DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. misalnya dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang suara; (2) Penyampaian atau

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB I STANDAR KOMPETENSI

Pengantar Ilmu Komunikasi

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KODE UNIT KOMPETENSI INA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 14. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

BAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

Perancangan Metode Survei

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan sebuah layanan bimbingan konseling. Komunikasi konseling berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUMBETON ASPAL

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

Transkripsi:

DAFTAR ISI Kata Pengantar.... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI... 6 2.1 Peta Paket Pelatihan... 6 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi... 6 2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari... 7 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN... 12 3.1 Strategi Pelatihan... 12 3.2 Metode Pelatihan... 13 3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan... 13 BAB IV PELAKSANAAN KOMUNIKASI DENGAN PIHAK TERKAIT... 19 4.1 Umum... 19 4.2 Interpretasi informasi dan yang diterima terkait dengan pekerjaan... 27 4.3 Komunikasi kepada bawahan... 33 4.4 Pelaksanaan koordinasi dengan unit-unit terkait... 38 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI... 46 5.1 Sumber Daya Manusia... 46 5.2 Sumber-sumber Perpustakaan... 46 5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan... 47 Halaman: 1 dari 48

BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. 1.1.2 Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1 Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur. 1.2.2 Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Halaman: 2 dari 48

3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 1.2.3 Penerapan materi pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan. 1.3.2. Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: Halaman: 3 dari 48

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. 1.4.2 Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. 1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. 1.4.4 Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. 1.4.5 Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan. 1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Halaman: 4 dari 48

1.4.7 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. 1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.4.9 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. 1.4.10 Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 48

BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Quality Assurance Enginer yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait - Kode Unit F45.500.2.2.20.II.01.001.01, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Tempat Kerja Penyusunan Rencana Mutu Kegiatan sesuai Kontrak (Quality Plan) Sosialisasi Manual Mutu, Prosedur dan Instruksi Kerja Pengendalian Mutu Material dan Hasil Pekerjaan sesuai Spesifikasi Teknik Kaji Ulang Pelaksanaan Jaminan Mutu Penyusunan Laporan 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi 2.2.1 Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu. 2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tempat kerja. 2.2.3 Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu. 2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Halaman: 6 dari 48

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1 Judul Unit Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait 2.3.2 Kode Unit 2.3.3 Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pihak terkait dalam pekerjaan. 2.3.4 Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP perusahaan, komunikasi dan struktur organisasi perusahaan. 2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 1. Menginterpretasikan informasi dan yang diterima terkait dengan pekerjaan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Informasi dan diidentifikasi dengan benar. 1.2 Informasi dan dijabarkan dalam bentuk daftar simak (check list). 1.3 Daftar simak informasi dan instruksi kerja diperiksa kesesuaiannya dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan. Halaman: 7 dari 48

2. Mengomunikasikan kepada bawahan 2.1 Daftar simak Informasi dan instruksi kerja dijelaskan kepada bawahan. 2.2 Masukan tentang dan dievaluasi untuk mendapatkan pemecahannya. 2.3 Pelaksanaan dikendalikan. 3. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait 3.1 Rencana koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait disusun. 3.2 Koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait dilakukan sesuai jadwal. 3.3 Hasil koordinasi pekerjaan dievaluasi kesesuaiannya dengan rencana semula. 2.3.6 Batasan Variabel 1. Konteks variabel 1.1 Kompetensi ini diterapkan sebagai landasan dalam melakukan komunikasi, baik dalam menerima informasi dari atasan maupun menyampaikannya kepada para pihak yang terkait dengan prosedur pekerjaan. 1.2 Kompetensi ini diterapkan kepada quality assurance engineer agar mampu bekerja sama dengan pihak terkait 2. Perlengkapan yang dibutuhkan 2.1 Alat pendukung: komputer/laptop, printer, ATK, alat komunikasi 2.2 Bahan: Ketentuan hubungan kerja dengan pihak terkait sesuai dengan aturan yang berlaku, seperti : struktur organisasi tim tender, informasi jadwal kerja pihak terkait, data-data detail pihak terkait (nama, alamat, email). 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan 3.1 Menginterpretasikan informasi dan yang diterima terkait dengan pekerjaanquality assurance engineer. Halaman: 8 dari 48

