ANALISIS DAYA SAING KOMODITI LADA DI KABUPATEN KOLAKA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

IV METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR

IV. METODE PENELITIAN

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007 Hal: namun sering harganya melambung tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh nelayan. Pe

III KERANGKA PEMIKIRAN

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

III. METODE PENELITIAN. peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai berikut:

DAFTAR TABEL. 1. Produksi manggis di Pulau Sumatera tahun Produksi manggis kabupaten di Provinsi Lampung tahun

.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR

STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost )

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

EFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING LADA PUTIH

Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan

ANALISIS DAYA SAING USAHA PEMBESARAN IKAN NILA PETANI PEMODAL KECIL DI KABUPATEN MUSI RAWAS

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA) DI KABUPATEN REJANG LEBONG

ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict)

SENSITIVITAS DAYA SAING JERUK LOKAL KABUPATEN JEMBER [SENSITIVITY OF JEMBER LOCAL CITRUS COMPETITIVENESS]

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHATANI JAGUNG DAN PADI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA ZULKIFLI MANTAU

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang

ANALISIS DAYASAING USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF SERTA IMPLIKASI KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN BENGKAYANG

DAMPAK KEBIJAKAN KREDIT DAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHATANI PADI. I Made Tamba Ni Luh Pastini

EMBRYO VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2010 ISSN

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

IV. METODE PENELITIAN. Fish Farm) dilaksanakan di lokasi usaha yang bersangkutan yaitu di daerah

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

DAMPAK DEPRESIASI RUPIAH TERHADAP DAYA SAING DAN TINGKAT PROTEKSI KOMODITAS PADI DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS KEBIJAKAN KOPI ROBUSTA DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PENGUATAN REVITALISASI PERKEBUNAN

Pengkajian Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usahatani Padi dan Jeruk Lahan Gambut Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan

Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004)

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

DAYA SAING USAHATANI LADA DI LAMPUNG

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI

ANALISIS SENSITIVITAS

Jl. Veteran Malang Telp (0341)

EFISIENSI DAN DAYA SAING SISTEM USAHATANI PADI

ANALISIS DAYA SAING UBI KAYU INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

JIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013

Keunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

DAYA SAING DAN PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITI KAKAO DI SULAWESI TENGAH

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

JIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013

Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya)

PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS PERBERASAN PROPINSI JAWA TENGAH SEBAGAI UPAYA MENJAGA KEDAULATAN PANGAN

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS BAWANG MERAH DI KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUKOMUKO (STUDI KASUS DESA BUMI MULYA)

MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI

DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

ANALISIS DAYA SAING KEDELAI DI JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS JAGUNG DAN MANGGA DI KABUPATEN BLORA Development of Corn and Mango Agribusiness Region in Blora District

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

Transkripsi:

