * OR /OR OR* merupakan taksiran OR yang teramati dari populasi sumber (implikasinya, pada populasi studi), sedang OR adalah odds ratio pada populasi sasaran. Jika OR*=OR, maka bias=0 (yakni, tidak terdapat bias).
3 Sumber-Sumber Bias 1. Proses seleksi atau partisipasi subyek ( bias seleksi) 2. Proses pengumpulan data ( bias informasi) 3. Tercampurnya efek pajanan utama dengan efek faktor risiko eksternal lainnya ( kerancuan/ confounding)
4 Klasifikasi Bias Ada beberapa cara: Sacket (1979) dan Choi (2000) berdasarkan tahap riset: pemilihan sampel, pengukuran paparan atau penyakit/ variabel hasil, pelaksanaan studi, analisis data, interpretasi hasil, maupun publikasi hasil studi. Klasifikasi sederhana: bias seleksi dan bias informasi
5 1. Bias Seleksi Distorsi efek berkaitan dengan cara pemilihan subyek kedalam populasi studi Bisa terjadi bila status penyakit pada studi kohort (retrospektif), atau status exposure pada kasus kontrol atau kedua-duanya pada studi cross-seksional mempengaruhi pemilihan subyek pada kelompok-kelompok yang diperbandingkan Terjadi karena: perbedaan tingkat surveilans (ascertainment bias), diagnosis, hospitalisasi (bias Berkson), dan rujukan, di antara subjek-subjek penelitian, dan perbedaan tersebut berkaitan dengan status paparan penolakan subjek penelitian (disebut non-reponden), baik dari kelompok kasus ataupun kelompok kontrol dalam studi kasus kontrol, sehingga disebut bias non-respons
6 Bias Informasi Kesalahan dalam mengukur paparan, penyakit, atau variabel hasil, dan derajat kesalahan tersebut berbeda secara sistematis antara kelompok-kelompok studi Terjadi karena: penggunaan alat ukur yang cacat; kuesioner atau prosedur wawancara yang tidak mengukur apa yang seharusnya diukur; prosedur diagnostik penyakit yang tidak akurat (untuk menentukan status penyakit); perbedaan akurasi dalam mengingat kembali riwayat paparan (recall bias
7 Akibat Bias Deviasi taksiran parameter hubungan paparan dan risiko penyakit (misal OR) atau efek intervensi dari nilai-nilai parameter tersebut yg sebenarnya. Terdapat 3 penyimpangan taksiran parameter: Bias menuju nol, menunjukkan taksiran hubungan antara paparan dan penyakit atau efek intervensi yang teramati yang lebih rendah daripada sesungguhnya (underestimate), sehingga disebut juga bias negatif Bias menjauhi nol, hubungan antara paparan dan penyakit atau efek intervensi yang teramati yang lebih tinggi daripada sesungguhnya (overerestimate), sehingga disebut juga bias positif Bias melintasi nol, paparan yang sesungguhnya protektif bagi terjadinya penyakit disimpulkan sebagai faktor risiko, atau sebaliknya
8 Agar Hasil Studi Dapat Ditafsirkan Dg Benar Menilai dg kirtis kemungkinan bias Mengenal arah bias Mengkuantifikasi besarnya bias Mengidentifikasi penyebab (sumber) bias Mencegah atau mengantisipasi bias Pencegahan bias lebih mudah dilakukan daripada mengatasi bias yang sudah terjadi. Intinya bias bisa dihindari dengan cara merancang desain studi seteliti mungkin dan melakukan studi dengan hati-hati
9 Jenis Jenis Bias
10 Bias Seleksi 1. Bias akses pelayanan kesehatan Jika pasien-pasien yang mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan tidak merepresentasikan kasus-kasus yang sesungguhnya terdapat pada komunitas Jenisnya:. Bias popularitas. Bias saringan rujukan (refferal filter bias). Bias akses diagnostik/ pengobatan (doagnostic/ treatment access bias) 2. Bias Berkson Ketika terdapat perbedaan probabilitas untuk memasukkan ke rumah sakit (hospitalisasi) antara kasus dan kontrol, dan perbedaan itu dipengaruhi oleh status paparan
