INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI Biro Riset LM FEUI Pemerintah telah menaikkan jumlah modal perusahaan asuransi melalui lalu menerbitkan PP No 39/28 tentang Perubahan Kedua Atas PP No 73/1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian pada bulan Mei 28. Dalam ketentuan baru ini, perusahaan asuransi jiwa dan umum wajib memenuhi ketentuan modal minimum sebesar Rp 4 miliar pada 28, kemudian ditingkatkan menjadi Rp 1 miliar pada 21. Perusahaan asuransi yang baru didirikan setelah PP tersebut keluar akan langsung dikenai kewajiban menyetorkan modal minimum sebesar Rp 1 miliar. Hal serupa juga berlaku bagi perusahaan reasuransi yang diwajibkan memiliki modal sebesar Rp 1 miliar pada akhir Desember 28 dan Rp 2 miliar pada 21. Dalam kajian Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) yang dipublikasikan 12 Juni 28, terdapat 26 dari 88 perusahaan asuransi umum yang memiliki modal sendiri kurang dari Rp 4 miliar per Desember 27. Bahkan ada perusahaan yang ekuitasnya negatif. Sementara itu, dari 43 perusahaan asuransi jiwa yang diteliti, 11 di antaranya masih memiliki modal kurang dari Rp 4 miliar. Dari 11 perusahaan tersebut, sembilan perusahaan memiliki tingkat modal sendiri di bawah Rp 6 miliar. Lembaga Riset Media Asuransi juga mengumumkan peringkat perusahaan asuransi terbaik tahun 28 yang merupakan hasil kajian atas 135 perusahaan berdasarkan laporan kinerja keuangan tahun 27 yang telah dipublikasikan. Menurut LRMA, kajian peringkat perusahaan asuransi dilakukan untuk membandingkan kinerja perusahaan asuransi yang ada sebagai referensi bagi para pemegang polis asuransi, calon pemegang dan pemegang saham perusahaan asuransi. Sedangkan bagi perusahaan asuransi diharapkan bisa meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik. Untuk tahun 28, perusahaan asuransi yang ikut serta dalam penilaian LRMA terdiri dari 43 perusahaan asuransi jiwa, 88 perusahaan asuransi umum dan 4 perusahaan reasuransi. Sedangkan penetapan peringkat dibagi dalam empat kategori yakni 1
perusahaan asuransi dengan modal diatas Rp 25 miliar, Rp 1 miliar hingga Rp 25 miliar, Rp 5 miliar hingga Rp 1 miliar dan kurang dari Rp 5 miliar. Lalu dari masing-masing kelompok dipilih tiga perusahaan, sehingga dari sembilan kategori yang ada terdapat 27 perusahaan asuransi yang masuk dalam peringkat perusahaan asuransi terbaik. Tabel 1 Peringkat Asuransi di Tahun 28 Modal diatas Rp 25 miliar Asuransi Jiwa: Jiwa Sinarmas PT AIA Asuransi Umum: Reasuransi: PT Allianz Life Adira Dinamika Central Asia Sinar Mas Sumber: Data diolah LMFEUI Modal Rp 1 miliar - Rp 25 miliar Mega Life PT AXA Mandiri Mandiri Financial Service Jiwa CIGNA Jaya Proteksi Reliance Bangun Askrida PT Reasuransi Internasional PT Maskapai Reasuransi PT Tugu Reasuransi Modal Rp 5 miliar - Rp 1 miliar PT Bumi Asih Jaya PT BNI Life Insurance Takaful Keluarga Umum Mega Takaful Umum Mitra Maparya Modal kurang dari 5 miliar PT Multicor Life Nusantara PT Heksa Eka Life Insurance Asoka Mas Indrapura Dharma Wangsa Secara umum, bagi industri asuransi, nilai asset sebesar Rp 6 milyar termasuk dalam kategori perusahaan asuransi kerugian kecil, sementara asset sebesar Rp 6 milyar Rp 12 milyar termasuk kategori menengah, dan kategori besar memiliki asset di atas Rp 12 milyar. Namun untuk kategorisasi asuransi BUMN, berlaku klasifikasi tersendiri di mana perusahaan asuransi termasuk kecil jika memiliki asset sampai Rp 2
