INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jaminan finansial bagi dirinya sendiri dan atau ahli warisnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OVERVIEW TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN APBN

ASURANSI UMUM & REASURANSI

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini mengalami beberapa perubahan yang

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Produk asuransi unit link mulai diperkenalkan di Inggris pada

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...v DAFTAR GAMBAR.viii DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

DAFTAR IZIN UNIT USAHA SYARIAH PERUSAHAAN ASURANSI UMUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

GENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum PT Reasuransi Internasional Indonesia

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

10 Lembaga Asuransi Terpopuler

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

BAB I PENDAHULUAN. industri asuransi untuk tumbuh dan berkembang. Masih besarnya potensi. persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2014.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

KOORDINASI MANFAAT DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Mengurangi Kerentanan Ekonomi Melalui Asuransi Mikro: Tantangan dan Potensi di Indonesia. Hotel Sunan, Surakarta 29 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak pada ketidakstabilan perekonomian suatu negara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah seluruh elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang

Bisnis Indonesia 01/03/2017, Hal. 22 Bancassurance Jadi Andalan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) - BPJS KESEHATAN KOMUNITAS 2015

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis EVA (Economic Value Added) Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP /LK/ 2004 TENTANG DUKUNGAN REASURANSI OTOMATIS DALAM NEGERI DAN RETENSI SENDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi adalah perusahaan jasa yang melakukan perlindungan finansial (atau

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

Bisnis indonesia 04/01/2017, hal. 22 Saatnya Utak-atik Portofolio

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

Naskah Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya.

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi semakin pesat khususnya dalam lembaga keuagan syariah yang. semakin gencar dipromosikan oleh pemerintah.

SOSIALISASI. Jakarta, 7 Desember 2015 Otoritas Jasa Keuangan Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

BAB I. A. Latar belakang. semakin maju semua orang cenderung untuk memikirkan dirinya dimasa depan

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selama lima tahun belakangan yaitu tahun 2011 hingga 2015, aset industri

Asuransi Yakin Penuhi Wajib SBN Tahun Ini

BAB III JENIS ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB IV PROFIL INDUSTRI ASURANSI UMUM INDONESIA

2015 PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu yang panjang. Dengan adanya metode seleksi dan. kompetitif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. target pasar potensial bagi perusahaan - perusahaan baik perusahaan bidang

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini yang. dilakukan dengan adanya perantara dalam kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Republik pasal 246, Asuransi

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank

DAPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL LEMBAGA KEUANGAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

Transkripsi:

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI Biro Riset LM FEUI Pemerintah telah menaikkan jumlah modal perusahaan asuransi melalui lalu menerbitkan PP No 39/28 tentang Perubahan Kedua Atas PP No 73/1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian pada bulan Mei 28. Dalam ketentuan baru ini, perusahaan asuransi jiwa dan umum wajib memenuhi ketentuan modal minimum sebesar Rp 4 miliar pada 28, kemudian ditingkatkan menjadi Rp 1 miliar pada 21. Perusahaan asuransi yang baru didirikan setelah PP tersebut keluar akan langsung dikenai kewajiban menyetorkan modal minimum sebesar Rp 1 miliar. Hal serupa juga berlaku bagi perusahaan reasuransi yang diwajibkan memiliki modal sebesar Rp 1 miliar pada akhir Desember 28 dan Rp 2 miliar pada 21. Dalam kajian Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) yang dipublikasikan 12 Juni 28, terdapat 26 dari 88 perusahaan asuransi umum yang memiliki modal sendiri kurang dari Rp 4 miliar per Desember 27. Bahkan ada perusahaan yang ekuitasnya negatif. Sementara itu, dari 43 perusahaan asuransi jiwa yang diteliti, 11 di antaranya masih memiliki modal kurang dari Rp 4 miliar. Dari 11 perusahaan tersebut, sembilan perusahaan memiliki tingkat modal sendiri di bawah Rp 6 miliar. Lembaga Riset Media Asuransi juga mengumumkan peringkat perusahaan asuransi terbaik tahun 28 yang merupakan hasil kajian atas 135 perusahaan berdasarkan laporan kinerja keuangan tahun 27 yang telah dipublikasikan. Menurut LRMA, kajian peringkat perusahaan asuransi dilakukan untuk membandingkan kinerja perusahaan asuransi yang ada sebagai referensi bagi para pemegang polis asuransi, calon pemegang dan pemegang saham perusahaan asuransi. Sedangkan bagi perusahaan asuransi diharapkan bisa meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik. Untuk tahun 28, perusahaan asuransi yang ikut serta dalam penilaian LRMA terdiri dari 43 perusahaan asuransi jiwa, 88 perusahaan asuransi umum dan 4 perusahaan reasuransi. Sedangkan penetapan peringkat dibagi dalam empat kategori yakni 1

