II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk menghitung nilai cadangan asuransi secara umum, maka dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana peranan statistika matematika dalam menentukan anuitas premi asuransi jiwa?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

PERHITUNGAN NILAI CADANGAN ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP DENGAN METODE ZILLMER DAN FACKLER (Skripsi) Oleh RETNO SAFITRI

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN NILAI-NILAI AKTUARIA DENGAN ASUMSI TINGKAT SUKU BUNGA BERUBAH SECARA STOKASTIK

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan baik untuk melindungi diri, keluarga dan harta benda. Pada

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA

CADANGAN PROSPEKTIF ASURANSI JIWA DWIGUNA DENGAN ASUMSI SERAGAM

Bab 2. Teori Pendukung. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Future Life Time

PERHITUNGAN NILAI CADANGAN RETROSPEKTIF PREMI TAHUNAN ASURANSI JOINT LIFE DWIGUNA. (Skripsi) Oleh. Cinkia Eagseli Ewys

ACTUARIAL PRESENT VALUE

Bab 2. Tinjauan Pustaka. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Bunga Majemuk

PREMI TUNGGAL BERSIH UNTUK KONTRAK ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id

PENERAPAN HUKUM MORTALITA MAKEHAM DAN TINGKAT SUKU BUNGA STOKASTIK UNTUK PERHITUNGAN NILAI TUNAI MANFAAT

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER

BAB II LANDASAN TEORI

Model Perhitungan Premi Asuransi Jiwa Berjangka Secara Diskrit dan Kontinu

PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA ENDOWMENT SUKU BUNGA VASICEK DENGAN DAN TANPA SIMULASI MONTE CARLO

Judul : Perhitungan Premi Asuransi Jiwa Endowment Suku Bunga Vasicek dengan Simulasi Monte Carlo ABSTRAK

: Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link. : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. Drs. I Nyoman Widana, M.

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang

CADANGAN PREMI TAHUNAN ASURANSI KESEHATAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI BURR. Hendri Arriko 1, Hasriati 2 ABSTRACT

PREMI ASURANSI JIWA LAST SURVIVOR DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN ASUMSI CONSTANT FORCE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

PERHITUNGAN NILAI PREMI DAN TUNAI MANFAAT ASURANSI DENGAN BUNGA STOKASTIK MENGGUNAKAN MODEL VASICEK DAN CIR

PERBANDINGAN ASURANSI DAN TABUNGAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Komponen Biaya Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment)

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tak tentu. ( Hasyim Ali, 1993:3) Asuransi terbagi menjadi dua, yaitu life insurance dan non life insurance.

MENENTUKAN FORMULA PREMI TAHUNAN TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI JOINT LIFE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor riil saja seperti pertanian, industri, dan agrobisnis,

Prosiding Matematika ISSN:

LEMBAR PERNYATAAN DEWAN PENGUJI

CADANGAN ASURANSI PENDIDIKAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PARETO DENGAN TINGKAT BUNGA VASICEK. Reinhard Sianipar 1, Hasriati 2 ABSTRACT

PERBANDINGAN NILAI TEBUS DAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA KONTINU. Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275

PERBANDINGAN ASURANSI LAST SURVIVOR DENGAN PENGEMBALIAN PREMI MENGGUNAKAN METODE COPULA FRANK, COPULA CLAYTON, DAN COPULA GUMBEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

METODE PREMIUM SUFFICIENCY UNTUK CADANGAN ASURANSI JIWA BERJANGKA PADA STATUS HIDUP GABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

PREMI ASURANSI JIWA GABUNGAN BERJANGKA DENGAN ASUMSI GOMPERTZ

PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA

PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN PERHITUNGAN PROSPEKTIF UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PREMI ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN MODEL TINGKAT BUNGA VASICEK

PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA

Bab 2 Distribusi Survival dan Tabel Mortalitas

PREMI TUNGGAL ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP UNIT LINK DENGAN GARANSI MINIMUM DAN NILAI CAP MENGGUNAKAN METODE POINT TO POINT

