KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
|
|
- Fanny Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia hingga akhir 2012 masih cukup tinggi diikuti oleh terkendalinya tekanan inflasi. Masih kuatnya pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh permintaan domestik sehingga berdampak positif bagi kinerja sektor utama di daerah seperti sektor industri di Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta, serta sektor pertanian di Kawasan Sumatera dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Di samping itu, penyaluran kredit perbankan yang masih tumbuh cukup tinggi di daerah turut berkontribusi pada kuatnya pertumbuhan ekonomi. Namun, akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi cenderung tertahan karena kinerja ekspor di seluruh kawasan yang belum menunjukkan perbaikan yang berarti akibat masih lemahnya permintaan dunia. Perkembangan terakhir bahkan mengindikasikan terdapat beberapa daerah yang mengalami perlambatan ekonomi yang cukup signifikan terkait menurunnya kinerja sektor pertambangan akibat rendahnya harga komoditas tambang di pasar global. Gambar 1: Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Triwulan IV-2012 *) Angka Estimasi Pertumbuhan PDRB dilakukan oleh Kantor Perwakilan BI di masing-masing daerah Untuk keseluruhan tahun 2012, pertumbuhan ekonomi nasional masih ditopang oleh kontribusi ekonomi Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta yang tetap besar, disertai kontribusi ekonomi KTI mengalami peningkatan. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta yang relatif stabil pada tingkat yang cukup tinggi. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Sumatera yang cenderung melambat pada 2012 menyebabkan kontribusinya pada perekonomian nasional juga sedikit mengalami penurunan. Kontribusi ekonomi KTI yang meningkat didorong oleh menguatnya aktivitas domestik di kawasan ini. Dengan perkembangan tersebut, dalam sepuluh tahun terakhir, disparitas pertumbuhan ekonomi antar wilayah di Indonesia cenderung mengecil dengan peran KTI yang relatif meningkat. Inflasi di berbagai daerah pada tahun 2012 dapat terjaga pada tingkat yang relatif rendah sehingga mendukung tercapainya sasaran inflasi nasional (4,5±1%). Pencapaian sasaran inflasi nasional tersebut didukung oleh perkembangan inflasi di berbagai kawasan yang terkendali. Kawasan Sumatera mencatat inflasi yang lebih rendah dari historisnya dan berada cukup jauh di bawah inflasi kawasan lainnya. Terjaganya inflasi didukung terkelolanya permintaan domestik selaras dengan kapasitas produksi, membaiknya ekspektasi inflasi dan terjaganya nilai tukar rupiah. Selain itu, inflasi yang rendah juga didukung oleh kecukupan pasokan pangan karena kenaikan produksi dan kelancaran distribusi, serta minimalnya kenaikan barang dan jasa yang dikendalikan Pemerintah. Dalam kaitan ini, koordinasi kebijakan yang semakin solid antara Bank Indonesia dengan Pemerintah, baik di tingkat Pusat dan Daerah khususnya melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI dan TPID), juga memiliki peran yang penting dalam mendukung pencapaian sasaran inflasi K a j i a n E k o n o m i R e g i o n a l 1
2 Gambar 2: Peta Perkembangan Inflasi Volatile Food di Daerah dan Penyebaran TPID, Triwulan IV-2012 *) TPID di tingkat Provinsi telah terbentuk di seluruh (33) Provinsi Prospek pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah pada tahun 2013 diprakirakan membaik ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik. Pertumbuhan ekonomi di daerah pada tahun 2013 secara agregat diprakirakan berada di dalam kisaran 6,3-6,8%. Membaiknya prospek pertumbuhan ekonomi terutama didukung oleh pertumbuhan di KTI yang diprakirakan meningkat. Namun, prospek ekonomi juga masih disertai tantangan yang cukup berat baik dari eksternal maupun domestik. Di sisi eksternal, prospek pemulihan ekonomi global yang masih rentan dan dibayangi ketidakpastian, berpotensi memberikan tekanan pada kinerja ekspor daerah. Tantangan di sisi domestik antara lain terkait kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) dan upah minimum provinsi (UMP) yang naik signifikan berpotensi menimbulkan ketidakpastian usaha dan inflasi, meskipun di sisi lain dapat memberikan jaminan yang lebih baik bagi kesejahteraan buruh. Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, perlu langkah-langkah kebijakan di daerah untuk memperkuat daya saing investasi, penyerapan pasar domestik dan inovasi produk, serta pengembangan pasar ekspor baru. Inflasi di berbagai daerah pada 2013 diprakirakan dapat terjaga di kisaran yang mendukung pada pencapaian sasaran inflasi nasional (4,5±1%). Prospek inflasi yang terkendali tersebut didukung oleh prakiraan peningkatan pasokan pangan dan terkelolanya permintaan sesuai dengan kapasitas perekonomian. Meskipun demikian, beberapa hal yang perlu dicermati antara lain terkait dampak kenaikan UMP pada harga-harga umum, harga energi dan beberapa rencana penerapan kebijakan harga barang dan jasa lainnya. Khusus untuk KTI, perkembangan harga bahan pangan yang cenderung terakselerasi pada akhir 2012 perlu dicermati lebih lanjut agar lebih terkendali pada tahun Menghadapi hal tersebut, langkah-langkah antisipasi yang terkoordinasi di daerah, khususnya melalui TPID di daerah, perlu terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga. K a j i a n E k o n o m i R e g i o n a l 2
3 A. Perkembangan Terkini Perekonomian Daerah Pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia diperkirakan masih berada di tingkat yang cukup tinggi ditengah perlambatan ekonomi global yang masih berlanjut. Perekonomian Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta dengan karakteristik sektor utama yang serupa, pada triwulan IV 2012 diperkirakan tumbuh relatif stabil masing-masing di kisaran 6,6% dan 6,4%. Pertumbuhan ekonomi di dua kawasan ini terutama bersumber dari kinerja sektor industri yang masih cukup kuat sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik. Hal ini tercermin dari perkembangan volume impor bahan baku dan indeks produksi beberapa barang manufaktur yang cenderung meningkat. Masih kuatnya permintaan domestik terindikasi dari indeks perdagangan dan pertumbuhan kredit konsumsi di kawasan ini yang masih cukup tinggi. Meski demikian, melemahnya permintaan global berpengaruh pada perkembangan ekspor produk manufaktur dari Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta yang masih berada dalam tren yang menurun, terutama untuk produk tekstil dan bahan kimia. Kondisi ini menyebabkan Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta secara kumulatif mencatat net-impor yang semakin besar pada 2012 dibanding tiga tahun terakhir. Grafik 1. Perkembangan Volume Ekspor Manufaktur di Kawasan Jawa dan Jakarta Grafik 2. Perkembangan Volume Impor Bahan Baku di Kawasan Jawa dan Jakarta Grafik 3. Nilai Kumulatif Ekspor-Impor (Januari- November) Kawasan Jawa dan Jakarta Grafik 4. Indeks Produksi Beberapa Barang Manufaktur Sementara itu, pertumbuhan ekonomi KTI pada triwulan IV 2012 diperkirakan sekitar 5,4% (yoy) atau sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya (5,2%,yoy), sementara ekonomi Sumatera dalam periode yang sama diperkirakan tumbuh lebih lambat yakni menjadi sekitar 5,7% (yoy) dari sebelumnya 5,9% (yoy). Pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan dengan karakteristik sektor penggerak ekonomi yang relatif sama, pada triwulan terakhir 2012 terutama bersumber dari peningkatan kinerja produksi sektor pertanian, khususnya perkebunan (sawit) dan tanaman bahan makanan (tabama). Masa panen sawit pada triwulan IV 2012 mencatat hasil produksi lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, terutama karena adanya tambahan produksi dari hasil peremajaan sawit disertai faktor cuaca yang kondusif. Selain itu, terdapat peningkatan produksi tabama yang cukup besar di beberapa daerah sentra produksi di Sumatera dan KTI sebagaimana Angka Ramalan II BPS. Sementara itu, kinerja ekspor crude palm oil (CPO) masih belum menunjukkan perbaikan yang berarti karena rendahnya harga komoditas di pasar ekspor. Peningkatan produksi sawit dan CPO lebih banyak didorong oleh penyerapan pasar domestik yang masih kuat. K a j i a n E k o n o m i R e g i o n a l 3
4 Peningkatan kinerja ekonomi KTI dan Kawasan Sumatera cenderung tertahan oleh terbatasnya kinerja sektor pertambangan di kedua kawasan tersebut. Hal ini terutama terjadi di Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur yang mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Selain dipengaruhi oleh faktor eksternal, terbatasnya kinerja sektor pertambangan juga dipengaruhi oleh kendala teknis di beberapa lokasi tambang utama serta adanya langkah perusahaan yang sementara waktu lebih fokus pada pengembangan lokasi tambang baru. Meski demikian, masih kuatnya aktivitas domestik disertai kembali normalnya kegiatan penambangan di Papua yang sempat terhenti selama beberapa waktu pada 2011, kinerja ekonomi KTI pada 2012 dapat tumbuh sedikit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Kondisi ini mendorong membaiknya kontribusi KTI dalam perekonomian nasional. Di sisi lain, kinerja Kawasan Sumatera untuk keseluruhan tahun diperkirakan melambat karena pengaruh melemahnya kinerja ekspor. Grafik 5. Perkembangan Volume Ekspor SDA di Kawasan Sumatera dan KTI Grafik 6. Perkembangan Produksi Batu Bara Masih kuatnya perekonomian di daerah juga ditopang oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup tinggi di seluruh kawasan. Hingga awal triwulan IV 2012, pertumbuhan kredit perbankan di Kawasan Jawa dan Jakarta masing-masing tumbuh 24,7% dan 21,2% (yoy) yang terutama didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dan tetap kuatnya kredit konsumsi. Di lihat secara sektoral, peningkatan kredit di Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta terutama terjadi pada sektor industri dan sektor perdagangan. Di KTI dan Kawasan Sumatera, kredit perbankan tumbuh masing-masing sebesar 25,2% (yoy) dan 23,3% (yoy). Peningkatan kredit di KTI terutama didorong oleh kredit konsumsi dan secara sektoral terutama kepada sektor perdagangan dan sektor industri. Sementara itu, peningkatan kredit di Kawasan Sumatera terutama pada jenis modal kerja dan secara sektoral peningkatan kredit di terutama terjadi di sektor perdagangan dan sektor pertanian. Grafik 7. Perkembangan Inflasi Kawasan Grafik 8. Disagregasi Inflasi Kawasan Inflasi IHK di berbagai daerah selama 2012 tercatat terjaga pada level yang cukup rendah sehingga mendukung tercapainya sasaran inflasi nasional (4,5±1%). Pencapaian sasaran inflasi nasional tersebut didukung oleh perkembangan inflasi di berbagai kawasan yang terkendali. Sumatera mencatat inflasi yang lebih rendah dari historisnya dan berada cukup jauh dibawah inflasi kawasan lainnya. Terjaganya inflasi didukung terkelolanya permintaan selaras kapasitas produksi, terjaganya ekspektasi inflasi dan nilai tukar. Selain itu, inflasi yang rendah juga didorong oleh pasokan pangan yang memadai karena produksi yang lebih baik dan K a j i a n E k o n o m i R e g i o n a l 4
5 lancarnya distribusi, serta minimalnya kenaikan barang dan jasa yang dikendalikan Pemerintah. Dalam kaitan ini, koordinasi kebijakan yang semakin solid antara Bank Indonesia dengan Pemerintah, baik di tingkat Pusat dan Daerah khususnya melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI dan TPID), turut berperan penting dalam mendukung pencapaian sasaran inflasi. B. Prospek Perekonomian Daerah Prospek pertumbuhan ekonomi daerah pada 2013 secara umum membaik. Prospek ekonomi Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta didukung kuatnya permintaan domestik dan perbaikan kinerja ekspor manufaktur. Meningkatnya volume impor bahan baku mengindikasikan optimisme pelaku usaha terhadap masih akan kuatnya permintaan domestik. Selain itu, permintaan ekspor diperkirakan membaik seiring dengan pemulihan ekonomi global. Meski demikian, prospek perbaikan kinerja ekspor manufaktur diperkirakan masih rentan dipengaruhi ketidakpastian dinamika pemulihan global. Beberapa faktor risiko lainnya yang akan membayangi prospek ekonomi Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta antara lain terkait dengan dampak implementasi kenaikan harga energi untuk industri dan implikasi dari penerapan UMP yang naik signifikan. Ekonomi KTI dan Kawasan Sumatera diprakirakan mulai kembali mengalami peningkatan pada paruh kedua 2013 didukung terutama oleh perbaikan kinerja ekspor. Hal ini sejalan dengan indikasi pemulihan ekonomi global walaupun masih disertai tingginya ketidakpastian. Permintaan ekspor yang membaik berdampak pada peningkatan kinerja produksi di sektor pertambangan dan perkebunan di dua kawasan ini. Disamping itu, peningkatan produksi tambang didukung oleh adanya perluasan lahan tambang (tembaga) yang dilakukan selama tahun Langkah pemerintah untuk mendorong akselerasi implementasi proyek-proyek terkait MP3EI di luar Jawa pada 2013 diperkirakan dapat mendorong peningkatan kinerja ekonomi KTI dan Kawasan Sumatera lebih lanjut. Sementara itu, prospek perkembangan inflasi IHK 2013 di berbagai daerah diperkirakan masih akan terjaga pada kisaran sasaran inflasi nasional, yakni 4,5%±1%. Beberapa faktor yang diperkirakan dapat memengaruhi inflasi tetap berada di kisaran sasarannya antara lain terkait dengan prospek harga komoditas global yang masih akan rendah, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta prospek peningkatan produksi bahan pangan. Kementerian Pertanian memprakirakan kenaikan produksi padi sekitar 4,5% pada tahun Namun, sejumlah faktor risiko terutama terkait harga energi dan rencana penerapan kebijakan harga barang dan jasa lainnya (cukai rokok, tarif tol, dll.) berpotensi meningkatkan tekanan inflasi. Selain itu, perkembangan harga bahan pangan di KTI yang cenderung terakselerasi sejak paruh kedua 2012, serta potensi gangguan terhadap kelancaran distribusi terutama karena kendala cuaca perlu dicermati lebih lanjut. Menghadapi hal tersebut, diperlukan langkahlangkah antisipasi yang terkoordinasi guna menjaga ekspektasi inflasi masyarakat, dan upaya terpadu terkait pembenahan sistem logistik nasional dalam rangka mempertahankan stabilitas harga. Risiko tekanan inflasi juga bersumber dari kenaikan UMP yang signifikan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dampak kenaikan upah minimum terhadap kenaikan harga jual cenderung terjadi di industri alat angkutan dan mesin, industri makanan dan minuman, serta industri tekstil dan alas kaki. Meski demikian, hasil survei juga mengindikasikan terdapat sejumlah perusahaan yang akan menempuh penyesuaian strategi bisnis dan melakukan efisiensi untuk meminimalkan dampak kenaikan UMP. Hal lain yang perlu dicermati terkait kenaikan upah yaitu meningkatnya disparitas upah minimum antar daerah yang berpotensi mendorong migrasi penduduk dan beralihnya tenaga kerja di sektor primer ke sektor tersier yang tingkat upahnya lebih tinggi. K a j i a n E k o n o m i R e g i o n a l 5
6 C. Isu Khusus: Desentralisasi Fiskal dan Resiliensi Ekonomi Selama satu dekade terakhir penerapan otonomi daerah, transfer pemerintah pusat ke daerah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Transfer ke daerah, khususnya dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU), memiliki peran yang semakin besar pada anggaran belanja daerah (APBD). Namun, dalam periode yang sama terlihat bahwa peningkatan DAU lebih banyak dialokasikan untuk belanja pegawai. Pada 2011, secara rata-rata alokasi belanja pegawai di daerah mencapai 44% dari APBD. Di beberapa daerah tertentu bahkan belanja pegawai memiliki alokasi yang sangat besar terhadap keseluruhan belanja (hampir mencapai 60%). Dibandingkan dengan PDRB, pangsa belanja pegawai menunjukkan