LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban suatu instansi. pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

RENCANA KINERJA. Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015

Suplemen Rencana Strategis

Laporan Kinerja Instansi 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Papua

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN RENCANA KINERJA BPKP PERWAKILAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PEMBANGUNAN

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU. bpkp

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

Kepala, Ardan Adiperdana

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Ringkasan Eksekutif Memuaskan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun Kata Pengantar

DAFTAR ISI. Ringkasan Eksekutif...

diperlukan untuk menghindari penyimpangan yang terlalu jauh antara Dalam tahun 2016, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00%

BAB I P E N D A H U L U A N

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

A. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Perwakilan

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

Transkripsi:

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI PAPUA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 Nomor: LAKIP-13/PW26/1/2016 15 Januari 2016

KATA PENGANTAR M emenuhi amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan media akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Papua, dalam rangka menjalankan fungsi dalam pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan sistem pengendalian intern termasuk pembinaan kapabilitas Aparatur Pengawas Intern (APIP). Target-target dalam Perjanjian Kinerja sifatnya mengikat untuk dicapai dan dipertanggungjawabkan. Target-target tersebut secara kumulatif mengarah pada sasaran dan tujuan organisasi. Untuk dapat mengetahui sejauh mana pencapaian sasaran dan tujuan tersebut, maka perlu dilakukan pengukuran atas realisasi capaian dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Apabila terdapat perbedaan (performance gap) yang secara signifikan kurang atau melebihi dari target yang ditetapkan maka perlu diberikan penjelasan secukupnya sebagai umpan balik dalam perencanaan berikutnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dan dimaksudkan untuk menyajikan kinerja mencakup hasil-hasil yang telah dicapai serta analisa pencapaian sasaran strategi dan sasaran program/kegiatan di dalam Rencana Strategis BPKP -2019. Secara umum capaian kinerja telah Memuaskan. Upaya pencapaian kinerja di tahun pertama berupa hambatan yang dihadapi maupun keberhasilan yang telah dicapai tahun 2015 menjadi pijakan awal untuk melangkah pada tahun-tahun

selanjutnya dan berfungsi sebagai pertanggungjawaban kinerja dan alat pengambil keputusan yang bermanfaat bagi terwujudnya Good Governance. 15 Januari 2016 Kepala Perwakilan Darius NIP 19580929 198101 1 001

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v RINGKASAN EKSEKUTIF vi I PENDAHULUAN 1 A TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP 1 B ASPEK STRATEGI 4 C KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI 6 D STRUKTUR ORGANISASI 8 E SISTEMATIKA PENYAJIAN 11 II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 12 A RENCANA STRATEGIS 2015-1019 12 1 Pernyataan Visi 13 2 Pernyataan Misi 22 3 Tujuan Strategis 23 4 Sasaran Strategis 24 5 Indikaktor Kinerja Utama 24 6 Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan 27 B PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 28 III AKUNTABILITAS KINERJA 32 A AKUNTABILITAS KINERJA 33 B ANALISIS CAPAIAN KINERJA 34 1 Tujuan Strategis 1.1.1 35 2 Tujuan Strategis 1.1.2 36 3 Tujuan Strategis 1.2.1 38 4 Tujuan Strategis 1.2.2 40 5 Tujuan Strategis 2.1.1 42 6 Tujuan Strategis 2.2.1 43 7 Tujuan Strategis 2.2.2 44 8 Tujuan Strategis 3.1.1 46 9 Tujuan Strategis 3.2.1 47 iii

10 Tujuan Strategis 3.2.2 48 11 Tujuan Strategis 3.2.3 48 C REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015 49 IV PENUTUP 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN iv