perusahaan asuransi dengan modal diatas Rp 25 miliar, Rp 1 miliar hingga Rp 25 miliar, Rp 5 miliar hingga Rp 1 miliar dan kurang dari Rp 5 miliar. Lalu dari masing-masing kelompok dipilih tiga perusahaan, sehingga dari sembilan kategori yang ada terdapat 27 perusahaan asuransi yang masuk dalam peringkat perusahaan asuransi terbaik. Tabel 1 Peringkat Asuransi di Tahun 28 Modal diatas Rp 25 miliar Asuransi Jiwa: Jiwa Sinarmas PT AIA Asuransi Umum: Reasuransi: PT Allianz Life Adira Dinamika Central Asia Sinar Mas Sumber: Data diolah LMFEUI Modal Rp 1 miliar - Rp 25 miliar Mega Life PT AXA Mandiri Mandiri Financial Service Jiwa CIGNA Jaya Proteksi Reliance Bangun Askrida PT Reasuransi Internasional PT Maskapai Reasuransi PT Tugu Reasuransi Modal Rp 5 miliar - Rp 1 miliar PT Bumi Asih Jaya PT BNI Life Insurance Takaful Keluarga Umum Mega Takaful Umum Mitra Maparya Modal kurang dari 5 miliar PT Multicor Life Nusantara PT Heksa Eka Life Insurance Asoka Mas Indrapura Dharma Wangsa Secara umum, bagi industri asuransi, nilai asset sebesar Rp 6 milyar termasuk dalam kategori perusahaan asuransi kerugian kecil, sementara asset sebesar Rp 6 milyar Rp 12 milyar termasuk kategori menengah, dan kategori besar memiliki asset di atas Rp 12 milyar. Namun untuk kategorisasi asuransi BUMN, berlaku klasifikasi tersendiri di mana perusahaan asuransi termasuk kecil jika memiliki asset sampai Rp 2

45 milyar, sementara kategori sedang memiliki asset Rp 45 milyar Rp 9 milyar dan kategori besar ialah yang memiliki asset diatas Rp 9 milyar. Dari segi ekuitas, pada asuransi umum/kerugian, perusahaan dikategorikan kecil jika memiliki ekuitas Rp 45 milyar, sementara kategori sedang jika memiliki ekuitas Rp 45 milyar Rp 9 milyar, dan kategori besar jika memiliki ekuitas diatas Rp 9 milyar. Grafik 1 Perkembangan Industri Asuransi 25 25 2 2 Premi (Rp. Milyar) 15 1 15 1 Klaim (Rp. Milyar) 5 5 22 23 24 25 26 Premi Asuransi Kerugian & Reasuransi 13857.6 14482.9 16695 1679 16628 Premi Asuransi Jiwa 11436.4 13911.2 18562.7 22294 27498.3 Premi Asuransi Sosial & Jamsostek 1796.7 1877.2 283.9 2379.8 2653.3 Premi Asuransi PNS & ABRI 39.6 3866.5 461.7 466 5642.1 Klaim Asuransi Kerugian & Reasuransi 63.9 5286.5 5218.3 777.4 7819.8 Klaim Asuransi Jiwa 5464 6482.6 8743.9 11217 2438.5 Klaim Asuransi Sosial & Jamsostek 824.8 936.8 1137.4 132.5 1444.9 Klaim Asuransi PNS & ABRI 3985.5 4729.5 4774.7 5444.8 3947.6 Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Dari segi premi bruto, perusahaan asuransi umum/kerugian yang menghasilkan premi bruto hingga Rp 6 milyar termasuk dalam kategori perusahaan kecil, sementara premi bruto sebesar Rp 6 milyar Rp 12 milyar termasuk kategori sedang, dan perolehan premi bruto diatas Rp 12 milyar dikategorikan sebagai perusahaan besar. Sementara industri asuransi kerugian di didominasi oleh bisnis asuransi harta benda (property) dan asuransi kendaraan bermotor. Sementara bisnis lain cenderung memiliki volume (omzet) yang lebih kecil dibandingkan kedua bidang bisnis tersebut. 3

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 2 berikut ini yang diolah dari buku n Insurance 26 terbitan Bapepam-LK. Grafik 2 Industri Asuransi Kerugian 26 5 4 Rp. Milyar 3 2 1 Premi Asuransi Harta Benda Klaim Asuransi Harta Benda Premi Asuransi Kendaraan Klaim Asuransi Kendaraan Premi Asuransi Angkutan Laut Klaim Asuransi Angkutan Laut Premi Asuransi Rangka Kapal Klaim Asuransi Rangka Kapal Premi Asuransi Angkutan Udara Klaim Asuransi Angkutan Udara Premi Asuransi Energi Darat Klaim Asuransi Energi Darat Premi Asuransi Energi Lepas Pantai Klaim Asuransi Energi Lepas Pantai Premi Asuransi Engineering Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Klaim Asuransi Engineering Premi Asuransi Tanggung Gugat Klaim Asuransi Tanggung Gugat Premi Asuransi Kecelakaan & Kesehatan Klaim Asuransi Kecelakaan & Kesehatan Premi Asuransi Kredit & Surety Klaim Asuransi Kredit & Surety Premi Asuransi Kerugian Lain Klaim Asuransi Kerugian Lain Pada pemetaan besarnya asset dibandingkan dengan premi bruto berikut ini terlihat bahwa secara nominal berdasarkan kategori asset, ASEI (BUMN) merupakan perusahaan asuransi dengan kategori asset kecil, walaupun sepanjang periode 26 27 perusahaan itu berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph), ASEI masih belum mampu beranjak ke kategori yang lebih tinggi. Sementara di kategori asset menengah, di antara Askrindo, Jasindo 1 dan Asuransi Sinar Mas, hanya Sinar Mas yang menunjukkan peningkatan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) yang besar sepanjang periode 26 27. Jasindo justru 1 Askrindo (PT. Asuransi Kredit ) dan Jasindo (PT. Asuransi Jasa ) merupakan BUMN 4

