STANDAR KEKASARAN PERMUKAAN BIDANG PADA YOKE FLANGE MENURUT ISO R.1302 dan DIN 4768 DENGAN MEMPERHATIKAN NILAI KETIDAKPASTIANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PEMBUATAN PRODUK BENDA UKUR SEBAGAI MEDIA PRAKTEK PENGUKURAN DIMENSI DI LABORATORIUM MEKANIK

Bab III Metoda Taguchi

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel)

DISTRIBUSI SAMPLING. Oleh : Dewi Rachmatin

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

Pengeboran Baja ASTM A1011 Menggunakan Pahat High Speed Steel dalam Kondisi Dilumasi Cairan Minyak

Pengamatan, Pengukuran dan Eksperimen

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

III. METODE PENELITIAN

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

STATISTIK PERTEMUAN VIII

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

JENIS PENDUGAAN STATISTIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

Bab 3 Metode Interpolasi

BAB 5 UKURAN DISPERSI

RESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan objek penelitian yang digunakan yaitu:

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB IV PENELITIAN. menggunakan sensor mekanik limit switch sebagai mekanis hitungnya

Outline. Pengukuran Listrik II. Kesalahan dlm Pengukuran 25/09/2012. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan selama 1 bulan, dimulai pada awal bulan

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

LEVELLING 1. Cara pengukuran PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Poliban Teknik Sipil 2010LEVELLING 1

BAB III METODE PENELITIAN

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

BAB IV PENELITIAN Gambar Alat Untuk gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini: Gambar 4.1. Modul Alat Tugas Akhir

Pendugaan Parameter. Debrina Puspita Andriani /

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Lux meter dilengkapi sensor jarak berbasis arduino. : panjang 15,4 cm X tinggi 5,4 cm X lebar 8,7 cm

BAB III LANDASAN TEORI

Inflasi dan Indeks Harga I

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions)

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

BAB VII DISTRIBUSI SAMPLING DAN DESKRIPSI DATA

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan November - Desember 2013 di

PENAKSIRAN. Penaksiran Titik. Selang Kepercayaan untuk VARIANSI. MA2181 ANALISIS DATA Utriweni Mukhaiyar 17 Oktober 2011

Statistika Inferensial

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Madiun, untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum,

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB III METODE PENELITIAN

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DALAM METODE PENENTUAN FOSFAT (P-PO 4 ) SECARA SPEKTROFOTOMETRI

III. MATERI DAN METODE. a. Penelitian ini menggunakan 68 ekor kambing peranakan etawa ( PE) (31. ukur, tongkat ukur dan timbangan.

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

PENGGUNAAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF DALAM PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI p-chart

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang disajikan

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

Transkripsi:

STANDAR KEKASARAN PERMUKAAN BIDANG PADA YOKE FLANGE MENURUT ISO R.1302 da DIN 4768 DENGAN MEMPERHATIKAN NILAI KETIDAKPASTIANNYA Bimbig Atedi da Djoko Agustoo Puslit KIM da SMTP-LIPI Serpog Email: bimbig@kim.lipi.go.id ABSTRAKSI Karakteristik suatu kekasara permukaa memegag peraa petig dalam peracaga kompoe mesi. Hal tersebut perlu diyataka dega jelas misalya dalam kaitaya dega geseka, keausa, pelumasa, ketahaa kelelaha, perekata dua atau lebih kompoe-kompoe mesi. Yoke flage adalah merupaka bagia dari kompoe otomotive pada trasmisi peggerak roda belakag, yag salah satu bagia permukaa perlu memeuhi kekasara dega spesifikasi tertetu. Dimaa permukaa kompoe tersebut diperluka suatu stadar kekasara permukaa yag ditetapka dalam peracaga yaitu meurut stadar ISO R 1302 dega kode N8 dega ilai Ra = 3,2 µm. Sebagai master produk pegukura terhadap ilai kekasara permukaa perlu dilakuka pegukura geometrik secara teliti dega memperhatika ilai ketidakpastia pegukuraya. Dega aalisis dari ilai ukurya, diharapka hasil dari proses produksi melalui pemesia yag dilakuka, seluruh produkya dapat memeuhi persyarata sesuai dega spesifikasi tekis yag direcaaka. Kata-kata kuci: kekasara permukaa, yoke flage, ISO R 13 02 PENDAHULUAN Didalam pembahasa kekasara permukaa suatu produk, pada umumya perlu diperhatika beberapa parameter yag aka diperluka utuk meetuka ilai kekasaraya. Sebagai peetu kualitas produksi persyarata kekasara permukaa kompoe mesi meurut stadar ISO R 1302 dalam peracaga dimaa parameter dicatumka pada gambar tekik. Seperti pada kasus peelitia ii sebagai obyek pembahasa adalah ilai kekasara permukaa dari sebuah Joke Flage, yaitu bagia dari kompoe otomotive pada trasmisi peggerak roda belakag yag berfugsi sebagai peghubug dari beberapa bagia kompoe yag ada pada bagia tersebut seperti pada Gambar 1. Yoke flage Tipe 352 yag diukur Gambar 1. Bagia Yoke Flage pada bagia trasmisi 63

