BAB I PENDAHULUAN. pengendalian mutu industri produk berbasis makanan dan minuman perlu

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kualitas produk berperan penting terhadap keberhasilan dalam menjalankan suatu bisnis terutama industri makanan dan minuman. Penerapan pengendalian mutu industri produk berbasis makanan dan minuman perlu ditingkatkan seperti melakukan pengawasan terhadap bahan baku, proses produksi, lingkungan produksi, penggunaan alat dan mesin serta produk akhir. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan dan pengidentifikasian setiap penyimpangan yang ada guna mencegah adanya penurunan kualitas produk yang juga akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan bagi perusahaan. Air merupakan sumber utama kehidupan manusia. Untuk bisa melanjutkan hidup, manusia memerlukan air sebagai fungsi utama cairan tubuh. Air yang sehat akan membawa manusia pengonsumsinya menjadi sehat pula. Devinisi air sehat adalah merupakan air yang bersih dalam artian tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa serta tidak mengandung mikrobia ataupun bahan tambahan kimia lain yang mungkin dinilai berbahaya. Mutu suatu produk industri makanan seperti air minum dalam kemasan, sangat dipengaruhi oleh bahan pengemasnya. PT. Tirta Investama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang air minum dalam kemasan. Air sebagai bahan baku utama produk yang akan diolah dalam proses produksinya itu sendiri diambil dari sumber mata air yang paling dalam salah satunya adalah mata air gunung Gede, Jawa Barat. Dalam melakukan pengendalian mutu 1

2 produk, perusahaan telah melakukan pengendalian mulai dari air dari sumber hingga pengendalian mutu kemasan. Pembentukan komponen kemasan yang sesuai dan memenuhi syarat akan sangat berperan serta dalam meningkatkan dan menjaga kualitas produk air yang dikemas. Untuk menjaga agar kualitas produk dapat diterima maka dalam hal ini kemasan sangat mempengaruhi mutu produk yang dikemas di dalamnya. Begitu juga dengan produk air minum dalam kemasan. Aqua merupakan salah satu produk air minum dalam kemasan. Untuk mendapatkan kualitas air yang bagus maka perusahaan sudah semestinya melakukan pengendalian mutu mulai dari proses awal hingga proses akhir. Pengendalian mutu yang dilakukan pada bahan baku berupa air selain untuk memastikan air tersebut aman dikonsumsi juga dikarenakan produk aqua merupakan produk yang siap minum, sehingga dengan adanya pengendalian mutu air sebagai produknya maka ketika konsumen membeli produk aqua langsung bisa mengonsumsi produk tersebut tanpa melalui treatment kembali. Pengendalian mutu tersebut tidak hanya mencakup proses produksi saja namun mencakup pemilihan atau pengendalian mutu kemasan. Misalnya saja pemilihan bentuk komponen kemasan yang ukurannya memenuhi syarat untuk menjaga agar produk di dalamnya tetap terjaga mutunya. PT Tirta Investama dalam melakukan pengendalian mutu produk dan kemasan mengacu pada aturan yang telah disepakati oleh danone pusat yang dikenal sangat ketat. Pada tahun 1988 PT Tirta Investama mengalami pergantian bahan kemasan yang semula berbahan PVC (polyvinyl chloride) 2

3 menjadi plastik berbahan PET (polyethylene terephthalate). Pergantian bahan kemasan lebih kepada pengurangan bahaya penggunaan plastik berbahan PVC. Danone sepakat memilih PET sebagai jenis plastik yang digunakan pada pembuatan boto karena PET telah diakui kemananannya oleh dunia internasional salah satunya FDA (food and drug administration). Air merupakan suatu senyawa yang sangat rentan terhadap mikrobia, zat berbahaya hasil dari migrasi komponen kemasan dan dari proses-proses yang lain. Pengendalian mutu komponen kemasan sendiri bertujuan untuk menjaga dan mengontrol supaya tidak terjadi adanya kecacatan produk yang disebabkan karena kecacatan kemasan dan komponen-komponennya pada batas yang tidak dapat diterima. Dalam studi kasus ini, dilakukan pengukuran dimensional komponen kemasan berupa bakal botol yang disebut preform dan tutup botol yang disebut screw cap. Pemilihan kedua komponen tersebut sebagai fokus pengukuran dikarenakan keduanya merupakan kemasan primer yang kontak langsung dengan produk dikemas. Studi kasus ini memfokuskan kemasan yang didatangkan dari supplier. Pengukuran dimensional komponen kemasan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa dimensional kemasan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Apabila dimensional tidak sesuai dengan standar perusahaan maka bakal botol atau preform dan tutup botol tidak dapat masuk ke proses atau tidak dapat masuk ke mesin blowing untuk preform dan cap tidak bisa masuk ke mesin capper. Komponen kemasan yang nilai pengukuran dimensional tidak sesuai dikhawatirtan hasil proses pembentukan kemasan 3

4 menjadi cacat misalnya saja terjadi kebocoran botol. Dari alasan tersebut maka pengendalian ini dilakukan. II. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dikerjakan adalah mengukur dimensional perform dan screw cap AQUA 600 ml dikarenakan banyaknya komponen yang cacat III. Batasan Masalah Batasan masalah yang akan diambil yaitu meliputi : 1. Menghitung komponen kemasan cacat pada unit pengendalian mutu aqua botol ukuran 600 ml dalam waktu satu bulan. 2. Memberikan kesimpulan data hasil pengukuran tingkat kecacatan komponen kemasan pada peta kendali p IV. Tujuan Kerja Praktek Mengukur tingkat cacat komponen kemasan yaitu perform dan screw cap AQUA 600 ml dengan metode continous sampling. V. Manfaat 1. Bagi Perusahaan a. Menghindari adanya kerusakan air minum dalam kemasan botol 600 ml yang diakibatkan oleh adanya komponen kemasan yang cacat. 4

5 b. Menjamin kelangsungan hidup perusahaan dengan adanya produk air minum dalam kemasan yang berkualitas. 5