menunjukkan penurunan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun begitu Jasindo masih belum turun kategorinya dari perusahaan kelas menengah. Sementara itu Askrindo sebagai sesama kategori asset menengah pada periode 26 27 berhasil meningkat ke kategori besar mengingat adanya tambahan penyertaan dari pemerintah, sementara walaupun perolehan pendapatan premi bruto Askrindo meningkat, tetapi peningkatan itu relatif kecil. Bahkan perolehan laba (sebelum pph) Askrindo menurun pada periode tersebut. Gambar 1 Pemetaan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Asset 25 2 Sinar Mas 27 Jasindo 26 Jasindo 27 Panin 27 Sinar Mas 26 Premi Bruto (Rp. juta) 15 1 Wahana Tata 26 Asuransi Astra 27 Asuransi Astra 26 Panin 26 5 Jasa Raharja Putra 26 Askrindo 26 ASEI 27 ASEI 26 2 4 6 8 Asset (Rp. juta) Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Sementara perusahaan asuransi dengan kategori asset besar seperti Asuransi Astra (dahulu Astra Buana) dan Panin Insurance pada periode 26 27 berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun pertumbuhan laba kedua perusahaan itu terhitung tidak tinggi (dibandingkan Asuransi Sinar Mas), tetapi pertumbuhan perolehan premi bruto Panin Insurance cukup besar untuk mendongkrak basis assetnya lebih tinggi dari sebelumnya. 5

Pada pemetaan besarnya ekuitas dibandingkan dengan premi bruto berikut ini terlihat bahwa secara nominal berdasarkan kategori ekuitas, Asuransi Sinar Mas yang merupakan perusahaan asuransi dengan kategori ekuitas terkecil diantara sampel, sepanjang periode 26 27 berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph) sangat signifikan sehingga menaikkan kategori kelasnya sejajar dengan ekuitas yang dimiliki Jasindo, Asuransi Astra dan ASEI. 25 Gambar 2 Pemetaan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Ekuitas 2 Jasindo 27 Sinar Mas 26 Jasindo 26 Premi Bruto (Rp. juta) 15 1 Asuransi Astra 27 Asuransi Astra 26 Panin 26 Wahana Tata 26 5 Jasa Raharja Putra 26 ASEI 27 Askrindo 26 ASEI 26 8 16 24 32 Ekuitas (Rp. juta) Sumber: Data diolah LMFEUI dari n Insurance 26, Bapepam-LK Sementara itu membandingkan kinerja ASEI dan Jasindo berdasarkan pemetaan ini ditemukan bahwa ASEI lebih baik karena berhasil menunjukkan peningkatan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) sepanjang periode 26 27 walaupun secara ekuitas tidaklah meningkat pesat. Jasindo justru menunjukkan penurunan perolehan pendapatan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun secara jumlah ekuitas mengalami peningkatan. Sementara itu Askrindo merupakan satu- 6

satunya pemain yang mengalami peningkatan ekuitas sangat pesat mengingat adanya tambahan penyertaan dari pemerintah, perolehan pendapatan premi bruto Askrindo memang meningkat, tetapi peningkatan itu relatif kecil. Bahkan perolehan laba (sebelum pph) Askrindo menurun pada periode tersebut. Perusahaan asuransi dengan kategori ekuitas yang sesungguhnya setara Asuransi Sinar Mas, Jasindo dan Askrindo (sebelum adanya penambahan penyertaan) yaitu Asuransi Astra (dahulu Astra Buana) menunjukkan kinerja yang terbaik mengingat besarnya laba (sebelum pph) yang mampu dihasilkan perusahaan tersebut relatif tinggi dibanding basis ekuitas yang dimilikinya. Sementara Panin Insurance pada periode 26 27 berhasil meningkatkan perolehan premi bruto maupun laba (sebelum pph) walaupun pertumbuhan laba perusahaan itu terhitung tidak tinggi (dibandingkan Asuransi Sinar Mas), tetapi sesuai untuk level ekuitas yang dimilikinya (walaupun tidak pula sebaik Asuransi Astra). Menurut data hasil olahan LMFEUI, data laba industri asuransi umum meningkat 24,23 persen dari Rp 1,58 triliun pada Desember 26 menjadi Rp 1,96 triliun pada Desember 27. Sedangkan laba industri asuransi jiwa tumbuh 2,85 persen dari Rp 2,34 triliun pada Desember 26 menjadi Rp 2,83 triliun pada Desember 27. 7