JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Elektromekanik

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Mekanik

TE Dasar Sistem Pengaturan

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

= JALINAN DARI BERBAGAI BAGIAN YANG BERINTERAKSI SISTEM DITANDAI DENGAN MASUKAN DAN KELUARAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Pemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan.

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

MK Konsep Teknologi KEREKAYASAAN, PROFESIONALISME, DAN DESAIN

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

BAB 2 PEMODELAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Elektrik

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

SKRIPSI. Analisa sistem..., Denna Maulana Achmad, FT UI, 2012

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

Simulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi

3/4/2010. Kelompok 2

Bab IV Analisis dan Pengujian

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

TUGAS PERTANYAAN SOAL

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

Induksi Elektromagnetik

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 3 PEDOMAN UMUM... 3 PERCOBAAN Teori Dasar Prosedur Percobaan Ringkasan...

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

Percobaan III Gejala Transien

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

SASARAN PEMBELAJARAN

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf...

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

1.1. Definisi dan Pengertian

Induksi Elektromagnet

dan penggunaan angka penting ( pembacaan jangka sorong / mikrometer sekrup ) 2. Operasi vektor ( penjumlahan / pengurangan vektor )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Mahasiswa dapat mengetahui blok diagram sistem. 2. Mahasiswa dapat memodelkan sistem kendali analog

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

LVDT (Linear Variable Differensial Transformer)

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

BAB III PERANCANGAN ALAT

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

Studi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran

β QV β TV γ : rasio induktansi (γ =L r /L s ) γ m η η B η H η M η o η P η RR η S λ m λ r λ dr λ dro λ dr * λ qr λ qro μ π : konstanta 3.

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

Universitas Medan Area

Transkripsi:

SISTEM ENGINEERING Disusun oleh : Dr. Drs. Jaja Kustija, M.Sc. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i Modul 1 MODEL DAN SISTEM... 1 Modul 2 SISTEM UMPAN BALIK DAN KESTABILAN... 4 Modul 3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN OPTIMASI... 10 Modul 4 KEREKAYASAAN, PROFESIONALISME, DAN DESAIN... 14 Modul 5 SISTEM ELEKTROMEKANIS... 17 Modul 6 SISTEM RODA GIGI... 23 Modul 7 SISTEM FISIK... 27 i

Modul 1 MODEL DAN SISTEM Dalam proses perancangan suatu sistem memerlukan tahapan yang disebut pemodelan. Pemodelan berasal dari kata model yang dalam istilah teknologi berarti reprensentasi suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana sehingga lebih jelas dan mudah dikerjakan. Sedangkan pemodelan adalah proses penerjemahan keadaan fisik kedalam bahasa matematis. Bentukan model dapat dinyatakan dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut : Model Ikonik Memberikan visualisasi atau peragaan dan permasalahan yang ditinjau, dapat berupa foto, maket, grafik dan pie chart. Model Analog Didasaekan pada keserupaan gejala yang ditunjukkan oleh masalah dan dimiliki oleh model, misalnya menggunakan simulator. Model Matematik atau Simbolik Menyatakan secara kuantitatif persamaan matematik yang mewakili masalah. Model matematik merupakan bahasa yang eksak, memberikan hasil kuantitatif, mempunyai aturan (rumus, cara pengerjaan) yang memungkinkan pengembangan lebih lanjut. Tujuan dari pemodelan suatu sistem adalah untuk melakukan analisis dan mengetahui karakteristik suatu sistem. Dengan melakukan pemodelan terhadap suatu sistem, dapat diujikan berbagai macam kondisi pada sistem tersebut secara keseluruhan dapat dilihat tanpa perlu membuat model fisisnya cukup dengan suatu perangkat komputer, sistem tersebut dapat disimulasikan. Pembuatan model dipengaruhi oleh latar belakang dan alam pikiran si pembuat. Tahapan pembatan model dapat digambarkan sebagai berikut : 1

1) Berdasarkan observasi masalah, pilihlan dan bentuklah suatu model. Pada awal pembentukan model ini dilakukan upaya penyederhanaan dengan cara linearisasi atau variable tertentu dianggap sangat kecil pengaruhnya. 2) Melakukan pengamatan atau pengukuran untuk membandingkan kenyataan dengan apa yang digambarkan atau diramalkan oleh model. 3) Dari pembandingan dan penyimpangan antara model dan kenyataan lalu diputuskan apa memilih tahap-4 atau tahap-5. 4) Menghentikan penyempurnaan model karena tidak ekonomis lagi atau karena ketelitian sudah mencukupi. 5) Mengulangi proses dengan anggapan bahwa akan lebih ekonomis atau masih dapat diproses lebih teliti lagi. Sistem merupakan jalinan dari berbagai bagian yang berinteraksi. Sistem ditandai dengan masukan dan keluaran. Masukan dan keluaran dapat berbentuk abstrak (bukan benda fisik). Masukan bisa diartikan sebagai sebab (eksitasi, penggerak, instruksi, sasaran, kriteria, dst) dan keluaran adalah akibat (respon dan seterusnya). Berikut beberapa sistem dasar yang banyak dijumpai dalam berbagai sistem dan merupakan komponen penting dalam komputer analog : Scalor : Keluaran sama dengan suatu konstanta kali masukan. Y = K.X Adder : Keluaran merupakan penjumlahan dari dua masukan atau lebih masukan. Misalnya mencari IQ rata-rata dari 500 mahasiswa baru berdasarkan syarat penerimaan, yaitu yang diterima hanya mereka dengan IQ = 120 dan IQ = 105. 2

Integrator : Keluaran merupakan integrasi dari masukan atau masukan merupakan laju perubahan dari keluaran. Misalnya pengisian reservoir air : 3

Modul 2 SISTEM UMPAN BALIK DAN KESTABILAN Sistem gelung terbuka (open loop system) yang dapat digambarkan sebagai berikut : Sementara sistem dengan umpan balik (feed back system) dapat digambarkan sebagai berikut : Umpan balik digunakan sebagai sinyal yang mempengaruhi pengendalian sistem. Umpan balik merupakan ciri khusus dari sistem yang mempunyai sasaran pengendalian. Pemproses sinyal sama dengan kompataror atau pembanding. Error dipakai sebagai sinyal penggerak pengendalian (control action). 4

Contoh -1 : Sistem Pengatur Tinggi Air Dalam contoh ini diagram kotak disertai dengan tanda panah tetapi dengan besaran yang berbeda karena semua itu hanyalah aliran informasi. 5

Contoh - 2 : Sistem Pengatur Temperatur Tubuh Pengendalian Sistem terhadap Gangguan dari Luar Sistem tanpa umpan balik (sebelum ditambah umpan balik) adalah rawan terhadap gangguan. 6

Sistem dengan umpan balik, untuk menekan pengaruh dari luar. Kompensasi otomatis untuk menanggulangi kelemahan di dalam sistem itu sendiri (internal), adalah : 1. Sistem tanpa umpan balik rawan terhadap kelemahan internal. 7

2. Sistem dengan umpan balik mempunyai kontrol kepekaan. Sistem dengan Umpan Balik Diperlambat (delay) Perlambatan disengaja untuk mendapatkan output yang berubah, dengan input yang sama. Perlambatan tidak sengaja terjadi karena kelambatan tidak mengidera output, atau kelambatan mengirim sinyal ke komparator sehingga dapat berakibat fatal. 8

Umpan balik negatif dan positif Disamping keberhasilan umpan balik, ada resiko yang akan dihadapi yaitu sistem manjadi lebih rumit, dan ada kemungkinan system manjadi tidak stabil. Suatu sistem dirancang pada kondisi kerjanya untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Untuk itu perlu informasi apakah pada kondisi kerjanya suatu sistem dalam keadaan stabil atau tidak stabil. Sistem yang tidak stabil dapat mengakibatkan kerugian. Fenomena stabilitas didekati secara kuantitatif dengan model dan dianalisis untuk mengetahui kapan system berubah dari kondisi stabil ke kondisi tidak stabil. Stabilitas berkaitan dengan kondisi kerja dan keadaan operasi (operating state). 9

