BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

Lampiran 1. Denah Pabrik MT KPBS Pangalengan

IV. METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI KPBS PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau berwirausaha. Kepuasan konsumen merupakan salah satu fokus utama dalam

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

BAB PEN EN A D HU LU N 1.1 Lat L ar B l e ak G mb m ar 1.1

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP IMPORTASI ZONA BASED DAN KELEMBAGAANNYA. Pada Forum D i s k u s i Publik ke-15

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.


DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB IV PEMBAHASAN. optimasi biaya produksi pada home industry susu kedelai Pak Ahmadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk memberikan desain interior yang baik bagi rumah serta dapat

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA JANUARI 2016

SURVEI PENJUALAN ECERAN

LAPORAN KEGIATAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2009

Transkripsi:

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis optimalisasi susu pasteurisasi pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memaksimumkan keuntungan yang diterima KPBS Pangalengan dari penjualan ketiga jenis susu pasteurisasi yaitu kemasan prepack, cup strawberry, dan cup cokelat yang dihasilkan KPBS selama periode 12 bulan. Optimalisasi produksi didasarkan pada metode penelitian yang didahului dengan penentuan variabel tujuan dilanjutkan dengan penentuan variabel kendala. Keputusan yang terbentuk pada model persamaan linear terdiri dari 36 variabel. Jumlah variabel keputusan tersebut didasarkan pada tiga jenis produk yang akan dioptimalkan yaitu susu pasteurisasi prepack, susu pasteurisasi cup strawberry, dan susu pasteurisasi cup cokelat selama periode analisis yaitu 12 bulan. 6.1. Menentukan Fungsi Tujuan Koefisien fungsi tujuan menunjukkan keuntungan yang diperoleh KPBS Pangalengan dari tiga jenis susu pasteurisasi yang diproduksi perbulannya. Nilai keuntangan diperoleh dari selisih penerimaan dengan biaya yang dibutuhkan yang rincian lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 untuk susu pasteurisasi prepack, Lampiran 8 untuk susu pasteurisasi cup strawberry, dan Lampiran 9 untuk susu pasteurisasi cup cokelat. Nilai keuntungan per liter dari masing-masing produk diperoleh dengan membagi nilai keuntungan perbulan dengan jumlah produk (dihitung dalam liter) yang dihasilkan selama satu bulan dalam periode amatan. Perkembangan nilai keuntungan penjualan susu pasteurisasi prepack, cup strawberry, dan cup cokelat di KPBS Pangalengan dapat dilihat pada Tabel 4. 67

Tabel 4. Perkembangan Nilai Keuntungan Penjualan Susu Pasteurisasi Berdasarkan Jenis di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan No Tahun Bulan Nilai Keuntungan Per Liter (Rp) Prepack (X 1 ) Cup Strawberry (X 2 ) Cup Cokelat (X 3 ) 1 2009 Maret 1,351.48 2,256.74 1,868.96 2 April 1,336.52 2,241.82 1,854.04 3 Mei 1,323.18 2,227.63 1,839.84 4 Juni 1,359.06 2,265.11 1,875.73 5 Juli 1,362.58 2,267.03 1,879.25 6 Agustus 1,362.63 2,267.07 1,879.24 7 September 1,364.15 2,268.60 1,880.34 8 Oktober 1,367.58 2,272.03 1,884.25 9 November 1,353.50 2,257.95 1,870.16 10 Desember 1,352.60 2,257.05 1,869.27 11 2010 Januari 1,353.87 2,257.71 1,869.53 12 Februari 1,353.91 2,265.86 1,877.87 Tabel 4 menunjukkan adanya selisih keuntungan dari penjualan susu pasteurisasi baik prepack, maupun cup strawberry, dan cup cokelat setiap bulannya selama periode 12 bulan, meskipun fluktuasinya tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan jumlah produk yang dijual yang berimplikasi pada perbedaan angka penjualan untuk ketiga jenis susu pasteurisasi, dan akhirnya berpengaruh terhadap perbedaan keuntungan dari ketiga jenis susu pasteurisasi selama periode amatan. Selain karena perbedaan jumlah susu pasteurisasi yang dijual, perbedaan nilai keuntungan perliter untuk ketiga produk juga disebabkan karena adanya perbedaan harga jual antar susu pasteurisasi kemasan prepack dengan susu pasteurisasi kemasan cup. Susu kemasan prepack berukuran 500 ml dijual dengan harga Rp 2,500 perkemasan atau setara dengan Rp 5,000 perliter. Sementara susu pasteurisasi kemasan cup berukuran 160 ml dijual dengan harga Rp 1,100 perkemasan atau setara dengan Rp 6,850 perliter. Penetapan perbedaan harga antar susu pasteurisasi kemasan prepack dan cup ini didasarkan pada perbedaan struktur biaya untuk memproduksi kedua jenis 68

produk. Selain susu segar susu pasteurisasi prepack hanya membutuhkan bahan tambahan berupa kemasan prepack. Sementara susu pasteurisasi kemasan cup membutuhkan beberapa bahan baku tambahan seperti gula rafinasi, cup, penutup kemasan cup, flavor, pewarna Ponceau 4R (untuk susu pasteurisasi cup strawberry) serta cokelat bubuk (untuk susu pasteurisasi cup cokelat). Untuk susu pasteurisasi cup manajemen KPBS Pangalengan belum menetapkan perbedaan harga jual. Susu pasteurisasi cup baik rasa strawberry maupun cokelat dijual dengan harga yang sama yaitu Rp 1,100 perkemasan. Padahal struktur biaya untuk kedua rasa berbeda. Susu pasteurisasi cup rasa cokelat memiliki struktur biaya yang lebih tinggi dibandingkan susu pasteursasi cup rasa strawberry karena susu pasteurisasi cup rasa cokelat membutuhkan bahan tambahan berupa cokelat bubuk dalam setiap produksinya. Selain itu kebutuhan gula rafinasi untuk produksi susu pasteurisasi cup cokelat lebih banyak dibandingkan kebutuhan gula rafinasi untuk produksi susu pasteurisasi cup strawberry dengan perbandingan 0.075 kg untuk setiap liter susu pasteurisasi cup rasa cokelat, dan 0.06 kg gula rafinasi untuk setiap liter susu pasteurisasi cup rasa strawberry. Hal inilah yang menyebabkan susu pasteurisasi cup strawberry memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan susu pasteurisasi cup cokelat. Nilai keuntungan pada Tabel 4 merupakan koefisien dari variabel keputusan kombinasi produksi susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi kemasan prepack disimbolkan oleh X 1, susu pasteurisasi cup strawberry disimbolkan oleh X 2, sementara susu pasteurisasi cup cokelat disimbolkan oleh X 3. Angka satu, dua, sampai dua belas yang terdapat setelah angka satu, dua dan tiga yang melambangkan jenis produk susu pasteurisasi secara berurutan melambangkan waktu produksi yang dimulai dari angka satu untuk bulan Maret dan diakhiri dengan angka dua belas untuk bulan Februari. Sebagai contoh produksi susu pasteurisasi prepack pada bulan Maret disimbolkan dengan X 11, produksi susu pasteurisasi cup strawberry pada bulan Maret disimbolkan dengan X 21, produksi susu pasteurisasi cup cokelat pada bulan Maret disimbolkan dengan X 31. Berdasarkan perkembangan keuntungan untuk ketiga jenis produk selama 12 bulan seperti yang tercantum pada Tabel 4 serta formulasi persamaan fungsi 69

