MAKALAH PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL SEQUENCED. Oleh: Yana Sambeka

dokumen-dokumen yang mirip
SILABUS CAHAYA DAN ALAT OPTIK. Mata Pelajaran

Contoh Silabus dan RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Klasifikasi Benda : Ciri-ciri makhluk hidup

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Dinten Basa Jawi) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Geger : :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Melihat Lebih Jauh Manfaat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Shared

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. B. Kompetensi Dasar KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

TUGAS PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM BIOLOGI (AKBC 257)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : SANTI ADY WAHYUNI NIM : MATA PELAJARAN : IPA : Gerak pada Makhluk Hidup dan Benda

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Gina Gusliana, 2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

MATRIKS KISI-KISI DAN SOAL TES UNTUK MATERI CAHAYA DAN OPTIK SEBAGAI PADANAN SOAL TIMSS. Pokok bahasan : Cahaya dan Optik. Kelas / Semeter : VIII / 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Klasifikasi Makhluk Hidup

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KISI-KISI INSTRUMEN PERNYATAAN SIKAP PEDULI SISWA TERHADAP LINGKUNGAN PADA TEMA PEMANASAN GLOBAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP 04. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RPP VEKTOR KELAS X SMA MUH. AMRAN SHIDIK 11/13/2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 4 pertemuan (8 jp x 45 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

I. IDENTIFIKASI II. KOMPETENSI INTI III. KOMPETENSI DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Silabus 2. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA Negeri 9 Makassar

ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, dan KD

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (24)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

A. Kompetensi Inti (KI) : B. Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan pada semua proses pembelajaran:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kain Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

6. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN I. (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

LAMPIRAN 3 : SILABUS 136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Transkripsi:

MAKALAH PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL SEQUENCED Oleh: Yana Sambeka 1402915 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

KATA PENGANTAR Segala pujian, hormat, dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat, rahmat, dan inspirasi yang diberikan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul The Sequenced Model. Makalah ini membahas mengenai salah satu model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty, yaitu Model Sequenced. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Sri Redjeki, M.Pd., selaku dosen Pembelajaran IPA Terpadu yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat berguna sebagaimana mestinya. Terima kasih. Tuhan Memberkati. Bandung, September 2015 Penulis ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. 1 B. Tujuan.... 2 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian Model Sequenced.... 3 B. Pendapat Ahli Mengenai Model Sequenced 5 C. Ciri-Ciri Model Sequenced.... 5 D. Kelebihan dan Kekurangan Model Sequenced.. 5 E. Penggunaan Model Sequenced..... 6 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 7 B. Saran.. 7 DAFTAR PUSTAKA. 8 LAMPIRAN 9 iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai alam sekitar beserta isinya, termasuk di dalamnya adalah diri kita sendiri. Dalam Puskur- Depdiknas (2007), IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Kajian dalam pelajaran IPA di SMP pada dasarnya meliputi IPA Fisika, IPA Kimia, dan IPA Biologi. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran IPA yaitu materi disajikan terpisah antara fisika, kimia, dan biologi; sedangkan implementasi Kurikulum 2013 sendiri yaitu materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok fisika, kimia, atau biologi. Akan tetapi yang terjadi yaitu harapan pemerintah tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Guru-guru masih cenderung memisah-misahkan antara fisika, kimia, dan biologi. Kesan yang didapat di lapangan yakni guru cenderung sulit untuk memadukan ketiga bidang kajian ini menjadi satu karena beberapa alasan, diantaranya yaitu: rata-rata guru IPA di SMP memiliki latar belakang konsentrasi fisika/kimia/biologi; sehingga misalkan latar belakang guru tersebut adalah konsentrasi fisika, maka guru tersebut akan cenderung sulit memadukan materi yang diajarkan dengan kajian kimia atau biologi. Fogarty (1991) mengemukakan mengenai bagaimana mengintegrasikan kurikulum melalui sepuluh model, dimana model ini berorientasi pada mata pelajaran yang terpotongpotong sampai model pembelajaran terpadu, antara lain: (1) Model Fragmented, (2) Model Connected, (3) Model Nested, (4) Model Sequenced, (5) Model Shared, (6) Model Webbed, (7) Model Threaded, (8) Model Integrated, (9) Model Immersed, dan (10) Model Networked. Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu yang dikemukakan Forgarty ini, dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Model pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu, yakni: model Fragmented, Connected, dan Nested. 2. Model pembelajaran terpadu antar beberapa disiplin ilmu, yakni: model Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, dan Integrated. 3. Model pembelajaran terpadu berdasarkan dalam dan antar pelajar, yakni model Immersed dan Networked. Model Sequenced 1

