BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Membangun Strategi SI/TI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan didukung oleh kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompleks saat ini

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung)

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB II LANDASAN TEORI

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Thn 2004/20005

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2003 / 2004

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200).

Information System Analysis and Design

ANALISA PROSES BISNIS

Perencanaan Strategis Sistem Informasi STMIK Cahaya Surya Kediri

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

Sistem Enterprice SASARAN : Sistem Enterprise. Sistem Informasi Enterprise. Information Systems Today

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah teknologi informasi yang dapat menjadi pendukung bagi sebuah

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2005 / 2006

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. harus mampu merumuskan strategi informasi yang tepat agar dapat

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA LEMBAGA PENDIDIKAN GILLAND GANESHA PALEMBANG

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

MANAJEMEN BIAJA DAN ETRATEGI

Diskusi mengenai topik minggu lalu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada area analisis, karena bisnis-bisnis saat ini dihadapkan pada jumlah

BAB 3 LANDASAN TEORI

Lecture s Structure. Siklus Hidup Sistem. Metodologi Siklus Hidup Sistem

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dengan semakin banyaknya

BAB III Landasan Teori

Bab 3 Metodologi Penelitian

Pemodelan Data dan Proses Pengembangan Database

E-Marketing dalam E-Business

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran atau tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP)

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PERENCANAAN STRATEGI INFORMASI PADA. PT INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk

SI, Organisasi, Manajemen

Tips untuk Mengembangkan strategi IS / IT. Tujuan dari Pengembangan Strategi IS / IT. Masalah Perencanaan IS. Hendri Sopryadi,M.T.

SOSIALISASI BIDANG PEMINATAN KURIKULUM 2014

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI DI PT. MIWON INDONESIA

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2004 akan dimulainya era perdagangan bebas diwilayah kawasan Asia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Taryana Suryana. M.Kom

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG

Bab VI Implementasi. VI.1 Protokol Implementasi

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, riset, sistem informasi menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan eksekutif. Para eksekutif perusahaan tidak boleh hanya mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal yang seringkali tidak dapat diprediksikan dengan tepat, tetapi juga harus memastikan lingkungan internal perusahaan berjalan dengan baik. Salah satu faktor lingkungan internal yaitu teknologi informasi dapat menjadi kekuatan perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi para pesaing di lingkungan global. Untuk dapat mengintegrasikan strategi usaha dengan teknologi informasi yang digunakan, para eksekutif harus mengetahui bagaimana merencanakan strategi usaha dengan baik, untuk itu dikembangkan suatu metode yang dikenal sebagai manajemen stratejik. David (1997, pp 4) mendefinisikan manajemen stratejik sebagai suatu seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan yang diinginkan. Tahapan dalam manajemen stratejik menurut David dapat

9 dibedakan menjadi tiga, yaitu : Strategy Formulation, Strategy Implementation, Strategy Evaluation. Dari ketiga tahapan ini, tahap yang akan dilaksanakan dalam tesis ini adalah strategy formulation dan dinyatakan dengan suatu urutan sebagai berikut : 1. Pendefinisian Misi 2. Analisis Internal dengan menggunakan model bisnis Porter dan Strategic IT Grid 3. Pendefinisian Tujuan Jangka Panjang 4. Pendefinisian Critical Success Factor (CSF) Menurut Pearce dan Robinson (1994, pp 3), perencanaan strategi didefinisikan sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Strategi menjelaskan pengertian suatu perusahaan tentang bagaimana, kapan, dan di mana perusahaan tersebut berkompetisi, terhadap siapa perusahaan tersebut berkompetisi, dan untuk tujuan apa perusahaan tersebut berkompetisi. Finkelstein (1989, pp 158) membagi perencanaan strategi menjadi dua bentuk utama, yaitu: 1. Perencanaan strategi perusahaan 2. Perencanaan strategi sistem Perencanaan strategi perusahaan (perencanaan perusahaan) dilaksanakan pada tingkat tertinggi dari perusahaan, sedangkan perencanaan strategi sistem (perencanaan sistem) dilakukan di departemen pengolahan data. Beberapa