Modul 3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN OPTIMASI Sistem Engineering Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara intuitif atau analitis, yang dapat dikemukakan dalam skema berikut : 10

Pengambilan keputusan secara analisis dapat digambarkan sebagai berikut : Bila proses 1, 2, dan 3 berlangsung sangat cepat, dapat dikatakan pengambilan keputusan bersifat intuitif (misalnya karena latihan, pengalaman, dan sebagainya). Pengambilan keputusan secara analitis akan melalui tahap-tahap sebagai berikut : Mengembangkan model dari masalah Menentukan kriteria Memperhatikan kendala yang ada Melakukan optimasi 11

Pengambilan keputusan secara intuitif dapat digambarkan sebagai berikut : Sistem Engineering Secara agak rinci kompenen pengambilan keputusan dapat dijelaskan sebagai berikut : Model adalah berupa penggambaran suatu masalah dapat berupa grafik, gambar, data, atau hubungan matematik. Kriteria adalah yang menjadi tujuan atau objektif dari suatu pengambilan keputusan. Hal ini perlu ditetapkan pada awal proses pengambilan keputusan. Kendala adala faktor yang bersifat membatasi ruang gerak pengambilan keputusan. Optimasi adalah upaya untuk mandapatkan keputusan terbaik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan kendala yang ada. 12

Kerangka Optimasi Kerangka optimasi dalam pengambilan keputusan adalah untuk mendapatkan hasil yang optimal baik secara maksimal perolehan dan minimal pengeluaran. Beberapa cara penyelesaian masalah optimasi berdasarkan pengalaman yaitu sebagai berikut : 1. Program Linier Dalam metode ini diambil asumsi kelinieran. Fungsi tujuan dan pembatas dinyatakan dalam ketidaksamaan linier. Fungsi tujuan dinyatakan dalam bentuk maksimasi atau minimasi sementara fungsi pembatas selalu sama atau lebih besar dari nol. 2. Program Dinamik Merupakan pendekatan masalah pengambilan keputusan dengan jalan menetapkan urut-urutan keputusan, dimana strategi menyeluruh yang optimal dapat diturunkan dengan jalan memperhitungkan akibat dan pengaruh dari tiap keputusan secara optimal. 3. Metode Antrian Persoalan antrian akan dapat dipecahkan bila waktu pelayanan rata-rata lebih kecil dari waktu kedatangan rata-rata. Faktor utilisasi tempat pelayanan dinyatakan sebagai : 4. Algoritma Lorong Permasalahannya adalah untuk mendapatkan jumlah orang yang optimal pada suatu tempat yang dapat mengawasi daerah-daerah yang telah ditetapkan, misalnya jumlah polisi yang diperlukan untuk mengawasi jalan atau daerah tertentu. 5. Permainan (game). Dalam permainan (game) ada dua pihak yang berkompetisi atau bersaing, masingmasing akan menentukan strategi untuk mengalahkan yang lainnya. Sifat zero sum artinya selalu ada pihak yang menag dan ada yang kalah, seperti dalam permainan olah raga. 13

Modul 4 KEREKAYASAAN, PROFESIONALISME, DAN DESAIN Sistem Engineering Kerekayasaan adalah bahasan tentang masalah dan pemecahannya. Masalah timbul dari keinginan untuk mencapai transformasi dari suatu keadaan (status) ke keadaan lain yang lebih berdaya guna. Solusi adalah suatu cara untuk mencapai transformasi dari suatu keadaan ke keadaan lain yang lebih bermanfaat. Kebanyakan maslah mempunyai lebih dari satu solusi. Dasar pilihan dari berbagai solusi adalah kriteria atau tolak ukur. Setiap masalah memiliki beberapa pembatasan atau restriksi atau kendala yang harus diperhatikan dalam mencapai solusinya. Kendala, kriteria, alternatif, dan transformasi ini akan mudah dipahami dari berbagai contoh proyek. Rancangan Proyek : Sistem Pemroses Informasi Diagnostikator Proses merancang (desain) akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Kelayakan ekonomi Keselamaran Akseptansi masyarakat Kemungkinan pembuatannya, dan Penerapan sains untuk pengembangan. Proses Penelitian Sains akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Validitas (keberlakuan) dari teorinya Reproduksibilitas eksperimennya, dan Metode pengamatan gejala alam. 14