DAFTAR TABEL TABEL 1.1 Sejarah Pendirian BPKP 4 TABEL 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Posisi Per 31 Desember 2015 10 TABEL 2.1 Sasaran Strategis, Sasaran Program, Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan 25 TABEL 2.2 Sasaran Program, IKU dan IKK 28 TABEL 3.1 Capaian sasaran strategis dan sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Papua 33 TABEL 3.2 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 1 35 TABEL 3.3 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 2 37 TABEL 3.4 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 3 49 TABEL 3.5 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 4 40 TABEL 3.6 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 5 42 TABEL 3.7 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 6 44 TABEL 3.8 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 7 45 TABEL 3.9 Indikator Kinerja Kegiatan/Output 8 46 TABEL 3.10 Realisasi penyerapan anggaran per 31 Desember 2014 50 TABEL 4.1 Capaian Sasaran Program 54 v

[Type here] Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) -2019 yang tertuang dalam yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan. Dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta rencana pendanaan dalam tahun 2014-2015 yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Penetapan Kinerja (Tapkin) dan Rencana Kinerja di tahun 2015. Visi BPKP adalah Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional. Sebagai Auditor berkelas dunia, berperan membantu Pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019. Untuk mewujudkan visinya, BPKP memiliki tiga misi, yaitu (1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif. (2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif. (3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Dalam mencapai visi dan misi tersebut, BPKP menetapkan 3 (tiga) tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu (1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif. (2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. (3) Mendorong Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. vi

[Type here] Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah merumuskan 3 (tiga) sasaran strategis. Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) berupa outcome dan output serta penetapan IKU sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis. adalah tahun awal Renstra BPKP -2019, untuk itu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dilakukan pengukuran pencapaian sasaran strategis dan sasaran program. Pengukuran sasaran strategis dan sasaran program didasarkan capaian indikator kinerja keduanya seperti dalam Tabel RE.1 Tabel RE.1. Capaian Sasaran Program dan Indikator Kinerja Utama SASARAN PROGRAM 1.1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara 1.2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI pada Korporasi Indikator Kinerja Output 1.1.1 Persentase Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Strategis 1.1.2 Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum: 1.2.1 Persentase (Capaian Kinerja BUMD Minimal A=40%): 1.2.2 BLUD (Capaian Proporsi Dana Masyarakat sebesar 50% terhadap total pengelolaan dana pada 20% BLUD): % 100.00 100.00 100.00 100.00 vii

[Type here] Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SASARAN PROGRAM 2.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 2.2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah Indikator Kinerja Output 2.1.1 Persentase Maturitas SPIP K/L (Level 1) Bidang Polhukam dan PMK: 2.2.1 Persentase Maturitas Pemerintah Provinsi (Level 1) : 2.2.2 Persentase Maturitas Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) : % 100.00 100.00 100.00 3.1 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 3.2 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan 3.1.1 Persentase Kapabilitas APIP Pemerintah Daerah (Level 1): 3.2.1 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 3.2.2 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur (7 skala Likert) 3.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 100.00 100.00 100.00 100.00 Keberhasilan capaian sasaran program diukur dengan IKU yang menggambarkan pengawasan dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja 6 (enam) Sasaran Program dan 11 (sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang paling mempengaruhi capaian Sasaran Program. Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang dari targetnya. Realisasi pencapaian Sasaran Program dan IKU tersebut di atas, sebagai berikut: viii