3.2 Mengomunikasikan kepada bawahan 3.3 Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan 4.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, Tentang Jasa Konstruksi 4.2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4.3 Standar Operating Procedure (SOP) pengguna jasa/pemberi kerja maupun dalam perusahaan. 4.4 Work Instruction (WI) pengendalian dokumen 4.5 Manual Perusahaan 2.3.7 Panduan Penilaian 1. Penjelasan prosedur penilaian Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait: 1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : 1.1.1 F45.QAE.01.001.01 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3-L) dan Lingkungan di Tempat Kerja 1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain: 1.2.1 F45.QAE.02.001.01 Menyusun Rencana Mutu Kegiatan sesuai Kontrak (Quality Plan) 1.2.2 F45. QAE.02.002.01 Menyosialisasikan Manual Mutu, Prosedur dan Instruksi kerja 1.2.3 F45. QAE.02.003.01 Melakukan Pengendalian Mutu Material dan Hasil Pekerjaan sesuai Spesifikasi Teknik 1.2.4 F45. QAE.02.004.01 Melakukan Kaji Ulang Pelaksanaan Jaminan Mutu Halaman: 9 dari 48

1.2.5 F45. QAE.02.005.01 Menyusun Laporan 2. Kondisi Pengujian Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. Metode Uji yang digunakan : a. Test tertulis; b. Test lisan (Wawancara) 3. Pengetahuan yang dibutuhkan 3.1. Manual Perusahaan 3.2. Spesifikasi Teknis 3.3. Metoda Komunikasi 3.4. Metoda Pengendalian Dokumen 4. Keterampilan yang dibutuhkan 1.1 Mampu berkoordinasi/berkomunikasi dengan sikap kerja yang profesionaldalam tim kerja dan pihak-pihak terkait 1.2 Mampu mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis dan metoda konstruksi 1.3 Mampu melakukan kerja sama, baik di dalam maupun di luar lingkungan proyek 2. Aspek kritis 2.1 Kecakapan dalam berkoordinasi/berkomunikasi dan sikap kerja yang profesionaldengan tim kerja dan pihak-pihak terkait 2.2 Ketelitian dalam mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis dan metoda estimasi biaya jalan 2.3 Kecakapan dalam melakukan kerja sama, baik sesama tim kerja maupun dengan pihak terkait lainnya Halaman: 10 dari 48

2.3.8 Kompetensi kunci NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 2 Halaman: 11 dari 48

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. 3.1.1 Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan. 3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki. 3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek 1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan. 3.1.4 Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh. 3.1.5 Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan Halaman: 12 dari 48

3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. 3.2.1 Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. 3.2.2 Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja. 3.2.3 Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 Kriteria Unjuk No Kerja/Indikator Unjuk Kerja 1.1 Informasi dan diidentifikasi dengan benar. 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan 2) Mampu mengidentifikasi : Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait : Menginterpretasikan informasi dan yang diterima terkait dengan pekerjaan Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifikasi Informasi dan dengan benar. Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan 2. Mengidentifikasi Informasi dan 3. Mampu menyusun identifikasi Informasi dan Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks Jam Pelajaran Indikatif 10 menit Halaman: 13 dari 48

Kriteria Unjuk No Kerja/Indikator Unjuk Kerja Informasi dan 3) Harus mampu menyusun identifikasi Informasi dan dengan benar 1.2 Informasi dan dijabarkan dalam bentuk daftar simak (check list). 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan daftar simak (check list) informasi dan. 2) Mampu mengidentifikasi daftar simak (check list) informasi dan. 3) Harus mampu menjabarkan informasi dan dalam bentuk daftar simak dengan benar. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menjabarkan Informasi dan dalam bentuk daftar simak (check list). Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran dengan benar 1. Menjelaskan maksud dan tujuan daftar simak (check list) informasi dan instruksi kerja. 2.Mengidentifikasi daftar simak (check list) informasi dan. 3.Menjabarkan Informasi dan dalam bentuk daftar simak Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 1.3 Daftar simak informasi dan diperiksa kesesuaiannya dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan 1) Dapat menjelaskan pengertian kesesuaian daftar simak informasi dan dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan. 2) Mampu mengidentifikasi kriteria kesesuaian Daftar simak Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu memeriksa Daftar simak informasi dan kesesuaiannya dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan pengertian kesesuaian daftar simak informasi dan dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan. 2. Mengidentifikas i kriteria kesesuaian Daftar simak informasi dan terhadap kondisi lapangan 3. Memeriksa kesesuaian daftar simak informasi dan 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit Halaman: 14 dari 48

