BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber daya yang terbatas untuk mendapatkan hasil yang maksimum dengan biaya yang minimum. Untuk mendapatkan keuntungan yang memuaskan maka dalam penelitian ini sumber daya perusahaan yang ada digunakan secara optimal. Optimisasi penggunaan sumber daya ini juga berpengaruh dari pengambilan keputusan. Pembuatan perencanaan produksi pada penelitian ini akan menggunakan model goal programming. Dikarenakan model goal programming dapat diterapkan pada pengambilan keputusan di perusahaan yang memiliki satu atau lebih sasaran yang ingin dicapai. Model Umum Goal Programming Misal: C ij x j b i = koefisien teknologi fungsi kendala tujuan, yaitu yang berhubungan dengan tujuan peubah pengambilan keputusan (x j ) = peubah pengambilan keputusan atau kegiatan yang kini dinamakan sebagai sub tujuan = tujuan atau target yang ingin dicapai d m + = jumlah unit deviasi yang kelebihan ( + ) terhadap tujuan (b m ) d m = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) P k = faktor prioritas pada tujuan ke-k untuk i = 1, 2,..., m, dan j = 1, 2,..., n 37

2 Model umum dari goal programming tanpa faktor prioritas di dalam strukturnya adalah sebagai berikut. m Meminimumkan: Z = i=1 (d + i + d i ) (3.1) Dengan kendala tujuan: C 11 x 1 + C 12 x C 1n x n + d 1 d 1 + = b 1 C 21 x 1 + C 22 x C 1n x n + d 2 d 2 + = b 2 C m1 x 1 + C m2 x C mn x n + d m d m + = b m (3.2) Kendala non negatif: x j, d i, d + i 0 Model untuk persoalan tujuan ganda dengan struktur timbangan prioritas (pre-emptive weights) adalah sebagai berikut. Minimumkan: Z = P 1 d i + + P l d i + P l+1 d i P k d i + (3.3) Dengan kendala: C 11 x 1 + C 12 x C 1n x n + d 1 d 1 + = b 1 C 21 x 1 + C 22 x C 1n x n + d 2 d 2 + = b 2 C m1 x 1 + C m2 x C mn x n + d m d m + = b m dan x j, d i, d i

3 B. Asumsi Permasalahan Nyata Model goal programming harus dibuat berdasarkan permasalahan yang terjadi di Home Industry SELARAS CAKE. Dalam model goal programming, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah variabel, kendala sasaran dan fungsi tujuan. Variabel pertama yang ditentukan adalah jumlah dan jenis kue maupun bakery yang akan dihasilkan. Persamaan kendala dibuat berdasarkan prinsip goal programming yang merupakan pengembangan dari linear programming. Kendala-kendala yang dibentuk disesuaikan dengan tujuan yang ditetapkan perusahaan, yaitu untuk mendapatkan pendapatan maksimal, memenuhi permintaan, meminimalkan biaya, dan memaksimalkan jam kerja. Permasalahan yang terjadi di home industri SELARAS CAKE adalah penentuan kapasitas produksi pada masa yang akan datang. Untuk membuat model perencanaan produksi yang bisa diterima dan diaplikasikan di perusahaan maka dibutuhkan asumsi-asumsi variabel untuk menggambarkan setiap komponen dari permasalahan nyata yang terjadi dalam proses produksi. Berikut ini asumsi-asumsi untuk permasalahan nyata dalam pembentukan model goal programming yang akan digunakan: 1. Bahan baku selalu mencukupi untuk proses produksi. 2. Harga bahan baku tidak berubah. 3. Jumlah produk yang diproduksi sama dengan jumlah produk yang di jual. 4. Tidak ada pengembalian produk dari konsumen. 5. Perusahaan tidak menetapkan nominal keuntungan yang ingin dicapai. 6. Jumlah pegawai tetap, sehingga tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. C. Pembentukan Model Matematika Perencanaan Produksi dengan Goal Programming tanpa Prioritas Sasaran Langkah awal yang harus dilakukan dalam pembentukan model matematika adalah menentukan notasi untuk jenis-jenis produk yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis akan mengasumsikan jenis-jenis produk 39

