UNIVERSITAS INDONESIA ALJABAR MAX-PLUS YANG SIMETRI TESIS RISDAYANTI

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS RIDA NOVRIDA

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DALAM ALJABAR KLASIK DAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS MULYADI NPM

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus

SIFAT SIFAT MATRIKS SUDOKU TESIS SHOBAH SALAMAH

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN

A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

BARISAN ULTIMATELY GEOMETRIC PADA ALJABAR MAX-PLUS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS

1 P E N D A H U L U A N

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

KELAS-KELAS BCI-ALJABAR DAN HUBUNGANNYA SATU DENGAN YANG LAIN. Winarsih 1, Suryoto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

BASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

URUTAN PARSIAL PADA SEMIGRUP DAN PADA KELAS- KELAS DARI SUATU SEMIGRUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

Himpunan dapat dikomposisikan satu sama lain. Komposisi yang menyangkut dua himpunan disebut operasi biner, seperti Gabungan (union),

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

Restia Sarasworo Citra 1, Suryoto 2. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

UNIVERSITAS INDONESIA PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) DALAM MENEGAKKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA TESIS LAILA MAHARIANA

Aljabar Linear Elementer

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN PADA GRAF POT BUNGA DAN GRAF POHON PALEM

PROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT. Skripsi

HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DAN KUBUS DASAR

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK TAS PADA RENANDO SPOT KUDUS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) BERBASIS WEBSITE

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS

KAJIAN OPERASI ARITMETIKA INTERVAL DAN SIFAT-SIFATNYA

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI GRUP

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

KATA PENGANTAR. Semarang, Desember Penulis

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

TESIS MUHAMMAD RIVANO UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

STRUKTUR ALJABAR: RING

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

HALAMAN PENGESAHAN. : Derajat Titik pada Graf Fuzzy. Telah diujikan pada sidang Tugas Akhir tanggal 23 Februari 2011

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

BAB II LANDASAN TEORI

PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS

TUGAS AKHIR SM 1330 GRUP ALTERNATING A. FARIS UBAIDILLAH NRP Dosen Pembimbing Dr. Subiono, MS.

SOAL. Pada himpunan bilangan real, selidiki apakah merupakan grup terhadap operasi yang didefinisikan sebagai berikut: PEMBAHASAN

RING ABELIAN DAN MODUL ABELIAN. Oleh: Andri Novianto (1) Elah Nurlaelah (2) Ririn Sispiyati (2) ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

RELASI EKUIVALENSI PADA SUBGRUP FUZZY

Transkripsi:

UNIVERSITAS INDONESIA ALJABAR MAX-PLUS YANG SIMETRI TESIS RISDAYANTI 1006786253 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JUNI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA ALJABAR MAX-PLUS YANG SIMETRI TESIS Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister sains RISDAYANTI 1006786253 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JUNI 2012

KATA PENGANTAR Segala puji hanya bagi Allah SWT, Robb Semesta Alam, yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dan menyelesaikan tugas belajar ini. Salawat dan salam tercurahkan untuk nabi akhir zaman, Rasulullah Muhammad SAW, pembawa syafaat bagi seluruh alam, sang teladan bagi umat manusia. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar magister sains pada Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis sadar bahwa dalam penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Sri Mardiyati, M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi; 2. Bapak Prof. Dr. Djati Kerami selaku Ketua Program Studi Magister Matematika; 3. Bapak Dr. rer. nat. Hendri Murfi, M.Kom. selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga selesai; 4. Bapak Dr. Yudi Satria, M.T. selaku ketua Departemen Matematika FMIPA ; 5. seluruh staf pengajar pada Program Magister Matematika FMIPA Universitas Indonesia yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu pengetahuan selama perkuliahan; 6. staf tata usaha Departemen Matematika yang telah membantu urusan administrasi sejak menjadi mahasiwa sampai lulus; 7. Bapak Dekan FMIPA UI beserta jajarannya yang telah menjalin kerja sama pendidikan dengan Pemerintah Propinsi Jambi; 8. Bapak Gubernur Propinsi Jambi beserta jajarannya dalam hal ini Dinas Pendidikan yang telah memberikan beasiswa hingga penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang strata dua; iv

9. suami tercinta, Lasfitri, S.E., yang sejak awal ketika penulis mengikuti seleksi masuk (simak UI) telah memberikan dukungan penuh hingga ikut hijrah ke Jakarta demi menemani penulis dan bersama-sama mengikuti program strata dua; 10. kedua orang tua serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan spritual dan moral tanpa henti; 11. keluarga di SIE (small Islamic environment) yang selalu memberikan taushiyah Robbani, spirit spritual yang tinggi. Mudah-mudahan semua istiqomah di jalan ini; 12. semua teman-teman magister matematika angkatan 2010 terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya di ruang kuliah dan di laboratorium 312. Ini adalah kenangan manis yang tak pernah dilupakan; 13. semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam penulisan tesis ini, yang namanya tidak bisa disebutkan satu-persatu. Penulis sangat meyakini bahwa setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula sehingga penulis yakin bahwa Allah akan membalas semua kebaikan ini. Sebuah asa pun terurai, semoga tesis ini memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Depok, 20 Juni 2012 Penulis v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Risdayanti NPM 1006786253 Program Studi : Magister Matematika Departeman Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jenis Karya Tesis Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui uotuk memberikan kepada hak bebas royalti noneksklusif(non-exclusive royaltyfree right) atas karya iimiah saya berjudul Aljabar Max-Plus yang Simetri beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas biaya royalti noneksklusif ini berhak untuk menyimpan, mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai hak cipta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 20 Juni 2012 Yr;~ ( Risdayanti) _ vi

ABSTRAK Nama : Risdayanti Program studi : Magister Matematika Judul tesis : Aljabar Max-Plus yang Simetri Himpunan bilangan real dengan operasi dan operasi merupakan suatu lapangan real. Pada himpunan diberikan dua operasi biner dan di mana untuk setiap, dan. Sistem matematika disebut aljabar max-plus, dinotasikan dengan. Perbedaan utama antara dan adalah pada tidak terdapat invers untuk setiap elemen yang tak nol. Selanjutnya dilakukan perluasan dari dengan mendefinisikan operasi dan pada. Pada himpunan diberikan relasi seimbang dan relasi di mana merupakan relasi ekivalen sehingga dapat digunakan untuk membangun kelas ekivalen dan himpunan kuosien. Jelas bahwa elemen himpunan adalah kelas-kelas ekivalen yang kemudian setiap kelas ekivalen tersebut diasosiasikan dengan skalar atau skalar bertanda dan di. Kemudian dengan menggunakan definisi operasi, dan relasi seimbang pada terbentuk sistem. Pada penelitian ini ditunjukkan sifat-sifat operasi pada yang disertai dengan relasi sehingga membentuk aljabar max-plus yang simetri. Kata kunci : aljabar max-plus, aljabar max-plus yang simetri x+41 hal; 8 tabel Daftar pustaka : 7 (1996-2009) vii

ABSTRACT Name : Risdayanti Program study : Master Mathematics Title of thesis : The Symmetrized Max-Plus Algebra The set of real number with addition and multiplication operation is said as field with a notation. At set of is given two binary operations that is and, are defined as follow: for all, and. The structure is called max-plus algebra, which denote as. The main different between and that is there is no invers for all element except the zero elemen. Futhermore are introduced extended of with define and at. In set of are given balance relation, denote, and relation whereas is equivalence relation since its compatible for generate equivalence class and quosien set. Clearly, the elements of set of is equivalence classes and than for all equivalenve class are assosiated with scalar or signed scalar dan in. By using definision of, and balance relation in for design the system of. In this research are performed properties of and than are defined the symmetrized max-plus algebra. Key words : max-plus algebra, the symmetrized max-plus algebra x+41 page; 8 table Bibliography : 7 (1996-2009) viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv vi vii viii ix x BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Masalah Penelitian... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 2 1.4 Metodologi Penulisan... 2 BAB 2 TEORI PADA ALJABAR DAN ALJABAR MAX-PLUS... 3 2.1 Relasi dan Lapangan... 3 2.2 Aljabar Max-Plus... 5 BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS YANG SIMETRI... 10 3.1 Hasil Kali Silang... 10 3.2 Relasi Seimbang pada Himpunan... 12 3.3 Kelas Ekivalen dan Himpunan Kuosien terhadap Relasi... 16 3.4 Relasi Seimbang dan Sifat-Sifatnya pada Himpunan... 30 BAB 4 PENUTUP... 39 4.1 Ringkasan... 39 4.2 Saran... 40 DAFTAR PUSTAKA... 41 ix

DAFTAR TABEL Tabel 2.2.1 Sifat-sifat pada dan... 6 Tabel 2.2.2 Beberapa analogi antara dan... 9 Tabel 3.3.1 Operasi dan pada Himpunan... 23 Tabel 3.3.2 Operasi pada Himpunan yang elemennya telah diasosiasikan... 27 Tabel 3.3.3 Operasi pada Himpunan yang elemennya telah diasosiasikan... 28 Tabel 3.3.4 Perbandingan operator pada himpunan bilangan real dan operator di himpunan kuosien... 30 Tabel 3.3.5 Analogi antara dan... 38 Tabel 4.1.1 Perbandingan Sifat Operasi antara, dan... 40 x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem matematika adalah suatu himpunan tak kosong dengan suatu operasi biner (Arifin, 2000). Salah satu sistem matematika yang selama ini dipelajari dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah himpunan bilangan real dengan operasi penjumlahan dan operasi perkalian. Himpunan bilangan real dengan operasi penjumlahan,, dan operasi perkalian,, merupakan suatu sistem matematika yang disebut dengan lapangan real. Jika himpunan bilangan real digabung dengan maka dapat dibentuk himpunan baru yang dinotasikan dengan. Pada diberikan dua operasi biner yaitu operasi penjumlahan dan perkalian yang secara berturut-turut dinotasikan dengan dan. Kedua operasi tersebut memiliki definisi yang berbeda dengan operasi dan operasi pada himpunan bilangan real, sehingga antara dan memiliki beberapa sifat yang berbeda pula. Untuk setiap elemen himpunan bilangan real maka dapat dibentuk pasangan terurut di mana disebut komponen pertama dan disebut komponen kedua. Kumpulan dari pasangan terurut tersebut membentuk himpunan pasangan terurut yang disebut dengan hasil kali silang (Cartesian product). Jika beberapa elemen pada hasil kali silang memiliki hubungan yang sama antara komponen pertama dengan komponen kedua maka beberapa elemen ini membentuk himpunan bagian dari hasil kali silang yang disebut dengan relasi (Hungerford, 2000). Seperti halnya di himpunan bilangan real, pada himpunan dapat juga dibentuk pasangan terurut, hasil kali silang, dan relasi. Jika pada didefinisikan operasi dan maka pada hasil kali silang dapat juga didefinisikan dan tentu dengan pengertian yang berbeda. Operasi dan pada hasil kali silang memiliki beberapa sifat yang sama dengan. 1

2 Relasi yang memiliki sifat refleksif, simetris dan transitif disebut dengan relasi ekivalen. Relasi ekivalen dapat digunakan untuk membangun kelas ekivalen dan himpunan kuosien (Hungerford, 2000). Pada hasil kali silang dapat didefinisikan suatu relasi ekivalen sehingga bisa dibentuk himpunan kuosien. Pada himpunan kuosien ini diberikan operasi dan yang belaku pada hasil kali silang sehingga terbentuk suatu sistem matematika yang disebut dengan aljabar max-plus yang simetri. Pada penelitian ini penulis tertarik untuk membahas dan menelaah tentang aljabar max-plus yang simetri meliputi himpunan dan elemen-elemennya, operasi, relasi, dan sifat-sifat operasi dan sifat-sifat relasi pada aljabar max-plus yang simetri tersebut. 1.2 Masalah Penelitian Adapun masalah pada penelitian ini adalah bagaimana bentuk elemen-elemen, operasi, dan sifat-sifat operasi pada aljabar max-plus yang simetri. 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah memberikan penjelasan tentang aljabar max-plus yang simetri meliputi: (i) menjelaskan himpunan yang membentuk aljabar max-plus yang simetri dan elemen-elemen himpunan tersebut; (ii) menjelaskan operasi pada aljabar max-plus yang simetri; (iii) menjelaskan suatu relasi yang membentuk aljabar max-plus yang simetri; (iv) menjelaskan sifat-sifat operasi yang disertai dengan suatu relasi pada aljabar max-plus yang simetri. 1.4 Metode Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode studi atau kajian terhadap literatur berupa buku-buku referensi dan artikel ilmiah yang terkait dengan topik penelitian. Hasil pengkajian dilanjutkan dengan membuat perbandingan antara aljabar max-plus yang simetri dengan dan.

BAB 2 TEORI-TEORI PADA ALJABAR DAN ALJABAR MAX-PLUS Pada bab ini dijelaskan teori-teori mendasar yang akan dijadikan acuan pada Bab 3. Teori-teori tersebut meliputi hasil kali silang, relasi, relasi ekivalen, kelas ekivalen, himpunan kuosien, operasi biner, dan lapangan. Selain itu, bab ini akan menjelaskan konsep dasar aljabar max-plus meliputi notasi, definisi, operasi dan sifat-sifatnya. Bab ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh operasi pada aljabar max-plus. 2.1 Relasi dan Lapangan Pembahasan relasi antara dua himpunan akan dimulai dengan pengertian hasil kali silang dari dua himpunan tersebut. Definisi 2.1.1 Pandang dan adalah himpunan tak kosong. Himpunan semua pasangan terurut pada himpunan dan disebut hasil kali silang, dinotasikan dengan (Bhattacharya, et al., 1994). Definisi 2.1.2 Pandang himpunan bagian dari. disebut relasi dari ke jika untuk setiap terdapat relasi antara dan sehingga dapat dikatakan berrelasi ke, ditulis. Suatu relasi dari ke disebut dengan relasi pada (Bhattacharya, et al., 1994). Definisi 2.1.3 Pandang adalah relasi pada. disebut relasi ekivalen jika untuk setiap maka memenuhi sifat: (i) refleksif : ; (ii) simetris : jika maka ; (iii) transitif: jika dan maka. 3 Universitas indonesia