117 ANALISIS DAYA SAING KOMODITI LADA DI KABUPATEN KOLAKA TIMUR Nursalam 1*, Yuli Purbaningsih 2, Muh. Obi Kasmin 3 123 Program Studi Agribisnis Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Popalia, Kolaka, Indonesia email : nhoersalam@gmail.com ABSTRAK Kebun lada adalah salah satu sektor unggulan di Kabupaten Kolaka Timur yang dapat menjadi kontributor utama dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bersama dengan kebun kakao. Pertanian merica telah menjadi sumber ekonomi bagi sebagian besar orang di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing komoditas lada di tingkat petani di Kabupaten Kolaka Timur. Penelitian ini menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM) untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan komoditas lada di Kabupaten Kolaka Timur memiliki tingkat daya saing yang tinggi seperti ditunjukkan oleh nilai DRCR 0,62 dan nilai PCR 0,71. Kebijakan input-output pemerintah menunjukkan bahwa ada kebijakan pemerintah yang mengurangi manfaat produsen kakao di Kabupaten Kolaka Timur sebagaimana ditunjukkan oleh nilai PC 0,8316. Nilai PC juga menunjukkan berapa potensi keuntungan yang bisa diterima oleh petani, yaitu sebesar 16,84%. Kata kunci: Daya Saing, Kolaka Timur, lada ABSTRACT Pepper farm is the one of leading sector in East Kolaka Regency who can be a main contributor in Gross Domestic Regional Product (GDRP) structure along with cocoa farm. Pepper farm has become a economic source for most of the people in the area. This study aimed to analysis the competitiveness of pepper commodities at the farm level in East Kolaka Regency. This study used the policy Analysis Matrix (PAM) to analyze the data. The results of the study showed pepper commodity in East Kolaka Regency has a high level of competitiveness as shown by the DRCR value of 0,62 and PCR value of 0,71. The government`s policy of input-output showed that there is a government policy which reduce the benefits of cocoa producer in East Kolaka Regency as indicated by the PC value of 0,8316. The value of PC also showed how many a potential profitability that can be accepted by a farmers, that is equal to 16,84%. Keywords: Competitiveness, East Kolaka, pepper I. PENDAHULUAN Aktifitas perekonomian suatu negara tidak bisa dipisahkan dari perdagangan internasional. Negaranegara banyak yang mengandalkan perdagangan internasional sebagai penggerak perekonomian dan sumber pendapatan negara (Bustami dan

118 Hidayat, 2013). Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan dikenal sebagai negara agraris. Pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang devisa dan subsektor perkebunan ikut berperan dalam peningkatan nilai ekspor komoditas pertanian (Aprilia, dkk., 2015). Salah satu komoditi perkebunan yang memilki potensi pasar yang cukup luas adalah lada. Indonesia merupakan produsen utama lada dunia bersama-sama dengan India, Malaysia dan Brazil (Susilowati, 2003). Penurunan produksi lada pada tahun 2014 menunjukkan adanya kendala yang membatasi perkembangan produksi lada Indonesia (Wahyudi dan Pribadi, 2016). Usahatani lada merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Kolaka Timur yang menjadi penyumbang utama dalam struktur PDRB bersama dengan usahatani lada. Usahatani lada telah menjadi sumber perekonomian bagi sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut. Pada tahun 2015, luas lahan usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur mencapai 3.565 hektar, dengan jumlah produksi biji lada sebesar 8.548 ton (BPS Sulawesi Tenggara, 2016). Jumlah produksi tersebut merupakan produksi terbesar dibandingkan seluruh wilayah kabupaten dan kotamadya yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara. Untuk meningkatkan daya saing komoditi lada, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi yang efisien, khususnya pada peningkatan mutu produksi dan adopsi atau inovasi teknologi (Wahyudi dan Pribadi, 2016). Akan tetapi, salah satu faktor penting yang juga berperan penting dalam peningkatan posisi daya saing suatu komoditi pertanian, termasuk komoditi lada adalah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terhadap input maupun output dari komoditi lada tersebut. Perbedaan atau kebaruan dari penelitian ini dibandingkan penelitian-penelitian yang sejenis adalah nilai tukar yang digunakan pada penentuan SER (Shadow Exchange Utilized Rate) mengacu pada kurs atau nilai tukar terbaru pada periode Mei tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani

lada dan dampak kebijakan pemerintah terhadap keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur. II. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani lada di Kabupaten Kolaka Timur, sedangkan penentuan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode cluster berdasarkan jumlah populasi petani terbanyak di masingmasing kecamatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 92 petani, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Komposisi Jumlah Sampel Penelitian Menurut Kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur, Tahun 2018 No Kecamatan Jumlah Petani Jumlah Sampel 1 Tinondo 314 25 2 Mowewe 421 33 3 Lambandia 424 34 Jumlah 1.159 92 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Kolaka Timur, Tahun 2017 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden penelitian dengan menggunakan kuisioner, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui lembaga atau instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data sekunder adalah dengan melakukan observasi dan pencatatan langsung terhadap data-data tersebut. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian adalah dengan menggunakan matriks policy Analysis Matrix (PAM), seperti pada tabel berikut: 119

