ABSTRACT. Keywords: Pembelajaran, ICT, Prestasi Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

RATIH RAHMAWATI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

Ningsih et al., Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

SKRIPSI : NENIE PRASTYANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK IN THE DRAW

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Journal of Elementary Education

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

Kata Kunci: Snowball Throwing, partisipasi, prestasi belajar, Teknik Elektronika Dasar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI

PENERAPAN QUANTUM LEARNING

IMANUEL DALAPANG K

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

UPAYA MENINGKATAN PERHATIAN BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DI KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH 14 DANUKUSUMAN SURAKARTA TAHUN 2015/2016

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATIF. Suparmi¹, John Sabari².

SKRIPSII. Oleh : K

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA DENGAN STRATEGI JIGSAW-LESSON STUDY

SKRIPSI. Oleh : AZIDZAT RODHI ARDHANA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2012

Keywords: learning, STAD, media charge cards, integers

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 0/0 Oleh: Mike Devy Permatasari ABSTRACT Mike Devy Permatasari. K840909. ICT BASED LEARNING APPLICATION FOR IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT IN SOCIOLOGY SUBJECT CLASS X7 SMA NEGERI SURAKARTA SCHOOL YEAR 0/0. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University of Surakarta, June 0. This study aims to improve and enhance student achievement through the implementation of ICT based learning in the subjects of sociology. Type of research is a classroom action research with subjects X7 grade students of SMA Negeri Surakarta academic year 0/0 which consisted of students. The experiment was conducted in two cycles of action. Discuss the subject of the first cycle and second cycle of Social Deviation and Social Control. The data were obtained from the results of sociological observation during learning activities take place by using observation sheets, records of activities, and documentation. The results showed that the X7-class student achievement SMA Negeri Surakarta on sociological subjects have increased after the implementation of ICTbased learning. This is indicated by an increase in average student learning outcomes in each cycle. Average student learning outcomes before the action amounted to 67.8, after the first cycle the action applied to the average student learning outcomes increased by 8.88 to 76.70. In the second cycle the average student learning outcomes increased to 85. Conclusion this research is the application of ICT based learning can improve learning achievement sociology subjects in grade X7 SMA Negeri Surakarta. Keywords: Pembelajaran, ICT, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.0 Tahun 00) Secara bahasa pendidikan didefinisikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak- anak, adapun maksudnya pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencari kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. (http://id.wikipedia.org/wiki/dasar_pendidikan) Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.0 Tahun 00 Pasal, yang menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, betujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional pada dasarnya memiliki tugas mengembangkan semua potensi sosial yang ada dalam diri manusia, sehingga mampu berperan dan menyesuaikan diri dalam masyarakat. Seperti yang kita tahu bahwa setiap manusia memiliki karakter dan potensi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya, sebagai wujud eksistensi diri. Pada prinsipnya pendidikan memiliki tiga bentuk yakni pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah bentuk

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non formal adalah bentuk pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat. Sementara itu pendidikan informal adalah bentuk pendidikan yang diperoleh sehari- hari dari keluarga dan lingkungan baik secara sadar ataupun tidak sadar, sejak lahir hingga meninggal dunia. Pendidikan formal yakni pendidikan yang biasa dilakukan dalam sebuah lembaga yang disebut sekolah misalnya taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Universitas dan atau madrasah dan kejuruan. Negara dalam hal ini pemerintah menjadi elemen yang bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya pendidikan formal bagi masyarakat. (http://www.wikipedia/pendidikan.html) Di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal terdapat proses terjadinya interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sekolah adalah salah satu bentuk lingkungan belajar yang nyata, dimana terdapat siswa sebagai peserta didik, guru bertindak sebagai tenaga pendidik dan terdapat berbagai sumber belajar. Proses interaksi antara guru dan siswa berarti adanya suatu timbal balik dalam memberi dan menerima informasi, atau dalam pendidikan disebut sebagai proses pembelajaran atau proses belajar mengajar. Secara umum, terdapat beberapa prinsip pembelajaran, antara lain perhatian dan motivasi peserta didik dalam mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar, keaktifan peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung, pengulangan yang dilakukan oleh guru agar materi belajar tertanam secara kuat dalam pikiran peserta didik, serta penguatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran disekolah, terutama dikelas adalah menjadi tanggung jawab seorang pendidik atau guru. Guru diharapkan mampu membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan dapat menyerap ilmu pengetahuan secara maksimal. Untuk itu guru dituntut untuk tidak henti-hentinya melakukan evaluasi dan perbaikan dalam proses pembelajaran, tujuannya agar kualitas belajar mengajar semakin baik dan hasil belajar siswa dapat maksimal.