4 Jika adalah relasi ekivalen pada dan maka dikatakan ekivalen ke di bawah, ditulis dengan atau (Bhattacharya, et al., 1994). Definisi 2.1.4 Pandang adalah relasi ekivalen pada Himpunan semua elemen di yang berrelasi ke disebut kelas ekivalen dari di bawah relasi, dinotasikan dengan (Bhattacharya, et al., 1994). Definisi 2.1.5 Himpunan dari semua kelas ekivalen di disebut dengan himpunan kuosien dinotasikan dengan di bawah relasi (Bhattacharya, et al., 1994).. Definisi 2.2.1 sampai dengan Definisi 2.2.5 akan digunakan pada Subbab 3.1-3.3. Selanjutnya akan diterangkan terkait operasi biner dan lapangan. Definisi 2.1.6 Operasi biner pada himpunan tak kosong adalah fungsi (Hungerford, 2000). Berdasarkan Definisi 2.1.6 dapat dijelaskan bahwa setiap operasi biner pada suatu himpunan bersifat tertutup pada himpunan tersebut. Definisi berikut menjelaskan suatu sistem yang memuat suatu himpunan dan suatu operasi biner. Definisi 2.1.7 Suatu himpunan tak kosong dengan suatu operasi biner disebut dengan sistem matematika (Arifin, 2000). Berikut ini akan diterangkan suatu lapangan sebagai suatu sistem matematika dengan dua operasi biner dan sifat-sifat yang harus dipenuhi agar sistem matematika disebut dengan lapangan. Definisi 2.1.8 Lapangan adalah himpunan tak kosong dua operasi biner yaitu penjumlahan, dinotasikan dengan perkalian, dinotasikan dengan, dan dua elemen yaitu sehingga untuk setiap maka bersama-sama dengan, dan operasi, sedemikian

5 (i) memiliki sifat: asosiatif: ; komutatif: ;. disebut unsur nol; (ii) memiliki sifat: ; asosiatif: ; komutatif: ;. disebut unsur satuan; (iii) distributif terhadap : ; (iv) untuk setiap, terdapat tunggal di sehingga ; (v) untuk setiap dengan terdapat tunggal di sehingga (Jacob, 1999). Berdasarkan Definisi 2.1.7, jelas bahwa merupakan salah satu contoh lapangan. Setelah diterangkan lapangan dan sifat-sifatnya, subbab berikut akan dijelaskan tentang suatu sistem matematika yang dibentuk dari himpunan bilangan real dan dan operasi-operasinya. 2.2 Aljabar Max-Plus Pada s ubbab ini akan diterangkan aljabar max-plus meliputi notasi, definisi, operasi, dan sifat-sifat operasi pada aljabar max-plus. Definisi 2.2.1 Pandang dengan himpunan bilangan real dan. Pada didefinisikan dua operasi biner yaitu (dibaca: o tambah) dan (dibaca: o kali) sebagai berikut: untuk setiap (i) (dibaca: maksimum ); (ii) (Baccelli, et al., 2001).

6 Pada memenuhi sifat-sifat lapangan seperti yang tersebut pada Definisi 2.1.7. Berikut ini akan dijelaskan sifat-sifat operasi dan pada himpunan. Sifat 2.2.2 Pandang. Untuk setiap maka (i) memiliki sifat: asosiatif: ; komutatif: ;. disebut unsur nol; idempoten: ; (ii) memiliki sifat: asosiatif: ; komutatif: ;. disebut elemen satuan. Selanjutnya dinotasikan dengan ; untuk terdapat sehingga. Elemen dikatakan invers dari ;. disebut penyerap pada operasi ; (iii) distributif terhadap : (Farlow, 2009). Berdasarkan Sifat 2.2.2 terdapat beberapa perbadaan antara dan. Tabel di bawah ini memberikan persamaan dan perbedaan sifat-sifat antara dan. Tabel 2.2.1 Sifat-sifat pada dan Nomor Persamaan sifat antara dan 1 dan bersifat komutatif dan bersifat komutatif 2 dan bersifat asosiatif dan bersifat asosiatif 3 besifat distributif terhadap bersifat distributif terhadap

7 (Sambungan) 4 Terdapat elemen nol yaitu Terdapat elemen nol yaitu 5 Terdapat elemen satuan yaitu Terdapat elemen satuan yaitu 6 terdapat elemen invers terdapat elemen invers terhadap operasi terhadap operasi Perbedaan sifat antara terdapat elemen invers 7 terhadap operasi 8 - dan tidak terdapat elemen invers terhadap operasi terdapat elemen penyerap yaitu 9 - Idempoten terhadap operasi Berdasarkan Tabel 2.2.1 dapat dilihat bahwa tidak memenuhi salah satu sifat lapangan, seperti yang telah dijelaskan pada Definisi 2.1.7, yaitu untuk setiap tidak terdapat elemen invers terhadap operasi. Tetapi memiliki sifat lain yang tidak dimiliki oleh yaitu sifat idempoten terhadap operasi dan terdapat elemen penyerap pada operasi. Jika merupakan suatu lapangan maka dinamakan semilapangan idempoten dengan elemen penyerap (Baccelli, et al., 2001). Definisi 2.2.3 Sistem matematika disebut dengan aljabar max-plus, dinotasikan dengan (Baccelli, et al., 2001). Operasi dan pada memiliki operasi balikan yang secara berturutturut dikenal dengan operasi pengurangan dan pembagian. Sedangkan pada, tidak memiliki operasi balikan. Sementara itu, untuk operasi yang merupakan operasi di, memiliki operasi balikan yaitu operasi (dibaca: o bagi) dengan definisi sebagai berikut:. (2.2.1) Selain operasi yang terdapat pada Definisi 2.2.1 dan Persamaan (2.2.1), pada terdapat operasi pangkat dan sifat-sifatnya seperti yang akan didefinisikan berikut. Definisi 2.2.4 Untuk dan, maka

8. Akibat dari definisi di atas didapat (i) untuk ; (ii) untuk (iii) untuk maka (untuk tidak didefinisikan) (Farlow, 2009). Selain dari akibat di atas, diperoleh akibat lain yaitu untuk setiap maka persamaan 2.2.1 dapat diformulasi menjadi. (2.2.2) Lemma 2.2.5 Untuk dan maka (i) ; (ii) ; (iii) ; (iv) (Farlow, 2009). Jika pada suatu persamaan matematika pada terdapat beberapa operasi maka dalam melakukan operasi, dilakukan operasi dengan hirarki berikut: pangkat, dan (Schutter, 1996). Contoh 2.2.6 (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) Untuk melihat analogi antara dan, dapat ditemukan pada tabel di bawah ini.