tujuan pada metode penelitian dapat diperoleh model fungsi tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Max Z = 1351.48X 11 + 1336.52X 12 + 1323.18X 13 + 1359.06X 14 + 1362.58X 15 + 1362.63X 16 + 1364.15X 17 + 1367.58X 18 + 1353.50X 19 + 1352.60X 110 + 1353.87X 111 + 1353.91X 112 + 2256.74X 21 + 2241.82X 22 + 2227.63X 23 + 2265.11X 24 + 2267.03X 25 + 2267.07X 26 + 2268.60X 27 + 2272.03X 28 + 2257.95X 29 + 2257.05X 210 + 2257.71X 211 + 2265.86X 212 + 1868. 96X31 + 1854.04X 32 + 1839.84X 33 + 1875.73X 34 + 1879.25X 35 + 1874.24X 36 + 1880.34X 37 + 1884.25X 38 + 1870.16X 39 + 1869.27X 310 + 1869.53X 311 + 1877.87X 312 6.2. Menentukan Fungsi Kendala Kendala merupakan faktor pembatas bagi manajemen sebuah perusahaan dalam mengambil keputusan produksi. Dalam optimalisasi produksi kendala yang dimaksud biasanya berupa ketersediaan sumberdaya yang dimiliki perusahaan yang membatasi perusahaan dalam melakukan produksi. Pada penelitian ini sumberdaya yang akan dijadikan variabel kendala dalam perumusan model LP antara lain adalah bahan baku utama berupa susu segar (BB), tenaga kerja langsung (TKL), mesin packaging (PKG), serta bahan baku tambahan berupa kemasan prepack (KP), kemasan cup strawberry (KCS), kemasan cup cokelat (KCC) serta penutup kemasan cup strawberry (LCS), penutup kemasan cup cokelat (LCC), job order prepack (JOP), job order cup strawberry (JOCS), dan job order cup cokelat (JOCC). Sumberdaya-sumberdaya tersebut sengaja dipilih menjadi variabel kendala karena pada keadaan aktual memang sumberdayasumberdaya tersebutlah yang menjadi constrain (batasan) bagi manajemen dalam mengambil keputusan produksi, baik dilihat dari kemudahan memperolehnya di pasar maupun kontribusi penggunaan sumberdaya-sumberdaya tersebut terhadap biaya produksi susu pasteurisasi. 6.2.1. Kendala Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi susu pasteurisasi baik prepack maupaun cup rasa strawberry dan cup rasa cokelat adalah susu segar. 70

Bahan baku susu segar dipasok tunggal dari 7,034 orang peternak anggota KPBS Pangalengan yang berada di tiga Kecamatan dan tersebar di 21 Desa di Kabupaten Bandung (KPBS, 2009). Manajemen MT KPBS Pangalengan mengalokasikan sekitar 10 persen dari total susu segar yang diterima di MT untuk diolah menjadi susu pasteurisasi. Ketersediaan susu segar sebagai bahan baku utama susu pasteurisasi di KPBS Pangalengan selama periode 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kebutuhan Susu Segar Berdasarkan Jenis Susu Pasteurisasi, serta Ketersediaan Susu Segar di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan Jenis Susu Pasteurisasi Waktu Prepack Cup Strawberry Cup Cokelat Jumlah Ketersediaan (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) Maret 95,072 20,600 21,450 137,121.83 255,963.94 April 95,412 20,300 21,100 145,583.82 262,045.91 Mei 101,451 23,100 23,790 148,341.13 273,467.93 Juni 102,149 24,400 26,050 152,599.42 261,547.76 Juli 117,993 22,810 27,450 168,252.44 278,025.24 Agustus 122,266 19,800 20,900 162,965.89 279,793.18 September 95,700 20,000 18,950 134,650.10 248,155.56 Oktober 104,396 28,500 31,150 164,045.81 278,317.54 November 94,301 22,650 24,850 141,801.17 270,352.05 Desember 103,042 25,750 27,950 156,741.72 280,445.91 Januari 92,456 23,450 22,850 138,755.36 282,473.68 Februari 91,413 17,531 16,279 125,223.20 250,582.26 Total Produksi 1,317,393.70 268,691.00 306,519.00 1,913,203.70 3,221,170.96 Tabel 5 menunjukkan kebutuhan serta ketersediaan susu segar untuk memproduksi susu pasteurisasi prepack, cup strawberry, dan cup cokelat. Nilai koefisien pada fungsi kendala ketersediaan bahan baku utama berupa susu segar diperoleh dengan cara membandingkan penggunaan susu segar dengan setiap liter susu pasteurisasi yang dihasilkan. Dari perhitungan diperoleh, untuk menghasilkan satu kemasan prepack berukuran 500 ml dibutuhkan 500 ml susu segar begitupun untuk menghasilkan 160 ml susu kemasan cup baik rasa strawberry maupun cokelat dibutuhkan susu segar dengan ukuran yang sama yaitu 71

160 ml, sehingga koefisien fungsi kendala bahan baku utama untuk masingmasing produk adalah satu. Nilai sebelah kanan (RHS) kendala diperoleh dari jumlah susu segar yang dialokasikan manajemen KPBS Pangalengan untuk diolah menjadi susu pasteurisasi tiap bulannya. Perumusan model pertidaksamaan fungsi kendala bahan baku susu segar selama periode amatan adalah sebagai berikut: bb_1)x11 + X21 + X31 <= 255963.94 bb_2)x12 + X22 + X32 <= 262045.91 bb_3)x13 + X23 + X33 <= 273467.93 bb_4)x14 + X24 + X34 <= 261547.76 bb_5)x15 + X25 + X35 <= 278025.24 bb_6)x16 + X26 + X36 <= 279793.18 bb_7)x17 + X27 + X37 <= 248155.56 bb_8)x18 + X28 + X38 <= 278317.54 bb_9)x19 + X29 + X39 <= 270352.05 bb_10)x110 + X210 + X310 <= 280445.91 bb_11)x111 + X211 + X311 <= 282473.68 bb_12)x112 + X212 + X312 <= 250582.26 6.2.2. Kendala Ketersediaan Bahan Tambahan Bahan tambahan yang dimasukan ke dalam model adalah kemasan prepack, kemasan cup baik untuk cup strawberry maupun cup cokelat, serta penutup kemasan cup baik penutup kemasan cup strawberry maupun penutup kemasan cup cokelat. Bahan baku tambahan tersebut sengaja dipilih menjadi variabel kendala karena memang keberadaannya merupakan pembatas bagi KPBS Pangalengan dalam melakukan pengolahan susu pasteurisasi. Selain ketersediaannya yang terbatas di pasar karena dipasok tunggal dari distributor di Jakarta, kontribusi bahan baku tambahan tersebut ke dalam biaya produksi juga relatif tinggi mengingat untuk tiap kali pemesanan KPBS melakukan pembelian dalam jumlah besar demi menjaga ketersediaan di gudang serta menghemat biaya pengiriman. 6.2.2.1.Kendala Ketersediaan Kemasan Prepack Kemasan prepack yang digunakan sebagai bahan tambahan susu pasteurisasi prepack berbentuk roll. Satu roll kemasan prepack sepanjang 500 m 72

dapat menghasilkan 2,500 bungkus susu pasteurisasi prepack. Penggunaan kemasan prepack adalah sebesar 0.4 m untuk setiap liter susu pasteurisasi tanpa rasa (kemasan prepack). Koefisien kemasan prepack diperoleh dengan cara membandingkan penggunaan kemasan prepack dengan jumlah susu yang dihasilkan tiap bulannya. Dari perhitungan diperoleh nilai koefisien kemasan prepack sebesar 0.0008. Sementara nilai ketersediaan (RHS) kendala diperoleh dengan mengitung nilai persediaan ditambah dengan sepuluh persen dari total penggunaan kemasan prepack pada periode waktu tertentu. Hal ini dilakukan untuk membuat model sedemikian rupa sehingga dapat mengambarkan kondisi aktual. Karena pada kenyataannya KPBS Pangalengan tidak menerapkan manajemen persediaan perbulan untuk semua bahan tambahan. Di awal tahun manajemen KPBS Pangalengan melakukan pembelian dalam jumlah yang besar untuk persediaan dalam waktu yang tidak ditentukan. Jika pada bulan-bulan tertentu persediaan kemasan prepack serta bahan tambahan lainnya mulai menipis, manajemen baru melakukan pembelian ulang dengan jumlah yang tidak ditentukan oleh waktu. Penggunaan serta ketersediaan kemasan prepack di KPBS Pangalengan selama periode 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Produksi Susu Pasteurisasi Prepack, Penggunaan, Ketersediaan serta Nilai Koefisien Kemasan Prepack di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan. Waktu Produksi (liter) Penggunaan Prepack (roll) Ketersediaan Prepack (roll) Koefisien (roll/liter) Maret 95,072 76.06 84.00 0.0008 April 95,412 76.33 84.00 0.0008 Mei 101,451 81.16 89.00 0.0008 Juni 102,149 81.72 90.00 0.0008 Juli 117,993 94.39 104.00 0.0008 Agustus 122,266 97.81 108.00 0.0008 September 95,700 76.56 84.00 0.0008 Oktober 104,396 83.52 92.00 0.0008 November 94,301 75.44 83.00 0.0008 Desember 103,042 82.43 91.00 0.0008 Januari 92,456 73.96 81.00 0.0008 Februari 91,413 73.13 80.00 0.0008 73

