METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

dokumen-dokumen yang mirip
Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase ( % )

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE DRILLS BERBASIS MULTIMEDIA UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMPN 2 BANDA ACEH

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

Oleh : Danang Septa F 2) dan Nur Khoiri 3) Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

Oleh : M. Dalyono SD Negeri Prawoto 02 Sukolilo. Kata kunci : Hasil Belajar, PKn, Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SOAL CERITA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE CTL PADA SISWA KELAS X-1 DI SMA NEGERI 1 TEBING TINGGI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PPKn SISWA KELAS XI MIPA 1 SMAN 2 JEMBER.

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE DI SMP NEGERI 5 SINDUE

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Arnot Pakpahan Surel :

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Penggunaan Metode Word Square Dalam Peningkatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Yendina Saragih Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: saragihyendina@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IX-7 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi pada mata pelajaran PKn melalui metode pembelajaran berbasis inkuiri. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-7 SMP Negeri 8 yang berjumlah 33 siswa. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa metode pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara dapat meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran PKn. Terbukti terdapat peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 71,5, siklus II sebesar 97. Kata Kunci : Metode Inkuiri, Metode Pembelajaran, PKn PENDAHULUAN Tugas guru yang utama adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP dituntut untuk menguasai semua bidang studi. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran PKn. Berdasarkan Kurikulum 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah "Mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia". Untuk siswa SMP nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dalam wujud perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga, anggota masayarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh, teknik mengajar yang masih relatif monoton. Sejauh ini pembelajaran PKn di kelas IX-7 mayoritas masih dilaksanakan dengan metode ceramah. Hal ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa. Menurut Nana Sudjana (2004; 49, tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.` Motivasi belajar tidak akan terbangun apabila siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pelajaran PKn, PKn dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Sunardi 129

(2006:13 menyarankan untuk mengupayakan agar pelajaran PKn menyenangkan anak, sampaikan materi yang sudah dikenal anak hingga anak percaya diri. Pembelajaran PKn haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan contohcontoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan PKn atau kehidupan sehari-hari (Guntur Sumilih 2002:103. Memperhatikan uraian di atas keadaan yang sama dialami juga oleh siswa SMPN 8, siswa masih merasa kesulitan, takut dan kurang berani bertanya terhadap hal-hal yang belum dipahami, sementara itu peneliti kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai pelajaran PKn akan semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus mampu memberikan motivasi terhadap siswa melalui pengelolaan kelas IX-7 yang menarik dan melibatkan siswa dalam menemukan konsep. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan alat bantu pembelajaran. Hal inilah yang diduga menyebabkan lemahnya siswa dalam memahami konsep-konsep dasar PKn, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah. Pengalaman peneliti sebagai guru PKn di SMPN 8 sebelum melaksanakan pembelajaran sudah berusaha maksimal, mulai dari persiapan RPP, media hingga strategi pembelajaran dan pengelolaan kelas IX-7. Namun disisi lain peneliti sebagai guru memang masih cenderung menggunakan metode mengajar yang monoton yaitu metode ceramah, kondisi ini ternyata membuat siswa menjadi bosan, jemu dan tidak tertarik untuk belajar. Guru kurang mampu mengelola kelas IX-7 dengan baik, sehingga banyak diantara siswa yang acuh tak acuh terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan oleh guru bahkan sebagian diantaranya lebih sering mengerjakan tugas lain. Dalam proses belajar mengajar, guru memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Melalui metode inkuiri diharapkan siswa lebih memahami konsep-konsep pelajaran PKn sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004 : 4 Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya (Hamzah : 2007 : 213. Berdasarkan 130

pengertian hasil belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Model inkuiri didefinisikan oleh (Sund dan Trowbridge, 1973 dalam (Putrayasa, 2001 sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Metode inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing yaitu suatu metode dalam belajarnya siswa menemukan sendiri sesuatu yang baru dengan mendapat bimbingan dari guru, yang berarti guru memberikan permasalahan kemudian membimbing siswa dalam bentuk diskusi kelompok untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang peningkatan pemahaman siswa berbasis inkuiri. Penelitian ini berjudul Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman pelajaran PKN Siswa Kelas IX-7 SMP N 8 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IX-7 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi pada mata pelajaran PKn melalui metode pembelajaran berbasis inkuiri. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: pertama, bagaimanakah proses pembelajaran melalui penerapan pembelajaran berbasis inkuiri siswa kelas IX-7 SMPN 8 pada PKn? Kedua, bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa kelas IX-7 SMPN 8 pada materi norma dalam kehidupan bermasyarakat? Ketiga, bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis inkuiri siswa kelas IX-7 SMPN 8 Tebing Tinggi? METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi jalan Kom Yos Sudarso km 5 Tebing Tinggi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-7 SMPN 8 siswa lakilaki 15 orang dan 18 siswa perempuan dengan jumlah seluruhnya 33 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/ 2013 pada bulan November - Desember 2012. Pada Penelitian tindakan kelas data yang dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas IX-7 teknik analisis terhadap data yang telah dikumpulkan yaitu data aktivitas siswa dan data hasil tes belajar siswa. Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas IX-7 menggunakan 131