4 yang diproduksi oleh home industry Selaras Cake dengan variabel X i, dengan i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 sesuai dengan banyaknya produk yang diteliti. 1. Formulasi Fungsi Tujuan Manajer produksi harus mampu membuat keputusan mengenai rencana produksi yang tepat untuk periode yang akan datang agar diperoleh biaya produksi yang paling minimum sehingga keuntungan yang didapatkan bisa semaksimal mungkin dengan tetap memperhatikan kendala-kendala sumber daya yang ada di perusahaan. Oleh karena itu dalam penelitian ini diformulasikan fungsi tujuan yang ingin dicapai dengan menetapkan sasaran teknis dan finansial yang disesuaikan dengan sumber daya yang ada di perusahaan, yaitu: a. Memaksimalkan volume produksi untuk memenuhi permintaan b. Memaksimalkan pendapatan penjualan c. Meminimalkan biaya produksi d. Memaksimalkan jam kerja mesin Dari fungsi tujuan tersebut, terdapat variabel simpangan yang harus diminimumkan. Sehingga fungsi tujuan model goal programming pada permasalahan ini dapat diformulassikan sebagai berikut: m Meminimumkan Z = i=1 (d + i + d i ) (3.4) Untuk i = 1, 2,..., m tujuan 2. Fungsi Kendala Dari penelitian ini ada beberapa tujuan atau sasaran yang ingin dicapai untuk membantu pengambil keputusan dalam membuat perencanaan produksi, sasaran-sasaran ini meliputi : a. Sasaran memaksimalkan volume produksi untuk memenuhi permintaan Dalam dunia bisnis, kepuasan konsumen adalah tujuan utama suatu perusahaan, sehingga terpenuhinya permintaan konsumen akan produk adalah prioritas utama suatu perusahaan. Untuk itu dalam penelitian ini, jumlah permintaan konsumen akan diprediksikan dengan menggunakan data 40

5 penjualan yang sudah ada. Data yang digunakan adalah data penjualan selama 10 bulan terhitung dari bulan Agustus (2015) sampai bulan Mei (2016). Tabel 3.1. Tabel Penjualan Produk Bulan Muffin Coklat Pizza Greenis Bolu Rol Brownies Pisang Bakery Bakery (X2) (X3) (X4) (X1) (X5) (X6) Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Total Untuk memprediksi banyaknya produk yang diproduksi pada periode selanjutnya dilakukan perhitungan peramalan. Perhitungan peramalan ini menggunakan software minitab dengan output dari model moving average (MA) pada lampiran 1, output dari model single exponential smoothing (SES) pada lampiran 2 dan output dari model double exponential smoothing (DES) pada lampiran 3 yang hasil ketiganya dapat dilihat pada tabel berikut: 41

6 Tabel 3.2. Tabel Hasil Peramalan Penjualan Muffin Coklat Pizza Greenis Bolu Rol Brownies Pisang Bakery Bakery (X2) (X3) (X4) (X1) (X5) (X6) MA 32083, , ,3 SES 31585, , , , , ,5 DES , , , , ,6 Dari hasil ketiga peramalan tersebut, peramalan menggunakan model single exponential smoothing memiliki hasil dengan eror paling kecil sehingga data yang dipakai adalah data hasil peramalan dengan model single exponential smoothing. Hasil peramalan dengan model single exponential smoothing ini kita bulatkan keatas untuk menghasilkan bilangan yang bulat. Sehingga hasil peramalan untuk periode salanjutnya adalah muffin pisang sebanyak unit, greenis sebanyak unit, bolu rol sebanyak unit brownies sebanyak unit coklat bakery sebanyak unit dan pizza bakery sebanyak unit. b. Sasaran memaksimalkan pendapatan penjualan Pemaksimalan pendapatan perusahaan akan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah produk yang dijual perusahaan, akan tetapi harga jual perjenis produk yang diproduksi perusahaan memiliki tingkatan yang berbeda. Perbedaan harga masing-masing produk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3. Tabel Harga Produk 42

7 No Jenis Produk Harga Jual (per Satuan) 1 Muffin Pisang Rp3.000,00 2 Greenis Rp2.000,00 3 Bolu Rol Rp1.500,00 4 Brownies Rp2.000,00 5 Coklat Bakery Rp3.000,00 6 Pizza Bakery Rp3.000,00 c. Sasaran meminimalkan biaya produksi Biaya produksi (output cost) merupakan biaya untuk melakukan proses produksi yang terdiri dari bahan langsung, upah langsung, dan biaya tak langsung. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, yang menurut objek pengeluarannya secara garis besar dapat dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Dari perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead akan didapatkan total biaya produksi yang ditunjukkan pada tabel. Tabel 3.4. Tabel Biaya Produksi 43