peningkatan di seluruh wilayah. Sebaliknya, pangsa belanja modal dalam PDRB relatif rendah dan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti, bahkan di sebagian besar wilayah justru cenderung menurun. Besarnya alokasi DAU dan belanja pegawai memiliki hubungan yang positif dengan kenaikan pendapatan perkapita walaupun dengan angka korelasi yang kecil. Hal ini ditunjukkan oleh pola sebaran alokasi DAU yang terkonsentrasi di sejumlah daerah yang memiliki pangsa alokasi belanja pegawai yang besar, namun tidak selalu diikuti dengan peningkatan pendapatan per-kapita di daerah tersebut. Bahkan terdapat daerah yang menerima alokasi DAU cukup besar namun relatif tidak mengalami kenaikan pendapatan per-kapita. Tabel 1. Pangsa Belanja Daerah terhadap PDRB Pangsa thdp PDRB,% Kawasan/Wilayah Belanja Daerah Belanja Brg & Jasa Belanja Pegawai Belanja Modal Sumatera 6,71 9,70 1,39 3,12 2,79 4,30 2,53 2,29 Bag Utara 6,72 11,48 1,21 3,91 3,07 5,20 2,44 2,38 Bag Tengah 6,41 7,88 1,44 2,52 2,11 3,34 2,86 2,02 Bag Selatan 7,20 11,05 1,57 3,34 3,55 5,05 2,09 2,66 DKI Jakarta 2,60 2,84 1,01 1,03 0,76 0,99 0,83 0,82 Jawa 5,19 6,54 1,11 2,27 2,72 3,27 1,36 1,00 Bag. Barat 4,37 5,84 1,11 2,19 2,06 2,69 1,20 0,97 Bag. Tengah 7,35 8,65 1,59 2,66 4,27 4,86 1,50 1,13 Bag. Timur 4,78 6,06 0,82 2,12 2,51 2,97 1,46 0,96 KTI 10,19 16,49 2,52 5,40 4,10 6,82 3,56 4,27 Balnustra 14,51 19,57 3,17 5,97 6,74 10,04 4,61 3,56 Kalimantan 7,52 11,14 2,16 3,74 2,14 3,98 3,22 3,43 Sulampua 12,19 22,94 2,76 7,55 5,83 9,63 3,60 5,76 Sumber: Kementerian Keuangan dan BPS (data diolah) Analisis perkembangan terkini ekonomi daerah ini disarikan dari hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah di seluruh Indonesia pada 4 Januari 2013 di Jakarta. Pertemuan dilakukan setiap triwulannya untuk membahas perkembangan terkini dan berbagai isu strategis yang menjadi perhatian di daerah sebagai masukan penting dalam perumusan kebijakan moneter di Bank Indonesia K a j i a n E k o n o m i R e g i o n a l 6
7 LAMPIRAN INDIKATOR PILIHAN EKONOMI REGIONAL Kawasan/Wilayah Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I Tw II Tw III * Tw IV f Total Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy) 1 SUMATERA 3,5 5,6 5,9 6,1 6,0 6,0 6,0 5,9 5,8 5,9 5,7 5,8 Sumatera Bag. Utara 2,5 5,5 6,2 6,5 6,4 6,0 6,3 6,1 6,1 5,9 6,0 6,0 Sumatera Bag. Tengah 3,6 5,4 5,6 5,5 5,5 5,5 5,4 5,5 5,3 5,8 5,4 5,6 Sumatera Bag. Selatan 4,4 5,8 6,1 6,8 6,3 7,0 6,5 6,3 6,1 6,0 5,8 6,1 JAKARTA 5,0 6,5 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,4 6,7 6,4 6,4 6,5 JAWA 4,7 6,2 7,1 6,6 6,6 6,7 6,6 6,6 6,7 6,6 6,5 6,6 Jawa Bag. Barat 4,3 6,1 7,5 6,2 6,4 6,3 6,5 6,3 6,4 6,2 6,1 6,3 Jawa Bag. Tengah 5,1 5,7 6,3 6,1 6,1 6,6 6,0 6,1 6,3 6,2 6,3 6,3 Jawa Bag. Timur 5,0 6,7 7,2 7,3 7,1 7,1 7,2 7,2 7,2 7,2 7,2 7,1 KTI 8,0 6,2 5,7 5,8 5,6 4,7 5,5 7,1 7,0 5,2 5,4 6,0 Balnustra 6,3 5,8 3,3 3,0 3,6 2,9 3,2 3,3 5,2 3,3 4,8 4,1 Kalimantan 3,4 5,4 4,2 4,5 5,1 5,8 4,9 6,1 5,6 4,2 3,7 4,9 Sulampua 8,9 7,3 8,8 8,8 7,2 4,2 7,1 9,9 9,6 7,4 7,8 8,1 Kawasan/Wilayah Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Inflasi (%, yoy) 2 SUMATERA 2,4 7,8 7,5 5,5 6,1 4,0 3,8 5,0 3,4 3,5 Sumatera Bag. Utara 2,7 7,8 7,3 5,0 6,9 3,6 3,8 5,4 2,8 3,5 Sumatera Bag. Tengah 1,9 7,8 7,5 5,0 6,0 4,2 3,7 5,1 3,7 3,3 Sumatera Bag. Selatan 2,8 7,9 7,7 6,6 5,5 4,0 3,7 4,4 3,6 3,7 JAKARTA 2,3 6,2 6,0 5,4 4,6 4,0 4,1 4,1 4,0 4,5 JAWA 2,7 6,7 6,4 5,1 3,9 3,4 3,6 4,3 4,6 4,2 Jawa Bag. Barat 2,3 6,5 6,0 4,7 3,5 3,2 3,4 4,1 4,8 4,0 Jawa Bag. Tengah 3,3 7,0 6,3 4,9 3,7 2,9 3,5 4,5 4,4 4,2 Jawa Bag. Timur 3,4 7,1 7,4 6,3 4,9 4,3 4,0 4,6 4,5 4,5 KTI 3,9 7,6 7,1 6,9 4,6 4,2 4,9 5,0 5,1 5,2 Balnustra 4,4 9,0 8,0 6,7 5,0 4,8 5,7 5,8 5,2 4,6 Kalimantan 3,9 8,1 7,7 7,5 6,0 5,3 5,9 5,6 5,3 5,8 Sulampua 3,7 6,4 6,2 6,4 3,3 2,9 3,7 4,2 4,8 5,0 * Angka sangat sementara f Proyeksi Kantor Perwakilan Bank Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi 1 Sumber: BPS (data diolah). 2 Sumber: BPS (data diolah). K a j i a n E k o n o m i R e g i o n a l