PREMI ASURANSI KESEHATAN DALAM STATUS HIDUP GABUNGAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Ruhiyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

ANUITAS LAST SURVIVOR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai alat analisis. Hal itu pula yang dapat terjadi pada perusahaan

MODEL SELEKSI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA DENGAN UANG PERTANGGUNGAN MENINGKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

PENENTUAN NILAI CADANGAN PROSPEKTIF PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN METODE NEW JERSEY

PENENTUAN PREMI DAN CADANGAN MANFAAT PADA BEBERAPA JENIS ASURANSI JIWA DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA SITI RAHMATUL THAIBAH

MODEL SELEKSI PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA UNTUK KASUS MULTIPLE DECREMENT. Mahasiswa Program S1 Matematika

CADANGAN ASURANSI DWIGUNA LAST SURVIVOR DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY

EKONOMI TEKNIK Bentuk Nilai Modal - Nilai Sekarang dan yang akan datang SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

PENENTUAN PREMI TAHUNAN PADA ASURANSI JOINT LIFE DENGAN MENGGUNAKAN ANUITAS REVERSIONARY

ASURANSI JIWA. 12/11/2012 MK. Aktuaria Darmanto, S.Si.

Asuransi Jiwa

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI

Asuransi Jiwa

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau)

CADANGAN ZILLMER BERDASARKAN DISTRIBUSI MAKEHAM DENGAN MENGGUNAKAN TINGKAT BUNGA MODEL RENDLEMAN-BARTTER. Rusti Nella Rinawati 1, Hasriati 2 ABSTRACT

Nilai Akumulasi Anuitas Berjangka Dengan Distribusi Makeham Pada Status Hidup Gabungan

Makalah Matematika Asuransi MODEL PARAMETRIK TAHAN HIDUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada AJB Bumi Putera 1912 Rayon Madya Pandaan oleh Ariyani (2001). Bumi Putera Rayon pandaan adalah belum tepat.

PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP JOINT LIFE

PENENTUAN PREMI UNTUK POLIS ASURANSI BERSAMA

BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

PREMI ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP DENGAN MODEL ARIMA PADA KASUS DOUBLE DECREMENT ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

MODEL PENYUSUTAN MAJEMUK JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE

Asuransi Jiwa

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN

PREMI ASURANSI JIWA PADA AKHIR TAHUN KEMATIAN DAN PADA SAAT KEMATIAN TERJADI

NILAI TUNAI ANUITAS HIDUP AWAL UNTUK STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ DAN DISTRIBUSI MAKEHAM. Deni Afrianti 1, Hasriati 2 ABSTRACT

LIFE ANNUITIES. Di Susun Oleh: Kelompok 1 1. ANGGUN SARLINA SAILAN H RAHMADANA H

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Donny C Lesmana

BAB III PEMBAHASAN. penggunaan metode benefit prorate constant dollar dengan suku bunga model

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PREMI TUNGGAL BERSIH ASURANSI JIWA BERJANGKA DENGAN FAKTOR PENEBUSAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa

MENENTUKAN NILAI CADANGAN YANG DISESUAIKAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA BERPASANGAN DENGAN METODE ILLINOIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah peubah acak waktu meninggal. Fungsi distribusi dinyatakan dengan (2.1) Sehingga fungsi keberlangsungan hidup (Survival Function) dapat dinyatakan dengan : (2.2) adalah peluang orang yang berusia 0 tahun yang akan hidup mencapai usia tahun. (Bowers,1997). 2.2 Peluang Waktu Sisa Hidup menyatakan seseorang masih hidup pada usia tertentu. Jika seseorang tersebut meninggal pada usia dimana maka menyatakan waktu sisa hidup dari. menyatakan peubah acak waktu sisa hidup, dengan fungsi distribusinya didefinisikan sebagai berikut : ( )