Dari Tabel 6 dapat diformulasikan fungsi kendala ketersediaan kemasan prepack di KPBS Pangalengan selama 12 bulan adalah sebagai berikut: kp_1)0.0008x11 <= 84 kp_2)0.0008x12 <= 84 kp_3)0.0008x13 <= 89 kp_4)0.0008x14 <= 90 kp_5)0.0008x15 <= 104 kp_6)0.0008x16 <= 108 kp_7)0.0008x17 <= 84 kp_8)0.00087x18 <= 92 kp_9)0.0008x19 <= 83 kp_10)0.0008x110 <= 91 kp_11)0.0008x111 <= 81 kp_12)0.0008x112 <= 80 6.2.2.2. Kendala Ketersediaan Kemasan Cup Berbeda dengan kemasan prepack kemasan cup baik cup strawberry maupun cup cokelat berbentuk satuan cup, berukuran 160 ml. Untuk memproduksi susu pastrurisasi sebanyak satu liter dibutuhkan 6.25 cup baik untuk susu pateurisasi strawberry maupun cokelat. Sehingga koefisien kemasan cup memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 6.25 cup persatu liter susu pasteurisasi yang dihasilkan. Sama halnya dengan kemasan prepack ketersediaan kemasan cup juga diperoleh dengan menjumlahkan keperluan pada kondisi aktual ditambah 20 persen dari kebutuhan pada kondisi aktual. Nilai penggunaan, serta ketersediaan kemasan cup baik cup strawberry maupun cup cokelat dapat dilihat pada Tabel 7. 74

Tabel 7. Penggunaan, serta Ketersediaan Kemasan Cup Strawberry, dan Kemasan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan Waktu Penggunaan Cup Straw (Pcs) Ketersediaan Cup Straw (Pcs) Penggunaan Cup Cokelat (Pcs) Ketersediaan Cup Cokelat (Pcs) Maret 128,750.00 154,500 134,062.50 160,875 April 126,875.00 152,250 131,875.00 158,250 Mei 144,375.00 173,250 148,687.50 178,425 Juni 152,500.00 183,000 162,812.50 195,375 Juli 142,562.50 171,075 171,562.50 205,875 Agustus 123,750.00 148,500 130,625.00 156,750 September 125,000.00 150,000 118,437.50 142,125 Oktober 178,125.00 213,750 194,687.50 233,625 November 141,562.50 169,875 155,312.50 186,375 Desember 160,937.50 193,125 174,687.50 209,625 Januari 146,562.50 175,875 142,812.50 171,375 Februari 109,568.75 131,483 101,743.75 122,093 Berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel 7 serta uraian sebelumnya dapat dirumuskan formulasi kendala ketersediaan untuk kemasan cup strawberry adalah sebagai berikut: kcs_1)6.25x21 <= 154500 kcs_2)6.25x22 <= 152250 kcs_3)6.25x23 <= 173250 kcs_4)6.25x24 <= 183000 kcs_5)6.25x25 <= 171075 kcs_6)6.25x26 <= 148500 kcs_7)6.25x27 <= 150000 kcs_8)6.25x28 <= 213750 kcs_9)6.25x29 <= 169875 kcs_10)6.25x210 <= 193125 kcs_11)6.25x211 <= 175875 kcs_12)6.25x212 <= 131482 Sementara formlasi variabel kendala untuk kemasan cup cokelat adalah sebagai berikut: 75

kcc_1)6.25x31 <= 160875 kcc_2)6.25x32 <= 158250 kcc_3)6.25x33 <= 178425 kcc_4)6.25x34 <= 195375 kcc_5)6.25x35 <= 205875 kcc_6)6.25x36 <= 156750 kcc_7)6.25x37 <= 142125 kcc_8)6.25x38 <= 233625 kcc_9)6.25x39 <= 186375 kcc_10)6.25x310 <= 209625 kcc_11)6.25x311 <= 171375 kcc_12)6.25x312 <= 122092 6.2.2.3. Kendala Ketersediaan Penutup Kemasan Cup Penutup kemasan cup hanya digunakan untuk produksi susu pasteurisasi cup baik rasa strawberry maupun rasa cokelat. Seperti kemasan prepack, penutup kemasan cup yang digunakan sebagai bahan tambahan susu pasteurisasi cup juga berbentuk roll. Satu roll penutup kemasan cup sepanjang 500 m dapat digunakan untuk 20,000 susu pasteurisasi cup. Dengan membandingkan penggunaan penutup kemasan cup dengan jumlah susu yang dihasilkan tiap bulannya maka diperoleh nilai koefisien penutup kemasan cup sebesar 0.000313 roll penutup kemasan cup untuk setiap liter susu pasteurisasi baik untuk kemasan cup strawberry maupun kemasan cup cokelat. Sementara nilai ketersediaan (RHS) kendala diperoleh dengan menghitung nilai persediaan ditambah dengan 20 persen dari total penggunaan penutup kemasan cup pada periode waktu tertentu selama analisis. Penggunaan serta ketersediaan penutup kemasan cup untuk kemasan cup strawberry dan kemasan cup cokelat di KPBS Pangalengan selama periode 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 8. 76

Tabel 8. Penggunaan, serta Ketersediaan Penutup Kemasan Cup Strawberry, dan Penutup Kemasan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan Waktu Penggunaan Penutup Kemasan Cup Straw (roll) Ketersediaan Penutup Kemasan Cup Straw (roll) Penggunaan Penutup Kemasan Cup Cokelat (roll) Ketersediaan Penutup Kemasan Cup Cokelat (roll) Maret 6.44 7.73 6.70 8.04 April 6.34 7.61 6.59 7.91 Mei 7.22 8.66 7.43 8.92 Juni 7.63 9.15 8.14 9.77 Juli 7.13 8.55 8.58 10.29 Agustus 6.19 7.43 6.53 7.84 September 6.25 7.50 5.92 7.11 Oktober 8.91 10.69 9.73 11.68 November 7.08 8.49 7.77 9.32 Desember 8.05 9.66 8.73 10.48 Januari 7.33 8.79 7.14 8.57 Februari 5.48 6.57 5.09 6.10 Dari Tabel 8 serta keterangan pada penjelasan sebelumnya dapat diformulasikan fungsi kendala ketersediaan penutup kemasan cup strawberry selama 12 bulan adalah sebagai berikut: lcs_1)0.000313x21 <= 7.73 lcs_2)0.000313x22 <= 7.61 lcs_3)0.000313x23 <= 8.66 lcs_4)0.000313x24 <= 9.15 lcs_5)0.000313x25 <= 8.55 lcs_6)0.000313x26 <= 7.43 lcs_7)0.000313x27 <= 7.50 lcs_8)0.000313x28 <= 10.69 lcs_9)0.000313x29 <= 8.49 lcs_10)0.000313x210 <= 9.66 lcs_11)0.000313x211 <= 8.79 lcs_12)0.000313x212 <= 6.57 77

