PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIROMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM AHP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Integrated Environment Performance Measurement System di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sukabumi

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Skripsi. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik. Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

Perancangan Integrated Environmental Performance Measurement System Di Rumah Sakit

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

Perancangan dan Pengukuran Sistem Kinerja Lingkungan untuk Mendukung Proper pada Industri Gas

DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc. SILVIA RACHMAWATI NRP

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jabatan Menggunakan Pendekatan Evaluasi Jabatan (Studi Kasus PT. X)

( Studi Kasus di PG. KEBON AGUNG Malang - JawaTimur )

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Pemilihan Pemasok Bahan Baku Produksi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis

Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS) Pada Industri Perbankan

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

Usulan Pemilihan Supplier Bahan Baku Tetap Menggunakan Vendor Performance Indicator dan Analytical Hierarchy Process (AHP)

PERANCANGAN SISTEM DAN PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIRONMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERFORMANCE PRISM

BAB III SOLUSI BISNIS

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS PADA PT. X

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: USULAN PENILAIAN PROMOSI JABATAN DENGAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) DAN RATING SCALE DI PT.

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO)

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari. Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : FAJAR PRAYOGI

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System.

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan Human Resources Scorecard

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

Abstrak

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 4 No. 2 Februari 2012

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Profl Singkat PT. Delta Dunia Sandang Tekstil. Jalan Raya Semarang-Demak KM 14 Desa Tambakroto Kecamatan Sayung

Abstrak. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan

PENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) PADA PT. OMETRACO ARAYA SAMANTA

Penentuan Kriteria Kendaraan di Area Penyimpanan Studi Kasus Tunas Daihatsu Cilegon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC)

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCE SCORECARD. (Studi Kasus Pada CV. Bintang Mas - Purwosari) TUGAS AKHIR

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

TUGAS AKHIR PENENTUAN KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN SUPPLIER PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

III. METODE PENELITIAN

Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017 E-ISSN:

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

Oleh: Emy Syuprihatin Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PADAINDUSTRI FABRIKASI DENGAN METODA OBJECTIVE MATRIX

Penerapan Model Traffic Light System dalam Melakukan Evaluasi Kinerja Pemasok PT XYZ