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di lapangan dan berbagai model yang dikemukakan oleh Fogarty, maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai salah satu model pembelajaran terpadu yaitu Model Sequenced. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan pembelajaran IPA terpadu dengan model sequenced. 2. Mengemukakan pendapat ahli mengenai model sequenced. 3. Mendeskripsikan ciri-ciri model sequenced. 4. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan model sequenced. 5. Mendeskripsikan penggunaan model sequenced. 6. Mendeskripsikan implementasi model sequenced dalam pembelajaran IPA (dalam bentuk RPP). Model Sequenced 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Model Sequenced Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu sama lain. Dua disiplin ilmu yang berhubungan dapat diurutkan sehingga isi materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan topik yang akan diajarkan, kegiatan masing-masing displin ilmu ini dapat saling meningkatkan satu sama lain. Pada intinya, satu subjek mengusung yang lainnya dan sebaliknya. Berikut ini adalah gambar model sequenced. Gambar 1. Model Sequenced Gambar 1 menunjukkan bahwa model sequenced diibaratkan seperti eyeglasses (kaca mata), yang berarti konten internal yang bervariasi dibingkai oleh konsep yang berkaitan. Lensa menggambarkan dua materi pelajaran yang berbeda. Kedua lensa sejajar karena kedua materi pelajaran ini akan diajarkan secara paralel, dimana isi materi pelajaran tersebut telah diurutkan terlebih dahulu. Mata pelajaran yang terpisah ini dibingkai oleh konsep yang berkaitan yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut. Untuk lebih jelasnya Gambar 2 menunjukkan contoh dua guru dari disiplin ilmu yang berbeda membuat masing-masing lima daftar topik yang akan diajarkan oleh keduanya. Kemudian kedua guru ini mengurutkan topik-topik ini untuk diajarkan secara paralel. Pengurutan topik-topik dengan guru yang lain akan memudahkan siswa-siswa membuat hubungan (connections) antara kedua materi pelajaran tersebut. Model Sequenced 3

SENI BAHASA mata pelajaran SOSIAL mata pelajaran Urutan 1. Robin Hood 2. Perjalanan Tengah Malam Paul Revere 3. Kerja Keras yang Membawa Kebebasan 4. Nillie Bly 5. Catatan Harian Anne Frank Urutan 1. Abad Pertengahan 2. Revolusi Amerika 3. Perang Saudara 4. Pergerakan Hak Pilih Perempuan 5. Perang Dunia II Daftar Robin Hood Nillie Bly Buku Harian Anne Frank Perjalanan Tengah Malam Paul Revere Kerja Keras yang Membawa Kebebasan Daftar Revolusi Perang Perang Saudara Hak Pilih Perempuan Abad Pertengahan Perang Dunia II Gambar 2. Contoh Model Sequenced Gambar 2 yang merupakan contoh pembelajaran yang menggunakan model sequenced, menunjukkan bagaimana semulanya mata pelajaran Seni Bahasa dan Sosial memiliki daftar topik yang mungkin saja daftar tersebut berdasarkan urutan dalam buku teks yang tersedia. Namun, ketika menggunakan model sequenced urutan topik yang akan diajarkan menjadi berubah. Contohnya, urutan pertama pada mata pelajaran Seni Bahasa adalah Robin Hood dan pada mata pelajaran Sosial adalah Revolusi Perang. Ketika topik-topik diatur ulang dan diurutkan maka hasilnya menjadi pada urutan pertama topik yang akan diajarkan yakni Robin Hood dan Abad Pertengahan, karena Robin Hood ini adalah sebuah cerita rakyat Inggris yang menurut catatan terjadi di abad pertengahan, sehingga sembari guru mengajarkan mengenai Abad Pertengahan, belajar seni bahasa mengenai Robin Hood dapat diajarkan secara paralel. Model Sequenced 4

