PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2002 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

Analisis Perkembangan Industri

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Analisis Perkembangan Industri

Kondisi Perekonomian Indonesia

Laporan Ekonomi Bulanan

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

1. Tinjauan Umum

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Analisis Perkembangan Industri

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

Analisis Perkembangan Industri

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

PROSES PEMULIHAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KONSUMEN. Februari 2006

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

SURVEI PENJUALAN ECERAN

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

Laporan Ekonomi Bulanan

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN NILAI TUKAR PETANI

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

SURVEI PERSEPSI PASAR

Juni 2017 RESEARCH TEAM

SURVEI PENJUALAN ECERAN

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

SURVEY PENJUALAN ECERAN

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

SURVEI KONSUMEN. September 2006

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 Kondisi ekonomi makro bulan Juni 2001 tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kepercayaan masyarakat belum pulih. Nilai tukar rupiah, meskipun relatif stabil, tetapi masih lemah. Bahkan laju inflasi meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga BBM. Suku bunga juga cenderung meningkat. Hanya IHSG yang mengalami perbaikan. Melambatnya pemulihan ekonomi dan meningkatnya laju inflasi berpengaruh terhadap pendapatan riil tenaga kerja. Kondisi ekonomi makro bulan Juni 2001 tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kepercayaan masyarakat belum pulih. Kondisi ekonomi makro bulan Juni 2001 tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Beberapa survei mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat belum sepenuhnya pulih meskipun tidak terlalu memburuk. Pada tanggal 6 Juni 2001, lembaga pemeringkat internasional, Moody s Investors Service masih mempertahankan prospek (outlook) peringkat obligasi dan utang Indonesia dalam valuta asing pada posisi stabil (stable). Pemerintah tetap dipercaya mampu membayar kewajibannya dalam valuta asing yang jatuh tempo. Meskipun rating ini tidak mengalami perubahan, Moody s mengingatkan akan besarnya resiko melakukan transaksi dengan perbankan di Indonesia. Sementara itu survei yang dilakukan oleh Danareksa Research Institute menyimpulkan sentimen konsumen yang semakin melemah. Indeks Kepercayaan Konsumen, yang dipengaruhi oleh Indeks Situasi Sekarang (ISS) dan Indeks Ekspektasi (IE), turun untuk keempat kalinya (dari 103,3 pada bulan Januari menjadi 101,1 pada bulan Februari; 98,5 pada bulan Maret; 97,9 pada bulan April 2001; dan 96,3 pada bulan Mei 2001). ISS turun 2,5% (dari 79,7 menjadi 77,7) didorong oleh kondisi ekonomi dan politik yang masih belum stabil; sedangkan IE turun 1,1% (dari 111,5 menjadi 110,3) didorong oleh keraguan masyarakat atas perkembangan politik di dalam negeri. Dalam triwulan I/2001 sentimen konsumen yang melemah tersebut terlihat dari menurunnya konsumsi ritel (riil) dari Rp 1,75 triliun; Rp 1,30 triliun; dan Rp 1,20 triliun pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2000 menjadi Rp 1,19 triliun; Rp 1,04 triliun; dan Rp 0,95 triliun untuk bulan yang sama tahun 2000. Sedikit perbaikan terjadi di pasar modal. Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta yang selama hampir 3 bulan terakhir tertekan di bawah 400, meningkat hingga mencapai 437,6 pada akhir Juni 2001. Nilai kapitalisasi pasar dan pemilikan saham oleh asing terlihat mulai meningkat sejak Mei 2001 meskipun masih sangat lemah (lihat Lamp. Tabel 4). 2 Kenaikan harga BBM sebesar 30,1% yang diikuti dengan kenaikan tarif angkutan telah mendorong laju inflasi pada bulan Juni 2001 sebesar 1,67%, sehingga dalam semester I/2001 laju inflasi mencapai 5,46%. Dalam perhitungan year on year (Juli 2000 Juni 2001) laju inflasi mencapai 12,11%. Sementara itu kenaikan harga BBM sebesar 30,1% yang diberlakukan pada pertengahan bulan Juni 2001 dan diikuti oleh kenaikan tarif angkutan telah mendorong laju inflasi. Dalam bulan Juni 2001 laju inflasi meningkat menjadi 1,67%. Semua kelompok pengeluaran yang tercakup dalam IHK mengalami kenaikan harga. Dengan demikian selama semester I/2001 (Jan-Jun 2001), laju inflasi telah mencapai 5,46%, lebih tinggi dari semester I/2000 (sekitar 2,86%). Adapun selama setahun (year-on-year, yaitu sejak Juli 2000 hingga Juni 2001), laju inflasi telah mencapai 12,11%. Pada bulan Juli 2001, dorongan inflasi diperkirakan tetap berlanjut berkaitan dengan pengaruh lanjutan kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Ringkasan perkembangan inflasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. RINGKASAN PERKEMBANGAN INFLASI Juni 2001 Jan - Jun 2001 Jul 2000 -Jun 2001 (y-o-y) 1,67 5,46 12,11 Juni 2000 Jan - Jun 2000 Jul 1999 - Jun 2000 (y-o-y) 0,50 Sumber: BPS 2,86 2,04 Pertumbuhan uang primer pada akhir Juni 2001 dalam perhitungan year on year sekitar 17,0%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 18,3%. Masih lemahnya kurs dan meningkatnya laju inflasi memberi dorongan pada suku bunga. Total nilai ekspor bulan Mei 2001 hanya mencapai US$ 4,85 miliar. Selama 5 bulan pertama tahun 2001 total nilai ekspor hanya meningkat 2,2%. Sedangkan nilai ekspor nonmigas turun 0,1%. Agar total nilai ekspor tumbuh positif dalam Sementara itu uang primer pada akhir Juni 2001 naik sekitar 2,7% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Apabila dibandingkan Juni 2000, laju pertumbuhan uang primer tahunan (y-o-y) masih sekitar 17,0%. Meskipun lebih rendah dari pertumbuhan uang primer bulan sebelumnya (Mei 2001 terhadap Mei 2000) yang sebesar 18,3%, laju pertumbuhan uang primer tahunan (y-o-y) bulan Juni 2001 tersebut masih di atas sasaran yaitu sekitar 11-12%. Pada akhir Juni 2001, nilai tukar rupiah melemah sebesar 0,9% dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya, menjadi Rp 11.400,- per US$. Lemahnya kurs dan meningkatnya inflasi telah memberi dorongan pada suku bunga. Pada akhir Juni 2001 suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan mencapai 16,7% atau naik 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Total nilai ekspor bulan Mei 2001 hanya mencapai US$ 4,85 miliar. Dengan perkembangan ini, selama lima bulan pertama tahun 2001, total nilai ekspor mencapai US$ 24,53 miliar atau hanya naik sekitar 2,2% dibandingkan dengan lima bulan pertama tahun 2000. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih didorong oleh ekspor migas yang naik sekitar 10,1%; sedangkan ekspor nonmigas turun 0,1% untuk kurun waktu yang sama. Kinerja ekspor yang melambat ini perlu mendapat perhatian yang