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIROMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM AHP Shanti Kirana Anggraeni, Sirajuddin, Prasetiyo Nugroho Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email : s.kirana@yahoo.com, sirajd_udin@@yahoo.com, prasetiyonu33@yahoo.co.id, ABSTRAK Isu lingkungan saat ini banyak dijadikan sebagai fokus utama dalam meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkitan listrik dengan wilayah penyaluran Jawa dan Bali. Dalam pengukuran kinerja lingkungannya PT XYZ belum memiliki sistem pengukuran kinerja lingkungan yang terintegrasi. Perusahaan masih menggunakan standar pengukuran lingkungan ISO 14001 dan program peringkat perusahaan (PROPER) sebagai bahan evaluasi kinerjanya. Penelitan ini akan berfokus pada perancangan sistem pengukuran kinerja lingkungan PT. XYZ yang terintegrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan Integrated Enviromental Performance Measurement System (IEPMS) untuk mengidentifikasi dan merancang Key to Enviromental Performance Indicator (KEPI) dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan bobot dari tiap KEPI berdasarkan hasil kuesioner yang kemudian dilakukan pengukuran menggunakan Objective Matrix (OMAX) untuk mengukur kinerja dari masing-masing KEPI. Selanjutnya nilai atau value tersebut diplotkan kedalam warna merah, kuning dan hijau dengan bantuan Traffic Light System. Dari hasil penelitian didapatkan KEPI 3A, 3B, 3C, 5C, 8, 9 dan 12 berwarna merah;kepi 1B, 3A, 4A, 4B, 5A, 5B, 7, 10D dan 11 berwarna kuning ; KEPI 1A, 2A, 2B, 6, 9B, 10A, 10B, 10C berwarna hijau dengan total value sebesar 5,987 yang memperlihatkan bahwa pengukuran kinerja lingkungan PT. XYZ secara keseluruhan berada pada warna kuning sehingga perlu adanya pengawasan yang lebih intensif untuk peningkatan kinerja lingkungan di PT XYZ Kata Kunci : IEPMS, KEPI, Pengukuran Kinerja Lingkungan PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan semakin meningkatnya kegiatan industri di Indonesia. Dari kegiatan industri ini selain memberikan dampak positif, industri juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif ini kebanyakan berkaitan dengan aspek lingkungan. Salah satu dampaknya adalah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat polusi dan limbah yang dihasilkan industri. Dampak negatif ini menjadi salah satu fokus utama di mana banyak perusahaan mulai peduli akan pentingnya isu lingkungan hidup. Kecenderungan terjadinya peningkatan kerusakan lingkungan hidup pada dasarnya merupaka hasil dari kegiatan manusia yang tak terkendali. Oleh karena itu perlu disadari bahwa lingkungan adalah aspek yang terintegrasi dalam kehidupan dan bukan dieksplorasi secara parsial dan seterusnya diabaikan eksistensinya. Kegiatan industri berperan besar terhadap dampak lingkungan yang terjadi, sehingga perlu adanya sistem pengukuran kinerja lingkungan untuk mengetahui aktivitas perusahaan yang berkontribusi dalam dampak lingkungan yang terjadi. Dengan kinerja lingkungan yang baik akan dapat menambah nilai dari suatu perusahaan, tentunya dengan komitmen perusahaan secara vertikal maupun horisontal melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen Lingkungan (SML). Saat ini pengelolaan lingkungan telah menjadi standar internasional dengan adanya ISO 14001 yang menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan internasional dan secara tidak langsung memaksa kalangan industri memenuhi persyaratan untuk sertifikasi ISO 14001 sehingga dapat memperluas peluang usahanya secara global. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan metode Integrated Enviromental Performance Measurement System (IEPMS) sebagai referensi yang mewakili sistem pengukuran kinerja lingkungan dan mendeskripsikan arti dari integrasi sistem pengukuran kinerja lingkungan yang tepat. Penelitian menggunakan Integrated Environmental Performance Measurement System (IEPMS) oleh Asmi (2009), didapatkan empat indikator utama berdasarkan acuan yang dilakukan oleh The United States Enviromental protection Agency (EPA) antara lain meliputi regulasi, keselamatan pekerja, penggunaan material dan peralatan serta hubungan masyarakat. Kusumawardani dalam Himawan & Ciptomulyono (2010), mendefinisikan Integrated Environmental Performance Measurement Sistem (IEPMS) sebagai salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja lingkungan. Metode ini menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Objek penelitian ini adalah PT. XYZ yang bergerak dibidang pembangkitan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik Jawa-Bali. Dalam operasinya PT. XYZ menggunakan bahan bakar HSD/MFO dan batu bara yang pada tahap akhir proses akan menghasilkan limbah cair, limbah padat, limbah B3 dan udara dari seluruh aktivitas operasinya. Limbah tersebut memiliki potensi bahaya dan dapat memberikan dampak terhadap lingkungan jika pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan 1

