PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Transkripsi

1 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Susilawati SD Negeri Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This classroom action research aims to determine the improvement of student learning outcomes with the use of cooperative learning model TAI (Team Asisted Individualization) on Indonesian subjects in class V SD Negeri Batu Melenggang Hinai T.A. 2015/2016. Subjects in this study were students of class V that is with the number of students as many as 39 people. After the data collected and analyzed the analysis results obtained: in cycle I obtained an increase in the value of the test results given to 14 students (35.89%) is successful, and the average value of In cycle II obtained an increase in value Of the test results are tested to 39 students where 33 oarang students (92.30%) otherwise have been able to provide comments or pendaptnya well, with an average value of Based on the findings of research and discussion, it can be concluded that the use of TAI learning model can improve student learning outcomes in the material understand the text in class V SD Negeri Batu Melenggang Hinai district Langkat T.A. 2015/2016. Keywords: team asisted individualization, understanding text Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif TAI (Team Asisted Individualization) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Batu Melenggang kecamatan Hinai T.A. 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yaitu dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang. Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya: pada siklus I diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diberikan kepada 14 orang siswa (35,89%) yang berhasil, dan rata-rata nilai sebesar 70,23 Pada siklus II diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diujikan kepada 39 orang siswa dimana 33 oarang siswa (92,30%) dinyatakan telah mampu dalam memberikan komentar ataupun pendaptnya dengan baik, dengan nilai ratarata 80,12. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi memahami teks di kelas V SD Negeri Batu Melenggang kecamatan Hinai kabupaten Langkat T.A. 2015/2016. Kata kunci: team asisted individualization, mamahami teks 98

2 Tugas guru yang utama adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Dasar (SD) dituntut untuk menguasai semua bidang studi. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh, teknik mengajar yang masih relatif monoton. Sejauh ini pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas mayoritas masih dilaksanakan dengan metode ceramah. Hal ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar tidak akan terbangun apabila siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran Bahasa Indonesia siswa cenderung merasa enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya dengan kehidupan seharihari. Untuk mengupayakan agar pelajaran Bahasa Indonesia menyenangkan anak, sampaikan materi yang sudah dikenal anak hingga anak percaya diri. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan Bahasa Indonesia atau kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang baik sesuai dengan materi. Hal inilah yang diduga menyebabkan lemahnya siswa dalam memahami konsep-konsep dasar Bahasa Indonesia, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah. Pengalaman peneliti sebagai guru Bahasa Indonesia di SD Negeri Batu Melenggang sebelum melaksanakan pembelajaran sudah berusaha maksimal, mulai dari persiapan RPP. Model TAI (Team Asisted Individualization) adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid. Metode ini dapat digunakan sebagai spersepsi, selingan, dan evaluasi. Dengan Penerapan Model Pembelajaran kooperatif TAI ini guru kelas dapat memberikan motivasi atau stimulus kepada siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam belajar yaitu guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan tersebut, atas arahan dari guru baik di lakukan pada waktu apersepsi selingan 99

3 maupun waktu berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Selain dari pada itu tanya jawab bisa di lakukan pada waktu guru belum menjumpai materi pelajaran yang akan di sampaikan kepada siswa. METODE Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Batu Melenggang Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan selama 3 minggu. Penelitian ini telah dilaksanakan pada April s.d. Juni Adapun subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Batu Melenggang Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat T.A. 2015/2016, yang berjumlah 39 orang, yang terdiri dari 19 siswa putri dan 20 siswa putra. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pertemuan awal siswa diberikan pre test berupa tes lisan sebelum guru memberikan pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi tentang Memahami Teks. Hasil observasi pre test siswa masih tergolong kurang dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Tabel 1. Hasil Belajar Pre Test URAIAN HASIL Nilai Rata-Rata 60,35 Siswa Tuntas 6 Persentase Ketuntasan 15,38% Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan, yang pertama kali dilakukan oleh guru adalah melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri Batu Melenggang untuk memperoleh izin dari pihak sekolah kemudian mengadakan pertemuan dengan guru kelas V. Dalam pertemuan tersebut yang dikaji adalah mengenai kurikulum sebagai bahan acuan untuk materi pembelajaran. Pada tahap ini yang pertama kali dilakukan guru sebelum melakukan pelaksanaan tindakan yaitu: (1) Guru mengembangkan bahan ajar dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Mempersiapkan alat, bahan dan sumber belajar, (3) Membuat lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa dan kekurangan guru dalam menyajikan materi pembelajaran. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pelaksanaan penelitian melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama 70 menit. Peneliti berperan sebagai guru kelas yang melaksanakan jalannya proses pembelajaran. Sebelum masuk pada kegiatan inti terlebih dahulu guru membuka pelajaran selama 10 menit. Tujuannya untuk mengkondisikan dan memotivasi siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Setelah mengabsen siswa, guru memotivasi siswa, kegiatan ini berupa: (1) Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman didalam kelas, (2) Membuka pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran yang akan dipelajari, 100

