PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Perilaku Harga Produk Pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Aplikasi Penawaran dan Permintaan

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Proses Penentuan Harga

Teori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan

PEMASARAN HASIL PERTANIAN:

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

5 A. Uraian Materi MODUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENAWARAN DAN PERMINTAAN PRODUK PERTANIAN. Lecture note : Tatiek Koerniawati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

3 KERANGKA PEMIKIRAN

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS)

PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

3 KERANGKA PEMIKIRAN

Ekonomi Manajerial. Bab 2 Mekanisme Pasar : Permintaan dan Penawaran

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

III. KERANGKA TEORITIS. adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Aplikasi Model Persamaan Simultan Pada Telaah Efek Perubahan Biaya Input Terhadap Harga Bahan Makanan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

Karakteristik Produk Hasil Pertanian

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Liberalisasi Perdagangan

Pengantar Ekonomi Mikro

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

BAB III LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Harga (Pq) Supply (S)

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

V. TEORI INFLASI Pengertian Inflasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

Perkembangan Harga Daging dan Telur Ayam

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Penyusutan Luas Lahan Tanaman Pangan Perlu Diwaspadai Rabu, 07 Juli 2010

7 PENERAPAN FUNGSI DALAM

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

IV. KERANGKA PEMIKIRAN

KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Modul ke: Keseimbangan Pasar. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

PERENCANAAN PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghancurkan beberapa kegiatan bisnis, terutama bisnis yang sedikit

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

KESEIMBAN GAN P SAR QD = QS FEB Manajemen S-1

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN ELASTISITAS PRODUK PERTANIAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9

PERKEMBANGAN DAN VARIASI HARGA DAGIN. DAN TELUR PADA BERBAGAI KOTA BESAR DI INDONESIA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.

2 Penawaran dan Permintaan I: Bagaimana Pasar bekerja

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI USAHA TANI LIDAH BUAYA (Aloe vera) DI KOTA PONTIANAK

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

PROSPEK AGRIBISNIS INDONESIA DAN PELUANG PERBANKAN 1 )

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan Permintaan Beras di Indonesia

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

PERMASALAHAN DALAM EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA. 1. Karakteristik Produk Pertanian 2. Permasalahan Pertanian

Transkripsi:

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Perilaku Harga Produk Pertanian Prof. Ir. Ratya Anindita, MSc., Ph.D Lab. Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Email : ratya.fp@ub.ac.id 1. PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Tujuan 2. VARIASI HARGA MUSIMAN 3. VARIASI HARGA TAHUNAN 1. PENDAHULUAN 4. TREND 5. PERGERAKAN HARGA SESUAI SIKLUS 6. PERGERAKAN HARGA SECARA RANDOM MODUL 7 1.1. Pengantar Harga pada umumnya ditentukan oleh adanya hubungan yang terjadi antara permintaan dan penawaran. Dalam realitasnya harga selalu berfluktuasi, hal ini disebabkan oleh tiga alasan, yaitu karena naik turunnya pada permintaan (fluctuation in demand), naik turunnya pada penawaran (fluctuation in supply), dan experimentasi dalam proses penentuan harga. Oleh karena itu, dalam Modul 7 ini, akan dipelajari lima jenis fluktuasi (naik turunnya) harga, yaitu variasi harga musiman, variasi harga tahunan, trend, pergerakan harga sesuai siklus, dan pergerakan harga random atau tidak teratur. Sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang bagaimana perilaku harga produk pertanian. 1.2. Tujuan Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: Menjelaskan macam-macam bentuk perilaku harga dari produk pertanian. Menjelaskan bagaimana model fluktuasi harga dari masingmasing jenis perilaku harga, baik variasi harga musiman, variasi harga tahunan, trend, pergerakan harga sesuai siklus, dan pergerakan harga random atau tidak teratur.

