PENERAPAN BARISAN DAN DERET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

EKONOMI TEKNIK. Ekuivalensi

STUDI KELAYAKAN: ASPEK FINANSIAL. F.Hafiz Saragih SP, MSc

Penurunan Persamaan Perpetuitas dan Anuitas

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

Dasar Ekonomi Teknik: Matematika Uang. Ekonomi Teknik TIP FTP UB

Angka Banding Manfaat dan Biaya

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

EKIVALENSI PRESENT WORTH FUTURE WORTH ANNUAL WORTH GRADIENT SERIES. Christina Wirawan 1

MATERI HITUNG KEUANGAN

JENIS BUNGA PEMAJEMUKAN KONTINYU

PERTEMUAN III PERSAMAAN REGRESI TUJUAN PRAKTIKUM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi linier sederhana yang variabel bebasnya ( X ) berpangkat paling tinggi satu.

H. MEMECAHKAN MASALAH KEUANGAN DENGAN KONSEP MATEMATIKA

LOGO MATEMATIKA BISNIS (Deret)

UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK

Di dunia ini kita tidak dapat hidup sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan orang lain. Hubungan itu pada umumnya dilakukan dengan maksud tertentu


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial. 1.2 Populasi dan Sampel

MATEMATIKA EKONOMI (Deret)

PENDAHULUAN Metode numerik merupakan suatu teknik atau cara untuk menganalisa dan menyelesaikan masalah masalah di dalam bidang rekayasa teknik dan

4/1/2013. Bila X 1, X 2, X 3,,X n adalah pengamatan dari sampel, maka rata-rata hitung dirumuskan sebagai berikut. Dengan: n = banyak data

Analisis Kriteria Investasi

BAB III UKURAN PEMUSATAN DATA

3/19/2012. Bila X 1, X 2, X 3,,X n adalah pengamatan dari sampel, maka rata-rata hitung dirumuskan sebagai berikut

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi linier sederhana merupakan bagian regresi yang mencakup hubungan linier

BAB 5 BARISAN DAN DERET KOMPLEKS. Secara esensi, pembahasan tentang barisan dan deret komlpeks sama dengan barisan dan deret real.

Analisis Kriteria Investasi TUJUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV BATAS ATAS BAGI JARAK MINIMUM KODE SWA- DUAL GENAP

UKURAN GEJALA PUSAT (UGP)

WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST

MATEMATIKA INTEGRAL RIEMANN

CATATAN KULIAH #12&13 Bunga Majemuk

STATISTIKA A. Definisi Umum B. Tabel Distribusi Frekuensi

BAB 1 ERROR PERHITUNGAN NUMERIK

2.2.3 Ukuran Dispersi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling

BAB 6 PRINSIP INKLUSI DAN EKSKLUSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan smash sebelum dan sesudah latihan power otot lengan adalah sebagai

FMDAM (2) TOPSIS TOPSIS TOPSIS. Charitas Fibriani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5. ANALISIS REGRESI DAN KORELASI

BAB III PERSAMAAN PANAS DIMENSI SATU

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi, diperlukan suatu

BAB 4: Anuitas Lebih Umum

Jawablah pertanyaan berikut dengan ringkas dan jelas menggunakan bolpoin. Total nilai 100. A. ISIAN SINGKAT (Poin 20) 2

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten

BAB 2 LANDASAN TEORI. perkiraan (prediction). Dengan demikian, analisis regresi sering disebut sebagai

CADANGAN PROSEKTIF ASURANSI JIWA DWIGUNA BERDASARKAN ASUMSI CONSTANT FORCE

KALKULUS LANJUT. Pertemuan ke-4. Reny Rian Marliana, S.Si.,M.Stat.

SUM BER BELA JAR Menerap kan aturan konsep statistika dalam pemecah an masalah INDIKATOR MATERI TUGAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.1 Biaya Investasi Pipa

TAKSIRAN UMUR SISTEM DENGAN UMUR KOMPONEN BERDISTRIBUSI SERAGAM. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money)

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

Penarikan Contoh Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

BAB 2. Tinjauan Teoritis

TATAP MUKA III UKURAN PEMUSATAN DATA (MEAN, MEDIAN DAN MODUS) Fitri Yulianti, SP. Msi.

Uji Statistika yangb digunakan dikaitan dengan jenis data

S2 MP Oleh ; N. Setyaningsih

Penarikan Contoh Gerombol (Cluster Sampling) Departemen Statistika FMIPA IPB

TEKNIK SAMPLING. Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas

STATISTIK. Ukuran Gejala Pusat Ukuran Letak Ukuran Simpangan, Dispersi dan Variasi Momen, Kemiringan, dan Kurtosis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS GUNADARMA POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN BAHAN AJAR. Oleh : Muhammad Imron H. Modul Barisan dan Deret Hal. 1

ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si.