9 Tabel 2.2.2 Beberapa analogi antara dan No Kategori 1 Operasi penjumlahan 2 Operasi perkalian 3 Operasi pengurangan Tidak ada 4 Operasi pembagian 5 Unsur nol 6 Unsur satuan 7 Invers penjumlahan Tidak ada 8 Invers perkalian 9 Operasi pangkat 10 Formula pembagian Setelah mempelajari notasi, definisi, operasi, sifat-sifat operasi pada aljabar max-plus, bab berikut akan menjelaskan tentang perluasan dari aljabar max-plus, yang disebut dengan aljabar max-plus yang simetri. Perluasan ini bisa dibandingkan dengan mengkonstruksi sebagai perluasan dari, di mana adalah bilangan bulat dan adalah himpunan bilangan bulat taknegatif. (Baccelli, et al., 2001).

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS YANG SIMETRI Bahasan utama pada bab ini adalah definisi dari aljabar max-plus yang simetri meliputi elemen-elemen, operasi, dan sifat-sifat operasi pada aljabar maxplus yang simetri tersebut. Sebelumnya akan dijelaskan tentang hasil kali silang, operasi dan pada hasil kali silang, dan operator minus, operator seimbang, serta operator nilai mutlak. Selanjutnya akan diterangkan tentang himpunan kuosien pada hasil kali silang dan operasi dan pada himpunan kuosien tersebut. 3.1 Hasil Kali Silang Telah diketahui bahwa di mana adalah himpunan bilangan real dan. Sesuai Definisi 2.1.1 diperoleh. Selanjutnya dinotasikan dengan. Dengan menggunakan definisi operasi dan pada, maka berikut ini didefinisikan dan pada. Definisi 3.1.1 Untuk setiap didefinisikan operasi dan sebagai berikut: (i) dan (ii) (Baccelli, et al., 2001). Operasi dan di ruas kanan pada Definisi 3.1.1 di atas memiliki pengertian yang sama dengan operasi dan pada seperti yang telah diterangkan pada Definisi 2.2.1. Jika pada Sifat 2.2.2 telah dijelaskan sifat-sifat operasi dan di maka berikut ini akan diberikan lemma yang menjelaskan sifat-sifat operasi dan di 10

11 Lemma 3.1.2 Untuk setiap maka (i) memiliki sifat: asosiatif: ; komutatif: ;. disebut elemen nol; idempoten: ; (ii) memiliki sifat: asosiatif: ; komutatif: ;. disebut elemen satuan;. disebut penyerap (iii) distributif terhadap : (Schutter, 1996). Lemma 3.1.2 menunjukkan bahwa memiliki sifat yang sama dengan dan memiliki suatu sifat yang berbeda dengan di mana setiap elemen pada tidak memiliki invers. Selain operasi dan, pada terdapat operator nilai mutlak, operator minus, dan operator seimbang, secara berturut-turut dinotasikan dengan,, dan (). Berikut ini diberikan definisi dan sifat-sifat serta contoh ketiga operasi tersebut. Definisi 3.1.3 Untuk setiap (i) ; (ii) (iii) (Schutter, 1996). maka: Lemma 3.1.4 Untuk setiap (i) (ii) (iii) (iv) maka:

12 (v) (Schutter, 1996). Contoh 3.1.5 Diketahui, maka: (i) (ii) ; (iii) ; (iv) (v). 3.2 Relasi Seimbang pada Pada berlaku bahwa untuk setiap. Sedangkan pada ada hanya berlaku untuk dan untuk setiap yang lain berlaku. Oleh karena itu pada akan diperkenalkan suatu relasi berikut ini. Definisi 3.2.1 Pandang. dikatakan seimbang dengan, dinotasikan dengan, jika (Baccelli, et al., 2001). Akibat 3.2.2 Untuk setiap maka (Baccelli, et al., 2001). Bukti Ambil dan di. Sesuai Definisi 3.1.3 (iii) maka. Tulis sebagai. (3.2.1) Persamaan 3.2.1 mendefinisikan bahwa (3.2.2) sehingga atau. Contoh 3.2.3 (i) karena (ii) (4,1) (2,4) karena

13 (iii) karena (iv) karena (v) karena. Pada Definisi 2.2.3 telah dijelaskan bahwa suatu relasi dikatakan relasi ekivalen jika relasi tersebut bersifat refleksif, simetri, dan transitif. Selanjutnya akan diberikan lemma yang menunjukkan apakah relasi seimbang merupakan relasi ekivalen atau bukan relasi ekivalen. Lemma 3.2.4 Relasi seimbang bukan relasi ekivalen pada (Schutter, 1996). Bukti Ambil sebarang. (i) Akan ditunjukkan relasi seimbang bersifat refleksif. Oleh karena dan operasi pada bersifat komutatif maka. (3.2.3) Sesuai Definisi 3.2.1 maka Persamaan 3.2.3 memiliki pengertian bahwa. (3.2.4) Keseimbangan (3.2.4) menunjukkan relasi seimbang bersifat refleksif. (ii) Akan ditunjukkan relasi seimbang bersifat simetris. Misal akan dibuktikan. sehingga. (3.2.5) Karena dan bersifat komutatif maka (3.2.5) dapat dinyatakan sebagai sehingga memenuhi definisi. Karena mengakibatkan maka relasi seimbang bersifat simetris. (iii) Akan ditunjukkan relasi seimbang bersifat transitif. Misal dan. Akan dibuktikan. memiliki definisi bahwa. sehingga berdasar definisi operasi di diperoleh. (3.2.6) Pada Persamaan 3.2.6 berlaku minimal satu dari kondisi berikut: (i), (ii), (iii), (iv). Asumsikan sehingga dapat dinyatakan sebagai

14 (3.2.7) Kondisi (3.2.7) menunjukkan Karena dan tidak mengakibatkan maka relasi seimbang tidak transitif. Relasi bersifat refleksif dan simetri tetapi tidak bersifat transitif. Terbukti relasi bukan relasi ekivalen pada. Oleh karena relasi bukan relasi ekivalen pada maka relasi tidak bisa digunakan untuk mendefinisikan kelas ekivalen dan himpunan kuosien. Terdapat relasi lain yang hampir sama dengan relasi seimbang dan dinotasikan dengan. Definisi 3.2.5 Diberikan (Baccelli, et al., 2001). Definisi 3.2.5 menyatakan bahwa relasi merupakan relasi pada yang elemen-elemennya memiliki kritria tertentu. Sementara itu, relasi itu sendiri berlaku untuk sembarang elemen yang memenuhi Definisi 3.2.1. Di bawah ini diberikan beberapa elemen yang memenuhi dan tidak memenuhi relasi. Contoh 3.2.6 Diberikan maka: (i) karena (ii) ) karena untuk dan (iii) karena, tetapi ; (iv) karena, dan. Lemma 3.2.7 adalah relasi ekivalen pada (Schutter, 1996). Bukti Ambil sebarang elemen, Akan dibuktikan bersifat refleksif. Karena maka sesuai Definisi 3.2.5 jelas bahwa. (3.2.8) Keseimbangan (3.2.8) menunjukkan bersifat refleksif. Selanjutnya akan dibuktikan bersifat simetris. Misal. Akan ditunjukkan. Sesuai Definisi 3.2.4