5 Sehingga dapat dicari : ( ) ( ) ( ) (2.3) Dalam ilmu aktuaria menyatakan peluang seseorang berusia akan meninggal tahun lagi atau akan meninggal sebelum usia ( ) tahun. Sedangkan fungsi hidupnya: ( ) ( ) * + (2.4)

6 Symbol menyatakan sebagai peluang seseorang yang berusia akan hidup sampai dengan tahun lagi atau akan hidup sampai usia ( ) tahun. Untuk seseorang yang baru lahir fungsi survivalnya dapat dinyatakan dengan dan dapat dituliskan: (2.5) Peluang orang yang meninggal antara usia dan disebut peluang meninggal yang ditangguhkan, dimana akan berlangsung hidup sampai tahun dan meninggal dalam tahun. Dapat didefinisikan sebagai berikut : ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ) (2.6) Jika maka peluang meninggal yang ditangguhkan dapat dinyatakan dengan, sehingga: (2.7)

7 Dalam kasus diskrit sering disebut dengan Curtate-Future-Lifetime, dengan symbol. adalah bilangan integer terbesar dari. fungsi distribusinya adalah :, -, -, - (Bowers,1997)., k = 1,2,3,. (2.8) 2.3 Laju Tingkat Kematian (Force Of Mortality) Laju tingkat kematian dari seseorang yang baru lahir akan meninggal antara usia dan dengan syarat hidup pada usia dapat dinyatakan dengan : (2.9) Karena dapat dinyatakan sebagai fungsi limit, maka :, - [ ]

8 Untuk setiap usia, laju tingkat kematian dari seseorang yang berusia (2.10) tahun dapat dinyatakan dengan : (2.11) Atau (2.12) Dengan ( ) adalah probabilitas (peluang) waktu sisa hidup seseorang berusia tahun antara dan tahun dengan syarat ia masih hidup pada usia tahun. Karena atau, maka :

9 Sehingga diperoleh nilai laju kematian pada usia adalah : ( ) ( ) ( ) Dengan mengubah menjadi, maka diperoleh : Dan dengan menggunakan integral tertentu pada batas sampai maka diperoleh : * + ( ) (2.13)

10 Jika nilai laju tingkat kematian konstan ( ) untuk semua, artinya besarnya nilai dari laju tingkat kematian (force of mortality ) adalah sama untuk semua usia nasabah yang hidup, maka diperoleh : Diketahui sebelumnya merupakan fungsi distribusi dari, sehingga fungsi densitas adalah [ [ ] ] (2.14) (Bowers,1997).

11 2.4 Bunga (Interest) Bunga merupakan besarnya pembayaran yang dilakukan oleh pengguna modal kepada pemilik modal, biasanya sudah diberikan jaminan mengenai besarnya bunga yang ditambahkan. Besarnya pendapatan bunga tergantung pada besar pokok, jangka waktu investasi dan tingkat bunga. (Futami, 1993) Secara umum perhitungan bunga di bagi menjadi dua, yaitu: 2.4.1 Bunga Sederhana (Simple Interest) Bunga tunggal atau bunga sederhana adalah besarnya bunga dihitung dari nilai pokok awal dikalikan dengan tingkat bunga dan waktu. Besarnya bunga sederhana dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (2.15) Sehingga setelah n tahun nilai total investasi menjadi : (2.16) 2.4.2. Bunga Majemuk (Compound Interest) Bunga mejemuk adalah perhitungan bunga dimana besar pokok jangka investasi selanjutnya adalah besar pokok sebelumnya ditambah dengan besar bunga yang diperoleh. Besar pokok bunga majemuk dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (2.17) Setelah tahun nilai total investasinya menjadi (2.18)

12 Dengan: : Interest value (nilai bunga) : Pokok investasi : Rate of interest annually, tingkat suku bunga : Time, jangka waktu (lama) investasi (tahun) Dalam bunga majemuk didefinisikan suatu fungsi sebagai berikut: (2.19) Sehingga diperoleh : Jika dan, maka, adalah nilai sekarang (present value) dari pembayaran sebesar 1 satuan yang dilakukan 1 tahun kemudian. Didefinisikan fungsi tingkat diskon sebagai berikut: (2.20) Karena adalah nilai sekarang (present value) untuk pembayaran sebesar 1 satuan yang akan dibayarkan 1 tahun kemudian, apabila pembayarannya dilakukan 1 tahun lebih cepat, maka besarnya bunga yang hilang adalah.