Kualitas seorang insinyur yang kompeten yang seharusnya dimiliki oleh seorang insinyur adalah : Pengetahuan faktual (factual knowledge) Keterampilan (skill) Sikap mental (attitude) Kemampuan untuk mendidik dan meningkatkan kemampuan diri (capacity for continuing self-improvement). Proses Desain 1. Tahap Pengambilan Keputusan Dalam proses mencari solusi, jumlah dan ragam pilihan harus sebanyak mungkin (ekspansif). Baru dalam tahap pengambilan keputusan dilakukan prosedur penyisihan, penyaringan atau reduksi. Pengambilan keputusan yang umum mencakup pertimbangan penetapan kriteria dan penentuan bobotnya. Suatu solusi rekayasa sederhana dibandingkan dengan apa yang dapat dicapai biasanya dinyatakan sebagai elegan sama dengan apa yang dapat dicapai dibandingkan terhadap nilai kerumitannya. 2. Spesifikasi Solusi dan Daur Ulang Masukan-masukan pada tahap ini adalah solusi-solusi yang dipilih tidak lengkap, dan tidak terorganisir rapih. Tahap proses desain dengan input dan outputnya dapat digambarkan dalam skema berikut ini : Urutan logis diatas adalah pola baku. Dalam prakteknya dapat terjadi pengulangan kembali tahap-tahap tertentu, umpan balik, pemasukan atau penyisipan input-input baru dan seterusnya. 15

Sesuai dengan siklus desain, kewajiban insinyur tidak berhenti sampai pada spesifikasi solusi saja, tanggung jawabnya berkembang sampai dengan rancangan diterima atau disetujui, pengawasan pelaksanaan proyek dan awal penggunaannya, pengawasan dan evaluasi dalam operasi, memutuskan atau membantu memutuskan apakah desain perlu diulang. Secara skematis daur desain dapat digambarkan sebagai berikut : Suatu siklus desain akan lengkap bila solusi terhadap suatu masalah (desain) lebih menguntungkan bila proses desain solusi yang lebih baik perlu dimulai. Demikianlah akhir dari suatu siklus desain adalah awal dari siklus desain baru yang lebih baik. 16

Modul 5 SISTEM ELEKTROMEKANIS Sistem elektromekanis adalah sistem yang menggabungkan antara sistem elektrik dan mekanik, contoh motor DC, motor Induksi, generator DC dan lain sebagainya. Skema motor DC berpenguat luar : Gambar a. Skema motor DC Ea(s) G(s) θm(s) Gambar b. Fungsi alih Rangkaian yang berputar disebut armature, bekerja gaya sebesar : F = B l i a(t) B = Kuat medan magnet [Wb/m 2 ] l = Panjang konduktor [m] i a(t) = Arus armature [A] karena konduktor berputar pada medan magnet (B) dengan kecepatan (v) maka terjadi ggl lawan sebesar : v a(t) = B l v kecepatan armatur (v) berbanding lurus dengan kecepatan sudut (ω m) dimana maka bisa ditulis Laplace, K b = konstanta ggl lawan, ditulis dalam bentuk transformasi...1) 17

