MATERI POKOK PERPINDAHAN KALOR

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Penyerapan Energi Radiasi

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

BAB VI SUHU DAN KALOR

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

adalah. A. 1,3 x 10-7 m D. 6,7 x 10-7 m B. 2;2 x lo -7 m E. 10,0 x lo -7 m C. 3,3 x lo -7 m

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

Integral dan Persamaan Diferensial

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

Berlaku Perbandingan. A. Konsep Suhu

Fisika EBTANAS Tahun 1988

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

Xpedia Fisika. Mekanika 01

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Darpublic Nopember 2013

Fisika Proyek Perintis I Tahun 1979

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

[1.7 Hukum Kekekalan Energi]

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

Fisika EBTANAS Tahun 1995

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Soal UN Fisika Paket A. 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar!

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen, Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala

SOAL UN FISIKA PAKET B. 1. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar!

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

B a b 1 I s y a r a t

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

KINEMATIKA GERAK LURUS

Xpedia Fisika. Kapita Selekta - Set 01 no Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

IR. STEVANUS ARIANTO 1

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB I PERSAMAAN GERAK

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

hp://gurumuda.ne MATERI POKOK PERPINDAHAN KALOR I. Kompeensi Dasar Menganalisis cara perpindahan kalor II. Indikaor Hasil Belajar Siswa dapa : 1. Memahami pengerian perpindahan kalor. Memahami pengerian perpindahan kalor secara konduksi 3. Menjelaskan conoh perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari 4. Menenukan laju perpindahan kalor secara konduksi aau besaran fisika yang erkai dengan laju perpindahan kalor secara konduksi 5. Memahami pengerian perpindahan kalor secara konveksi 6. Menjelaskan conoh perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari 7. Memahami pengerian perpindahan kalor secara radiasi 8. Menjelaskan conoh perpindahan kalor secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari 9. Menjelaskan fenomena alam yang berkaian dengan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi III. Maeri Pembelajaran 1. Perpindahan kalor secara konduksi. Perpindahan kalor secara konveksi 3. Perpindahan kalor secara radiasi A. San Loha Fisika SMA Kelas X Semeser 1

