Tugas Individu Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen PMB 561 MAINTAINABILITY DALAM KONTEKS IMPLEMENTASI SUATU SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS) Oleh Ekko Harjanto (P056134242.51E) PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat dinamis seiring dengan perkembangan organisasi dan kebutuhan serta gaya hidup manusia yang semakin kompleks dan beragam. Semakin banyak organisasi baik perusahaan maupun non-perusahaan di dunia saat ini yang membutuhkan dan bergantung pada teknologi informasi (TI) dan sistem informasi (SI) dalam mengolah dan memprosesdata informasi bisnisnya.organisasi memanfaatkan TI dan SI untuk mengelola bisnis, produksi, dan memberikan pelayanannya.organisasi tidak mungkin menutup diri atas sistem informasinya serta mencegah semua orang di luar untuk mengakses dirinya.organisasi,justru sebaliknya harus berbagi informasi dan memanfaatkan TI untuk menghubungkan sistem informasinya dengan pihak-pihak yang sering berinteraksi dengan mereka, yakni: pegawai, customer, konsumen, vendor, mitra bisnis, pemegang saham, lembaga pemerintah dan stakeholder lainnya. Software/perangkat lunak sebagai komponen dalam sistem informasi semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem dalam hubungan tersebut. Contohnya: beberapa tahun yang lalu apabila kita membutuhkan tiket kereta atau pesawat maka kita harus membeli dengan cara mengantri didepan loket penjualan, tetapi saat ini hal tersebut tidak perlu dilakukan karena kita dapat melakukan pembelian secara online melalui sistem informasi yang disediakan perusahaan. Contoh lainnya: beberapa tahun yang lalu sistem ATM perbankan hanya dapat melayani penarikan uang tunai (cash) saja. Saat ini, sistem ATM dapat melayani transfer antar rekening, transfer antar bank, pembayaran tagihan telepon/listrik/pam, pembayaran SPP mahasiswa, dan lain-lain. Demikian pula dengan pemesanan kamar hotel juga dapat dilakukan secara online.tingginya intensitas hubungan ini membuat sistem informasi cukup rentan terhadap permasalahan. Oleh karena sistem informasi berkembang, demikian pula dengan sistem pengendalian internal, maka prioritas untuk mencapai keamanan dan pengendalian yang memadai atas sumber daya informasi organisasi, harus menjadi perhatian 2
utama pihak Top Manajemen.Pada saat pengelolaan organisasi bergeser dari sistem manual ke sistem komputer, sistem pengendalianharus dikembangkan untuk menurunkan atau mengendalikan resiko yang dibawa oleh sistem informasi berdasarkan komputer.oleh karena adanya pergeseran ke lingkungan e-commerce berdasarkan Internet, pengendalianperlu dikembangkan untuk mengendalikan munculnya resiko-resiko baru.sifat fleksibilitas atau maintainability sistem software menjadikan penggunaan perangkat lunak semakin banyak digunakan pada sistem yang besar dan kompleks.pengubahan rancangan sistem perangkat keras (hardware) sangat sulit dan memerlukan biaya yang besar.pengubahan rancangan software dapat dibuat kapan saja, baik pada saat pengembangan sistem maupun setelah pengembangan sistem.biaya pengubahan software ini jauh lebih murah daripada biaya pengubahan hardware.perawatan perangkat lunak (software maintenance) adalah aktivitas yang dimulai sejak perangkat lunak mulai digunakan (after delivery) hingga akhirnya perangkat lunak tersebut tidak dapat digunakan lagi (retired).tujuannya adalah untuk memperbaiki kesalahan (to correct), meningkatkan kinerja (to improve), menyesuaikan dengan kebutuhan (to adapt), atau untuk mencegah terjadinya kesalahan (to prevent). B. Tujuan Penulisan Untuk memaparkan urgensi maintainability dalam pengembangan suatu software sistem informasi manajemen. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA Untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidaksecara umum ada 4 (empat) prinsip, yakni: 1. Ketersediaan (availability). Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan dan digunakan dengan mencantumkannya pada pernyataan atau perjanjian tingkat pelayanan. 