8 No 1 Jenis Produk Biaya Bahan Baku (per Satuan) Biaya Tenaga Kerja Langsung (per Satuan) Biaya Overhead (per Satuan) Muffin Total Biaya Produksi Pisang Rp700,00 Rp150,00 Rp75,00 Rp925,00 2 Greenis Rp650,00 Rp75,00 Rp75,00 Rp800,00 3 Bolu Rol Rp300,00 Rp150,00 Rp75,00 Rp525,00 4 Brownies Rp650,00 Rp75,00 Rp75,00 Rp800,00 5 Coklat Bakery Rp450,00 Rp150,00 Rp75,00 Rp675,00 6 Pizza Bakery Rp750,00 Rp150,00 Rp75,00 Rp975,00 d. Sasaran memaksimalkan jam kerja mesin Jam kerja mesin sangat berpengaruh pada banyaknya jumlah produk yang dapat diproduksi, karena lamanya mesin beroperasi berbanding lurus dengan jumlah produk yang dihasilkan. Dengan mengoptimalkan jam kerja mesin akan dapat memenuhi jumlah permintaan akan produk. Berikut tabel jam kerja mesin: Tabel 3.5. Tabel Jam Kerja Reguler Mesin 44

9 No Jam Kerja Kapasitas Jam Nama Efektif per- Kerja Efektif Jumlah Mesin 10 Bulan per-10 Bulan (Menit) (Menit) 1 Mixer Oven Kompor Total Model Matematika Dalam penelitian ini peneliti membuat perencanaan produksi menggunakan model goal programming, dengan penggunaan model ini peneliti akan memberikan alternatif yang lebih baik dalam proses produksi agar dapat mengoptimalkan variabel-variabel yang ada untuk mengambil keputusan. a. Variabel dan parameter yang digunakan Variabel dan parameter yang digunakan dalam perumusan goal programming ini adalah sebagai berikut: X i : banyaknya produk ke- i. i : jenis produk yang dihasilkan, i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 P i d i + d i F 1 F 2 H i B i : tingkat permintaan akan jenis produk ke- i : nilai penyimpangan di bawah P i : nilai penyimpangan di atas P i : pendapatan penjualan produk : biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan : harga jual per unit produk i : biaya produksi per unit produk i W ij : waktu proses per unit produk i di mesin j JE : kapasitas jam kerja reguler mesin j 45

10 b. Perumusan Fungsi Tujuan Meminimumkan: Z = ((d 1 + d + 1 ) + (d 2 + d + 2 ) + (d 3 + d + 3 ) + (d 4 + d + 4 ) + (d 5 + d + 5 ) + (d 6 + d + 6 )) + (d 7 + d + 7 ) + (d 8 + d + 8 ) + (d 9 + d + 9 ) (3.5) c. Perumusan Fungsi Kendala 1) Kendala sasaran memaksimalkan jumlah produksi untuk memenuhi jumlah permintaan. Dengan: X i = banyaknya produk ke-i P i = tingkat permintaan terhadap produk i d + i = nilai penyimpangan di atas P i X i d + i = P i (3.6) Supaya d + i minimal maka persamaan fungsi tujuan Z menjadi: Min Z = ( d + i ) (3.7) Untuk mengetahui jumlah permintaan dari jenis produk ke i, dalam penelitian ini jumlah permintaan diramalkan menggunakan metode peramalan single exponential smooting dengan data penjualan 10 bulan periode Agustus 2015 sampai Mei 2016 karena data hasil peramalan menggunakan metode single exponential smooting memiliki eror yang lebih kecil dibandingkan dengan data hasil peramalan menggunakan metode moving average dan double exponential smooting. Tujuan memaksimalkan jumlah produksi untuk memenuhi jumlah permintaan mempunyai kendala yang dituliskan dalam persamaan kendala (3.3), yang dapat diuraikan menjadi : X i d + i = P i (3.8) X 1 d + 1 = X 2 d + 2 = X 3 d + 3 =

11 X 4 d + 4 = X 5 d + 5 = X 6 d + 6 = Perusahaan ingin memenuhi setiap permintaan akan produk, maka fungsi tujuan menjadi meminimalkan angka penyimpangan positif (d + i ) yang dapat ditunjukkan sebagai berikut: + Min Z = d i (3.9) Min Z = d d d d d d 6 2) Kendala sasaran memaksimalkan pendapatan penjualan Dengan : H i X i m = harga jual per unit produk i = jumlah produk i yang diproduksi = banyaknya jenis produk Fungsi tujuan Z sebagai berikut : Min Z = m i=1 H i X i + d 7 (3.10) Perusahaan menginginkan pendapatan yang terbesar dari hasil penjualan produknya, maka seperti yang telah ditunjukkan pada persamaan (3.10), menjadi sebagai berikut: 3000X X X X X X 6 + d 7 = F 1 Min Z = d 7 3) Kendala sasaran meminimalkan biaya produksi. Dengan : B i = biaya produksi per unit produk i Fungsi tujuan sebagai berikut: m Min Z = i=1 B i X i + d 8 (3.11) Perusahaan berusaha untuk meminimalkan total biaya produksi agar mendapatkan keuntungan yang besar, maka seperti yang telah ditunjukkan pada persamaan (3.11), fungsinya menjadi sebagai berikut: 47