hp://gurumuda.ne 1. Perpindahan kalor Kalor aau panas adalah energi yang berpindah dari benda bersuhu inggi menuju benda bersuhu rendah. Secara alami kalor berpindah dari benda bersuhu inggi menuju benda bersuhu rendah. Perpindahan kalor erheni seelah erjadi keseimbangan ermal. Jika anda mencampur air panas dengan air dingin maka kalor berpindah dari air panas menuju air dingin. Perpindahan kalor erheni seelah erjadi keseimbangan ermal aau seelah campuran air panas dan air dingin mencapai suhu yang sama. Terdapa iga jenis perpindahan kalor, anara lain perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan kalor secara konveksi, perpindahan kalor secara radiasi. 1.1 Perpindahan kalor secara konduksi 1.1.1 Pengerian perpindahan kalor secara konduksi Jika anda duduk di kursi kayu, permukaan kursi kayu menjadi hanga. Sebaliknya jika anda duduk di kursi yang erbua dari plasik aau logam, permukaan kursi logam aau plasik idak erasa hanga seelah diduduki. Mengapa permukaan kursi kayu hanga, sedangkan permukaan kursi logam idak? Mengapa idur di lanai yang dingin anpa kasur dapa menyebabkan saki? Pernah mengenakan jake ani dingin? Mengapa kebanyakan jake ani dingin erbua dari wol? Masih banyak hal yang dapa dipikirkan dan diperanyakan berkaian dengan pokok bahasan perpindahan kalor secara konduksi. Siapkan sebuah lilin dan sepoong kawa ipis. Pegang salah sau ujung kawa lalu senuhkan ujung kawa lain ke nyala lilin. Tunggu selama beberapa saa hingga anganmu kepanasan. Mengapa anganmu erasa panas? Keika salah sau ujung kawa bersenuhan dengan nyala lilin, kalor berpindah dari nyala lilin (suhu inggi) menuju ujung kawa ersebu (suhu rendah). Adanya perpindahan kalor menyebabkan suhu ujung kawa yang bersenuhan dengan api meningka. Perbedaan suhu anara ujung kawa yang bersenuhan dengan nyala lilin dengan ujung kawa lainnya menyebabkan kalor berpindah dari ujung kawa yang bersenuhan dengan api menuju ujung kawa yang disenuh angan. Adanya perpindahan kalor menyebabkan suhu ujung kawa yang disenuh meningka. Kalor selanjunya berpindah menuju angan yang lebih dingin. Akibanya angan anda erasa panas! Keika salah sau bagian benda bersuhu inggi bersenuhan dengan benda bersuhu rendah, energi berpindah dari benda bersuhu inggi menuju bagian benda bersuhu rendah. Adanya ambahan energi menyebabkan aom dan molekul penyusun benda bergerak semakin cepa. Keika bergerak, molekul ersebu memiliki energi kineik (EK = ½ mv ). Molekul-molekul yang bergerak lebih cepa (energi kineiknya lebih besar) menumbuk molekul yang berada di sebelahnya. Molekul adi menumbuk lagi molekul lain yang berada di sebelah. Demikian seerusnya. Jadi molekul-molekul saling berumbukan, sambil memindahkan energi. Perpindahan kalor yang erjadi melalui umbukan anara molekul pernyusun benda dinamakan perpindahan kalor secara konduksi. 1.1. Rumus perpindahan kalor secara konduksi Benda yang erleak di sebelah kiri memiliki suhu yang lebih inggi (T 1 ) sedangkan benda yang erleak di sebelah kanan memiliki suhu yang lebih rendah (T ). Karena adanya perbedaan suhu (T 1 T ), kalor berpindah dari benda yang bersuhu inggi menuju benda yang bersuhu rendah (arah aliran kalor ke kanan). Benda yang dilewai kalor memiliki luas penampang (A) dan panjang (l). Berdasarkan hasil percobaan, kalor yang berpindah selama selang waku erenu (/) berbanding lurus dengan perbedaan suhu (T 1 T ), luas penampang (A), sifa suau benda (k = kondukivias ermal) dan berbanding erbalik dengan panjang benda. Rumus laju perpindahan kalor secara konduksi : T1 T = ka l Keerangan : / = laju perpindahan kalor, k = kondukivias ermal, A = luas penampang, T 1 = suhu inggi, T = suhu rendah, l = panjang benda. 1.1.3 Kondukivias ermal (k) Mengapa kebanyakan ala masak erbua dari aluminium? Andaikan angan kiri anda memegang besi, angan kanan anda memegang kaca, lalu besi dan kaca disenuhkan ke api. Tangan kiri aau angan kanan yang lebih A. San Loha Fisika SMA Kelas X Semeser