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

8. MENGANALISIS HASIL EVALUASI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. regresi berkenaan dengan studi ketergantungan antara dua atau lebih variabel yaitu

Pendahuluan. Relasi Antar Variabel. Relasi Antar Variabel. Relasi Antar Variabel 4/6/2015. Oleh : Fauzan Amin

TUGAS MATA KULIAH TEORI RING LANJUT MODUL NOETHER

BAB IX PENGGUNAAN STATISTIK DALAM SIMULASI

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK

SOLUSI TUGAS I HIMPUNAN

Regresi & Korelasi Linier Sederhana. Gagasan perhitungan ditetapkan oleh Sir Francis Galton ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

PERTEMUAN 14-MPC 2 PRAKTIK. Oleh: Adhi Kurniawan SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

MINGGU KE-10 HUBUNGAN ANTAR KONVERGENSI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama.

Bab II Teori Pendukung

ANALISIS ALGORITMA REKURSIF DAN NONREKURSIF

Pertemuan 3 Luas Daerah Bidang Datar, dan Volume Benda Padat dengan Metode Bidang Irisan Sejajar

47 Soal dengan Pembahasan, 46 Soal Latihan

Muniya Alteza

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.2. Ilustrasi Tabel Input-Output (3 Sektor) Alokasi Permintaan Output Antara Permintaan F 1

* MEMBUAT DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI MENGGUNAKAN ATURAN STURGES

Mean untuk Data Tunggal. Definisi. Jika suatu sampel berukuran n dengan anggota x1, x2, x3,, xn, maka mean sampel didefinisiskan : n Xi.

APLIKASI MATEMATIKA DALAM TEORI KAPITAL

ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA : PERSOALAN ESTIMASI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

STATISTIKA. A. Tabel Langkah untuk mengelompokkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi data berkelompok/berinterval: a. Rentang/Jangkauan (J)

Notasi Sigma. Fadjar Shadiq, M.App.Sc &

XI. ANALISIS REGRESI KORELASI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Statistik merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan,

Ukuran Pemusatan Data. Arum Handini P., M.Sc Ayundyah K., M.Si.

LANGKAH-LANGKAH UJI HIPOTESIS DENGAN 2 (Untuk Data Nominal)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Mulya Agro Bioteknologi yang terletak

Pembayaran pertama yang dilakukan pada setiap akhir tahun selama n tahun

Transkripsi:

PENERPN BRIN DN DERET. MODEL PERKEMBNGN UH Jka perkembaga varabel-varabel tertetu dalam kegata usaha (msalya: produks, baya, pedapata, pegguaa teaga kerja, peaama modal) berpola sepert barsa artmetka, maka prsp-prsp barsa artmetka dapat dguaka utuk megaalsa perkembaga varabel tersebut. Berpola sepert barsa artmetka maksudya bahwa varabel yag bersagkuta bertambah secara kosta dar satu perode ke perode berkutya. Cotoh soal: 1. Perusahaa geteg glames meghaslka 3000 buah geteg pada bula pertama produksya. Dega peambaha teaga kerja da pegkata produktftas, perusahaa mampu meambah produksya sebayak 500 buah setap bula. Jka perkembaga produksya kosta, berapa buah geteg yag dhaslkaya pada bula kelma? Berapa buah yag telah dhaslka sampa dega bula tersebut? 2. Besar peermaa PT BC dar hasl pejuala baragya Rp 720 juta pada tahu kelma da Rp 980 pada tahu ketujuh. pabla perkembaga hasl pejuala tersebut berpola sepert barsa artmetka, berapa perkembaga peermaaya per tahu? Berapa besar peermaa pada tahu pertama da pada tahu ke berapa peermaaya sebesar Rp 460 juta? 3. Pabrk sepatu jempol memproduks 10.000 pasag sepatu pada tahu pertama operasya. Namu karea stuas perekooma yag tdak megutugka, produksya terus meyusut 500 pasag setap tahu. Berapa produksya: a. pada tahu keempat? b. pada tahu ke-lma belas? c. Berapa yag telah dproduks sampa dega tahu kesepuluh? 4. Pabrk kecap XYZ memproduks 24.000 botol kecap pada tahu ke-6 operasya. Karea persaga keras dar kecap-kecap merek la, produksya terus meuru secara kosta sehgga pada tahu ke-10 haya memproduks 18.000 botol. a. Berapa botol peurua produksya per tahu? b. Pada tahu keberapa pabrk kecap XYZ tdak berproduks lag (tutup)? c. Berapa botol kecap yag dhaslka selama operasya? 5. eorag pedagag memperoleh laba sebesar Rp 700 rbu pada bula kelma kegata usahaya. edagka jumlah seluruh laba yag dperoleh selama tujuh bula pertama sebayak sebayak Rp 4.620 rbu. Htuglah: a. Laba yag dperoleh pada bula pertama da pegkata labaya per bula. Hal 1