10 perusahaan meletakkan fungsi perencanaan sistem sebagai bagian dari perencanaan perusahaan yang tidak terpisahkan agar perencanaan sistem dan perencanaan perusahaan dapat digabungkan dengan baik. 2.2. Sistem Informasi Davis (1993, pp 68), menyatakan sebuah sistem terdiri dari bagian - bagian yang saling terkait dan beroperasi bersama untuk mencapai tujuan, sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur yang saling melengkapi untuk mencapai suatu maksud, tujuan atau sasaran. Sedangkan informasi menurut Davis (1993, pp 28) adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau masa mendatang. Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa informasi merupakan suatu keluaran (output) dari suatu proses pengolahan data. Informasi ini biasanya sudah tersusun dengan baik dan mempunyai arti bagi yang menerimanya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen. Informasi yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan sebaiknya memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Relevan Informasi harus relevan dengan hal yang didukungnya dan mempunyai arti penting bagi orang yang membutuhkannya

11 b. Tepat Waktu Informasi sudah dapat diperoleh sebelum tindakan pengambilan keputusan terjadi c. Akurat Informasi tidak boleh mengandung kesalahan yang menyebabkan salah pengertian d. Meminimumkan ketidakpastian Informasi harus meminimumkan ketidakpastian sehingga pemakai informasi tidak ragu-ragu untuk mengambil suatu keputusan Wilkinson (1990, p9), menyatakan sistem informasi adalah suatu kerangka yang menjadi alat perantara bagi sumber - sumber daya yang terkoordinasi guna mengumpulkan, memproses, mengendalikan dan manajemen data dalam tahapan yang berurutan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang disampaikan melalui jaringan komunikasi ke berbagai bagian untuk suatu tujuan atau lebih. Sebuah sistem informasi, dalam mengolah data menjadi informasi umumnya terdiri dari tiga tahap yaitu : tahap masukan (input), tahap pengolahan (processing) dan tahap keluaran (output). Tahapan pengolahan (konversi) data menjadi informasi tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.1 di bawah ini. Tahapan Tahapan Tahapan Masukan Pengolahan Keluaran Input Stage Processing Stage Output Stage Gambar 2.1. Tahap Konversi Data menjadi Informasi

12 2.3. Perencanaan Strategi Sistem Informasi Menurut Martin (1990, pp 1), tahap-tahap rekayasa informasi dapat diuraikan sebagai berikut : a) Perencanaan strategi informasi (information strategy planning) Perencanaan strategi informasi sebagai bagian pertama dari rekayasa informasi diterapkan pada satu organisasi secara keseluruhan b) Analisis area bisnis (business area analysis) Perancangan model data (data model) dan model proses (process model) untuk suatu bisnis area tertentu. c) Perancangan sistem (system design) Sistem dirancang dengan bantuan alat-alat otomatis yang menggunakan informasi yang dihasilkan dalam tahap perencanaan strategi informasi dan proses analisis area bisnis. d) Konstruksi (construction) Sistem dikonstruksi dengan bantuan alat-alat otomatis seperti code generator, yang berhubungan erat dengan alat perancangan sistem. Rekayasa informasi (information engineering) menerapkan teknik-teknik terstruktur dalam satu organisasi secara keseluruhan, atau pada satu segmen utama dalam satu organisasi. Rekayasa informasi membantu mengintegrasikan sebagian pengolahan data dan decision support system yang dirancang oleh kelompok yang berbeda pada waktu dan lokasi yang berbeda.

13 Penekanan utama dari perencanaan strategi informasi adalah bagaimana menggunakan teknologi antara lain untuk membantu supaya perusahaan mendapatkan laba lebih banyak, memenangkan persaingan dengan para pesaingnya dan mendorong pertumbuhan perusahaan. Martin (1990, pp 13) membagi piramida rekayasa sistem informasi (seperti terlihat dalam Gambar 2.2) menjadi dua bagian secara lebih mendalam, yaitu : 1. Yang menjadi perhatian dari manajemen puncak (top management) a. Analisis tujuan dan masalah (analysis of goals and problems) Analisis tujuan dan masalah menciptakan suatu representasi terstruktur dari tujuan dan masalah dalam suatu perusahaan dan menghubungkan kedua hal ini dengan unit organisasi dan dengan kebutuhan informasi dan sistem. b. Analisis Critical Success Factor (critical success factor analysis) Analisis Critical Success Factor berkonsentrasi pada area-area tempat dimana sesuatu harus berjalan dengan baik jika perusahaan tersebut ingin sukses. c. Analisis dampak teknologi (technology impact analysis) Analisis dampak teknologi dilakukan untuk mengidentifikasikan perkembangan teknologi yang pesat serta bagaimana kesempatan dan ancaman bisnis yang ditimbulkannya. Jika manajemen puncak tidak memperhatikan hal ini dengan baik, maka kesempatan bisnis yang ada tidak akan dapat dimanfaatkan dengan baik bahkan dapat dimanfaatkan oleh para pesaing.