Pada bagia tersebut permukaa dari Yoke Flage diperluka stadardisasi umum yag ditetapka dalam ISO R 1302 yag mempuyai ilai kekasara permukaa rata-rata Ra = 3.2 µm (N8) dega hasil pekerjaa Millig Tegak yag mempuyai ilai kekasara Ra atara 0.8 6.4 µm (berdasarka stadar DIN 4768). Dari sampel produk hasil pegukura dari 4 posisi kekasara permukaa yag diaalisis ilai peyimpaga da ketidakpastiaya, diharapka semua produk memeuhi persyarata masuk didalam batas tolerasi yag diijika. Obyek pegukura adalah Yoke Flage tipe 352, khusus diguaka utuk jeis kedaraa Mitsubishi colt diesel 100ps. DASAR TEORI Proses pemesia kualitas kekasara permukaa yag palig umum adalah harga kekasara rata-rata aritmatik (Ra) yaitu, sebagai stadar kualitas permukaa dari hasil pemotoga maksimum yag diijika. Dimaa posisi Ra da parameter kekasara yag lai, betuk profil, pajag sampel da pajag pegukura yag dilakuka oleh mei-mesi ukur kekasara permukaa dapat dilihat seperti pada Gambar 2. Meurut Stadar ISO R 1302 Method of Idicatig surface Texture o Drawig. Simbol persyarata umum dituliska seperti pada gambar 3. Sedagka agka kekasara permukaa roughess umber da pajag sample stadard diklasifikasika mejadi 12 agka kelas Tabel 1. Spesifikasi, kekasara permukaa utuk R a pada produk yoke flage tipe 352 adalah R a < ± 3,2 µm, ilai kekasara permukaa yag merupaka stadar spesifikasi idustri dari hasil operasi mesi Millig Tegak, dega ilai maksimum 3.2 µm (N8) yag terdapat tolerasi permukaa gambar tekis seperti pada Gambar 4. Gambar 2. Parameter-parameter dalam profil permukaa 64 Stadar Kekasara Permukaa Bidag pada Yoke Flage Meurut ISO R1302 da DIN4768 oleh Bimbig Atedi da Djoko Agustoo ~ hal 63-69

3.2 proses frais 0.8 Harga maksimum kekasara rata-rata aritmatik Ra=3.2 µm Proses yag diajurka utuk meghasika tekstur yag spesifik Pajag sampel sebesar 0.8 mm utuk melakuka pegukura Ra Simbol arah tekstur permukaa pada cotoh ii jejak/bekas proses frais harus tegak lurus garis tepi (peampag) Gambar 3. Simbol peryataa spesifikasi permukaa Tabel 1. Agka kekasara meurut ISO atau DIN 4763: 1981 Kekasara Ra (µm) Kelas kekasara Pajag Sampel (µm) 50 N12 8 25 N11 12,5 N10 2.5 6,3 N9 3,2 N8 0.8 1,6 N7 0,8 N6 0,4 N5 0,2 N4 0.25 0,1 N3 0,05 N2 0,025 N1 0.08 A 42 3.2 60 3.2 Permukaa Yoke Flage Potoga A - A Gambar 4. Yoke Flage Tipe 352 65

Dalam proses pemesia pada pegerjaa akhir utuk meetuka permukaa obyek dilakuka dega proses Millig Tegak, meurut Tabel 2, kualitas permukaa yag dihasilka dimaa kekasara permukaa rata-rata Ra yag distadarka harus mecapai ilai atara 0,8 6,4 µm (DIN 4768 Part 2) Proses pegukura kekasara permukaa dilakuka dega megguaka Mesi Ukur Kekasara Permukaa (Roughess Measurig Machie) Surfcom tipe 590A seperti pada Gambar 5. Tabel 2. Pekerjaa akhir proses pemesia da kekasara permukaa Ra meurut stadar DIN 4768 Part 2 PROSES KEKASARAN PERMUKAN, Ra (µm) Superfiishig Lappig Polihig Hoig Gridig Borig Turig Drillig Extrudig Drawig Millig Shapig Plaig 0,05 0,1 0,2 0,4 0,8 1,6 3,2 6,3 12.5 25.0 Gambar 5. Surfcom tipe 590A 66 Stadar Kekasara Permukaa Bidag pada Yoke Flage Meurut ISO R1302 da DIN4768 oleh Bimbig Atedi da Djoko Agustoo ~ hal 63-69