b. Laba pada bula kesepuluh. c. Jumlah laba selama setahu pertama dar kegata usahaya? 6. Jumlah hasl produks sebuah perusahaa selama 5 tahu pertama operasya sebayak 3.000 ut, pada tahu ke-6 perusahaa tersebut tutup. Htuglah produks pada tahu pertama da prosetase keaka atau peurua produksya. 7. Perusahaa X memula produksya dega 1.000 ut, da berkurag 100 ut setap bulaya. edagka perusahaa Y megawal produksya dega 500 ut, megkat 25 ut setap tahu. a. Pada tahu keberapa produks mereka sama jumlahya? b. Kapa perusahaa X aka memproduks sebayak 0? c. Berapa produks perusahaa Y pada tahu tersebut? B. MODEL PERTUMBUHN PENDUDUK Peerapa deret ukur yag palg kovesoal d bdag ekoom adalah dalam hal peghtuga pertumbuha peduduk, sebagamaa perah dyataka oleh Malthus, peduduk dua tumbuh megkut pola deret ukur. P Pr -1 Dmaa : P : populas peduduk pada tahu bass (tahu pertama / ke-1) P r : populas peduduk pada tahu ke- : (1+ persetase pertumbuha peduduk per tahu) : jumlah peduduk Cotoh soal: 1. Peduduk suatu kota berjumlah 100.000 jwa pada tahu 1975, tgkat pertumbuhaya 4 perse per tahu. Htuglah jumlah peduduk kota tersebut pada tahu 1984 da tahu 2000. 2. Peduduk suatu egara tercatat 25 juta jwa pada tahu 1980. Berapa jumlah peduduk pada tahu 1990 da 2000, jka tgkat pertumbuhaya 3% per tahu? 3. Peduduk sebuah kota tercatat 2,5 juta jwa pada tahu 1982, da dperkraka mejad 3 juta jwa pada tahu 1986. Jka tahu 1980 daggap merupaka tahu bass a. Berapa perse tgkat pertumbuhaya? b. Berapa jumlah peduduk pada tahu 1980? c. Berapa jumlah peduduk pada tahu 1991? d. pada tahu berapa pedudukya berjumlah 5 juta jwa? Hal 2

C. BUNG MJEMUK Peghtuga buga majemuk merupaka peerapa dar barsa geometr (barsa ukur). Msal suatu modal sebesar Rp 1.000,- (P) dbugaka secara majemuk dega suku buga 10% per tahu (), maka besarya modal tersebut d masa datag (F) dapat dhtug sebaga berkut: setelah 1 tahu: F 1 1000 + (1000 X 0,10) 1100 F 1 P + P P(1 + ) setelah 2 tahu: F 2 1100 + (1100 X 0,10) 1210 F 2 (P + P) + (P + P) P + P + P + P 2 P + 2 P + P 2 P (1 + 2 + 2 ) P (1 + ) 2 setelah 3 tahu: F3 P (1 + )3 setelah tahu: F P (1 + ) dega demka la la d masa datag dar suatu jumlah sekarag adalah: Dmaa: F P F + P(1 ) la d masa depa jumlah sekarag suku buga per tahu jumlah tahu pabla buga dbayarka lebh dar satu kal (msalka m kal) dalam satu tahu maka rumus la d masa depa mejad: F + m m P(1 ) m frekues pembayara dalam setahu. ecara matemats rumus d atas dapat dmapulas utuk meetuka la sekarag dar la d masa datag. P F (1 + ) atau F P m (1+ ) m Hal 3