lingkungan PT. XYZ saat ini masih menggunakan standar ISO 14001 dan hasil penilain pemerintah dalam bidang lingkungan yaitu program peringkat perusahaan (PROPER) dengan berbagai tingkat prestasi perusahaan. Untuk itu dirasakan perlu adanya sistem pengukuran kinerja lingkungan yang terintegrasi dari aspek-aspek lingkungan yang dijadikan tanggung jawab perusahaan. Untuk merancang sistem pengukuran performansi lingkungan PT XYZ perlu dikumpulkan informasi mengenai indikator-indikator performansi lingkungan yang akan disebut Enviromental Performance Indicator (EPI) dan ditentukan pula tingkat kepentingannya dengan cara memberikan bobot pada tiap indikator menggunakan Analithycal Hierarchy Process (AHP) atau bantuan software expert choice Hasil pembobotan selanjutnya di plotkan dalam Traffic Light System sehingga diketahui posisi dari kriteria atau indikator tersebut pada kinerja lingkungan perusahaan. Dengan mengetahui kondisi dari faktor yang berpengaruh terhadap performansi lingkungan, perusahaan dapat mengevaluasi dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan sehingga tercapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Hasil perancangan sistem pengukuran kinerja lingkungan ini sangat METODOLOGI PENELITIAN Tahap identifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi perusahaan khususnya pada divisi mutu dan lingkungan. Setelah dilakukan identifikasi, diangkat permasalahan mengenai perancangan sistem pengukuran kinerja lingkungan (SPKL) yang terintegrasi dan mengukur kinerja lingkungan berdasarkan hasil perancangan SPKL yang dibentuk. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara pada pihak-pihak berkompeten dalam kinerja lingkungan yang ditunjuk perusahaan. Kemudian memberikan pertanyaan untuk mengidentifikasi faktor kinerja lingkungan Enviromental Performance Indicators (EPI) dan memberikan kuesioner kepada 3 orang pakar yang ditunjuk perusahaan utnuk menentukan Key to Enviromental Performance Indicator (KEPI) berdasarkan perspektif Enviromental Performance Analysis (EPA) yaitu faktor regulasi, keselamatan pekerja, penggunaan material dan peralatan serta hubungan masyarakat. Disusun pula hirarki sistem pengukuran kinerja lingkungan untuk mengetahui level pengukuran dan pembobotan yang akan dilakukan menggunakan bantuan Analytical Hirarchy Process (AHP) atau dengan bantuan software expert choice, sehingga diketahui tingkat kepentingan dari indikator-indikator lingkungan yang telah teridentifikasi. Dengan 3 responden sebagai pemberi bobot pada metode AHP maka diperlukan perhitungan rata-rata responden dengan rumus dan tahapan sebagai berikut : GM = (α 1 x α 2 x α 3 x α n) 1/n (1) dimana : GM = Geometric Mean /penilaian gabungan (penilaian akhir) α 1 = Penilaian responden ke i (dalam skala 1-9) n = Jumlah responden Selanjutnya menghitung uji konsistensi dengan syarat CR 0,1 yang menunjukan kriteria yang dihitung memenuhi persyaratan. Key to Enviromental Performance Indicator (KEPI) yang terpilih selanjutnya dibuat spesifikasinya sehingga dapat diketahui deskripsi, tujuan, pencapain indikator periode terakhir, sumber data dan pihak yang mengukur. Dengan demikian KEPI terpilih dapat dengan mudah dipahami dan memiliki informasi yang jelas untuk proses selanjutnya. Tahap pengolahan data dilakukan setelah inputan untuk pengukuran kinerja lingkungan didapatkan seperti bobot prioritas kinerja lingkungan maupun bobot lokal masing-masing indikator kinerja lingkungan. Scoring system dilakukan dengan pendekatan Objective Matrix (OMAX) hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi masing-masing kriteria kunci dengan penentuan performansi tiap kriteria didapatkan dari pencapaian masing-masing KEPI pada periode lalu yang telah dilakukan pengukuran. Jika ada kriteria KEPI yang belum pernah dilakukan pengukuran maka nilainya diasumsikan sama dengan nilai pencapaian terendah. Nilai-nilai (score) pada level 1,2,4,5,6,7,8,9 tiap kriteria didapatkan dengan mengetahui nilai pada level 0, 3 dan 10 yang telah dihitung. Untuk nilai pada level 1 dan 2 didapatkan dengan cara menghitung interpolasi antara nilai pada level 0 dan 3. Sedangkan untuk nilai pada pada level 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 didapatkan dengan cara menghitung interpolasi antara nilai pada level 3 dan level 10. Untuk final score didapatkan dengan membandingkan nilai pencapaian terakhir (performance) dan nilai dari score pada matriks OMAX. Jika terdapat nilai performansi yang berada diantara dua level score-nya, maka dilakukan perhitungan interpolasi untuk mendapatkan nilai final score-nya. Setelah hasil Objective Matrix (OMAX) diketahui maka kondisi indikator-indikator terhadap kinerja lingkungan dapat digambarkan dalam metode traffic light system dengan ketentuan : 3 nilai skor 0 : KEPI masuk dalam kategori warna merah sehingga memerlukan tindakan perbaikan secepatnya 7 nilai skor > 4 : KEPI masuk dalam kategori warna kuning sehingga memerlukan pengawasan yang lebih intensif. 2

10 nilai skor 8 : KEPI masuk dalam kategori warna hijau sehingga tidak memerlukan tindakan perbaikan namun tindakan pengawasan tetap perlu dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Enviromental Performance Indicators (EPI) terhadap perspektif Enviromental Performance Analysis (EPA) yaitu faktor regulasi, keselamatan pekerja, penggunaan material dan peralatan serta hubungan masyarakat dengan bantuan Analytical Hirarchy Process (AHP) atau dengan bantuan software expert choice didapatkan Key to Enviromental Performance Indicator (KEPI) yang memiliki konsistensi penilaian sebagai berikut : Gambar 1. Output pembobotan tingkat kepentingan terhadap kriteria kinerja lingkungan Gambar 2. Output pembobotan tingkat kepentingan terhadap kriteria regulasi Gambar 3. Output pembobotan tingkat kepentingan terhadap kriteria keselamatan pekerja Gambar 4. Output pembobotan tingkat kepentingan terhadap kriteria penggunaan material dan peralatan 3