hp://gurumuda.ne cepa merasakan panas? Peranyaan-peranyaan ini dan mungkin peranyaan lain yang akan anda anyakan, berkaian dengan kondukivias ermal benda. Kondukivias ermal suau benda adalah kemampuan suau benda unuk memindahkan kalor melalui benda ersebu. Benda yang memiliki kondukivias ermal (k) besar merupakan penghanar kalor yang baik (kondukor ermal yang baik). Sebaliknya, benda yang memiliki kondukivias ermal kecil merupakan penghanar kalor yang buruk (kondukor ermal yang buruk). Jenis benda Kondukivias ermal (k) Kondukivias ermal (k) Jenis benda J/m.s.C o Kkal/m.s.C o J/m.s.C o Kkal/m.s.C o Perak 40 1000 x 10-4 Air 0,56 1,4 x 10-4 Tembaga 380 90 x 10-4 Tubuh 0, 0,5 x 10-4 Aluminium 00 500 x 10-4 Kayu 0,08 0,16 0, x 10-4 Baja 40 110 x 10-4 Gabus 0,04 0,1 x 10-4 Es 5 x 10-4 Wol 0,040 0,1 x 10-4 Kaca (biasa) 0,84 x 10-4 Busa 0,04 0,06 x 10-4 Baa 0,84 x 10-4 Udara 0,03 0,055 x 10-4 1.1.4 Penerapan perpindahan kalor secara konduksi Mengapa ubin erasa lebih sejuk daripada karpe? Ubin memiliki kondukivias ermal yang lebih besar daripada karpe. Karenanya ubin merupakan penghanar kalor yang bagus, sedangkan karpe merupakan penghanar kalor yang buruk. Keika kia menginjak karpe, kalor mengalir dari kaki menuju karpe. Hal ini erjadi karena suhu ubuh kia lebih inggi dari suhu karpe. Karpe merupakan penghanar kalor yang buruk karenanya kalor yang mengalir dari kaki kia menumpuk di permukaan karpe sehingga karpe menjadi lebih hanga. Keika kia menginjak ubin aau keramik, kalor mengalir dari kaki menuju ubin aau keramik. Karena ubin merupakan penghanar kalor yang baik maka kalor idak erahan di permukaan ubin. Kalor mengalir dengan lancar sehingga kaki kia erasa dingin. Jika rumahmu berada di daerah dingin, sebaiknya alasi lanai kamarmu dengan karpe agar ubuhmu idak kehilangan kalor. Sebaliknya, jika rumahmu berada di daerah panas, sebaiknya jangan alasi lanai kamarmu dengan karpe karena bukan kesejukan yang dirimu rasakan api kegerahan Tidur di lanai rumah anpa alas dapa menyebabkan saki. Mengapa? Hal ini disebabkan banyaknya kalor yang berpindah dari ubuh menuju lanai. Kalor adalah energi yang berpindah. Keika ubuhmu kehilangan banyak kalor, maka energi di dalam ubuhmu berkurang. Jika kekurangan energi maka anda bisa saki! Apa fungsi jendela dan pinu? Mengapa pinu dan jendela sebaiknya erbua dari kayu? Pada malam hari, suhu udara di luar rumah lebih rendah daripada suhu udara di dalam rumah. Adanya perbedaan suhu udara ini menyebabkan kalor berpindah dari dalam rumah ke luar rumah. Karenanya, biasanya pada malam hari kia menuup pinu aau jendela. Selain berujuan menghalau penjaha, salah sau fungsi jendela aau pinu adalah menahan kalor agar idak keluar dari dalam rumah. Biasanya pinu aau jendela erbua dari kayu. Kondukivias ermal kayu cukup kecil sehingga bisa berperan sebagai isolaor ermal. Fungsi lain dari jendela aau pinu adalah menahan udara. Udara yang erperangkap pada sisi dalam jendela aau pinu berfungsi sebagai isolaor yang baik (penghamba kalor yang hendak kabur). Kondukivias ermal udara pada abel di aas sanga kecil. Semakin kecil kondukivias ermal suau benda, semakin suli kalor berpindah secara konduksi melalui benda ersebu. Selain memperahankan saus kia sebagai manusia beradab dan normal, pakaian juga berfungsi unuk menjaga suhu ubuh kia agar eap sabil. Pakaian yang kia gunakan biasanya disesuaikan dengan suhu udara. Keika suhu udara cukup rendah, pakaian yang kia gunakan lebih ebal. Selimu aau pakaian yang ebal (jake dll) membua udara idak bisa bergerak dengan lancar. Udara erperangkap di anara kuli dan jake aau selimu. Karena erdapa perbedaan suhu anara ubuh kia dan udara yang erperangkap, maka kalor berpindah dari ubuh menuju udara ersebu. Adanya ambahan kalor dari ubuh menyebabkan suhu udara yang erperangkap meningka (udara menjadi lebih hanga). Perhaikan abel kondukivias ermal di aas. Nilai kondukivias ermal udara sanga kecil. Karenanya, kalor idak bisa keluar dari ubuh. Suhu ubuh kia pun eap erjaga. Apabila kia idak menggunakan jake pada saa udara cukup dingin, kalor keluar dari ubuh kia. Semakin banyak kalor yang keluar dari ubuh maka ubuh kehilangan banyak energi! 1. Perpindahan kalor secara konveksi Pernah berada di epi panai keika hari sedang cerah? Pada siang hari yang cerah, di epi panai selalu ada angin yang beriup dari lau ke dara. Mengapa selalu ada angin di epi panai dan mengapa angin lau (angin beriup dari lau ke dara) erjadi pada siang hari, angin dara (angin beriup dari dara ke lau) erjadi pada malam hari? Mengapa pada musim hujan, awan dapa urun ke lereng gunung? Mengapa angin erasa sejuk? Jawaban peranyaan-peranyaan ini berkaian dengan kalor jenis daraan dan lau, pemuaian, massa jenis sera perpindahan A. San Loha Fisika SMA Kelas X Semeser 3

