BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

DAFTAR LAMPIRAN. viii

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT

4.10 Minimum Order Struktur Produk BAB 5 ANALISA 5.1 Pengolahan Data Perhitungan Coefficient of Variance

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM :

TATA CARA PENULISAN LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI ATA 2013/2014 LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI MODUL VIII ( TIME SERIES FORECASTING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

Pembahasan Materi #7

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Peramalan Permintaan Kemasan Karton Box Gelombang Pada PT. Multibox Indah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN RAINBOW CAKE PADA TOKO KUE MAYESTIK CABANG PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR Nama : FAHMI ARDIANSYAH NPM : Kelas : 3EA16

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

BAB 3 METODELOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SPARE PART BUSSING GARDAN MOBIL TRUK PADA CV. HARAPAN KELUARGA MAKMUR. : Dwi Handoko Npm :

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PAKAIAN PADA TOKO KARTINI BUSANA. Nama : SUCI MUTIARA NPM : Kelas : 3 EA 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Analisis Peramalan Permintaan Jasa pada Event Organizer Satoe Komunika Indonesia

PERAMALAN (FORECASTING)

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

Transkripsi:

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan ini diambil dari modul OPC, APC, struktur produk, dan BOM, Peramalan, Jadwal Induk Produksi, MRP, Line Balancing dan Conveyor. Modul pertama yaitu modul OPC, APC, struktur produk dan BOM. Kesimpulan dari modul ini, yaitu proses operasi dan proses perakitan lemari tas ini terdiri atas komponen-komponen yang telah dibentuk, yaitu papan bawah, dua buah papan samping, papan tengah, papan atas, papan belakang, pintu bawah, dan pintu atas, serta beberapa peralatan yang digunakan. Struktur produk explotion dan implotion tersebut terdiri dari 6 level. Namun struktur produk explotion ini hanya berupa perakitan struktur produk dari level 0 sampai produk jadi sedangkan implotion ini merupakan pelepasan komponen dimana dari produk jadi sampai menjadi level 0. Modul kedua yaitu peramalan. Kesimpulan dari modul ini, yaitu hasil peramalan untuk metode Weight Moving Average (WMA) sebesar 541 unit yang berarti produksi lemari tas sebesar 541 unit. Perhitungan tracking signal metode WMA ada 9 periode yang digunakan perhitungannya karena WMA memiliki bobot 3 bulan maka 3 bulan awal tidak ada peramalan. Metode Mean Absolute Deviation (MAD) atau rata-rata penyimpangan absolut pada metode WMA yang dilakukan dengan pengolahan data secara manual didapat hasil sebesar 2,22. Jika dibandingkan dengan perhitungan manual terdapat selisih 0,08. Perbedaan 0,08 tidak VIII-1

VIII-2 terlalu signifikan bagi peramalan. Perbedaan nilai tersebut dikarenakan pembulatan angka dibelakang koma yang dilakukan pada perhitungan manual dan perhitungan software berbeda. Hasil peramalan dengan menggunakan metode SES didapat hasil sebesar 541 unit yang berarti produksi lemari tas sebesar 541 unit. Berdasarkan perhitungan software nilai MAD dengan metode SES = 0,2 didapatkan hasil sebesar 1,85. Jika dibandingkan dengan perhitungan manual terdapat selisih 0,02. Perbedaan 0,02 tidak terlalu signifikan bagi peramalan. Perbedaan nilai tersebut dikarenakan pembulatan angka di belakang koma yang dilakukan pada perhitungan manual dan perhitungan software berbeda. Metode regresi linier didapatkan hasil peramalan sebesar 540 unit yang berarti produksi lemari tas sebesar 540 unit. Perhitungan tracking signal metode WMA ada 9 periode yang digunakan perhitungannya karena WMA memiliki bobot 3 bulan maka 3 bulan awal tidak ada peramalan. Berdasarkan perhitungan software nilai MAD dengan metode regresi linier didapatkan hasil sebesar 1,57. Jika dibandingkan dengan perhitungan manual terdapat selisih 0,01. Perbedaan 0,01 tidak terlalu signifikan bagi peramalan. Perbedaan nilai tersebut dikarenakan pembulatan angka di belakang koma yang dilakukan pada perhitungan manual dan perhitungan software berbeda. Data-data yang digunakan untuk perhitungan moving range berdasarkan data peramalan dengan nilai MAD terkecil. Hasil peramalan berdasarkan tiga metode yang sebelumnya telah dihitung dan didapatkan hasil MAD terkecil yang terdapat pada metode regresi linier, yaitu sebesar 1,58. Modul ketiga yaitu jadwal induk produksi. Kesimpulan dari modul ini, yaitu metode tenaga kerja tetap dari segi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 31.121.250,-. Metode tenaga kerja