13 2.4.3 Laju Tingkat Suku Bunga (Force of Interest) Tingkat bunga nominal dinyatakan dengan. Untuk suku bunga nominal dan suku bunga diskonto nominal dengan kali pembayaran dalam satu tahun dapat didefinisikan sebagai berikut:. / (2.21) sehingga:. / dan. / (2.22) sehingga : ( ). / Dengan k adalah banyaknya pembayaran yang dilakukan dalam 1 tahun. Dengan menggunakan persamaan (2.21) dan menambahkan fungsi dikedua ruas persamaan tersebut diperoleh:. / Dengan :. / Untuk diperoleh nilai dengan kata lain pembungaannya dapat dilakukan setiap saat, dan dinyatakan sebagai berikut: (2.23)

14 Sehingga diperoleh: (2.24) Dan disebut dengan laju tingkat suku bunga (force of interest). (Futami, 1993) 2.5 Hukum Mortalita Terdapat tiga prinsip dalam membangkitkan bentuk analitik dari fungsi kehidupan dan mortalitas. Pertama, filosofi yaitu banyak fenomena yang dipelajari dalam ilmu fisika yang dapat dijelaskan secara efisien dengan rumus yang sederhana. Kedua, justifikasi (pembenaran) adalah praktis atau lebih mudah melihat fungsi dengan sedikit parameter daripada melihat sebuah table kehidupan dengan mungkin 100 parameter atau peluang kematian. Ketiga, justifikasi untuk fungsi kehidupan analitik yang sederhana adalah mengurangi perkiraan beberapa parameter fungsi dari data kematian. Terdapat beberapa jenis fungsi kehidupan dan mortalitas yang berkaitan dengan hukum-hukum tersebut, antara lain: 1. De Moivre (1729) 2. Gompertz (1825) 3. Makeham (1860) 4. Wiebull (1939). Dalam tulisan ini hanya digunakan Hukum Mortalita yang berdistribusi Gompertz,Weibull dan Life Table sebagai perhitungan.

15 2.5.1 Life Table Misal suatu kelompok masing-masing anggota diobservasi mengenai tingkat kematiannya berdasarkan kelompok umur. Tabel yang diperoleh dari hasil observasi ini berupa life table, tabel mortalita dan tabel penyusutan. Table 2.1 Tabel Mortalita X l x d x p x q x 0 l 0 d 0 p 0 q 0 1 l 1 d 1 p 1 q 1 2 l 2 d 2 p 2 q 2.. 50 l 50 d 50 p 50 q 50 51 l 51 d 51 p 51 q 51.. 105 l 105 d 105 p 105 q 105 106 l 106 d 106 p 106 q 106 Keterangan: : Usia : Jumlah yang hidup : Peluang meninggal : Jumlah yang meninggal : Peluang hidup : Nilai harapan hidup

16 Pada anggota kelompok yang diamati di atas misalkan dilahirkan pada saat yang sama dan jumlahnya, selama satu tahun berikutnya jumlah yang meninggal adalah sehingga yang bisa mencapai umur satu tahun sebanyak. Satu tahun berikutnya jumlah yang meninggal adalah sehingga yang mencapai umur dua tahun sebanyak. Untuk usia 50 tahun terdapat sebanyak. satu tahun berikutnya jumlah yang meninggal sebanyak sehingga yang mencapai usia 51 sebanyak. Proses tersebut terus berlangsung sampai terdapat keadaan ( adalah umur terakhir pada table mortalita) Berdasarkan keterangan tersebut didapatkan hubungan sebagai berikut : Dan jika maka Untuk mencari nilai peluang hidup dan peluang meninggal dapat diperoleh dari : (2.25) (2.26) Berdasarkan persamaan-persamaan tersebut maka diperoleh hubungan-hubungan sebagai berikut : (2.27)