keseluruhan tahun 2001, ratarata total nilai ekspor dalam 7 bulan terakhir harus mencapai rata-rata US$ 5,3 miliar. seksama. Dalam 7 bulan terakhir tahun 2001 (Juni Desember 2001) nilai ekspor rata-rata harus mencapai sekitar US$ 5,3 miliar per bulan agar pertumbuhan nilai ekspor dalam keseluruhan tahun 2001 tidak menjadi negatif. Sementara itu total nilai impor bulan Mei 2001 mencapai US$ 2,84 miliar atau turun sekitar 3,0% dibanding bulan sebelumnya. Adapun impor nonmigas mencapai US$ 2,44 miliar atau turun 6,4% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ringkasan ekspor dan impor dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 3 EKSPOR Migas Nonmigas IMPOR Migas Nonmigas Sumber: BPS Lambatnya pemulihan ekonomi dan meningkatnya laju inflasi berpengaruh terhadap upah riil tenaga kerja. Upah riil tenaga kerja di sektor industri relatif konstan dalam 3 triwulan terakhir tahun 2000. Dalam triwulan IV/2000, upah riil tenaga kerja di sektor industri hanya naik 1,2% dibandingkan dengan triwulan I/1996. Pertumbuhan (%) 2,2 10,1-0,1 32,9-11,6 43,6 RINGKASAN EKSPOR DAN IMPOR (US$ MILIAR) April Mei Pertum- Jan - Mei Jan - Mei 2001 2001 buhan (%) 2000 2001 4,81 4,85 0,7 24,01 24,53 1,07 1,12 4,9 5,34 5,88 3,74 3,72-0,5 18,67 18,65 2,93 2,84-3,0 11,28 14,99 0,33 0,41 23,7 2,18 1,93 2,60 2,44-6,4 9,10 13,06 Lambatnya pemulihan ekonomi yang disertai dengan meningkatnya laju inflasi berpengaruh terhadap upah riil tenaga kerja. Di sektor industri, upah riil tenaga kerja (di bawah mandor dan teknisi relatif) relatif konstan dalam 3 triwulan terakhir tahun 2000. Dibandingkan dengan triwulan I/1996, upah riil tenaga kerja di sektor industri dalam triwulan IV/2000 hanya naik 1,2%. Penurunan upah riil lebih dari 10% antara lain terjadi pada kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau, furniture, percetakan dan penerbitan, kertas lainnya, produk plastik, pengolahan tanah liat, dan kelompok industri pengolahan lainnya. Sedangkan kenaikan upah riil lebih dari 10% antara lain terjadi pada kelompok industri pengolahan bahan dasar makanan, pakaian jadi, pengolahan kayu, serta logam dan mesin. Perkembangan upah riil tenaga kerja pada beberapa kelompok industri dapat dilihat pada grafik berikut. T riwulan I/1996 = 100 140 120 100 INDEKS UPA H RIIL TENA GA KERJA PADA BEBERAPA KELOMPOK INDUSTRI 80 60 40 20 I/96 I/97 I/98 I/99 I/00 Rokok-Tembakau Kertas Lainnya Pengolahan Kayu Pakaian Jadi Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, upah riil buruh tani dalam bulan Maret/April 2001 menurun pada beberapa propinsi. Upah riil buruh tani di Jawa Pada bulan Maret/April 2001 upah riil buruh tani, yang merupakan indikator daya beli penduduk miskin di desa, menurun dibandingkan bulan yang sama tahun 2000. Penurunan upah riil buruh tani yang cukup besar terutama terjadi di propinsi Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Barat; sedangkan kenaikan yang cukup tinggi terdapat di