hp://gurumuda.ne kalor secara konveksi! Dengan memahami secara baik dan benar pokok bahasan ini, anda dapa menjawab peranyaan di aas dan peranyaan lainnya yang mungkin anda peranyakan kemudian. Perpindahan kalor secara konduksi biasanya erjadi pada benda pada aau dari benda pada ke benda cair (benda cair ke benda pada) aau dari benda pada ke benda gas (benda gas ke benda pada). Sedangkan perpindahan kalor secara konveksi biasanya erjadi pada benda cair (misalnya air) dan benda gas (misalnya udara). Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang diserai dengan perpindahan benda. Agar anda lebih memahami perpindahan kalor secara konveksi, injau sebuah kasus, misalnya air yang dipanaskan menggunakan api. Keika air di dalam sebuah wadah dipanaskan dengan api, kalor berpindah dari api (suhu inggi) ke wadah (suhu rendah) secara konduksi dan radiasi. Selanjunya kalor berpindah dari wadah (suhu lebih inggi) ke air yang berada di deka wadah (suhu lebih rendah) secara konduksi. Adanya ambahan kalor menyebabkan suhu air yang berada di deka wadah meningka. Meningkanya suhu air mengakibakan air memuai aau volume air berambah. Karena volume air berambah maka massa jenis air berkurang. Air yang berada di deka alas wadah mempunyai suhu lebih inggi dibandingkan dengan air yang berada di sebelah aasnya. Dengan kaa lain, air yang berada di deka alas wadah mempunyai volume lebih besar dan massa jenisnya lebih kecil, sedangkan air yang berada di sebelah aasnya mempunyai volume lebih kecil dan massa jenisnya lebih besar. Adanya perbedaan massa jenis menyebabkan air yang berada di permukaan wadah, yang mempunyai massa jenis lebih besar, bergerak ke bawah dan air yang berada di deka alas wadah, yang mempunyai massa jenis lebih kecil, bergerak ke aas. Proses ini erjadi secara erus menerus hingga semua air yang berada di dalam mempunyai suhu yang sama (Jika ekanan udara 1 amosfer maka air di dalam wadah mengalami penguapan alias mendidih pada suhu 100 o C). Terjadinya angin dara dan angin lau juga melibakan perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi. Kalor jenis daraan (kalor jenis benda pada) lebih kecil daripada kalor jenis air lau, karenanya daraan lebih cepa panas keika disinari maahari dan juga lebih cepa dingin keika malam hari iba. Daraan yang lebih cepa panas, memanaskan udara yang berada di aas (kalor berpindah dari daraan ke udara secara konduksi). Suhu udara yang mendapa ambahan kalor meningka dan udara memuai. Akibanya massa jenis udara ersebu berkurang. Sebaliknya suhu air lau lebih dingin sehingga udara yang berada di aas permukaan air lau juga lebih dingin, dibandingkan udara yang berada di permukaan daraan. Udara di permukaan lau lebih dingin sehingga massa jenisnya lebih besar. Adanya perbedaan massa jenis udara menyebabkan udara yang berada di permukaan lau bergerak menuju daraan dan menekan udara di daraan ke aas. Semakin jauh dari permukaan bumi, jumlah udara semakin berkurang karena gaya graviasi bumi semakin kecil. Karena jumlah udara semakin berkurang maka ekanan udara juga semakin kecil. Udara panas di daraan yang bergerak ke aas mengalami pendinginan karena semakin jauh dari permukaan bumi, ekanan udara semakin berkurang. Udara dingin ersebu kemudian bergerak lagi ke bawah, idak menuju permukaan daraan eapi menuju permukaan lauan yang mempunyai suhu yang lebih dingin. Proses ini erjadi secara erus menerus sehingga imbul aliran udara dari lau menuju dara. Singkanya, udara di deka permukaan lau bergerak ke daraan, udara di deka permukaan daraan bergerak ke aas, udara yang berada di aas bergerak ke permukaan lau. Mengapa asap selalu bergerak ke aas? Asap bergerak ke aas karena suhunya lebih inggi daripada suhu udara disekiarnya. Karena suhu asap lebih inggi maka volumenya berambah dan massa jenisnya berkurang. Massa jenis asap yang lebih kecil mengakibakan ekanan asap juga lebih kecil, dibandingkan dengan ekanan udara di sekiarnya. Udara di sekiar asap menekan asap ke aas. Mengapa pada musim hujan awan bergerak ke bawah? Keika musim hujan, awan mengandung banyak uap air sehingga massa jenis awan berambah. Awan yang mengandung banyak uap air dan mempunyai massa jenis besar, bergerak ke bawah menuju empa di mana udara di sekiar empa iu mempunyai massa jenis yang sama dengan massa jenis awan. Anda dapa memperanyakan dan menjawab banyak hal berkaian dengan pokok bahasan ini, jika anda elah memahami dengan baik dan benar penjelasan di aas. 1.3 Perpindahan kalor secara radiasi A. San Loha Fisika SMA Kelas X Semeser 4