11 3. Bias Neyman. Terjadi karena terdapat keterlambatan pengamatan terhadap subjek penelitian, sehingga peneliti gagal mengamati kasuskasus berdurasi pendek, baik kasus-kasus dengan episode fatal (mematikan), kasus-kasus ringan (mild case), kasuskasus dengan gejala dan tanda tidak jelas (silent case), ataupun kasus-kasus yang telah sembuh. Sering pd studi potong lintang dan kasus kontrol 4. Bias Spektrum. Terjadi ketika peneliti hanya memasukkan ke dalam penelitian kasus-kasus yang menunjukkan tanda dan gejala klinis yang jelas saja, sehingga tidak merepresentasikan spektrum keseluruhan dari penyakit, atau hanya memasukkan kontrol yang jelas saja, sehingga tidak merepresentasikan kondisi-kondisi pembanding. Penggunaan tes diagnostik dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi
12 5. Length-Bias. Terjadi karena dipilihnya kasus-kasus penyakit berdurasi panjang (yakni, kasus-kasus yang bertahan hidup lebih lama) secara tidak proporsional, yakni terlalu banyak kasus berdurasi panjang pada satu kelompok tetapi terlalu sedikit pada kelompok lainnya. Jika kelompok kasus menggunakan kasus-kasus berdurasi panjang, maka akan diperoleh taksiran yang lebih besar daripada sesungguhnya (overestimate) 6. Bias Eksklusi Terjadi ketika peneliti mengeksklusi kontrol dengan kondisi (misalnya, komorbiditas) yang berkaitan dengan paparan yang diteliti, tetapi tidak mengeksklusi kasus dengan kondisi tersebut
13 7. Bias Inklusi Terjadi pada studi kasus-kontrol berbasis rumah sakit, ketika inklusi sebuah atau lebih kondisi pada kontrol berhubungan dengan paparan yang ditelitii. Akibatnya, frekuensi paparan lebih tinggi pada kelompok kontrol daripada sesungguhnya, sehingga menghasilkan bias menuju nol. 8. Pencocokan. Sebuah metode untuk memilih kontrol dalam studi kasus kontrol, atau memilih kelompok tak terpapar dalam studi kohor, yang dapat dilakukan secara individual (individual matching) atau kelompok (frequency matching). Berguna untuk mengontrol kerancuan (confounding). Pencocokan yang diterapkan pada studi kasus kontrol justru dapat mengakibatkan bias
14 9. Bias Sitasi. Terjadi ketika artikel-artikel yang sering dikutip memiliki probabilitas yang lebih besar untuk terpilih ke dalam systematic review atau meta-analisis daripada artikel yang jarang dikutip. Artikel yang kerap dikutip biasanya merupakan artikel yang menunjukkan temuan-temuan yang bermakna secara statistik. Bias sitasi mengakibatkan taksiran yang menjauhi nilai nol (overestimate) 10. Bias Bahasa. Terjadi ketika hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris memiliki peluang lebih besar untuk dimasukkan ke dalam systematic review atau meta-analisis) daripada bahasa lainnya. Seharusnya, systematic review dan meta-analisis memasukkan semua hasil studi, baik yang ditulis dalam bahasa Inggris maupun non-bahasa Inggris
15 11. Bias Publikasi.Terjadi ketika editor jurnal atau penulis cenderung untuk mempublikasikan artikel-artikel yang melaporkan temuan positif (yakni, hasil penelitian yang menemukan hubungan atau pengaruh yang secara statistik signifikan), dan tidak mempublikasikan temuantemuan yang secara statistik tidak signifikan.mengakibatkan distorsi menjauhi nilai nol tentang hubungan antara paparan-penyakit atau efikasi suatu terapi..faktor yg mempengaruhi: (1) kemaknaan statistik (temuan yang bermakna secara statistik memiliki peluang lebih besar untuk dipublikasikan daripada tidak bermakna), (2) ukuran sampel studi (studi dengan sampel besar memiliki kemungkinan lebih besar untuk dipublikasikan daripada sampel kecil), (3) pendanaan (sponsor menyebabkan konflik kepentingan), (4) prestise (hasil riset menjadi monumental yang akan mendongkrak reputasi peneliti seandainya melaporkan hubungan yang signifikan), (5) jenis desain studi (sejumlah penulis mengatakan, studi kohor cenderung menunjukkan hasil yang lebih positif daripada studi eksperimental, dan (6) kualitas studi