12 925X X X X X X 6 + d 8 = F 2 Min Z = d 8 4) Kendala sasaran memaksimalkan jam kerja mesin. Dimana : W i JE d i + d i = waktu proses per unit produk i = kapasitas jam kerja reguler mesin = nilai penyimpangan di bawah JR = nilai penyimpangan di atas JR Kendala Berikut : m i=1 W i X i + d 9 d + 9 = JE (3.12) Fungsi tujuan Z menjadi : Min Z = d i (3.13) Perusahaan ingin memaksimalkan penggunaan mesin, maka fungsi tujuannya adalah meminimalkan angka penyimpangan negatif (d i ) seperti yang telah ditunjukkan pada persamaan (3.12) menjadi sebagai berikut: W 1 X 1 + W 2 X 2 + W 3 X 3 + W 4 X 4 + W 5 X 5 + W 6 X 6 + d 9 d + 9 = JE 120X X X X X X 6 + d 9 d + 9 = Min Z = d 9 Dari pemaparan pemaparan fungsi tujuan dan fungsi kendala di atas, dapat disimpulkan bahwa model matematika yang diperoleh untuk perencanaan produksi di home industry Selaras Cake adalah sebagai berikut: Meminimumkan: Z = (d d d d d d 6 + ) + (d 7 + d 7 + ) + (d 8 + d 8 + ) + (d 9 + d 9 + ) 48

13 Dengan kendala X 1 d + 1 = X 2 d + 2 = X 3 d + 3 = X 4 d + 4 = X 5 d + 5 = X 6 d + 6 = X X X X X X 6 + d 7 = F1 925X X X X X X 6 + d 8 = F2 120X X X X X X 6 + d 9 d + 9 = Hasil dan Pembahasan Hasil dari penelitian ini adalah berupa rekomendasi atau masukan jumlah produk yang optimal yang sebaiknya diproduksi oleh perusahaan untuk mendapatkan produksi yang efektif dan efisien. Penyelesaian permasalahan yang telah diformulasikan dalam bentuk persamaan ini dilakukan dengan bantuan program komputer LINGO Formulasi masalah dalam bentuk skrip LINGO dapat dilihat pada Lampiran 4. Output informasi yang dibutuhkan dari hasil pengolahan skrip LINGO dapat dilihat pada Lampiran 5. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program LINGO untuk mencari informasi yang dibutuhkan antara lain: a. Informasi solusi penyelesaian optimal (nilai fungsi tujuan, nialai variabel keputusan, nilai variabel devisional, nilai reduced cost) dan nilai-nilai slack, surplus serta dual price. 49

14 b. Informasi mengenai analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan model persamaan Penyelesaian Optimal Hasil kombinasi variabel keputusan dari hasil optimisasi yang dilakukan dengan LINGO dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6. Nilai Variabel Keputusan Optimal Goal Programming Tanpa Prioritas Tujuan Berdasarkan Perhitungan LINGO No Kendala Sasaran Variabel Hasil Keterangan X Tercapai Memenuhi Jumlah Permintaan Produksi Memaksimalkan Pendapatan Meminimalkan Biaya Produksi Memaksimalkan Jam Kerja X Tercapai X Tercapai X Tercapai X Tercapai X Tercapai F Tercapai F Tercapai D Tercapai Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa usaha untuk mencapai sasaran pemenuhan jumlah permintaan produk dapat tercapai oleh semua jenis produk. Dari output yang didapat, model menyarankan untuk memproduksi produk X 1 sebanyak unit, X 2 sebanyak unit, X 3 sebanyak unit, X 4 sebanyak unit, X 5 sebanyak unit, X 6 sebanyak unit. Secara keseluruhan, dari tabel di atas didapatkan kombinasi solusi yang optimal yaitu: 50

