MIGRASI KEMASAN 31 October

dokumen-dokumen yang mirip
PACKAGING. UDINUS Entrepreneur Center

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober

Roadmap Pengawasan Kemasan Pangan. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 2015

I. PENDAHULUAN. Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan

BAHAN KONTAK PANGAN YANG DIIZINKAN SEBAGAI KEMASAN PANGAN

Plastik - Wadah makanan dan minuman - Polystyrene foam

CERMAT MEMILIH KEMASAN PANGAN UNTUK MENGHINDARI KERACUNAN

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

terhadap lingkungan (Khomsan, 2003). Kemasan polistirena foam atau Styrofoam

Penyimpangan mutu adalah penyusunan kualitatif dimana bahan mengalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi manusia.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KEMASAN PANGAN

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

Standardisasi Obat Bahan Alam. Indah Solihah

Botol plastik untuk air minum dalam kemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sutrisno Koswara, Bahaya di balik Kemasan Plastik, <ebookpangan.com> 2 Ibid.

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

Sosis ikan SNI 7755:2013

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2017

Tuna dalam kemasan kaleng

BAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

Oleh : Endang Warsiki

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

PERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN

Sanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP

Larutan dan Konsentrasi

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2016

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

Analisa Kadar Air (Moisture Determination) Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2016

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi

Lampiran 1. Flowsheet pembuatan dry ethanol

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Tingginya kadar air dan parenkim pada KKS, berakibat sifat fisik dan mekanik

KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PLASTIK PVC TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALTERNATIFNYA DI INDONESIA

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I TAHUN 2015

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Minuman sari buah SNI

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

LEMBAR BERITA. Apa persyaratan mendasar dari kemasan pangan? Apa saja fungsi kemasan pangan?

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

HASIL DAN PEMBAHASAN

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II TAHUN 2016

Siomay ikan SNI 7756:2013

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Makanan, Kosmetik Kosme & Perbekalan Farmasi S H A M P O O

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

Souvia Rahimah 21 Februari 2010

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian mutu industri produk berbasis makanan dan minuman perlu

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2012

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4

PENGERTIAN BOTOL PET DAN GELAS

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MIGRASI KEMASAN 1

Outline 1. Pendahuluan 2. Interaksi Kemasan dengan Pangan 3. Migrasi Kemasan 4. Jenis Bahan Kemasan 5. ISU Bahan Kemasan 6. Contoh Tipe Bahaya 7. Pengujian Migrasi Kemasan 2

PENDAHULUAN Kemasan pangan: Melindungi makanan (perlindungan mekanik, kimia dan biologi) Menjaga kualitas makanan selama penyimpanan Persyaratan kemasan pangan tara pangan (food grade) kemasan yang dapat digunakan tanpa adanya pengaruh atau kontaminasi kemasan terhadap produk yang dikemas, sehingga aman bagi kesehatan manusia 3

PENDAHULUAN TUJUAN KEMASAN TARA PANGAN Untuk melindungi konsumen dari efek bahaya makanan yang terkontaminasi yang berasal dari material dan artikel yang kontak dengan makanan atau senyawa yang bermigrasi ke dalam makanan. 4

Permukaan kemasan Pangan dlm kemasan INTERAKSI KEMASAN DENGAN PANGAN Pelepasan/ permeasi MIGRASI (desorption) Deposisi Sorption 5 5

INTERAKSI KEMASAN DENGAN PANGAN Migrasi/ desorption (perpindahan komponen dalam kemasan pangan ke dalam pangan) Sorpsi (perpindahan komponen pangan ke dalam kemasan pangan) tergantung ph, suhu, struktur kimia, jenis pelarut) Permeasi (perpindahan molekul gas, uap dan cairan melalui kemasan pangan ke lingkungan sekitar dan sebaliknya) memacu pertumbuhan mikroba 6

MIGRASI KEMASAN 7

1. Global migrasi : MIGRASI KEMASAN Adalah total migrasi yang merupakan hasil perpindahan semua komponen dari kemasan, tidak dibedakan komponen tersebut berbahaya atau tidak bagi kesehatan. Global migrasi dinyatakan dalam mg (miligram) bahan yang berpindah per satuan luas (mg/dm 2 ) atau mg/kg bahan kemasan 2. Spesifik Migrasi Adalah perpindahan komponen dalam kemasan yang sudah diketahui dan membahayakan kesehatan monomer yang terkandung didalam kemasan. Contoh : PVC VCM (vinil chlrorida monomer) 8