B. Pendapat Ahli Mengenai Model Sequenced John Adams pernah berkata, The textbook is not a moral contract that teachers are obliged to teach teachers are obliged to teach children. Artinya, buku teks bukanlah kontrak moral dimana guru wajib untuk mengajarkan juga guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksud dari Adams ini yakni dalam menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus terikat pada urutan materi dalam buku, namun guru dapat mengatur ulang urutan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak. Urutan baru mungkin akan lebih logis jika urutan tersebut sejajar dengan isi mata pelajaran antar disiplin ilmu. Akan sangat berguna bagi siswa dan guru ketika siswa mencari hubungan dasar antar konten. Belajar menjadi lebih menyeluruh dan karena itu ilmu akan lebih mudah ditransfer. C. Ciri-Ciri Model Sequenced Berikut ini adalah ciri-ciri model sequenced. 1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata pelajaran yang saling berkaitan. 2. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran. 3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsepkonsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa. D. Kelebihan dan Kekurangan Model Sequenced 1. Kelebihan Model Sequenced Melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru dapat menetapkan prioritas kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti urutan yang ditetapkan oleh redaksi buku teks. Dengan cara ini, guru dapat membuat keputusan penting mengenai isi materi pelajaran yang akan diajarkan. Dari sudut pandang siswa, pengurutan yang disengaja pada topik yang berhubungan antar disiplin ilmu dapat membantu siswa memahami pelajaran mereka baik pada subjek maupun konten. Pengintegrasian dapat membantu transfer ilmu. Ketika siswa melihat guru pada area konten yang berbeda, ruangan yang berbeda, periode yang berbeda, membuat pokokpokok yang sama, maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna. Model Sequenced 5

2. Kekurangan Model Sequenced Sebuah kelemahan dari model sequenced adalah diperlukan kompromi untuk membentuk model. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak boleh menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak mengalah karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang bermitra. Untuk urutan yang sesuai dengan kejadiankejadian yang terakhir membutuhkan kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang tinggi dari semua orang yang area kontennya terlibat. Hal ini tidak semudah kedengarannya. Namun, dalam waktu yang sangat singkat, bahkan dengan hanya satu sore bersama, mitra guru dapat dengan mudah melakukan beberapa penataan ulang dan pengurutan sebagai langkah awal. Jika usaha pertama ini dalam menghubungkan dua area subjek berhasil, maka dua guru dapat mencoba mengurutkan lebih banyak unit untuk pengajaran paralel. E. Penggunaan Model Sequenced Model sequenced berguna pada tahap awal proses integrasi, menggunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan satu sama lain. Guru harus bekerja dengan seorang mitra, mulai dari membuat daftar isi kurikuler secara terpisah. Kemudian, tim mencoba menyulap potonganpotongan konten yang terpisah menjadi "cocok" atau urutan beberapa hal bersinggungan. Guru mencoba menyamakan konten yang berbeda untuk membuat lebih masuk akal bagi para siswa yang belajar kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model ini, kedua disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih dalam domain materi pelajaran, tetapi siswa mendapatkan manfaat dari konten yang terkait. Model Sequenced 6