15 1. Sasaran memenuhi permintaan produksi terpenuhi oleh semua produk. 2. Sasaran memaksimalkan pendapatan diperoleh dengan pendapatan sebesar Rp , Sasaran meminimalkan biaya produksi diperoleh biaya produksi yang harus dikeluarkan sebesar Rp , Sasaran memaksimalkan jam kerja reguler terpenuhi karena tidak terdapat nilai penyimpangan negatif dari penggunaan jam kerja reguler d Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan pada hasil optimisasi suatu kasus. Penggunaan analisis sensitivitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang diperbolehkan pada dasil optimisasi yang telah diperoleh. Hasil output LINGO yang dapat dilihat pada Lampiran 6 menunjukan bahwa analisis sensitivitas parameter nilai ruas kanan kendala dapat diketahui untuk pengendalian nilai optimal output model yang dibuat. Nilai ruas kanan kendala merupakan nilai target sasaran yang telah ditetapkan. Perubahan ini dapat terjadi karena adanya nilai target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga nilai target produksi perlu dinaikkan target sasarannya. Hal ini juga dapat terjadi apabila perusahaan membatasi biaya produksi yang dikehendaki. Ouput LINGO menunjukkan bahwa sasaran pemenuhan target produksi untuk muffin pisang, greenis, bolu rol, brownies, coklat bakery dan pizza bakery dapat ditingkatkan sebanyak-banyaknya atau tidak terhingga. Batas yang dapat dikurangi untuk produksi muffin pisang sebanyak unit, greenis dan bolu rol sebanyak unit, brownies sebanyak unit, serta coklat bakery dan pizza bakery sebanyak unit. Pendapatan optimal yang mungkin dapat diperoleh oleh perusahaan sebanyak Rp ,00, dan minimal nol (0). Biaya produksi yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan optimal dapat mencapai Rp. 51

16 ,00, dan minimal nol (0). Dari hasil tersebut juga diperoleh total jam seluruh mesin bekerja masih dapat dinaikkan dan diturunkan sebesar 4582 jam 30 menit. D. Pembentukan Model Matematika Perencanaan Produksi dengan Goal Programming dengan Prioritas Sasaran 1. Penerapan Prioritas Sasaran Produksi yang diinginkan oleh perusahaan adalah menghasilkan produk yang optimum dengan tetap mempertimbangkan kendala-kendala sumber daya yang ada di perusahaan. Dalam pembahasan sebelumnya perusahaan tidak memberikan urutan prioritas pada masing-masing sasaran. Artinya, perusahaan mengganggap sasaran itu adalah sama pentingnya. Namun, kondisi riil di lapangan, dalam mengambil keputusan harus menetapkan prioritas terlebih dahulu karena pada dasarnya sasaran tidak dapat dipuaskan secara simultan. Prioritas menunjukkan bahwa satu sasaran lebih penting dari sasaran yang lainnya. Dengan kata lain, sasaran dengan prioritas pertama lebih penting dari sasaran kedua dan seterusnya. Hal ini berarti sasaran pertama akan dicapai terlebih dahulu sebelum sasaran pada prioritas berikutnya dicapai. Pada penelitian ini, urutan prioritas tujuan dan pemberian bobot diperoleh dengan meminta penetapan urutan prioritas dari pengambil keputusan di perusahaan tersebut. Berikut ini penetapan dan pemberian bobot pada setiap prioritas sasaran yang ingin dicapai. Tabel 3.7. Tabel Urutan Prioritas - Sasaran Prioritas Bobot Memenuhi Jumlah Permintaan Produsi 52

17 - - - Memaksimalkan Pendapatan Meminimalkan Biaya Produksi Memaksimalkan Jam Kerja Dengan mengasumsikan M1 sebagai sasaran dengan prioritas pertama, M2 sebagai sasaran dengan prioritas kedua, M3 sebagai sasaran dengan prioritas ketiga, dan M4 sebagai sasaran dengan prioritas keempat. Maka model fungsi tujuan dengan pemberian prioritas didalamnya adalah: Meminimumkan: 9 Z = M K (d + i + d i ) i=1 Dimana untuk i = 1, 2,,9 dan K = 1, 2,,6 2. Pembentukan Model Pada pemodelan sebelumnya pembuatan perencanaan produksi tanpa memperhatikan prioritas, diuraikan tentang kendala-kendala sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Pada sub bab ini perbedaannya hanya terdapat pada fungsi tujuan saja dengan kendala yang masih sama. Sehingga fungsi tujuan dengan prioritas berubah menjadi sebagai berikut. Meminimumkan: Z = M1(d d d d d d + 6 ) + M2(d + 7 ) + M3(d + 8 ) + M4(d 9 + d + 9 ) Dengan kendala 53

18 X 1 d + 1 = X 2 d + 2 = X 3 d + 3 = X 4 d + 4 = X 5 d + 5 = X 6 d + 6 = X X X X X X 6 + d 7 = F1 925X X X X X X 6 + d 8 = F2 120X X X X X X 6 + d 9 d + 9 = Hasil dan Pembahasan Sama seperti perhitungan sebelumnya, hasil dari optimisasi model goal programming dengan memperhatikan susunan urutan prioritas ini adalah berupa rekomendasi atau masukan jumlah produk yang optimal yang sebaiknya diproduksi oleh perusahaan untuk mendapatkan produksi yang efektif dan efisien. Penyelesaian permasalahan dengan susunan prioritas ini diformulasikan dalam bentuk persamaan dan dikerjakan dengan bantuan program komputer LINGO Formulasi masalah dalam bentuk skrip LINGO dapat dilihat pada Lampiran 7 sedangkan output informasi yang dibutuhkan dari hasil pengolahan skrip LINGO dapat dilihat pada Lampiran Penyelesaian Optimal Hasil kombinasi variabel keputusan dari hasil optimisasi yang dilakukan dengan LINGO dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8. Nilai Variabel Keputusan Optimal Goal Programming dengan Prioritas Tujuan Berdasarkan 54