Sementra formlasi variabel kendala untuk penutup kemasan cup cokelat adalah sebagai berikut: lcc_1)0.000313x21 <= 8.04 lcc_2)0.000313x22 <= 7.91 lcc_3)0.000313x23 <= 8.92 lcc_4)0.000313x24 <= 9.77 lcc_5)0.000313x25 <= 10.29 lcc_6)0.000313x26 <= 7.84 lcc_7)0.000313x27 <= 7.11 lcc_8)0.000313x28 <= 11.68 lcc_9)0.000313x29 <= 9.32 lcc_10)0.000313x210 <= 10.48 lcc_11)0.000313x211 <= 8.57 lcc_12)0.000313x212 <= 6.10 6.2.3 Kendala Ketersediaan Tenaga Kerja Langsung (TKL) Tenaga kerja langsung (TKL) dalam produksi susu pasteurisasi adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan produksi susu pasteurisasi baik prepack maupun cup. Jumlah TKL pada KPBS Pangalengan selama periode amatan sebanyak 13 orang, dimana 11 orang aktif bekerja setiap harinya dengan jadwal libur bergilir setiap satu minggu sekali. Tiga belas orang tenaga kerja tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: dua orang di penerimaan susu, delapan orang di proses bagian dalam, dua orang di bagian pengemasan, serta satu orang kepala bagian proses yang bertugas mengawasi setiap tahapan proses dimulai dari penerimaan sampai pengemasan. Lamanya jam kerja TKL adalah delapan jam sehari. Jumlah hari orang kerja per periode (satu bulan) pada KPBS Pangalengan adalah 28-30-31 hari. KPBS Pangalengan berproduksi setiap hari dalam satu tahun dengan jadwal libur bergilir antar para karyawannya. Ketersediaan dan nilai koefisien TKL untuk proses produksi susu pasteurisasi prepack dapat dilihat pada Tabel 9. 78

Tabel 9. Ketersediaan, serta Nilai Koefisien TKL untuk Produksi Susu Pasteurisasi Prepack, di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan Bulan Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Produksi (liter) 95,072 95,412 101,451 102,149 117,993 122,266 95,700 104,396 94,301 103,042 92,456 91,413 Jumlah TKL (orang) Jam kerja/hari Jumlah harian kerja (hari) Ketersediaan (jam) Koefisien (jam/liter) 11 8 31 2,728 0.029 11 8 30 2,640 0.028 11 8 31 2,728 0.027 11 8 30 2,640 0.026 11 8 31 2,728 0.023 11 8 31 2,728 0.022 11 8 30 2,640 0.028 11 8 31 2,728 0.026 11 8 30 2,640 0.028 11 8 31 2,728 0.026 11 8 31 2,728 0.030 11 8 28 2,464 0.027 Tabel 9 menunjukkan nilai koefisien setiap bulan terdapat perbedaan meskipun nilai perbedaannya relatif kecil, dan bahkan ada bulan-bulan tertentu yang memiliki nilai koefisien yang sama. Perbedaan nilai koefisien ini disebabkan karena adanaya fluktuasi jumlah susu pasteurisasi prepack yang diproduksi serta ketersediaan jam kerja tiap bulannya. Nilai koefisien jam kerja langsung diperoleh dari hasil pembagian antara jumlah ketersediaan jam kerja dengan jumlah produksi susu pasteurisasi prepack tiap bulannya. Semakin kecil jumlah susu pasteurisasi yang diproduksi maka akan semakin besar nilai koefisiennya begitu juga sebaliknya. Sementara semakin besar nilai ketersediaan tenaga kerja maka akan semakin besar pula nilai koefisien kendala tenaga kerja langsungnya (Ceteris Paribus). Nilai koefisien kendala TKL untuk susu pasteurisasi kemasan prepack (X 1 ) mencapai angka tertinggi pada bulan Januari yaitu sebesar 0.30 dan mencapai angka terendah pada bulan Agustus yaitu sebesar 0.22. Angka tertinggi terjadi pada bulan Januari karena pada bulan ini produksi susu pasteurisasi prepack rela 79

tif lebih rendah dari bulan yang lainnya, sementara ketersediaan jam tenaga kerja pada bulan Januari cukup besar. Angka koefisien terendah terjadi pada bulan Agustus, karena pada bulan ini produksi susu pasteurisasi prepack mencapai angka tertingginya yaitu sebesar 122,215.89 liter. Ketersediaan dan nilai koefisien jam tenaga kerja langsung (TKL) untuk proses produksi susu pasteurisasi cup dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Ketersediaan, serta Nilai Koefisien TKL untuk Produksi Susu Pasteurisasi Cup Strawberry dan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan Waktu Jumlah TKL (orang) Jam kerja/ hari Jumlah harian kerja (hari) Ketersediaan (jam) Produksi Cup Strawberry Produksi Cup Cokelat Koef Cup Strwbry Koef Cup Cokelat Mar 11 8 31 2,728 20,600 21,450 0.132 0.127 Apr 11 8 30 2,640 20,300 21,100 0.130 0.125 Mei 11 8 31 2,728 23,100 23,790 0.118 0.115 Jun 11 8 30 2,640 24,400 26,050 0.106 0.101 Jul 11 8 31 2,728 22,810 27,450 0.120 0.099 Ags 11 8 31 2,728 19,800 20,900 0.138 0.130 Sep 11 8 30 2,640 20,000 18,950 0.132 0.136 Okt 11 8 31 2,728 28,500 31,150 0.096 0.088 Nov 11 8 30 2,640 22,650 24,850 0.117 0.106 Des 11 8 31 2,728 25,750 27,950 0.106 0.098 Jan 11 8 31 2,728 23,450 22,850 0.119 0.110 Feb 11 8 28 2,464 17,531 16,279 0.141 0.151 Nilai koefisien kendala ketersediaan TKL untuk produksi susu pasteurisasi cup baik rasa strawberry maupun rasa cokelat lebih berfluktuasi dibandingkan dengan nilai koefisien kendala ketersediaan TKL untuk produksi susu prepack. Koefisien tertinggi baik untuk susu pasteurisasi cup strawberry maupun cokelat terjadi pada bulan Februari. Hal ini disebabkan karena produksi susu pasteurisasi cup baik strawberry maupun cokelat mencapai angka paling rendah pada bulan Februari. Sementara koefisien kendala TKL baik untuk susu pasteurisasi cup strawberry maupun cokelat mencapai angka terendah pada bulan Oktober dimana 80

pada bulan ini kedua jenis produk mencapai angka produksi tertingginya yaitu 8,500 liter untuk susu pasteurisasi cup strawberry dan 31,150 liter untuk susu pasteurisasi cup cokelat. Jumlah keseluruhan ketersediaan jam kerja TKL untuk memproduksi susu pasteurisasi di KPBS Pangalengan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Ketersediaan Jam Kerja TKL untuk Produksi Susu Pasteurisasi Prepack, Cup Strawberry, dan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Selama 12 bulan. Waktu Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Ketersediaan Prepack (jam) Ketersediaan Cup Strawberry (jam) Ketersediaan Cup Cokelat (jam) Total Ketersediaan (jam) 2,728 2,728 2,728 8,184 2,640 2,640 2,640 7,920 2,728 2,728 2,728 8,184 2,640 2,640 2,640 7,920 2,728 2,728 2,728 8,184 2,728 2,728 2,728 8,184 2,640 2,640 2,640 7,920 2,728 2,728 2,728 8,184 2,640 2,640 2,640 7,920 2,728 2,728 2,728 8,184 2,728 2,728 2,728 8,184 2,464 2,464 2,464 7,392 Sama halnya dengan formulasi kendala bahan baku tambahan, karena pada penelitian ini model LP diformulasi sedemikian rupa sehingga keluarannya dapat menghasilkan nilai primal yang mendekati kondisi aktual. Maka, ketersediaan jam kerja TKL juga mengalami modifikasi dengan menambah serta mengurangi ketersediaan jam kerja TKL pada bulan-bulan tertentu. Ketersediaan jam TKL pada model serta perbandingan perbedaan dengan perhitungan aktual dapat dilihat pada Tabel 12. 81