14 d. Visi sistem strategis (strategic systems vision) Visi sistem strategis berkonsentrasi pada kesempatan strategis yang timbul untuk menciptakan sistem baru yang membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif. Hal ini mungkin akan mempengaruhi proses bisnis perusahaan. 2. Yang menjadi perhatian perencana puncak MIS (top level MIS planner) a. Model keseluruhan fungsi di dalam perusahaan (the overview model of the functions of the enterprise) Model keseluruhan dari fungsi-fungsi dalam perusahaan memetakan fungsi bisnis secara hirarki dan menghubungkannya dengan unit organisasi. b. Model Relasi-Entitas (entity-relationship modeling) Model Relasi-Entitas menciptakan suatu gambar entitas dan relasinya, yang sebenarnya merupakan gambaran keseluruhan dari data yang harus disimpan dalam database perusahaan. Analysis of goals and problems Of direct interest to top management Critical success factor analysis Technology impact analysis Strategic systems vision Of primary interest to top MIS planners The overview model of the functions of the enterprise Entity-relationship modeling Gambar 2.2 Piramida Rekayasa Sistem Informasi

15 Tahapan perencanaan strategi sistem informasi yang diusulkan oleh James Martin dimulai dengan melakukan langkah - langkah seperti terlihat pada Gambar 2.3 di bawah ini. Of primary interest to top management Create an overview model of the enterprise Of primary interest to MIS planners Perform analysis of goals and problems Create an initial entity-relationship diagram Perform critical sucess factors analysis Perform initial clustering into business areas Perform technology impact analysis Refine the entityrelationship diagram Perform strategic systems analysis Refine the business area subdivision Establish priorities for business area analysis Gambar 2.3 Tahapan Perencanaan Strategi Informasi

16 Langkah pertama tahapan perencanaan strategi sistem informasi dimulai dengan memahami model keseluruhan dari perusahaan (overview model of the enterprise), dengan memahami keseluruhan struktur dari perusahaan diharapkan pertemuan dengan pihak manajemen untuk membahas restrukturisasi sistem informasi dapat berlangsung dengan baik. Setelah itu langkah-langkah yang perlu dilakukan dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Yang menjadi perhatian dari manajemen puncak (top management). Langkah yang dilakukan adalah analisis tujuan dan masalah (analysis goal and problems), analisis faktor sukses kritis (analysis critical success factor), analisis dampak teknologi (analysis technology impact) serta analisis sistem strategis (strategic system analysis). b. Yang menjadi perhatian perencana puncak MIS (top level MIS planner) Langkah yang dilakukan adalah membuat entity relationship diagram (create an initial entity relationship diagram), melakukan clustering area bisnis (perform initial clustering into business areas), perjelas entity relationship diagram (refine the entity relationship diagram), perjelas area bisnis sub divisi (refine the business area subdivision). 2. Langkah terakhir adalah menentukan prioritas dari area bisnis. Tesis ini menggunakan Multiple Methodology dari M.J Earl sebagai metode utama, sedangkan metode James Martin menjadi metode pendukung, maka langkah pada bagian yang menjadi perhatian perhatian perencana puncak MIS (top level MIS planner) tidak dilakukan, karena tidak terdapat dalam Multiple Methodology.

17 Menurut Earl (1989, pp 70), formulasi strategi sistem informasi seperti tercantum dalam Gambar 2.4 harus mencakup tiga hal yaitu: 1. Kejelasan dari strategi dan tujuan bisnis dalam terminologi sistem informasi (Business plans and goals) 2. Evaluasi dari sistem informasi yang sedang berjalan (current systems) 3. Inovasi dari kesempatan strategis baru yang disediakan oleh teknologi informasi (IT opportunities) Business Plans and Goals Current Systems IT Opportunities Analytical Evaluative Creative Top-down Bottom-up Surveys and Inside-out Methodology audits Techniques, processes and environment Teamwork Users and specialists Brightsparks and product champions Application Strategic Plan Gambar 2.4 Formulasi Strategi Sistem Informasi Pendekatan top-down pada intinya adalah untuk menempatkan rencana dan tujuan bisnis (business plans and goal) ke dalam perencanaan aplikasi sistem informasi strategis (application strategic plan). Hal ini dapat dilakukan dengan