19 Perhitungan LINGO No Kendala Sasaran Variabel Hasil Keterangan X Tercapai Memenuhi Jumlah Permintaan Produksi Memaksimalkan Pendapatan Meminimalkan Biaya Produksi Memaksimalkan Jam Kerja X Tercapai X Tercapai X Tercapai X Tercapai X Tercapai F Tercapai F Tercapai D Tercapai Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasilnya sama seperti model goal programming tanpa prioritas tujuan, yaitu usaha untuk mencapai sasaran pemenuhan jumlah permintaan produk dapat tercapai oleh semua jenis produk. Dari output yang didapat, model menyarankan untuk memproduksi produk X 1 sebanyak unit, X 2 sebanyak unit, X 3 sebanyak unit, X 4 sebanyak unit, X 5 sebanyak unit, X 6 sebanyak unit. Secara keseluruhan, dari tabel di atas didapatkan kombinasi solusi yang optimal yaitu: 1. Sasaran memenuhi permintaan produksi terpenuhi oleh semua produk. 2. Sasaran memaksimalkan pendapatan diperoleh dengan pendapatan sebesar Rp ,00. 55

20 3. Sasaran meminimalkan biaya produksi diperoleh biaya produksi yang harus dikeluarkan sebesar Rp , Sasaran memaksimalkan jam kerja reguler terpenuhi karena tidak terdapat nilai penyimpangan negatif dari penggunaan jam kerja reguler d Analisis Sensitivitas Sama seperti analisis sensitivitas pada hasil dan pembahasan model goal programming tanpa prioritas sebelumnya, disini informasi tentang hasil analisis sensitivitas pada model goal programming dengan prioritas juga dikerjakan dengan bantuan sofware LINGO Untuk hasil ouput range atau analisis sensitivitas pada model goal programming dengan prioritas dapat dilihat pada Lampiran 9. Berikut pembahasan tentang output range tersebut. Sama seperti pada model goal programming tanpa prioritas, ouput LINGO menunjukkan bahwa sasaran pemenuhan target produksi untuk muffin pisang, greenis, bolu rol, brownies, coklat bakery dan pizza bakery dapat ditingkatkan sebanyak-banyaknya atau tidak terhingga. Batas yang dapat dikurangi untuk produksi muffin pisang sebanyak unit, greenis dan bolu rol sebanyak unit, brownies sebanyak unit, serta coklat bakery dan pizza bakery sebanyak unit. Pendapatan optimal yang mungkin dapat diperoleh oleh perusahaan sebanyak Rp ,00, dan minimal nol (0). Biaya produksi yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan optimal dapat mencapai Rp ,00, dan minimal nol (0). Dari hasil tersebut juga diperoleh total jam seluruh mesin bekerja masih dapat dinaikkan dan diturunkan sebesar 4582 jam 30 menit. 56

21 57

Optimasi Perencanaan Produksi Kue Dan Bakery di Home Industry SELARAS CAKE Menggunakan Model Goal Programming

Optimasi Perencanaan Produksi Kue Dan Bakery di Home Industry SELARAS CAKE Menggunakan Model Goal Programming JURNAL FOURIER April 2017, Vol. 6, No. 1, 27-35 ISSN 2252-763X; E-ISSN 2541-5239 Optimasi Perencanaan Produksi Kue Dan Bakery di Home Industry SELARAS CAKE Menggunakan Model Goal Programming Nusaibah Al

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, dunia wirausaha menjadi hal yang sangat diminati oleh kalangan muda. Banyak orang yang lebih melirik dunia ini untuk mencari penghasilan. Berada di dunia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA PRODUK AIR MINERAL AQUA DI BANGKALAN

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA PRODUK AIR MINERAL AQUA DI BANGKALAN PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA PRODUK AIR MINERAL AQUA DI BANGKALAN Rica Amalia 1, Tony Yulianto 2, Iin Nofita Sari 3 1,2,3) Jurusan Matematika, Fakultas MIPA,Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang masalah Keberhasilan sebuah teknik operasi riset pada akhirnya diukur berdasarkan penyebaran penggunaannya sebagai sebuah alat pengambilan keputusan (Hamdy A. Taha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas yang penuh dengan persaingan yang ketat, menjadi suatu kewajiban bagi setiap perusahaan untuk mampu bertahan dengan persaingan yang ada dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 43 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan ilmu teknologi yang begitu cepat membuat persaingan pasar di antara perusahaan-perusahaan semakin meningkat, khususnya dalam hal memperebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi)