15 (i) berlaku di mana dan sehingga sesuai Definisi 3.2.1 diperoleh. Karena dan pada bersifat komutatif maka dapat ditulis sehingga berdasarkan Definisi 3.2.1 didapat. Karena dan maka memberikan pengertian bahwa. (ii) berlaku atau dapat juga dinyatakan dengan. Sesuai Definisi 3.2.4 maka memberikan pengertian bahwa. Sifat simetris dipenuhi oleh relasi. Selanjutnya akan dibuktikan bersifat transitif. Misal dan. Akan ditunjukkan. Karena dan maka berdasarkan Definisi 3.2.4 (i) berlaku (3.2.9) (3.2.10) di mana dan. Sesuai Definisi 3.2.1 maka (3.2.9) memberikan pengertian atau ). (3.2.11) Karena maka kondisi yang berlaku pada (3.2.11) adalah atau. Asumsikan sehingga pada (3.2.11) berlaku juga bahwa dan. Karena maka dapat dinyatakan sebagai sehingga sesuai Definisi 3.2.5, kondisi (3.2.10) menjadi (3.2.12) di mana dan. Sesuai Definisi 3.2.1 maka (3.2.12) memberikan pengertian bahwa atau ). (3.2.13) Karena maka kondisi yang berlaku pada (3.2.13) adalah atau. Karena pada (3.2.3) telah diasumsikan maka pada (3.2.13) berlaku sehingga. Karena dan karena maka sehingga (3.2.13) dapat juga dinyatakan sebagai. (3.2.14)

16 Sesuai Definisi 3.2.1 maka (3.2.14) memberikan pengertian bahwa. (3.2.15) Karena maka (3.2.15) memberikan. Karena dan mengakibatkan maka bersifat transitif; (ii) berlaku dan sehingga didapat. Karena maka sesuai Definisi 3.2.4 didapat pengertian bahwa. Sifat transitif dipenuhi oleh. Telah terbukti bersifat refleksif, simetris, dan transitif maka merupakan relasi ekivalen pada. Oleh karena merupakan relasi ekivalen pada maka dapat digunakan untuk membangun kelas ekivalen dan himpunan kuosien. 3.3 Kelas Ekivalen dan Himpunan Kuosien pada terhadap Pada Subbab 2.1.4 telah diterangkan definisi kelas ekivalen dan himpunan kuosien. Pembahasan berikut ini akan menjelaskan kelas ekivalen dan himpunan kuosien pada yang dibangun oleh relasi dan operasi-operasi pada himpunan kuosien tersebut. Definisi 3.3.1 Untuk suatu dan dapat didefinisikan kelas ekivalen pada yang dibangun oleh relasi yaitu: (i) (ii) (iii), disebut elemen positif max-plus;, disebut elemen negatif max-plus;, disebut elemen seimbang; (iv) disebut dengan kelas nol max-plus (Baccelli, et al., 2001). Jika terdapat kelas ekivalen lain selain kelas-kelas ekivalen di atas maka berdasarkan Definisi 3.2.5 dan Definisi 3.3.1 dapat diterangkan akibat berikut. Akibat 3.3.2 Untuk setiap dengan kondisi: (i) maka ;

17 (ii) maka ; (iii) maka. Contoh 3.3.3 (i) (ii) (iii) (iv) Jelas bahwa dan. Sesuai dengan Definisi 3.2.7 diperoleh bahwa untuk setiap maka sehingga di mana dan. Untuk maka. Berdasarkan Definisi 2.1.5 telah diterangkan bahwa himpunan yang elemenelemennya terdiri dari kelas-kelas ekivalen disebut dengan himpunan kuosien dan himpunan kuosien yang dimaksud pada pembahasan ini adalah himpunan kuosien terhadap relasi dinotasikan dengan atau di mana. (3.3.1) Pada himpunan akan didefinisikan operasi dan dengan menggunakan definisi operasi dan pada, seperti yang terdapat pada Definisi 3.1.1. Operasi dan pada himpunan meliputi operasi dan pada tiap-tiap himpunan di dan operasi dan pada himpunan yang satu dengan himpunan yang lainnya di. Terlebih dahulu akan diterangkan operasi dan pada tiap-tiap himpunan di. (i) Operasi dan pada Pandang. Berdasarkan Definisi 3.3.1 (i), dan. Ambil sembarang dan maka:.

18 Karena maka sehingga (. Akibatnya ;. Karena maka sehingga. Akibatnya ;. (3.3.2) Karena maka dan sehingga (3.3.2) menjadi (. Akibatnya ;. (3.3.3) Karena maka dan sehingga (3.3.3) memberikan akibatnya. (ii) Operasi dan pada Pandang. Berdasarkan Definisi 3.3.1 (ii) dan. Untuk sembarang dan maka:. Karena maka sehingga. Akibatnya ;. Karena maka sehingga. Akibatnya ;. (3.3.4) Karena maka dan sehingga (3.3.4) menjadi

19. Akibatnya ; Karena maka dan sehingga (3.3.5) memberikan. Akibatnya. (3.3.5) (iii) Operasi dan pada Pandang. Berdasarkan Definisi 3.3.1 (iii), dan. Ambil dan maka:. Akibatnya ;. (3.3.6) Jelas. Akibatnya. (iv) Operasi dan pada Pandang. Ambil maka:. Akibatnya ;. Akibatnya. Pendefinisian berikutnya adalah definisi operasi dan pada himpunan yang satu dengan himpunan yang lainnya di. (v) Operasi dan pada dengan Pandang,. Untuk sembarang, dan maka:

20. (3.3.7) Karena maka (3.3.7) memberikan sehingga ; (3.3.8) Untuk (3.3.8) memberikan atau. Untuk (3.3.8) memberikan atau Sehingga. Berdasar Akibat 3.3.2 (i)-(ii), untuk dan untuk ;. (3.3.9) Karena maka dan sehingga (3.3..9). Akibatnya ;. (3.3.10) Karena maka dan sehingga (3.3.10) memberikan dan akibatnya. (vi) Operasi dan pada dengan Pandang dan. Ambil sembarang dan maka. (3.3.11) Karena dan karena maka (3.2.11) memberikan sehingga ;. (3.3.12) Untuk persamaan (3.3.12) memberikan atau. Untuk maka persamaan (3.3.12) menjadi. Sehingga