16 12. Loss to follow-up bias Terjadi jika proporsi subjek yang hilang atau mengundurkan diri dalam suatu studi longitudinal (studi kohor atau studi eksperimental) cukup banyak, yakni berkisar antara persen, atau tidak sebanyak itu tetapi hilangnya atau pengunduran diri subjek penelitian berkaitan dengan status paparan, status penyakit, atau keduanya 13. Bias non-respons. Terjadi ketika pemilihan subjek penelitian menghasilkan peserta studi (responden) yang berbeda dengan bukan peserta (non-responden), sehingga populasi studi (sampel) yang diamati berbeda dengan populasi sasaran. Berkurangnya sampel akibat ketidaksediaan sejumlah peserta untuk mengikuti studi pada awal rekrutmen
17 Bias Informasi 1. Bias Misklasifikasi. Terjadi karena ketidaksempurnaan alat ukur di dalam mendeteksi paparan, penyakit, atau variabel hasil yang diteliti, ataupun kesalahan dalam pengukuran itu sendiri yang bersifat sistematis (measurement error). Sensitivitas dan spesifisitas alat ukur yang tidak sempurna Ada 2 jenis: Bias misklasifikasi non-diferensial Bias misklasifikasi diferensial 2. Bias deteksi Terjadi ketika terdapat perbedaan akurasi dalam menentukan diagnosis atau memverifikasi kasus-kasus
18 3. Bias Pewawancara Terjadi ketika terdapat perbedaan yang sistematis yang dilakukan oleh pewawancara, baik secara sadar atau tidak, di dalam mewawancarai, mengumpulkan, mencatat, atau menginterpretasi informasi yang diperoleh dari subjek penelitian 4. Recall Bias. Terjadi jika subjek-subjek dengan penyakit yang sedang diteliti mengingat dan melaporkan tentang pengalaman terpapar sebelumnya dengan lebih akurat dan lengkap daripada subjeksubjek tanpa penyakit yang diteliti, atau subjek-subjek yang telah terpapar melaporkan terjadinya gejala-gejala penyakit dengan lebih lengkap dan akurat daripada subjek-subjek yang tidak terpapar. Recall bias bisa terjadi pada studi kasus kontrol maupun studi kohor rerospektif. Recall bias jenis ini disebut juga family information bias. Recall bias menyebabkan taksiran yang menjauhi nol, yakni taksiran yang lebih besar daripada sesungguhnya (overestimate).
19 5. Bias Pelaporan. Terjadi jika terdapat pengungkapan atau penutupan informasi secara selektif tentang pengalaman riwayat paparan atau medik sebelumnya, misalnya perilaku seks sebelumnya. Obsequiousness bias terjadi jika subjek penelitian bekerjasama dengan peneliti dan memberikan jawaban-jawaban ke arah yang dipandang sesuai dengan keinginan peneliti. Family aggregation bias terjadi bila adanya kasus di dalam sebuah keluarga menyebabkan keluarga tersebut melaporkan riwayat paparan dengan lebih lengkap. Underreporting bias terjadi ketika subjek penelitian menolak menjawab dengan akurat atau lengkap pertanyaan-pertanyaan yang sensitif. Mode for mean bias terjadi pada studi yang menggunakan kuesioner untuk menghitung frekuensi/ kuantitas paparan, di mana subjek penelitian cenderung memberikan jawaban tentang paparan dengan frekuensinya paling banyak) daripada paparan dengan frekuensi rata-rata
20 Bias Pada Studi Eksperimental 1. Bias Alokasi Intervensi.Terjadi jika alokasi intervensi kepada subjek-subjek yang diteliti dalam studi eksperimental tidak dilakukan dengan cara random, sehingga dipengaruhi oleh karakteristik subjek penelitian yang memiliki hubungan dengan variabel hasil yang diteliti.bias ini dapat menyebabkan deviasi taksiran efek intervensi menjauhi nilai nol (overestimate)..bias alokasi intervensi dapat dicegah dengan cara mengalokasikan intervensi secara random
21 2. Bias Kontaminasi. Terjadi ketika subjek-subjek penelitian di dalam kelompok kontrol terkontaminasi oleh intervensi yang diberikan kepada kelompok eksperimental. Bias ini akan melemahkan efek intervensi yang sebenarnya, menyebabkan deviasi taksiran efek intervensi menuju nol. Bias kontaminasi sering terjadi pada studi intervensi komunitas. Mudah terjadi ketika intervensi yang diteliti merupakan barang publik (public good) 3. Bias Kepatuhan. Pada studi eksperimental yang membutuhkan kepatuhan untuk menggunakan intervensi yang diberikan, maka derajat kepatuhan pasien dalam menggunakan intervensi akan mempengaruhi penilaian tentang efikasi intervensi.. Ketidakpatuhan akan menyebabkan deviasi taksiran efek intervensi menuju nol.