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri (diferensiasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mendirikan suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dalam sebuah produksi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam dunia usaha. Secara tidak langsung perencanaan produksi akan menjadi standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi merupakan bentuk khusus dari program linear yang digunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia saat ini sudah menghadapi pasar bebas. Hal ini membuat persaingan antara produk produk yang ada di Indonesia semakin ketat terutama produk yang sejenis. Dengan semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM :

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM : ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX Nama : Desty Trisnayannis NPM : 21210860 Latar Belakang Dalam dunia usaha, perusahaan harus memperkirakan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong)

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong) Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 117 128. PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong) Elikson Damanik,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (013) 1-6 PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX, JAWA TIMUR) Pupy Ajiningtyas, Suhud Wahyudi, dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAKUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor kendala pada PT. Primajaya Pantes Garment dengan tujuan untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model RISET OPERASIONAL MINGGU KE- Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik riset operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendapatkan pemesanan dari para konsumen. Agar produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendapatkan pemesanan dari para konsumen. Agar produk-produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini membuat zaman semakin maju terlebih pada dunia bisnis. Bisnis yang berjalan juga beragam, di antaranya adalah bisnis produksi makanan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR NAMA : GALANG INDRAS SUWANTO NPM : 12210908 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : SUPRIYO HARTADI, W. SE. MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING DWI LESTARI Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, dwilestari@uny.ac.id ABSTRAK. Paper ini

Lebih terperinci

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab 71 Lampiran 1. Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab Moving Average Data C1 Length 12 NMissing 0 Moving Average Length 4 Accuracy Measures MAPE 25 MAD 54372 MSD 4819232571 Time C1 MA Predict

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. optimasi biaya produksi pada home industry susu kedelai Pak Ahmadi

BAB IV PEMBAHASAN. optimasi biaya produksi pada home industry susu kedelai Pak Ahmadi BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan model nonlinear untuk optimasi biaya produksi pada home industry susu kedelai Pak Ahmadi menggunakan pendekatan pengali lagrange dan pemrograman

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI Natalia Esther Dwi Astuti 1), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2) Dosen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M. T Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING Lexicographic goal programming adalah salah satu jenis dari goal programming. Model ini adalah model paling umum digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun kronik, penulis akan menguraikan perencanaan diet DM di RS PKU

BAB II KAJIAN TEORI. maupun kronik, penulis akan menguraikan perencanaan diet DM di RS PKU BAB II KAJIAN TEORI A. Perencanaan Menu Diet 1. Pengertian Perencanaan Menu Diet. Mengingat bahwa diet merupakan obat utama yang dapat menekan timbulnya diabetes mellitus (DM) dan dapat menekan kemungkinan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENJUALAN TOPPING EXTRA CHEESE : DWI SEPTIANI NPM :

PENERAPAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENJUALAN TOPPING EXTRA CHEESE : DWI SEPTIANI NPM : PENERAPAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENJUALAN TOPPING EXTRA CHEESE Nama : DWI SEPTIANI NPM : 12210211 Kelas : 3EA13 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi 211 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan produk yang akan diprodksi untuk periode selanjutnyatujuan

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR. tersebut. Dua macam fungsi Program Linear: tujuan perumusan masalah

PROGRAM LINEAR. tersebut. Dua macam fungsi Program Linear: tujuan perumusan masalah PROGRAM LINEAR Program linear adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada sejumlah

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (6)

Pemrograman Linier (6) Pemrograman Linier (6) Analisa Sensitivitas Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia Analisa sensitivitas: pengertian Dalam PL, parameter (data input) dari model dapat diubah dalam batasan tertentu,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN JASA PADA BENGKEL SERVICE MOTOR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN JASA PADA BENGKEL SERVICE MOTOR ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN JASA PADA BENGKEL SERVICE MOTOR Nama : Ahmad Fuad Sobirin NPM : 10210380 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Irfan Ardiansyah, SE., MM. Latar Belakang Banyaknya pengusaha bengkel

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 105 113. PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ Christian Hermawan, Iryanto, Rosman Siregar Abstrak. Penerapan model pemrograman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