BAB III SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Model sequenced dapat digunakan saat terdapat topik-topik yang relevan dari dua disiplin ilmu yang berbeda dan topik-topik yang relevan ini diajarkan secara paralel. 2. Pembelajaran dengan menggunakan model sequenced dapat memudahkan siswa membuat hubungan (connections) dan membuat pembelajaran menjadi bermakna. B. Saran Adapun saran yang penulis dapat berikan yakni sebagai berikut. 1. Guru dapat menggunakan model sequenced dalam pembelajaran terpadu ketika menemukan topik-topik yang relevan dengan bidang studi lain. 2. Guru tidak perlu mengajar topik-topik pelajaran berdasarkan urutan yang tertera di buku teks, akan tetapi guru dapat mengatur ulang urutan topik yang akan diajarkan. 3. Guru membutuhkan kerja sama dengan guru bidang studi lain (partner) untuk membuat urutan kurikulum baru. Model Sequenced 7

DAFTAR PUSTAKA Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. USA: IRI/Skylight Publishing, Inc. Pandawa, Sarwono. 2010. Model Sequenced. http://www.kompasiana.com/bang_sarw/modelsequenced_55005641a3331159735105e4. [akses 14 September 2015]. Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. http://puskurbuk.net/web13/download/prod2007/51kajian%20 kebijakan%20kurikulum %20ipa.pdf. [akses 28 Desember 2014]. Model Sequenced 8

Model Sequenced 9

Pengurutan topik yang akan diajarkan secara berurut digambarkan pada pemetaan konsep sebagai berikut. Fisika mata pelajaran Biologi mata pelajaran Urutan 1. Sifat-sifat Cahaya 2. Pembentukan bayangan Urutan 1. Bagian-bagian mata 2. Proses melihat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Topik Sub Topik Alokasi waktu : SMP Negeri 1 Manado : Ilmu Pengetahuan Alam : VIII/ II : Indera Penglihatan dan Alat Optik : Bagian-bagian mata dan jalannya cahaya pada mata : 3 x 40 menit (3 JP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. 1.1 Mengagumi keteraturan dan Mencintai obyek yang ada di alam kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek sebagai ciptaan Tuhan merupakan wujud fisik dan kimiawi, kehidupan dalam pengamalan agama yang dianutnya ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas seharihari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 3. 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur, kerja sama, cermat dan teliti dan peduli lingkungan. Mencintai keterbukaan individu dan kerja kelompok sebagai wujud implementasi dalam melaporkan hasil percobaan Mengidentifikasi bagian-bagian mata manusia

proses pembentukan bayangan pada mata serangga, dan prinsip kerja alat optik. 4. 4.11 Membuat laporan hasil penyelidikan tentang pembentukan bayangan pada cermin, lensa, dan alat optik. Menjelaskan dan menyimpulkan proses pembentukan bayangan pada mata manusia. Menyusun laporan hasil penyelidikan proses pembentukan bayangan pada lensa. C. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengamati media pembelajaran berupa gambar bagian-bagian mata, siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian mata manusia. 2. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata manusia. 3. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu menyimpulkan proses pembentukan bayangan pada mata manusia. D. Materi Bagian-bagian Mata Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Mata dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar adalah lapisan sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah lapisan dalam yaitu retina. Gambar 1. menunjukkan bagian-bagian mata. Gambar 1. Bagian-bagian mata E. Pendekatan/ Model/ Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Konsep 2. Model : Inquiry Terstruktur 3. Metode : Praktikum F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Gambar Bagian-Bagian Mata 2. Alat dan Bahan : Penjepit rel sebagai pemegang alat di atas rel presisi 5 buah, lampu dengan tiang 1 buah/ lilin 1 buah, lensa cembung 1 buah, pemegang slide 1 buah, slide panah 1 buah, dan layar transparan 1 buah.