Perkembangan Terkini, Prospek, dan Tantangan Ke Depan
Ringkasan Laporan Nusantara Februari 2014 *) Perkembangan Terkini, Prospek, dan Tantangan Ke Depan PERKEMBANGAN TERKINI EKONOMI DAERAH Setelah mengalami perlambatan pada beberapa triwulan sebelumnya, realisasi
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciTriwulan IV Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan ii Kata Pengantar Triwulan IV 2012 Hingga triwulan terakhir tahun 2012, perkembangan indikator ekonomi di berbagai daerah mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang masih
Lebih terperinciInflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia
Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017
RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017
RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID Harga Pangan Dorong Inflasi Oktober 2017 Tetap Rendah INFLASI IHK Inflasi IHK sampai dengan Oktober 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI MEI 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017
RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 Koreksi Harga Pangan dan Faktor Musiman Dorong Deflasi Agustus INFLASI IHK Inflasi Agustus 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan
Lebih terperinciKajian Ekonomi dan Keuangan Regional LAPORAN NUSANTARA
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional DAFTAR ISI Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional KATA
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JULI 2017
RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juli 2017 Terkendali Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih
Lebih terperinci4. Outlook Perekonomian
Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-2008 4. Outlook Perekonomian Di tengah gejolak yang mewarnai perekonomian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 diprakirakan mencapai 6,2% atau melambat
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Inflasi Bulan November 2016 Didorong Harga Pangan
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER
RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017
RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan Oktober 2016 Cukup Terkendali
Lebih terperinciANALISIS INFLASI MARET 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) ANALISIS INFLASI MARET 2016 Komoditas Pangan Dorong Inflasi IHK Maret INFLASI IHK Mtm
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017
RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi April 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,09% (mtm) di bulan April (Tabel 1). Inflasi IHK
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI MARET 2017
RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Panen Dorong Deflasi Maret 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi 0,02% (mtm) di bulan Maret (Tabel 1). Deflasi bulan
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JULI 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm
Lebih terperinciTPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali
Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi pada awal tahun 2016 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Januari 2016, inflasi IHK tercatat sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciPAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017
RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juni 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,69% (mtm) di bulan Juni (Tabel 1). Inflasi IHK pada periode puasa dan lebaran
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan September 2016 Cukup Terkendali
Lebih terperinciTPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1
Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciDaftar isi Kata Pengantar Bagian I 1. Bagian II 9. Bagian III 23. Bagian IV 39. Bagian V 55. Bagian VI 71. Lampiran 83