Tabel 12. Perbandingan Ketersediaan Jam Kerja TKL Berdasarkan Perhitungan dengan Ketersediaan Pada Formulasi Kendala di KPBS Pangalengan Waktu Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Ketersediaan Berdasarkan Perhitungan Ketersediaan Pada Formulasi Kendala 8,184 8,201 7,920 7,949 8,184 8,209 7,920 7,874 8,184 8,380 8,184 8,140 7,920 7,897 8,184 8,192 7,920 7,925 8,184 8,148 8,184 8,078 7,392 7,399 Perbedaan Ketersediaan Berdasarkan Perhitungan dengan Ketersediaan Dalam Model (%) -0.002-0.004-0.003 0.006-0.024 0.005 0.003-0.001-0.001 0.004 0.013-0.001 Berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel 12 serta uraian di atas, maka formulsi fungsi kendala untuk ketersediaan jam TKL adalah sebagai berikut: tkl_1)0.029x11 + 0.132X21 + 0.127 X31 <= 8201 tkl_2)0.028x12 + 0.130X22 + 0.125X32 <= 7949 tkl_3)0.027x13 + 0.118X23 + 0.115X33 <= 8209 tkl_4)0.026x14 + 0.106X24 + 0.101X34 <= 7874 tkl_5)0.023x15 + 0.110X25 + 0.115X35 <= 8380 tkl_6)0.022x16 + 0.138X26 + 0.130X36 <= 8140 tkl_7)0.028x17 + 0.132X27 + 0.136X37 <= 7897 tkl_8)0.026x18 + 0.096X28 + 0.088X38 <= 8192 tkl_9)0.028x19 + 0.117X29 + 0.106X39 <= 7925 tkl_10)0.026x110 + 0.106X210 + 0.098X310 <= 8148 tkl_11)0.030x111 + 0.119X211 + 0.110X311 <= 8078 tkl_12)0.027x112 + 0.141X212 + 0.151X312 <= 7399 82

6.2.4. Kendala Ketersediaan Mesin Packaging Pada penelitian ini mesin yang dipilih menjadi salah-satu kendala dalam model LP adalah mesin packaging. Mesin packaging dipilih menjadi kendala karena pada kondisi aktual mesin packaging memiliki nilai persentase penggunaan tertinggi yaitu sebesar 56.61 persen untuk penggunaan mesin packaging prepack dan 50.71 persen untuk penggunaan mesin packaging cup. Sementara mesin lain yang juga digunakan untuk produksi susu pateurisasi pada kondisi aktual penggunaannya masih relatif di bawah kapasitas yang dimiliki. KPBS Pangalengan memiliki dua unit mesin packaging untuk susu pasteurisasi prepack serta masing-masing satu unit mesin packaging untuk susu pasteurisasi cup strawberry dan cup cokelat. Ketersediaan jam kerja mesin packaging diperoleh dengan mengalikan jumlah unit mesin packaging, dengan jumlah jam kerja perhari dan jumlah hari kerja perbulan selama periode amatan. Koefisien kendala ketersediaan mesin packaging diperoleh dari pembagian nilai ketersediaan dengan jumlah susu pasteurisasi yang dihasilkan pada periode tertentu. Ketersediaan dan koefisien jam kerja mesin packaging untuk susu pasteurisasi prepack dapat dilihat pada Tabel 13. 83

Tabel 13. Ketersediaan serta Nilai Koefisien Mesin Packaging untuk Produksi Susu Pasteurisasi Prepack di KPBS Pangalengan Selama 12 bulan Waktu Produksi Jumlah Mesin Kapasitas (liter/jam) Jam Kerja Perhari Jumlah Hari Ketersediaan (jam) Koefisien (jam/liter) Maret 95,071.83 2 600 8 31 297,600 3.13 April 95,411.89 2 600 8 30 288,000 3.02 Mei 101,451.13 2 600 8 31 297,600 2.93 Juni 102,149.42 2 600 8 30 288,000 2.82 Juli 117,992.44 2 600 8 31 297,600 2.52 Agustus 122,265.89 2 600 8 31 297,600 2.43 September 95,700.10 2 600 8 30 288,000 3.01 Oktober 104,395.81 2 600 8 31 297,600 2.85 November 94,301.17 2 600 8 30 288,000 3.05 Desember 103,041.72 2 600 8 31 297,600 2.89 Januari 92,455.36 2 600 8 31 297,600 3.22 Februari 91,413.20 2 600 8 28 268,800 2.94 Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai koefisien untuk kendala ketersediaan mesin packaging prepack berbeda-beda. Koefisien tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 3.22, hal ini disebabkan karena pada bulan Januari produksi susu pasteurisasi prepack relatif rendah sementara ketersediaan jam mesin packaging relatif tinggi. Koefisien terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 2.43, pada bulan Agustus produksi susu pasteurisasi mencapai angka tertinggi yaitu 122,265.89 liter. Sementara produksi, kapasitas, ketersediaan serta koefisien untuk mesin packaging cup selama 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 14. 84

Tabel 14. Ketersediaan serta Nilai Koefisien Mesin Packaging untuk Produksi Susu Pasteurisasi Cup Strawberry, dan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan Waktu Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Jumlah HOK Kapasitas Ketersediaan Produksi Produksi Koef Mesin (jam) (liter/jam) (jam) CS CC CS Koef CC 2 248 1,075 266,650 20,600 21,450 12.94 12.43 2 240 1,075 258,048 20,300 21,100 12.71 12.23 2 248 1,075 266,650 23,100 23,790 11.54 11.21 2 240 1,075 258,048 24,400 26,050 10.58 9.91 2 248 1,075 266,650 22,810 27,450 11.69 9.71 2 248 1,075 266,650 19,800 20,900 13.47 12.76 2 240 1,075 258,048 20,000 18,950 12.90 13.62 2 248 1,075 266,650 28,500 31,150 9.36 8.56 2 240 1,075 258,048 22,650 24,850 11.39 10.38 2 248 1,075 266,650 25,750 27,950 10.36 9.54 2 248 1,075 266,650 23,450 22,850 11.37 11.67 2 224 1,075 240,845 17,531 16,279 13.74 14.79 Tabel 14 menunjukkan nilai koefisien kendala ketersediaan mesin packaging untuk produksi susu pasteurisasi cup baik rasa strawberry maupun rasa cokelat lebih berfluktuasi dibandingkan dengan nilai koefisien kendala ketersediaan mesin packaging untuk produksi susu prepack. Koefisien tertinggi baik untuk susu pasteurisasi cup strawberry maupun cokelat terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 13.74 untuk susu pasteurisasi cup strawberry, serta 14.79 untuk susu pasteurisasi cup cokelat. Tingginya nilai koefisien ini disebabkan karena produksi susu pasturisasi cup baik strawberry maupun cokelat mencapai angka paling rendah pada bulan Februari. Sementara koefisien kendala ketersediaan mein packaging baik untuk susu pasteurisasi cup strawberry maupun cokelat mencapai angka terendah pada bulan Oktober dimana pada bulan ini kedua jenis produk mencapai angka produksi tertingginya yaitu 28,500 liter untuk susu pasteurisasi cup strawberry dan 31,150 liter untk susu pasteurisasi cup cokelat. 85