MIGRASI KEMASAN Residu reaksi polimerisasi (monomer, katalis, pelarut dll) Bahan tambahan/ aditif (stabilizer, plasticizer, filler dll) Logam-logam berat (Pb, Cd, Hg dan Cr (VI)) 9

MIGRASI KEMASAN Food Contact Substances (FCS) HCHO Terbuat dari FCS Food Contact Materials Food Contact Articles 10

MIGRASI KEMASAN FAKTOR MIGRASI Migrasi MENINGKAT, jika : durasi kontak >>> suhu kontak >>> konsentrasi FCS tinggi luas permukaan kontak besar pangan agresif Migrasi MENURUN, jika : BM FCS besar pangan kering atau kontak tak langsung difusitas bahan kemasan rendah adanya lapisan penyekat 11

JENIS BAHAN KEMASAN (FOOD CONTACT MATERIAL) (Peraturan Ka Badan POM No: HK.03.1.23.07.11.6664 Thn 2011) 1. Plastik (termasuk varnishes dan coating) 2. Selulosa teregenerasikan (Regenerated cellulose) 3. Elastomer dan karet 4. Kertas dan karton 5. Keramik 6. Kaca/ gelas 7. Logam dan paduan logam (alloy) 8. Kayu/ gabus 9. Produk tekstil 10. Lilin parafin dan mikrokristal 12

JENIS BAHAN KEMASAN (FOOD CONTACT MATERIAL) CONTOH Lampiran 2 A: Bahan dasar dan zat kontak dengan pangan yang diijinkan dalam kemasan pangan dan batas migrasi 2.1 Plastik/Karet/Elastomer 2.1.1 UMUM N o Zat kontak dg pangan Parameter 1 Logam berat Pelarut asam asetat 4%,95 o C, 30 menit, utk penggunaan >100 o C Pelarut asam asetat 4%,60 o C, 30 menit, utk penggunaan <100 o C Batas migrasi maks 1 bpj maks 1 bpj 13

JENIS BAHAN KEMASAN (FOOD CONTACT MATERIAL) 2.1.2 SPESIFIK No Zat kontak dg pangan 16 Resin melamin formaldehid Parameter 1.Ekstrak netto larut kloroform, hasil reaksi 1 mol melamin tdk lebih dari 3 mol formaldehida dlm air, diekstraksi dg pelarut pd kondisi yg disebut dlam lampiran 2 C tabel 2.1.1 dan 2.1.2 2.Monomer formaldehid Batas migrasi maks 0,078 bpj maks 3 bpj 3.Monomer melamin maks 30 bpj 14

JENIS BAHAN KEMASAN (FOOD CONTACT MATERIAL) No Zat kontak dg pangan 20 Polimer olefin (PE dan PP) Parameter 3. PE (bukan untuk memasak) - Fraksi ekstrak n-heksana, pd suhu 50 o C thd berat polimer -- Fraksi terlarut ksilen,pd suhu 25 o C thd berat polimer Batas migrasi maks 55.000 bpj maks 113.000 bpj 4.PE (untuk kemasan atau wadah selama untuk memasak) - Fraksi ekstrak n-heksana, pd suhu 50 o C thd berat polimer -- Fraksi terlarut ksilen,pd suhu 25 o C thd berat polimer maks 26.000 bpj maks 113.000 bpj 15

JENIS BAHAN KEMASAN (FOOD CONTACT MATERIAL) No Zat kontak dg pangan Parameter Batas migrasi 21 Resin Polikarbonat (PC) 1.Ekstrak total air suling, pd suhu refluk selama 6 jam terhadap berat resin 2.Ekstrak total etanol 50% (v/v), pd suhu refluks selama 6 jam terhadap berat resin maks 1500 bpj maks 1500 bpj 3.Ekstrak total n-heptana, pd suhu refluks selama 6 jam terhadap berat resin maks 1500 bpj 4. Monomer bisfenol A maks 3 bpj 16

JENIS BAHAN KEMASAN (FOOD CONTACT MATERIAL) REGULATION (EC) No 1935/2004 OF THE EUROPEAN PARLIAMENT AND OF THE COUNCIL on materials and articles intended to come into contact with foo Ada 17 item bahan kemasan pangan : 1. Active and intelligent materials and articles 2. Adhesives 3. Ceramics 4. Cork 5. Rubbers 6. Glass 7. Ion-exchange resins 8. Metals and alloys 9. Paper and board 10. Plastics 11. Printing inks 12. Regenerated cellulose 13. Silicones 14. Textiles 15. Varnishes and coatings 16. Waxes 17. Wood 17