beberapa instrumen, antara lain : lembar observasi guru digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain contoh lembar observasi, lembar tes berupa tes hasil belajar berbentuk soal pilihan ganda dan uraian. Soal tes dikerjakan secara invidu oleh siswa. Dari hasil tes pada siklus satu dan dua dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun individual, Angket/ Kuisioner diberikan setelah proses pembelajaran berakhir pada akhir siklus. Tujuannya untuk mengetahui respon siswa tentang kekurangan, kelebihan atau kendala yang ada serta saran siswa terhadap proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahapan : Persiapan/ perencanaan (Planning, Tindakan (implementation, Observasi (Observation, Refleksi (Reflecting yaitu sebagai berikut; 1. Perencanaan Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Pelaksanaan a. Siklus I Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan awal untuk membangkitkan motivasi belajar. Guru mengajak siswa untuk mengenang detik-detik proklamasi kemerdekaan dengan menunjukkan norma-norma yang ada di masyarakat. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa seputar tentang pengetahuan yang berkaitan dengan norma-norma yang ada dimasyarakat. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas simulasi untuk memerankan beberapa kejadian dalam norma-norma yang ada dimasyarakat seperti: mempersilahkan setiap kelompok untuk maju dan bersamasama menyimpulkan hasil pembahasan materi. b. Siklus II Guru mengajak siswa mengenal dan menyanyikan lagu daerah. Guru menanyakan kepada siswa beberapa tokoh penting yang berperan dalam adat istiadat dan peraturan lalu mengajak siswa untuk mengenal dan mendaftar adat istiadat dan peraturan yang berlaku di masayarakat. Guru mengajak siswa melakukan studi kelompok dalam rangka memahami dan mengenal lebih jauh tentang adat istiadat dan peraturan yang berlaku di masayarakat. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas kelompok. Siswa melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas dan memulai diskusi bersama-sama, dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan 132

intruksinya kepada siswa, hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. Di akhir pelajaran guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran secara bersama-sama. 3. Observasi/Pengamatan Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan lembar keaktifan siswa. d. Refleksi Tahap ini merupakan tahap menganalisa, mensintesa, hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamatan, kuesioner, dan tes. Dalam refleksi melibatkan siswa, teman sejawat yang mengamati dan kepala sekolah. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Tahapan ini dilakukan secara berkesimbungan sehingga ditemukan hasil yang optimal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas IX-7 ini dilakukan dalam tiga siklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran yang lamanya 2 x 40 menit. Jadi pada penelitian tindakan kelas IX-7 ini diadakan proses pembelajaran sebanyak tiga pertemuan. 1. Hasil pengamatan terhadap kreativitas siswa Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan 7 (tujuh indikator yang meliputi keseriusan siswa, inisiatif siswa, partisipasi siwa dalam pembelajaran, kemampuan siswa menyebutkan fakta, kemampuan siswa menjelaskan konsep dengan kata-kata sendiri, berdiskusi, kemampuan siswa memahami perintah guru. 133

Tabel 4.1 Pengamatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran No Indikator 7. Kemampuan - - - - siswa memahami perintah guru Keterangan : B = baik C = cukup baik K = kurang baik Hasil Observasi Siklus I Siklus II B C K B C K 1. Keseriusan siswa - - - - 2. Inisiatif bertanya - - - - 3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran - - - 4. Kemampuan - - - - siswa menyebutkan fakta 5. Kemampuan siswa menjelaskan konsep dengan katakata sendiri - - - - 6. Berdiskusi - - - - 2. Hasil tes ulangan pemahaman benda dan sifatnya. Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran N o Indikator 1. Mampu mendeskripsik an hubungan antara norma dan adat istiadat 2. Mampu membedakan macammacam norma 3. Mampu menjelaskan kegunaan norma dan adat istiadat 4. Mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian adanya norma 5 Mampu mendeskripsik an tujuan penggunaan norma dalam masyarakat Mengal Mampu ami menjawa kesulita b n I II I II 29 80,5 24 67 24 67 20 56 21 58 Rata-rata ( 65 34 (9 4, 4 33 (9 1, 6 35 (9 7, 2 33 (9 1, 6 35 (9 7, 2 91,5 7 19,5 12 33,4 12 33,4 16 44,5 15 41,7 34,7 5 2 (5,6 3 (8,4 1 (2,8 3 (8,4 1 (2,8 8, 5 134