22 4. Loss to follow-up bias.dalam studi eksperimen random (randomized controlled trial, RCT), alokasi subjek ke dalam kelompok eksperimental atau kelompok kontrol dilakukan dengan prosedur random..tujuan randomisasi adalah untuk mencegah kerancuan dan bias seleksi..tetapi tidak jarang dalam perjalanan implementasi intervensi terdapat peserta yang hilang..jika hilangnya peserta cukup banyak, sekitar persen, atau tidak banyak tetapi hilangnya peserta berhubungan dengan variabel hasil yang diteliti, maka kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak layak lagi untuk diperbandingkan
23
Accuracy (Keakuratan)
VALIDITAS DAN BIAS Accuracy (Keakuratan) 1. Presisi (Precision) Concerns random error Random error: a difference between any estimate computed from the study data and the effect measure actually being
Lebih terperinciDESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI
DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Thypoidpada anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit
Lebih terperinciStudi epidemiologi deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal)
Metodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal) Pilih satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal nomer 1-44. 1. Desain eksperimen cara mengalokasikan subjek penelitian tidak dengan
Lebih terperinciCross sectional Case control Kohort
Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu
Lebih terperinciEBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine
EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine Prof. Bhisma Murti Department of Public Health, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret Pretest Probability dan Pengambilan Keputusan
Lebih terperinciRancangan Penelitian Kuantitatif
Rancangan Penelitian Kuantitatif Disampaikan oleh: Yayi Suryo Prabandari FK UGM - 2008 1 Rancangan? Struktur konseptual Dasar atau cetak biru yang diperlukan untuk mengumpulkan, mengukur dan menganalisis
Lebih terperinciEtih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB
Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB Merupakan satu di antara studi observasional analitik yang dirancang untuk melihat hubungan asosiasi. Desain ini dimulai dengan menetukan/menyeleksi populasi
Lebih terperinci1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.
JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
Lebih terperinciEksperimen. Prof. Bhisma Murti
Eksperimen Prof. Bhisma Murti Institute of Health Economic and Policy Studies (IHEPS). Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Eksperimen Efek intervensi diteliti
Lebih terperinciStudi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan
STUDI EKSPRIMENTAL/STUDI INTERVENSI Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan sengaja diberikan tindakan/intervensi tertentu dengan kelompok lain yang sama tetapi
Lebih terperinciStudi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika
Studi Epidemiologi Analitik DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK 1.1 PENGERTIAN STUDI EPIDEMIOLOGI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakoepidemiologi tentang Studi Cohort. Dalam makalah
Lebih terperinci3 kegiatan / prosedur yang terkait :
VALIDITAS, RELIABILITAS, PRESISI DAN EFISIENSI Riset Epidemiologi penelitian populasi yang bersifat empiris 3 kegiatan / prosedur yang terkait : 1. Pengukuran variabel 2. Penaksiran (estimasi) parameter
Lebih terperinciXpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode
UJI DIAGNOSTIK DALAM EPIDEMIOLOGI KLINIK Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode metode epidemiologi ke dalam praktek kedokteran klinik. Epidemiologi klinik merupakan salah satu
Lebih terperinciBermaksud membuktikan suatu hipotesa
Perbedaan Penelitian Deskriptif dan Penelitian Analitik Penelitian Epidemiologi Diskriptif : Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
Lebih terperinciKonfounding dan Interaksi. Departemen Biostatistika FKM UI, 2010
Konfounding dan Interaksi Departemen Biostatistika FKM UI, 2010 CONFOUNDING Dari bahasa latin cunfundere (to mix together) Pengertian: Suatu distorsi (gangguan) dalam menaksir pengaruh paparan terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan
Lebih terperinciRobbii zidni ilmaa warzuqnii fahmaa Aamiin...