[Type here] Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 1. Sasaran program : Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Strategis dengan target outcome tahun 2015 sebesar 45%. Realisasi outcome sebesar 100% sehingga capaian outcome menjadi sebesar 100%. Hal ini menunjukkan keberhasilan perbaikan tata kelola manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program strategis tahun 2015. 2. Sasaran program : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI pada Korporasi Realisasi outcome sebesar 100% sehingga capaian menjadi outcome sebesar 100%. Hal ini menunjukkan keberhasilan peningkatan kualitas SPI pada korporasi tahun 2015. 3. Sasaran program : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L Bidang Polhukam dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Realisasi outcome tahun 2015 sebesar 100% sehingga capaian outcome sebesar 100%. Hal ini menunjukkan keberhasilan peningkatan kualitas penerapan SPI pada korporasi tahun 2015. 4. Sasaran program : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah. Realisasi outcome sebesar 100% dengan capaian outcome sebesar 100%. Hal ini menunjukkan keberhasilan perbaikan maturitas SPIP pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang dilakukan melalui asistensi penyusunan, monitoring dan penilaian RTP SPIP. 5. Sasaran program : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah. Realisasi outcome sebesar 100% dengan capaian outcome sebesar 100%. Hal ini menunjukkan keberhasilan perbaikan kapabilitas APIP dalam upaya menuju level 2. Pada tahun 2015 melakukan pendampingan kepada Inspektorat Provinsi/Kota/Kabupaten, melakukan penilaian level APIP menggunakan aplikasi Self Assessment. Pada tahun 2015, melalui Self Assessment dengan aplikasi Inspektorat Provinsi berada di Level 1. 6. Sasaran program : Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan. Realisasi outcome sebesar 7,04 (skala Likert 1-10) dengan capaian outcome sebesar 100,00%. Capaian Persepsi Kepuasan Pegawai Terhadap Layanan Kepegawaian tersebut merupakan hasil rata-rata capaian ix

[Type here] Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 14 (empat belas) indikator pelayanan di. Hal ini menunjukkan keberhasilan Bagian Kepegawaian dalam memberi dukungan kepada pelaksanaan teknis pengawasan. Secara umum capaian tujuan dan sasaran strategis tahun 2015 telah tercapai 100% dibandingkan dengan target dalam tahun pertama Renstra 2015-2019 dan Tapkin 2015. Namun demikian tetap diperlukan upaya kerja...kerja dan kerja lebih keras lagi untuk mengoptimalkan dan mempertahankan pencapaian semua sasaran strategis di masa mendatang. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh dalam upaya memperbaiki kinerja, antara lain: 1. Terus menerus melakukan penyempurnaan penyajian seluruh produk layanan bimbingan teknis/asistensi dalam peningkatan Opini WTP untuk seluruh Pemda di Provinsi Papua (khususnya untuk Pemda yang memiliki potensi peningkatan kualitas akuntabilitas atas laporan kinerja di tahun 2016), Simda Desa (Simdes) dan laporan keuangan berbasis akrual; 2. Dalam rangka pencapaian maturitas Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada seluruh Pemda se Provinsi Papua perlu dilakukan: 1) Penuntasan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP dengan terus melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam mendukung kegiatan tersebut adalah: (1) Menambah jumlah personil satgas pembinaan SPIP yang fokus untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP; (2) Meningkatkan kegiatan sosialisasi, diklat dan workshop penyelenggaraan SPIP bagi Pemerintahs Daerah di Provinsi Papua; (3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP dan mendorong penyelenggaraan SPIP mulai dari perencanaan (pemahaman dan pemetaan), pelaksanaan (penilaian risiko, x

[Type here] Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pembangunan infrastruktur dan internalisasi) dan pengembangan berkelanjutan. 2) Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemda dalam percepatan pelaksanaan penyelenggaraan SPIP secara integral pada kegiatan operasional instansi. 3. Lebih berperan dalam mendorong Direksi BUMD untuk memperbaiki kinerja BUMD. 4. Dalam rangka pencapaian target peningkatan Kapabilitas APIP pada Level 3 sesuai RPJMN 2015-2019 perlu dilakukan: 1) Meningkatkan frekuensi dan kualitas bimbingan teknis/asistensi yang diberikan mengingat kondisi APIP Pemda yang memerlukan perbaikan pada seluruh elemen peningkatan kapabilitas APIP. 2) Melakukan monitoring melalui perangkat monitoring yang dibangun dalam rangka memantau perkembangan tindak lanjut hasil bimbingan teknis/asistensi dalam rangka perbaikan mandiri (self improvement) untuk perbaikan kapabilitas APIP. 5. Penataan dan optimalisasi jaringan komputer di Perwakilan BPKP Provinsi Papua. 6. Meningkatkan Layanan Umum dan Kepuasan dalam rangka dalam menunjang pelaksanaan pengawasan di. 15 Januari 2016 Kepala Perwakilan, Darius NIP 19580929 198101 1 001 xi