IV Daftar isi v Kata Pengantar vii Bagian I 1 Ringkasan Perkembangan Terkini dan Prospek Ekonomi Daerah Bagian II 9 Perekonomian Sumatera Boks 1 20 Mendorong Pengembangan Ekonomi Batam dan Daerah Sekitarnya
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciRAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016
RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI MEI 2017
RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 INFLASI IHK Inflasi Mei 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,39% (mtm) di bulan Mei (Tabel 1). Inflasi IHK bulan ini meningkat dibanding
Lebih terperinciRingsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik
B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas
Lebih terperinci6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74
i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan
Lebih terperinci4. Outlook Perekonomian
4. Outlook Perekonomian Pada tahun 2007-2008, ekspansi perekonomian Indonesia diprakirakan terus berlanjut dengan dilandasi oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada 2007 diprakirakan
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciSuharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan
Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Disampaikan pada MUSRENBANG RKPD 2017 KOTA BALIKPAPAN OUTLINE 2 Perekonomian Nasional Perekonomian
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan
ii Halaman ini sengaja dikosongkan Kata Pengantar Triwulan IV 211 Hingga akhir tahun 211, perkembangan berbagai indikator ekonomi daerah memperkuat keyakinan capaian pertumbuhan ekonomi nasional yang diprakirakan
Lebih terperinciNovember L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 9 NOMOR 4
November 214 L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 9 NOMOR 4 Halaman ini sengaja dikosongkan L a p o r a n N u s a n t a r a Daftar Isi 3 Kata Pengantar 5 Bagian I Ringkasan Perkembangan dan Prospek
Lebih terperinciDaftar isi Kata Pengantar Bagian I 1. Bagian II 9. Bagian III 23. Bagian IV 47. Bagian V 63. Lampiran 75
IV Daftar isi v Kata Pengantar vii Bagian I 1 Ringkasan Perkembangan Terkini dan Prospek Ekonomi Daerah Bagian II 9 Perekonomian Sumatera Boks 1 19 Mentransformasi Industri Kelapa Sawit dan Karet Menjadi
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinciNovember L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 10 NOMOR 4
November 2015 L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 10 NOMOR 4 Halaman ini sengaja dikosongkan L a p o r a n N u s a n t a r a Daftar Isi Kata Pengantar Bagian I Bagian II Bagian III Bagian IV Bagian
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciMei L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 11 NOMOR 2
Mei 2015 L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 11 NOMOR 2 Halaman ini sengaja dikosongkan L a p o r a n N u s a n t a r a Daftar Isi Kata Pengantar Bagian I Bagian II Bagian III Bagian IV Bagian V Bagian
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciDaftar isi Kata Pengantar Bagian I 1. Boks Boks Bagian II 17. Boks Boks Bagian III 43. Boks Boks 6 65.
IV Daftar isi v Kata Pengantar vii Bagian I 1 Ringkasan Perkembangan Terkini dan Prospek Ekonomi Daerah Boks 1 12 Konvergensi Inflasi Daerah Terhadap Target Inflasi Nasional Boks 2 15 Pergerakan Harga
Lebih terperinciPEREKONOMIAN DOMESTIK
BAGIAN II PEREKONOMIAN DOMESTIK Bagian II PEREKONOMIAN DOMESTIK Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2013 tidak terlepas dari pengaruh perubahan pola siklus yang mewarnai dinamika ekonomi global. Perubahan
Lebih terperinciRakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016
Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016
SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016 Yang kami hormati, Gubernur Jawa Tengah, Bapak H. Ganjar Pranowo, Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia,
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar 4.1).