2. Keamanan (security). Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak memiliki otorisasi. Hal ini akan membantu mencegah: a) penggunaan yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan informasi dan software, serta; b) pencurian sumber daya sistem. 3. Dapat dipelihara (maintainability). Sistem dapat diubah apabila diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi dan teruji sajayang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi seluruh perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus tersedia sumber daya yang mengelola, menjadwalkan, mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen dan para pemakai yang memiliki otorisasi. 4. Integritas (integrity). Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja. Tiga kriteria berikut ini dikembangkan bagi setiap prinsip keandalan di atas untuk mengevaluasi pencapaian prinsip-prinsip dimaksud, yakni: 1. Entitas memiliki tujuan kinerja (performance objective), kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan, dan telah memenuhi tiap prinsip keandalan. Tujuan Kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang ingin dicapai entitas. Kebijakan adalah peraturan-peraturan yang memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja. Standar merupakan prosedur yang dibutuhkan dalam implementasi, agar sesuai dengan kebijakan. 4
2. Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data dan infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan, dengan berdasarkan pada kebijakan dan standar yang telah ditetapkan. 3. Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip keandalan. Pengendalian yang Berhubungan dengan Beberapa Prinsip Keandalan Pengendalian berikut ini sesuai untuk beberapa prinsip keandalan, yaitu: perencanaan strategis dan penganggaran, mengembangkan rencana keandalan sistem, dan melaksanakan dokumentasi. TabelRingkasan Pengendalian Umum Utama Keandalan Kategori Pengendalian Ancaman/Risiko Pengendalian Perencanaan strategis dan penganggaran Mengembangkan rencana keandalan sistem Sistem Informasi mendukung strategi bisnis, kurangnya penggunaan sumber daya, kebutuhan informasi tidak dipenuhi atau tidak dapat ditanggung Ketidakmampuan untuk memastikan keandalan sistem Rencana strategis berlapis yang secara periodik dievaluasi, tim penelitian dan pengembangan untuk menilai dampak teknologi baru atas jalannya bisnis, anggaran untuk mendukung rencana strategis. Memberikan tanggung jawab perencanaan ke pihak manajemen puncak; secara terus-menerus meninjau dan memperbarui rencana; mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menguji kebutuhan, tujuan, kebijakan, dan standar keandalan pemakai; mengidentifikasi dan meninjau seluruh persyaratan hukum yang baru maupun yang telah diubah; mencatat permintaan pemakai atas perubahan; mendokumentasikan, menganalisis, dan melaporkan masalah 5
Dokumentasi Desain, operasi, tinjauan, audit, dan perubahan sistem yang tidak efektif dalam hal keandalan sistem; menetapkan tanggung jawab kepemilikan, penyimpanan, akses, dan pemeliharaan atas sumber daya informasi; mengembangkan program kesadaran atas keamanan serta mengkomunikasikannya pada seluruh pegawai; meminta pegawai baru untuk menandatangani perjanjian keamanan; melaksanakan penilaian risiko atas seluruh perubahan dalam lingkungan sistem. Dokumentasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori dasar, yaitu: (1) Dokumentasi administratif (standar dan prosedur untuk memproses, menganalisis, mendesain, memprogram, menangani file dan menyimpan data), (2) dokumentasi sistem (input aplikasi, tahap pemrosesan, output, kesalahan penanganan), (3) dokumentasi operasional (konfigurasi perlengkapan, program, file, susunan dan pelaksanaan prosedur, tindakan korektif). 6