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja informasi dan terhadap kondisi lapangan 3) Harus mampu memeriksa kesesuaian daftar simak informasi dan sesuai dengan kondisi lapangan dengan benar Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan dengan benar Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Menginterpretasikan informasi dan yang diterima terkait dengan pekerjaan Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.1 Daftar simak Informasi dan dijelaskan kepada bawahan 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan pemakaian Daftar simak Informasi dan 2) Mampu mengidentifika si pemahaman bawahan terhadap yang telah dijelaskan 3) Harus mampu menjelaskan daftar simak informasi dan kepada bawahan dengan jelas dan teliti 2.2 Masukan tentang dan dievaluasi untuk mendapatkan : Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait : Mengomunikasikan kepada bawahan Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menjelaskan Daftar simak Informasi dan kepada bawahan Mampu mengevaluasi Masukan tentang dan Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan maksud dan tujuan pemakaian Daftar simak Informasi dan 2. Mengidentifikasi pemahaman bawahan terhadap instruksi kerja yang telah dijelaskan 3. Menjelaskan daftar simak informasi dan kepada bawahan dengan jelas dan teliti 1. Menjelaskan metode evaluasi masukan tentang dan Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi : Perspektif, Proses, dan Konteks 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10 menit Halaman: 15 dari 48

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja pemecahannya 1) Dapat menjelaskan metode evaluasi masukan tentang dan 2) Mampu mengidentifikasi metode evaluasi masukan tentang dan. 3) Harus mampu mengevaluasi dengan lengkap dan teliti semua masukan tentang dan Tujuan Pembelajaran untuk mendapatkan pemecahannya Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran 2. Mengidentifikasi metode evaluasi masukan tentang dan. 3. Mengevaluasi dengan lengkap dan teliti semua masukan tentang dan Sumber/ Referensi yang Disarankan Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi : Perspektif, Proses, dan Konteks Jam Pelajaran Indikatif 2.3 Pelaksanaan dikendalikan 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan pengendalian. 2) Mampu mengidentifikasi prosedur pengendalian 3) Harus mampu mengendalikan dengan benar Diskusi kelompok: Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengendalikan Pelaksanaan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan pengendalian 2. Mengidentifikasi prosedur pengendalian 3. Mengendalikan dengan benar 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi : Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Mengomunikasikan kepada bawahan Halaman: 16 dari 48

Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 3 Kriteria Unjuk No Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.1 Rencana koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait disusun 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan kebutuhan data untuk menyusun rencana koordinasi 2) Mampu mengidentifikasi urut-urutan penyusunan Rencana koordinasi 3) Harus mampu menyusun Rencana koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait dengan tepat. 3.2 Koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait dilakukan sesuai jadwal 1) Dapat menjelaskan fungsi Koordinasi pekerjaan 2) Mampu mengidentifikasi Koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait sesuai jadwal. 3) Harus mampu melaksanakan Koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait dengan benar 3.3 Hasil koordinasi pekerjaan dievaluasi kesesuaiannya dengan rencana : Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait : Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu menyusun Rencana koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu melakukan Koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait sesuai jadwal Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu mengevaluasi Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan maksud dan tujuan kebutuhan data untuk menyusun rencana koordinasi 2.Mengidentifikasi urut-urutan penyusunan Rencana koordinasi 3. Menyusun Rencana koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait dengan tepat. 1. Menjelaskan fungsi Koordinasi pekerjaan 2.Mengidentifikasi Koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait sesuai jadwal 3. Melaksanakan Koordinasi pekerjaan dengan pihak terkait dengan benar 1. Menjelaskan maksud dan tujuan evaluasi Hasil koordinasi Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10 menit 10 menit Halaman: 17 dari 48

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja semula. 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan evaluasi Hasil koordinasi pekerjaan 2) Mampu mengidentifikasi evaluasi hasil koordinasi pekerjaan dikesesuaiannya dengan rencana semula 3) Harus mampu mengevaluasi Hasil koordinasi pekerjaan dengan teliti sesuai rencana semula Tujuan Pembelajaran Hasil koordinasi pekerjaan kesesuaiannya dengan rencana semula Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran pekerjaan 2.Mengidentifikasi evaluasi hasil koordinasi pekerjaan dikesesuaiann ya dengan rencana semula 3. Mengevaluasi Hasil koordinasi pekerjaan dengan teliti sesuai rencana semula Sumber/ Referensi yang Disarankan Perspektif, Proses, dan Konteks Jam Pelajaran Indikatif Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait Halaman: 18 dari 48