45 milyar, sementara kategori sedang memiliki asset Rp 45 milyar Rp 9 milyar dan kategori besar ialah yang memiliki asset diatas Rp 9 milyar. Dari segi ekuitas, pada asuransi umum/kerugian, perusahaan dikategorikan kecil jika memiliki ekuitas Rp 45 milyar, sementara kategori sedang jika memiliki ekuitas Rp 45 milyar Rp 9 milyar, dan kategori besar jika memiliki ekuitas diatas Rp 9 milyar. Grafik 1 Perkembangan Industri Asuransi 25 25 2 2 Premi (Rp. Milyar) 15 1 15 1 Klaim (Rp. Milyar) 5 5 22 23 24 25 26 Premi Asuransi Kerugian & Reasuransi 13857.6 14482.9 16695 1679 16628 Premi Asuransi Jiwa 11436.4 13911.2 18562.7 22294 27498.3 Premi Asuransi Sosial & Jamsostek 1796.7 1877.2 283.9 2379.8 2653.3 Premi Asuransi PNS & ABRI 39.6 3866.5 461.7 466 5642.1 Klaim Asuransi Kerugian & Reasuransi 63.9 5286.5 5218.3 777.4 7819.8 Klaim Asuransi Jiwa 5464 6482.6 8743.9 11217 2438.5 Klaim Asuransi Sosial & Jamsostek 824.8 936.8 1137.4 132.5 1444.9 Klaim Asuransi PNS & ABRI 3985.5 4729.5 4774.7 5444.8 3947.6 Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Dari segi premi bruto, perusahaan asuransi umum/kerugian yang menghasilkan premi bruto hingga Rp 6 milyar termasuk dalam kategori perusahaan kecil, sementara premi bruto sebesar Rp 6 milyar Rp 12 milyar termasuk kategori sedang, dan perolehan premi bruto diatas Rp 12 milyar dikategorikan sebagai perusahaan besar. Sementara industri asuransi kerugian di didominasi oleh bisnis asuransi harta benda (property) dan asuransi kendaraan bermotor. Sementara bisnis lain cenderung memiliki volume (omzet) yang lebih kecil dibandingkan kedua bidang bisnis tersebut. 3
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 2 berikut ini yang diolah dari buku n Insurance 26 terbitan Bapepam-LK. Grafik 2 Industri Asuransi Kerugian 26 5 4 Rp. Milyar 3 2 1 Premi Asuransi Harta Benda Klaim Asuransi Harta Benda Premi Asuransi Kendaraan Klaim Asuransi Kendaraan Premi Asuransi Angkutan Laut Klaim Asuransi Angkutan Laut Premi Asuransi Rangka Kapal Klaim Asuransi Rangka Kapal Premi Asuransi Angkutan Udara Klaim Asuransi Angkutan Udara Premi Asuransi Energi Darat Klaim Asuransi Energi Darat Premi Asuransi Energi Lepas Pantai Klaim Asuransi Energi Lepas Pantai Premi Asuransi Engineering Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Klaim Asuransi Engineering Premi Asuransi Tanggung Gugat Klaim Asuransi Tanggung Gugat Premi Asuransi Kecelakaan & Kesehatan Klaim Asuransi Kecelakaan & Kesehatan Premi Asuransi Kredit & Surety Klaim Asuransi Kredit & Surety Premi Asuransi Kerugian Lain Klaim Asuransi Kerugian Lain Pada pemetaan besarnya asset dibandingkan dengan premi bruto berikut ini terlihat bahwa secara nominal berdasarkan kategori asset, ASEI (BUMN) merupakan perusahaan asuransi dengan kategori asset kecil, walaupun sepanjang periode 26 27 perusahaan itu berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph), ASEI masih belum mampu beranjak ke kategori yang lebih tinggi. Sementara di kategori asset menengah, di antara Askrindo, Jasindo 1 dan Asuransi Sinar Mas, hanya Sinar Mas yang menunjukkan peningkatan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) yang besar sepanjang periode 26 27. Jasindo justru 1 Askrindo (PT. Asuransi Kredit ) dan Jasindo (PT. Asuransi Jasa ) merupakan BUMN 4