Lebih terperinci

PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT

PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT ! PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT Oleh: ROHIDI F 28.0317 1998 JURUSAN TEKNOLOGIINDUSTRI PERT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah yang memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah yang memicu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia industri berkembang semakin pesat dengan munculnya berbagai jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah yang memicu persaingan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI JURUSAN FAKULTAS KOMPUTER UNDA - SAMPIT 28 Materi : SILABUS Matakuliah :Riset Operasional (Operation Research) 1 PENDAHULUAN Perkembangan Riset Operasi Arti Riset Operasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI ROTI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS : UKM IBARAKI BAKERY KOTA PALU)

OPTIMALISASI PRODUKSI ROTI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS : UKM IBARAKI BAKERY KOTA PALU) JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 199-210) ISSN : 2450 766X OPTIMALISASI PRODUKSI ROTI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS : UKM IBARAKI BAKERY KOTA PALU) A. Bolomba 1, A. Sahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum. Di dalam rumah sakit, terdapat bagian-bagian pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum. Di dalam rumah sakit, terdapat bagian-bagian pelayanan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sangat penting bagi semua penduduk di Indonesia. Pemerintah menyediakan rumah sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum. Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang digunakan untuk membahas aplikasi PLFTG untuk investasi portofolio saham. A. Pemrograman Linear Pemrograman matematis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

Lecture 3: Graphical Sensitivity Analysis

Lecture 3: Graphical Sensitivity Analysis Lecture 3: Meskipun Program Linear dianggap sebagai model yang deterministic (koefisien-koefisiennya dianggap sudah pasti, konstan, sehingga nilainilai peubah dapat diperkirakan dengan kepastian tinggi;

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN TIKET PESAWAT PADA CV. VIDO JAYA TOUR DAN TRAVEL

PERAMALAN PENJUALAN TIKET PESAWAT PADA CV. VIDO JAYA TOUR DAN TRAVEL PERAMALAN PENJUALAN TIKET PESAWAT PADA CV. VIDO JAYA TOUR DAN TRAVEL Nama : Awalludin Ma rifatullah Idhofi NPM : 11212269 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri, MM PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menekan biaya yang paling minimal. Produksi banyak tidak selalu menjamin

BAB I PENDAHULUAN. menekan biaya yang paling minimal. Produksi banyak tidak selalu menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya tujuan dari setiap perusahaan baik bergerak dibidang manufaktur maupun jasa adalah memperoleh keuntungan yang maksimal atau menekan biaya yang

Lebih terperinci

2016 PERBANDINGAN SISTEM PERAMALAN PRODUKSI METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING DAN MOVING AVERAGE DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN

2016 PERBANDINGAN SISTEM PERAMALAN PRODUKSI METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING DAN MOVING AVERAGE DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya sebuah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan konsumen dan sekaligus untuk mendapatkan keuntungan dari usaha tersebut.

Lebih terperinci

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ada pada modul 1 ini adalah : Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan melakukan pengembangan dari model yang sudah ada tentang penanganan logistik bantuan. Penentuan rute dan jumlah alokasi komoditi ke setiap titik permintaan

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS Merupakan metode yang biasanya digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan pada pemrogramman linear yang kombinasi variabelnya terdiri dari tiga variabel atau lebih. Metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Proyeksi Permintaan, Optimasi, Integer Linear Programming.

ABSTRAK. Kata Kunci: Proyeksi Permintaan, Optimasi, Integer Linear Programming. ABSTRAK Saat ini terdapat banyak UMKM yang berkembang di Yogyakarta. Salah satunya adalah usaha Phia Deva yang memproduksi penganan phia dengan berbagai macam varian rasa. Phia Deva adalah industri kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING Vera Devani Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ABSTRAK Metode

Lebih terperinci

Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 2 PENDAHULUAN Salah

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER: FORMULASI DAN PEMECAHAN GRAFIS

PEMROGRAMAN LINIER: FORMULASI DAN PEMECAHAN GRAFIS RISET OPERASIONAL Riset operasi adalah metode yang digunakan untuk memformulasikan dan merumuskan permasalahan sehari hari ke dalam pemodelan matematis untuk memperoleh solusi yang optimal. Bagian terpenting

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR)

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR) PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR) Oleh : Pupy Ajiningtyas 1209 100 075 Dosen Pembimbing : 1. Drs. Suhud Wahyudi, M.Si

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Process Metodologi Penelitian IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Mencari teknik peramalan yang tepat terhadap volume produksi yang ada STUDI PUSTAKA Mencari

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN GOAL PROGRAMMING DI PT. AGRI FIRST INDONESIA

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN GOAL PROGRAMMING DI PT. AGRI FIRST INDONESIA OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN GOAL PROGRAMMING DI PT. AGRI FIRST INDONESIA T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Oleh

Lebih terperinci