4.1 Umum BAB IV PELAKSANAAN KOMUNIKASI DENGAN PIHAK TERKAIT 4.1.1 Proses Komunikasi Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transmisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol biasa atau umum. Proses komunikasi merupakan tahap-tahap antara komunikator dengan komunikan yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna. Menurut Stephen P. Robbins proses komunikasi meliputi 7 (tujuh) bagian, yakni: 1. Sumber komunikasi; 2. Pengkodean; 3. Pesan; 4. Saluran; 5. Pendekodean; 6. Penerima; 7. Umpan balik. Gambar 4.1.1 Proses Komunikasi Sumber komunikasi atau komunikator mengawali proses komunikasi dengan pesan yang dikemas dengan pengkodean tertentu berupa simbolsimbol. Pesan adalah sesuatu yang dikomunikasikan. Semuanya itu disampaikan dengan kemasan kode tertentu. Pengemasan suatu pesan melalui proses encoding memberikan kontribusi yang berarti atas keberhasilan suatu komunikasi. Encoding adalah proses untuk memilih simbol-simbol yang digunakan untuk membentuk pesan. Simbol-simbol ini bisa berbentuk verbal dan non verbal. Kemudian pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran yang disebut media penyaluran Halaman: 19 dari 48

pesan. Penyaluran pesan secara umum dapat dibagi menjadi saluran tatap muka dan melalui media. Saluran tatap muka terjadi saat komunikator dengan komunikan dapat bertemu langsung dan bertatap muka tanpa media perantara. Sedangkan contoh komunikasi melalui media adalah surat, dokumen, telepon, dan email. Pertemuan jarak jauh menggunakan real-time video atau dikenal dengan teleconference, dapat digolongkan sebagai saluran melalui media. Sebelum pesan diterima, komunikan harus menerjemahkan simbol-simbol yang diterima ke dalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh komunikan. Inilah yang disebut sebagai decoding pesan. Sebagaimana saat encoding, tahap decoding juga dipengaruhi oleh keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya. Tahapan terakhir dari proses komunikasi adalah umpan balik. Tahap ini merupakan pengecekan atas keberhasilan pentransferan pesan dimaksud. Tahapan ini sangat penting dalam kegiatan organisasi termasuk kegiatan audit. Peran monitoring dan reviu audit oleh Ketua Tim atau Pengendali Teknis merupakan salah satu media umpan balik atas penugasan audit. 4.1.2 Jenis Komunikasi Komunikasi dapat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang. Di sini kita akan klasifikasikan komunikasi dalam 3 sudut pandang saja, yaitu menurut cara komunikasi, pihak yang terlibat dalam komunikasi, dan kode yang digunakan. Klasifikasi komunikasi menurut caranya terdiri dari komunikasi lisan dan tulisan. Komunikasi lisan adalah komunikasi dimana komunikatornya yang menyampaikan pesan secara langsung oleh pihak komunikan tanpa media berupa tulisan atau teks. Termasuk dalam komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, wawancara, komunikasi lewat telepon, presentasi dan teleconference. Sedangkan komunikasi tulisan adalah penyampaian pesan secara tertulis dari komunikator kepada komunikannya. Termasuk dalam komunikasi tulisan adalah surat-menyurat, dokumentasi kegiatan dalam bentuk tertulis, konfirmasi, sms, dan penyampaian laporan tertulis. Komunikasi dapat diklasifikasikan menurut pihak yang terlibat dalam komunikasi, yaitu: 1. Komunikasi intrapersonal. Komunikasi ini melibatkan diri sendiri sebagai komunikator dan komunikannya. Contohnya, ketika berintrospeksi diri, maka akan terjadi dialog di dalam pikiran seseorang. Dialog ini adalah bentuk dari komunikasi intrapersonal. 2. Komunikasi interpersonal. Komunikasi ini melibatkan lebih dari satu orang sebagai pihak komunikatornya dan komunikannya. Misalnya, Halaman: 20 dari 48

ketika seorang anggota tim menyampaikan kesulitannya dalam melaksanakan pengujian kepada ketua tim, maka di sini terlihat bahwa ada 2 orang yang terlibat dalam komunikasi, 1 orang berperan sebagai komunikator, seorang lagi menjadi komunikan. Komunikasi kelompok termasuk dalam jenis komunikasi ini. Contoh komunikasi kelompok adalah rapat tim audit untuk menyepakati hasil audit atau presentasi hasil audit kepada para pimpinan auditan. 3. Komunikasi Massa. Komunikasi ini melibatkan pihak komunikan dalam jumlah besar, kepada masyarakat umum atau biasa kita sebut publik. Contoh komunikasi ini adalah siaran radio, berita koran, acara TV, temu pers, dan sebagainya. Komunikasi juga dapat diklasifikasikan menurut kode yang digunakan, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kode-kode bahasa seperti kata-kata dan kalimat. Contoh komunikasi verbal adalah surat dan percakapan. Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kode-kode bahasa. Contoh komunikasi non verbal adalah foto, gerak tubuh, sirine, dan sebagainya. 4.1.3 Fungsi Komunikasi William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu: a. Sebagai komunikasi sosial Gambar 4.1.3.a Komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama Halaman: 21 dari 48

dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa,negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. 1. Pembentukan konsep diri. Gambar 4.1.3.a.1 Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciriciri kelompoknya. Halaman: 22 dari 48

Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat dokter menurut persepsi anda. Pernyataan eksistensi diri. Gambar 4.1.3.a.2 Pembentukan konsep diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumenargumen yang terkadang tidak relevan. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Halaman: 23 dari 48

Gambar 4.1.3.a.2 Memupuk Hubungan Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan. b. Sebagai komunikasi ekspresif Gambar 4.1.3.b. Komunikasi non verbal Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, Halaman: 24 dari 48

simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi. c. Sebagai komunikasi ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acaraacara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Gambar 4.1.3.c. Komunikasi Ritual Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka. d. Sebagai komunikasi instrumental Halaman: 25 dari 48

Gambar 4.1.3.d. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan. Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal Halaman: 26 dari 48

pendapat Onong Effendy (1994), ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut: 1. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat. 2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya. 3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya. 4.2 Interpretasi informasi dan yang diterima terkait dengan pekerjaan Secara hipotetis atau pendekatan asumsi, dua hal penting untuk berjalannya organisasi secara efektif dan efisien adalah kejelasan pembagian tugas dan mekanisme koordinasi dan komunikasi. Semakin banyak tugas dibagi maka semakin banyak diperlukan alat untuk menggabungkan kembali. Komunikasi dan koordinasi diperlukan untuk diantaranya menyampaikan informasi. Yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan. 4.2.1 Pengidentifikasian Informasi dan dengan benar. Informasi maupun yang akan dikomunikasikan haruslah diidentifikasi dengan benar karena menyangkut efektifitas dan efisiensi berjalannya sistem dalam organisasi. Informasi dan instruksi yang salah tentunya akan menghasilkan kegiatan yang tidak bermanfaat. a. Maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan Informasi dan Maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan Informasi dan adalah semua tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan haruslah diketahui secara benar. Sumber komunikasi dalam hal ini adalah atasan, mengawali proses komunikasi dengan pesan yang disampaikan menggunakan sarana tertentu. Pesan atau informasi dan adalah sesuatu yang dikomunikasikan. Semuanya itu disampaikan dengan metode tertentu. Metode penyampaian memberikan kontribusi yang berarti atas keberhasilan suatu komunikasi. Kemudian pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran yang disebut media penyaluran pesan. Penyaluran pesan secara umum dapat dibagi menjadi saluran tatap muka dan melalui media. Saluran tatap muka terjadi saat atasan dan Halaman: 27 dari 48