BAB I PENDAHULUAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), disusun dalam rangka mewujudkan dukungan terhadap sistem administrasi di bidang pengawasan yang mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal, profesional, efektif serta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan lingkungan strategis. Wujud transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, diawali dengan menyusun Rencana Strategis (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan) yang kemudian akan dievaluasi atau dinilai melalui Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountability Report). A. TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG Sesuai Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Selain itu, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat mengamanahkan BPKP untuk melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara, dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Dalam rangka pencapaian visi BPKP, maka sesuai Keputusan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan 1 1

serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Papua mempunyai fungsi: 1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan; 2. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP; 3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah; 4. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat strategis dan/atau lintas kementerian/lembaga/wilayah; 5. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah kerjanya; 6. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; 7. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah: 8. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, BUMN/BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD; 9. Pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 10. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 11. Audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka perhitungan kerugian keuangan negara serta pemberian keterangan ahli 2 2

kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan; 12. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan;dan 13. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP. Sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-108/K/5U/2015 tentang Pengangkatan dan Pemindahan Pejabat Struktural di Lingkungan BPKP tanggal 3 Juni 2015. Kepala Perwakilan dari Ketut Suadnyana Merada, SE. digantikan menjadi Darius, Ak, CA, CfrA. Wilayah kerja meliputi sebagai berikut: 1. Provinsi Papua 2. Kota Jayapura 3. Kabupaten Jayapura 4. Kabupaten Keerom 5. Kabupaten Sarmi 6. Kabupaten Boven Digoel 7. Kabupaten Pegunungan Bintang 8. Kabupaten Merauke 9. Kabupaten Asmat 10. Kabupaten Jayawijaya 11. Kabupaten Puncak 12. Kabupaten Puncak Jaya 13. Kabupaten Mimika 14. Kabupaten Paniai 15. Kabupaten Dogiyai 16. Kabupaten Deiyai 17. Kabupaten Nabire 18. Kabupaten Biak 19. Kabupaten Kepulauan Yapen 20. Kabupaten Waropen 21. Kabupaten Membramo Raya 3 3

22. Kabupaten Membramo Tengah 23. Kabupaten Yahukimo 24. Kabupaten Yalimo 25. Kabupaten Mappi 26. Kabupaten Intan Jaya 27. Kabupaten Lanny Jaya 28. Kabupaten Nduga 29. Kabupaten Supiori 30. Kabupaten Tolikara B. ASPEK STRATEGIS Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah lembaga pemerintah non departemen (non kementerian) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Tugas utama BPKP adalah membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi pembuatan kebijakan terkait. Sejarah BPKP tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang perkembangan lembaga pengawasan sejak sebelum era kemerdekaan. Sejarah pendirian BPKP dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Sejarah Pendirian BPKP Peraturan Besluit Nomor 44 tanggal 31 Oktober 1936 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1961 Keputusan Presiden Nomor 239 Tahun 1966 Peristiwa Dibentuk Djawatan Akuntan Negara (DAN). Djawatan Akuntan Negara (DAN) dilepas dari Thresauri Jenderal dan ditingkatkan kedudukannya langsung dibawah Menteri Keuangan. Dibentuk Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN) pada Departemen Keuangan 4 4

Peraturan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 Peristiwa Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN) ditransformasikan menjadi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Transformasi tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPKP sebagai LPND. BPKP merupakan pengawas intern pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden dan sebagai pembina Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). BPKP bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan Negara atau daerah dan pembangunan nasional. Sebagai Instansi Pengawasan Intern Pemerintah Pusat di Daerah, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan manajemen pemerintahan dan pengelolaan keuangan di daerah, khususnya dalam mengawal pemerintah daerah menuju sistem otonomi daerah yang transparan, bertanggung jawab dan akuntabel serta memberikan kontribusi bagi terciptanya kebijakan pemerintah pusat yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak melalui evaluasi keberhasilan program-program yang ada di daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, BPKP adalah sebagai 5 5