lebih rendah dibandingkan luar Jawa dan cenderung makin besar setelah krisis. propinsi Bali. Dibandingkan dengan semester I/1997 (sebelum krisis), upah riil buruh tani pada bulan Maret/April 2001 pada hampir semua propinsi masih jauh lebih rendah. Sementara itu upah riil buruh tani di Jawa lebih rendah dibandingkan dengan di Luar Jawa dan cenderung melebar setelah krisis. Perubahan upah riil di beberapa propinsi dan indeks upah riil buruh tani di Jawa dan Luar Jawa dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini. 4 PERUBAHAN UPAH RIIL BURUH TANI APR/MAR 2001 TERHADAP APR/MAR 2000 Kenaikan Upah Riil Kenaikan Upah Inflasi Kenaikan Upah Nominal (%) (%) Riil (%) Tinggi (>10%) Bali Relatif Tetap (-2,5% s/d 2,5%) Sumut, Kalsel, Lampung, Jabar, Jateng, Sulsel *) Menurun (-2,6% s/d -5,0%) Sumbar, Sulut, Jatim *) Sangat Menurun (-5%<) Sumsel, NTB *) Sumber: Diolah dari BPS *) Rata-rata sederhana propinsi yang bersangkutan 25,5 12,2 8,1 7,5 11,0 12,2 11,8 16,3 13,1-0,0-3,3-7,5 INDEKS UPAH RIIL BURUH TANI Jan 1996 - Mar 2001 (Jan 1996 = 100) 120 110 100 90 80 70 60 01-96 01-97 01-98 01-99 01-00 01-01 Jawa Luar Jawa

5