bawahan dapat bertemu langsung dan bertatap muka tanpa media perantara. Sedangkan contoh komunikasi melalui media adalah surat, dokumen, telepon, dan email. Pertemuan jarak jauh menggunakan real-time video atau dikenal dengan teleconference, dapat digolongkan sebagai saluran melalui media. b. Tujuan pemeriksaan Informasi dan adalah untuk bisa memahami dengan jelas dan akurat apa kegiatan yang harus dilaksanakan Tujuan pemeriksaan Informasi dan adalah untuk bisa memahami dengan jelas dan akurat apa kegiatan yang harus dilaksanakan. Sebelum pesan diterima, komunikan harus menerjemahkan formatformat yang diterima ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh bawahan. Inilah yang disebut sebagai penguraian pesan. Sebagaimana saat mengemas dalam metode, tahap penguraian atau penjabaran juga dipengaruhi oleh keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya. Tahapan terakhir dari proses komunikasi atasan bawahan adalah umpan balik. Tahap ini merupakan pengecekan atas keberhasilan pentransferan pesan dimaksud. c. Pengidentifikasian Informasi dan dengan benar haruslah didukung dengan keabsahan dari yang masih berlaku. Cara mengidentifikasi Informasi dan dengan benar adalah ; bahwa Informasi dan yang benar haruslah didukung dengan keabsahan dari yang masih berlaku. Sebagaimana diuraikan diatas bahwa komunikasi memainkan peranan vital dalam memastikan efektifitas organisasi, maka proses pengidentifikasian informasi dan menjadi perlu dipastikan juga akurasinya. Informasi yang terlambat diterima akan menghasilkan proses yang benar tetapi tidak tepat waktunya sehingga hasilnyapun tentunya tidak sesuai dengan yang diharapkan. 4.2.2 Penjabaran Informasi dan dalam bentuk daftar simak (check list). Daftar simak penting untuk Proses administrasi yang tertib, sesuai karakter dan kebutuhan operasional. Daftar simak dapat berupa daftar pemeriksaan kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan. Kesibukan seringkali menjadikan kita beranggapan bahwa 24 jam dalam sehari adalah kurang. Sayangnya, kenyataan bahwa satu hari sama Halaman: 28 dari 48

dengan 24 jam tidak dapat diubah. Kita hanya bisa menghadapinya dan mengatur kehidupan kita dalam kurun waktu 24 jam tersebut. Dengan memanfaatkan Checklist kita akan mempunyai banyak manfaat terhadap aktivitas kita. a. Kegunaan daftar simak (check list) adalah untuk memudahkan dalam kegiatan dan menguruangi risiko kelalaian Cara menjelaskan pengertian daftar simak informasi dan instruksi kerja adalah dengan lebih dulu memahami pengertian daftar simak informasi dan. Dengan memanfaatkan Checklist, maka kita dapat menjadikan semua kegiatan lebih terprogram dan terstruktur. Semua yang kita lakukan dalam suatu periode sudah terlebih dulu direncanakan. Checklist memungkinkan kita untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sudah menjadi prioritas terlebih dulu. Kemudian, Checklist juga membantu kita dalam membandingkan antara rencana dan actual, sehingga kita dapat melakukan evaluasi mengenai seberapa efisien dan efektif diri kita sendiri dalam memanfaatkan waktu. Melalui Checklist, maka kita dapat memahami kapan waktu paling efektif dan kapan waktu yang tidak efektif, sehingga di lain waktu kita dapat memprogram waktu paling efektif untuk melakukan pekerjaan yang dianggap tersulit dan butuh konsentrasi tinggi, dan demikian pula sebaliknya. Checklist dapat membantu kita dalam mencapai kinerja yang optimal. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan cara mengukur efisiensi waktu yang kita gunakan. Umumnya, dalam bekerja 8 jam sehari (di luar istirahat), sulit kita gunakan otak/tenaga kita untuk bekerja terus menerus tanpa berhenti. Ada kalanya kita menghirup nafas, beristirahat, dan juga beribadah. Sehingga total waktu bekerja kita sesungguhnya tidaklah 8 jam sehari. Melalui Checklist, maka kita dapat mengukur seberapa jauh rencana vs actual, karena mungkin saja kita terlalu banyak bersantai bukan? Atau mungkin untuk mengkompensasikannya, Anda dapat menambahkan lembur, sehingga target pekerjaan Anda tetap tercapai. Checklist juga diakui sebagai perangkat yang powerful dalam kepemimpinan. John Kotter, seringkali menggunakan Checklist dalam mengelola perubahan organisasi, seperti disebut dalam buku bestsellernya, Leading Change. Demikian ini adalah manfaat dari Checklist menurutnya, serta outcome yang ditimbulkannya. memunculkan perasaan penting/butuh yang bisa menumbuhkan shared need Halaman: 29 dari 48