2. VARIASI HARGA MUSIMAN Jenis fluktuasi harga ini cenderung mengikuti pola sepanjang tahun dan jika diamati pola ini selalu sama sepanjang tahun. Pada kenyataannya semua harga pertanian mengikuti pola ini yaitu pola yang bersifat musiman. Fluktuasi musiman ini biasanya terjadi disaat ada pola yang relative teratur pada perubahan pada penawaran dan permintaan. Contohnya, selama musim hujan di Indonesia, penawaran beberapa jenis buah-buahan dan sayur-sayuran (durian, kelengkeng, rambutan dan lain-lain) dapat mencapai puncaknya, maka harga akan mendekati titik yang rendah. Iklim dan permintaan musiman untuk beberapa komoditi adalah faktor yang penting yang menyebabkan fluktuasi harga musiman. Karena produksi untuk hasil pertanian sangat tergantung pada cuaca yang berlangsung, maka ada saat harga akan rendah dan ada saat harga akan tinggi. Sehingga tren harga musiman untuk beberapa hasil pertanian mencerminkan dasar musiman pada proses produksi. Untuk beberapa hasil pertanian dan barang-barang konsumen tertentu, variasi harga musiman sebagaian besar disebabkan oleh berbagai hari raya (libur) nasional selama setahun yang mempengaruhi permintaan untuk komoditikomoditi tersebut. Untuk buah-buahan dan sayur-sayuran, variasi musiman juga dipengaruhi oleh keadaan hasil pertanian yang mudah busuk (perishable) sehingga hal ini juga mempengaruhi variasi musiman di dalam produksinya. Semakin mudah busuk (tidak tahan lama) semakin tinggi variasi harganya. Sebagai contoh, nanas dan tomat segar dan kaleng adalah gambaran yang baik untuk hal ini. Buah segar (nanas dan tomat) adalah komoditi yang mudah rusak sedangkan buah dalam kaleng lebih tahan lama. Pada umumnya, buah-buahan yang segar akan mempunyai variasi harga yang tinggi, tetapi untuk buah-buahan dalam kalengan akan sedikit variasi harganya. Perubahan harga musiman akan relative besar pada komoditi yang mempunyai waktu panen atau pemasaran yang singkat. Buah melon, semangka, dan kelengkeng adalah beberapa contoh buah-buahan yang mempunyai waktu pemasaran singkat dibandingkan dengan telur dan daging ayam serta lainnya yang mempunyai waktu panen dan pemasaran yang panjang. Fluktuasi musiman pada harga juga ditentukan karena penyimpanan, kredit, dan perubahan resiko yang mungkin terlihat dalam penanganan produk tersebut sepanjang waktu. Di negara-negara berkembang, fluktuasi harga untuk beberapa hasil produksi pertanian musiman adalah lebih besar karena beberapa fasilitas penyimpanan masih jarang dan mahal serta resiko yang harus diperhatikan. Teknik analisis variasi harga musiman sering kali dilakukan secara diskriptif dengan bantuan grafik perkembangan harga bulanan. Hal ini untuk melihat ketidak seragaman atau ketidak teraturan dari pola harga musiman dan pengamanan yang menunjukkan pola musiman yang berubah secara sistematis. Selain itu, analisis dengan menggunakan harga indek akan membantu perkembangan harga riil selama setahun. Dan terakhir, analisis time series Page 2 of 7

banyak digunakan untuk meramalkan harga di waktu yang akan dating, seperti AR, MA, ARMA, ARIMA. 3. VARIASI HARGA TAHUNAN Metode yang digunakan dalam penentuan harga pada pasar persaingan sempurna dapat diterapkan secara langsung untuk menunjukkan variasi harga dari tahun ke tahun. Fungsi permintaan dan penawaran mungkin akan menggambarkan sebagai rata hasil pertahun dengan harga tahunan yang mengubah kenaikkan dari beberapa fungsi ini. Di dalam sektor pertanian, faktor utama dalam keanekaragaman harga adalah perubahan yang terjadi pada penawaran. Penawaran yang tersedia tiap tahun didasarkan pada produksi yang terjadi, impor, serta sisa persediaan panenan sebelumnya. Fluktuasi tahunan di dalam produk komoditi pertanian sangat rentan terhadap beberapa faktor ekonomi dan non ekonomi. Permintaan bisa mengubah fluktuasi melalui permintaan ekspor barang-barang, variasi harga dari komoditi substitusi, dan kenaikkan sistimatis dari populasi serta pendapatan. Variasi harga yang besar dari tahun ke tahun terjadi pada komoditi yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan harga (supporting price). Produksi pertanian yang mempunyai variasi harga tahunan yang besar, hal ini karena beberapa faktor yaitu : 1. Hasil panenan mudah terpengaruh oleh kondisi cuaca dan hama penyakit. 2. Luas lahan pertanian yang ditanami dan yang dipanen setiap tahun berubah. Sementara itu, hasil unggas, yakni jenis hewan yang membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah tingkat produksi dan beberapa tanaman yang kurang terpengaruh oleh faktor cuaca membutuhkan waktu lebih lama untuk berubah. 3. Elastisitas harga dari permintaan untuk beberapa komoditi pertanian adalah sangat tidak elastis. Sehingga, apabila terjadi sedikit pergeseran/perubahan penawaran mengakibatkan fluktuasi harga yang besar. 4. TREND Trend (kecenderungan) yang terjadi pada beberapa harga komoditi pertanian dikaitkan dengan tingkat inflasi dan deflasi di dalam perekonomian dan beberapa faktor yang khusus dari produk hasil pertanian. Hal ini termasuk perubahanperubahan dalam taste (selera) dan preferences (pilihan) para konsumen, kenaikan produksi dan pendapatan serta perubahan teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Distributed lag respon (respon keterlambatan penyebaran) juga merupakan faktor lain penyebab perubahan jangka panjang berbagai variable ekonomi. Respon ekonomi, bagaimanapun juga, tidak berubah secara mendadak. Perubahan harga, perubahan yang ditawarkan adalah lambat (lagged) dan kemungkinan distribusi melalui waktu. Sehingga apabila diamati, kenaikan harga di periode/tahun ke-1 mengakibatkan kenaikan jumlah yang ditawarkan pada periode-2 atau ke-3 atau periode yang lain. Page 3 of 7