Do a belajar Asyhadu anlaa ilaaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadan rasuululloh Rodliitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa wa bi Muhammadin nabiyyaw wa rosuulaa Robbii zidni ilmaa warzuqnii fahmaa
Lebih terperinciEvaluasi Uji Klinik. Yusi Anggriani, S.Si, Apt, M.Kes
Evaluasi Uji Klinik Yusi Anggriani, S.Si, Apt, M.Kes Tujuan Instruksional Setelah kuliah dan diskusi, mahasiswa diharapkan: Mengetahui dan mampu menjelaskan tentang literatur primer. Mengetahui dan memaham
Lebih terperinci6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies
Disampaikan oleh: Retna Siwi Padmawati KMPK-2009 Tujuan Memberi pengantar tentang disain metode penelitian Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analytic Mengidentifikasi hirarki disain penelitian,
Lebih terperinciPENELITIAN OBSERVASIONAL. DR. Titiek Sumarawati,MKes
PENELITIAN OBSERVASIONAL DR. Titiek Sumarawati,MKes Rancangan penelitian kesehatan berdasar klasifikasi penelitian Rancangan Penelitian Jenis Contoh Observasional (noneksperimen) Eksperimen Deskriptif
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciPENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK Oleh : Dr. Edison, MPH Bagian Ilmu Kesehatan Masysarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari frekuensi
Lebih terperinciSTUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK Epidemiologi Studi yg mempelajari distribusi dan determinant status atau kejadian yg berhubungan dengan kesehatan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal
Lebih terperinciCARA MELAPORKAN HASIL ANALISIS STATISTIK: GENERALISASI DARI SAMPEL KE POPULASI
CARA MELAPORKAN HASIL ANALISIS STATISTIK: GENERALISASI DARI SAMPEL KE POPULASI PENDAHULUAN Kebanyakan penelitian biomedik bergantung pada kepastian bahwa apa yang benar terjadi pada sampel juga benar terjadi
Lebih terperinciAbstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome.
Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome. [Subjek dan Metode] Empat elektronik database digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol (case control) yaitu suatu penelitian untuk menelaah
Lebih terperinciJENIS RISET. Saptawati Bardosono
JENIS RISET Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Penelitian adalah proses pendekatan dengan pembuktian ilmiah untuk mendapatkan tambahan dan memperdalam ilmu di bidang tertentu Proses pembuktian dapat terjadi
Lebih terperinciSejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran
Uji Klinik Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran Konsep dasar pemikiran Bahan yang dipakai Pemikiran/metode 2000 SM Magis, sakral Bahan alam Kepercayaan 0 Empiris primitif
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2007, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat dan gejala
Lebih terperinciUKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
UKURAN FREKWENSI KEJADIAN PENYAKIT UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI FITRA YELDA Secara garis besar kejadian dapat berupa : Morbiditas /kesakitan Mortalitas / kematian Ada 3 macam parameter matematis yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study. Variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT. Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit Seberapa besar masalah flu burung di Indonesia? Tidak terlalu banyak Mulai banyak? Tentu Tidak Paling sederhana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-experimental (eksperimen semu) dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data menggunakan kuesioner
Lebih terperinciBab 3. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan rancangan yang
Bab 3 Metode Penelitian A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan rancangan yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi untuk
Lebih terperinciPEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA
PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami pengertian populasi. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan kerangka konsep dan hipotesis yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain potong lintang (Crosssectional).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis pada tahun 2007 dan ada 9,2 juta penderita
Lebih terperinciHasil. Hasil penelusuran
Pendahuluan Karsinoma hepatoselular (KHS) adalah keganasan kelima tersering di seluruh dunia, dengan angka kematian sekitar 500.000 per tahun. Kemajuan dalam pencitraan diagnostik dan program penapisan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas yang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr Moewardi.