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) Nilai proyek Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan,Triwulan IV-2013
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan,Triwulan IV-213 Produk Kajian dan Hasil Survei 2 Hasil kajian BI yang dipublikasikan: 1. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan (triwulanan) 2. Kajian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011
No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada
Lebih terperinciDaftar isi Kata Pengantar Bagian I 1. Bagian II 9. Bagian III 27. Bagian IV 51. Bagian V 71. Lampiran 87
IV Daftar isi v Kata Pengantar vii Bagian I 1 Ringkasan Perkembangan Terkini dan Prospek Ekonomi Daerah Bagian II 9 Perekonomian Sumatera Boks 1 22 Peran Pembangunan Infrastruktur Pertanian Terhadap Perekonomian
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan
01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi
Lebih terperinciBAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan
ii Halaman ini sengaja dikosongkan Kata Pengantar Triwulan I 212 Memasuki kuartal pertama 212, berbagai indikator ekonomi di daerah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Secara keseluruhan, perkembangan
Lebih terperinciVOLUME 10 NOMOR 1. Februari 2015
VOLUME 1 NOMOR 1 Februari 215 Daftar Isi 3 Kata Pengantar 5 Bagian I Ringkasan Perkembangan Terkini dan Prospek Ekonomi Daerah 7 Bagian II Perekonomian Sumatera 13 Bagian III Perekonomian Jawa 49 Bagian
Lebih terperinciPublikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:
Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciKajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III
Lebih terperinciAgustus L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 10 NOMOR 3
Agustus 2015 L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 10 NOMOR 3 Halaman ini sengaja dikosongkan L a p o r a n N u s a n t a r a Daftar Isi Kata Pengantar Bagian I Bagian II Bagian III Bagian IV Bagian
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa Selama periode 2001-2010, terlihat tingkat inflasi Indonesia selalu bernilai positif, dengan inflasi terendah sebesar 2,78 persen terjadi pada
Lebih terperinci3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental.
NOVEMBER 2017 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... xi Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xiii Ringkasan Eksekutif... xvii Bab 1 Perkembangan Ekonomi
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciLaporan Pengendalian Inflasi Daerah
Gubernur Bank Indonesia Laporan Pengendalian Inflasi Daerah Rakornas VI TPID 2015, Jakarta 27 Mei 2015 Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Para Menteri Kabinet Kerja Yth. Para Gubernur Provinsi
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan
ii Halaman ini sengaja dikosongkan Kata Pengantar Triwulan II 2012 Perkembangan indikator ekonomi di berbagai daerah pada triwulan kedua 2012 menunjukkan bahwa kinerja perekonomian menghadapi tantangan
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciKata Pengantar. Jakarta, 25 Januari 2010 DIREKTORAT RISET EKONOMI DAN KEBIJAKAN MONETER. Sugeng Kepala Biro
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah-nya sehingga publikasi (TER) triwulan IV- 2009 dapat diterbitkan. Penyusunan publikasi TER dimaksudkan
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan.
2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciTriwulan III Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan ii Kata Pengantar Triwulan III 2012 Memasuki triwulan ketiga 2012, perkembangan indikator ekonomi di berbagai daerah menunjukkan besarnya tantangan eksternal yang dihadapi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan
Lebih terperinciInflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...
Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th. X, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2012 (c-to-c) mencapai 7,19 persen Ekonomi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan
Lebih terperinciRakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan III dan Outlook Oktober 2015
Rakordal KALTENG 2015 Kondisi Perekonomian Triwulan III dan Outlook 2015 19 Oktober 2015 Outline 1 Perekonomian Nasional PDB Inflasi Rupiah Outlook 2015 3 Perekonomian Proyeksi PDRB Target Inflasi Kalteng
Lebih terperinciPublikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:
November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh
Lebih terperinciLaporan Perekonomian Indonesia
1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif
Lebih terperinci