17 (2.28) (2.29) (Futami, 1993) (2.30) Untuk mencari nilai force of mortality dari life table dapat menggunakan rumus: (2.31) 2.5.2 Hukum Mortalita Gompertz Survival Distribution Function atau fungsi survival untuk distribusi Gompertz didefinisikan sebagai berikut : [ ] [ ], - (2.32) Dengan dan. Dimana B adalah peluang kematian data distribusi Gompertz dan c adalah jumlah kematian data distribusi Gompertz Dari fungsi survival tersebut didapatkan Cumulative Distribution Function atau fungsi distribusi kumulatif sebagai berikut: 0 1 (2.33)

18 Dan dari fungsi kumulatif tersebut diperoleh probability distribution function atau fungsi densitas sebagai berikut: * ( )+ { [ ]} ( ) { [ ]} 0 1 (2.34) Sehingga diperoleh Force of Mortality, yaitu: 0 1 0 1 Dimana (2.35) 2.5.3 Hukum Mortalita Weibull Fungi densitas untuk distribusi Weibull didefinisikan sebagai berikut:. /. / 0. / 1 (2.36) Dimana Dimana: : Peubah acak yang didefinisikan sebagai waktu kematian/kerusakan/kegagalan

19 : Parameter bentuk yang menunjukan laju kematian/kerusakan/kegagalan data sebaran weibull : Parameter skala yang menunjukan besarnya keragaman data sebaran Weibull Jika merupakan peubah acak kontinu dan nilai kepekatan peluang di adalah, maka fungsi distribusi kumulatif X yaitu: ; untuk Sehingga fungsi kumulatif dari distribusi Weibull adalah 0. / 1 (2.37) (Miller dan Miller, 1992) Dan fungsi survivalnya yaitu: ( [ ]) 0. / 1 (2.38) Fungsi laju tingkat kematian (force of mortality), yaitu : [ ] [ ]

20 Dimana. /. / (2.39) 2.6 Model Nonlinear Model nonlinear merupakan bentuk hubungan antara peubah respon dengan peubah penjelas yang tidak linear dalam parameter. Secara umum model nonlinear ditulis sebagai berikut : dimana (2.40) Dengan : : Peubah Respon Ke-i : Fungsi Nonlinear : Peubah Penjelas Respon Ke-i : Parameter : Galat Ke-i diasumsikan saling bebas dan menyebar normal dengan nilai tengah 0 dan ragam. 2.6.1 Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Nonlinear (Nonlinear Least Square Estimation) Misalkan model nonlinear yang dipostulat dengan bentuk : (2.41)

21 Misalkan maka Persamaan tersebut dapat diringkas menjadi : dengan asumsi, dan maka jumlah kuadrat galat untuk model nonlinear di atas didefinisikan sebagai berikut : * + 0 ( ) 1 (2.42) Persamaan diatas disebut Persamaan normal untuk model nonlinear. (Draper and Smith, 1981). 2.7 Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa adalah usaha kerjasama atau koperasi dari sejumlah orang yang sepakat memikul kesulitan keuangan bila terjadi musibah terhadap salah seseorang anggotanya (R.K Sembiring, 1986). 2.7.1 Asuransi Jiwa yang Dibayarkan Pada Saat Kematian (Kontinu) Pada Asuransi dengan perhitungan kontinu, pembayaran benefit kepada ahli waris dilakukan sesaat setelah tertanggung meninggal dunia. Pembayaran benefit adalah pembayaran manfaat kepada ahli waris apabila tertanggung meninggal dunia. Jumlah dan waktu pembayaran manfaat pada asuransi jiwa tergantung pada panjang interval dari dikeluarkannya polis sampai tertanggung meninggal dunia. Dalam model ini, terdapat fungsi manfaat dan fungsi diskon. Fungsi adalah nilai sekarang dari pembayaran dan adalah panjang interval pada saat