Jumlah keseluruhan ketersediaan jam kerja mesin packaging untuk memproduksi susu pasteurisasi di KPBS Pangalengan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah Ketersediaan Jam Kerja Mesin Packaging untuk Produksi Susu Pasteurisasi Prepack, Cup Strawberry, dan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Selama 12 bulan. Waktu Ketersediaan Prepack (jam) Ketersediaan Cup Strawberry (jam) Ketersediaan Cup Cokelat (jam) Total Ketersediaan (jam) Maret 297,600 266,650 266,650 830,899 April 288,000 258,048 258,048 804,096 Mei 297,600 266,650 266,650 830,899 Juni 288,000 258,048 258,048 804,096 Juli 297,600 266,650 266,650 830,899 Agustus 297,600 266,650 266,650 830,899 September 288,000 258,048 258,048 804,096 Oktober 297,600 266,650 266,650 830,899 November 288,000 258,048 258,048 804,096 Desember 297,600 266,650 266,650 830,899 Januari 297,600 266,650 266,650 830,899 Februari 268,800 240,845 240,845 750,490 Sama halnya dengan formulasi kendala ketersediaan jam kerja TKL, ketersediaan jam kerja mesin packaging juga mengalami modifikasi dengan menambah serta mengurangi ketersediaan jam kerja TKL pada bulan-bulan tertentu. Perubahan ini dilakukan untuk membuat model yang dapat mengambarkan kondisi aktual KPBS dalam memproduksi susu pasteurisasi. Ketersediaan jam kerja mesin packaging pada model serta perbandingan perbedaan dengan perhitungan aktual dapat dilihat pada Tabel 16. 86

Tabel 16. Perbandingan Ketersediaan Jam Kerja Mesin Packaging Berdasarkan Perhitungan dengan Ketersediaan Pada Formulasi Kendala di KPBS Pangalengan Selama 12 bulan Waktu Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Total Ketersediaan (jam) Ketersediaan Pada Formulasi Kendala Perbedaan Ketersediaan Berdasarkan Perhitungn Dengan Ketersediaan Dalam Model (%) 830,899 830,763 0.016 804,096 804,210-0.014 830,899 830,512 0.047 804,096 804,369-0.034 830,899 830,530 0.044 830,899 830,497 0.048 804,096 804,157-0.008 830,899 830,933-0.004 804,096 803,546 0.068 830,899 831,204-0.037 830,899 830,993-0.011 750,490 750,398 0.012 Berdasarkan uraian di atas maka formulsi fungsi kendala untuk ketersediaan jam mesin packaging adalah sebagai berikut: pkg_1)3.13x11 + 12.94X21 + 12.43X31 <= 830763 pkg_2)3.02x12 + 12.71X22 + 12.23X32 <= 804210 pkg_3)2.93x13 + 11.54X23 + 11.21X33 <= 830512 pkg_4)2.82x14 + 10.58X24 + 9.91X34 <= 804369 pkg_5)2.52x15 + 11.69X25 + 9.71X35 <= 830530 pkg_6)2.43x16 + 13.47X26 + 12.76X36 <= 830497 pkg_7)3.01x17 + 12.90X27 + 13.62X37 <= 804157 pkg_8)2.85x18 + 9.36X28 + 8.56X38 <= 830933 pkg_9)3.05x19 + 11.39X29 + 10.38X39 <= 803546 pkg_10)2.89x110 + 10.36X210 + 9.54X310 <= 831204 pkg_11)3.22x111 + 11.37X211 + 11.67X311 <= 830993 pkg_12)2.94x112 + 13.74X212 + 14.79X312 <= 750398 87

6.2.5. Kendala Job Order Perumusan kendala job order digunakan untuk mengetahui batasan produksi yang harus dihasilkan oleh KPBS untuk memenuhi pesanan dari distributor. Jumlah permintaan dari distributor selama 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Jumlah Permintaan Distributor Terhadap Susu Pasteurisasi Prepack, Cup Strawberry, dan Cup Cokelat Melalui Sistem Job Order di KPBS Pangalengan Selama 12 Bulan Waktu JO Prepack (liter) JO Cup Strawberry (liter) JO Cup Cokelat (liter) Maret 95,071.83 20,600 21,450 April 95,411.89 20,300 21,100 Mei 101,451.13 23,100 23,790 Juni 102,149.42 24,400 26,050 Juli 117,992.44 22,810 27,450 Agustus 122,265.89 19,800 20,900 September 95,700.10 20,000 18,950 Oktober 104,395.81 28,500 31,150 November 94,301.17 22,650 24,850 Desember 103,041.72 25,750 27,950 Januari 92,455.36 23,450 22,850 Februari 91,413.20 17,531 16,279 Tabel 17 menunjukkan jumlah pesanan susu pasteurisasi baik prepack maupun cup mencapai angka terendah pada bulan Februari yaitu sebesar 91,413.20 liter untuk susu pasteurisasi prepack, 17,531.00 liter untuk susu pasteurisasi cup strawberry, serta 16,279.00 untuk susu pasteurisasi cup cokelat. Hal ini disebabkan karena Bulan Februari memiliki jumlah hari yang paling sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya, sehingga waktu distributor melakukan pesanan serta KPBS berproduksi pun lebih sedikit dibandingkan bulan lainnya. Permintaan susu pasteurisasi prepack mencapai angka tertinggi pada bulan Agustus yaitu sebesar 122,265.89 liter, sementara susu pasteurisasi cup baik strawberry maupun cokelat mencapai angka tertinggi pada bulan Oktober. Hal ini diduga terjadi karena bulan Oktober terdapat libur panjang Idul Fitri sehingga 88

meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke wilayah Bandung dan sekitarnya (tempat distributor berada). Jumlah pesanan menunjukkan nilai ketersediaan (RHS) kendala Job order pada model LP. Berdasarkan informasi pada Tabel 17 serta uraian di atas, maka fungsi kendala job order untuk produksi susu pasteurisasi dapat disusun sebagai berikut c. JO Prepack X11 >= 95071.83 X12 >= 95411.89 X13 >= 101451.13 X14 >= 102149.42 X15 >= 117992.44 X16 >= 122265.89 X17 >= 95700.10 X18 >= 104395.81 X19 >= 94301.17 X110 >= 103041.72 X111 >= 92455.36 X112 >= 91413.20 b. JO Cup Strawberry X21 >= 20600 X22 >= 20300 X23 >= 23100 X24 >= 24400 X25 >= 22810 X26 >= 19800 X27 >= 20000 X28 >= 28500 X29 >= 22650 X210 >= 25750 X211 >= 23450 X212 >= 17531 a. JO Cup Cokelat X21 >= 20600 X22 >= 20300 X23 >= 23100 X24 >= 24400 X25 >= 22810 X26 >= 19800 X27 >= 20000 X28 >= 28500 X29 >= 22650 X210 >= 25750 X211 >= 23450 X212 >= 17531 6.3. Keluaran Model Linear Programming (LP) Pada penelitian ini model LP diformulasikan untuk dapat menghasilkan nilai primal yang mendekati kondisi produksi aktual. Kombinasi produksi aktual dari ketiga produk dijadikan pembatas dalam model. Hal ini dilakukan agar analisis terhadap hasil keluaran model dapat lebih bermakna, karena memang mengambarkan keadaan produksi yang sesunguhnya. Perbandingan kombinasi produksi susu pasteurisasi pada keadaan aktual dengan hasil olahan model pada kondisi model mendekati aktual, dapat dilihat pada Lampiran 10. Analisis hasil keluaran model pada penelitian ini akan lebih di titik beratkan pada analisis nilai dual untuk melihat alokasi penggunaan sumberdaya (khususnya bahan baku susu segar) pada kondisi aktual, serta mengetahui sumberdaya yang menjadi kendala bagi KPBS Pangalengan dalam memanfaatkan susu segar menjadi susu pasteurisasi; analisis sensitivitas untuk mengetahui selang kepekaan ketersediaan sumberdaya pada kondisi aktual; serta analisis pasca optimal untuk mengetahui perubahan apa saja yang harus dilakukan KPBS agar pemanfaatan susu segar 89