4 mengingat bahwa ada sebagian siswa mengatakan kurang menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga guru perlu memberikan penguatan agar seluruh siswa termotivasi untuk belajar, (3) Menerapkan cara pembelajaran yang menarik yaitu dengan menggunakan model TAI untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada materi yang telah diberikan. Pada kegiatan inti guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan materi pembelajaran mengenai materi Memahami Teks, guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan mengenai Memahami Teks terhadap dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai caracara pemecahannya atau cara memberikan pendapat atau komentar yang baik. Selanjutnya dengan bantuan guru, para siswa membentuk group dan mengatur tempat duduk masing-masing siswa. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing dan saling memberikan pendapat ataupun komentarnya. Sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lainnya untuk menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam melaksanakan diskusi. Sebab dalam pertemuan ini masih banyak siswa yang masih diam atau mengganggu temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung dan hasil pre test siswa yang tidak tuntas. Pada kegiatan akhir guru beserta siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, supaya siswa lebih memahami tentang materi yang telah diajarkan guru. Pada pertemuan kedua, peneliti tetap sebagai guru dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam waktu 70 menit. Kemudian guru melakukan, kemudian guru melaksanakan kegiatan awal seperti sebelumnya, dan memulai mencari kelemahan siswa dalam memberikan pendapat atau komentar dengan baik. Setelah itu guru kembali melakukan pembelajaran dengan menggunakan model TAI. Guru menjelaskan materi. Setelah itu, guru menjelaskan kepada siswa cara untuk memberikan komentar dengan baik pada saat dilaksanakannya diskusi, kemudian setelah selesai menjelaskan materi pelajaran guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya guru menugaskan setiap kelompok untuk berdiskusi tentang materi yang telah diberikan guru meminta siswa untuk mengemukakan pendapatnya berdiri ditempat duduknya, sementara untuk kelompok lain yang tidak maju supaya memperhatikan apa yang telah disampaikan temannya. Selanjutnya guru meminta kepada kelompok lainnya untuk menanggapi tentang pendapat kelompok yang ada didepan kelas dengan baik. Kemudian pada akhir tindakan dilakukan tes secara lisan tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah dipelajari. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif lagi belajar dan memudahkan siswa dalam berbicara. Pada akhir pembelajaran siklus I, guru membuat kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja diberikan. Pada pelaksanaanya, pemberian materi tersebut sedikit banyaknya telah membuat siswa mampu untuk memberikan pendapat atau komentarnya dengan baik. Dimana 6 orang 101