22 polis dikeluarkan sampai dengan meninggal dunia. Keduanya membentuk suatu peubah acak yang dilambangkan dengan yaitu fungsi pembayaran yang didefinisikan sebagai berikut: (2.43) adalah nilai tunai atau premi pada saat polis dikeluarkan. Waktu yang tersisa dari waktu pada saat polis dikeluarkan sampai tertanggung meninggal adalah variable acak waktu hidup yang tersisa dari si tertanggung, yaitu. 2.7.1.1 Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life Insurance) Asuransi jiwa berjangka adalah suatu asuransi yang membayarkan manfaat kepada ahli waris tertanggung apabila si tertanggung meninggal dunia selama jangka waktu polis asuransi yang telah ditentukan. t x x + 1 Ѡ- x Gambar 2.1 Sistem Pembayaran benefit pada asuransi jiwa berjangka Besarnya manfaat sebesar satu satuan diberikan pada akhir periode dimana tertanggung meninggal dunia, maka: 2 {

23 Nilai premi tunggal untuk asuransi jiwa berjangka n tahun dengan manfaat sebesar 1 satuan adalah:, -, - (2.44) (2.45) 2.7.2 Asuransi yang dibayarkan di Akhir Tahun Setelah Kematian (Diskrit) Pada Asuransi dengan perhitungan diskrit, pembayaran benefit kepada ahli waris nasabah dilakukan pada akhir periode dimana tertanggung meninggal dunia. Dalam model fungsi curtate-future-lifetime, terdapat fungsi benefit atau santunan dan fungsi diskon. Keduanya membentuk suatu peubah acak yang dilambangkan dengan yang didefinisikan sebagai berikut: (2.46) Karena adalah peubah acak dari sisa waktu hidup nasabah atau waktu dari dikeluarkannya polis sampai waktu meninggalnya nasabah, maka adalah fungsi peubah acak (Actuarial Present Value) pembayaran benefit pada saat polis asuransi dikeluarkan. 2.7.2.1 Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life Insurance) Asuransi jiwa berjangka adalah suatu asuransi yang membayarkan benefit atau santunan kepada ahli waris nasabah apabila si nasabah meninggal dunia selama jangka waktu asuransi dan diberikan pada akhir periode dimana tertanggung meninggal dunia.

24 Besarnya manfaat ( ) sebesar satu satuan diberikan pada akhir periode dimana tertanggung meninggal dunia, maka: Nilai premi tunggal dari asuransi jiwa berjangka n tahun dengan benefit sebesar 1 satuan adalah (2.47) (Bowers,1997). (2.48) 2.8 Anuitas (Annuity) Anuitas adalah suatu pembayaran dalam jumlah tertentu yang dilakukan setiap selang waktu dan lama tertentu secara berkelanjutan. Jika pembayaran dilakukan tergantung hidup matinya seseorang disebut anuitas hidup. 2.8.1 Anuitas Hidup Kontinu (Continous Life Annuity) Anuitas hidup adalah serangkaian pembayaran yang bersifat periodik dan pembayarannya hanya akan dilakukan apabila orang yang ditunjuk masih hidup pada saat pembayaran jatuh tempo. Anuitas hidup sebesar satu satuan per akhir tahun yang pembayarannya dilakukan secara kontinu atau setiap saat disebut anuitas hidup kontinu.

25 Dengan nilai sekarang dari pembayaran anuitas tersebut dinotasikan dengan peubah acak, yaitu (2.49) Maka nilai anuitas hidup untuk asuransi jiwa berjangka n tahun dapat dicari dengan:, - (2.50) Atau [ ] (Bowers,1997). (2.51) 2.9 Premi Asuransi Jiwa Premi adalah biaya yang harus dibayarkan oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi sebagai imbalan persetujuan penanggung untuk membayar manfaat yang telah disepakati dalam polis asuransi jika orang yang ditanggung meninggal dunia. Ada tiga unsur utama yang menentukan perhitungan premi asuransi jiwa, yaitu: a. Mortalitas (Harapan hidup) b. Suku bunga c. Periode, yaitu waktu masa pertanggungan. (R.K. Sembiring, 1986) Premi asuransi dapat dibayarkan sekaligus atau secara berkala. Premi yang dibayarkan sekaligus disebut premi tunggal, sedangkan premi tetap berkala dapat