5. PERGERAKAN HARGA SESUAI SIKLUS Di samping variasi harga musiman dan tahun yang dapat mengikuti pola variasi harga yang teratur, ada pula pola variasi mengikuti siklus. Produksi hasil ternak dan harga-harganya adalah sangat baik dijadikan contoh terjadinya siklus produksi. Ketika proses produksi bertambah maka harga akan jatuh dan sebaliknya jika produksi menurun harga akan naik. Melalui semua itu, siklus tersebut dapat dijelaskan dengan Model Cobweb (sarang laba-laba), yaitu teori yang menjelaskan komponen siklus dari pasangan jumlah harga tertentu mealui jalur waktu (time path). Pada model ini, harga-harga dan jumlah yang ditawarkan digambarkan saling berhubungan sebagai mata rantai kausalitas yang berlangsung berulang-ulang. Harga yang tinggi akan menyebabkan produksi yang tinggi, kemudian setelah terjadi penawaran yang tinggi mengakibatkan harga yang rendah. Secara eksplisit, model cobweb ditunjukkan oleh tiga faktor yang menyebabkan perubahan siklus harga dan jumlah yang ditawarkan pada saat terbentuknya harga, yaitu : 1. Keterlambatn waktu (a time lag) harus ada antara keputusan untuk memproduksi dan realisasi produksi aktual. 2. Rencana produksi dari produsen berdasarkan harga saat ini atau harga diwaktu yang lalu. Oleh karena itu, realisasi produksi yang disebabkan oleh keterlambatan waktu adalah fungsi harga masa lalu. 3. Harga saat ini adalah fungsi utama dari penawaran saat ini, yang ditentukan oleh produksi saat ini. Secara matematis, mata rantai untuk kejadian-kejadian tersebut terjadi dapat diikuti sebagai berikut : - Jumlah penawaran saat ini adalah fungsi harga di masa lalu, yaitu : Q t = f(p t-1 ) - Jumlah komoditi yang diproduksi pada waktu t dijual pada waktu t Q t (s) = Q t (d) - Market clearing (keseimbangan pasar) ditentukan oleh hubungan permintaan : P t = F 2 (Q t (d) ) - Sehingga, dasar mata rantai kausalitas dapat dituliskan sebagai berikut: Q 1 Q 2 Q 3 P 1 P 2 P 3 Page 4 of 7

Hubungan dua penawaran secara implisit dijelaskan dengan model cobweb. Fungsi penawaran pertama adalah suatu fungsi konvensional jangka pendek, tetapi karena adanya time-lag dalam proses produksi, maka fungsi penawaran saat ini adalah fungsi harga waktu lalu. Fungsi penawaran kedua berhubungan dengan kurva jangka sangat pendek, yaitu ketika produksi dihasilkan maka akan langsung dijual sehingga harga saat ini ditentukan oleh jumlah yang ditawarkan saat ini. Asumsi ini menyatakan bahwa model ini lebih cocok untuk produk yang perishable. Nama Cobweb berasal dari pola yang dibentuk dengan menggabungkan observasi jumlah dan harga berturut-turut pada suatu diagram permintaan dan penawaran (Gambar 7.1). Sebagai contoh, kita menganggap bahwa cuaca yang buruk mengakibatkan penawaran yang sedikit dan oleh karena itu menjadikan harga relative tinggi (P 0 ) pada waktu t 0. Kurva penawaran statis jangka pendek yang tetap untuk cuaca yang normal ditunjukkan dengan garis S. Berdasarkan rencana produsen dengan harga P 0, di produksi sebesar Q 1, yang akan direalisasikan pada waktu t 1 karena ada time-lag yang diperlukan untuk proses produksi. Ketika produksi sebesar Q 1 yang dilakukan pada waktu t 1, market clearing terjadi dengan harga keseimbangan pasar sebesar P 1 yang ditentukan oleh hubungan dengan permintaan pasar D. Harga P 1 adalah dasar untuk produksi, yang direalisasikan untuk memproduksi pada waktu t 2 yaitu sebesar Q 2, yang pada gilirannya akan menentukan P 2, ketika proses tersebut berlanjut, maka mengikuti perkembangan Cobweb. P 0 S P 2 P 4 P 3 P 4 D Q 2 Q 4 Q 3 Q 1 Kuantitas Gambar 8.1. Model Cobweb dengan perputaran convergent Asumsi model tersebut dapat diringkas sebagai berikut : 1. Harga ditentukan oleh suatu struktur pasar yang kompetitif, dan produsen adalah price takers. Page 5 of 7