Tabel 2. Matrix PAM Analisis Daya Saing Komoditi Lada di Kabupaten Kolaka Timur, Tahun 2018 Deskripsi Biaya Penerimaan Keuntungan Input Input Non tradable Tradable Harga Privat A B C D Harga Sosial E F G H Dampak Kebijakan I J K L Sumber: Monke dan Pearson, 1989 Keterangan: A = Penerimaan usahatani lada pada harga privat, B= Total biaya tradable usahatani lada pada harga privat, C = Total biaya non tradable usahatani lada pada harga privat, D = Tingkat keuntungan pada harga privat, E = Penerimaan usahatani lada pada harga sosial, F = Total biaya tradable usahatani lada pada harga sosial, G = Total biaya non tradable usahatani lada pada harga sosial, H = Tingkat keuntungan pada harga sosial, I = Transfer output (A-E), J = Transfer input (B-F), K = Transfer faktor (C- G), L = Transfer bersih (D-H). Indikator yang digunakan dalam model PAM yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Domestic Resource Cost Ratio (DRCD) yang merupakan indikator keunggulan komparatif, Privat Cost Ratio (PCR) yang merupakan indikator keunggulan kompetitif, Output Transfer (OT) yang menunjukkan transfer dari konsumen terhadap 120 produsen, Nominal Protection Coefficient on Output (NPCO) yang menunjukkan tingkat proteksi pemerintah terhadap output domestik, Input Transfer (IT) yang menunjukkan transfer dari petani produsen kepada produsen input tradable, Nominal Protection Coefficient on Input (NPCI) yang menunjukkan tingkat proteksi pemerintah terhadap harga input domestik, Net Transfer (NT) yang menunjukkan surplus produsen yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah terhadap input dan output, Profitability Coefficient (PC) yang menunjukkan kebijakan pemerintah secara umum kepada produsen, Effective Protection Coefficient (EPC) yang menunjukkan tingkat proteksi simultan terhadap output dan input tradable, Subsidy Ratio to Producer (SRP) yang menunjukkan proporsi penerimaan pada harga sosial apabila subsidi atau

pajak digunakan sebagai pengganti kebijakan. Penentuan Harga Bayangan Harga Bayangan Nilai Tukar Harga bayangan nilai tukar rupiah didekati dengan menggunakan Standard Convertion Factor (SCF) sebagai nilai tukar sesuai yang berlaku (Suryana, 1980) dengan rumus matematik sebagai berikut: ( ) ( ) Keterangan: SCFt = Standard Convertion Factor tahun t Xt = Nilai ekspor tahun t Mt = Nilai impor tahun t Txt = Nilai pajak ekspor tahun t Tmt = Nilai pajak impor tahun t SER = Shadow Exchange Utilized Rate tahun t (Rp/US $) OER = Nilai tukar resmi tahun t (Rp/US $) Harga Bayangan Output Harga yang digunakan sebagai dasar penentuan harga bayangan output adalah harga perbatasan (border price). Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan 121 Perdagangan Propinsi Sulawesi Tenggara (2017), bahwa kegiatan ekspor lada terakhir yang tercatat dilakukan pada tahun 2017 di pelabuhan terdekat, yaitu pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Harga Bayangan Sarana Produksi dan Peralatan Harga bayangan sarana produksi dan peralatan merupakan harga sebenarnya dari sarana produksi yang digunakan tanpa adanya subsidi dari pemerintah. harga bayangan sarana produksi (bibit, urea, TSP, KCL, pestisida dan peralatan) didekati dengan melakukan penyesuaian dengan cara pemisahan antara komponen yang dapat diperoleh melalui kegiatan impor (luar negeri) dan yang berasal dari dalam negeri. Penentuan harga bayangan sarana produksi pupuk (urea, TSP dan KCL) didasarkan atas harga CIF dan konversi nilai tukar rupiah (SER), sedangkan harga bayangan untuk sarana produksi bibit, pestisida dan peralatan karena perolehannya berasal dari dalam negeri, maka harga bayangannya sama dengan harga aktualnya (Hariyanto dalam Antariyandarti, dkk., 2012).