26 dibayarkan per tahun, per tri wulan dan per bulan serta dilakukan pada permulaan setiap selang waktu yang disebut premi tahunan. Premi asuransi terbagi menjadi dua macam, yaitu premi netto dan premi bruto. Premi netto adalah premi yang dibayarkan pemegang polis atau konsumen berdasarkan perkiraan tingkat mortalita dan perkiraan tingkat suku bunga, sedangkan tingkat biaya tidak dipergunakan. Premi netto dihitung atas dasar prinsip keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, yaitu nilai tunai dari premi netto yang akan diterima oleh perusahaan asuransi di waktu yang akan datang harus sama dengan nilai tunai dari benefit atau santunan yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi. Premi netto tidak mencakup nilai biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Sedangakan premi brutto atau gross premium adalah pembayaran Premi yang mengandung nilai biaya-biaya tersebut. 2.9.1 Fungsi Kerugian Pada saat polis asuransi ditandatangani terdapat dua jenis kewajiban didalamnya, yaitu: 1. Kewajiban pihak perusahaan asuransi adalah membayar manfaat yang besarnya sesuai perjanjian yang telah di tetapkan diawal kontrak manakala sewaktu-waktu terjadi klaim 2. Kewajiban pihak nasabah adalah membayar premi langsung sekaligus diawal kontrak atau secara berkala pada setiap periode yang telah ditentukan.

27 Kedua jenis kewajiban tersebut membentuk suatu fungsi total kerugian polis asuransi yang disimbolkan dengan Untuk penanggung, adalah perbedaan antara nilai sekarang dari santunan dan nilai sekarang dari pembayaran premi (Bowers, 1997). Nilai kerugian (L) ini merupakan peubah acak dari nilai sekarang dari santunan yang dibayarkan oleh penanggung tak sebanyak premi anuitas yang dibayarkan oleh tertanggung. Besarnya kerugian yang akan ditanggung oleh pihak perusahaan asuransi dapat dihitung dengan : (2.52) Resiko kerugian perusahaan terjadi ketika nilai kerugiannya memberikan nilai positif, dimana nilai santunan yang dibayarkan kepada pihak nasabah lebih besar dari premi yang diterima oleh pihak perusahaan asuransi. Secara teoritis nilai kerugian yang positif terjadi ketika pihak nasabah meninggal dunia pada awal kontrak asuransi. 2.9.2 Prinsip Ekuivalen (Equivalence Principle) Prinsip ekuivalen menyatakan bahwa ekspektasi dari fungsi kerugian adalah sama dengan nol. Prinsip ekuivalen ini digunakan untuk mengantisipasi kerugian yang akan diterima oleh perusahan asuransi pada periode tertentu, sehingga jumlah manfaat yang akan dikeluarkan oleh perusahaan asuransi akan sebanding dengan besarnya nilai premi yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi.

28 Prinsip ekuivalen mempunyai syarat bahwa:, - (2.53) Maka:, -, -, - Berdasarkan fungsi kerugian dan prinsip ekuivalen, maka untuk premi yang akan dibayarkan kontinu ( ), nilai sekarang dari kerugian untuk penanggung jika meninggal terjadi pada saat dan jumlah santunan yang harus diberikan kepada nasabah sebesar satuan adalah: (2.54) Karena merupakan peubah acak, maka dengan prinsip ekuivalen diperoleh:, -, -, -, - [ ], - (2.55) Sehingga diperoleh nilai premi bersih dari produk asuransi jiwa berjangka n tahun yaitu: ( ) (2.56) Sehingga diperoleh Premi tahunan untuk produk asuransi jiwa berjangka dengan satuan yaitu: ( ) (2.57)