3. Hasil penilaian berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan angket yang telah diberikan dan diisi oleh siswa maka diperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4. 3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran N o Pertanyaan 1 Siswa senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilkakukan oleh guru 2 Siswa merasakan kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya. 3 Siswa memerlukan metode pendekatan inkuiri seperti yang telah dilakukan. 4 Siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan. 5 Siswa tertarik dengan metode pembelajaran yang dikembangkan guru Jawaban Siswa Ya Tid ak 31 2 (93,9 (5,6 30 (88,8 30 (88,8 28 (86,1 31 (94,4 3 (11, 2 3 (11, 2 5 (13, 9 2 (5,6 Pembahasan Data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan pada Siklus I dan Siklus II diolah dan di analisis dengan hasil sebagai berikut : Dari data penilaian tentang kreativitas jelaslah bahwa penerapan pembelajaran berbasis inkuiri pada pokok bahasan benda dan sifatnya memberikan kontribusi yang cukup signifikan (positif terhadap peningkatan kreativitas siswa. hal ini terlihat dari siklus ke-1 ke siklus ke-2 tampak pada tabel diatas pada siklus ke-1 dari 7 (tujuh indikator keberhasilan terdapat 1 baik, 1 cukup dan kurang 5, sedangkan pada siklus ke-2 dari 7 (tujuh indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2 cukup hal ini membuktikan terdapat adanya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran siswa. Melalui penggunaan metode inquiry ini siswa terlihat lebih bergairah dalam belaja. Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja. Guru juga siswa dalam memahami norma-norma dan adat istiadat yang terlihat dengan adanya beberapa siswa bertanya terkait dengan simulasi yang dilakukan oleh siswa-siswa yang lain. Namun hal lain yang dianggap masih kurang khususnya pada siklus I adalah siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman-temannya dalam menyampaikan pengalamannya. Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum maksimal. 135

Dari data ulangan I dan tes ulangan II tampak terdapat peningkatan yang signifikan, hal ini tampak pada hasil ulangan I rata-rata siswa yang mampu menjawab soal tes 65,25 dan mengalami kesulitan 34,75, sedangkan pada hasil tes ulangan II yang mampu menjawab soal tes 91,5 dan yang mengalami kesulitan 8,5. Maka telah terjadi kenaikan sekitar 26,25 pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa penerapan metode inkuiri dapat dikatak efektif dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa terhadap pembelajaran. Pada siklus II, Guru mengajak siswa dan menanyakan kepada siswa beberapa tokoh penting yang berperan dalam norma dan adat istiadat. Sesi selanjutnya setelah siswa telah menyelesaikan tugas yang diberikan guru maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan memaparkan permasalahan dan siswa yang ditunjuk secara acak diminta untuk menanggapi permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Kemudian guru juga meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan atau pendapat yang berbeda sehingga kemudian pada saat siswa telah dianggap kondusif tugas yang telah disiapkan oleh guru. Siswa diharapkan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama rekannya dalam kelompok. Siswa melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas dan memulai diskusi bersama-sama, dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan intruksinya kepada siswa, hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. Pada sesi akhir guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran secara bersama-sama Berdasarkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa didapatkan sebagian besar 34 atau (94,4 siswa menyatakan senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan hanya 2 (5,6 siswa menyatakan tidak senang. Dalam aspek kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya sekitar 33 (88,8 siswa mampu merasakan hal tersebut sedangkan 3 (11,2 siswa belum dapat. Prosentase tersebut juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya metode pembelajran itu digunakan. Padahal sebagian besar siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan, hal ini ditunjukkan oleh 31 (86,1 siswa dan 5 (13,9 siswa merasa tidak ada tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka merasakan tertarik metode yang dikembangkan guru 34 (94,4siswa dan hanya 2 (5,6 siswa menyatakan tidak tertarik. Maka dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inkuiri yang dikembangkan oleh guru (peneliti secara garis besar dapat diterima oleh siswa. 136

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Penerapankan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi benda dan sifatnya dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IX-7 SMPN 8. Terbukti terdapat kenaikan persentase tingkat pemahaman dari siklus I sebesar 65,25 menjadi 91,5 pada siklus II, atau mengalami peningkatan sebesar 26,25 2. Penerapan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi benda dan sifatnya dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas IX-7 SMPN 8 3. Respon siswa terhadap penerapankan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi benda dan sifatnya untuk siswa kelas IX-7 SMPN 8 termasuk positif. B. Saran 1. Guru dalam pembelajaran ini hendaknya lebih banyak strategi pembelajaran daripada sekedar memberikan informasi. 2. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-idenya, dan guru sebaiknya sebagai fasilitator. 3. Kepala sekolah diharapkan mendukung dan memotivasi guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas IX-7. DAFTAR RUJUKAN Depdikbud, 2002, Pendekatan Kontekstual, Balai Pustaka, Jakarta Dimyati Dkk,2002, Belajar Dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Haryanto, 2003, Sains Untuk SD Kelas IX-7 VI, Erlangga, Jakarta Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT Rosda Karya, Bandung Puskur, 2003, KD Sains SD, http://www.puskur.net/inc/sd/pe ngetahuanalam.pdf. Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta.Jakarta. Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, www.depdiknas.go.id Wahyudi, 2001, Tingkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Pelajaran. Ed. Dinas P&K. Jakarta: Depdikna 137

138