21 ;. (3.3.13) Karena dan maka sehingga (3.3.13) memberikan akibatnya.. (3.3.14) Karena dan maka sehingga (3.3.14) memberikan akibatnya (vii) Operasi dan pada dengan Pandang dan. Ambil sembarang dan maka: (3.3.15) Karena dan merupakan unsur nol pada operasi di maka (3.3.15) menjadi sehingga ; (3.3.16) (viii) Operasi dan pada dengan maka. Pandang. Ambil sembarang maka sesuai Definisi 3.1.1 Karena dan maka (3.3.17) memberikan (3.3.17) sehingga ;. (3.3.18) Untuk persamaan (3.3.18) memberikan atau Untuk maka persamaan (3.3.18) memberikan

22. Sehingga di mana dan ;. (3.3.19) Karena maka sehingga (3.3.19) memberikan. Akibatnya.. (3.3.20) Karena maka sehingga (3.3.20) memberikan. Akibatnya. (ix) Operasi dan pada dengan Pandang. Ambil sembarang maka sesuai Definisi 3.1.1. (3.3.22) Karena dan merupakan unsur nol untuk operasi di maka (3.3.22) memberikan sehingga ; (3.3.23) Karena merupakan unsur penyerap untuk operasi di maka (3.3.23) memberikan sehingga. (x) Operasi dan pada dengan Pandang dan. Ambil dan maka sesuai Definisi 3.1.1. (3.3.24) maka (3.3.24) memberikan sehingga ;. (3.3.25) Karena maka.

23 Berdasarkan uraian (i) - (x) di atas, dapat disimpulkan bahwa operasi pada kelas-kelas ekivalen yang merupakan elemen seperti yang dideskripsikan pada tabel berikut. dan Tabel 3.3.1 Operasi dan pada himpunan No Himpunan Operasi Operasi Operasi dan pada suatu himpunan di 1 2 3 4

24 (Sambungan) Operasi dan pada himpunan yang satu dengan himpunan yang lainnya di 5 dan 6 dan 7 dan 8 dan 9 dan 10 dan Pada Tabel 3.1.1 telah ditunjukkan bahwa operasi dan pada memenuhi sifat tertutup. Selanjutnya pada Tabel 3.1.1 terdapat bahwa

25 dan sehingga untuk penyederhanaan dapat diasosiasikan sebagai ditulis sehingga (3.3.26) (3.3.27) dan disebut dengan himpunan kelas positif atau kelas nol max-plus, dinotasikan dengan Akibatnya dapat diidentifikasikan sebagai himpunan. Jika diasosiakan sebagai maka dan dapat juga diasosiasikan sebagai suatu elemen di. Dengan menggunakan formula pada Definisi 3.1.3 (ii)-(iii) maka untuk setiap dan didapat: (i). Pada Definisi 3.3.1 (i) dan Formula 3.3.26 dijelaskan bahwa Tulis sehingga. ; (3.3.28) Karena maka dan disebut himpunan elemen negatif max-plus atau kelas nol max-plus, dinotasikan dengan. (ii). (3.3.29) Karena maka sesuai Definisi 3.3.1 (i) diketahui sehingga (3.3.29) menjadi. Pada Definisi 3.3.1 (i) dan Formula 3.3.26 telah diterangkan bahwa sehingga. Tulis. (3.3.30) Karena maka dan disebut himpunan elemen seimbang, dinotasikan dengan. Penggabungan memberikan

26. (3.3.31) Himpunan pada (3.3.31) adalah sama dengan himpunan pada (3.3.1) sehingga himpunan dapat dinyatakan menjadi. (3.3.32) Berdasarkan Formula (3.3.26), (3.3.28), dan (3.3.30) diperoleh bahwa elemenelemen himpunan adalah. (3.3.33) Gabungan dan membentuk himpunan dan elemen-elemen pada himpunan disebut dengan signed. Elemen bersama dari himpunan dan adalah (3.3.34) Sehingga. (3.3.35) Himpunan pada (3.3.33) merupakan perubahan bentuk dari himpunan pada (3.1.1). Untuk penggunaan notasi pada pembahasan selanjutnya akan digunakan himpunan pada (3.3.33) sehingga operasi dan pada tidak dilakukan dengan mengoperasikan kelas-kelas ekivalen tetapi dengan mengoperasikan elemen-elemen yang telah diasosiasikan. Pada tabel berikut ini akan dideskripsikan ketersesuaian antara operasi dan pada himpunan yang elemen-elemennya belum diasosiasikan dengan operasi dan yang elemenelemennya telah diasosiasikan. Terlebih dahulu dideskripsikan operasi pada himpunan.

27 Tabel 3.3.2 Operasi pada himpunan No Himpunan sebelum asosiasi (terdapat pada tabel 3.3.1) setelah asosiasi Operasi pada suatu himpunan di 1 2 3 Operasi 5 dan pada himpunan yang satu dengan himpunan yang lainnya di 6 dan 7 dan Selanjutnya akan diberikan perbandingan operasi pada himpunan yang elemennya belum diasosiasikan dengan operasi pada himpunan yang elemennya telah diasosiasikan.

28 Tabel 3.3.3 Operasi pada No Himpunan Sebelum asosiasi (terdapat pada tabel 3.3.1) setelah asosiasi Operasi pada suatu himpunan di 1 2 3 Operasi pada himpunan yang satu dengan himpunan yang lainnya di 4 dan 5 dan 6 dan Contoh 3.3.4 (i) (ii) (iii) (iv) (v).

29 Pendefinisian operasi dan pada himpunan menggunakan Definisi 3.1.1 sehingga semua sifat yang terdapat pada Lemma 3.1.2 berlaku pada himpunan. Sifat-sifat elemen yang bertanda dan, yaitu semua elemen yang terdapat pada dan akan dijelaskan pada lemma berikut. Lemma 3.3.5 Untuk setiap maka (i) ; (ii) ; (iii) ; (iv) ; (v). (Schutter, 1996). Bukti (i) ; dan (ii) ; (iii) ; (iv) (v) Lemma terbukti. Sifat-sifat pada Lemma 3.3.5 ini sama dengan sifat-sifat yang berlaku pada, seperti telah dijelaskan pada Lemma 3.1.4. Lemma 3.3.5 (i)-(ii) menunjukkan bahwa pada himpunan memiliki sifat penyerapan. Sedangkan Lemma 3.3.5 (iii)-(v) menunjukkan bahwa pada himpunan memiliki sifat yang sama dengan pada himpunan bilangan real (Bart De Schutter, 1996). Perbandingan kedua operator ini dapat dilihat pada tabel berikut.

30 Tabel 3.3.4 Perbandingan operator di dan operator di Operator pada Operator pada ) jika jika ) jika jika ) Contoh 3.3.6 (i) (ii) (iii) (iv) (v) Setelah membahas operasi-operasi dan contoh-contoh operasi pada himpunan, pada subbab berikut akan dibahas relasi seimbang pada himpunan. 3.4 Relasi Seimbang dan Sifat-Sifatnya pada Himpunan Pada Subbab 3.2 telah diterangkan relasi seimbang pada himpunan. Oleh karena pada, maka relasi seimbang yang terdapat pada Definisi 3.2.1 adalah relasi seimbang antara pasangan terurut yang satu dengan pasangan terurut yang lainnya. Pada subbab ini akan dibahas relasi seimbang antar elemen pada

31 himpunan yang dinyatakan pada (3.3.33) dan sifat-sifat relasi seimbang tersebut. Sebelumnya akan diterangkan kondisi berikut ini: (i) ambil sembarang. Pada Formula 3.3.26 telah diketahui bahwa. Bilangan pada disebut dengan dari dan bilangan pada disebut dengan dari ; (ii) ambil sembarang. Nyatakan sehingga sesuai Formula 3.3.28 didapat. Bilangan pada disebut dengan dari dan bilangan pada disebut dengan dari. Berdasarkan sifat operator maka sehingga dari dapat juga dinyatakan sebagai ; (iii) ambil sembarang. Nyatakan sehingga sesuai Formula 3.3.30 didapat bahwa. Bilangan yang merupakan komponen pertama pada disebut dengan dari dan bilangan yang merupakan komponen kedua pada disebut dengan dari. Berdasarkan uraian (i) (iii) di atas, menotasikan bagian positif dari dan menotasikan bagian negatif dari. Uraian di atas akan diringkas pada definisi di bawah ini. Definisi 3.4.1 Pandang dan, (i) jika maka dan ; (ii) jika maka dan ; (iii) jika maka terdapat bilangan sedemikian sehingga dan (Schutter, 1996). Akibat 3.4.2 Pandang. Untuk setiap maka: (i) ; (ii) ; (iii).

32 Dengan menggunakan kondisi pada Definisi 3.4.1 akan diberikan definisi relasi seimbang pada himpunan. Definisi 3.4.3 Diberikan. jika dan hanya jika (Schutter, 1996). Pada Akibat 3.4.2 telah diketahui bahwa sehingga. Berdasarkan Definisi 3.1.6, persamaaan yang terdapat pada Definisi 3.4.3 memiliki pengertian bahwa. (3.4.1) Jika maka (3.4.1) menjadi. (3.4.2) Karena di mana dan di mana maka (3.4.2) dan (3.4.1) menjadi. (3.4.3) Jika maka terlebih dahulu nyatakan dan sehingga (3.4.1) menjadi. (3.4.4) Karena di mana dan di mana maka (3.4.4) dan (3.4.1) menjadi. (3.4.5) Jika maka terlebih dahulu nyatakan dan sehingga (3.4.1). (3.4.6) Karena di mana dan di mana maka (3.4.6) dan (3.4.1) menjadi. (3.4.7) Dengan membandingkan (3.4.1) terhadap (3.4.3), (3.4.5), dan (3.4.7) dapat disimpulkan bahwa relasi pada memiliki pengertian yang sama dengan relasi pada, sehingga Definisi 3.4.3 merupakan reformulasi dari Definisi 3.1.6. Hal lain yang dapat diterangkan dari Definisi 3.4.3 dijelaskan pada Lemma di bawah ini.

33 Akibat 3.4.4 Pandang dan maka: (i) untuk setiap ; (ii) untuk setiap ; (iii) untuk setiap di atau untuk setiap atau untuk setiap di mana. Contoh 3.4.5 (i) Diketahui. Tentukan! (ii) Tunjukkan! (iii) Tunjukkan Penyelesaian (i) maka dan sehingga. (ii) Karena maka dan. Karena maka. Sehingga. Benar bahwa (iii) maka dan maka Karena maka. Relasi seimbang pada memiliki sifat refleksif dan simetris. Hal ini telah diterangkan pada pembuktian Lemma 3.2.1. Pada penjelasan Definisi 3.4.3 telah diterangkan bahwa relasi pada merupakan reformulasi dari relasi pada. Lemma berikut menjelaskan sifat-sifat relasi pada. Teorema 3.4.6 Relasi pada himpunan memiliki sifat-sifat berikut: (i) refleksif: ; (ii) simetris: ; (iii) ; (iv) ; (v) (Baccelli, et al., 2001). Bukti Pembuktian teorema ini berdasarkan Definisi 3.4.1 dan Definisi 3.4.3. (i) Akan ditunjukkan. Telah diketahui

34. Karena di bersifat komutatif maka benar bahwa. Terbukti ; (ii) akan dibuktikan bahwa. maka Karena di bersifat komutatif maka dapat ditulis menjadi sehingga hal ini menunjukkan. Dengan cara yang similar dapat dibuktikan bahwa ; (iii) akan dibuktikan bahwa. Karena maka sesuai Akibat 3.4.4 jelas bahwa sehingga. Karena di bersifat komutatif maka. Karena maka, sehingga. Dengan cara yang similar dapat dibuktikan bahwa ; (iv) dan memiliki definisi berturut-turut: (3.4.8). (3.4.9) Dengan menambahkan pada (3.4.8) diperoleh (3.4.10) Subsitusi (3.4.9) ke (3.4.10) diperoleh (3.4.11) Karena berlaku sifat asosiatif pada, (3.4.11) menjadi (3.4.12) Asumsikan (3.4.13) Persamaan 3.4.13 menunjukkan. (v) Berdasarkan (iii),. Jelas bahwa. Ambil sembarang. Sesuai sifat penyerapan pada (lihat Lemma 3.3.5(ii)) sehingga atau. Berdasar (iii) diperoleh. Teorema 3.4.6 (i)-(ii) menunjukkan relasi pada memiliki sifat yang sama dengan relasi. Kesamaan sifat ini jelas benar sebagai akibat dari kesamaan definisi. Meskipun tidak transitif, beberapa sifat ketransitifan berlaku ketika suatu variabel merupakan signed.

35 Contoh 3.4.7 (i) Sifat refleksif:,,,. (ii) Sifat simetris: maka. (iii) atau dapat juga ditulis. (iv) dan maka atau dapat ditulis juga dengan. (v). Ambil maka atau dapat ditulis juga dengan. Teorema 3.4.8 Pandang dan maka berlaku sifat: (i) subsitusi lemah: jika, dan maka ; (ii) transitif lemah: jika, dan maka ; (iii) reduksi dari seimbang : jika dan maka (Baccelli, et al., 2001). Bukti (i) Asumsikan Ambil sembarang dan di mana berada di kelas yang bersesuaian dengan dan. Karena dan maka sehingga diperoleh. (3.4.14) Karena maka. Dengan menggunakan definisi pada diperoleh. (3.4.15) Tambahkan pada (3.4.16) sehingga. Dengan menggunakan sifat asosiatif pada maka (3.4.16) Subsitusi (3.4.14) ke (3.4.16). (3.4.17) Persamaan 3.4.17 mendefinisikan bahwa

36 (ii) Kasus (ii) ini mengasumsikan bahwa pada kasus (i) berlaku (iii) Pandang maka. Untuk maka ekivalen dengan sehingga. Untuk maka ekivalen dengan sehingga atau. Teorema terbukti. Contoh 3.4.9 (i), maka atau. (ii), maka. (iii), tetapi karena bukan signed. (iv) maka (v), 1 (vi) maka (vii) maka (viii) karena maka Jika pada Teorema 3.4.9 (ii) dengan kondisi: (i) atau. Jika, di mana maka sifat transitif lemah berlaku. Kondisi ini telah diberikan pada Contoh 3.4.9 (iv). (ii). Apapun keadaan Teorema 3.4.9 (ii) berlaku. Kondisi ini diberikan pada contoh (vi) (iii) untuk contoh (v). sifat transitif lemah tidak berlaku. Kondisi ini diberikan pada Sedangkan Teorema 3.4.9 (iii) menyatakan bahwa setiap elemen signed yang sama jelas akan seimbang dan setiap elemen signed yang berbeda jelas tidak seimbang. Teorema 3.4.10 Untuk setiap, jika dan hanya jika (Schutter, 1996). Bukti Misal sehingga berdasarkan Teorema 3.4.6 (iii) berlaku sehingga akibatnya.