Gambar 5. Output pembobotan tingkat kepentingan terhadap kriteria hubungan masyarakat Tabel 1. Hasil perhitungan nilai konsistensi seluruh hirarki kinerja lingkungan Kriteria Consistency ratio Keterangan Seluruh Kriteria 0,02 konsisten Regulasi 0,04 konsisten Keselamatan Pekerja 0 konsisten Penggunaan Material dan Peralatan kerja 0 konsisten Hubungan Masyarakat 0 konsisten Hasil perhitungan menunjukan bahwa seluruh kriteria memiliki nilai konsistensi < 0,1 yang berarti jawaban responden konsisten. Setelah menguji konsistensi didapatkan juga bobot masing-masing kriteria sebagai berikut. Tabel 2. Bobot prioritas untuk masing-masing kriteria kinerja lingkungan I. BOBOT PRIORITAS UNTUK MASING-MASING KRITERIA BOBOT 1. Regulasi 0,289 2. Keselamatan pekerja 0,289 3. Penggunaan material dan peralatan 0,175 4. Hubungan masyarakat 0,246 II. Bobot prioritas pada subkriteria untuk masing-masing kriteria 1. Regulasi a. Jumlah invenmtori limbah B3 0,099 b. Laporan neraca limbah B3 0,076 c. Laporan inventori fly ash & bottom ash 0,039 d. Hasil uji lab independent terhadap baku mutu udara emisi cerobong unit 0,031 e. Pemenuhan terhadap nilai baku mutu air limbah 0,042 2. Keselamatan pekerja a. Laporan IPTMKK 0,096 b. Laporan IPTMKS 0,096 c. Jumlah kegiatan P2K3 0,096 3. Penggunaan material dan Peralatan a. laporan lab independent terhadap baku mutu ambien cerobong unit 0,058 b. Hasil uji laboraturium independent terhadap tingkat kebisingan lingkungan 0,116 4. Hubungan masyarakat a. Jumlah program sosial tahunan 0,123 b. pencapaian tingkat (PROPER) tahunan 0,123 4

Pengukuran kinerja lingkungan yang dilakukan di PT. XYZ berdasarkan kinerja perusahaan pada semester 1 tahun 2010 sampai dengan semester 1 tahun 2012. Pengukuran kinerja lingkungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode OMAX (Objective Matrix) dan AHP (Analytical Hirarchy Process) untuk memperoleh bobot diatas. Dari angka tersebut nantinya diketahui performansi dari masing-masing KEPI mempunyai nilai tersendiri dalam OMAX tersebut. Nilai yang dihasilkan tersebut menjadi acuan posisi tiap KEPI dari penggolongan nilai yang telah dilakukan dengan menggunakan Traffic Light System. Berdasarkan hasil penilaian kinerja lingkungan perusahaan secara keseluruhan pada PT. XYZ menggunakan IEPMS (Integrated Environment Performance Measurement System), didapatkan KEPI 3A,B&C, 5C, 8, 9 dan 12 ;KEPI 1B, 3A, 4A&B, 5A&B, 7, 10D dan 11 berwarna kuning ; KEPI 1A, 2A&B, 6, 9B, 10 A,B&C berwarna hijau. Nilai total yang didapatkan sebesar 5,979. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kinerja lingkungan perusahaan pada semester 1 tahun 2010 sampai dengan semester 1 tahun 2012, berada pada kategori warna kuning. Tabel 3. Hasil perhitungan OMAX masing-masing KEPI ASPEK LINGKUNGAN Regulasi Keselamatan Pekerja Penggunaan Material dan Peralatan Hubungan Masyarakat NO KEPI KEPI VALUE 1 Jumlah inventori limbah B3 triwulan 0.891 2 Jumlah neraca limbah B3 triwulan 0.684 3 Pemenuhan terhadap nilai baku mutu air 0.127 4 Laporan inventori fly ash & bottom ash triwulan 0.155 5 Hasil uji laborat0rium independent terhadap baku mutu udara emisi cerobong unit 0.154 6 Laporan IPTMKK 0.96 7 Laporan IPTMKS 0.576 8 Jumlah kegiatan P2K3 0.288 9 Laporan lab independent terhadap baku mutu udara ambien cerobong unit 0.232 10 Hasil uji laboratorium independent terhadap tingkat kebisingan lingkungan 0.928 11 Jumlah program tahunan 0.615 12 Pencapaian tingkat (PROPER) tahunan 0.369 Total Value 5.979 Dengan hasil traffic light warna kuning, perlu adanya pengawasan yang lebih ketat dan intensif terhadap KEPI tersebut. Sedangkan untuk KEPI dalam kategori warna merah perlu segera dilakukan tindakan perbaikan (improvement). Walaupun demikian pencapaian yang diraih perusahaan dengan pengukuran OMAX tidak semata-mata menunjukan kinerja yang kurang baik, karena dalam batasan-batasan pengukuran yang didapat dari data pada semester 1 tahun 2010 sampai dengan semester 1 tahun 2012 terhadap kriteria maupun sub kriteria performance yang dicapai masih dalam ambang batas atau baku mutu yang dipersyaratkan oleh pemerintah. Dan sesuai kebijakan perusahaan. Untuk lebih jelas dalam mengamati hasil pengukuran maka dilakukan pembacaan hasil OMAX dengan Traffic Light system yang menggambarkan KEPI-KEPI pada hirarki pengukuran kinerja lingkungan PT XYZ berdasarkan warna yang dicapai sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada metode penelitian. 5