5 siswa yang berani untuk mengeluarkan komentar ataupun pendapatnya dengan baik sesuai dengan materi yang dipelajari. Hal ini terbukti dari tingginya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Observasi Observer (guru) dan peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model TAI yang dilakukan oleh peneliti. Dimana guru menilai kegiatan peneliti pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, apakah peneliti telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dimana apakah siswa aktif dalam mengerjakan tugas, mau bekerjasama dengan teman kelompok sehingga tercipta suasana pemebalajaran yang menyenangkan yang dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara siswa terutama mengenai Memahami Teks. Pada saat diskusi, peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan observer perilaku belajar siswa terhadap keterampilan belajar siswa. setelah pelaksanaan siklus I selesai, diberikan evaluasi belajar untuk menambah penguatan dalam mengetahui keterampilan berbicara siswa dan keberhasilan tindakan yang dilakukan dan untuk melihat kesulitan yang masih dialami siswa. Selama observasi dilakukan, banyak hal yang diperoleh guru antara lain: (1) Masih banyak siswa yang masih takut dan malu untuk mengungkapkan pendapat atau memberikan komentar pada saat dilaksanakannya diskusi, (2) Siswa belum dapat menguasai materi yang diberikan guru. Pada akhir pertemuan siklus I setelah semua materi pelajaran diberikan, guru memberikan tes kemampuan berbicara setelah siswa diberikan penjelasan tentang materi pelajaran. Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I URAIAN HASIL Nilai Rata-Rata 70,23 Siswa Tuntas 14 Persentase Ketuntasan 35,89% Berdasarkan pengamatan guru kelas, penelitian didalam kelas belum menerapkan pembelajaran yang sistematis sehingga membuat siswa kurang memahami pembelajaran tersebut. Guru juga kurang mengoptimalkan keaktifan siswa dalam pembelajaran karena pembelajaran hanya terfokus pada guru. Selain itu sebagian siswa juga masih takut atau malu untuk mengeluarkan pendapatnya memberi komentar dengan baik. Setelah hasil observasi dilihat, tampak ketuntasan klasikal belum tercapai. Refleksi Dari siklus I guru menjelaskan materi mengomentari persoalan dengan memberikan beberapa contoh persoalan yang sering terjadi dilingkungan sekitar siswa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja dipelajari. Hal ini bertujuan agar siswa lebih ingat lagi akan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagi siswa menjadi berkelompok dan memberikan tugas kepada siswa dan menegaskan kepada siswa diminta untuk saling memberikan pendapat ataupun mengomentarinya terhadap hasil persoalan yang telah disajikan masing-masing kelompok. Pada saat 102

6 berlangsungnya diskusi masih banyak siswa yang belum memberikan pendapat ataupun komentarnya sehingga siswa belum bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Berpedoman dari analisis hasil keterampilan bicara siswa, hasil pengamatan diperoleh kesimpulan sementara yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode TAI masih kurang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga perlu perbaikan dan pengembangan pembelajaran yang akan dijabarkan pada siklus ke II. Halhal yang akan diperbaiki disiklus II adalah: (1) Metode pembelajaran lebih diefektifkan sehingga suasana pembelajaran lebih bersemanagat sehingga memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar, (2) Materi pembelajaran lebih dikembangkan dan mudah dipahami. Siklus II Perencanaan Pada tahap ini sama dengan tahap siklus I yaitu: (1) Melakukan observasi lanjutan untuk menemukan model dan format penerapan tindakan pada siklus I, (2) Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap petemuan dengan pokok bahasan Memahami Teks, (3) Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan dengan pokok bahasan Memahami Teks, (4) Mengindentifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan menetapkan alternatif pemecahan masalah, (5) Pengembangan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI. Pelaksanaan Peneliti (guru) melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan dan telah dikembangkan dari pelaksanaan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran TAI untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia tentang Memahami Teks dengan alokasi waktu 70 menit. Peneliti berperan sebagai guru kelas yang melaksanakan jalannya proses pembelajaran. Kegiatan pembuka pada siklus II masih sama dengan siklus I. Pada kegiatan inti, guru memulai dengan menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk mencari persoalan faktual yang ada dilingkungan sekitar ataupun dari media informasi. Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok yang baru, supaya sisa menjadi lebih bersemangat dalam belajar, para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain untuk menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi berjalan dengan lancar, selanjutnya guru menyuruh satu persatu kelompok untuk kedepan membacakan hasil diskusinya sementara kelompok yang tidak maju memperhatikan kelompok yang ada didepan dan memberikan pendapat ataupun komentarnya terhadap hasil diskusi kelompok penyaji. Diakhir pembelajaran guru meminta siswa untuk memberikan pendapatnya mengenai materi yang baru dipelajari dan meminta siswa lain untuk mendengarkan dengan seksama, kemudian guru meminta siswa agar memberikan saran dan kritik yang mendukung serta memberikan pujian kepada semua siswa yang telah berani mengemukakan pendapatnya dengan 103