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, di mana observasi atau pengumpulan data variabel bebas (faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya tentang appendisitis. A.2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan
34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan desain retrocpective cross sectional. Penelitian retrospektif adalah pengumpulan
Lebih terperinciB AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pelayanan pasien dan koordinasi asuhan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM) masih menjadi permasalahan sekaligus tantangan. Pengamatan di lapangan
Lebih terperinciSCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan.
SCREENING Pengertian Screening : Proses yg dimaksudkan untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi dg menggunakan berbagai test/uji yg dapat diterapkan secara tepat dlm sebuah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi.
50 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian terdiri dari beberapa SMA di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proporsi dan jumlah lansia terus meningkat di semua negara. Saat ini, di seluruh dunia terdapat 380 juta orang yang berumur 65 tahun ke atas dan diperkirakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental secara deskriptif analitik dengan tujuan untuk mencari hubungan antara jumlah obat dengan potensi
Lebih terperinciPENELITIAN EPIDEMIOLOGI
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI Alasan penelitian epidemiologi Pemantauan terhadap pencemaran di lingkungan yang meningkat (kual.&kuan) belum diketahui efek thd kesehatan Zat pencemar agent potensial krn : korosif,
Lebih terperinciPROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :
Riwayat Alamiah Penyakit (Natural Course of the Diseases) Agus Samsudrajat S, SKM Mata Kuliah Dasar Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Kapuas Raya Sintang, 2010/2011 Riwayat Alamiah
Lebih terperinciDESAIN PENELITIAN. Eksperimental. Obsevasional
DESAIN PENELITIAN DESAIN PENELITIAN Eksperimental Obsevasional MACAM : 1. Pra eksperimental 2. eksperimental semu/ Quasi eksperimental 3 eksperimental sungguhan (True eksperimental) Deskriptif : Macam
Lebih terperinciStatistik Non-Parametrik. Saptawati Bardosono
Statistik Non-Parametrik Saptawati Bardosono Uji statistik non-parametrik: Chi-square test Fisher-test Kolmogorov-Smirnov McNemar test Korelasi rank Mann Whitney Wilcoxon Chi-squared test tabel 2X2 Pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan metode pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciMetoda Penelitian TEKNIK SAMPLING
Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Jika Cukup Sesendok Tak Perlu Semangkok Dasar pemikiran Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013, WHO, (2013) memperkirakan terdapat 235 juta orang yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003 berdasarkan hasil survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini angka kejadian beberapa penyakit non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang. Penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Metode penelitian ini berdasarkan rumusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Paritas Riwayat Keluarga Penggunaan KB Hormonal Kanker Payudara Riwayat Kanker Sebelumnya Status Perkawinan Gambar 3.1 Kerangka
Lebih terperinciJurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :
Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang
Lebih terperinciMengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit
Mengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit Mengapa mengukur penyakit? Tujuannya adalah deskripsi dan komparasi Jenis pertanyaannya mencakup: Seperti apa mortalitas dan morbiditas yang khas pada kelompok unggas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif observasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan melakukan
Lebih terperinciRISET PEMASARAN. By Zainal Abidin. Agribisnis Perikanan, FPIK UB 2018
RISET PEMASARAN By Zainal Abidin Agribisnis Perikanan, FPIK UB 2018 MENGAPA RISET PEMASARAN ITU PENTING? 1. Perlukah mengetahui berapa omzet bulan depan? 2. Perlukah mengetahui siapa pesaing utama usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda dan gejala klasik apendisitis akut pertama kali dilaporkan oleh Fitz pada tahun 1886 (Williams, 1983). Sejak saat itu apendisitis akut merupakan salah satu kegawatdaruratan
Lebih terperinciOleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU
Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU Ukuran Frekuensi; Ukuran Asosiasi; Ukuran Dampak. Ukuran frekuensi merupakan ukuran dalam epidemiologi deskriptif; Ukuran
Lebih terperinciVALIDITAS PENELITIAN VALIDITAS PENELITIAN. A. Faktor yg mempengaruhi validitas internal BAB 4. Psikologi Eksperimen
BAB 4 VALIDITAS PENELITIAN Psikologi Eksperimen VALIDITAS PENELITIAN Hasil dari sebuah penelitian (khususnya eksperimen) masih perlu dipertanyakan: - Apakah hub. Kausalitas yg diperoleh, memang menunjukkan
Lebih terperinciBab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).