Persamaan tegangan dalam rangkaian armatur sebagai berikut : = 0 Dalam bentuk Laplace : Sedang Torsi armatur / Torsi motor :..2) atau Dalam bentuk Laplace : 3) Dengan melakukan subtitusi pers 1), 2), dan 3) maka..4) Belum terlihat hubungan fungsi alih untuk mencari fungsi alih di atas haru sdilihat dari pembebanan mekanis : Tm(t) θm(t) Jm Dm 5) Dari 4) dan 5) Harga induktansi secara umumnya kecil, 18

nalog dengan penyederhanaan sebagai berikut : Hal penting Jm dan Dm adalah konstantainersia dan Viscos Damper (peredaman) gabungan antara motor (armatur) dan beban (load). Motor N1 Ja ; Da JL DL N2 Dilihat dari sisi armatur maka persamaan yang dibentuk sebagai berikut : ; Dari persamaan 4) setelah mengabaikan komponen induktansi armatur didapat persamaan : Atau dalam bentuk fungsi waktu didapat : Jika dibuat grafik antara ω m terhadap T m didapat ketika kecepatan motor nol (ω=0), didapat harga stall torsi (Tstall) pda saat tanpa beban (Tm = 0) didapat ω m nol load (ω no-load). 19

T m Tstall Torsi e a1 ω no-load e a2 ω m Speed Untuk ω m=0 Maka : Contoh Penyelesaian Soal Sistem Elektromekanis Diberikan sistem elektromekanis sepeti gambar di bawah : cari fungsi alih sistem ( )! 20

Jawab Tstall = 500 ; = 50 ; = 100 V, maka konstanta listrik : Maka : Untuk mendapatkan, kita mempergunakan perbandingan gir 21

Generator Secara skema rangkaian generator DC adalah sebagai berikut : Persamaan rangkaian field generator :.1) Persamaan rangkaian armature adalah : 2) Tegangan yang dibangkitkan pada generator adalah : 3) Sedangkan Φ berbanding lurus dengan i f Φ = K I f Maka Persamaan-persamaan di atas dalam bentuk transformasi Laplacenya adalah : E f(s) = R f I f(s) + s L f I f (s) E f(s) = I f(s) [R f + s L f ] (1 ) E g(s) = K g I f(s) (2 ) E g(s) = R a I a(s) + s L a I a (s) + E a(s)..(3 ) E g(s) = I a(s) [R a + s L a] + E a(s) E g(s) = I a(s) Z a(s) + E a(s) Dari gambar terlihat E a(s) = I a(s) Z L(s) E g(s) = I a(s) Z a(s) + I a(s) Z L(s) E g(s) = I a(s) [Z a(s) + Z L(s)] 22

atau Maka E g(s) = K g I f Dari persamaan-persamaan di atas didapat : Fungsi alih Maka : 23

Modul 6 SISTEM RODA GIGI (GIR) Interaksi antara dua gir dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Seperti terlihat dari gambar gir masukan mempunyai N 1 buah gigi, jari-jari r 1 dan berputar dengan sudut θ 1 dan torsi T 1 sedang gir output mempunyai jumlah gigi N 2, jari-jari r 2 dan berputar dengan sudut θ 2 sedang torsinya T 2. Secara fisis mempunyai hubungan untuk anggapan ideal tanpa backlash perpindahan linier gir 1 =perpindahan linier gir 2. S 1 = S 2 θ 1. r 1 = θ 2. r 2 maka...1) Sedang kerapatan gir 1 = kerapatan gir 2. Sehingga Jika gir tidak menyerap energi, jadi jumlah energi input = jumlah energi output. 24

atau Maka Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara dua gir. Sistem Mekanis dengan GIR Perhatikan gambar di bawah ini Gambar a. Sistem rotasi yang dikendalikan oleh gir. Jika dibuat ekivalensi setelah pencerminan dari torsi masukan. Didapat dari Persamaan geraknya sebagai berikut : Jika ditransformasikan ke gir masukkan 25

Maka Atau Gambar ekivalensi setelah mengalami transformasi impedansi Maka persamaan umum dihasilkan dari persamaan 1) dan 2) - Dalam bentuk matrik dapat ditulis sebagai berikut : Penyebutnya disebut Δ. Maka 26