Gambar 6. Sistem pengukuran kinerja lingkungan dan pengklasifikasian menggunakan traffic light system KESIMPULAN Dari proses identifikasi yang dilakukan di PT. XYZ didapatkan empat faktor pengukuran kinerja lingkungan berdasarkan acuan yang dilakukan oleh The United States Enviromental protection Agency (EPA) antara lain meliputi regulasi, keselamatan pekerja, penggunaan material dan peralatan serta hubungan masyarakat. Kemudian dengan mengidentifikasi tujuan dari ke empat faktor didapatkan 12 ukuran kinerja atau Performance Indicator (EPI) kemudian dengan menghitung tingkat kepentingann EPI menggunakan Analithycal Hierarchy Process (AHP) atau bantuan software expert choice didapatkan 12 Key to Enviromental Performance Indicator (KEPI). Dengan penilaian OMAX didapatkan KEPI 3B, C&D, 5C, 8, 9A dan 12 berwarna merah ; KEPI 1B, 3A, 4A&B, 5A&B, 7, 10D dan 11 berwarna kuning ; KEPI 1A, 2A&B, 6, 9B, 10A, B&C berwarna hijau. Nilai total yang didapatkan sebesar 6,008. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kinerja lingkungan perusahaan pada semester 1 tahun 2010 sampai dengan semester 1 tahun 2012, berada pada kategori warna kuning. Dengan demikian, perlu adanya pengawasan yang lebih ketat dan intensif terhadap KEPI tersebut. DAFTAR PUSTAKA Agung, N, H. (2011). Perancangan sistem pengukuran kinerja divisi sumber daya manusia pada bidang pendidikan dan pelatihan (studi kasus di PT XYZ). Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, UNTIRTA, Banten. Asmi, Anton. (2009). Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Metode Integrated Environmental Performance Measurement System (IEPMS) (studi kasus di PT TPi). Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, UNTIRTA, Banten Ciptomulyono, U dan Rachmawati. (2010). Pengukuran Kinerja Lingkungan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Integrated Environmental Performance Measurement System (IEPMS) pada PT. Campina Ice Cream Industry. Tesis, Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Febriarso, Pandu. (2008). Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Hotel Arini Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 361 Solo). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Himawan, F dan Ciptomulyono, U. 2010. Perancangan sistem dan pengukuran kinerja lingkungan dengan Menggunakan pendekatan Integrated Environmental Performance Measurement System (IEPMS) Analytical Network Process (ANP) di PT. Mermaid Textile Industri Indonesia. Tesis, Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Hidayat, A Choliq. (2004). Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Lingkungan ISO 14001 pada PT Pupuk Kalimantan Timur. Tesis, Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro. Semarang. Kementrian LH, Sekretariat PROPER. (2011). Laporan Hasil Penilaian. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta. 6

Saaty, L. Thomas. (1999). Pengambilan Keputusan Bagi para Pemimpin. PT. Salemba Binama Pressindo : Jakarta. Sinaga, Johannes. (2009). Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam pemilihan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) sebagai tempat kerja mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). Skripsi, program studi matematika, Universitas Sumtera Utara. Medan. Susanty, Sri L dan Setyawati. (2011). Pengukuran Produktivitas dengan Metode Objective Matrix di PT X Prosiding Semnas Teknik Industri &Kongres BKSTI VI. Jurusan Teknik Industri : Universitas Sahid. Jakarta Wirdianto, Eri dan Unbersa, Elpira. (2008). Aplikasi Metode Analytic Hierarchy Process Dalam Menentukan Kriteria Penilaian Supplier. Jurnal Teknik Industri, No 29 Vol 2 : Universitas Andalas 7