Harga Bayangan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani lada di daerah penelitian adalah tenaga kerja tidak terampil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pearson, Gotsch dan Bahri (2005) yang menyatakan bahwa pada umumnya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan usahatani di pedesaan adalah tenaga kerja yang tidak terampil dan tidak ada divergensi pada pasar tenaga kerja di pedesaan. Penentuan harga bayangan tenaga kerja dalam penelitian ini adalah sebesar 80% dari tingkat upah yang berlaku (Suryana, 1980). Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa terdapat 20% opportunity cost dari para petani tersebut untuk memperoleh 122 pendapatan atau pekerjaan di luar usahatani lada. Harga Bayangan Lahan Harga bayangan lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai sewa lahan yang berlaku di daerah penelitian. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa mekanisme pasar lahan di lokasi penelitian berjalan dengan baik, sehingga diperoleh harga rata-rata sewa lahan di lokasi penelitian adalah sebesar Rp. 3.500.000 per hektar per tahun. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini secara rinci disajikan dalam berikut: tabel model matriks PAM Tabel 2. Policy Analysis Matrix Usahatani Lada di Kabupaten Kolaka Timur, Tahun 2018 Uraian Revenue Input Tradable Input Non Tradable Profit Privat 31.863.000 3.122.000 20.276.456 8.464.544 Sosial 32.329.507 5.351.400 16.799.776 10.178.331 Divergensi -466.507-2.229.400 3.476.680-1.713.787 Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018 Profitabilitas Finansial dan Ekonomi Berdasarkan hasil perhitungan terhadap seluruh komponen produksi usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur menunjukkan bahwa penerimaan pada harga sosial sebesar Rp 32.329.507, sedangkan penerimaan

pada harga privat sebesar Rp 31.863.000. Perbedaan nilai penerimaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan harga produksi lada pada harga sosial dan harga privat, dimana harga produksi pada harga sosial adalah sebesar Rp 39.571/kg, sedangkan harga produksi pada harga privat adalah sebesar Rp 39.000. Perbedaan nilai penerimaan pada harga privat dan harga sosial akan menyebabkan perbedaan tingkat keuntungan atau profitabilitas secara finansial dan secara ekonomi. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai profitabilitas finansial usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur berdasarkan harga privat adalah sebesar Rp 8.464.544, sedangkan profitabilitas ekonomi berdasarkan harga sosial adalah sebesar Rp 10.178.331. Perbedaan keuntungan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan nilai penerimaan dan biaya produksi pada harga privat dan harga sosial. Perbedaan antara keuntungan finansial dan ekonomi yang terjadi menunjukkan adalanya divergensi pada harga output usahatani lada, yaitu perbedaan pada harga privat dan sosial, dimana harga privat produksi lada lebih rendah dibandingkan harga sosialnya. Rendahnya harga privat tersebut disebabkan karena rantai tataniaga yang belum efektif, sehingga harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan harga yang sesungguhnya. Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif merupakan indikator yang menunjukkan tingkat daya saing suatu wilayah terhadap komoditas yang dihasilkan. Indikator yang digunakan untuk menentukan keunggulan komparatif adalah nilai Domestic Resource Cost Ratio (DRCR), sedangkan indikator untuk menentukan tingkat keunggulan kompetitif didasarkan atas nilai Private Cost Ratio (PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai DRCR usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur adalah sebesar 0,62. 123 Nilai DRCR tersebut mengindikasikan bahwa usahatani lada memiliki keunggulan komparatif atau memiliki daya saing yang tinggi, sesuai dengan pendapat Soetriono (2009), yang menyatakan bahwa daya saing yang tinggi terjadi apabila nilain DRCR dan PCR