menjadi susu pasteurisasi dapat ditingkatkan, serta dampak negatif sistem job order dapat dihilangkan. 6.3.1. Penggunaan Sumberdaya Analisis dual price (harga bayangan) memberikan informasi terkait dengan ketersediaan serta penggunaan sumberdaya dengan melihat nilai slack atau surplus serta harga bayangannya. Nilai sumberdaya yang terbatas dinyatakan dengan nilai slack/surplus yang sama dengan nol. Kendala yang memiliki nilai slack/surplus sama dengan nol biasanya akan memiliki harga bayangan, kendala seperti ini sering disebut kendala aktif. Sebaliknya, kendala yang memiliki harga bayangan sama dengan nol biasanya akan memiliki nilai slack/surplus, kendala seperti ini disebut kendala pasif karena pengurangan atau penambahan ketersediaan kendala selama masih berada dalam selang yang diperbolehkan tidak akan mempengaruhi nilai keuntungan optimal perusahaan. Nilai slack atau surplus menunjukkan penggunaan sumberdaya untuk menghasilkan kombinasi produksi pada keadaan optimal. Dari nilai slack/surplus dapat diketahui pada kondisi optimal berapa jumlah sumberdaya yang sebenarnya dibutuhkan dan benar-benar termanfaatkan untuk memproduksi kombinasi produk tertentu. Sumberdaya yang memiliki nilai slack/surplus yang besar dapat direalokasi untuk menghemat biaya pembelian. Pengurangan ketersediaan sumberdaya yang memiliki slack/surplus tidak akan mengubah kondisi optimal selama masih dalam rentang yang diizinkan yang dapat dilihat pada hasil analisis sensitivitas model. Harga bayangan merupakan harga sumberdaya yang menunjukkan besarnya pengaruh pengurangan atau penambahan ketersediaan sumberdaya terhadap nilai fungsi tujuan. Harga bayangan yang positif pada sumberdaya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan ketersediaan sumberdaya sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar harga bayangannya tersebut. Harga bayangan negatif pada sumberdaya terbatas menunjukkan bahwa sebenarnya ketersediaan kendala pada formulasi model mengalami kelebihan, sehingga penurunan ketersediaan kendala sebesar satu satuan akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar harga bayangannya itu. 90

Secara umum harga bayangan dapat digunakan untuk mengambarkan berapa potensi keuntungan yang dapat diraih perusahaan dengan menambah ketersediaan sumberdaya yang memiliki harga bayangan positif serta mengurangi ketersediaan sumberdaya yang memiliki harga bayangan yang negatif. Analisis harga bayangan pada penelitian ini dilakukan untuk melihat pemanfaatan bahan baku susu segar serta sumberdaya lainnya yang digunakan untuk memproduksi susu pasteurisasi pada kondisi model aktual. 6.3.1.1. Penggunaan Bahan Baku Susu Segar Manajemen KPBS Pangalengan mengalokasikan sekitar 10 persen susu segar untuk diolah menjadi susu pasteurisasi. Angka ini memang kecil dibandingkan dengan susu segar yang tidak diolah (langsung dikirim ke IPS), padahal kapasitas mesin untuk mengolah susu pasteurisasi di KPBS jauh lebih besar dari produksi pada kondisi aktual. Adanya sistem produksi berdasarkan pesanan bahkan membuat KPBS berproduksi jauh di bawah kapasitasnya. Perbandingan pemanfaatan susu segar di KPBS Pangalengan selama kurun waktu 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 18. 91

Tabel 18. Pemanfaatan Susu Segar Menjadi Susu Pasteurisasi di KPBS Pangalengan Pada Kondisi Model Aktual Waktu Alokasi Susu Segar Untuk Susu Pasteurisasi Pemanfaatan Susu Segar Pada Kondisi Aktual Persentase Terhadap Alokasi (%) Maret 255,963.94 137,122.04 53.57 April 262,045.91 136,811.91 52.21 Mei 273,467.93 148,341.22 54.24 Juni 261,547.76 152,599.45 58.34 Juli 278,025.24 168,252.69 60.52 Agustus 279,793.18 162,966.24 58.25 September 248,155.56 134,650.33 54.26 Oktober 278,317.54 164,046.15 58.94 November 270,352.05 141,801.46 52.45 Desember 280,445.91 156,741.87 55.89 Januari 282,473.68 138,755.59 49.12 Februari 250,582.26 125,223.48 49.97 Rata-rata 268,430.91 147,276.04 54.81 Penggunaan susu segar pada kondisi aktual diperoleh dari perhitungan susu segar yang dialokasikan untuk pengolahan susu pasteurisasi dikurangi dengan nilai slack/ surplus yang tertera pada analisis harga bayangan model LP. Sementara persentase pemanfaatan susu segar diperoleh dari pembagian penggunaan susu segar pada kondisi aktual dengan jumlah susu segar yang dilokasikan manajemen tiap bulannya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada kondisi saat ini menurut model LP, KPBS Pangalengan rata-rata baru memanfaatkan 54.8 persen dari total susu segar yang dialokasikan untuk susu pasteurisasi. Ini berarti sekitar 45.2 persen susu segar yang dialokasikan untuk susu pasteurisasi tidak terolah. Jika KPBS Pangalengan mampu memanfaatkan seluruh susu segar yang telah dialokasikan untuk pengolahan susu pasteurisasi maka, KPBS Pangalengan akan memperoleh peningkatan keuntungan sebesar 78.62 persen dari keuntungan pada kondisi model aktual. Pemanfaatan susu segar menjadi susu pasteurisasi menunjukkan nilai yang berfluktuasi. Pemanfaatan tertinggi terjadi di bulan Juli dengan persentase 92

pemanfaatan sebesar 60.52 persen, hal ini terjadi karena pada bulan Juli terdapat libur panjang sekolah sehingga diduga berpengaruh pada peningkatan permintaan susu oleh konsumen pada agen-agen penjualan akibat meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke wilayah Bandung dan sekitarnya (tempat distributor berada). Sementara pemanfaatan susu segar menjadi susu pasteurisasi mencapai angka terendah pada bulan Januari yaitu sebesar 49.12 persen. Pada bulan Januari alokasi susu segar untuk di olah menjadi susu pasteurisasi mencapai angka paling tinggi dibandingkan bulan lainnya sehingga persentase pemanfaatannya pun menjadi lebih kecil dibandingkan dengan persentase pemanfaatan pada bulan lainnya. 6.3.1.2. Penggunaan Bahan Tambahan Lainnya Selain pemanfaatan susu segar, analisis harga bayangan juga menunjukkan alokasi penggunaan sumberdaya lain yang dimasukan menjadi kendala dalam model seperti kemasan prepack, kemasan cup strawberry, kemasan cup cokelat, penutup kemasan cup strawberry, penutup kemasan cup cokelat, TKL, serta mesin packaging. 1) Kemasan Prepack Penggunaan kemasan prepack pada kondisi model aktual lebih sedikit dibandingkan dengan ketersediaannya, sehingga terdapat persediaan berlebih yang dalam model ditunjukan oleh nilai slack/surplus yang positif dengan rataan kelebihan sebesar 7.514191 roll. Secara rinci hasil analisis harga bayangan penggunaan bahan tambahan kemasan prepack untuk produksi susu pasteurisasi kemasan prepack dapat dilihat pada Tabel 19. 93