7 baik. Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 70 menit dan ditambah dengan pemberian tes secara lisan tindakan siklus II pada saat dilaksanakannya diskusi. Kemudian guru melakukan kegiatan awal seperti sebelumnya, dan memulai mencari kelemahan siswa dalam memberikan pendapat atau komentar dengan baik dan membuat hal itu menjadi bahan materi yang akan dijelaskan guru kembali didepan kelas dengan memberikan contoh kepada siswa bagaimana cara memberikan pendapat atas komentar dengan baik. Setelah itu guru kembali melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI. Kemudian pada akhir tindakan dilakukan tes secara lisan tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah dipelajari. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif lagi belajar dan memudahkan siswa dalam berbicara, guru membuat kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja diberikan. Pada pelaksanaannya, pemberian materi tersebut sedikit banyaknya telah membuat siswa mampu untuk memberikan pendapat atau komentarnya dengan baik. Hal ini terbukti dari tingginya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar baik dalam memberikan pendapat ataupun memberikan komentarnya dalam melaksanakan metode pembelajaran. Observasi Pada tahap observasi siklus II ini, guru menyusun rencana pembelajaran yang berbeda pada siklus I yaitu guru lebih singkat lagi dan lebih jelas lagi memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran kepada siswa serta menjelaskan cara memberikan pendapat ataupun pendapatnya dengan baik. Di samping itu guru memberikan pujian kepada siswa yang terlihat semangat untuk memulai pelajaran agar siswa yang lain ikut semangat dalam pembelajaran. Guru lebih memberi peluang untuk siswa yang ingin bertanya dan yang kurang memahami materi yang dipelajari. Tes soal yang diberikan guru untuk setiap siswa berupa tes lisan dimana siswa memberi pendapat ataupun komentarnya sesuai dengan materi yang dipelajari. Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II URAIAN HASIL Nilai Rata-Rata 80,12 Siswa Tuntas 36 Persentase Ketuntasan 92,30% Berdasarkan pengamatan guru kelas, penelitian didalam kelas belum menerapkan pembelajaran yang sistematis sehingga membuat siswa kurang memahami pembelajaran tersebut. Guru juga sudah mengoptimalkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung dengan membentuk belajar menggunakan model pembelajaran TAI sehingga pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru saja tetapi telah difokuskan pada siswa. siswa sudah mampu untuk memberikan pendapat atau komentarnya dengan baik pada saat dilaksanakannya diskusi didalam kelas. Setelah nilai hasil tes siswa diperiksa, tampak peningkatan keterampilan berbicara siswa. Berdasarkan data pada siklus II bahwa keterlibatan siswa dalam 104

8 motivasi siswa dalam belajar sudah mengalami peningkatan. Dengan peningkatan yang telah diupayakan guru sehingga membuat pembelajaran menyenangkan dan menjadi lebih efektif terihat pula poin yang diamati sudah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Dengan ini proses pembelajaran sudah diupayakan semaksimalkan mungkin. Refleksi Berdasarkan pengamatan guru kelas diskusi II tampak bahwa kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan telah berjalan dengan sangat baik dan berdasarkan pengamatan keterampilan siswa dalam berbicara juga menunjukkan adanya peningkatan. Sehingga pertemuan kedua II pada indikator berani berkomentar atau menyampaikan pendapatan sudah tegolong baik, menyimak pertanyaan guru atau teman sudah tergolong sangat baik dan bertanya sesuai dengan materi yang dipelajari, mengungkapkan pendapat dengan jelas dan singkat serta kelancaran dalam berbicara sudah tergolong baik. Hal ini berarti untuk masing-masing indikator keterampilan berbicara yang diamati menunjukkan siswa sudah tergolong baik. Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada sikus II telah tuntas dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kseimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Memahami Teks dikelas V SD Negeri Batu Melenggang Kecamatan Hinai kabupaten Langkat T.A. 2015/2016. Berdasarkan hasil pre test diketahui bahwa keterampilan awal siswa dalam berbicara masih sangat kurang, dengan nilai rata-rata 60,35 dari 39 siswa terdapat 33 siswa yang belum mampu untuk berbicara (mengungkapkan pendapatnya) dengan baik, pada siklus I diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diberikan kepada 14 orang siswa (35,89%) yang berhasil, dan rata-rata nilai sebesar 70,23. Peningkatan hasil tes ini belum maksimal dari segi keberhasilan keterampilan berbicara maka kemampuan pada siklus II diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diujikan kepada 39 orang siswa dimana 33 oarang siswa (92,30%) dinyatakan telah mampu dalam memberikan komentar ataupun pendaptnya dengan baik, dengan nilai rata-rata Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Memahami Teks pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Batu Melenggang Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat T.A. 2015/

9 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, A Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Dewi, A Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk SD. Jakarta: Universitas Terbuka Dimyati, M Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni Cooperative Learning. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya. Slavin, R. E Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Sudjiono, A Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo. Suryosubroto B Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Syah, M Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Winataputra, S Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Universitas Terbuka. 106