Pembelajaran harus dibedakan dengan mengajar. Apabila mengajar sama dengan teacher center sedangkan pembelajaran bersifat student center. Perubahan dari mengajar menjadi pembelajaran dalam sistem pendidikan belum dapat dilaksanakan secara maksimal oleh guru dan siswa. Adanya perubahan tersebut berpengaruh pada kesiapan guru dalam proses pembelajaran, sehingga akan turut berpengaruh pada siswa. Permasalahan yang terdapat di SMA Negeri Surakarta sama halnya dengan yang dihadapi oleh guru di sekolah-sekolah lain. Permasalahan ini tidah hanya bersumber dari siswa, akan tetapi juga bersumber dari guru. Masalah pembelajaran juga terjadi pada mata pelajaran sosiologi, mengingat sosiologi adalah mata pelajaran baru bagi kelas X karena belum ada di jenjang Sekolah Mengengah Pertama. Sebagai mata pelajaran baru bagi siswa kelas X, sosiologi harus diperkenalkan secara bertahap dengan kemasan yang menarik agar lebih mudah dipahami siswa. Mata pelajaran baru sering kali dianggap sulit karena sesungguhnya siswa belum memahami konsep dasarnya. Dengan demikian masalah yang dihadai guru dalam proses pembelajaran akan lebih berat. Permasalahan dalam pembelajaran sosiologi pada kelas X7 SMA Negeri Surakarta berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak maksimal. Dimana rata- rata hasil belajar kelas X7 pada observasi pra tindakan adalah sebesar 67,8 sedangkan kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri Surakarta adalah 75. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi pada siswa kelas X7 SMA N Surakarta tahun pelajaran 0/0? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran berbasis ICT dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas X7 SMA Negeri Surakarta pada tahun pelajaran 0/0.

Pembelajaran merupakan kegiatan guru yang terprogram dengan tujuan membuat siswa belajar secara aktif dan menekankan pada ketersediaan sumber belajar. Dimana dalam kegiatan tersebut terdapat proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No. 0 tahun 00 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (Syaiful Sagala, 008:6) Pembelajaran yang berbasis teknoligi informasi dan komunikasi adalah pembelajaran yang memakai media teknologi dan komunikasi pada bidang pembelajaran. Dengan menggunakan fasilitas elektronika, penggabungan antara keduanya disebut pembelajaran melalui elektronik atau e-learning. Dengan demikian, e-lerning atau pembelajaran melalui on-line adalah pembelajaran yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape, transmisi atau komputer. Arifin (0:90) mengungkapkan tujuan utama pembelajaran aktif dengan teknoligi informasi dan komunikasi adalah bagaimana seorang guru dapat mengemas pembelajaran aktif dan menarik dengan media teknoligi informasi dan komunikasi dan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, guru dituntut memahami betul prosedur strategi pembelajaran aktif dan menguasai media teknoligi informasi dan komunikasi. Untuk itu guru dan siswa dituntut untuk melek teknologi, yang artinya guru dan siswa dituntut memiliki kemampuan menguasai media teknologi dan informasi dan digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran aktif dengan teknoligi informasi dan komunikasi berarti mengintegrasikan strategi pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran dengan media teknoligi informasi dan komunikasi untuk mengemas pembelajaran lebih menarik, menyenagkan, efektif dan efisien bagi guru dan siswa. Dalam hal ini media

teknoligi informasi dan komunikasi sebagai sarana pendukung pembelajaran aktif agar proses pembelajaran semakin interaktif. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari adanya masukan, proses, serta hasil. Masukan merupakan ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam belajar. Proses yaitu kegiatan belajar mengajar itu sendiri, sedangkan hasil merupakan bentukan akhir dari proses belajar. Hasil belajar ditunjukkan dengan bertambahnya pengetahuan siswa yang lebih lanjut akan berdampak pada perubahan sikap kearah positif. Selain berupa perubahan sikap, hasil belajar kerap kali dikaitkan dengan angka- angka atau biasa disebut dengan prestasi. Tinggi rendahnya prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mengiringi proses belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang yang berhubungan dengan diiri individu itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah hal-hal yang mempengaruhi belajar seseorang yang berasal dari luar individu. Kerangka berpikir yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar. Kerangka Berpikir

METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Surakarta pada bulan April hingga Mei 0. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Sosiologi dengan menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk memperbaiki proses pebelajaran di kelas khususnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran sosiologi di SMA Negeri Surakarta kelas X7 melalui pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Dalam penelitian pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi langsung oleh peneliti, pengumpulan dokumentasi yang berupa foto dan juga data-data siswa dari guru kolaborator, serta melalui tes untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa. Setelah didapatkan data-data yang dibutuhkan, peneliti melakukan uji validitas data dengan triangulasi data dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui berbagai sumber yang berbeda yaitu; (a) pengamatan dari proses pembelajaran berbasis ICT; (b) silabus dan RPP; (c) tes soal berkaitan dengan materi yang disampaikan dengan berbasis ICT; (d) foto pembelajaran berbasis ICT. Dalam mengolah dan menganalisis data dilakukan dengan analisis interaktif seperti berikut: Pengumpulan data Reduksi Data Penyajian Data Kesimpulan Gambar. Bagan Siklus Analisis Interaktif (Sumber: Milles Huberman dalam Sutopo, 006: 96)

Keberhasilan penelitian tindakan kelas diindikatori adanya peningkatan prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sosiologi di dalam kelas. Prestasi belajar ini dilihat dan dinilai berdasarkan lembar observasi kelas yang diisi oleh observer. Serta nilai tes yang diberikan guru. Rumusan indikator kerja dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam tabel berikut: Tabel. Indikator Kerja Penelitian No. Indikator Sub Target Indikator Siklus I Siklus II Siklus N Prestasi Soal test 80% Siswa Belajar kognitif mencapai KKM HASIL PENELITIAN Hasil tindakan siklus pertama yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar siswa pada siklus I dikatakan meningkat berdasarkan meningkatnya rata-rata hasil belajar dari 67,8 menjadi 76,8. Hasil observasi siklus kedua menunjukkan adanya peninggakan yang lebih signifikan setelah diterapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 85 dari yang sebelumnya 76,8. Peningkatan prestasi belajar siswa X7 berdasarkan hasil penelitian selama dua siklus dapat dilihat pada grafik berikut: 00 80 60 67,8 76,7 85 40 0 0 Pra siklus Siklus I Siklus II Gambar. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

Setelah mengetahui hasil penelitian terhadap prestasi belajar siswa secara klasikal, peneliti juga melakukan perbandingan hasil belajar siswa secara individu dari pra siklus hingga siklus II untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada kelas tersebut. Hasil penelitian secara individu adalah sebagai berikut: 00 90 80 70 60 50 40 0 0 0 0 4 5 6 7 8 9 0 4 5 Pra Siklus 6 8 9 6 7 6 7 5 8 7 6 7 8 8 6 7 4 5 6 4 5 8 5 5 4 6 6 7 6 7 4 8 6 Siklus I 7 8 9 7 8 7 8 6 8 8 7 8 9 9 7 8 6 6 7 6 6 8 6 6 7 7 7 8 7 8 6 8 7 Siklus II 8 8 8 8 7 8 7Pra 8 Siklus 8 9 8 8 8 8Siklus 8 8 I8 8 8 8Siklus 8 8 II 8 8 6 8 8 9 8 8 8 8 7 6 7 8 9 0 4 5 6 7 8 9 0 Gambar 4. Grafik Perbandingan Perolehan Hasil Belajar Siswa Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penguasaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan pembelajaran ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar menjadi menarik sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sosiologi. Selain itu ditampilkannya tayangan video yang menggambarkan materi yang sedang dipelajari menjadikan konsep sosiologi yang semula abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami siswa. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan menjadikan siswa terlibat aktif dalam berpendapat, menyampaikan ide atau gagasan maupun bertanya tentang hal- hal yang belum mereka pahami. Kemudian secara bersama-sama

menyimpulkan jawaban yang benar. Penelitian ini juga melatih guru untuk berkembang sesuai dengan perkembangan zaman serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa di era sekarang. Dari observasi terhadap guru tampak bahwa dalam dua siklus ini guru mengalami banyak perubahan dalam pembelajaran sehingga menjadikan mata pelajaran sosiologi menarik dan mudah diterima oleh siswa. Keseimbangan antara guru, siswa, serta penggunaan metode yang tepat mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. SIMPULAN Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: dengan diterapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran Sosiologi ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X7 SMA Negeri Surakarta Tahun Pelajaran 0/0. Dengan memanfaatkan media komputer materi pelajaran sosiologi yang semula abstrak menjadi konkrit sehingga mudah dipahami siswa. penggunaan meode diskusi kelompok dalam pemecahan masalah juga menjadikan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat aktif berpendapat, memberikan gagasan atau ide, kemudian bersamasama menyimpulkan jawaban yang sebenarnya. Dari hasil observasi prestasi belajar siswa yang semula 67,8 meningkat pada siklus I menjadi 76,70 kemudian meningkat menjadi 85 pada siklus II. Sedangkan secara individu, setelah diterapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini memiliki implikasi teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya dan dapat digunakan untuk mengusahakan upaya bersama antara guru, orang tua, siswa serta pihak sekolah lainnya agar dapat memaksimalkan proses pembelajaran sosiologi dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan teknologi serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan secara praktis

penelitian ini menyatakan bahwa pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat diteraplan dalam pembelajaran mata pelajaran sosiologi. Guru dalam pembelajaran sebaiknya mampu memilih model pembelajaran yang variatif serta inovatif agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru sudah selayaknya melakukan pengembangan diri sebagai penunjang pembelajaran, misalnya mengembangkan diri dalam memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Berdasarkan temuan lapangan, maka disarankan agar dilakukan pengembangan terhadap pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Mengingat saat ini siswa sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern serta kemampuan menggunakan teknologi dengan baik. Sehingga guru harus melakukan penyesuaian dalam pembelajaran agar hal yang abstrak dan kurang menarik bagi siswa menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari. DAFTAR PUSTAKA Dimyati, Mudjiono. 0. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 0. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sagala, Syaiful. 008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Zainal, Arifin. 0. Pengembangan Pembelajaran Aktif Dengan ICT. Yogyakarta: Skripta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 0. Tahun 00. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang:Aneka Ilmu. http://id.wikipedia.org/wiki/dasar_pendidikan. Diakses: tanggal 6 November 0. Pukul.0 WIB. http://www.wikipedia/pendidikan.html. Diakses: tanggal 6 November 0. Pukul.5 WIB.