124 berada pada rentang 0,510 sampai 0,759. Nilai DRCR tersebut menunjukkan bahwa untuk melakukan produksi pada usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur hanya memerlukan biaya sumberdaya domestik sebesar 62 persen dari biaya impor yang dibutuhkan, atau dengan kata lain untuk setiap US $ 1,00 yang dibutuhkan untuk mengimpor biji lada, hanya diperlukan biaya domestik sebesar US $ 0,62 untuk memperoduksinya di Kabupaten Kolaka Timur. Nilai PCR yang diperoleh pada usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur adalah sebesar 0,71. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usahatani lada tingkat keunggulan kompetitif yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapatan dari Soetriono (2009), yang menyatakan bahwa daya saing yang tinggi terjadi apabila nilain DRCR dan PCR berada pada rentang 0,510 sampai 0,759. Nilai PCR menunjukkan bahwa untuk menghasilkan produksi lada di Kabupaten Kolaka Timur hanya memerlukan biaya domestik sebesar 71 persen dari biaya yang dikeluarkan apabila lada tersebut diimpor, dimana untuk setiap US $ 1,00 biaya yang dibutuhkan untuk mengimpor lada, hanya diperlukan biaya sebesar US $ 0,71 untuk memperoduksinya di Kabupaten Kolaka Timur. IV. SIMPULAN DAN SARAN Usahatani lada di Kabupaten Kolaka Timur memiliki tingkat daya saing yang tinggi, yang ditunjukkan dengan nilai Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) sebesar 0,62 dan nilai Privat Cost Ratio (PCR) sebesar 0,71. Sebagai upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan petani dan lebih meningkatkan daya saing komoditas lada di Kabupaten Kolaka Timur, pemerintah diharapkan dapat merumuskan kebijakan sebagai berikut: 1. Pemerintah memberi subsidi pupuk langsung kepada petani dan menjamin ketersediaan pupuk. 2. Menurunkan tarif bea masuk pupuk, mempermudah biaya pengurusan atau jasa impor pupuk, dan memberikan subsidi kepada industri pupuk dalam

negeri sehingga pupuk dalam negeri bisa lebih murah. 3. Menurunkan biaya ekspor lada, PPN dan PPh baik untuk pemasaran dalam negeri maupun untuk pemasaran ekspor. DAFTAR PUSTAKA Antriyandarti, E. Ferichani, M. dan Ani, S. W. (2012). Laporan Penelitian Hibah Bersaing: Desain Pengembangan Kawasan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Tengah Sebagai Upaya Menjaga Kedaulatan Pangan. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Aprilia, F. R., Arifin, Z, & Sunarti. (2015). Posisi Daya Saing dan Spesialisasi Perdagangan Lada Indonesia Dalam Menghadapi Globalisasi (Studi Pada Ekspor Lada Indonesia Tahun 2009-2013). Jurnal Administrasi Bisnis. 27(2). Bustami, B., & Hidayat. (2013). Analisis Daya Saing Produk Ekspor Impor Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 1(2), 56 71. BPS Sulawesi Tenggara. (2016). Sulawesi Tenggara dalam Angka Tahun 2016. Kendari. Retrieved from https://sultra.bps.go.id/publicati on/2016/07/15/ 060fb0685c3ebce62b0ad4d3/pr ovinsi-sulawesi-tenggaradalam-angka-2016.html Monke, E. A., & S. R. Pearson. (1989). The Policy Analysis 125 Matrix for Agricultural Development. New York. Cornell University Press. Pearson, S. R, C. Gotsch dan S. Bahri. (2005). Aplikasi Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia. Yayasan Obor Indonesia Jakarta. Soetriono. (2009). Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta dengan Model Daya Saing Tree Five. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Suryana, A. (1980). Keuntungan Komparatif dalam Produksi Ubi Kayu dan Jagung di Jawa Timur dan Lampung dengan Analisa Penghematan Sumberdaya Domestik. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Susilowati, S. H. (2003). Dinamika Daya Saing Lada Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. 21(2). 122 144. http://dx.doi.org/10.21082/jae. v21n2.2003.122-144