menunjukkan penurunan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun begitu Jasindo masih belum turun kategorinya dari perusahaan kelas menengah. Sementara itu Askrindo sebagai sesama kategori asset menengah pada periode 26 27 berhasil meningkat ke kategori besar mengingat adanya tambahan penyertaan dari pemerintah, sementara walaupun perolehan pendapatan premi bruto Askrindo meningkat, tetapi peningkatan itu relatif kecil. Bahkan perolehan laba (sebelum pph) Askrindo menurun pada periode tersebut. Gambar 1 Pemetaan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Asset 25 2 Sinar Mas 27 Jasindo 26 Jasindo 27 Panin 27 Sinar Mas 26 Premi Bruto (Rp. juta) 15 1 Wahana Tata 26 Asuransi Astra 27 Asuransi Astra 26 Panin 26 5 Jasa Raharja Putra 26 Askrindo 26 ASEI 27 ASEI 26 2 4 6 8 Asset (Rp. juta) Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Sementara perusahaan asuransi dengan kategori asset besar seperti Asuransi Astra (dahulu Astra Buana) dan Panin Insurance pada periode 26 27 berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun pertumbuhan laba kedua perusahaan itu terhitung tidak tinggi (dibandingkan Asuransi Sinar Mas), tetapi pertumbuhan perolehan premi bruto Panin Insurance cukup besar untuk mendongkrak basis assetnya lebih tinggi dari sebelumnya. 5
Pada pemetaan besarnya ekuitas dibandingkan dengan premi bruto berikut ini terlihat bahwa secara nominal berdasarkan kategori ekuitas, Asuransi Sinar Mas yang merupakan perusahaan asuransi dengan kategori ekuitas terkecil diantara sampel, sepanjang periode 26 27 berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph) sangat signifikan sehingga menaikkan kategori kelasnya sejajar dengan ekuitas yang dimiliki Jasindo, Asuransi Astra dan ASEI. 25 Gambar 2 Pemetaan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Ekuitas 2 Jasindo 27 Sinar Mas 26 Jasindo 26 Premi Bruto (Rp. juta) 15 1 Asuransi Astra 27 Asuransi Astra 26 Panin 26 Wahana Tata 26 5 Jasa Raharja Putra 26 ASEI 27 Askrindo 26 ASEI 26 8 16 24 32 Ekuitas (Rp. juta) Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Sementara itu membandingkan kinerja ASEI dan Jasindo berdasarkan pemetaan ini ditemukan bahwa ASEI lebih baik karena berhasil menunjukkan peningkatan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) sepanjang periode 26 27 walaupun secara ekuitas tidaklah meningkat pesat. Jasindo justru menunjukkan penurunan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun secara jumlah ekuitas mengalami peningkatan. Sementara itu Askrindo merupakan satu- 6
satunya pemain yang mengalami peningkatan ekuitas sangat pesat mengingat adanya tambahan penyertaan dari pemerintah, perolehan pendapatan premi bruto Askrindo memang meningkat, tetapi peningkatan itu relatif kecil. Bahkan perolehan laba (sebelum pph) Askrindo menurun pada periode tersebut. Perusahaan asuransi dengan kategori ekuitas yang sesungguhnya setara Asuransi Sinar Mas, Jasindo dan Askrindo (sebelum adanya penambahan penyertaan) yaitu Asuransi Astra (dahulu Astra Buana) menunjukkan kinerja yang terbaik mengingat besarnya laba (sebelum pph) yang mampu dihasilkan perusahaan tersebut relatif tinggi dibanding basis ekuitas yang dimilikinya. Sementara Panin Insurance pada periode 26 27 berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun pertumbuhan laba perusahaan itu terhitung tidak tinggi (dibandingkan Asuransi Sinar Mas), tetapi sesuai untuk level ekuitas yang dimilikinya (walaupun tidak pula sebaik Asuransi Astra). Menurut data hasil olahan LMFEUI, data laba industri asuransi umum meningkat 24,23 persen dari Rp 1,58 triliun pada Desember 26 menjadi Rp 1,96 triliun pada Desember 27. Sedangkan laba industri asuransi jiwa tumbuh 2,85 persen dari Rp 2,34 triliun pada Desember 26 menjadi Rp 2,83 triliun pada Desember 27. 7