hp://gurumuda.ne 1.3.1 Pengerian perpindahan kalor secara radiasi Bagaimana rasanya jika anda mengenakan pakaian berwarna hiam pada siang hari yang panas aau keika anda sedang berolahraga pada siang hari? Bandingkan dengan keika anda mengenakan pakaian berwarna puih? Jika anda mengenakan pakaian berwarna hiam pada siang hari maka anda mudah merasa gerah. Mengapa demikian? Jarak anara maahari dan bumi pada pagi hari hampir sama dengan jarak anara maahari dan bumi pada siang hari dan sore hari. Lalu mengapa pagi hari dan sore hari lebih dingin, siang hari lebih panas? Jawaban aas peranyaan-peranyaan ini berkaian dengan perpindahan kalor secara radiasi. Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor dalam benuk gelombang elekromagneik. Conoh perpindahan kalor secara radiasi adalah hanganya ubuh anda keika berada di deka ungku api dan perpindahan kalor dari maahari menuju bumi. Maahari memiliki suhu lebih inggi (sekiar 6000 Kelvin), sedangkan bumi memiliki suhu yang lebih rendah. Adanya perbedaan suhu anara maahari dan bumi menyebabkan kalor berpindah dari maahari (suhu lebih inggi) menuju bumi (suhu lebih rendah). Seandainya perpindahan kalor dari maahari menuju bumi memerlukan peranara alias medium, sebagaimana perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi, maka kalor idak mungkin iba di bumi; kalor harus melewai ruang hampa (aau hampir hampa). Jika idak ada sumbangan kalor dari maahari, maka kehidupan di bumi idak akan pernah ada karena kehidupan membuuhkan energi. Conoh lain perpindahan kalor secara radiasi adalah panas yang dirasakan keika kia berada di deka nyala api. Panas yang kia rasakan bukan disebabkan oleh udara yang kepanasan akiba adanya nyala api. Seperi yang elah dijelaskan sebelumnya, udara yang panas akan memuai sehingga massa jenisnya berkurang. Akibanya udara yang massa jenisnya berkurang bergerak verikal ke aas, idak bergerak horisonal ke arah kia. Tubuh kia erasa hanga aau panas keika berada di deka nyala api karena kalor berpindah dengan cara radiasi dari nyala api (suhu lebih inggi) menuju ubuh kia (suhu lebih rendah). Perpindahan kalor dengan cara radiasi sediki berbeda dibandingkan dengan perpindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi. Perpindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi erjadi keika benda-benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersenuhan. Sebaliknya, perpindahan kalor secara radiasi bisa erjadi anpa adanya senuhan. 1.3. Rumus perpindahan kalor secara radiasi Laju perpindahan kalor dengan cara radiasi diemukan sebanding dengan luas benda dan pangka empa suhu mulak (Skala Kelvin) benda ersebu. Benda yang memiliki luas permukaan yang lebih besar memiliki laju perpindahan kalor yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang memiliki luas permukaan yang lebih kecil. Demikian juga, benda yang bersuhu 000 Kelvin, misalnya, memiliki laju perpindahan kalor sebesar 4 = 16 kali lebih besar dibandingkan dengan benda yang bersuhu 1000 Kelvin. Hasil ini diemukan oleh Josef Sefan pada ahun 1879 dan diurunkan secara eoriis oleh Ludwig Bolzmann sekiar 5 ahun kemudian. 4 = eσat Keerangan : = Kalor alias energi yang berpindah, = waku, A = Luas permukaan benda (m ), T = Suhu mulak benda (K) e = Emisivias (angka ak berdimensi yang besarnya berkisar anara 0 sampai 1), σ = 5,67 x 10-8 W/m.K 4 (Konsana universal. Disebu juga sebagai konsana Sefan-Bolzmann), / = laju perpindahan kalor secara radiasi aau laju radiasi energi Benda yang permukaannya berwarna gelap (hiam) memiliki emisivias mendekai 1, sedangkan benda yang berwarna erang memiliki emisivias mendekai 0. Semakin besar emisivias suau benda (e mendekai 1), semakin besar laju kalor yang dipancarkan benda ersebu. Sebaliknya, semakin kecil emisivias suau benda (e mendekai 0), semakin kecil laju kalor yang dipancarkan. Kia bisa mengaakan bahwa benda yang berwarna gelap (warna hiam) biasanya memancarkan kalor lebih banyak dibandingkan dengan benda yang berwarna erang (warna puih). Besarnya emisivias idak hanya menenukan kemampuan suau benda dalam memancarkan kalor eapi juga kemampuan suau benda dalam menyerap kalor yang dipancarkan oleh benda lain. Benda yang memiliki emisivias mendekai 1 (benda yang berwarna gelap) menyerap hampir semua kalor yang dipancarkan padanya. Hanya sebagian kecil saja yang dipanulkan. Sebaliknya, benda yang memiliki emisivias mendekai 0 (benda yang berwarna erang) menyerap sediki kalor yang dipancarkan padanya. Sebagian besar kalor dipanulkan oleh benda ersebu. Benda yang menyerap semua kalor yang dipancarkan padanya memiliki emisivias = 1. Benda jenis ini dikenal dengan julukan benda hiam. Isilah benda hiam idak menjelaskan bahwa benda berwarna hiam eapi menjelaskan kemampuan benda menyerap semua kalor yang dipancarkan padanya. A. San Loha Fisika SMA Kelas X Semeser 5