Auditor Presiden yang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. sebagai bagian organisasi BPKP berperan penting dalam mendukung BPKP mencapai visinya sebagai : Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPKP. C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK Kegiatan utama tidak lepas dari ketentuan peraturan yang telah disebutkan diatas, berdasarkan Peraturan Presiden 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, kegiatan pengawasan telah diarahkan untuk mengawasi akuntabilitas program strategis pemerintah yang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) fokus pengawasan, sebagai berikut: 1) Pengawasan Akuntabilitas Pembangunan Nasional. 2) Pengawasan Ruang Fiskal. 3) Pengamanan Aset Negara/Negara. 4) Pengawasan Governance System. Sedangkan Layanan Produk yang dimiliki, yaitu: 1. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) meliputi: 1) Pembinaan Penyelenggaraan SPIP antara lain Sosialisasi, Bimtek Penyusunan Perkada Penyelenggaraan SPIP serta Diagnostic Assessment, Monitoring Perbaikan dan Penyusunan RTP; 2) Pendampingan dan Asistensi SIMDA Keuangan, Barang Milik Daerah, SIMDA Gaji, penyusunan LKPD dan Simda Desa; 6 6

3) Asistensi Evaluasi SAKIP; 4) Analisis dan Evaluasi Keselarasan Prioritas Pembangunan; 5) Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD; 6) Evaluasi Internal Control COSO; 7) Pendampingan/reviu pelaksanaan PBJ dan ; 8) Pendampingan Inventarisasi BMD; 9) Pendampingan Reviu LKPD; 10) Evaluasi LPPD; 2. Bidang Akuntan Negara, meliputi: 1) Audit Kinerja PDAM; 2) Penilaian Resiko dan RTP; 3) Asistensi Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi PDAM; 4) Asistensi Manajemen Aset; 5) Asistensi Penyusunan KPI dan RBA; 6) Asistensi Penyusunan Persyaratan Administrasi BLUD; 7) Asistensi Penyusunan LK BLUD/BUMD; 8) Bimtek/Asistensi Penerapan GCG BUMD; 9) Sosialisasi dan Asistensi Manajemen Risiko; 10) Audit dengan Tujuan Tertentu. 3. Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP), meliputi: 1) Audit Keuangan, Audit Kinerja, Audit Operasional, dan Audit Tujuan Tertentu; 2) Evaluasi Kebijakan dan Program; 3) Sosialisasi SPIP; 4) Inventarisasi BMN; 5) Pendampingan Penyusunan/Reviu LK/KL; 6) Pembinaan Penyelenggaraan SPIP antara lain Sosialisasi, Diagnostic Assessment, Reviu SOP, Monitoring Perbaikan dan Penyusunan RTP K/L; 7) Bimtek dan Asistensi Manajemen Aset K/L; 8) Bimtek dan Asistensi Pengelolaan Keuangan K/L; 9) Audit PHLN. 10) Evaluasi Ketahanan Pangan pada BUMN. 7 7

4. Bidang Investigasi, meliputi: 1) Audit Investigatif; 2) Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara; 3) Pemberian Keterangan Ahli; 4) Audit / Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan; 5) Audit Eskalasi Harga; 6) Fraud Control Plan (FCP); 7) Kajian atas Hasil Program Keinvestigasian yang terkait dugaan TPK dan PBJ; 8) Sosialisasi Program Anti Korupsi 5. Bagian Tata Usaha yang terdiri dari 4 (Empat) Sub Bagian, yaitu: 1) Sub Bagian Program dan Pelaporan 2) Sub Bagian Keuangan; 3) Sub Bagian Kepegawaian 4) Sub Bagian Umum. D. STRUKTUR ORGANISASI Untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan, memiliki struktur organisasi berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014, dengan struktur yang terdiri dari Kepala Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Kepala Bagian Tata Usaha, 4 (empat) Kepala Bidang dan 1 (satu) Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur Organisasi dapat dilihat pada diagram berikut: 8 8