3. Sumber belajar : a. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. b. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. G. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Model Inquiry Deskripsi kegiatan Terstruktur Pendahuluan Apersepsi Guru mengucapkan salam. Guru menanyakan kabar peserta didik. Guru mengabsen. Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar. Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya cahaya bagi sistem penglihatan manusia. Guru mengajak peserta didik untuk pergi ke taman sekolah (halaman sekolah) atau membayangkan berada di halaman sekolah. Guru memberikan pertanyaan, bagaimana perasaan kalian ketika berada di tempat ini? Guru meminta peserta didik untuk menutup mata. Guru memberikan pertanyaan, bagaimana perasaan kalian saat ini? Guru meminta peserta didik untuk menuliskan di buku IPA tentang apa yang dirasakan oleh peserta didik pada saat memejamkan mata. Guru mengenalkan siswa dengan bagian-bagian mata menggunakan media pembelajaran berupa gambar bagian-bagian mata Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada hari ini peserta didik akan melakukan percobaan untuk membuktikan pembentukan bayangan pada mata. Kegiatan Inti Identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah Merencanakan dan memprediksi hasil Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Secara berkelompok siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah mengenai materi praktikum yang disiapkan oleh guru. Kelompok siswa membaca dan mengikuti petunjuk pada lembar kegiatan.

Penyelidikan untuk pengumpulan data Interpretasi data dan mengembangkan kesimpulan Kelompok siswa menyiapkan alat dan bahan seperti yang tertera dalam lembar kegiatan praktikum. Kelompok siswa melaksanakan praktikum dibimbing oleh guru. Siswa mencatat jalannya praktikum dan hasil praktikum. Kelompok siswa membuat kesimpulan mengenai hasil pembahasan dari praktikum yang telah dijalankan. Setiap kelompok siswa mempresentasikan hasil praktikum di depan kelas. Penutup Melakukan refleksi Guru melakukan evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah dilakukan. Guru mengajukan pertanyaan baru berdasarkan data yang terkumpul untuk penguatan materi. H. Penilaian 1. Metode dan bentuk instrumen Metode Bentuk Instrumen Penilaian sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja Tes tertulis Tes uraian 2. Contoh instrumen a. Lembar pengamatan sikap Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum No 1 2 Nama Siswa Disiplin Teliti Kreatif Inovatif Jumlah skor Hatihati Lembar penilaian sikap/perilaku pada saat diskusi No Nama Kerjasama Siswa Santun Toleran Proaktif Bijaksana 1 2 Jumlah skor Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 2, jika sering berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. *macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi

Jumlah skor Nilai = 20 x 100 Predikat Nilai Sangat Baik (SB) 80 SB 100 Baik (B) 70 B 79 Cukup (C) 60 C 69 Kurang (K) <60 b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum Penilaian keterampilan merangkai alat, sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa tersebut adalah nyata, terbalik, diperkecil atau diperbesar, pengambilan kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil percobaan. No 1 2 Nama siswa Persiapan percobaan Pelaksanaan percobaan Kegiatan akhir percobaan Jumlah skor Rubrik No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik 1 Persiapan percobaan 30 Alat tertata rapi sesuai dengan urutan (menyiapkan alat dan bahan) praktikum. Alat sudah dalam keadaan siap pakai. Alat dan bahan tersedia dalam keadaan siap pakai. 20 Ada 2 aspek yng tersedia. 10 Ada 1 aspek yang tersedia. 2 Pelaksanaan percobaan 30 Alat terpasang seperti pada petunjuk. Melakukan proses pengamatan sesuai dengan prosedur. Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati. 20 Ada 2 aspek yang tersedia. 10 Ada 1 aspek yang tersedia. 3 Kegiatan akhir percobaan 30 Merapihkan alat dengan baik. Merapihkan meja praktikum. Mengembalikan alat ke tempat semula. 20 Ada 2 aspek yang tersedia. 10 Ada 1 aspek yang tersedia.

c. Instrumen soal pengetahuan 1. Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk pada percobaan tersebut? 2. Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, analogkan benda-benda yang dipergunakan untuk percobaan dengan bagian-bagian mata manusia! 3. Gambarkan jalannya cahaya pada mata manusia, sehingga manusia dapat melihat benda! Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Manado Manado, September 2015 Guru Mata Pelajaran.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Topik Sub Topik Alokasi waktu : SMP Negeri 1 Manado : Ilmu Pengetahuan Alam : VIII/ II : Indera Penglihatan dan Alat Optik : Pembentukan Bayangan pada Lensa : 8 x 40 menit (8 JP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi Mencintai obyek yang ada di alam sebagai ciptaan Tuhan merupakan wujud pengamalan agama yang dianutnya Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur, kerja sama, cermat dan teliti dan peduli lingkungan. Mencintai keterbukaan individu dan kerja kelompok sebagai wujud

melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 3. 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga, dan prinsip kerja alat optik. implementasi dalam melaporkan hasil percobaan Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada cermin datar dan lengkung. Mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung. C. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan percobaan perambatan cahaya, siswa dapat mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 2. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada cermin datar. 3. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada cermin lengkung. 4. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa cembung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cembung. 5. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa cekung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cekung. D. Materi 1. Sifat-Sifat Cahaya Ada empat sifat-sifat cahaya, sebagai berikut. a. Cahaya merambat lurus Cahaya merambat ke semua arah. Sebagai contohnya, jika lilin atau lampu dinyalakan di tempat gelap, maka kita akan dapat melihat bahwa daerah yang ada di sekitar lilin atau lampu tersebut akan terang. b. Cahaya dapat dibiaskan Cahaya akan dibiaskan ketika melewati medium dengan indeks bias yang berbeda. Kecepatan cahaya akan menurun saat memasuki air. Semakin besar perubahan kecepatan cahaya saat yang melewati dua medium yang berbeda, akan semakin besar pula efek pembiasan yang terjadi. c. Cahaya merupakan Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang perambatannya tidak membutuhkan medium. Cahaya dapat mentransfer energi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tidak menggunakan medium sehingga cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.

d. Cahaya dapat dipantulkan Cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan jika menumbuk suatu bidang. Pemantulan yang terjadi dapat berupa pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang tidak rata, seperti aspal, tembok yang tidak rata, batang kayu, dan sebagainya. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang rata, seperti cermin. 2. Pembentukan Bayangan pada Cermin a. Pembentukan bayangan pada cermin datar Bayangan yang terbentuk pada cermin datar diperoleh dengan menggunakan diagram sinar. Sinar datang yang mengenai permukaan cermin akan dipantulkan dengan besar sudut pantul sama dengan besar sudut datang. Bayangan pada cermin datar diperoleh dengan memperpanjang sinar-sinar pantul ke arah dalam cermin sehingga bertemu dalam satu titik yang disebut titik perpotongan. Bayangan pada cermin datar bersifat maya, tegak dengan ukuran sama dengan bendanya. b. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cembung Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat diperoleh melalui diagram sinar istimewa cermin. Sinar-sinar istimewa cermin cekung 1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. 2) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan menuju sejajar sumbu utama. 3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin pula. Sinar-sinar istimewa cermin cembung 1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (f). 2) Sinar yang datang menuju titik fokus (f) dipantulkan sejajar sumbu utama. 3) Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin (p) seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut. 3. Pembentukan Bayangan pada Lensa Pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung dilakukan melalui diagram sinar istimewa. Sinar-sinar istimewa lensa cembung 1) Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus di belakang lensa. 2) Suatu sinar datang melalui titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama. 3) Suatu sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan. Sinar-sinar istimewa lensa cembung 1) Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa seolah-olah berasal dari titik fokus di depan lensa. 2) Suatu sinar datang seolah-olah menuju titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

3) Sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan. E. Pendekatan/ Model/ Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Konsep 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Ceramah F. Sumber Pembelajaran 1. Sumber belajar : a. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. b. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (3JP) Langkah-langkah Kegiatan model discovery Deskripsi kegiatan learning Pendahuluan Apersepsi Guru mengucapkan salam. Guru menanyakan kabar peserta didik. Guru mengabsen. Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan sebuah fenomena yang timbul karena proses pembiasan. Kegiatan Inti Mengamati Siswa mengamati sedotan yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air bening. Menanya Siswa didorong untuk menanyakan mengapa hal tersebut dapat terjadi. Mengumpulkan informasi Penutup Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan percobaan perambatan cahaya Mengapa Sendok Terlihat Bengkok? untuk membuktikan sifat-sifat cahaya. Mengolah informasi Melalui diskusi dalam kelompok, siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan, informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui percobaan. Mengkomunikasikan Setiap kelompok siswa mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami.