Modul 7 SISTEM FISIK Salah satu keuntungan mempelajari sistem kendali adalah sifatnya yang umum, artinya bentuk analisis untuk sistem elektrik, akan sama dengan analisis sistem mekanis dan sistem yang lain. Mungkin saja komponen penyusun sistem berbeda seperti tipe-tipe sinyal masukan dan keluaran, tetapi secara matematis, perlakuan analisisnya sama. Pada bagian ini akan dipelajari cara menerjemahkan sistem fisis, baik elektrik, mekanis maupun elektromekanis ke dalam bahasa matematis sehingga mudah dianalisis. Sistem Elektris Ada tiga elemen dasar pembentuk rangkaian listrik yaitu resistor, kapasitor, dan induktor.fungsi alih dari sistem elektrik untuk masing-masing elemen dasar adalah : Persamaan di atas merupakan perbandingan antara tegangan dan arus yang sering dikenal dengan konsep Impedance. Impedance Component Voltage-Current V-charge Capasitor Resistor R Induktor Ls 27

Contoh sistem elektris Dapatkan fungsi alih dari rangkaian di atas! Penyelesaian : Terapkan ekivalensi impedansi masing-masing komponen Sistem Mekanis Translasi Sistem mekanis translasi mempunyai tiga komponen pasif linier yaitu massa dan pegas sebagai elemen penyimpanan energi sementara peredam (gesekan) membuang energi analogi dengan sistem elektris dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 28

Component Force-Velocity Force- Displacement Impedance K Spring Viscous damper Ms 2 Massa K = konstanta pegas ; fv = koefisien gesek ; M = massa Terlihat dari tabel bahwa pada sistem mekanis, impedansi didefinisikan sebagai : Untuk pegas : Untuk peredam : Untuk massa : 29

Contoh soal : Diberikan sistem mekanik sebagai berikut : Tentukan fungsi alih dari diagram blok tersebut! Jawab : Sistem mekanik diatas dapat digunakan Lihat Hk. Newton...1) Dari transformasi Laplace persamaan 1) Diagram gaya yang terdapat pada sistem di atas adalah : 30

Rotasi Mekanik Sistem rotasi makanik, secara sistematis mempunyai kemiripan dengan persamaan matematis pada sistem translasi mekanik. Perhatikan persamaan matematis di bawah ini, komponen-komponen pada rotasi mekanik antara lain : Spring dengan konstanta K Viscous damper dengan koefisien gesek D Momen Inersia dengan koefisien J Impedansi Rotasi Mekanik Component Torque anguler - Velocity Torque anguler- Displacement Impedance K Spring Viscous damper Js 2 Momen Inersia 31

Contoh soal : Cari fungsi alaih sistem rotasi mekanik dua derajat kebebasan seperti ditunjukkan di bawah ini! θ 1(t) T 1(t) θ 2(t) Bearing D1 Torsion Bearing D2 Penyelesaian : Tampilkan skema sistem fisik di atas diasumsikan bahwa torsi bekerja seperti sebuah pegas yang dikonsentrasikan pada satu titik khusus pada silinder dengan inersia J 1 di sebelah kiri dan J 2 di sebelah kanan. Dari skema gambar di atas dapat dilihat bahwa ada dua derajat kebebasan jika masing-masing inersia diputar sementara inersia lainnya berada pada posisi konstan. Untuk mensimulasikan kondisi masing-masing dapat digambarkan sebagai berikut : Simulasi kondisi pada inersia 1 dapat diterapkan prinsip superposisi : Gambar a. Torsi J 1 yang diputar sementara J 2 ditahan pada posisi konstan 32

Gambar b. Kondisi J 1 ditahan sementara J 2 diputar. Maka superposisinya : Dalam bentuk matematisnya :.1) Simulasi kondisi pada inersia 2 : Perlakuan yang sama diterapkan juga pada J 2 seperti terlihat pada gambar di bawah ini : Gambar a. Torsi J 2 yang diputar sementara J 1 ditahan pada posisi konstan 33

Gambar b. Kondisi J 2 ditahan sementara J 1 diputar. Maka superposisinya sebagai berikut : Dalam bentuk matematisnya :.2) 34