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 Kepala Perwakilan Bagian Tata Usaha Sub Bagian Program dan Pelaporan Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Umum Bidwas Instansi Pemerintah Pusat Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah Bidang Akuntan Negara Bidang Investigasi Kelompok Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Masing-masing bagian/bidang/kelompok mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil pengawasan. 2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat (IPP) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan. 3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah 9 9

atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas dan evaluasi hasil pengawasan. 4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerjasama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan. 5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya. 6. Kelompok Jabatan Fungsional (JFA) mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, didukung oleh 112 orang pegawai yang sebagian besar memiliki kompetensi sebagai auditor. Komposisi pegawai per 31 Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Posisi Per 31 Desember 2015 Uraian Jumlah (orang) Persentase Pejabat Struktural 10 8,93% Pejabat Fungsional Auditor 88 78,57% Pejabat Fungsional Arsiparis 1 0,89% Fungsional Umum 13 11,61% Jumlah 112 100% 10 10

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Papua tahun 2015, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Menjelaskan secara ringkas mengenai Perwakilan BPKP Provinsi Papua. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Menjelaskan Muatan Perencanaan Kinerja. Bab III Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua dari sudut akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan. Bab IV Penutup Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Papua dan strategi peningkatan kinerja di masa datang. 11 11

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) memosisikan BPKP sebagai pembina SPIP yang telah dijabarkan dalam Renstra BPKP 2015-2019 dan diturunkan dengan Renstra 2015-2019. Selain itu, selaku auditor Presiden, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara. Strategi dalam Renstra BPKP 2015 2019 menjadi acuan rencana strategi 2015-2019 dalam rangka mencapai tujuan BPKP. Visi, misi dan tujuan BPKP merupakan gambaran besar tentang tekad besar BPKP. Bersama-sama dengan sasaran strategis, visi misi dan tujuan tersebut diharapkan dapat menggerakkan penggunaan seluruh sumber daya pengawasan BPKP ke satu arah yang sama, yaitu Visi Pembangunan Nasional 2015 2019: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong. A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Keberadaan sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) terpanggil untuk mampu menjadi yang terdepan bagi pembaruan manajemen pemerintahan, serta mendorong kelancaran dan keberhasilan tugas-tugas pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari KKN. Terbitnya mandat sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menegaskan jati diri BPKP sebagai Auditor Presiden yang 12

mampu memberikan informasi dan solusi bagi Presiden berdasarkan hasil-hasil pengawasan yang dilakukan. 1. Pernyataan Visi Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat yang dapat diberikan BPKP kepada Shareholder/Stakeholdernya. Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan Visi BPKP sebagai berikut: Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional. 1. Auditor Internal Pemerintah RI Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu auditor intern dan auditor pemerintah RI. i) Audit Intern Audit atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP mengacu pada definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal auditing yaitu an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktivitas peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa consultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud menuntut jasa assurance dan consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk 13

mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Lebih spesifik lagi, untuk program atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut. ii) Auditor Pemerintah RI Auditor pemerintah RI mengacu kepada posisi BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah RI dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas. Menteri atau Kepala Lembaga atau Kepala Daerah atau pada tataran tertentu, Direktur Utama BUMN, adalah pembantu Presiden atau delegatee kekuasaan Presiden. Demi kepentingan Presiden, BPKP juga berfungsi sebagai mitra strategis KLPK dalam hal pemberian jasa consultancy. Jika informasi assurance di atas menunjukkan adanya risiko terhadap pencapaian tujuan program pemerintah, maka BPKP berfungsi memberikan rekomendasi perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat tercapai. Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, BPKP mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi ataupun simton-simton kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara. Dalam konteks tersebut, BPKP harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya terutama bukan hanya untuk melaksanakan fungsi atestasi terhadap asersi 14