Latha: 1. Noa Fa meabug uagya Rp 1.500.000 d Bak dega tgkat buga 15% per tahu. Berapakah la uagya d masa datag setelah 10 tahu kemuda jka dbuga-majemukka secara: a). emestera, b). Kuartala, da c). Bulaa. 2. eorag pegusaha berharap lma tahu medatag memperoleh laba sebesar Rp 25.000.000. Jka tgkat buga yag berlaku saat 12% per tahu da dbayarka secara kuarta, berapakah jumlah laba pegusaha tersebut saat? D. NILI M DTNG DRI NUIT utas adalah seragkaa pembayara yag dbuat secara perodk da dalam jumlah uag yag tetap atau sama. Dalam autas dasumska bahwa semua pembayara dbuat pada akhr perode dega buga majemuk. Ilustras: Na meabug uagya sebayak 1 juta setap permulaa tahu, dmaa buga 12% per tahu secara majemuk. Berapa jumlah tabuga Na setelah 4 tahu (akhr tahu ke-3 atau awal tahu ke-4)? 1 2 3 4 1 jt 1 jt (1,12) 1 + 1 jt 2.120.000 1 jt (1,12) 2 + 1 jt (1,12) 1 + 1 jt 3.374.400 1 jt (1,12) 3 + 1 jt (1,12) 2 + 1 jt (1,12) 1 + 1 jt 4.779.328 Igat rumus Deret Geometr: D a(1 r ) dapat dtuls sebaga (1 r ) D a( r 1) ( r 1) Maka jumlah tabuga Na setelah 4 tahu dapat dhtug sbb: a( r 1) ( r 1) 4 1jt(( 1, 12 ) 1) (1, 12 1) (( 1+ 0,12) 1 jt 0,12 1jtx0,574 0,12 4.779.328 4 1) ehgga d dapat rumus la masa datag dar autas adalah: P((1 + ) 1) Hal 4

Daa Cadaga Daa cadaga dsebut juga sebaga skg fud yatu daa yag dsshka (dcadagka) utuk pembayara la tertetu dmasa yag aka datag. Msalka perusahaa meyshka sebaga labaya utuk membayar utag sejumlah tertetu setelah seka tahu d masa datag. Rumus daa cadaga dperoleh dar rekayasa rumus la masa datag dar autas d atas, yatu: Latha: P (1 + ) 1 atau P (1 + ) 1 1. Noa Debby meabug uagya d Bak setap awal bula sebesar Rp 500.000 selama 8 tahu. Jka tgkat buga yag berlaku sebesar 18% per tahu, berapakah jumlah uag oa Debby d masa datag bla buga dbayarka (dperhtugka) secara bulaa? 2. uatu perusahaa g meyshka daaya setap bula selama 5 tahu utuk pembayara pjama perusahaa. Jumlah la pjama perusahaa tersebut dperkraka 5 tahu medatag sebesar Rp 75.000.000. Buga dbayarka secara majemuk sebesar 15% per tahu. Berapa jumlah daa yag harus dsshka atau dcadagka setap bula oleh perusahaa agar dapat meluas pjama tersebut? E. NILI EKRNG DRI NUIT Nla sekarag dar autas adalah jumlah dar la-la sekarag dar setap perode pembayara atau peermaa uag tertetu. 1 2 P(1+ ) + P(1 + ) +... + P(1 + ) Jka dfaktorka dega (1+) -, maka persamaa d atas mejad: 1 2 2 1 P(1+ ) [(1+ ) + (1+ ) +.... + (1+ ) + (1+ ) + (1+ ) + 1] 1 2 1 Karea [ 1+ (1+ ) + (1+ ) + (1+ ) +... (1+ ] persamaa datas mejad: ) P( 1 + ) P( 1 + ) [ ] ( 1 1 ( 1 + ) P + ) 1 Jad rumus la sekarag dar autas adalah: 1 (1+ ) P Hal 5

Dmaa: Nla sekarag dar autas P Jumlah pembayara per perode Tgkat buga tahua Jumlah perode pembayara Peysha Pjama Kosep peysha pjama (loa amortzato) hampr sama dega daa cadaga (skg fud). Utuk daa cadaga pembayara ccla hutag secara perodk dlakuka saat, agar d masa medatag aka terluas jumlah tertetu utag atau pjama; sedagka peysha pjama jumlah tertetu utag atau pjama sudah dterma saat, kemuda dlakuka pembayara ccla atau agsura utag secara perodk. Rekayasa rumus la sekarag dar autas aka dperoleh rumus peysha pjama (loa amortzato) yatu: P 1 (1 + ) atau P 1 (1+ ) Dmaa: Nla sekarag dar autas P Jumlah pembayara per perode Tgkat buga tahua Jumlah perode pembayara Latha: 1. Nacy g meabug setap bula sebayak Rp 2.500.000 setap permulaa tahu, selama 4 tahu d suatu Bak. Jka tgkat buga yag berlaku adalah 12% per tahu yag dbayar secara majemuk. Berapakah jumlah la sekarag dar tabuga Nacy selama 4 tahu tersebut? 2. hta berkega membel rumah dega pembela secara kredt seharga Rp 80.000.000. esua perjaja dar phak pegembaga (developer) waktu pembayara rumah tersebut adalah 5 tahu, dmaa pembayara dlakuka secara ccla setap bula. Tgkat buga yag dkeaka dalam pembayara ccla adalah 15% per tahu. Berapakah jumlah pembayara yag harus dccl setap bulaya? Hal 6