37 Contoh 3.4.11 (i) 5 jika dan hanya jika atau (ii) jika dan hanya jika atau dapat juga ditulis. Lemma 3.4.6 (iii)-(v), Teorema 3.4.7, dan teorema 3.4.8 menunjukkan bahwa sifat-sifat relasi pada himpunan mengikuti sifat relasi pada himpunan bilangan real. Pada Tabel 3.3.2 telah ditunjukkan bahwa untuk setiap atau. di mana merupakan unsur nol pada Sesuai Definisi 3.4.1 didapat. dan sehingga. (3.4.18) Persamaan 3.4.18 memberikan pengertian bahwa untuk setiap maka atau. (3.4.19) Karena untuk berlaku tetapi di mana merupakan unsur nol pada maka pada himpunan akan digunakan relasi sebagai pengganti relasi. Setelah diterangkan tentang himpunan beserta operasi dan relasi pada maka selanjutnya akan dijelaskan tentang sifat-sifat, pada yang disertai dengan relasi. Sifat 3.4.12 Pandang. Untuk setiap maka (i) (ii) memilikat sifat: asosiatif: ; komutatif: ; untuk setiap. disebut elemen nol;. disebut invers dari memiliki sifat: asosiatif: ; komutatif: ; disebut elemen satuan untuk terdapat sehingga

38. Bilangan dikatakan invers dari ; (iii) distributif terhadap :. Berdasarkan Sifat 3.4.12 dapat didefinisikan bahwa sistem matematika yang disertai dengan relasi simbang disebut dengan aljabar max-plus yang simetri, dinotasikan dengan (Schutter, 1996). Tabel di bawah ini menunjukkan analogi antara dan. Tabel 3.4.4 Analogi antara No Kategori 1 Operasi penjumlahan 2 Operasi perkalian 3 Operasi pengurangan 4 Operasi pembagian 5 Relasi kesamaan 6 Unsur nol 7 Unsur satuan 8 Invers penjumlahan untuk untuk 9 Invers perkalian untuk untuk 10 Himpunan bagian -

BAB 4 PENUTUP 4.1 Rangkuman Sebagai penutup pada penulisan tesis ini akan diberikan ringkasan dari hasil pembahasan terhadap topik penelitian. Pembahasan tesis ini adalah terkait dengan perluasan dari aljabar max-plus (. Pada Definisi 2.2.1 telah didefinisikan himpunan dengan dua operasi biner dan di mana untuk setiap, dan. disebut aljabar maxplus, dinotasikan dengan. Perbedaan utama antara dan adalah pada tidak terdapat elemen invers untuk operasi kecuali elemen, sebagaimana yang terdapat pada Sifat 2.2.2 dan Tabel 2.2.1. Perluasan aljabar max-plus diawali dengan Definisi 3.3.1 yang memberikan penjelasan operasi dan pada himpunan. Kemudian dilanjutkan dengan Definisi 3.2.1 yang menjelaskan relasi seimbang. Karena relasi bukan relasi ekivalen maka Definisi 3.2.5 memberikan relasi seimbang yang memiliki kriteria khusus, dinotasikan dengan di mana merupakan relasi ekivalen sehingga dapat digunakan untuk membangun kelas ekivalen dan himpunan kuosien, seperti telah dijelaskan pada Definisi 3.3.1 dan Persamaan 3.3.1. Kemudian dengan menggunakan definisi operasi dan relasi seimbang pada terbentuk sistem dengan penjelasan sebagai berikut: (i) Sistem yang disertai dengan relasi disebut dengan aljabar maxplus yang simetri. Relasi seimbang dianalogikan sebagai relasi kesamaan,, pada himpunan bilangan real. (ii) Elemen-elemen dari himpunan adalah kelas ekivalen (Persamaan 3.1.1) yang dibangun oleh relasi yang kemudian setiap kelas ekivalen diasosiasikan dengan suatu elemen atau elemen bertanda dan di. Himpunan setelah asosiasi (Persamaan 3.3.33) dinyatakan sebagai di mana. 39

40 (iii) Operasi dan pada himpunan yang elemen-elemennya terdapat pada Persamaan 3.3.3 adalah Operasi dan yang berlaku pada himpunan, yang terdapat pada Definisi 2.2.1 (i)-(ii) (iv) Sifat-sifat operasi dan relasi pada dan perbandingannya dengan sifatsifat operasi di dan diperlihatkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.4.1 Perbandingan sifat operasi pada, dan No Sifat-sifat operasi 1 Asosiatif Ya Ya Ya 2 Komutatif Ya Ya Ya 3 Terdapat unsur nol Ya Ya Ya 4 Terdapat unsur satuan Ya Ya Ya 5 6 7 8 9 10 11 Terdapat invers penjumlahan Terdapat invers perkalian untuk elemen tak nol Distributif perkalian terhadap penjumlahan Terdapat operasi balikan penjumlahan Terdapat operasi balikan perkalian Idempoten terhadap penjumlahan Terdapat elemen penyerap pada perkalian Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya 4.2 Saran Penelitian ini bisa dilanjutkan pada permasalahan keseimbangan linear dan sistem keseimbangan linear pada aljabar max-plus yang simetri.

DAFTAR PUSTAKA Arifin, A. (2000). Aljabar. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Baccelli, F., Cohen, G., Olsder, L. G., and Quadrat, P. J. (2001). Syncronization and linearity: an algebra for discrete event system. New York: Wiley- Interscience. Bhattacharya, P. B., Jain, S. K., dan Nagpaul, S. R. (1994). Basic abstract algebra (2 nd ed.). Melbroune: Cambridge University Press. Farlow, G. K. (2009). Max-plus algebra. Masters s thesis Virginia Polytechnic Institute and State University. Virginia: Virginia Polytechnic Institute and State University. Hungerford, T. W. (2000). Algebra: graduate texts in mathematics. USA: Springer. Jacob, Bill. (1990). Linear algebra. New York : Freeman and Company. Schutter, B. D. (1996). Max-algebraic system theory for discrete event systems. Ph.D. thesis Katholieke Universiteit Leuven Faculteit Der Toegepaste Wetenschappen Departement Elektrotechniek. Leuven, Belgium: Katholieke Universiteit Leuven. 41