18 melakukan analisis (analysis) sistem informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan pendekatan metodologi (methodology) yang sistematis, misalnya dimulai dengan misi, tujuan, critical success factor, dan seterusnya, serta kerjasama (teamwork) cross-check antara general manager, manajer divisi dan manajer sistem informasi. Jadi terdapat tiga unsur utama dalam top-down clarification analysis, yaitu : analysis, methodology, teamwork. Pendekatan bottom-up dilakukan untuk mengevaluasi (evaluate) sistem informasi yang telah ada (current systems). Evaluasi ini dilakukan melalui survei (survey) terhadap perusahaan, dari hasil survei kemudian diletakkan pada systems audit grid yang berfungsi untuk mengaudit (audit) sistem informasi tersebut baik secara kualitas teknis maupun secara nilai bisnis. Untuk mengevaluasi sistem informasi yang telah ada tersebut sangat diperlukan partisipasi dari para pengguna dan spesialis / konsultan (users and specialists). Hasil analisis bottom-up digunakan untuk meng- hasilkan perencanaan aplikasi sistem informasi strategis (application strategic plan). Pendekatan inside-out pada dasarnya dilakukan untuk mengidentifikasikan kesempatan-kesempatan bisnis yang disediakan oleh perkembangan teknologi informasi (IT opportunities) sehingga dapat menghasilkan keuntungan kompetitif atau menciptakan alternatif strategi yang baru. Pendekatan inside-out memiliki tiga unsur utama agar dapat berhasil, ketiga unsur utama tersebut adalah : kreatifitas (creative), didukung oleh teknis, proses dan lingkungan yang baik (techniques,

19 processes and environment) serta manajer yang cemerlang dan produk unggulan (brightsparks and product champions). 2.4. Model Bisnis Porter dan Strategic IT Grid Model bisnis Porter sesungguhnya dirancang khusus untuk menganalisis peran kompetitif dari sistem informasi. Model bisnis ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan posisi kompetitif perusahaan dalam suatu industri. Pemikiran kompetitif dalam lingkungan bisnis perusahaan adalah bagian penting untuk memahami peran kompetitif sistem informasi. Pada saat yang sama sistem informasi diharapkan dapat menghasilkan suatu strategi dan cara bersaing baru yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Model bisnis Porter (seperti terlihat dalam Gambar 2.5) dapat digunakan untuk mengidentifikasi apa yang dapat dilakukan oleh teknologi informasi, yaitu : menciptakan hambatan yang menghalangi masuknya sebuah perusahaan baru dalam industri sejenis, menciptakan biaya yang mempersulit pelanggan beralih ke perusahaan lain, mengubah keseimbangan persaingan antar perusahaan dalam industri, serta menyediakan basis untuk membuat produk, jasa dan market baru dan menciptakan kesempatan usaha baru Potential New Entrants Bargaining Intraindustry Bargaining Power Rivalry Power of Suppliers of Buyers Substitute

20 Products and Services Gambar 2.5. Model Bisnis Porter Sedangkan untuk menganalisa peran teknologi informasi di dalam perusahaan digunakan strategic information technology grid (Gambar 2.6), ada empat kategori teknologi informasi (IT) yang dapat didentifikasi : a. Strategic (sistem yang ada dan yang sedang dikembangkan sangat penting dalam strategi dan operasi bisnis perusahaan) b. Turnaround (sistem yang ada digunakan untuk mendukung/support operasi perusahaan, tetapi tidak bergantung sepenuhnya, faktor efisiensi tetap menjadi pertimbangan, sistem yang sedang dikembangkan diperlukan untuk mendukung strategi perusahaan) c. Factory (sistem yang ada sangat berpengaruh dalam operasional perusahaan, tetapi sistem yang sedang dikembangkan tidak menjadi dasar perusahaan untuk berkompetisi) d. Support (sistem yang ada dan yang sedang dikembangkan memiliki pengaruh yang kecil dalam kegiatan operasional dan strategis perusahaan) High Strategic Factory Strategic impact of existing system Support Turnaround Low Low Strategic impact of applications development portfolio High

Gambar 2.6. Strategic IT Grid 21