Tabel 3. Data Pegukura kekasara permukaa Pegukura Posisi Data Hasil Pegukura (µm) 1 2 3 4 5 R a1 1 0.924 0.908 0.917 0.925 0.959 R a2 2 0.690 0.695 0.703 0.719 0.702 R a3 3 1.005 1.030 1.010 1.014 1.039 R a4 4 1.015 1.033 1.019 1.025 1.140 Tabel 4. Data hasil pegukura Keteraga Posisi Ra 1(µm) Posisi R 2 (µm) Posisi Ra 3 (µm) Posisi Ra 4 (µm) q 0.9366 0.7108 1.0198 1.0464 (qk) 0.0195 0.0109 0.0143 0.0426 Keteraga : S(qk) : Stadar deviasi q : Nilai rata-rata peyimpaga qk : Nilai peyimpaga : Jumlah pegukura HASIL DAN PEMBAHASAN Data pegukura Nilai hasil pegukura kekasara permukaa yoke flage tipe 352 pada sampel, dega pegukura pada 4 posisi dega masig-masig 5 x pegukura dapat dilihat tabel 3. Perhituga rata-rata peyimpaga kekasara permukaa Yoke Flage Utuk Ra Posisi 1 1 q = qk.[1] qk = 1 qk1 + qk2 + qk3 + qk4 + qk5 q = 0.924 + 0.908 + 0.917 + 0.925 + 0.959 q = 5 q = 0. 9366 µm Keteraga : q : Nilai peyimpaga rata-rata qk 1 - qk 5 : Nilai pegukura 1 sd 5 Utuk mecari ilai rata-rata peyimpaga kekasara permukaa R a posisi 1, 2, 3 da 4, pada sample selajutya dapat diguaka rumus yag sama Perhituga simpaga baku (qk) Utuk R a posisi 1 s 1 ( qk ) = s ( qk) = 1 k = 1 0.0014 4 s ( qk) = 0.01954 µm qk q 2...[2] 67

Dari hasil perhituga peyimpaga da simpaga baku didapat hasil-hasil seperti yag dapat dilihat pada tabel 4. Perhituga ketidakpastia tipe A Ketidakpastia tipe A diambil dari stadar deviasi terbesar = 0.0426µm Pada R a posisi 4 S ( qk) U A = ±.[3] 0.0426 U A = ±. 5 U A = 0.0191 µm Keteraga: U A : Ketidakpastia tipe A S (qk) : Diambil dari simpaga baku terbesar Perhituga Ketidakpastia Tipe B Ketidakpastia B1 ( U B2 ) sertifikat kalibrasi mesi ukur U B1 = 0.025µm = 0.025 µm Ketidakpastia B2 (U B1 ) Resolusi alat ukur (pembesara 50X) = 0.02 µm U B2 = 0,5 x 0.02 / 3 µm = 0.0057 µm Ketidakpastia B3 (U B3 ) mekaisme sistem mesi ukur U B3 = 0.02 / 3 µm = 0.0115 µm Ketidakpastia B4 (U B4 ) perbedaa suhu pegukura 230C = 0.5 µm U B4 = 0,5 / 3 µm = 0.29 µm Perhituga Ketidakpastia Gabuga Uc + 2 2 2 2 = ± U A + U B1 + U B2 + U B3 U B4..[4] Uc = ± 0.0445 µm Perhituga Ketidakpastia Teretag Derajat kebebasa utuk ketidakpastia didapat faktor cakupa k sebesar 2 pada tigkat kepercayaa 95%. U = ± ( k Uc)....[5] U = ±( 2 0.0445) U = ± 0.089 µm Ketidakpastia Pegukura dari kekasara permukaa = ± 0.089 µm. KESIMPULAN Dari hasil aalisis peyimpaga pegukura kualitas produk dapat disimpulka bahwa: 1. Semua peyimpaga dari ke empat posisi rata-rata mempuyai ilai kekasara permukaa Ra = 1.231µm Sehigga masih didalam batas tolerasi yag diizika, dega Spesifikasi Ra yag direcaaka adalah atara 0.8 µm - 3.2 µm 2. Utuk ilai ketidakpastia gabuga didapat ilai sebesar = + 0.0445 µm, dega tigkat kepercayaa 95% dega factor cakupa = 2, Ketidakpastia teretag = + 0.089 µm. 3. Ditijau dari ilai kekasara permukaa meurut ISO B 1302, dari hasil proses Millig produk Yoke Flaces, ilai peyimpaga da ketidakpastia masih jauh dari batas tolerasi, maka proses produksiya memeuhi persyarata. 68 Stadar Kekasara Permukaa Bidag pada Yoke Flage Meurut ISO R1302 da DIN4768 oleh Bimbig Atedi da Djoko Agustoo ~ hal 63-69

DAFTAR PUSTAKA Rochim, Taufiq, 2002, Spesifikasi, Metrologi da Kotrol Kualitas Geometrik, Idustrial Metrology Laboratory, Mechaical & Productio Egieerig (MPE) Mesi, FTI ITB. Hobso, Tayor, 1998, Precisio Explorig Surface Texture, 3 rd editio March Stadar ISO 1302 : 1996 da Stadar DIN 4768 : 1981 69