VIII-3 berubah dari segi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 24.802.500,-. Metode mix strategy dari segi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 20.782.485,-. Metode transportasi dari segi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 15.377.750,-. Berdasarkan perhitungan dari keempat metode tersebut dapat dikatakan bahwa biaya yang lebih minimum adalah metode transportasi. Metode transportasi ini akan lebih baik diterapkan dalam sistem produksi pembuatan lemari tas karena biaya yang dikeluarkan minimum, yaitu Rp 15.377.750,-. Modul keempat yaitu MRP. Kesimpulan dari modul ini, yaitu komponen yang dipesan terlebih dahulu, yaitu papan bawah dan sekrup 3 cm, komponen ini dipesan terlebih dahulu karena lead time dari produk itu adalah 3 bulan. Komponen berikutnya yang harus dipesan 2 bulan sebelumnya, yaitu papan atas dan pintu atas. Kemudian untuk pemesanan komponen berikutnya, yaitu sisa dari komponen yang telah dipesan sebelumnya. Produk lemari tas dipesan setiap periode karena terdapat permintaan dalam setiap periode tersebut. Modul kelima yaitu Line Balancing. Kesimpulan dari modul ini, yaitu berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan dalam perhitungan kilbirdge ini dapat diketahui dari banyaknya stasiun kerja dalam pembuatan lemari tas terdiri atas empat stasiun kerja. Hasil untuk efesiensi lini, yaitu 89,29% menyatakan bahwa rasio dalam membuat rangkaian kegiatan perakitan dalam stasiun kerja memiliki persentase yang cukup baik dan sebaliknya jika persentase kurang dari 89,29% menyatakan efesiensi lini kurang baik. Hasil yang didapat pada balance delay yaitu 10,71% menyatakan bahwa dalam mengatur kegiatan perakitan pekerjaan di dalam stasiun kerja sebesar 10,71% tidak merata sedangkan dalam smoothness index hasil yang didapat adalah 1,98 menit. Hal

VIII-4 tersebut menyatakan bahwa dalam melakukan perakitan lemari tas ini waktu yang relatif baik 1,98 dengan kata lain dari hasil masing-masing perakitan lemari tas. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan dalam perhitungan ranked positional weigth ini dapat diketahui dari banyaknya stasiun kerja dalam pembuatan lemari tas terdiri atas empat stasiun kerja. Hasil untuk efesiensi lini yaitu, 89,29% menyatakan bahwa rasio dalam membuat rangkaian kegiatan perakitan dalam stasiun kerja memiliki persentase yang cukup baik dan sebaliknya jika persentase kurang dari 89,29% menyatakan efesiensi lini kurang baik. Hasil yang didapat pada balance delay yaitu, 10,71% menyatakan bahwa dalam mengatur kegiatan perakitan pekerjaan di dalam stasiun kerja sebesar 10,71% tidak merata sedangkan dalam smoothness index hasil yang didapat adalah 1,98 menit. Hal tersebut menyatakan bahwa dalam melakukan perakitan lemari tas ini waktu yang relatif baik 1,98 dengan kata lain dari hasil masing-masing perakitan lemari tas. Line balancing untuk metode yang terpilih adalah metode killbirdge. Berdasarkan hasil simulasi conveyor, dapat memberikan hasil kesimpulan bahwa masing-masing stasiun kerja tersebut memiliki tingkat efesiensi kerja yang cukup bervariatif dikarenakan dalam pembuatan lemari tas ini memiliki waktu perakitan yang berbeda-beda dari perakitan kesatu sampai dengan perakitan keenam, namun untuk perakitan kedua hasil yang didapat yaitu 100% untuk waktu pengerjaan lemari tas untuk komponen kedua menghabiskan 8 menit karena bila melalui proses perhitungan cycle time waktu yang didapat tidak bisa melebihi waktu dari 8 menit sehingga waktu untuk cycle time 8 menit dalam pembuatan produk lemari tas ini. Balance delay pada simulasi conveyor yaitu 25%, menyatakan bahwa dalam

VIII-5 mengatur kegiatan perakitan pekerjaan di dalam stasiun kerja sebesar 25% tidak merata, sedangkan dalam Smoothness Index hasil yang didapat adalah 5.09 menit hal tersebut menyatakan bahwa dalam melakukan perakitan lemari tas ini waktu yang relatif baik 5.09 dengan kata lain dari hasil masing-masing perakitan lemari tas. Terdapat perbedaan waktu proses perakitan simulasi conveyor dengan line balancing untuk metode kilbridge hal ini dikarenakan proses operasi dalam pengeboran bagian komponen kurang efektif sehingga membuat waktu perakitan menjadi lebih panjang. 8.2 Saran Saran yang diberikan untuk proses perencanaan produksi lemari tas. Selaku penyusun memberikan beberapa saran sebagai berikut : a. Sebelum melakukan proses perakitan, sebaiknya dilakukan latihan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam proses nya. b. Dalam perhitungan dibutuhkannya ketelitian dalam mengolah data-data, agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan.