P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007

dokumen-dokumen yang mirip
P U T U S A N NOMOR : 47/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007

PUTUSAN SELA NOMOR : 52/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 46/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N NOMOR : 39/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 483 K/TUN/2001

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

P U T U S A N 463 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N No. 57 K/TUN/2006

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN NOMOR : 230 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 219 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N NOMOR : 101/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004

P U T U S A N. Nomor : 352 / PDT / 2014 / PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor : 62/PDT/2012/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N NOMOR : 45/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 234/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 479 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N No. 18/PDT/2012/PT.KT SMDA

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N No. 54 K / TUN / 2004

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

P U T U S A N Nomor: 85/PDT/2012/PTR.

P U T U S A N No. 392 K/TUN/2000 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor : 39/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor 125/PDT/2014/PT.PBR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

: PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008

P U T U S A N Nomor : 339/PID/2011/PT-Mdn.

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

P U T U S A N NOMOR : 393/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

P U T U S A N 353 K / TUN / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 322 K/AG/2007

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

P U T U S A N. Nomor 366/Pdt/2014/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor : 35/Pdt.G/2012/PTA Bdg.

ب س م الل ه الر ح م ن الر ح يم

P U T U S A N NOMOR : 12 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N NOMOR: 46 K/AG/2006

PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007

P U T U S A N NOMOR : 02/PDT/2014/PT-MDN

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N. Nomor : 47/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N NOMOR : 468/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N No. 315 K/TUN/2007

Transkripsi:

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara : ALOY RACHMAT, beralamat di Jalan Sindang No. 7B RT. 07/09, Koja Selatan, Koja, Jakarta Utara; Pemohon Peninjauan Kembali, dahulu Pemohon Banding ; m e l a w a n DIREKTUR JENDERAL PAJAK, beralamat di Jalan Jend. Gatot Subroto No.40-42, Jakarta 12190. Termohon Peninjauan Kembali, dahulu Terbanding ; Mahkamah Agung tersebut, Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pemohon Banding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan Pengadilan Pajak No. Put.09853/PP/M.V/99/2007 tanggal 30 Januari 2007 yang telah berkekuatan hukum yang tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding dengan posita perkara sebagai berikut : Bahwa yang menjadi obyek gugatan adalah Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-058/PJ.21/BD.03/2006 tanggal 7 Agustus 2006 yang diterima dari Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kota, sehubungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-121/PJ.54/2006 tanggal 5 Juni 2006 tersebut merupakan penolakan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tahun Pajak 2003 No. 00041/205/03/045/05 tanggal 31 Mei 2005 sebesar Rp. 1.660.541.322,-; Bahwa pada prinsipnya kami menolak dan menggugat Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut dengan alasan : Segi Formal : 1. Dalam alinea 2 menimbang : bahwa terdapat cukup alasan untuk menerima sebagian permohonan keberatan Wajib Pajak atas SKPKB PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2003 No. 00041/205/03/045/05 tanggal 31 Mei 2005 namun dalam kenyataan malah menambah jumlah pajak terutang; Hal. 1 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

2. Menetapkan : Menerima sebagian keberatan Wajib Pajak dalam suratnya tanpa nomor; 3. Kenyataan ini dapat dilihat dari perincian keputusan seperti berikut ini : a. Penghasilan Kena Pajak Rp. 2.853.249.975,- (semula) ditambah Rp. 838.282.000,- Menjadi Rp. 3.691.531.000,- b. PPh terutang Rp. 964.887.491,- (semula) ditambah Rp. 293.398.358,- Menjadi Rp. 1.258.850.000,- c. Sanksi Administrasi Rp. 308.667.997,- (semula) ditambah Rp. 93.887.472,- Menjadi Rp. 402.555.472,- d. PPh yang masih harus dibayar Rp. 1.273.255.488,- (semula) ditambah Rp. 387.285.835,- Menjadi Rp. 1.660.541.322,- Apakah ini yang namanya diterima sebagian, berdasarkan penjelasan serta uraian tersebut di atas SKPKB PPh Orang Pribadi Tahun Pajak No. 00041/205/03/045/05 tanggal 31 Mei 2005 batal demi hukum; Segi Material : Bahwa yang menjadi pokok sengketa materi dalam gugatan adalah mengenai koreksi terhadap pajak Penghasilan Terutang Orang Pribadi sebesar Rp. 3.691.831.000,- sebagai akibat penerapan hukum yang salah yang dilakukan Direktur Jenderal Pajak dengan perhitungan sebagai berikut : Penghasilan Kena Pajak Rp. 3.961.531.000,- PPh Terutang Rp. 1.258.285.880,- Kredit Pajak Rp. 300.000,- Sanksi Administrasi Rp. 402.555.472,- Jumlah yang masih harus dibayar Rp. 1.660.541.322,- Surat Ketetapan Pajak tersebut telah melanggar ketentuan Undangundang yang berlaku dengan menyebutkan menerima sebagian namun dalam kenyataan menolak seluruh keberatan oleh sebab itu batal demi hukum; Atas Ketetapan Pajak tersebut kami merasa keberatan dengan alasan sebagai berikut : Hal. 2 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

1. Pemeriksaan tersebut tanpa didasari persetujuan Wajib Pajak sehingga dilakukan berdasarkan perkiraan/asumsi Pemeriksa tanpa mempertimbangkan bukti-bukti yang dimiliki oleh kami (Wajib Pajak); 2. Sebagai akibat koreksi tersebut kami menanggung beban yang sangat berat dan diluar kemampuan kami, sehingga kami berpendapat apa yang dilakukan Pemeriksa tidak benar dan diluar ketentuan undang-undang perpajakan. Oleh sebab itu kami tidak setuju apabila jumlah pajak yang masih dibayar menjadi Rp. 1.660.541.322,- 3. Pemeriksa mengemukakan bahwa koreksi yang telah dilakukannya tidak perlu mengetahui dari mana asal sumbernya yang penting Wajib Pajak membayar semua utang pajaknya; Bahwa kami telah melakukan kewajiban kepada Negara dengan melaporakan SPT PPh Orang Pribadi ke Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kota dan menyetorkan pajak setap tahun kepada Negara; Bahwa berdasarkan alasan serta penjelasan tersebut di atas maka pajak yang harus dibayar menurut kami adalah : Pajak kurang dibayar Sanksi administrasi Pajak yang masih harus dibayar Bahwa disebabkan Surat Ketetapan Pajak tersebut tidak benar, oleh sebab itu kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kota agar mengembalikan semua barang-barang yang telah disita, sebab tindakan tersebut merugikan Wajib Pajak; Bahwa sebagai bahan pertimbangan Majelis untuk memberikan putusan akan kami lampirkan data-data sebagai berikut : 1. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-058/WPJ.21/BD.03/2006 tanggal 7 Agustus 2006; 2. SKPKB PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2003 No. 00041/205/03/045/05 tanggal 31 Mei 2005; Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Pajak Jakarta No. Put.09853/PP/M.V/99/2007 tanggal 30 Januari 2007 yang telah berkekuatan tetap tersebut adalah sebagai berikut : Menyatakan permohonan Gugatan Penggugat terhadap Keputusan Tergugat No. KEP-058/WPJ.21/BD.03/2006, tanggal 7 Agustus 2006 mengenai keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tahun Pajak 2003 No. 00041/205/03/045/05 tanggal 31 Mei Hal. 3 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

2005, atas nama Aloy Rachmat, NPWP : 06.492.638.9-045.000, alamat Jalan Sindang No. 7 B RT. 07/09, Koja Selatan, Koja, Jakarta Utara, tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap i.c. putusan Pengadilan Pajak Jakarta No. Put. 09853/PP/M.V/99/2007 tanggal 30 Januari 2007 diberitahukan kepada Pemohon Banding pada tanggal 28 Pebruari 2007 kemudian terhadapnya oleh Pemohon Banding diajukan permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 8 Maret 2007 sebagaimana ternyata dari Akte Permohonan Kasasi No. PKA-032/SP.51/AC/III/2007 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Pajak dengan disertai memori alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan tersebut pada hari itu juga; Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada tanggal 4 April 2007 namun tidak diajukan jawaban; Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasan-alasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut : 1. Pendapat Termohon Peninjauan Kembali (Direktur Jenderal Pajak). Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali mengajukan gugatan atas Surat Termohon Peninjauan Kembali No. KEP-058/WPJ.21/BD.03/2006 yang ditetapkan pada tanggal 7 Agustus 2006 adalah Surat Keputusan sehubungan permohonan keberatan Pemohon Peninjauan Kembali yang diproses sesuai dengan Pasal 25 dan 26 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2000; Bahwa Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 6 Tahun 1983, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2006, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan : Gugatan atau Penanggung Pajak terhadap : Keputusan Hal. 4 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan selain yang ditetapkan Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; Kesimpulan : Berdasarkan uraian tersebut di atas, Termohon Peninjauan Kembali berpendapat surat permohonan Pemohon Peninjauan Kembali No. 01/IX/ 2006 tanggal 4 September 2006 yang diterima di Pengadilan Pajak tanggal 4 September 2006 tidak memenuhi ketentuan formal Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 6 Tahun 1983, tentang KUP sebagaimana telah diubah terakhir denan Undang-Undang No. 16 Tahun 2000; Pendapat Majelis tentang Gugatan Penggugat : Berdasarkan pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti dan dokumen yang disampaikan Pemohon Peninjauan Kembali di dalam persidangan serta data-data yang ada dalam berkas gugatan, Majelis berkesimpulan permohonan gugatan Pemohon Peninjauan Kembali atas Keputusan Tergugat No. KEP-058/WPJ.21/BD.03/2006 tanggal 7 Agustus 2006 bukan merupakan keputusan yang dapat diajukan gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 6 Tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2000; Analisa Putusan Majelis : Pendapat tersebut jelas salah besar sebab Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-058/WPJ.21/BD.03/2006 tanggal 7 Agustus 2006, tentang penolakan keberatan terhadap SKPKB Orang Pribadi Tahun Pajak 2003 No. 00041/205/03/045/05 tanggal 31 Mei 2005 Cacat Hukum, namun Majelis tidak mempermasalahkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut; Dalam kasus yang kami alami ini jelas sudah memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan tidak ilegal namun demikian Majelis berpikiran masih terbatas wewenang dan bukan wewenang jelas salah besar sebab dalam suatu peradilan yang seorang Hakim diberikan kebebasan dalam memberikan putusan sehingga tidak bisa diganggu gugat; Berdasarkan penjelasan serta uraian tersebut di atas bersama ini dikemukakan hal-hal sebagai berikut : Kalau Pengadilan Pajak tidak mempunyai kewenangan, Pemohon Peninjauan Kembali jadi bertanya kewenangan siapa? Tentunya kewenangan Mahkamah Agung sebagai Payung Hukum di Negara RI yang tercinta. Jadi Mahkamah Agung harus melihat kronologis/urut- Hal. 5 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

urutan kejadian upaya hukum kami mulai dari pengajuan banding sampai dengan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung dengan meneliti mulai penerbitan SKPKB sampai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak; 2. Novum (data baru belum terungkap) : Sudah dijelaskan bahwa surat ke kami sama-sama berada di kawasan berikat sebagaimana dijelaskan dalam permohonan gugatan bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pajak cacat hukum, namun Majelis Hakim Pengadilan Pajak tidak membahas permasalahan tersebut sehingga ada data baru yang belum terungkap. Hal ini jelas telah bertentangan dengan prinsip keadilan dalam pemungutan pajak; Dengan ketentuan peraturan yang berbeda-beda tersebut jelas akan mengakibatkan tidak ada kepastian hukum bagi Wajib Pajak. Padahal Pengadilan Pajak sudah termasuk ruang lingkup Undang-Undang No. 14 Tahun 1970, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara RI Tahun 1970 No. 74, Tambahan Lembaran Negara No. 2951) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 35 Tahun 1999 (Lembaran Negara RI Tahun 1999 No. 147, Tambahan Lembaran Negara No. 3879); Pasal 2 Undang-Undang No. 14 Tahun 2002, tentang Pengadilan Pajak dengan tegas menyatakan : Pengadilan Pajak adalah Badan Peradilan yang melaksanakan kekuasaan Kehakiman bagi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak. Jadi posisinya bukan Direktorat Jenderal Pajak lagi yang selalu terikat dengan ketentuan Direktur Jenderal Pajak; A. Ketentuan Pemenuhan Formal Penerbitan Surat Keputusan Keberatan. 1. Dalam alinea 2 Menimbang : bahwa terdapat cukup alasan untuk menerima sebagian permohonan keberatan Wajib Pajak atas SKPKB PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2003 No. 00041/205/03/ 045/05 tanggal 31 Mei 2005 namun dalam kenyataan malah menambah jumlah pajak terutang; 2. Menetapkan : Menerima sebagian keberatan Wajib Pajak dalam suratnya tanpa nomor; 3. Kenyataan ini dapat dilihat dari perincian Keputusan Direktur Jenderal Pajak seperti berikut ini : Hal. 6 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

a. Penghasilan Kena Pajak Rp. 2.853.249.975,- (semula) ditambah Rp. 838.282.000,- Menjadi Rp. 3.691.531.000,- b. PPh terutang Rp. 964.887.491,- (semula) ditambah Rp. 293.398.358,- Menjadi Rp. 1.258.850.000,- c. Sanksi Administrasi Rp. 308.667.997,- (semula) ditambah Rp. 93.887.472,- Menjadi Rp. 402.555.472,- d. PPh yang masih harus dibayar Rp. 1.273.255.488,- (semula) ditambah Rp. 387.285.835,- Menjadi Rp. 1.660.541.322,- Apakah ini yang namanya diterima sebagian, berdasarkan penjelasan serta uraian tersebut di atas SKPKB PPh Orang Pribadi Tahun Pajak No. 00041/205/03/045/05 tanggal 31 Mei 2005 batal demi hukum; Merupakan suatu fakta-bukti yang nyata dan dan terbukti Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. No. KEP-058/WPJ.21/- BD.03/2006 tanggal 7 Agustus 2006 yang menjadi obyek gugatan karena bukti yang sangat mendasar dan tidak mempunyai kepastian hukum dan mudah dipatahkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku; B. Segi Material : Bahwa yang menjadi pokok sengketa materi dalam peninjauan kembali adalah mengenai koreksi terhadap Pajak Penghasilan Terutang Orang Pribadi sebesar Rp. 3.691.831.000,- sebagai akibat penerapan hukum yang salah yang dilakukan Direktur Jenderal Pajak dengan perhitungan sebagai berikut : Penghasilan Kena Pajak Rp. 3.961.531.000,- PPh Terutang Rp. 1.258.285.880,- Kredit Pajak Rp. 300.000,- Sanksi Administrasi Rp. 402.555.472,- Jumlah yang masih harus dibayar Rp. 1.660.541.322,- Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut telah melanggar ketentuan Undang-undang yang berlaku dengan menyebutkan menerima sebagian namun dalam kenyataan menolak seluruh keberatan oleh sebab itu batal demi hukum; 1. Pemeriksaan tersebut tanpa didasari persetujuan Wajib Pajak sehingga dilakukan berdasarkan perkiraan/asumsi Pemeriksa tanpa mempertimbangkan bukti-bukti yang dimiliki oleh kami (Wajib Pajak); Hal. 7 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