Bab III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu pengambilan atau pengukuran data
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi
88 BAB 5 PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi obat anti epilepsi fenitoin yang terdiri dari 20 pasien dalam kelompok kasus dan 20 pasien sebagai kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara umum Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional (belah lintang), yaitu penilitian dengan cara mengobservasi
Lebih terperinciBAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 5.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditentukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini ber di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. Wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil
Lebih terperinciMetode kuantitatif: Randomisasi 12 O K TO BER 2016
Metode kuantitatif: Randomisasi PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 12 O K TO BER 2016 Random selection vs random allocation Dua jenis
Lebih terperinciRancangan Penelitian Ekperimental. Hadi Sarosa
Rancangan Penelitian Ekperimental Hadi Sarosa Rancangan Penelitian Ekperimental Mempunyai Ciri Manipulasi suatu variabel Monitor perubahan pada variabel lain Pengendalian pengaruh variabel yang tidak dikehendaki
Lebih terperinciMetode kuantitatif: Desain 5 O K TO BER 2016
Metode kuantitatif: Desain PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 5 O K TO BER 2016 Desain penelitian kuantitatif Empat kelompok desain
Lebih terperinciDietary iron intake and blood donations in relation to risk of type 2diabetes in men: a prospective cohort study Cohort Study ( Prospectively )
Dietary iron intake and blood donations in relation to risk of type 2diabetes in men: a prospective cohort study Cohort Study ( Prospectively ) NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2 A.2: 1. NUR AFIFAH DWI P ( 105070300111026
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN EKSPERIMENTAL
BAB VIII RANCANGAN EKSPERIMENTAL CIRI-CIRI PRINSIP DASAR KEGUNAAN REPLIKASI, RANDOMISASI, KONTROL VALIDITAS INTERNAL & EKSTERNAL MACAM RANC-EKSPERIMEN CIRI-CIRI PENELITIAN EKSPERIMENTAL PENELITI MEMBERIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis atau rancangan penelitian ini adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Mata Dr. Yap yang bertempat di jalan Cik Di Tiro no. 5 Yogyakarta. RS. Mata Dr. Yap merupakan rumah sakit swasta
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Divisi Infeksi dan Mikrobiologi Klinik. Penelitian ini dilakukan di PICU dan HCU RS Dr. Kariadi Semarang pada
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Divisi Infeksi dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif non eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan jiwa.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu descriptive
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu descriptive analytic. Descriptive analytic adalah metode untuk menggambarkan atau meringkas
Lebih terperinciSofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005
Metodologi Penelitian Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005 PENDEKATAN SAINS MODERN PENDEKATAN SAINS Pendekatan terhadap fenomena dengan menyederhanakan kompleksitas fenomena dan mengisolasi fenomena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciVitamin D and diabetes
Vitamin D and diabetes a b s t r a t c Atas dasar bukti dari studi hewan dan manusia, vitamin D telah muncul sebagai risiko potensial pengubah untuk tipe 1 dan tipe 2 diabetes (diabetes tipe 1 dan tipe
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Bipolar I Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision edisi yang ke empat (DSM IV-TR) ialah gangguan gangguan mood
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk
3127 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk membandingkan pemeriksaan mikroskopis dengan metode direct slide dan metode
Lebih terperinci