menciptakan panduan bersama menimbulkan accountability membangun visi & strategi menimbulkan harapan mengkomunikasikan perubahan visi & strategi menimbulkan komitmen menjelaskan tindakan yang dilakukan bersama menimbulkan alignment/keselarasan menghasilkan & menghargai kemenangan-kemenangan kecil yang isa menimbulkan momentum mengkonsolidasikan kemenangan kecil yang bisa menimbulkan sukses awal memperkenalkan pendekatan baru dalam budaya atau sistem mendorong sustainable change b. Pemeriksaan daftar simak (check list) adalah dengan melihat satu persatu isi dari Daftar simak (check list). CONTOH DAFTAR SIMAK Cara menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan yaitu fungsi daftar simak informasi dan diidentifikasi dan dipahami terlebih dahulu dengan baik sebelum menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan. Uraian informasi atau yang ada dalam daftar simak tentunya adalah informasi atau yang sudah dipahami terlebih dahulu agar bisa dijelaskan dengan benar. No. URAIAN ADA TIDAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. b. Penjabarkan dengan benar Informasi dan dalam bentuk daftar simak. Cara menjabarkan dengan benar Informasi dan dalam bentuk daftar simak dengan memberi tanda yang menunjukkan bahwa masing-masing item dalam Checklist telah diperiksa Halaman: 30 dari 48

No. URAIAN ADA TIDAK 1. A 2. B 3. C 4. D 5. E 6. F 7. G 8. H 9. I 10. J 4.2.3 Pemeriksaan kesesuaian Daftar simak informasi dan dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan. Ketidak jelasan informasi dan bisa menjadi penyebab kesalahan proses operasional atau produksi. Penggunaaan daftar simak diharapkan bisa mengeliminir berbagai kesalahan informasi dan komunikasi. a. Pengertian Daftar simak informasi dan Cara menjelaskan pengertian daftar simak informasi dan instruksi kerja adalah dengan lebih dulu memahami pengertian daftar simak informasi dan. Check List merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 1985). Menurut Sutrisno Hadi (1990) check list adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang akan diselidiki. Check list merupakan daftar yang berisi unsur-unsur yang mungkin terdapat dalam situasi atau tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati (Depdikbud : 1975). Dengan memungut beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa check list adalah salah satu alat observasi, yang ditujukan untuk memperoleh data, berbentuk daftar berisi faktor-faktor berikut subjek yang ingin diamati oleh observer, di mana observer dalam observasi di lapangan tinggal memberi tanda check (cek, atau biasanya dicentang) pada list faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, di lembar observasi, sehingga memungkinkan observer dapat melakukan tugasnya secara cepat dan objektif, sebab observer sudah membatasi diri pada ada tidaknya aspek perbuatan subjek, sebagaimana telah dicantumkan didalam list. Namun menurut Sutrisno Hadi (1990), akan lebih baik bagi observer untuk menyediakan kolom kosong (di samping atau di bawah pada Halaman: 31 dari 48

lembar observasi itu) yang sengaja disiapkan untuk mencatat komentar yang dipandang observer perlu, guna menambah informasi berkenaan dengan aspek-aspek kelakuan yang mungkin belum termasuk (dimasukkan) dalam perumusan check list tersebut. Dalam konteks pembicaraan ini yang disebut dengan daftar simak atau checklist adalah daftar simak terkait dengan informasi dan isntruksi kerja yang harus disampaikan kepada bawahan. Daftar Simak informasi dan No. INFORMASI/INSTRUKSI KERJA ADA TIDAK 1. A 2. B 3. C 4. D 5. E 6. F 7. G 8. H 9. I 10. J b. Identifikasi kesesuaian Daftar simak informasi dan terhadap kondisi lapangan. Cara menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan yaitu fungsi daftar simak informasi dan diidentifikasi dan dipahami terlebih dahulu dengan baik sebelum menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan. c. Pemeriksaan Daftar simak informasi dan sesuai dengan kondisi lapangan dengan teliti dan cermat. Daftar simak informasi dan harus senantiasa dibawa pada waktu pemeriksaan, setiap ada kesesuaian dicatat dengan memberi tanda kesesuaian pada daftar simak apabila sudah sesuai dengan kondisi lapangan. CONTOH DAFTAR SIMAK DOKUMEN LELANG YANG HARUS DIMASUKKAN No. URAIAN ADA TIDAK 2. Surat Penawaran 3. Surat Kuasa 4. Jaminan Penawaran 5. Daftar Kuantitas dan Harga 6. Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama Halaman: 32 dari 48