2. Sebagai akibat koreksi tersebut kami menanggung beban yang sangat berat dan diluar kemampuan kami, sehingga kami berpendapat apa yang dilakukan Pemeriksa tidak benar dan diluar ketentuan undang-undang perpajakan. Oleh sebab itu kami tidak setuju apabila jumlah pajak yang masih dibayar menjadi Rp. 1.660.541.322,- 3. Pemeriksa mengemukakan bahwa koreksi yang telah dilakukannya tidak perlu mengetahui dari mana asal sumbernya yang penting Wajib Pajak membayar semua utang pajaknya; 4. Hak Wajib Pajak : - Meminta Keterangan tertulis dari Direktur Jenderal Pajak tentang dasar pengenaan pemungutan atau pemotongan pajak; - Mengajukan permohonan keberatan; - Menyampaikan alasan keberatan; - Mengajukan keberatan; - Mengajukan banding; - Mengajukan gugatan; - Mengajukan Peninjauan Kembali; 5. Dengan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini tata cara pemungutan pajak di Indonesia dengan menerapkan sistim self assement Wajib Pajak menentukan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar kepada Negara. Undang-undang memberikan kepercayaan dari hak serta kewenangan yang besar kepada Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakannya, Wajib Pajak menentukan sendiri jumlah pajak yang harus dibayar ke kas Negara; 6. Pajak yang harus dibayar menurut kami adalah : Pajak kurang dibayar Sanksi administrasi Pajak yang masih harus dibayar 7. Berdasarkan penjelasan serta fakta-fakta yang diungkapkan Pemohon Peninjauan Kembali tersebut di atas sudah jelas Direktur Jenderal Pajak telah melanggar apa yang disepakati/diamanatkan dalam ketentuan Undang-Undang No. 6 Tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2000; Hal. 8 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

Menimbang, bahwa selanjutnya Mahkamah Agung mempertimbangkan alasan-alasan Peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali sebagai berikut : Mengenai alasan-alasan ke 1 s/d 7 : Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan karena Pengadilan Pajak sudah tepat dan benar dalam putusannya, karena Surat Keputusan yang digugat ke Pengadilan Pajak tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2000, yang seharusnya diajukan banding, oleh karena itu alasan peninjauan kembali tidak berdasar hukum; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh ALOY RACHMAT tersebut adalah tidak beralasan sehingga harus ditolak ; Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Peninjauan Kembali sebagai pihak yang kalah, maka harus membayar biaya perkara dalam peninjauan kembali ini ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan Undang-Undang No. 14 tahun 2002 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ; M E N G A D I L I Menolak permohonan peninjauan kembali dari ALOY RACHMAT tersebut ; Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya perkara dalam peninjauan kembali ini ditetapkan sebanyak Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Senin tanggal 8 Oktober 2007 oleh WIDAYATNO SASTROHARDJONO, SH.M.Sc. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. IMAM SOEBECHI, SH.,MH. dan TITI NURMALA SIAGIAN, SH.,MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu Hal. 9 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007

oleh A. KARIM MANAP, SH.,MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak. Hakim-Hakim Anggota : Ketua : Ttd/H. IMAM SOEBECHI, SH.,MH. Ttd/WIDAYATNO SASTROHARDJONO, SH.M.Sc. Ttd/TITI NURMALA SIAGIAN, SH.,MH. Panitera Pengganti : Ttd/A. KARIM MANAP, SH.,MH. Biaya-biaya : 1. M e t e r a i : Rp. 6.000,- 2. R e d a k s i : Rp. 1.000,- 3. Administrasi Peninjauan Kembali...... : Rp. 2.493.000,- Jumlah : Rp. 2.500.000,- Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG R.I. a.n. Panitera Panitera Muda Tata Usaha Negara, ASHADI, SH. NIP. 220000754 Hal. 10 dari 10 hal. Put. No. 103/C/PK/PJK/2007