2. Harga terutama ditentukan oleh pergeseran tingkat penawaran jangka yang sangat pendek (hubungan elastisitas yang sangat tidak elastis dalam setiap waktu/periode). 3. Rencana produksi didasarkan pada harga saat ini. 4. Lag yang diamati paling sedikit satu kali periode yang diperlukan untuk mengubah produksi. 5. Siklus tergantung pada produksi aktual yang sama dengan produksi yang direncanakan. 6. Untuk market clearing cobweb terjadi pada hubungan permintaan dan penawaran yang statis. Model Cobweb pada prinsipnya menunjukkan pada perubahan amplitude siklus yang konvergen, atau konstan pada harga dan jumlah. Biasanya, dilakukan ansumsi bahwa penawaran dan permintaan berhubungan linier. Siklus yang konvergen digambarkan pada gambar 7.1 fungsi penawaran digambarkan mempunyai slope kemiringan yang lebih curam daripada permintaan. Siklus jumlah dan harga di bawah kondisi yang statis, akan berkonvergen ke titik keseimbangan (equilibrium). Jika fungsi permintaan mempunyai kemiringan yang lebih curam daripada fungsi penawaran, maka siklusnya akan berdivergen. Jika kemiringan sama, maka akan dihasilkan amplitude konstan yang terus menerus. Jika satu time lag dalam proses produksi diasumsikan mempunyai dua unit siklus panjang, maka dua siklus akan mempunyai empat unit panjang. Secara spesifik, jika digunakan data bulanan selama 12 bulan terlewatkan di antara panen, maka siklus tersebut besar akan menjadi 24 bulan lamanya. Oleh karena itu, model tersebut menyatakan bahwa siklus mempunyai dua kali panjang dari lag produksi, di mana produksi saat itu sebagai suatu fungsi dari harga periode waktu sebelumnya. Perlu dicatat bahwa tidak ada siklus yang ditentukan dengan baik di dalam produksi tanaman, di mana produser mempunyai cukup sedikit control terhadap produksi. Siklus tidaklah begitu teratur, tetapi penting di dalam mempelajari fluktuasi harga sepanjang waktu. 6. PERGERAKAN HARGA RANDOM Ada variasi dalam harga yang tidak terpola secara pasti atau sistematis dan mungkin dapat dikatakan terjadi begitu saja. Pergerakan ini mengacu pada pergeseran harga yang tidak di perkirakan atau tidak diharapkan yang disebabkan oleh kekuatan yang tidak diantisipasi seperti penemuan, serangan hama, kehancuran fisik dari angin topan atau banjir, atau kekuatan-kekuatan yang tidak terjadi lagi pada interval yang dapat diperkirakan. Sebagai contoh, walaupun angin topan mungkin diperkirakan pada beberpa bulan di beberpa tempat, intensitasnya atau kerusakannya tidak dapat diperkirakan dengan tepat, oleh karena itu dampak yang mungkin mereka miliki pada harga komoditi pertanian akan sangat tidak dapat diperkirakan. Di samping itu, saat ini pola pergerakan random juga diamati karena adanya perubahan siklus ekonomi, seperti adanya resesi atau depresi dan recovery. Page 6 of 7

Perubahan lain yang terjadi akibat adanya perubahan yang relatif besar dinamakan perubahan struktural, seperti adanya krisis ekonomi, jatuhnya rupiah, liberalisasi perdagangan, dan peristiwa lain di mana dampak dari perubahan dalam penawaran ataupun permintaan dilakukan melalui dummy variabel. REFERENSI Anindita, Ratya. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya. Anindita, Ratya dkk. 2005. Ekonomi Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta Kohls, R.L. dan Joseph N. Uhl. 1986. Marketing of Agricultural Product. Fifth Edition. John Willey and Sons, Macmillan Publishing Co-Inc., New York. PROPAGASI Tugas dan Penilaian Individu 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variasi harga musiman? 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variasi harga tahunan? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variasi harga menurut trend? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pergerakan harga sesuai siklus? 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pergerakan harga secara random? Page 7 of 7