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Software maintenance adalah suatu aktivitas yang sangat luas, mencakup semua pekerjaan yang dibuat di suatu sistem perangkat lunak setelah perangkat lunak beroperasi. Hal ini meliputi pengoreksian kesalahan, peningkatan, penambahan dan penghapusan kemampuan, adaptasi dalam perubahan kebutuhan data di lingkungan operasi, peningkatan dari pencapaian, kemampuan, atau kualitas yang lain. Tujuan pemeliharaan sistem (system maintenance) dilakukan untuk: Memperbaiki kesalahan Penggunaan software sistem dapat mengungkapkan kesalahan (bugs) dalam software program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian software system, dimana kesalahan-kesalahan ini dapat diperbaiki. Menjaga kemutakhiran (update) sistem Perubahan-perubahan sebagai akibat berlalunya waktu mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau perangkat lunak (software). Meningkatkan sistem Saat manajer menggunakan sistem, mereka melihat cara-cara membuat peningkatan.saran-saran ini diteruskan kepada spesialis informasi yang memodifikasi sistem sesuai saran tersebut. Software maintenance dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tujuannya, yakni: Pemeliharaan korektif (corrective maintenance) Meliputi semua perubahan yang dibuat dengan mencabut secara nyata kesalahan perangkat lunak. Pemeliharaan peningkatan kualitas software (enhancement) Pemeliharaan peningkatan kinerja (improvement) Pemeliharaan penyesuaian (adaptative maintenance) 7
Meliputi perubahan yang diperlukan sebagai konsekuensi dari beberapa mutasi di lingkungan tempat sistem itu beroperasi, misalnya mengubah suatu sistem untuk membuat sistem tersebut dapat berjalan pada platform hardware baru, sistem operasi, DBMS, TP monitor, dan jaringan. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) Isu utama dalam software maintainability suatu sistem informasi adalah aspek pengembangan sistem dan penjagaan sistem dari kerusakan.software maintenance mengikuti siklus yang dimulai dari menentukan solusi untuk masalah yang ditemukan dan mengimplementasikannya.salah satu bagian siklus itu adalah pengujian (software testing). Bahkan pengujian yang sangat teliti pada ratusan atau ribuan variabel dan program, user tetap bisa menemukan bugs dari program yang dikembangkan. Pemeliharaan penyempurnaan (perfective maintenance) Mengacu pada perubahan yang dimulai dari permintaan user, contohnya penyisipan, penghapusan, perluasan dan modifikasi fungsi, penulisan ulang dokumentasi, peningkatan kinerja atau kemudahan penggunaan. Karakteristik Software Berkualitas Menurut ISO 9126 Menurut ISO (International Organization for Standardization) 9126, software berkualitas memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Functionality Kemampuan software untuk menjalankan fungsinya sebagaimana kebutuhan sistemnya. Sub karakteristik: suitability, accuracy, interoperability, security 2. Realibility Kemampuan software untuk dapat tetap tampil sesuai dengan fungsi ketika digunakan. Sub karakteristik: maturity, fault tolerance, recoverability 3. Usability Kemampuan software untuk menampilkan performance relatif terhadap penggunaan sumberdaya. 8
Sub karakteristik: Understanbility, Learnability, Operability, Attractiveness 4. Efficiency Kemampuan software untuk menampilkan performans relatif terhadap penggunaan sumberdaya. Sub karakteristik: Time behaviour, Resource Utilization 5. Portability Kemampuan software untuk ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain. Sub karakteristik: Adaptability, Installability 6. Maintainability Kemampuan software untuk dimodifikasi (koreksi, adaptasi, perbaikan) Sub karakteristik: Analyzability Analyzability merupakan kemudahan untuk menentukan penyebab kesalahan. Changeability Changeability merupakan kualitas lain dari Flexibility yang berarti kemudahan dilakukannya perubahan atau modifikasi terhadap software. Stability Stability bukan berarti perangkat lunak itu tidak pernah berubah, tapi juga berarti terdapat resiko kecil pada modifikasi software yang memiliki dampak tidak terduga. Testability Merupakan kemudahan pengujian dan penilaian, apakah setiap unit software yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan user system tersebut. 9