ISU BAHAN KEMASAN ISU FORMALDEHID Formaldehid merupakan bahan pengawet dan sering digunakan untuk mengawetkan mayat Formaldehid dapat mematikan sel-sel hidup Pembuatan peralatan makan dan minum melamin memerlukan pereaksi formaldehid Proses pembuatan dan pencucian yang tidak sempurna menyebabkan adanya formaldehid bebas 18

ISU BAHAN KEMASAN ISU BISFENOL A (BPA) Diduga merupakan endocrine disrupter chemical Sejak Agustus 2008, botol susu bayi yg terbuat dari polikarbonat (PC) DILARANG di Kanada. Konsensus antara otoritas di Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang menyatakan bahwa batas paparan BPA dari kemasan pangan tidak menimbulkan risiko kesehatan seketika pada populasi umum termasuk bayi dan anak kecil. Pada bln Juni 2009, FDA mengumumkan utk mereview status BPA 19

ISU BAHAN KEMASAN ISU AZODICARBONAMIDE (ADC) <Blowing agent dlm plastik> Dekomposisi ADC selama proses pd suhu tinggi menghasilkan SEMICARBAZIDE (SEM) yg bersifat karsinogenik--- presence in baby foods (at ppb levels) is undesirable Amandemen ke-4 Directive 2004/1/EC menetapkan pelarangan penggunaan ADC 20

ISU BAHAN KEMASAN ISU NITROSAMINE COMMISSION DIRECTIVE 93/11/EEC Concerning the release of the N-nitrosamines and N- nitrosatable substances from ELASTOMER or RUBBER teats and soothers Batasan : 0,01 mg in total of N-nitrosamines released/kg (of the parts of teat or soother made of elastomer or rubber), 0,1 mg in total of N-nitrosatable substances/kg (of the parts of teat or soother made of elastomer or rubber). 21

ISU BAHAN KEMASAN ISU PERFLUOROCARBON Bersifat biopersisten (t1/2 = 4,4 tahun) Contoh : perfluorooctanoic acid (PFOA) dan perfluoro octane sulfonate (PFOS) Dapat bermigrasi dari perfluoro paper coating, popcorn bags dan PTFE cookware (sangat kecil) 22

CONTOH TIPE BAHAYA Food Contact Materials Food Contact Substances Bahaya Sumber Vinyl Chloride Monomer (VCM) (karsinogen kategori 1), IARC PVC Ftalat ester (Mis. DEHP, BBP, DOP, dls) Timbal (Pb) Endocrine Disrupter Chemicals (EDC) Mengganggu fungsi hati dan ginjal Racun ginjal dan syaraf (menurunkan IQ) http://www.toxnet.nlm.nih.gov Agency of Toxic Substances and Diseases Registry (ATSDR) Kadmium (Cd) Racun ginjal Karsinogen kategori 1 ATSDR IARC Krom, Cr (VI) Karsinogen kategori 1 IARC 23

CONTOH TIPE BAHAYA Food Contact Materials Urea-atau Melaminformaldehid Polikarbonat Elemen Pemanas Air, alat masak Polistiren Food Contact Substances Formaldehid Bisfenol A Pb Bahaya EDC, karsinogenik EDC Racun ginjal dan syaraf (menurunkan IQ) Sumber WHO, FDA, EFSA, IARC http://www.toxnet.nl m.nih.gov Agency of Toxic Substances and Deseases Registry Cr (VI) Karsinogen kat. 1 IARC Monomer Stiren EDC Karsinogen kat. 2B www.glorianet.org IARC 24

CONTOH TIPE BAHAYA Food Contact Materials Epoxy resins and vinylic organosols used in internal can coatings Elastomer or rubber teats and soothers Food Contact Substances Bahaya Sumber BADGE Karsinogen kat. 3 IARC Nitrosamin Karsinogen kat. 2B IARC 25

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Pengujian global migrasi Total imersi atau celup Menggunakan sel migrasi Pengisian dalam wadah 26

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Simulan yang digunakan: Air suling Asam asetat 3% Etanol 20% Minyak zaitun (olive oil) 27

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Persiapan Contoh 28

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Pemotongan contoh uji Pengukuran luas contoh uji 29

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Perendaman contoh dengan simulan tertentu 30

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Penimbangan gelas kimia 31

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Penimbangan gelas kimia yang telah dikeringkan 32

PENGUJIAN MIGRASI KEMASAN Pengujian spesifik migrasi, menggunakan alat: High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Gas Chromatography Mass Spectrofotometer (GC-MS) Spectrophotometer 33