hp://gurumuda.ne 1.3.3 Laju kalor yang dipancarkan maahari (laju radiasi maahari) Berdasarkan hasil perhiungan (sesuai dengan kenyaaan), diemukan bahwa erdapa kalor sebesar 1350 Joule per sekon per meer persegi yang berpindah dari maahari ke bumi. Pada hari yang cerah (idak ada awan), erdapa kalor sebesar 1000 Joule per sekon per meer persegi yang iba dengan selama di permukaan bumi. Pada hari yang idak cerah (banyak awannya), sekiar 70 % kalor diserap oleh amosfir bumi, hanya 30 % kalor yang iba dengan selama di permukaan bumi. Besarnya kalor yang lenyap di amosfir bumi erganung pada banyak aau sedikinya awan. Jumlah kalor sebesar 1350 Joule per sekon per meer persegi dikenal dengan julukan konsana maahari. Karena Joule per sekon (J/s) = Wa, maka kia bisa menulis kembali konsana maahari menjadi 1350 Wa per meer persegi = 1350 W/m Keika kalor yang dipancarkan oleh maahari iba di permukaan bumi, kalor ersebu diserap oleh bumi dan benda-benda yang berada di permukaan bumi. Laju penyerapan kalor berganung pada emisivias (e) benda ersebu, luas permukaan benda dan sudu yang dibenuk oleh sinar maahari dengan garis yang egak lurus permukaan benda. Unuk memudahkan pemahamanmu, aaplah gambar di bawah dengan penuh kelembuan. / m ) eacosθ Keerangan : / = laju penyerapan kalor, 1000W / m = Konsana maahari e = Emisivias benda, A = Luas permukaan benda, θ = Sudu yang dibenuk oleh sinar maahari dengan garis yang egak lurus permukaan benda, Acosθ = Daerah efekif (komponen luas permukaan benda yang egak lurus sinar maahari) Pada siang hari, sinar maahari sejajar aau berhimpi dengan garis yang egak lurus permukaan bumi (Sudu yang dibenuk = 0). Sudu yang dibenuk = 0 o karenanya laju penyerapan kalor adalah : / m ) eacos 0 cos 0 = 1 / m ) ea(1) / m ) ea Laju penyerapan kalor (/) bernilai maksimum jika sudu yang dibenuk sinar maahari dengan garis yang egak lurus permukaan bumi = 0 o (cos 0 = 1). Biasanya ini erjadi pada siang hari, di mana maahari egak lurus dengan permukaan bumi. Jadi idak perlu heran jika siang hari lebih panas daripada pagi aau sore hari. Pada pagi hari dan sore hari, sudu yang erbenuk mendekai 90 o. Besar sudu yang mendekai 90 o bisa saja 70 o, 75 o, 80 o, 85 o dll. Berdasarkan gambar di aas, sudu yang erbenuk sekiar 80 o (Ini cuma perkiraan kasar saja). Seandainya sudu yang erbenuk adalah 80 o, maka laju penyerapan kalor adalah : o / m ) eacos80 cos 80 = 0,17 A. San Loha Fisika SMA Kelas X Semeser 6