Guru melakukan tanya jawab untuk penguatan materi. Pertemuan 2 (2JP) Kegiatan Deskripsi kegiatan Pendahuluan Guru mengucapkan salam. Guru menanyakan kabar peserta didik. Guru mengabsen. Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan tersebut sebagai berikut. a. Tadi sebelum berangkat ke sekolah apakah kalian bercermin? Cermin yang biasa kalian gunakan pada saat bercermin adalah cermin datar. b. Pada saat kalian bercermin, apakah yang dapat kalian lihat? c. Bagaimanakah dengan ukuran bayangan yang kalian lihat? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan pada cermin datar. Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan pada cermin lengkung. Guru melatih siswa melukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar dan pembentukan bayangan pada cermin lengkung. Penutup Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk mengecek pemahaman siswa. Pertemuan 3 (3JP) Kegiatan Deskripsi kegiatan Pendahuluan Guru mengucapkan salam. Guru menanyakan kabar peserta didik. Guru mengabsen. Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menunjukkan sebuah lup kepada siswa dan kemudian secara bergantian peserta didik memegang lup tersebut dan diamati. Guru memberikan pertanyaan mengenai lup. Guru menjelaskan bahwa lup adalah salah satu contoh lensa cembung.

Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada pertemuan hari ini peserta didik akan belajar tentang sinar istimewa pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dan cekung. Selain itu, peserta didik juga akan belajar melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung dengan menggunakan diagram sinar istimewa. Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi tentang pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung. Siswa ditugaskan untuk melukiskan sinar istimewa pada lensa cembung dan lensa cekung. Siswa menjelaskan sifat bayangan yang dibentuk pada berbagai ruang lensa cembung dan cekung. Berikut ini lokasi dari benda yang harus dilukiskan oleh siswa. Lensa Cembung : di Ruang I, II dan III Lensa Cekung: di Ruang I, II, dan III. Penutup Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk mengecek pemahaman siswa. H. Penilaian 1. Metode dan bentuk instrumen Metode Bentuk Instrumen Penilaian sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja Tes tertulis Tes uraian 2. Contoh instrumen a. Lembar pengamatan sikap Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum No Nama Siswa Disiplin Teliti Hati-hati Kreatif Jumlah skor 1 2 Lembar penilaian sikap/perilaku pada saat diskusi No Nama Kerjasama Siswa Santun Toleran Proaktif Bijaksana 1 2 Jumlah skor Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 2, jika sering berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum.

*macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi Nilai = Jumlah skor 18 x 100 Predikat Nilai Sangat Baik (SB) 80 SB 100 Baik (B) 70 B 79 Cukup (C) 60 C 69 Kurang (K) <60 b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum Nama Persiapan siswa percobaan No 1 2 Pelaksanaan percobaan Kegiatan akhir percobaan Jumlah skor Rubrik No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik 1 Persiapan percobaan 30 Alat tertata rapi sesuai dengan urutan (menyiapkan alat dan bahan) praktikum. Alat sudah dalam keadaan siap pakai. Alat dan bahan tersedia dalam keadaan siap pakai. 20 Ada 2 aspek yng tersedia. 10 Ada 1 aspek yang tersedia. 2 Pelaksanaan percobaan 30 Alat terpasang seperti pada petunjuk. Melakukan proses pengamatan sesuai dengan prosedur. Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati. 20 Ada 2 aspek yang tersedia. 10 Ada 1 aspek yang tersedia. 3 Kegiatan akhir percobaan 30 Merapihkan alat dengan baik. Merapihkan meja praktikum. Mengembalikan alat ke tempat semula. 20 Ada 2 aspek yang tersedia. 10 Ada 1 aspek yang tersedia. c. Instrumen soal pengetahuan 1. Lukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung! 2. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cembung. 3. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung! 4. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cekung.

5. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cekung! Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Manado Manado, September 2015 Guru Mata Pelajaran.