manajemen, tetapi juga menekankan upaya perbaikan manajemen risiko, sistem pengendalian dan proses governance. Visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi. 2. Auditor Berkelas Dunia Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelas dunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk. i) Profesionalisme Sumber Daya Manusia Sumber daya Manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional care dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi persyaratan minimal. Kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan dalam standar pengawasan yang berlaku bagi BPKP sebagai organisasi profesi. SDM BPKP yang memiliki kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkan menjadi personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaran strategis BPKP. Kompetensi yang memungkinkan kemahiran profesional dalam pelaksanaan pengawasan intern, berdasarkan standard operating procedure (SOP) yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA, dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan kualitas proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan obyek pengawasan dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan tahunan dengan memperhatikan risiko (risk based planning). Demikian juga, pelaksanaan 15

pengawasannya tetap memperhatikan risiko pengawasan (risk based audit) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak ketiga. ii) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi Kewenangan BPKP dalam pengawasan program lintas di kementerian, lembaga dan pemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas yang independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. Di samping itu, BPKP selalu mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta memahami perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan. Pengelolaan sumber daya manusia BPKP telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko, proses governance yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan sasaran. Laporan yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau Kepala Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan stratejik yang perlu diperbaiki dari pelaksanaan program pembangunan nasional. Pelaksanaan peran pengawasan intern tersebut telah dinyatakan dalam audit charter yang telah mendefinisikan kewenangan, ruang lingkup dan tanggung jawab BPKP. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden sebagaimana tertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung peran BPKP serta menjadi landasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern. 16

Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking) melalui studi literatur maupun studi ke organisasi internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut, diharapkan BPKP dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi aparat pengawasan pemerintah lainnya. Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan BPKP diarahkan pada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model (IACM) dengan target minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan karakteristik sebagai berikut: 1) Peran dan jasa pengawasan BPKP saat ini berupa jasa assurance & consulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan (Service and Role of Internal Audit Element). 2) Pengelolaan SDM BPKP diarahkan untuk membangun pegawai yang profesional, meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan kerjasama tim (People Management Element). 3) Pengawasan intern BPKP dalam rencana strategi pengawasan berfokus pada kebutuhan shareholder dan stakeholder dengan memperhatikan fokus prioritas dan risiko. Memperbaiki metodologi pengawasan berdasarkan perbaikan proses internal maupun praktekpraktek terbaik pengawasan (Professional Practices Element). 4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi maupun individu, melalui SIM HP dan SIM Monev Pengawasan untuk kepentingan manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber daya pengawasan (Performance Management and Accountability Element). 5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra 17

pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil pemeriksaan BPK RI. Sementara itu, hasil pengawasan BPKP berupa rekomendasi kepada Presiden dan pimpinan KLPK dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan efektif dengan mitra kerja (Organizational Relationship and Culture Element). 6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden, BPKP melakukan pengawasan secara independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri walaupun sebatas kegiatan lintas sektoral. BPKP aktif untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan organisasi (Governance Structure Element). Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern BPKP senantiasa dilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk memberi keyakinan bahwa tujuan BPKP dapat tercapai. Penerapan sistem pengendalian intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengan kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP. Maturitas penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan karakteristik bahwa BPKP telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua kegiatan pokok BPKP, sebagai media pengendalian (control design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten. iii) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan 18

atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko, aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan. 3. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan BPKP dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis. Dengan kualitas tersebut, BPKP diharapkan dapat menjadi mitra srategis KLPK dalam mensukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat. Visi BPKP yaitu Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional 2019. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya persinggungan antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritas Pembangunan Nasional (NAWA CITA) antara lain agenda kedua yang isinya adalah membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Dalam lingkup yang lebih spesifik, mempertimbangkan perubahan yang dinamis serta tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, BPKP mengambil peran penting yang mengerucut sebagai Auditor Internal 19