hp://gurumuda.ne / m )( e)( A)(0,17) Laju penyerapan kalor (/) pada pagi hari dan sore hari bernilai minimum karena cos ea mendekai nol. Semakin kecil cos ea, semakin kecil laju penyerapan kalor. Hal ini yang menjadi alasan mengapa pada pagi hari aau sore lebih dingin. Pada saa maahari erbenam di ufuk bara aau hendak erbi di ufuk imur, sudu yang erbenuk = 90 o. Amai gambar di bawah Karena sudu yang dibenuk = 90 o, maka laju penyerapan kalor adalah : o / m ) eacos 90 cos 90 o = 0 / m ) ea(0) = 0 Laju penyerapan kalor (/) pada saa maahari erbenam aau hendak erbi = 0. Jadi idak ada kalor yang disedo. Sinar maahari saja idak ada, mau disedo apanya. Referensi : Giancoli, Douglas C. 001. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakara : Penerbi Erlangga. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakara : Penerbi Erlangga. Serway, Raymond A. & Jewe, Jhon W. 004. Fisika Unuk Sains dan Teknik (Terjemahan). Jakara : Penerbi Salemba Teknika Tipler, P.A. 1998. Fisika unuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan). Jakara : Penebi Erlangga. Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 00. Fisika Universias (Terjemahan). Jakara : Penerbi Erlangga. A. San Loha Fisika SMA Kelas X Semeser 7