Tabel 19. Hasil Analisis Penggunaan Bahan Tambahan Kemasan Prepack di KPBS Pangalengan Pada Kondisi Model Aktual Waktu Slack/ Surplus Harga Bayangan Maret 7.942366 0.000000 April 7.670465 0.000000 Mei 7.839019 0.000000 Juni 8.280428 0.000000 Juli 9.605844 0.000000 Agustus 10.186998 0.000000 September 7.439736 0.000000 Oktober 1.175359 0.000000 November 7.558822 0.000000 Desember 8.566507 0.000000 Januari 7.035530 0.000000 Februari 6.869213 0.000000 Rata-rata 7.514191 0.000000 Adanya nilai slack/surplus pada kendala ketersediaan kemasan prepack tiap bulannya menunjukkan bahwa pada kondisi aktual kemasan prepack merupakan kendala berlebih dan tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan apabila terjadi penambahan atau pengurangan ketersediaan dalam selang yang diperbolehkan. Nilai kelebihan tertinggi terjadi pada bulan Agustus, disebabkan karena pada bulan ini produksi susu pasteurisasi prepack relatif lebih kecil dibandingkan bulan lainnya dengan ketersediaan kemasan prepack yang sama, sehingga terdapat persediaan kemasan prepack yang cukup besar pada bulan tersebut. Selama ini belum ada kebijakan dari perusahaan untuk memanfaatkan sumberdaya yang berlebih, sehingga kelebihan atau penumpukan persediaan di gudang sering terjadi. 2) Kemasan Cup Strawberry Berdasarkan hasil analisis harga bayangan, penggunaan kemasan cup strawberry sebagai bahan baku tambahan untuk memproduksi susu 94

pasteurisasi cup rasa strawberry dalam model LP termasuk kendala berlebih. Sama halnya dengan kemasan prepack penggunaan kemasan cup pada kondisi model aktual lebih sedikit dibandingkan dengan nilai ketersediaannya. Hasil analisis harga bayangan penggunaan bahan tambahan kemasan cup strawberry dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil Analisis Penggunaan Bahan Tambahan Kemasan Cup Strawberry di KPBS Pangalengan Pada Kondisi Model Aktual Waktu Slack/ Surplus Harga Bayangan Maret 25,750.00 0.000000 April 25,375.00 0.000000 Mei 28,875.00 0.000000 Juni 30,500.00 0.000000 Juli 28,512.50 0.000000 Agustus 24,750.00 0.000000 September 25,000.00 0.000000 Oktober 35,625.00 0.000000 November 28,312.50 0.000000 Desember 32,187.50 0.000000 Januari 29,312.50 0.000000 Februari 21,913.25 0.000000 Rata-rata 28,009.44 0.000000 Dari Tabel 20 dapat dilihat, nilai kelebihan terbesar ditunjukkan pada bulan Oktober yaitu sebesar 35,625.00 Pcs, sementara nilai kelebihan terendah ditunjukan pada bulan Februari dengan nilai kelebihan sebesar 21,913.25 Pcs. 3) Kemasan Cup Cokelat Hasil analisis harga bayangan juga menunjukkan adanya nilai surplus pada penggunaan bahan baku tambahan kemasan cup cokelat. 95

Hasil analisis harga bayangan penggunaan bahan baku tambahan kemasan cup cokelat dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Analisis Penggunaan Bahan Tambahan Kemasan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Pada Kondisi Model Aktual Waktu Slack/ Surplus Harga Bayangan Maret 26,812.500000 0.000000 April 26,375.000000 0.000000 Mei 29,373.500000 0.000000 Juni 32,562.500000 0.000000 Juli 34,312.500000 0.000000 Agustus 26,125.000000 0.000000 September 23,687.500000 0.000000 Oktober 38,937.500000 0.000000 November 31,062.500000 0.000000 Desember 34,937.500000 0.000000 Januari 28,562.500000 0.000000 Februari 20,348.250000 0.000000 Rata-rata 29,424.729170 0.000000 Sama halnya dengan ketersediaan kendala kemasan cup strawberry, hasil analisis harga bayangan menunjukkan bahwa ketersediaan kemasan cup cokelat mengalami kelebihan paling besar pada bulan Oktober yaitu sebesar 38937.50 Pcs. Hal ini disebabkan karena ketersediaan kemasan baik cup strawberry maupun cup cokelat pada bulan Oktober memiliki angka tertinggi dibandingkan ketersediaan kemasan cup pada bulan lainnya. Angka ketersediaan terendah untuk kemasan cup cokelat juga dicapai pada bulan Februari dimana ketersediaan kemasan cup cokelat juga memiliki angka terendah pada bulan Februari sehingga selisih ketersediaan dengan penggunaan pada kondisi aktual mencapai nilai terendah pada bulan Februari. 96

4) Penutup Kemasan Cup Strawberry Hasil analisis harga bayangan juga menunjukkan bahwa ketersediaan penutup kemasan cup strawberry mengalami kelebihan di setiap bulan selama periode amatan. Kelebihan ini ditunjukan oleh nilai slack dan surplus yang positif. Slack/surplus yang positif juga menunjukkan bahwa pada kondisi aktual ketersediaan penutup kemasan cup strawberry bukan merupakan kendala bagi KPBS Pangalengan dalam berproduksi. Hasil analisis harga bayangan penggunaan bahan baku tambahan penutup kemasan cup strawberry dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis Penggunaan Bahan Tambahan Penutup Kemasan Cup Strawberry di KPBS Pangalengan Pada Kondisi Model Aktual Waktu Slack/ Surplus Harga Bayangan Maret 1.282200 0.000000 April 1.256100 0.000000 Mei 1.429700 0.000000 Juni 1.512800 0.000000 Juli 1.410470 0.000000 Agustus 1.232600 0.000000 September 1.240000 0.000000 Oktober 1.769500 0.000000 November 1.400550 0.000000 Desember 1.600250 0.000000 Januari 1.450150 0.000000 Februari 1.082797 0.000000 Rata-rata 1.388926 0.000000 Nilai rataan kelebihan untuk kendala penutup kemasan cup strawberry sebesar 1.388926 roll penutup kemasan cup strawberry atau setara dengan 27,778.53 cup susu pasteurisasi cup strawberry. Kelebihan ketersediaan penutup kemasan cup strawberry mencapai angka paling besar juga pada bulam Oktober yaitu sebesar 1.769500 roll. Hal ini disebabkan karena ketersediaan penutup kemasan cup strawberry pada bulan Oktober memiliki angka tertinggi dibandingkan ketersediaan penutup kemasan cup strawberry pada bulan lainnya. Angka ketersediaan 97

terendah untuk penutup kemasan cup strawberry juga dicapai pada bulan Februari dengan angka kelebihan sebesar 1.082797 roll. 5) Penutup Kemasan Cup Cokelat Tak berbeda jauh dengan kendala ketersediaan penutup kemasan cup strawberry, hasil analisis harga bayangan juga menunjukkan bahwa kendala ketersediaan penutup kemasan cup cokelat juga mengalami kelebihan di setiap bulan produksi selama periode amatan. Persentase rataan kelebihan ketersediaan penutup kemasan cup cokelat bahkan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengna kelebihan ketersediaan kendala lainnya, dengan persentase rataan kelebihan sebesar 20.600 persen. Hasil analisis harga bayangan penggunaan bahan baku tambahan penutup kemasan cup cokelat dapat dilihat pada Tabel 23 Tabel 23. Hasil Analisis Penggunaan Bahan Tambahan Penutup Kemasan Cup Cokelat di KPBS Pangalengan Pada Kondisi Model Aktual Waktu Slack/ Surplus Harga Bayangan Maret 1.592200 0.000000 April 1.556100 0.000000 Mei 1.689700 0.000000 Juni 2.132800 0.000000 Juli 3.150470 0.000000 Agustus 1.642600 0.000000 September 0.850000 0.000000 Oktober 2.759500 0.000000 November 2.230550 0.000000 Desember 2.420250 0.000000 Januari 1.230150 0.000000 Februari 0.612797 0.000000 Rata-rata 1.822260 0.000000 Berbeda dengan penutup kemasan cup strawberry, kelebihan ketersediaan penutup kemasan cup cokelat mencapai angka paling besar pada bulan Juli yaitu sebesar 3.150470 roll. Hal ini disebabkan karena ketersediaan penutup kemasan cup cokelat pada bulan Juli memiliki angka 98