Pemerintah RI yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Terpercaya. Peran penting BPKP sebagai auditor internal pemerintah RI yang selalu hadir dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya tersebut dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir Selalu hadir mempunyai makna suatu tindakan proaktif yang sudah sampai pada tataran sebuah kebiasaan untuk berada pada suatu tempat, setiap saat dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pemahaman ini, selalu hadir diartikan sebagai keberadaan BPKP sebagai auditor internal pemerintah selalu ada atau hadir untuk memberikan jawaban kepada masyarakat dan pemerintah di bidang pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan. Kehadiran fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut; baik program lintas sektoral maupun program yang masuk dalam kategori current issue mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelaporan akuntabilitasnya diharapkan menghasilkan informasi hasil pengawasan yang sifatnya strategis sebagai masukan penting bagi Presiden dan Wakil Presiden, beserta kabinetnya. Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP pada akhirnya diharapkan dapat memberikan nilai tambah atau added value yang mempunyai makna mendorong pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih Membangun tata kelola pemerintah yang bersih didefinisikan sebagai membangun suatu kondisi pemerintahan yang para penyelenggaranya menjaga diri dari perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan tools pengawasan berupa sosialiasi, bimbingan teknis, diklat, audit, evaluasi, verifikasi dan pemantauan. Terkait dengan Agenda Pembangunan Nasional, fungsi pengawasan internal BPKP dilakukan melalui tindakan 20

represif untuk preventif, membantu Aparat Penegak Hukum dalam memberantas Tindak Pidana Korupsi (TPK). Untuk membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, BPKP dapat memfasilitasi dan mendorong KLPK dengan cara membangun SPIP serta mendorong peningkatan level maturitas SPIP pada setiap KLPK. Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah SPIP juga harus diterapkan pada Program Lintas. Di samping itu, tindakan lain yang dapat dilakukan adalah mendorong dan memfasilitasi APIP untuk meningkatkan kapabilitas pengawasan intern masing-masing APIP. Jika beberapa upaya penting di atas dapat terlaksana dengan baik maka tata kelola pemerintahan di Indonesia akan semakin baik. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif Membangun tata kelola pemerintahan yang efektif didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan hasil pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bentuk penyediaan barang/jasa dalam jumlah yang memadai dan berkualitas merupakan salah satu indikator pemerintahan yang efektif. Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP hendaknya dapat memastikan bahwa program dan kegiatan pembangunan nasional dapat menghasilkan output yang tepat secara jumlah dan kualitas yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kondisi demikian, pengawasan internal sejak tahap perencanaan menjadi sangat penting dilakukan oleh BPKP. Upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya missing link antara kebutuhan masyarakat dengan barang/jasa yang tersedia. Di samping itu, pengawasan internal oleh BPKP dilakukan untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program tersebut. 21

Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Terpercaya Membangun tata kelola pemerintahan yang terpercaya didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memulihkan kepercayaan publik pada instansi pemerintah. Praktek birokrasi selama ini dirasakan oleh sebagian masyarakat sebagai profil yang lambat dalam memberikan pelayanan, berbelit dan berbudaya koruptif. Pemerintah pun berupaya keras melakukan perbaikan agar kesan negatif tersebut tidak terus-menerus menguat yang pada akhirnya menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP diharapkan dapat mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara pemerintahan dan mendorong aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat 2. Pernyataan Misi Misi BPKP merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Rumusan misi BPKP adalah: 1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif; Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan dan manfaatnya yaitu mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. 2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; 22

Misi kedua ini terkait erat dengan Misi kesatu. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundangundangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat. 3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Misi ini juga terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. 3. Tujuan Strategis Tujuan strategis merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. 23

Tujuan strategis yang ditetapkan mencakup : 1. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif; 2. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 3. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Sasaran strategis yang ditetapkan mencakup: 1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional; 2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional; dan 3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Pemerintah Daerah. 5. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi Stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP. Untuk mencapai tujuan strategis dalam tahun 2015 BPKP telah merumuskan kembali sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Perumusan sasaran strategis diikuti 24