Urgensi Software Maintainability Software System maintainability menjadi urgen karena pada software system maintenance terjadi usaha perbaikan secara berkelanjutan untuk mempertemukan kebutuhan organisasi terhadap sistem dengan kinerja sistem yang telah dibangun.maintainer programmer diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan end-user. Seperti halnya tugas maintenance yang lain, akan lebih mudah jika programmer yang bersangkutan juga terlibat dalam pengembangan software tersebut. Selain itu pemeliharaan rutin juga harus dilakukan untuk mendukung software maintenance.pemeliharaan rutin itu terdiri dari pemeliharaan fisik, pemeliharaan system operasi server dan software aplikasinya, pemeliharaan dan perlindungan data, serta perlindungan software user dari virus dan spam, juga hacker dan cracker. Berdasarkan standar ISO tentang kualitas software di atas, aspek maintainability sangat menentukan kualitas dari suatu software.suatu software dianggap berkualitas baik apabila software tersebut mudah dianalisa, fleksibel, stabil, dan dapat diuji hasil maintenance-nya.maintainability tidak terikat pada kode, maintainability menjelaskan berbagai produk software, termasuk spesifikasi, desain dan test plan documents.jadi kita membutuhkan suatu ukuran maintainability untuk seluruh produk yang kita harapkan dapat dimaintain. Operasi software maintenance idealnya tidak menurunkan keandalan dan struktur dari sistem utama, tidak juga menurunkan kemudahan pemeliharannya. Jika tidak ada perubahan pada masa depan, pemeliharannya akan menjadi lebih sulit dan mahal dalam penerapannya. 10
IV. KESIMPULAN Software system maintainability menjadi urgen karena pada software system maintenance terjadi usaha perbaikan secara berkelanjutan untuk mempertemukan kebutuhan organisasi terhadap sistem dengan kinerja sistem yang telah dibangun.pengubahan rancangan software dapat dibuat kapan saja, baik pada saat pengembangan sistem maupun setelah pengembangan sistem.biaya pengubahan software ini jauh lebih murah daripada biaya pengubahan hardware. Pengembangan sistem otomasi memerlukan dukungan sumber daya manusia, sebagai unsur utama (brainware).sdm berkualifikasi TI semakin diperlukan, mengingat makin tingginya prosentase tugas layanan organisasi yang menggunakan bantuan sistem otomasi, serta kondisi sains dan teknologi yang peka terhadap perubahan sangat cepat, dan efek globalisasi.dalam hal ini, pengembangan SDM berkualifikasi TI sebagai prioritas merupakan langkah tepat dan strategis. Faktor pemeliharaan (maintainability) memiliki nilai cukup tinggi di antara indikator-indikator lain dalam kualitas pengembangan software terutama dalam hal stabilisasi sistem. 11
V. DAFTAR PUSTAKA 1. Smith, D.D. 1999. Designing Maintainable Software. Springer-Verlag New York, Inc. New York. 2. Sommerville, I. 2003. Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak) Ed. 6. Erlangga. Jakarta. 3. Laudon, Kenneth C. & Jane P. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Mengelola Perusahaan Digital. ANDI. Yogyakarta. 4. Fatta, H.A. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Penerbit Andi. Yogyakarta. 5. Wahyono, T. 2007. Building & Maintenance PC Server. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. 6. April, A. and Abran, A. 2008. Software Maintenance Management: Evaluation and Continuous Improvement. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey. 7. Simarmata, J. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Penerbit Andi. Yogyakarta. 8. O Brien, JA & Marakas, 2011, Management Information System. 10 th Edition, McGraw-Hill.Inc. Boston. 9. Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, MSc. dan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc.,2014Sistem Informasi Manajemen (PMB 561). Diktat Mata Kuliah SIM, MB-IPB. 12